PEMANFAATAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SEBAGAI

Download Fungsi utama TPA adalah tempat pembuangan akhir sampah, namun TPA. Kabupaten Pati ini ... Bermanfaat sebagai bahan kajian atau informasi me...

1 downloads 517 Views 875KB Size
PEMANFAATAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SEBAGAI OBJEK WISATA EDUKATIF DI DESA SUKOHARJO KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Aji Novia Prastanti 3201411030

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

i

ii

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil kaya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 4 Mei 2015

Aji Novia Prastanti NIM. 3201411030

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

:

 Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmu-lah engkau berharap (QS Al Insyirah ayat 5-8).  Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving (Albert Einstein).  Be Better for every step we have (Aji Novia Prastanti).

PERSEMBAHAN

:

1. Mama Agustiyani dan Papa Sarjoko, orangtua penulis yang selalu mendoakan, menyayangi, mencintai, membimbing, mendidik, dan mendukung setiap langkah penulis untuk mewujudkan impian. 2. Bella Aidha Sukmayani dan Riski Akbar Ragil Saputra, adik-adik penulis yang selalu memberi semangat dan menghibur dikala penulis mengalami kejenuhan menjalani rutinitas. 3. Teman-teman Jurusan Geografi 2011, Mahasiswa Berprestasi Unnes 2014, Student Staff Unnes 2015, dan seseorang yang selalu memotivasi setiap langkahku. 4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Geografi FIS Unnes. 5. Almamater Universitas Negeri Semarang.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Alloh SWT atas segala rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai Objek Wisata Edukatif di Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati” Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan di waktu yang tepat berdasarkan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang bersifat material maupun motivasional. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi di waktu yang tepat. 2. Dr. Subagyo, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi di waktu yang tepat. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. Ketua Jurusan Georafi Universitas Negeri Semarang dan dosen pembimbing penulis yang telah tulus ikhlas, sabar menyediakan

waktu,

tenaga,

dan

pikiran

untuk

membimbing

dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga penulis dapat dengan lancar menyelesaikan penyusunan skripsi. 4. Drs. Moh. Arifien, M.Si. Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menguji dan memberi masukan kepada penulis sehingga penulis terbantu untuk menyempurnakan skripsi ini.

vi

5. Drs. Saptono Putro, M.Si. Dosen Penguji II yang telah sabar menguji, meneliti dan memberikan masukan positif kepada penulis sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. 6. Suwiryo selaku kepala pengelola TPA Kabupaten Pati beserta petugaspetugas yang telah memperkenankan penulis melakukan penelitian di TPA Kabupaten Pati. 7. Semua pihak yang telah memberikan pencerahan, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pengembangan ilmu pengetahuan di bidang sosial.

Semarang, 4 Mei 2015

Penulis

vii

SARI Prastanti, Aji Novia. 2015. Pemanfaatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sebagai Objek Wisata Edukatif di Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. 94 halaman. Kata kunci: Tempat Pembuangan Akhir, Objek Wisata Edukatif. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah tempat mengarantinakan atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan. TPA Kabupaten Pati menyediakan daya tarik wisata untuk pengunjung. Tujuan penelitian: 1) Mengetahui potensi tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif. 2) Menganalisis pemanfaatan potensi tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di TPA Kabupaten Pati. Populasi penelitian yaitu wisatawan yang mengunjungi TPA Kabupaten Pati. Sampel pada penelitian ini adalah 30 wisatawan umum dan 30 wisatawan pelajar yang berkunjung ke TPA saat penelitian dilaksanakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Sampel pada penelitian ini yaitu wisatawan umum dan wisatawan pelajar yang datang saat penelitian dilakukan. Teknik analisis data menggunakan rumus deskriptif persentatif dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata edukatif. Hal ini dibuktikan dengan tersedianya daya tarik wisata yang bersifat edukatif yaitu Kebun Keanekaragaman Hayati, Pondok Taman Baca, dan Unit Pembuatan Kompos. Berdasarkan data hasil wawancara dengan pengelola TPA, potensi-potensi wisata edukatif yang dimiliki tergolong sudah dimanfaatkan secara baik untuk wisatawan. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa pemanfaatan TPA di bidang wisata edukatif bagi wisatawan umum sebesar 67,91% dan wisatawan pelajar sebesar 77,50%. Keduanya tergolong pada kategori baik (B). Simpulan penelitian: 1) Tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata edukatif yaitu daya tarik wisata edukatif berupa Kebun Kehati, Pondok Taman Baca dan Unit Pembuatan Kompos. 2) Tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif bagi wisatawan umum dan pelajar tergolong baik dengan persentase 67,91% untuk wisatawan umum dan 77,50% untuk wisatawan pelajar. Saran penelitian: 1) Potensi wisata edukatif yang dimiliki TPA Kabupaten Pati perlu peningkatan sistem pemeliharaan daya tarik wisata yang tersedia. 2) Tingkat pemanfaatan TPA sebagai objek wisata edukatif dapat ditingkatkan dengan promosi wisata yang dilakukan pihak pengelola dan Dinas Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Pariwisata Kabupaten Pati. 3) Pemerintah Daerah sebaiknya menyususun Peraturan Daerah tentang objek wisata TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata berbasis eco-edu-tourism.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

...............................

ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN

...............................

iii

................................................................................

iv

PERNYATAAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

........................................................

v

....................................................................

vi

SARI ........................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ............................................................................................

ix

DAFTAR TABEL

................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xiii

DAFTAR BAGAN

xiv

................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN BAB I 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.

....................................................................

xv

: PENDAHULUAN ....................................................................... 1 Latar Belakang ...................................................................... 1 Perumusan Masalah ...................................................................... 5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 Manfaat Peneitian ...................................................................... 5 Batasan Istilah ...................................................................... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA …....................................................... 10 2.1. Tempat Pembuangan Akhir .......................................................... 10 2.2. Wisata edukatif .......................................................... 16 2.3. Tempat Pembuangan Akhir sebagai Objek Wisata Edukatif......... 19 2.4. Penelitian yang Relefan .......................................................... 22 2.5. Kerangka Berpikir .......................................................... 24 BAB III : METODE PENELITIAN .............................................. 26 3.1 Populasi Penelitian ...................................................................... 26 3.2 Sampel Penelitian ...................................................................... 26 3.3 Desain Penelitian ....................................................................... 28 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 29 3.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 30

ix

3.6 Prosedur Penelitian 3.7 Instrumen Penelitian 3.8 Metode Analisis Data

....................................................... 32 ....................................................... 33 ....................................................... 33

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 37 4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 37 4.2 Pembahasan ................................................................... 52 BAB V : PENUTUP ............................................................................... 68 5.1 Simpulan .............................................................................. 68 5.2 Saran ............................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA

................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian yang Relevan

……….........................

23

Tabel 2. Skor dan Kriteria Deskriptif Persentatse untuk wisatawan umum

............................................................

35

Table 3. skor dan Kriteria Deskriptif Persentatse untuk wisatawan Pelajar …………………………………………………... 36 Tabel 4. Nama Kecamatan, Luas Wilayah, dan Jumlah Kelurahan... 39 Tabel 5. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2005–2010 ...................................................................... 40 Tabel 6. Kelompok Umur Responden

.................................. 46

Tabel 7. Latar Belakang Pendidikan Responden

...................... 46

Tabel 8. Tempat Tinggal Wisatawan .............................................. 47 Tabel 9. Skoring tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif bagi wisatawan umum ….... 49 Tabel 10. Skoring tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif bagi wisatawan pelajar …... 51

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Gambar 2. Kebun Kehati

............................................. 25 ........................................................ 52

Gambar 3. Kandang Fauna Burung Dara

................................. 54

Gambar 4. Kandang Fauna Unggas

................................. 54

Gambar 5. Area Bermain Anak

............................................. 55

Gambar 6. Kandang Fauna Reptil

............................................. 56

Gambar 7. Kandang Fauna Simpanse ............................................ 56 Gambar 8. Kandang Rusa

......................................................... 57

Gambar 9. Kebun Kehati TPA Dilihat dari Gazebo Atas Gambar 10. Toilet Umum Non Permanen

......... 58

.................................. 59

Gambar 11. Warung Makan di Lingkungan TPA............................. 59 Gambar 12. Pondok Taman Baca ……………………………….. 60 Gambar 13. Tempat Pengomposan TPA

.................................. 61

Gambar 14. Alat Pembuat Kompos

.................................. 62

Gambar 15. Produksi Kompos Cair TPA

.................................. 63

Gambar 16. Alat Pemanggang untuk Pembuatan Arang ................. 63 Gambar 17. Produk Batu Arang

.............................................. 64

Gambar 18. Wisatawan Umum

.............................................. 66

Gambar 19. Wisatawan Pelajar

.............................................. 67

xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian ............................................. Lampiran 2. Denah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa

72

Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati...

73

Lampiran 3. Perhitungan Skor Tingkat Pemanfaatan Potensi TPA Kabupaten Pati Sebagai Objek Wisata Edukatif Bagi Wisatawan Umum ............................................... 74 Lampiran 4. Perhitungan Skor Tingkat Pemanfaatan Potensi TPA Kabupaten Pati Sebagai Objek Wisata Edukatif Bagi Wisatawan Pelajar ............................................... 75 Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................. 76 Lampiran 6. Instrumen Penelitian ............................................ 82 Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ............................................ 93

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau/proses alam yang berbentuk padat, sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2010 sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga maupun sampah sejenis sampah rumah tangga. Permasalahan sampah

timbul

karena

tidak

seimbangnya

produksi

sampah

dengan

pengolahannya dan daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah yang semakin menurun. Paradigma lama yang masih banyak dianut yaitu sampah harus secepatnya dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke Tempat pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan sampah pasal 14 ayat 1, pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle).

1

2

Kegiatan penanganan sampah meliputi: 1) pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah, 2) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu, 3) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, 4) pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah, 5) pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan TPA di Indonesia pada umumnya kurang mendapat perhatian serius, sebagai contoh perisitiwa penutupan TPA Bantar Gebang di Bekasi pada tahun 2000 dan longsornya sampah di TPA Leuwigajah, Bandung pada 21 Februari 2005 (Efendi, 2012:22). Peristiwa ini menimbulkan masalah yang cukup pelik karena terkait dengan pengganti lahan yang semakin sulit, sumber pencemaran lingkungan dan timbulnya vektor penyakit. Upaya prefentif untuk menghadapi terjadinya masalah persampahan seperti kasus di Bantar Gebang dan Leuwigajah adalah melalui adanya regulasi yang mengikat. Pemerintah Kabupaten Pati meningkatkan sistem pengelolaan sampah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan sampah pasal 14 ayat 1, Pemerintah Kabupaten Pati menerapkan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dengan menyediakan tempat sampah terpisah. Kebijakan ini memudahkan masyarakat membuang sampah

3

sesuai tempatnya seperti limbah organik, limbah anorganik dan limbah lainnya (kaca, besi, dll). TPA Kabupaten Pati terletak di desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati dibangun pada awalnya seperti berbagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah lainnya yang yang identik dengan gundukan sampah dan bau busuk, namun selama tujuh tahun proses pembangunan, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati sebagai pengelola TPA Margorejo memiliki master plan untuk menjadikan TPA Kabupaten Pati sebagai tempat wisata lokal bagi warga kota Pati dan sekitarnya. TPA Kabupaten Pati disiapkan menjadi tempat penimbunan dan pengelolaan sampah berbasis edukatif lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah di TPA Kabupaten Pati menggunakan metode Controlled Landfill. “TPA Controlled Landfill merupakan sarana pengurugan sampah yang bersifat antara, sebelum mampu melaksanakan operasi sanitary landfill. Penutupan tanah sel sampah dengan tanah penutup dilakukan setiap 7 hari sekali” (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, 2010:118). Metode Controlled Landfill di TPA Kabupaten Pati dilakukan dengan cara sampah dibuang pada lubang berukuran besar kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan berulang kali sehingga lubang penuh. Lubang yang telah penuh (disebut zona non aktif) inilah yang kemudian digunakan sebagai ruang publik. Fungsi utama TPA adalah tempat pembuangan akhir sampah, namun TPA Kabupaten Pati ini disiapkan pula sebagai ruang publik dan wahana rekreasi alternatif yang bersifat edukatif bagi warga Pati dan sekitarnya. Fasilitas yang

4

disediakan oleh pengelola TPA sebagai objek wisata edukatif yaitu ruang proses pengolahan sampah, kebun binatang mini, arena outbond dan bumi perkemahan, taman kehati (keanekaragaman hayati), dan taman bacaan. Seluruh fasilitas penunjang kegiatan edukatif bertema lingkungan tersebut tidak dikenakan biaya oleh pihak pengelola. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi objek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan. Menurut Pearce (dalam Apik, 2006:30) unsur-unsur pengadaan sebuah objek wisata meliputi: (1) atraksi, (2) transportasi, (3) akomodasi, (4) pengadaan fasilitas pelayanan, dan (5) prasarana (infrastruktur). Kondisi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata memiliki unsur-unsur pengadaan sebuah objek wisata menurut Pearce. Pemanfaatan TPA Kabupaten Pati yang bergerak di sektor wisata edukatif ini telah dibuktikan melalui meningkatnya daftar kunjungan wisatawan yang berasal dari berbagai tingkat satuan pendidikan untuk melakukan kegiatan out door study di lokasi tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai Objek Wisata Edukatif di Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati”.

5

1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis perlu membatasi permasalahan yang dikaji. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini lebih ditekankan pada hal-hal yang menyangkut: 1. Bagaimana potensi tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif? 2. Bagaimana pemanfaatan potensi tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif? 1.3.Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui potensi tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif 2. Menganalisis pemanfaatan potensi tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif 1.4.Manfaat Penelitian Hasil kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis bagi masyarakat, pendidik, pelajar, peneliti, dan semua pihak yang terkait. Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1.

Manfaat teoritis a.

Bermanfaat sebagai bahan kajian atau informasi mengenai pemanfaatan tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif bagi yang membutuhkan.

6

b.

Memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangka menyukseskan tujuan proses kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan.

2.

Manfaat praktis a.

Bagi Peneliti Menambah wawasan pengetahuan bidang penelitian tentang pemanfaatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif.

b.

Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai wisata edukatif.

c.

Bagi Pendidik Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inovasi baru dalam pengembangan proses pembelajaran, selain itu hasil penelitian tentang pemanfaatan TPA di ranah akademik dapat memberikan inspirasi kepada para pendidik untuk menciptakan

metode

pembelajar

menyenangkan untuk siswa didiknya.

yang

efektif

dan

7

d.

Bagi Pelajar Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang adanya objek wisata edukatif yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati.

1.5.Batasan Istilah Upaya untuk menghindari adanya perbedaan persepsi yaitu dengan penegasan istilah, selain itu penegasan istilah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan ini sebagai berikut : a. Pemanfaatan Pengertian pemamfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses, cara atau perbuatan memanfaatkan sesuatu. Pada penelitian ini yang dimaksud pemanfaatan adalah suatu aktifitas menggunakan sebuah objek tertentu untuk sebuah kepentingan. b. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tempat

Pembuangan

Akhir

Sampah

(TPA)

adalah

tempat

mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan. Ada dua jenis TPA yaitu TPA Controlled Landfill dan TPA Sanitary Landfill (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, 2010:117). Pada penelitian ini yang dimaksud TPA adalah tempat pemrosesan sampah yang diangkut dari berbagai sumber sampah sehingga tidak menggangu lingkungan. TPA pada penelitian ini berjenis TPA Controlled Landfill.

8

c. Objek Wisata edukatif Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata tersebut. Pada dasarnya pariwisata merupakan perjalanan dengan tujuan untuk menghibur yang dilakukan di luar kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan guna memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara, tapi jika dilihat dari konteks pendidikan, pariwisata bertujuan untuk menghibur dan mendidik. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pariwisata bertujuan untuk menghibur dan mendidik. Jenis wisata edukasi di Indonesia yaitu wisata edukasi science/ilmu pengetahuan,

wisata

edukasi

sport/olahraga,

wisata

edukasi

culture/kebudayaan dan wisata edukasi agrobisnis. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan wisata edukasi adalah wisata edukasi science/ilmu pengetahuan. Wisata edukasi science/ilmu pengetahuan ditujukan kepada wisatawan umum maupun wisatawan pelajar. Pada penelitian ini, wisatawan yang dimaksud adalah wisatawan secara umum, terdiri dari wisatawan umum dan wisatawan pelajar. Objek wisata edukatif merupakan suatu lokasi wisata yang memiliki unsur edukasi di dalamnya. Pada penelitian ini yang dimaksud

9

dengan objek wisata edukatif merupakan suatu lokasi wisata yang menerapkan pendidikan formal maupun nonformal tentang suatu pengetahuan

kepada

wisatawan

secara

umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu wilayah tertentu (Fitri, 2013:10). Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat didefinisikan pula sebagai tempat pengarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan. Penentuan

lokasi

pendirian

Tempat

Pembuangan

Akhir

(TPA)

memerhatikan beberapa hal sesuai Keputusan Dirjen Pemberantas Penyakit Menular dan Penyehatan Pemukiman Departemen Kesehatan nomor 281 tahun 1989 tetntang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Sampah yaitu: 1. Pengelolaaan sampah yang baik dan memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang mendasar. 2. Masyarakat perlu dilindungi dari kemungkinan gangguan kesehatan akibat pengelolaan sampah sejak awal hingga pembuangan akhir. Lampiran Keputusan Dirjen tersebut menjelaskan pula persyaratan kesehatan pengelolaan sampah untuk Pembuangan Akhir Sampah yaitu: 1. Lokasi untuk TPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Tidak merupakan sumber bau, asap, debu, bising, lalat, binatang pengerat bagi pemukiman terdekat (minimal 3 km).

10

11

b. Tidak merupakan pencemar bagi sumber air baku untuk minum dan jarak sedikitnya 200 meter dan perlu memperhatikan struktur geologi setempat. c. Tidak terletak pada daerah banjir. d. Tidak terletak pada lokasi yang permukaan airnya tinggi. e. Tidak merupakan sumber bau, kecelakaan serta memperhatikan aspek estetika. f. Jarak dari bandara tidak kurang dari 5 km. 2. Pengelolaan sampah di TPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Diupayakan agar lalat, nyamuk, tikus, kecoa tidak berkembang biak dan tidak menimbulkan bau. b. Memiliki drainase yang baik dan lancer. c. Leachate harus diamankan sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaran. d. TPA yang digunakan untuk membuang bahan beracun dan berbahaya, lokasinyaharus diberi tanda khusus dan tercatat di Kantor Pemda. e. Dalam hal tertentu jika populasi lalat melebihi 20 ekor per blok gril atau tikus terlihat pada siang hari atau nyamuk Aedes, maka harus dilakukan pemberantasan dan perbaikan cara-cara pengelolaan sampah.

12

3. TPA yang sudah tidak digunakan: a. Tidak boleh untuk pemukiman b. Tidak boleh mengambil air untuk keperluan sehari-hari Aboejoewono (1985:89) menjelaskan secara sederhana tentang tahapantahapan dari proses kegiatan dalam pengelolaan sampah. Terdapat tiga tahapan proses kegiatan pengelolaan sampah, yaitu: 1.

Pengumpulan Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ketempat pembuangan sementara menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat

pembuangan sementara (TPS/Dipo). Guna

melakukan pengumpulan (tanpa pemilahan), umumnya melibatkan sejumlah tanaga yang mengumpulkan sampah setiap periode waktu tertentu. 2.

Pengangkutan Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu ke tempat pembuanga akhir. Pada tahap ini juga melibatkan tenaga yang pada periode

waktu

tertentu

mengangkut

sampah

dari

pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir (TPA).

tempat

13

3.

Pembuangan akhir/pengolahan Tahapan pembuangan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia, maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Daniel (1985:17) mengemukakan bahwa ada dua proses pembuangan akhir, yaitu: open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembuangan secara sehat). Pada system open dumping, sampah akan ditimbun di area tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill sampah ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup.

Nandi (2005:15) mengemukakan bahwa sampah yang telah ditimbun pada tempat pembuangan akhir (TPA) dapat mengalami proses lanjutan, untuk itu diperlukan teknologi pemrosesan lanjut. Adapun teknologi pemrosesan lanjut yang umum digunakan adalah: 1. Teknologi pembakaran (Incinerator) Cara ini menghasilkan produk samping berupa logam bekas dan uap yang dapat dikonversikan menjadi energy listrik. Keuntungan lainnya dari penggunaan alat ini adalah: a. Mengurangi volume sampah hingga 75% - 80% dari sumber sampah tanpa proses pemilahan. b. Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan bias langsung dapat dibawa ke tempat

14

penimbunan pada lahan kosong, rawa ataupun daerah rendah sebagai bahan pengurung. c. Padan instalasi yang cukup besar dengan kapasitas sekitar 300 ton/hari, dilengkapi dengan pembangkit listrik sehingga energy listrik (sekitar 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses (Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 1985). 2. Teknologi composting Teknologi ini menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk maupun penguat struktur tanah. 3. Teknologi daur ulang yang dapat menghasilkan sampah potensial, seperti: kertas, plastik, logam dan kaca/gelas. Berdasarkan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (2010:30), terdapat beberapa metode penimbunan sampah, yaitu: 1.

Open Dumping Cara ini cukup sederhana yaitu dengan membuang sampah pada suatu legokan atau cekungan tanpa mengunakan tanah sebagai penutup sampah, cara ini sudah tidak direkomendasi lagi oleh Pemerintah RI karena tidak memenuhi syarat teknis suatu TPA Sampah,

open

dumping

sangat

potensial

dalam

mencemari

lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti tikus, kecoa, nyamuk dll.

15

2.

Control Landfill Control landfill adalah TPA sampah yang dalam pemilihan lokasi maupun pengoperasiannya sudah mulai memperhatikan Syarat Teknis (SK-SNI) mengenai TPA sampah. Sampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah yang sebelumnya telah dipersiapkan secara teratur, dibuat barisan dan lapisan (SEL) setiap harinya dan dalam kurun waktu tertentu timbunan sampah tersebut diratakan dipadatakan oleh alat berat seperti Buldozer maupun Track Loader dan setelah rata dan padat timbunan sampah lalu ditutup oleh tanah, pada control landfill timbunan sampah tidak ditutup setiap hari, biasanya lima hari sekali atau seminggu sekali. Secara umum control landfill akan lebih baik bila dibandingkan dengan open dumping dan sudah mulai dipakai diberbagai kota di Indonesia.

3.

Sanitary Landfill Sanitary landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan sebelumnya dan telah memenuhi syarat teknis, setelah ditimbun lalu dipadatkan dengan menggunakan alat berat seperti buldozer maupun track loader, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir kegiatan. Hal ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan.

16

4.

Improved Sanitary Landfill Improved Sanitary landfill merupakan pengembangan dari sistem sanitary landfill, dilengkapi dengan isntalasi perpipaan sehingga air sampah dapat dialirkan dan ditampung untuk diolah sehingga tidak mecemari lingkungan, bila air sampah yang telah diolah tersebut akan dibuang keperairan umum, maka harus memenuhi peraturan yang telah ditentukan oleh Pemerintah RI tentang buangan air limbah. Pada Improved Sanitary landfill juga dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah di lapisan sel tanah.

5.

Semi Aerobic Sanitary Landfill Sistem ini merupakan pengembangan dari teknik improved sanitary landfill, dimana usaha untuk mempercepat proses penguraian sampah oleh bakteri (dekomposisi sampah) dengan memompakan udara (Oksigen) kedalam timbunan sampah. Teknologi ini sangat mahal tetapi sangat aman terhadap lingkungan.

2.2 Wisata Edukatif Menurut Merpaung (2002) yang didasarkan pada ketentuan WATA (World Association of travel Agent), wisata adalah perjalanana keliling selama lebih dari tiga hari yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga pada pengertian tersebut dapat

17

disimpulkan bahwa pengertian wisata lebih menenkankan pada kegiatan yang dilakukan wisatawan dalam suatu perjalanan pariwisata. Kegiatan dalam pariwisata ditentukan oleh minat dari wisatawan. Selain itu, kegiatan pariwisata ditentukan oleh sumber daya pariwisata yang tersedia. Oleh karena itu, banyak muncul istilah wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam, wisata edukasi dan jenis wisata lainnya. Secara Etimologis, edukasi berasal dari kata latin yaitu educare yang artinya “memunculkan”, “membawa”, “melahirkan”. Secara umum, edukasi adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada karakter, pikiran atau kemampuan fisik dalam individu. Pendidikan dan edukasi memiliki pengertian yang berbeda. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah pengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan cara mendidik. Sedangkan edukasi adalah upaya dari subyek terhadap objek untuk mengubah cara memperoleh dan mengembangkan pengetahuan menuju cara tertentu yang diinginkan oleh subyek. Kata edukatif bermakna sesuatu yang memiliki sifat edukasi. Suwantoro (1997:27) menyatakan bahwa “Educational Tour (wisata pendidikan) yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini disebut juga sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan”.

18

Eduvacation berasal dari kata Edu yang berasal dari kata Education yang berarti pelajaran dan Vacation yang berarti liburan. Maka, Education bias diartikan sebagai wisata yang di dalam kegiatannya terdapat unsur pembelajaran. Melalui kegiatan ini, tugas guru cukup membimbing, mengarahkan serta menjelaskan dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Suwantoro (1997) menglasifikasikan wisata edukasi menjadi empat jenis, yaitu: 1. Wisata Edukasi Science / Ilmu Pengetahuan Wisata Edukasi Science / Ilmu Pengetahuan adalah wisata edukasi yang berbasis kepada ilmu pengetahuan. Wisata ini mengedepankan informasi tentang ilmu pengetahuan yang diperoleh wisatawan setelah berwisata. 2. Wisata Edukasi Sport / Olahraga Wisata Edukasi Sport / Olahraga adalah wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan secara fisik atau olahraga. 3. Wisata Edukasi Culture / Kebudayaan Wisata Edukasi Culture disebut juga Wisata Edukasi Kebudayaan. Wisata ini menyajikan tentang pendidikan budaya dalam bidang seni, adat istiadat dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan. 4. Wisata Edukasi Agrobisnis Wisata Edukasi ini berbasis kepada kepemilikan agro atau pertanian dan peternakan yang juga merupakan bisnis dari suatu perusahaan maupun perseorangan.

19

Wisata edukatif dapat diartikan sebagai suatu wisata yang memiliki fungsi edukasi atau unsur pendidikan yang kuat. Unsur ini didukung dengan potensi yang ada di objek wisata tersebut. Suatu objek wisata dapat dikatakan memiliki fungsi edukatif jika memiliki daya tarik wisata yang bersifat edukatif.

2.3 Tempat Pembuangan Akhir sebagai Objek Wisata Edukatif Saat ini telah banyak tempat pembuangan akhir (TPA) yang dimanfaatkan sebagai obyek wisata edukatif, contohnya yaitu tempat pembuangan akhir Kabupaten Pati. TPA Kabupaten Pati terletak di Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati ini awalnya seperti berbagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah lainnya yang yang identik dengan gundukan sampah dan bau busuk. Mulai beberapa tahun terakhir, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pati sebagai pengelola TPA, berusaha mengubah itu. TPA Kabupaten Pati diharapkan menjadi tempat penimbunan dan pengelolaan sampah berbasis edukatif lingkungan hidup, menjadi tempat pembuangan akhir sampah, dan TPA ini diharapkan dapat menjadi ruang publik dan wahana rekkreasi alternatif yang bersifat edukatif bagi warga Pati dan sekitarnya, karena selain dapat melihat proses pengolahan sampah, di TPA Kabupaten Pati masyarakat dapat juga menikmati kebun binatang mini, arena outbond dan bumi perkemahan, taman kehati (keanekaragaman hayati), dan taman bacaan. Uniknya, semua itu dapat dinikmati wisatawan secara gratis. Pada pengelolaan sampah, TPA Kabupaten Pati menggunakan metode Controlled Landfill yaitu sampah dibuang lubang berukuran besar kemudian ditimbun dengan

20

lapisan tanah dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan berulang kali sehingga lubang penuh. Lubang yang telah penuh (disebut zona non aktif) inilah yang kemudian digunakan sebagai ruang publik. Koleksi hewan yang bisa ditemui di kebun binatang mini TPA Pati diantaranya adalah merak hijau (Pavu muticus), rusa (Cervus sp.), burung kakatua (Cacatua

sulphurea),

Siamang

(Symphalangus

syndactylus),

elang

laut

(Haliaeetus leucogaster), monyet, ular sanca (Python sp.), serta beberapa jenis monyet dan burung. TPA Kabupaten Pati belum memiliki tenaga ahli untuk mengurus koleksi satwa yang dimilikinya, sehingga beberapa binatang tampak stress dan kurang terurus. Di satu pihak keberadaan kebun binatang mini ini mampu menjadi sarana edukatif, namun di sini lain muncul kemirisan akibat kurang diindahkannya aspek animal welfare (kesejahteraan hewan) di sini. TPA Kabupaten Pati memanfaatkan zona non aktif (bekas tempat penimbunan sampah) sebagai bumi perkemahan, untuk memaksimalkan penggunaannya sebagai tempat berkemah pihak pengelola TPA secara aktif akan memberikan bantuan penyewaan berbagai fasilitas penunjang perkemahan seperti sound system, listrik, maupun tenda secretariat, sedangkan fasilitas lain seperti air bersih dan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) telah tersedia. Kebun binatang mini dan bumi perkemahan merupakan fasilitas yang tersedia di TPA Margorejo Pati, namun di tempat ini masih memiliki beberapa fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana rekreasi alternatif. Beberapa fasilitas tersebut antara lain:

21

1.

Kebun Kehati (keanekaragaman Hayati); Kebun yang baru dibangun beberapa bulan silam ini merupakan hasil kerjasama antara Dinas Pekerjaan Umum dengan Dinas Lingkungan Hidup kab. Pati.

2.

Pondok Taman bacaan; Sayangnya dalam beberapa kali kunjungan ke sana taman bacaan ini selalu dalam keadaan tertutup.

3.

Berbagai unit pendukung TPA seperti Instalansi Pengolahan Lumpur Tinja, dan Unit Pembuatan Kompos.

4.

Parkir Kendaraan

Kondisi TPA Kabupaten Pati masih jauh dari yang diharapkan. Namun semangat pemerintah kabupaten Pati dan Dinas Pekerjaan Umum untuk mengubah pandangan TPA sebagai tempat yang kumuh dan harus dijauhi menjadi tempat yang layak dikunjungi, patut diapresiasi, apalagi melihat fakta minimya obyek pariwisata di kota Pati. Selain TPA kabupaten Pati. Contoh TPA lain yang dimanfaatkan sebagai objek wisata edukatif yaitu TPA Multifungsi Mojokerto. Tempat Pembuangan Akhir (TPA Multifungsi Mojosari) merupakan solusi cerdas dan ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah. Dimana sekarang ini sampah merupakan suatu permasalahan tidak hanya untuk kota besar, akan tetapi juga menjadi permasalahan di kota-kota kecil. TPA Multifungsi ini terletak di Desa Belahan Tengah Kecamatan Mojosari. TPA ini telah beroperasi sejak Agustus 2008. Pembuatan TPA Multifungsi adalah agar bisa memproses sampah dan limbah tinja secara ramah lingkungan, mempunyai nilai sosial san ekonomis,

22

sekaligus bermanfaat sebagai sarana pembelajaran tentang lingkungan hidup bagi masyarakat umum maupun siswa sekolah. TPA Multifungsi rata-rata mengolah sampah perkotaan dengan kapasitas lebih dari 100m3/hari setiap harinya, juga mengolah tinja skala kota dimana pada akhirnya diolah menjadi pupuk kompos maupun biogas, sehingga sampah maupun tinja bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat lagi bagi masyarakat. Proses pembelajaran dan pendidikan lingkungan hidup perlu diadakan kegiatan analisis hasil pengelolaan sampah, uji coba pemanfaatan produk TPA Multifungsi, budidaya ikan air tawar (ternak) dan teknologi pertanian di TPA tersebut, sehingga dapat menjadi sarana wisata edukatif bagi masyarakat dan siswa sekolah.

2.5 Penelitian yang Relevan Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berkaitan dengan wisata alternatif dan pemanfaatan tempat pembuangan akhir sebagai objek wisata edukatif. Penelitian tentang wisata alternatif banyak dilakukan oleh kalangan akademisi belakangan ini. Penelitian tentang wisata alternatif banyak dilakukan oleh kalangan akademisi belakangan ini. Objek dan daya tarik wisata yang diteliti misalnya wisata puri (Puspa, 2006), wisata heritage (Rahajoe, 2007), wisata kota (Susanty, 2009) dan wisata TPA (Ningsih, 2010). Fokus penelitian mereka diarahkan pada potensi dan strategi pengembangan daya tarik wisata tersebut. Rincian penelitian yang relevan dapat dilihat pada Tabel 1.

23

Tabel 1. Penelitian yang Relevan No Peneliti Judul Variabel 1. Ida Ayu Potensi dan Strategi 1. Strategi Tary Pengembangan Puri Pengembangan Puspa Sebagai Objek Dan Puri sebagai Daya Tarik Wisata daya tarik City Tour Di Kota Wisata City Denpasar (Kasus Tour Di Kota Puri Satria) Denpasar 2. Rita Strategi 1. Strategi Poedji Pengembangan Pengembangan Rahajoe Wisata Heritage Wisata Heritage Sebagai Daya Tarik 2. Daya Tarik Wisata di Kota Wisata di Kota Surabaya Surabaya

3.

Sri Susanty

Pengembangan Kota 1. Strategi Bima Sebagai pengembangan Daerah Tujuan Kota Bima Wisata sebagai daerah tujuan wisata

4.

Ningsih

Pemanfaatan Tempat 1. Efektifitas Pembuangan Akhir Pemanfaatan sebagai Objek Tempat Wisata Edukatif Di Pembuangan TPA Multifungsi Akhir sebagai Mojokerto Objek Wisata Edukatif

Hasil Strategi pengembangan Puri sebagai daya tarik wisata yaitu perenovasian dan peregenerasian Puri serta peningkatan kegiatan promosi wisata. Monumen Tugu Pahlawan dan Masjid Sunan Gunung Ampel sebagai icon dari wisata heritage di Kota Surabaya mengembangkan strategi pengembangan produk dan penetrasi pasar. Strategi pengembangan terdiri atas strategi umum, seperti strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk; dan strategi alternatif pengembagan daya tarik wisata di Kota Bima. TPA Multifungsi Mojokerto dimanfaatkan secara efektif oleh sekolah-sekolah yang mengadakan outdoor study di TPA tersebut.

24

2.6 Kerangka Berfikir Tempat pembuangan akhir (TPA) adalah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia. Selain menjadi tempat pembuangan akhir sampah, TPA ini diharapkan dapat menjadi ruang publik dan wahana rekkreasi alternatif yang bersifat edukatif bagi warga Pati dan sekitarnya. Selain dapat melihat proses pengolahan sampah, di TPA Kabupaten Pati masyarakat dapat juga menikmati kebun binatang mini, arena outbond dan bumi perkemahan, taman kehati (keanekaragaman hayati), dan taman bacaan. Kerangka berfikir yang digunakan yaitu berawal dari konsep objek wisata edukatif TPA di desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Objek wisata ini memiliki potensi wisata dan daya tarik wisata berupa wahana wisata bersifat edukatif. Wahana edukatif yang ada di TPA tersebut yaitu Kebun Kehati, Pondok Taman baca, dan Unit Pembuatan Kompos. Wahana wisata edukatif yang disediakan dimanfaatkan oleh wisatawan. Jenis wisatawan yang berwisata di TPA Kabupaten Pati terdiri dari wisatawan umum dan wisatawan pelajar. Pada akhirnya, TPA Kabupaten Pati merupakan objek wisata eduaktif dengan konsep eco-edu-tourism. Berdasarkan pada hal-hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif oleh wisatawan.

25

Objek Wisata Edukatif TPA Desa Sukoharjo, Kec.Margorejo Kab.Pati

Potensi dan daya tarik wisata Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Wahana wisata edukatif (Kebun Kehati, Pondok Taman Baca, Unit Pembuatan Kompos

Pemanfaatan TPA

Objek wisata eco-edu-tourism

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Wisatawan umum dan wisatawan pelajar

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Salah satu langkah pengumpulan dan analisa data yang penting yaitu penentuan populasi penelitian, karena populasi merupakan sumber data penelitian yang dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:8). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengunjung tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati.

3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:8). Belum ada ketetapan yang mutlak untuk pengambilan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam sebuah penelitian, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak. Arikunto (1998:113) menyatakan bahwa banyaknya sampel tergantung pada: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.

26

27

2. Sempit dan luasnya pengamatan setiap sampel, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Berdasarkan pernyataan di atas, maka akan diambil sejumlah sampel dari jumlah populasi penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini ditujukan kepada pengunjung tempat pembuangan akhir (TPA) saat penelitian dilakukan. Penarikan sample dilakukan secara insidental yaitu pengunjung tempat pembuangan akhir (TPA) yang ditemui pada saat penelitian dijadikan sampel. Berikut ini merupakan pertimbangan peneliti dalam pengambilan sampel penelitian secara insidental yaitu: a.

Wisatawan yang mampu menjawab angket Pada penelitian ini yang dimaksud dengan wisatawan yang mampu menjawab angket adalah wisatawan yang sudah mampu membaca dan menulis.

b.

Wisatawan yang mampu diwawancarai Pada penelitian ini yang dimaksud dengan wisatawan yang mampu diwawancarai adalah wisatawan yang dapat berkomunikasi secara lisan.

c.

Kelompok wisatawan umum. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kelompok wisatawan umum yaitu seluruh wisatawan lokal maupun yang datang dari luar daerah Pati yang berkunjung di lokasi penelitian.

28

d.

Kelompok wisatawan pelajar Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kelompok wisatawan pelajar yaitu kelompok wisatawan yang seluruhnya merupakan kelompok pelajar yang datang ke lokasi penelitian beserta pendamping

akademik

yang

akan

melakukan

kegiatan

pembelajaran di lokasi penelitian.

3.3 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:54) pengertian metode deskriptif yaitu “Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

29

Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut: “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.” Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan mengenai pemanfaatan tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif.

3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60)

30

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1.

Potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata, meliputi: Kebun Kehati, Pondok Taman bacaan, Unit Pembuatan Kompos

2.

Tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif, meliputi: pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati bagi wisatawan umum dan pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati bagi wisatawan pelajar.

3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam pengumpulan data-data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka data yang diperlukan yaitu tentang pemanfaatan tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif. Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan dengan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Wawancara Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Arikunto, 2010). Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data dari pegawai TPA tentang macam-macam potensi wisata yang dimiliki TPA Pati, mekanisme pengelolaannya dan pemanfaatan potensi

31

wisata TPA Pati di bidang wisata edukatif. Alat yang digunakan dalam wawancara adalah panduan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data dari pegawai TPA tentang macammacam potensi wisata yang dimiliki TPA Pati dan pemanfaatan potensi wisata TPA Pati di bidang wisata edukatif. b. Observasi Obrservasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2009). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi lapangan TPA dan kondisi wahana wisata yang tersedia di TPA. Alat yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 2010). Dokumentasi bersifat kepustakaan dari sumber penelitian yang berupa dokumen.

32

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data pengunjung yang datang di TPA kabupaten Pati. Data diperoleh dari sekretariat TPA Kabupaten Pati. Alat yang digunakan untuk mencatat daftar dokumen yang dibutuhkan dibuat dalam bentuk lembar dokumentasi. d. Kuesioner atau angket Kuesioner atau angket adalah metode untuk mendapatkan data dari keterangan yang diisi oleh responden pada lembar angket. Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mendapatkan data tentang respon wisatawan tentang tingkat pemanfaatan TPA sebagai objek wisata edukatif. 3.6 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

Penelitian ini diawali dengan observasi awal, kemudian setelah diobservasi data dianalisis sesuai dengan kebutuhan sehingga diperoleh suatu rumusan permasalahan yang kemudian oleh penulis dilakukan penelitian.

2.

Menentukan populasi dan sampel penelitian.

3.

Mengembangkan atau membuat instrumen penelitian untuk mendapatkan data agar dapat menyimpulkan hasil penelitian.

4.

Setelah instrumen dibuat, langkah selanjutnya yaitu pengujian instrumen.

5.

Pengambilan data di lokasi penelitian.

33

6.

Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis untuk menjawab masalah penelitian atau menyimpulkan penelitian.

7.

Menyimpulkan atau merumuskan hasil penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

Instrumen berupa panduan wawancara yang digunakan untuk mendapatkan data dari petugas TPA berkaitan dengan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif.

2.

Instrumen berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengamati pemanfaatan potensi-potensi yang dimiliki oleh TPA kabupaten Pati melalui pengunjung lokasi tersebut.

3.

Instrumen berupa lembar dokumentasi yang digunakan untuk mencatat daftar dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian.

4.

Angket digunakan untuk mendapatkan feed back dari responden tentang pengetahuan tentang pemanfaatan TPA yang diperoleh setelah berkunjung di TPA kabupaten Pati.

3.8 Metode Analisis Data Langkah setelah data dari lapangan terkumpul, peneliti melakukan kegiatan mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang selesai diolah dapat ditafsirkan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Data yang berkaitan dengan hasil observasi, yaitu data perencanaan pembelajaran dan interaksi kegiatan belajar mengajar digunakan metode analisis data dengan menggunakan Deskriptif

34

Persentase. Adapun langkah-langkah penggunaan teknik Deskriptif Persentase adalah sebagai berikut: 1.

Menentukan skor maksimal = 4 x jumlah item x jawaban responden a. Skor maksimal untuk wisatawan umum = 4 x 6 x 30 = 720 b. Skor maksimal untuk wisatawan pelajar = 4 x 8 x 30 = 960

2.

3.

4.

Menentukan skor minimal = 1 x jumlah item x jawaban responden a.

Skor minimal untuk wisatawan umum = 1 x 6 x 30 = 180

b.

Skor minimal untuk wisatawan pelajar = 1 x 8 x 30 = 240

Menentukan rentang skor = skor maksimal - skor minimal a.

Rentang skor untuk wisatawan umum = 720 – 180 = 540

b.

Rentang skor untuk wisatawan pelajar = 960 – 240 = 720

Menentukan interval skor = rentang : 4 a.

Interval skor untuk wisatawan umum = 540 : 4 = 135

b.

Interval skor untuk wisatawan pelajar = 720 : 4 = 180

5.

Menentukan persentase maksimal = 100%

6.

Menentukan persentase minimal = 25%

7.

Menentukan rentang persentase = persentase maksimal – persentase minimal Rentang persentase = 100% - 25% = 75%

8.

Menentukan interval persentase = rentang persentase : 4 Interval persentase = 75% : 4 = 18,75%

9.

Menentukan deskriptif persentase

35

(Ali, 1984:184). DP = Keterangan: DP = Deskripsi Persentase n

= Skor empirik / Skor yang diperoleh

N = Skor maksimal Hasil yang diperoleh tersebut kemudian dimasukkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria yang digunakan adalah Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup baik (CB), dan Kurang Baik (KB). Penentuan kriteria deskriptif Persentase: Persentase maksimal = 100% Persentase minimal

= 25%

Range

= 100% - 25% = 75%

Panjang kelas interval = range : 4 = 18,75% Tabel 2. Skor dan Kriteria Deskriptif Persentase untuk Wisatawan Umum No

Persentase

Kriteria

585 – 720

81,26% - 100,00%

Sangat baik

2

450 - < 585

62,51% - 81,25%

Baik

3

315 - < 450

43,76% - 62,50%

Cukup Baik

4

180 - < 315

25,00% - 43,75%

Kurang Baik

1

Skor

36

Tabel 3. Skor dan Kriteria Deskriptif Persentase untuk Wisatawan Pelajar No

Persentase

Kriteria

780 - 960

81,26% - 100,00%

Sangat baik

2

600 - < 780

62,51% - 81,25%

Baik

3

420 - < 600

43,76% - 62,50%

Cukup Baik

4

240 - < 420

25,00% - 43,75%

Kurang Baik

1

Skor

BAB V PENUTUP

5.1.Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Tempat pembuangan akhir (TPA) Kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata edukatif. Hal ini dibuktikan dengan disediakannya daya tarik wisata edukatif berupa Kebun Kehati, Pondok Taman Baca dan Unit Pembuatan Kompos. 2. Secara umum tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif bagi wisatawan umum tergolong baik dengan persentase 67,91%, sedangkan tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata edukatif bagi wisatawan pelajar juga tergolong baik dimana didapatkan hasil persentase sebesar 77,50%. 5.2.Saran Berdsarkan hasil penelitian, peneilti memberikan saran sebagai berikut. 1. Potensi wisata edukatif yang dimiliki TPA Kabupaten Pati didukung dengan adanya daya tarik wisata edukatif yang tersedia, namun kondisi daya tarik wisata tersebut terkesan kurang mendapat pemeliharaan secara baik. Peneliti menyarankan kepada pihak pengelola TPA untuk meningkatkan sistem pemeliharaan daya wisata yang tersedia di TPA kabupaten Pati.

68

69

2. Tingkat pemanfaatan TPA sebagai objek wisata edukatif dapat ditingkatkan dengan adanya promosi wisata yang dilakukan pihak pengelola dan Dinas Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Pariwisata Kabupaten Pati, sehingga wisatawan yang datang tidak hanya didominasi oleh wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan yang berasal dari luar Kecamatan Margorejo maupun luar Kabupaten Pati. 3.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati memiliki potensi wisata yang baik. Penulis menyarankan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pati untuk membuat Peraturan Daerah tentang objek wisata TPA Kabupaten Pati sebagai objek wisata berbasis eco-edu-tourism.

70 DAFTAR PUSTAKA

Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta sebagaiSuatu Kasus. Jakarta.

Ali, Surahman. 1984. Metode Penelitian Dasar. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Daniel, T. S., Hasan, P. dan Vonny, S. 1985. Tehnologi Pemanfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung Sampah: Suatu Pendekatan Konseptual. Bandung. PPLH ITB.

Efendy, Rahmat. 2012. Buku Profil PNPM MP Kota Bekasi Tahun 2012. Bekasi: Pemerintah Kota Bekasi. Merpaung, Happy dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Nandi. 2005. Kajian Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah dalam Konteks Tata Ruang. Dalam GEA Jurusan Pendidikan Geografi. No.9. Hal. 1-7. Ningsih, Sri. 2010. Pemanfaatan Tempat Pembuangan Akhir sebagai Objek Wisata Edukatif Di TPA Multifungsi Mojokerto. Skripsi. Universitas Negeri Surabayya.

Puspa, Ida Ayu Tary. 2006. Potensi dan Strategi Pengembangan Puri Sebagai Objek Dan Daya Tarik Wisata City Tour Di Kota Denpasar (Kasus Puri Satria). Tesis. Bali: Universitas Udayana.

Rahajoe, Rita Poedji. 2007. Strategi Pengembangan Wisata Heritage Sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

71

Salah, Wahab. 1992. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Santoso, Apik Budi. 2006. Diktat Perkuliahan Geografi Pariwisata. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Sri Susanty. 2009. Pengembangan Kota Bima Sebagai Daerah Tujuan Wisata. Laporan Penelitian. Bandung: Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata.

Tim Teknis Pembangunan Sanitasi. 2010. Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi. Jakarta.

72

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 2. Denah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati

Skala 1:2000

73

74

Lampiran 3. Perhitungan Skor Tingkat Pemanfaatan Potensi TPA Kabupaten Pati sebagai Objek Wisata Edukatif Bagi Wisatawan Umum No

Skor Indikator

Pernyataan TPA kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata

1

2

3

4

Menyetujui adanya daya tarik TPA sebagai objek wisata

TPA kabupaten Pati memiliki daya tarik wisata Saya setuju kondisi lingkungan TPA cocok sebagai sebuah objek wisata Saya senang Menyenangi wahana terhadap wahana wisata yang disediakan di wisata yang TPA disediakan di TPA kabupaten Pati Saya memeroleh Menyetujui bahwa adanya informasi atau pengetahuan baru informasi yang dapat diperoleh dari setiap dari setiap wahana wahana yang ada di TPA wisata yang tersedia di TPA kabupaten Pati Menyetujui adanya unsur Saya setuju bahwa pemanfaatan TPA TPA kabupaten Pati dimanfaatkan kabupaten Pati sebagai sebagai wisata wisata edukatif edukatif Jumlah skor Skor ideal Skor dalam persentase Kategori

4

3

2

1

Jumlah Skor

9

21

0

0

72

9

15

6

0

93

9

12

6

3

87

6

21

3

0

66

3

21

3

84

15

12

0

87

3

3

489 720 67,91% B

75

Lampiran 4. Perhitungan Skor Tingkat Pemanfaatan Potensi TPA Kabupaten Pati sebagai Objek Wisata Edukatif Bagi Wisatawan Pelajar Skor Indikator

4

3

2

1

Jumlah Skor

TPA kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata

9

15

6

0

93

TPA kabupaten Pati memiliki daya tarik wisata

9

15

6

0

93

12

12

3

3

93

6

15

6

3

84

6

21

3

0

93

12

15

3

0

99

21

9

0

0

111

9

15

3

3

78

Pernyataan

No

1

2

3

4

5

Menyetujui adanya daya tarik TPA sebagai objek wisata Menyenangi wahana wisata yang disediakan di TPA Menyetujui bahwa adanya informasi yang dapat diperoleh dari setiap wahana yang ada di TPA Menyetujui bahwa informasi yang diperoleh dari wahana TPA berkaitan dengan pelajaran yang diperoleh di sekolah

Menyetujui adanya unsur pemanfaatan TPA sebagai wisata edukatif

Jumlah skor Skor ideal Skor dalam persentase Kategori

Saya senang terhadap wahana wisata yang disediakan di TPA kabupaten Pati Saya memeroleh informasi atau pengetahuan baru dari setiap wahana wisata yang tersedia di TPA kabupaten Pati Saya setuju bahwa informasi yang diperoleh dari wahana TPA berkaitan dengan pelajaran yang diperoleh di sekolah Saya setuju bahwa terdapat adanya unsur pemanfaatan TPA kabupaten Pati sebagai wisata edukatif Saya setuju bahwa TPA kabupaten Pati memberikan informasi pendidikan lingkungan dengan adanya pengelolaan kompos Saya setuju bahwa TPA kabupaten Pati memberikan informasi pendidikan tentang flora dan fauna karena terdapat Kebun Kehati yang menyediakan beberapa jenis satwa dan flora

744 960 77,5% B

76

Lampiran 5. KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Responden Kabupaten Pati No Variabel Penelitian

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : Kepala Pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

1

1.1 Mendiskripsikan pengelolaan Kebun Kehati

Kebun Kehati

Indikator

Instrumen Panduan Wawancara

1.2 Menjelaskan pemanfaatan Kebun Kehati sebagai sarana pendidikan untuk para wisatawan

Nomor Instrumen Tabel 1.1 Nomor 1, 2, 3

Tabel 1.1 Nomor 4

2

Pondok Taman Baca

2.1 Menjelaskan pengelolaan Pondok Taman Baca

Panduan Wawancara

Tabel 1.2 Nomor 1, 2

3

Unit Pembuatan Kompos

3.1 Mendiskripsikan pengelolaan Unit Pembuatan Kompos

Panduan Wawancara

Tabel 1.3 Nomor 1

3.2 Menjelaskan pemanfaatan kompos yang diproduksi

Tabel 1.3 Nomor 2

77

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Responden No

Variabel Penelitian

1

Kebun Kehati

2

Unit Pembuatan Kompos

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : Ketua Divisi Kebersihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Indikator Instrumen Nomor Instrumen 1.3 Menjelaskan mekanisme program kebersihan Kebun Kehati

3.3 Menjelaskan mekanisme pembersihan truk pengangkut sampah

Panduan Wawancara

Tabel 1.4 Nomor 1

Panduan Wawancara

Tabel 1.4 Nomor 2

78

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Responden

No

Variabel Penelitian

1

Pondok Taman Baca

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : Ketua Divisi Infrastruktur Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Indikator

Instrumen

Nomor Instrumen

2.2 Mengidentifikasi infrastruktur yang tersedia di Pondok Taman baca

Panduan Wawancara

Tabel 1.5 Nomor 1

2.3 Menjelaskan perawatan infrastruktur di Pondok Taman Baca 2

Unit Pembuatan Kompos

3.4 Mengidentifikasi infrastruktur yang tersedia di Unit Pembuatan Kompos 3.5 Menjelaskan perawatan alat pembuatan kompos

Tabel 1.5 Nomor 2

Panduan Wawancara

Tabel 1.5 Nomor 3

Tabel 1.5 Nomor 4

79

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Responden

No

Variabel Penelitian

1

Kebun Kehati

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : Ketua Divisi Pertamanan dan Pengelolaan Satwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Indikator 1.4 Mendiskripsikan kondisi fisik lokasi Kebun Kehati

Instrumen Panduan Wawancara

Nomor Instrumen Tabel 1.6 Nomor 1

1.5 Menyebutkan daya tarik Kebun Kehati

Tabel 1.6 Nomor 2

1.6 Menjelaskan pengelolaan Kebun Kehati

Tabel 1.6 Nomor 3

1.7 Menyebutkan jenis flora dan fauna yang dipelihara di Kebun Kehati

Tabel 1.6 Nomor 4

1.8 Menjelaskan asal perolehan flora dan fauna yang dipelihara di Kebun Kehati

Tabel 1.6 Nomor 6

80

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN TINGKAT PEMANFAATAN POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA EDUKATIF Lokasi penelitian Waktu Penelitian Responden Pati No Variabel 1

Tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati bagi wisatawan umum

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : Wisatawan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten

Indikator

Instrumen

1.1 Menyetujui Angket adanya daya tarik TPA sebagai objek wisata 1.2 Menyenangi wahana wisata yang disediakan di TPA

Tabel 2.1 Nomor 6

Tabel 2.1 Nomor 3

1.3 Menyetujui bahwa adanya informasi yang dapat diperoleh dari setiap wahana yang ada di TPA

2

Tingkat pemanfaatan potensi TPA Kabupaten Pati bagi wisatawan pelajar

1.4 Menyetujui adanya unsur pemanfaatan TPA kabupaten Pati sebagai wisata edukatif 2.1 Menyetujui adanya daya tarik TPA sebagai objek wisata 2.2 Menyenangi wahana wisata yang disediakan di TPA 2.3 Menyetujui bahwa adanya informasi yang

Nomor Instrumen Tabel 2.1 Nomor 1, 2, 5

Tabel 2.1 Nomor 4

Angket

Tabel 2.2 Nomor 1, 2

Tabel 2.2 Nomor 8

Tabel 2.2 Nomor 3

81

dapat diperoleh dari setiap wahana yang ada di TPA 2.4 Menyetujui bahwa informasi yang diperoleh dari wahana TPA berkaitan dengan pelajaran yang diperoleh di sekolah 2.5 Menyetujui adanya unsur pemanfaatan TPA sebagai wisata edukatif

Tabel 2.2 Nomor 4

Tabel 2.2 Nomor 5, 6, 7

82

Lampiran 6. Instrumen Penelitian PANDUAN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Waktu Penelitian : Nama Responden : Usia : Pendidikan terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kepala Pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Variabel Indikator Kebun Kehati 1.1 Mendiskripsikan pengelolaan Kebun Kehati 1.2 Menjelaskan pemanfaatan Kebun Kehati sebagai sarana pendidikan untuk para wisatawan

Tabel 1.1 No Pertanyaan 1 Di bidang apakah posisi TPA di Dinas Pekerjaan Umum? 2 Apa saja divisi yang Anda susun untuk mengelola TPA? 3 Bagaiamana pengelolaan Kebun Kehati TPA? 4

Apakah Kebun Kehati disusun salah satunya untuk sarana eduwisata?

Jawaban

83

PANDUAN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Waktu Penelitian : Nama Responden : Usia : Pendidikan terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kepala Pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Variabel Indikator Pondok Taman Baca 2.1 Menjelaskan pengelolaan Pondok Taman Baca Tabel 1.2 No Pertanyaan 1

Salah satu wahana eduwisata di TPA adalah Pondok Taman Baca. Apa tujuan pendirian wahana ini?

2

Bagaimana pengelolaan Pondok Taman Baca?

Jawaban

84

PANDUAN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Waktu Penelitian : Nama Responden : Usia : Pendidikan terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kepala Pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Variabel Indikator Unit Pembuatan Kompos 3.1 Mendiskripsikan pengelolaan Unit Pembuatan Kompos 3.2 Menjelaskan pemanfaatan kompos yang diproduksi Tabel 1.3 No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pengelolaan Unit Pembuatan Kompos? 2

Bagaimana pemanfaatan produksi kompos yang terproduksi?

85

PANDUAN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Nama Responden Usia Pendidikan terakhir Alamat Pekerjaan

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : : : : : Ketua Divisi Kebersihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati

Variabel

Indikator 1.4 Menjelaskan mekanisme program kebersihan Kebun Kehati

Kebun Kehati

Unit Pembuatan Kompos

3.3 Menjelaskan mekanisme pembersihan truk pengangkut sampah

Tabel 1.4 No Pertanyaan 1 Bagaimana mekanisme program kebersihan di Kebun Kehati? 2

Jawaban

Pengangkutan sampah ke TPA menggunakan truk pengangkut sampah. Bagaimana mekanisme pembersihan truk pengangkut sampah?

PANDUAN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Nama Responden Usia Pendidikan terakhir Alamat Pekerjaan

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : : : : : Ketua Divisi Infrastruktur Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati

Variabel Pondok Taman Baca

Indikator 2.2 Mengidentifikasi infrastruktur

86

yang tersedia di Pondok Taman baca 2.3 Menjelaskan perawatan infrastruktur di Pondok Taman Baca Unit Pembuatan Kompos

3.4 Mengidentifikasi infrastruktur yang tersedia di Unit Pembuatan Kompos 3.5 Menjelaskan perawatan alat pembuatan kompos

Tabel 1.5 No Pertanyaan 1

Apa saja infrastruktur yang tersedia di Pondok Taman Baca?

2

Bagaimana perawatan infrastruktur yang tersedia di Pondok Taman Baca? Apa saja infrastruktur yang tersedia di Unit Pembuatan Kompos? Bagaimana perawatan infrastruktur yang tersedia di Unit Pembuatan Kompos?

3

4

Jawaban

87

PANDUAN WAWANCARA POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA Lokasi penelitian Waktu Penelitian Nama Responden Usia Pendidikan terakhir Alamat Pekerjaan

: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati : : : : : : Ketua Divisi Pertamanan dan Pengelolaan Satwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Variabel Indikator Kebun Kehati 1.4 Mendiskripsikan kondisi fisik lokasi Kebun Kehati 1.5 Menyebutkan daya tarik Kebun Kehati 1.6 Menjelaskan pengelolaan Kebun Kehati 1.7 Menyebutkan jenis flora dan fauna yang dipelihara di Kebun Kehati 1.8 Menjelaskan asal perolehan flora dan fauna yang dipelihara di Kebun Kehati

Tabel 1.6 No Pertanyaan 1 Berapa luas Kebun Kehati? 2

Apa saja daya tarik wisata yang ada di

3

Kebun Kehati di TPA kabupaten Pati Bagaimana mekanisme pengelolaan Kebun Kehati?

4

Apa saja jenis flora dan fauna yang dipelihara di Kebun Kehati?

Jawaban

88

5

Darimana saja asal perolehan flora dan fauna yang dipelihara di Kebun Kehati?

89

ANGKET PENELITIAN TINGKAT PEMANFAATAN POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA EDUKATIF Lokasi penelitian : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Waktu Penelitian : Responden : Wisatawan umum di TPA Kabupaten Pati Nama responden : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Usia : Alamat : Berilah tanda (√) pada pilihan kolom tanggapan sesuai dengan pendapat anda. Tabel 2.1 No Pernyataan Tanggapan Sangat Setuju Cukup Kurang Setuju Setuju Setuju 1 TPA kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata 2

TPA kabupaten Pati memiliki daya tarik wisata

3

Saya memeroleh informasi atau pengetahuan baru dari setiap wahana wisata yang tersedia di TPA kabupaten Pati

4

Saya setuju bahwa terdapat adanya unsur pemanfaatan TPA kabupaten Pati sebagai wisata edukatif

5

Saya setuju kondisi lingkungan TPA cocok sebagai sebuah objek wisata Sangat

Senang

Cukup

Kurang

90

Senang 6

Saya senang terhadap wahana wisata yang disediakan di TPA kabupaten Pati

Terimakasih atas partisipasi anda.

Senang

Senang

91

ANGKET PENELITIAN TINGKAT PEMANFAATAN POTENSI TPA KABUPATEN PATI SEBAGAI OBJEK WISATA EDUKATIF Lokasi penelitian : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati Waktu Penelitian : Responden : Wisatawan pelajar di TPA Kabupaten Pati Nama responden : Asal sekolah / kelas : Usia : Alamat : Berilah tanda (√) pada pilihan kolom tanggapan sesuai dengan pendapat anda. Tabel 2.2 No Pernyataan Tanggapan Sangat Setuju Cukup Kurang Setuju Setuju Setuju 1 TPA kabupaten Pati memiliki potensi sebagai objek wisata 2

TPA kabupaten Pati memiliki daya tarik wisata

3

Saya memperoleh informasi atau pengetahuan baru dari setiap wahana wisata yang tersedia di TPA kabupaten Pati

4

Saya setuju bahwa informasi yang diperoleh dari wahana TPA berkaitan dengan pelajaran yang diperoleh di sekolah

5

Saya setuju bahwa terdapat adanya unsur pemanfaatan TPA kabupaten Pati

92

sebagai wisata edukatif 6

7

Saya setuju bahwa TPA kabupaten Pati memberikan informasi pendidikan lingkungan dengan adanya pengelolaan kompos Saya setuju bahwa TPA kabupaten Pati memberikan informasi pendidikan tentang flora dan fauna karena terdapat Kebun Kehati yang menyediakan beberapa jenis satwa dan flora Sangat Senang

8

Saya senang terhadap wahana wisata yang disediakan di TPA kabupaten Pati

Terimakasih atas partisipasi anda.

Senang

Cukup Senang

Kurang Senang