PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Download Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul. ”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model AR...

1 downloads 519 Views 14MB Size
i

PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA DENGAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) DIDUKUNG MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMP N 1 SUMOWONO

skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Rani Apriliyanasari 4401406595

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 17 Februari 2011

Rani Apriliyanasari 4401406595

ii

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul: Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono disusun oleh: nama

: Rani Apriliyanasari

NIM

: 4401406595

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 17 Februari 2011.

Panitia, Ketua

Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S. MS NIP. 195111151979031001

Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 196712171993032001

Penguji Utama

drh. Wulan Christijanti, M.Si NIP. 196809111996032001

Anggota Penguji/ Pembimbing 1

Anggota Penguji/ Pembimbing 2

Dr. drh. R. Susanti, M.P NIP. 196903231997032001

Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St. NIP. 196203081990021001

iii

iv

ABSTRAK

Apriliyanasari, Rani. 2010. Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif Di SMP N 1 Sumowono. Skripsi, Jurusan Biologi, FMIPA dan Universitas Negeri Semarang. Dr. drh R. Susanti, M.P dan Ir. Tyas Agung Pribadi, S.T, M.St.

Sebagian besar siswa menganggap materi sistem peredaran darah manusia sulit dipelajari. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu menarik minat dan hasrat ingin tahu siswa terhadap materi. Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Penelitian dilakukan dengan Pre test - Post test Control Group Design. Populasinya siswa kelas VIII semester gasal SMP N 1 Sumowono diambil dua kelas sampel secara random sampling yaitu VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa, aktivitas siswa, hasil belajar, tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah perlakuan, motivasi belajar siswa kelas eksperimen (2,88) lebih baik dibanding kelas kontrol (2,48), sedangkan keaktifan siswa di kelas eksperimen (82%) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (64%), dan rata-rata nilai post test kelas eksperimen 7,5 sedangkan kelas kontrol 6,1. Hasil analisis uji t test menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan dibanding kelas kontrol. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP. Siswa menyatakan pernyataan sangat setuju sebanyak 33 siswa (100%) dengan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen. Guru menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Simpulan dari penelitian yaitu pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono.

Kata Kunci: Model ARCS, Multimedia Interaktif, dan Sistem Peredaran Darah pada Manusia

iv

v

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dr. drh. R. Susanti, M.P, selaku dosen pembimbing I yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St., selaku dosen pembimbing II yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 6. drh. Wulan Christijanti, M.Si selaku dosen penguji yang dengan sabar telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini. 7. Seluruh dosen FMIPA Universitas Negeri Semarang khususnya Jurusan Biologi yang telah memberikan kuliah sebagai bekal pengetahuan yang berguna dalam penyusunan skripsi. 8. Dra. Sri Pujiatun selaku Kepala SMP N 1 Sumowono dan V. Eni Noorlina, S.Pd selaku Wakil Kepala SMP N 1 Sumowono yang telah memberi izin dan kerjasama selama pelaksanaan penelitian.

v

vi

9. Suradi Ignatius, A.Md, Pd. dan Drs. Sugiyarto, M.Pd selaku guru Biologi SMP N 1 Sumowono yang telah berkenan membantu, memberi masukan dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Guru, staf karyawan, dan seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono yang telah membantu peneliti selama penelitian. 11. Seluruh keluargaku tercinta, Yokie Hanggaria Enggar, S.Si dan keluarga besarnya yang telah banyak memberikan bantuan, doa, dukungan, dorongan semangat dan kesabaran. 12. Teman-teman Bio angkatan 2006 dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan dunia pendidikan Indonesia.

Semarang, 17 Februari 2011

Penulis

vi

vii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... ........ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... ii PENGESAHAN ............................................................................................ ....... iii ABSTRAK ........................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Penegasan Istilah ........................................................................ 3 D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6 B. Hipotesis...................................................................................... 20

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 21 B. Populasi dan Sampel .................................................................. 21 C. Faktor yang diteliti ..................................................................... 21 D. Rancangan Penelitian ................................................................. 22 E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 23 F. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33 G. Analisis Hasil Penelitian ............................................................ 33 vii

viii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 39 B. Pembahasan ................................................................................ 45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................... 57 B. Saran ........................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................... 60

viii

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

Format naskah multimedia ............................................................................. 21

2

Analisis validitas butir soal ............................................................................ 26

3

Analisis reliabilitas soal ................................................................................. 27

4

Analisis taraf kesukaran butir soal ................................................................. 28

5

Analisis daya pembeda soal ........................................................................... 28

6

Analisis uji perbedaan dua rata-rata selisih motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol............. 39

7

Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran.............................................. 40

8

Rekapitulasi hasil belajar siswa .................................................................... 41

9

Analisis uji perbedaan rata-rata selisih nilai posttest - pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol......................................................................... 42

10 Hasil analisis kinerja guru pada saat proses pembelajaran ............................ 43 11 Analisis hasil tanggapan siswa dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol......................................................................... 43

ix

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1

Kerangka Berfikir Penelitian ......................................................................... 19

2

Rancangan Penelitian ..................................................................................... 32

x

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

Halaman

1

Silabus ........................................................................................................... 61

2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................... 65

3

Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................................... 82

4

Rubrik penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................ 85

5

Lembar Diskusi Siswa (LDS) ....................................................................... 87

6

Rubrik penilaian Lembar Diskusi Siswa (LDS) ........................................... 89

7

Analisis soal uji coba ................................................................................... 93

8

Perhitungan validitas butir soal ...................................................................... 95

9

Perhitungan reliabilitas soal ........................................................................... 97

10 Perhitungan tingkat kesukaran soal................................................................ 98 11 Perhitungan daya pembeda soal ..................................................................... 99 12 Soal pre test dan post test ............................................................................. 100 13 Kunci jawaban dan norma penilaian ............................................................ 105 14 Lembar jawab soal pre test dan post test kelas eksperimen .......................... 106 15 Lembar jawab soal pre test dan post test kelas kontrol................................. 107 16 Angket motivasi belajar ................................................................................ 108 17 Perhitungan angket motivasi belajar ............................................................. 111 18 Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................................................................................... 112 19 Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................................................................................... 114 20 Rekap hasil motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ................. 116 21 Uji perbedaan dua rata-rata hasil motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................ 118 22 Lembar observasi aktivitas siswa ................................................................... 119 23 Perhitungan check list aktivitas belajar ......................................................... 124 24 Hasil analisis aktivitas siswa kelas eksperimen ............................................. 125 25 Hasil analisis aktivitas siswa kelas kontrol .................................................... 126

xi

xii

26 Data hasil belajar pre test dan pos test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ............................................................................................................ 127 27 Uji homogenitas nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 128 28 Uji normalitas nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ........ 129 29 Uji kesamaan dua varians data hasil belajar post test – pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol......................................................................... 131 30 Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ............................................................................................................ 132 31 Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol ............................................................................................ 133 32 Perhitungan angket tanggapan siswa ............................................................ 135 33 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas eksperimen) .................................................................................................... 136 34 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas kontrol) ........................................................................................................... 137 35 Lembar observasi kinerja guru ....................................................................... 138 36 Rubrik penilaian kinerja guru ....................................................................... 140 37 Perhitungan kinerja guru ............................................................................... 144 38 Hasil analisis kinerja guru .............................................................................. 145 39 Angket tanggapan guru terhadap proses pembelajaran.................................. 146 40 Uji homogenitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel ...................... 148 41 Uji normalitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel ......................... 149 42 Dokumentasi penelitian ................................................................................. 154 43 Kelengkapan surat-surat ................................................................................ 156

xii

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran

akan

tercapai

apabila

siswa dapat

memahami

pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Karena itu proses pembelajaran dikatakan baik, jika hasil pembelajaran siswa juga baik. Hal ini dapat terpenuhi bila guru mampu memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar yang berlangsung secara efektif dan kondusif. Termasuk dalam hal ini adalah pengetahuan dan pengalaman guru tentang model pembelajaran yang tepat. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu menarik minat dan hasrat ingin tahu siswa terhadap materi. Keller (1983) menyatakan bahwa model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah. Selama proses pembelajaran guru diharuskan memenuhi keempat komponen ARCS yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan). Model pembelajaran ARCS memiliki beberapa kelebihan antara lain: a) dapat diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat fleksibel. b) dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya, c) dalam kegiatan pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa (Wulandari 2008). Saat ini media dan teknologi menjadi salah satu ciri yang ditonjolkan dalam dunia pendidikan. Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar mandiri dalam memahami suatu konsep (Warsita 2008). Penggunaan multimedia merupakan cara untuk menyampaikan bahan belajar dengan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Pembuatan multimedia menggunakan Software Macromedia Flash karena dapat menggabungkan teks, grafik, suara, gambar, menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film (Suciadi 2003). Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang melibatkan siswa secara aktif, sehingga proses belajar mengajar lebih bersifat student centered karena dilengkapi alat pengontrol yang dioperasikan oleh siswa, sehingga siswa 1

2

dapat memilih apa yang dikehendaki. Keistimewaan yang ditampilkan adalah pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan interaktif, kualitas pembelajaran akan lebih meningkat dan sikap positif siswa terhadap apa yang diajarkan menjadi meningkat (Warsita 2008). Penggunaan komputer dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran biologi masih belum optimal untuk mata pelajaran IPA, padahal di SMP N 1 Sumowono sudah terdapat ruang multimedia dan siswa mempunyai potensi yang memadai dalam menggunakan komputer untuk tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran IPA di SMP khususnya Biologi konsep sistem peredaran darah manusia adalah materi yang sulit dipelajari secara langsung sehingga memerlukan suatu alat yang dapat membantu proses pembelajaran, alat inilah yang disebut media (Sanjaya 2006). Siswa membutuhkan media dalam mempelajari materi terutama pengkajian konsep yang membutuhkan visualisasi misalnya alat peredaran darah meliputi jantung dan pembuluh darah yang mengedarkan darah, cara kerja jantung, dan proses peredaran darah. Dengan kelebihan multimedia interaktif diatas, maka hal tersebut akan diterapkan di SMP N 1 Sumowono. Hasil observasi di SMP N 1 Sumowono, ditemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran biologi. Hasil wawancara memberikan gambaran bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat teacher oriented bahkan sebagian besar masih menggunakan metode ceramah, yang mengakibatkan siswa jenuh dalam belajar. Aktivitas yang dilakukan siswa adalah mendengarkan dan menerima materi yang diberikan guru. Proses belajar mengajar yang terjadi kurang adanya komunikasi timbal balik yang berlangsung secara edukatif antara guru dengan siswa sehingga interaksi pembelajaran di kelas relatif rendah. Apabila guru mengajukan pertanyaan dalam rangka mendapatkan umpan balik, siswa cenderung tidak merespon. Aktivitas siswa yang rendah itu disebabkan karena penggunaan media pembelajaran kurang bervariasi sehingga kurang menarik perhatian siswa, guru tidak menjelaskan manfaat mempelajari materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan guru tidak pernah memberikan reward terhadap siswa. Hal tersebut menyebabkan motivasi siswa untuk belajar rendah, sehingga hasil belajar juga rendah yaitu nilai rata-rata 62 dengan ketuntasan klasikal 60%. Dari

3

perolehan hasil belajar tersebut dapat dikatakan sebagian besar siswa tidak mencapai ketuntasan belajar. Guru sebagai seorang pendidik mempunyai kewajiban untuk memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa sehingga memotivasi siswa lebih semangat belajar.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, muncul permasalahan yaitu: apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia di SMP N 1 Sumowono?

C. Penegasan Istilah Untuk mewujudkan suatu kesatuan berpikir dan menghindari salah tafsir maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Istilah yang perlu dijelaskan yaitu: 1.

Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Model ARCS meliputi empat komponen pembelajaran yaitu Attention

(perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan) (Keller 1983). Model ARCS yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran harus meliputi keseluruhan komponen ARCS yaitu berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa, kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa, kemudian menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement). 2.

Multimedia Interaktif Menurut Arsyad (2004), multimedia merupakan media yang menggabungkan

dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia interaktif dalam penelitian ini adalah suatu program yang dirancang dengan memanfaatkan program Macromedia Flash 8 yang dipadu dengan metode tutorial dan disertai pemberian latihan soal, kemudian program tersebut disimpan pada masing-masing komputer yang digunakan

4

siswa dalam pembelajaran secara individual dimana terjadi interaksi antara siswa dengan seluruh program materi sehingga secara sengaja proses belajar terjadi karena siswa tidak hanya dapat melihat, mendengar gambar dan suara, tetapi juga memberi respon aktif. 3.

Sistem Peredaran Darah pada Manusia Materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada kelas VIII semester 1 di SMP N 1 Sumowono. Sub pokok bahasan yang diajarkan terdiri dari alat peredaran darah, proses peredaran darah, dan kelainan pada sistem peredaran darah (Puspita dan Rohima 2009). Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), standar kompetensi adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia sedangkan kompetensi dasar pada materi sistem peredaran darah pada manusia adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. 4.

Motivasi Belajar Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan atau kekuatan untuk melakukan proses belajar dalam bidang IPA biologi. Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa akan meraih prestasi belajar yang memuaskan. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. 5.

Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses

pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Aktivitas siswa yang dimaksud disini yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi keterampilan bekerja sama, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan membuat kesimpulan. 6.

Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

melakukan aktivitas belajar (Anni 2006). Pada penelitian ini hasil belajar yang

5

dimaksud yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi sistem peredaran darah manusia dan hasil belajarnya berupa nilai hasil tes.

D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono.

E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi siswa: 1. Siswa lebih tertarik untuk melakukan aktivitas dan proses belajar mengajar. 2. Memberikan suasana belajar yang berbeda, nyaman dan menyenangkan serta menumbuhkan kemandirian belajar dengan multimedia interaktif sehingga siswa termotivasi untuk belajar biologi. b. Bagi guru 1. Memberikan alternatif media pembelajaran bagi guru biologi. 2. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. 3. Memberikan motivasi kepada guru agar dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan tidak membosankan sehingga siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1. Sekolah dapat mengembangkan media pembelajaran dan melakukan inovasi pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain. 2. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan diambil untuk peningkatan hasil belajar. 3. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pembelajaran untuk semua pelajaran.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1.

Motivasi Belajar Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak, baik

disadari maupun tidak disadari. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar merupakan jantung kegiatan belajar, suatu pendorong yang membuat seseorang belajar. Menurut Sutikno (2005), ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada keseimbangan antara apa yang dimiliki dan diharapankan. Sebagai contoh, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah padahal memiliki buku yang lengkap dan memiliki cukup waktu, tetapi kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa membutuhkan hasil belajar yang baik, oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut inti dari motivasi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, mendorong kebutuhan belajar dan

harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Uno (2007) menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan dengan adanya: a) hasrat dan keinginan berhasil, b) dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, c) penghargaan dalam belajar, d) kegiatan yang menarik dalam belajar, e) lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

6

7

Sardiman (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa fungsi motivasi yaitu: (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. (2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. (3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Darsono (2000) menyatakan bahwa terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: (1) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. (2) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. (3) Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki siswa. (4) Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa.

2.

Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Menurut Yuniati (2007), hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi

setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni et al. 2006). Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah (Bloom yang dikutip oleh Sudjana N 1999), yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah

8

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan psikomotoris, dan kemampuan refleks, ketrampilan bertindak. Ada enam aspek ranah yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dalam penelitian ini hasil belajar biologi yang akan diukur meliputi dua ranah yaitu : ranah kognitif dan ranah afektif . Slameto (2003) menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu : a. Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar. Faktor yang terdapat di dalam diri individu dikelompokkan menjadi: 1) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor, campuran, dan kepribadian. 2) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf, dan organ-organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik ini, keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan maupun lingkungan. b. Faktor yang berasal dari luar diri individu Dengan demikian, guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberi pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani sesuai dengan kondisi peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan belajar, karena faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Contoh faktor yang berasal dari luar diri individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah adanya penggunaan model dan media pembelajaran. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan (Yamin 2007). Siswa selalu menampakkan keaktifan pada setiap proses pembelajaran. Keaktifan tersebut beranekaragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan. Kegiatan psikis misalnya pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep

9

dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan (Dimyati dan Mujiono 2002). Aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin 2007). Paul D. Dierich dalam Yamin (2007) mengemukakan 8 aspek kegiatan yang mencerminkan aktivitas belajar, yaitu: 1.) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya. 2.) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya. 3.) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. 4.) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya. 5.) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya. 6.) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7.) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebaginya. 8.) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya. Keterlibatan siswa dalam belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan di atas akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar berjalan maksimal (Sardiman 2007). Dalam penelitian ini, aktivitas siswa yang diamati pada proses pembelajaran adalah aktivitas visual, lisan, mendengarkan, gerak, menulis, mental, dan emosional. Dengan aktivitas tersebut diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

3.

Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Keller (1983) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu model ARCS. Model ARCS berasal dari banyak teori dan konsep motivasi. ARCS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan

10

menjadi empat komponen pembelajaran yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan) atau disingkat dengan ARCS. a.

Perhatian (Attention) = A Menurut Chairani (2005), perhatian merupakan sikap seseorang yang

umumnya didorong oleh rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu tersebut merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Bila seorang siswa mengalami peristiwa belajar, dapat di asumsikan akibat ada dorongan dari dalam dirinya untuk mengatur aktivitas, minat, sikap dan kehendaknya. Guru harus menyadari bahwa sangat penting artinya untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu guru harus memiliki kreativitas untuk mendorong munculnya rasa ingin tahu siswa sehingga meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap materi yang dipelajari (Warsita 2008). Beberapa strategi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, merangsang minat dan perhatian siswa, antara lain: 1) Menggunakan metode penyampaian yang bervariasi (kuis, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah pendapat, demontrasi, studi kasus). 2) Penggunakan media (transparasi, gambar, film, video tape) untuk melengkapi penyampaian pembelajaran. 3) Bila dirasa tepat gunakan humor selama kegiatan, sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan. 4) Menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa. 5) Memberikan tebakan atau teka–teki yang memberikan kesempatan siswa untuk berpikir secara cepat dan singkat dalam menemukan jawabannya. 6) Menggunakan peristiwa nyata dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep yang digunakan (Abidin 2003). b. Relevansi (Relevance) = R Pengertian relevansi menurut Warsita (2008) adalah adanya hubungan antara materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Seperti halnya proses belajar umumnya jika seseorang tidak memiliki motivasi yang kuat dalam belajar, maka mustahil mereka akan mampu menangkap pelajaran dengan baik (Abidin 2003). Tugas fasilitator yakni membangkitkan dan menciptakan cara-cara kreatif

11

untuk memotivasi partisipan (Wulandari 2008). Siswa akan termotivasi bila mereka merasa bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Prinsip relevansi menurut Chairani (2005) dalam pembelajaran dapat dimunculkan guru dengan berbagai strategi antara lain: 1) Memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang dicapai setelah pembelajaran berlangsung. 2) Menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. 3) Menjelaskan peranan materi yang dipelajari dengan mata pelajaran lain. 4) Memberikan contoh, latihan, atau tes yang sesuai dengan kondisi siswa. c.

Kepercayaan Diri (Confidence) = C Pribadi yang memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan akan

melakukan tugasnya untuk mencapai keberhasilan. Merasa diri mampu merupakan potensi untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan (Warsita 2008). Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Dalam hal ini motivasi akan menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan, dan selanjutnya pengalaman berhasil ini akan memotivasi untuk mengejar tantangan selanjutnya. Menurut Abidin (2003), strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri antara lain: 1) Memberikan materi secara sistematis, dari yang mudah ke yang sukar dan dari yang konkret ke abstrak, sehingga kemampuan siswa mengikuti pelajaran termotivasi sejak awal kegiatan. 2) Menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk menguasai konsep yang banyak sekaligus. 3) Menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas bagi siswa. 4) Menumbuhkembangkan rasa percaya diri pada siswa, dengan tidak mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, akan tetapi guru dapat menggunakan kata lain jika jawaban siswa salah dengan “ mungkin masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb. 5) Memberikan umpan balik yang membangun selama pembelajaran, agar siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajarnya.

12

d. Kepuasan (Satisfaction) = S Menurut Warsita (2008), kepuasan adalah perasaan gembira yang timbul dari dalam seseorang jika mendapatkan penghargaan terhadap dirinya dalam upaya melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan minat, karakteristik, dan kebutuhan siswa. Keberhasilan mencapai suatu tujuan akan memberikan kepuasan bagi siswa, dan siswa akan berupaya untuk berhasil mencapai tujuan lainnya. Kepuasan sangat dipengaruhi oleh konsekuensi yang akan diterima siswa, seperti penghargaan atau reward atas keberhasilan yang diperoleh siswa. Siswa yang berhasil menyelesaikan sebuah soal, diberi pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa di kelas untuk memberikan applause, agar rasa puas dari siswa menjadi motivasi belajar selanjutnya. Menurut Chairani (2005), alternatif strategi untuk meningkatkan kepuasan antara lain: 1) Memberikan penguatan (reinforcement) berupa pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan cacian atau ancaman. 2) Mengucapkan baik, bagus, dan memberikan senyum bila siswa menjawab atau mengajukan pertanyaan. 3) Menunjukkan sikap non verbal positif pada saat menanggapi pertanyaan atau jawaban siswa misal acung jempol atau angguk kepala. 4) Siswa yang telah berhasil di sarankan untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya. 6) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan pandangan yang simpatik atas partisipasi siswa. 7) Membandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu dengan standar tertentu. 8) Memberi tuntunan pada siswa agar dapat menjawab benar. Pembelajaran dengan model ARCS, motivasi belajar siswa diharapkan meningkat sehingga hasil belajar yang tercapai optimal. Model pembelajaran ARCS terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model ARCS adalah a) dapat diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat

13

fleksibel. b) Model ARCS dalam kegiatan pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa. c) Model ARCS dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya. Selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS juga mempunyai kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu: a) hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif. b) perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS, sulit dijadikan penilaian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2008) pembelajaran dengan model ARCS pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan kriteria sesuai indikator keberhasilan penelitian. Hal ini dikarenakan model ARCS adalah desain pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berprestasi dengan baik sehingga mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Chairani (2005) yang menunjukkan bahwa penerapan ARCS pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya. Hasil penelitian Feng dan Tuan (2005) menunjukkan bahwa motivasi yang timbul dari dalam diri siswa akan meningkatkan prestasi belajar. Selama pembelajaran dengan model ARCS telah meningkat secara signifikan dari sebelumnya pada materi kimia konsep asam dan basa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model ARCS dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar karena adanya motivasi yang timbul dari dalam diri siswa (Chairani 2005).

4.

Multimedia Interaktif Sistem Peredaran Darah Manusia Multimedia dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Multimedia bisa

berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, gambar, dan video. Namun perpaduan dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran (Arsyad 2002). Menurut Setiawan (2007), multimedia dapat digunakan untuk

14

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Interaktif berarti tindakan atau hubungan aktif antara satu sama lain dan tindakan tersebut biasanya segera mendapatkan respon. Contoh interaktif adalah menggunakan tombol navigasi pada presentasi bahan ajar. Ciri-ciri interaktif menurut Warsita (2008) adalah : (a) Pengguna dapat mengakses informasi seperti video, teks, animasi, dengan hanya mengklik. (b) Waktu munculnya respon tidak terlalu lama. (c) Informasi dapat diakses oleh pengguna mengikuti kehendak dan tidak perlu diatur. (d) Terdapat respon pesan. Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain (Arsyad 2002): (1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. (3) Praktis, luwes, bertahan. (4) Guru terampil menggunakannya. (5) Penggelompokan sasaran. (6) Mutu teknis. Selain itu terdapat enam kriteria lain untuk menilai multimedia (Setiawan 2007), yaitu: (1) Kemudahan navigasi. Sebuah media interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media. (2) Kandungan kognisi. Dalam arti adanya kandungan pengetahuan yang jelas. (3) Presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi dan program media interaktif itu sendiri. (4) Integrasi media, dimana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan ketrampilan. (5) Artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar, maka program harus mempunyai nilai tampilan yang menarik dan estetika yang baik. (6) Fungsi secara keseluruhan, dengan kata lain program yang dikembangkan harus memberi pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan

di

mana

dan

kapan

saja,

serta

sikap

belajar

siswa

dapat

ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran (Sadiman et al. 2006), yaitu:

15

1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata. 2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah. 3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia. 4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh. 5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya. 6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Multimedia bersifat interaktif dan fleksibel, memberikan umpan balik pada siswa dan kemudahan mengontrol karena kontrol ada pada pengguna. Kelemahannya hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah diprogramkan, memerlukan peralatan (komputer) multimedia, memerlukan peralatan khusus (komputer)

dalam

penyajiannya,

memerlukan

tenaga

listrik,

memerlukan

keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya. Berdasarkan hasil penelitian Ariani (2008) bahwa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran biologi secara efektif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Faizin (2009) bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa. Multimedia berguna untuk membantu siswa memahami materi memvisualisasikan konsepkonsep yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret sehingga hasil belajar tercapai secara maksimal. Pembelajaran supaya menarik perhatian siswa adalah dengan media yang menarik pula yakni dengan penggunaan multimedia interaktif. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dimana penyampaian materi, diskusi, dan kegiatan pembelajaran lain dilakukan melalui media komputer. Adanya multimedia interaktif dapat memilih apa yang dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapat jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Adapun isi dari multimedia interaktif ini adalah menampilkan hal-hal yang menarik dalam bentuk gambar animasi yang menyerupai obyek nyata seperti gambaran alat peredaran darah, bagian-bagian jantung, proses peredaran darah, dan video yang berisikan tentang sistem peredaran darah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

16

dan menyampaikan materi pelajaran, agar ada relevansinya dengan kehidupan maka akan dijelaskan tentang konsep beserta manfaatnya supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menumbuhkan percaya diri siswa, maka multimedia interaktif ini dirancang khusus untuk pembelajaran secara individual, dimana terjadi interaksi antara pengguna dengan seluruh materi yang terangkum dalam program. Multimedia interaktif juga berisikan latihan soal dan siswa yang berhasil mengerjakan dengan baik akan menimbulkan rasa kepuasan yang terjadi dalam diri siswa dan untuk menghargai hal tersebut biasanya guru memberikan reward dan mengumumkan perolehan yang dicapai. Pemanfaatan multimedia interaktif ini diharapkan dapat lebih memotivasi belajar siswa dan mempermudah dalam memahami konsep yang dipelajari. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yang didalamnya terdapat informasi materi sistem peredaran darah manusia yang dibuat dengan program Flash. Macromedia Flash adalah software yang dipakai luas oleh para programmer karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia (Suciadi 2003). Softwere ini berbasis animasi grafik vector yang dapat digunakan untuk menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film. Untuk dapat menjalankan program aplikasi macromedia flash professional 8, minimal konfigurasi sistem yang dimiliki oleh komputer adalah professor intel Pentium 3 atau 4, RAM disarankan 256 MB, sistem operasi Microsoft windows 2000 service pack 3 atau windows XP. Macromedia Flash Professional 8 adalah salah satu versi terbaru dari Macromedia Flash. Beberapa alasan memilih flash sebagai media pembelajaran, yaitu karena Flash memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut (Pramono 2006): (1) Hasil akhir file flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah di publish). (2) Flash mampu mengimpor hampir semua file gambar dan file-file audio sehingga presentasi dengan flash dapat lebih hidup. (3) Animasi dapat dibentuk, dijalankan, dan dikontrol. (4) Flash mampu membuat file executable (*.exe) sehingga dapat dijalankan pada PC manapun tanpa harus menginstal terlebih dahulu program flash. (5) Gambar flash merupakan gambar vektor sehingga tidak akan pernah pecah meskipun di zoom. Alasan penggunaan media tersebut karena mempunyai beberapa kelebihan yang menguntungkan disamping dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, suara,

17

gambar, dan video yang dapat menghidupkan suasana dan cenderung tidak monoton dalam pembelajaran karena siswa terlibat aktif (Pramono 2006). Materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada kelas VIII semester 1. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi pada konsep sistem peredaran darah pada manusia adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Untuk Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan (Depdiknas 2006). Sub pokok bahasan yang diajarkan terdiri dari alat peredaran darah, darah, proses peredaran darah, dan kelainan pada sistem peredaran darah (Puspita & Rohima 2009). Sistem peredaran darah mencakup beberapa sub materi pokok, yaitu (1) Alat-alat Peredaran Darah terdiri dari (a) Jantung, dalam jantung akan dibahas Kedudukan Jantung, Struktur Jantung, Cara Kerja Jantung, Denyut jantung dan Tekanan Darah. (b) Pembuluh Darah membahas Pembuluh Arteri, Pembuluh Vena, dan Pembuluh Kapiler. (2) Proses Peredaran Darah, meliputi Peredaran Darah Kecil, Peredaran Darah Besar, dan Peredaran Getah Bening. (3) Darah membahas Komponen Darah, Penggolongan Darah dan Tranfusi. (4) Gangguan dan Kelainan Sistem Peredaran Darah. Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung termasuk salah satu organ tubuh yang bekerja terus-menerus sepanjang hidup tanpa istirahat. Kedudukan jantung berada dalam rongga torak antara kedua paru-paru dan di belakang sternum. Struktur jantung manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Dinding bilik jantung lebih tebal jika dibandingkan dinding serambi. Selain itu, bilik kiri juga lebih tebal bila dibandingkan dengan bilik kanan. Antara serambi dan bilik dalam jantung tersebut dipisahkan oleh suatu sekat. Katupkatup yang menghubungkan serambi dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis, sedangkan katup yang menghubungkan serambi kiri dan bilik kiri disebut katup bikuspidalis. Katup-katup ini mencegah darah balik lagi dari bilik ke serambi. Cara kerja jantung adalah sebagai berikut: (1) Darah dari paru-paru banyak mengandung oksigen (O2) masuk kedalam serambi kiri. Dari serambi kiri, darah diteruskan ke bilik kiri melalui katup bikuspidalis. Selanjutnya, darah di bilik kiri

18

dipompa keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh membawa oksigen. (2) Setelah oksigen digunakan untuk proses pembakaran didalam sel-sel tubuh, darah kembali ke jantung dengan membawa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). (3) Darah dari seluruh tubuh masuk kedalam serambi kanan. Dari serambi kanan, darah masuk ke bilik kanan melalui katup trikuspidalis. Selanjutnya, dari bilik kanan, darah dipompa keluar dari jantung menuju ke paru-paru untuk melepas CO2 dan mengambil O2. Materi yang diajarkan pada berbagai sistem dalam kehidupan sehari-hari harus dikaitkan hubungannya dengan kesehatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sistem peredaran darah berjalan lancar, jika semua alat peredaran darah dalam keadaan sehat, tetapi terkadang alat-alat tersebut mengalami gangguan. Beberapa penyakit yang umumnya terjadi pada sistem peredaran darah antara lain Anemia, Talasemia, Leukimia, Hemofilia, Stroke, serangan jantung, dll.

19

Kerangka Berfikir: Latar belakang Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan peran guru dominan Materi sulit karena sistem peredaran darah pada manusia tidak bisa diamati secara langsung Belum memanfaatkan teknologi multimedia menyebabkan Pemahaman rendah Siswa kurang termotivasi/ pasif Aktivitas siswa di kelas rendah akibat Ketuntasan belajar materi sistem peredaran darah pada manusia rendah pemecahan masalah Penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif Melibatkan siswa secara aktif Mengurangi keabstrakan materi Menarik perhatian siswa dengan menggunakan multimedia interaktif. (Attention) Pembelajaran dilaksanakan dengan dilengkapi kasus yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. (Relevance) Meningkatkan rasa percaya diri siswa. (Confidence) Pemberian penghargaan atas keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal. (Satisfaction) diharapkan Peningkatan kualitas pembelajaran (Motivasi, aktivitas, dan hasil belajar)

Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian

20

B. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: “Pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa di SMP N 1 Sumowono”.

21

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Sumowono yang beralamat di Jl. Palagan 25 Sumowono 50662 Kabupaten Semarang. Waktu penelitian ini pada semester gasal kelas VIII tahun ajaran 2010/2011.

B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono tahun ajaran 2010/2011 semester gasal sebanyak 5 kelas. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan menganalisis data populasi hasil belajar materi sebelumnya kemudian di

uji

homogenitas dan uji normalitas populasi (dapat dilihat di Lampiran 34 dan 35). Hasil analisis menunjukkan bahwa semua data populasi homogen dan berdistribusi normal. Berdasarkan hasil random diperoleh 2 kelas yang digunakan yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol.

C. Faktor yang Diteliti Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono 2008). Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.

Variabel bebas Variabel bebas (independen variable) adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen variable) (Sugiono 2008). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model ARCS yang didukung multimedia interaktif pada proses pembelajaran. 2.

Variabel terikat Variabel terikat (dependen variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen variable) (Sugiono 21

22

2008). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa.

D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan true experimential design yang diawali dengan menentukan sampel dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling diambil sebanyak 2 kelas sampel yang digunakan sebagai kelas perlakuan dan kelas kontrol, untuk mengetahui bahwa kelas tersebut berangkat dari keadaan yang sama, normal memiliki varians yang homogen maka dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas dengan data nilai hasil ulangan materi sebelumnya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Control Group Pretest-Postest Design” (Arikunto 2006). E

O1

X

O2

R K

O3

O4

Keterangan: E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol O1 = Pretest kelas eksperimen O3 = Pretest kelas kontrol X = Perlakuan (model ARCS didukung multimedia interaktif) O2 = Posttest kelas eksperimen O4 = Posttest kelas kontrol Desain ini terdapat dua kelompok (O1 dan O3) yang dipilih secara random (R), kemudian kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen (O1) diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan (O3) disebut kelompok kontrol. Setelah proses pembelajaran dilakukan kedua kelompok diberi posttest kemudian hasilnya dilakukan uji homogenitas dan normalitas, setelah semua data terkumpul selanjutnya menguji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Pengaruh adanya perlakuan (O2 dan O4) dianalisis dengan uji beda memakai statistik t-test, jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan pembanding maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan (Sugiono 2008).

23

E. Prosedur Penelitian Instrumen penelitian merupakan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan memperoleh hasil yang lebih baik dalam arti lebih lengkap, cermat dan sistematis sehingga memudahkan mengolah data (Arikunto 2006). 1. Tahap Persiapan a.

Pembuatan multimedia interaktif Langkah pembuatan media dimulai dengan penulisan naskah media dan yang

terlebih dahulu dilakukan adalah dengan membuat sinopsis dan treatment. Sinopsis adalah gambaran secara ringkas pokok materi yang akan disampaikan yaitu materi sistem peredaran darah pada manusia. Langkah kedua adalah treatment yaitu membuat uraian ringkas secara deskriptif tentang sistem peredaran darah pada manusia dengan menampilkan bagian-bagian disertai keterangan gambarnya. Langkah selanjutnya yaitu menyusun naskah program dalam halaman berkolom dua sebelah kiri untuk visualisasi dan sebelah kanan untuk keterangan audio, dan efek animasi. Langkah terakhir yaitu menyusun multimedia menggunakan program flash. Dalam penyusunan multimedia dikenal penyusunan naskah, berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun naskah multimedia (Sadiman et al 2007): 1) Sinopsis Merupakan proses penyusunan secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok tema yang digarap. 2) Treatment Treatment merupakan uraian ringkas secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagian mana dari suatu rangkaian peristiwa akan digarap sebagai illustrator. 3) Naskah program Format naskah dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua, sebelah kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah kanan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan suara. Tujuannya sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan

24

substansi materi ke dalam suatu program. Format naskah terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Format naskah multimedia

b.

Menu : Sub menu :

No Halaman : No frame :

Tampilan

Audio dan Teks Audio

Validasi Multimedia Interaktif Penyusunan instrument multimedia interaktif yang akan digunakan oleh pakar

untuk melakukan penilaian terhadap multimedia interaktif. c.

Silabus Silabus disusun untuk materi sistem peredaran darah pada manusia

berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk Standar Kompetensinya adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. d.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP dilaksanakan atas kerjasama antara peneliti, dosen

kolaborasi dan guru Biologi dengan mempertimbangkan hal-hal yang penting untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar Biologi. Penyusunan RPP dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan dan kompetensi dapat tercapai. e.

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan LDS (Lembar Diskusi Siswa) LKS dan LDS disusun untuk melengkapi RPP yang disesuaikan dengan

materi sistem peredaran darah pada manusia. Adanya LKS dan LDS ini diharapkan mendorong munculnya keaktifan siswa. f.

Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja

guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. g.

Lembar Kuesioner (angket) Lembar kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran model ARCS yang didukung oleh multimedia interaktif

25

pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Melalui lembar kuesioner ini akan menggambarkan tanggapan guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. h.

Alat Evaluasi Alat evaluasi yang disusun berupa tes objektif sebanyak 50 soal pilihan ganda

dengan empat pilihan jawaban. Tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Sebelum soal tersebut digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan tes tersebut untuk mengambil. Tahaptahapnya adalah sebagai berikut: 1) Membuat instrumen (soal evaluasi) yang akan digunakan sebagai alat ukur disertai kisi-kisi soal. 2) Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa. 3) Menganalisis hasil uji coba soal. Soal tes diujicobakan pada kelas lain yang tidak digunakan untuk penelitian ini, yaitu kepada siswa diluar kelas sampel. Analisis hasil uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas perangkat tes yang dibuat, soal-soal yang telah dibuat peneliti diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar kelas sampel. Hasil uji coba dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dengan syarat-syarat yang telah ditentukan (Arikunto 2006). Analisis soal dalam penelitian ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. a)

Validitas butir soal Sebuah soal dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan dengan kriteria,

dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran yaitu rumus rpbis (Arikunto 2006) sebagai berikut. Mp

rpbis =

Mt St

p q

Keterangan: rpbis = analisis validitas. Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar. Mt = rata-rata skor total St = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar

26

q

= proporsi siswa yang menjawab salah.

Kriteria validitas soal: apabila t hitung > t tabel maka butir soal valid

t hitung

rpbis

n 2 1 r2

Jika thitung ≥ t (1- ) dk (n-2) dengan taraf signifikan 95% maka butir soal adalah valid.Hasil perhitungan validitas butir soal dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Analisis validitas butir soal Jenis Instrumen Soal pilihan ganda 1-50

Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50.

Tidak Valid 5, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 34, 38, 41, 44, 46, 48, 49.

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9

b) Reliabilitas soal Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik (Arikunto 2006). Tes dikatakan reabilitas apabila tes memilki keajegan atau tes mendapatkan hasil yang sama sesuai dengan kenyataan jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Untuk menentukan reabilitas digunakan rumus K-R 21, sebagai berikut: r11 =

k k 1

1

M k M kVt

Keterangan : r11 M k Vt

= reliabilitas tes = rata-rata skor total = banyaknya butir soal = varians total Reliabilitas r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r tabel product

moment, bila r11> r tabel maka tes bersifat reliabel (Arikunto 2006). Kriteria reliabilitas: 0,00 < r ≤ 0,20 0,20 < r ≤ 0,40 0,40 < r ≤ 0,60 0,60 < r ≤ 0,80 0,80 < r ≤ 1,00

= sangat rendah = rendah = cukup = tinggi = sangat tinggi

27

Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki reliabilitas cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis reliabilitas soal Jenis Instrumen

N

r11

rtabel

Keterangan

Soal pilihan ganda 1-50

50

0.830

0.330

Reliabel

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10

c)

Tingkat kesukaran butir soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Soal yang mudah tidak membuat siswa untuk termotivasi mengerjakannya karena soal cenderung mudah dikerjakan. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dalam mengerjaknnya karena soal tersebut diluar kemampuannya. Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran (difficulty index) digunakan rumus sebagai berikut: IK =

JB A JBB JS A JS B

Keterangan : IK = indeks kesukaran JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas JSB = banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria tingkat kesukaran soal yaitu: 0,00 < IK ≤ 0,30 = kategori sukar 0,31 < IK ≤ 0,70 = kategori sedang 0,71 < IK ≤ 1,00 = kategori mudah (Arikunto 2006). Soal yang akan digunakan adalah soal yang tingkat kesukarannya berkategori sukar, sedang, dan mudah. Dari keseluruhan kriteria tingkat kesukaran soal dipakai semua karena untuk membangun kepercayaan diri siswa bahwa siswa mampu untuk menjawab dan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen disajikan pada Tabel 4.

28

Tabel 4 Analisis taraf kesukaran butir soal Taraf Kesukaran Sedang 2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 35, 36, 38, 41, 43, 44, 47, 48, 50. Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 Jenis Instrumen Soal pilihan ganda 1-50

Mudah 1, 4, 5, 9, 14, 20, 23, 26, 30, 37, 40, 42, 45.

13, 22, 34, 46,

Sukar 27, 33, 39, 49.

d) Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto 2006). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut

indeks

diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah sebagai berikut: DP =

JB A JBB JS A

Keterangan : DP = daya pembeda JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria daya pembeda: D negatif atau 0 , sangat jelek D : 0,1 – 0,2 = jelek D : 0,21 – 0,4 = sedang D : 0,41 – 0,7 = baik D > 0,7 = sangat baik Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki daya pembeda soal dengan kategori baik, sedang, dan sangat baik, sedangkan soal yang memiliki daya pembeda soal dengan kategori jelek dan sangat jelek tidak digunakan (Arikunto 2006). Hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Analisis daya pembeda soal Jenis Instrumen Soal pilihan ganda 1-50

Baik 3, 6, 15, 17, 31, 50.

Sedang/Cukup 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 28, 29, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 46, 47, 49. Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12

12, 23, 35, 44,

Jelek 11, 16, 21, 26, 30, 34, 38, 41, 48.

Sangat jelek 27

29

Berdasarkan hasil analisis soal yang dipakai yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50. (data selengkapnya pada Lampiran 11 pada halaman 99-101).

i.

Uji pengambilan sampel Analisis yang digunakan adalah dengan menganalisis data populasi. Analisis

tahap awal dilakukan sebelum peneliti mengambil sampel dari populasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang ada mempunyai keadaan awal yang sama yaitu bersifat homogen. Apabila data yang diperoleh mempunyai homogenitas yang sama maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Data yang digunakan pada analisis data populasi ini adalah nilai ulangan harian biologi sebelumnya pada siswa kelas VIII. Hal-hal yang dianalisis pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Uji normalitas populasi Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. a) Hipotesis yang diajukan: Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha = sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal b) Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus Chi kuadrat. k

x2 i 1

oi Ei Ei

2

Keterangan : x² : Chi kuadrat Oi : Frekuensi observasi Ei : Frekuensi yang diharapkan k : Banyaknya kelas interval c) Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: (1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α) (k-3) dimana χ2(1-α) (k-3) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat. (2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α) (k-3) dimana χ2(1-α) (k-3) didapat dari daftar

30

ditribusi chi kuadrat (Sudjana 2002). Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas populasi kelas VIII, diperoleh 2

χ

hitung

(Kelas VIII-A; 5,65, VIII-B; 3,89, VIII-C; 6,28, VIII-D; 7,17, VIII-E; 6,95) <

χ2tabel untuk dk = 3 dengan taraf signifikansi 95% adalah 7,81. Harga χ2hitung < χ2tabel maka hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII berdistribusi normal (Lampiran 35).

2) Uji homogenitas populasi Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians diantara kedua kelompok sama atau tidak, jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen (Sudjana 2002). Uji homogenitas ini populasi bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel dari populasi yang ada dapat dilakukan dengan teknik random sampling atau tidak. Untuk menguji homogenitas populasi digunakan uji Bartlett. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda (σ12 = σ22 = ......................... = σn2) Ha = populasi mempunyai varians yang berbeda (σ12 ≠ σ22) Langkah– langkah perhitungan uji homogenitas populasi: 1) Menghitung varians (S2) dari masing-masing kelas. 2) Menghitung varians gabungan semua kelas dengan rumus: S2 =

(ni (ni

1) S12 1)

3) Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (log S2)

(ni

1)

4) Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ2) dengan rumus: χ2 = (ln 10) {B -

(ni

1) log S 12 }

Keterangan: ni = jumlah siswa S 12 = simpangan baku kuadrat

31

Kriteria pengujian hipotesis: a) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α) (k-1), dimana χ2(1-α) (k-1) dengan taraf signifikasi 95% yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat b) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α) (k-1), dimana χ2(1-α) (k-1) dengan taraf signifikasi 95% yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat. (Sudjana 2002). Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas populasi kelas VIII, diperoleh Fhitung sebesar 2,11 < Ftabel untuk taraf signifikansi 95% adalah 2,34.. Harga χ2hitung < χ2tabel menyebabkan hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII homogen (Lampiran 34).

32

2. Langkah-langkah Penelitian Penelitian dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah direncanakan melalui rancangan penelitian. Prosedur penelitian dapat dilihat pada skema di bawah ini: Dari hasil belajar ulangan harian materi sebelumnya siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono

Kelas eksperimen

Kelas kontrol

Pretest

Pretest

Model ARCS didukung multimedia interaktif

PBM

Pembelajaran konvensional

Pengamatan aktivitas siswa dengan lembar observasi

Postest

Menganalisis hasil evaluasi

Gambar 2 Rancangan penelitian

33

F. Metode Pengumpulan Data 1.

Sumber dan Jenis data Jenis data yang diperoleh adalah: a. Data utama : Angket motivasi belajar siswa, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. b. Data tambahan : Kinerja guru, angket tanggapan siswa dan lembar wawancara guru.

2.

Metode Pengambilan Data a.

Data tentang motivasi siswa diperoleh dengan mengisi angket motivasi siswa.

b.

Data tentang aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

c.

Data tentang hasil belajar siswa yang didapatkan dengan melaksanakan tes tertulis pada siswa.

d.

Data tentang kinerja guru menggunakan lembar observasi kinerja guru.

e.

Data tentang tanggapan siswa dengan menggunakan angket tanggapan siswa.

f.

Data tentang tanggapan guru dengan menggunakan lembar pedoman wawancara guru.

G. Analisis Hasil Penelitian 1.

Analisis data hasil belajar Analisis keadaan meliputi analisis nilai hasil belajar siswa, uji normalitas

data, uji kesamaan dua varians, dan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah selisih antara nilai pre test dan post test Biologi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMP N 1 Sumowono. a)

Analisis nilai hasil belajar siswa Hasil belajar diperoleh dari nilai evaluasi/tes berupa tes tertulis (pre test dan

post test). Tes yang digunakan adalah tes obyektif yang berupa pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Setiap butir soal berbobot (satu). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai/hasil tes sebagai berikut: Nilai pretest/postest =

x 100

34

Selanjutnya akan diperoleh selisih nilai post test – pre test. Berikut adalah cara menghitung nilai selisih post test – pre test. Selisih nilai post test – pre test = nilai post test – nilai pre test Menghitung nilai rata-rata kelas, menurut Sudjana (2002) digunakan rumus: X

X N

Keterangan: ∑Х = jumlah nilai seluruh siswa = nilai rata-rata N = jumlah siswa Berdasarkan analisis nilai hasil belajar diperoleh rata-rata nilai pre test untuk kelas eksperimen (36,91) dan kelas kontrol (36,85) hampir sama. Sedangkan rata-rata nilai post test untuk kelas eksperimen (75,45) lebih tinggi daripada kelas kontrol (60,94). Selisih nilai post test – pre test untuk kelas eksperimen (39,27) juga lebih tinggi daripada kelas kontrol (24,09) (Lampiran 22).

b) Uji normalitas data Uji ini berfungsi untuk mengetahui bahwa data hasil percobaan terdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji kenormalannya meliputi data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test - pre test kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data nilai pre test, diperoleh 2

χ

hitung

= 5,29 (kelas eksperimen) dan χ2hitung = 7,69 (kelas kontrol). Data nilai post

test, diperoleh χ2hitung = 4,23 (kelas eksperimen) dan χ2hitung = 5,09 (kelas kontrol). Data selisih nilai post test- post test, diperoleh χ2hitung = 5,65 (kelas eksperimen) dan χ2hitung = 2,67 (kelas kontrol). Sedangkan untuk χ2tabel dengan dk = 3 dan taraf signifikansi 95% adalah 7,81. Harga χ2hitung < χ2tabel maka hipotesis Ho diterima, artinya data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test - pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal (Lampiran 24).

35

c)

Uji Kesamaan Dua Varians Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians data yang sama atau berbeda (Sudjana 2002). Hipotesis yang diajukan: Ho = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas kontrol (σ12 = σ22). Ha = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas kontrol (σ12 ≠ σ22). Perhitungan uji F untuk menguji kesamaan dua varians ini menggunakan rumus: Fhitung

S 12 = 2 S2

Keterangan: S 12 : varians yang lebih besar S 22

: varians yang lebih kecil Nilai F yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan nilai F pada tabel distribusi F. Kriteria pengujian hipotesis adalah Ho diterima jika Fhitung < F1/2α(n1-1)(n2-1) dengan taraf nyata 95% yang berarti varians nilai hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data nilai pre test, diperoleh Fhitung = 1,21. Data nilai post test, diperoleh Fhitung = 1,96. Data selisih nilai post test – pre test, diperoleh Fhitung = 2,02. Sedangkan χ2tabel untuk dk pembilang = 32 dan dk penyebut = 32 adalah 1,82. Harga Fhitung < Ftabel maka hipotesis Ho diterima, artinya data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test – pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang tidak berbeda (Lampiran 25).

d) Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas perlakuan lebih tinggi dari pada peningkatan

hasil

belajar

kelas

pembanding.

Berdasarkan

hipotesis

dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

yang

36

Ho = Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen tidak lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (µ1 ≤ µ2). Ha = Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada ratarata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (µ1 ≥ µ2). Rumus uji-t satu pihak adalah: _

_

x1 x2

t s

1 n1

dengan s 2

1 n2

(n1 1) s12 (n2 1) s 22 n1 n2 2

Keterangan: t = uji t = rata-rata skor nilai kelas eksperimen x1 = rata-rata skor nilai kelas kontrol x2 2 S = varians/simpangan baku 2 s1 = varians kelas perlakuan

s

2 2

n1 n2

= varians kelas pembanding = jumlah subjek kelas perlakuan = jumlah subjek kelas pembanding

Kriteria pengujian hipotesis adalah: Ha diterima jika t

hitung

≥ t

(1-α)(n1 + n2 – 2),

dimana dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf

signifikansi 99% yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar data selisih nilai post test – pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh thitung = 6,56 < ttabel untuk dk = 64 dengan taraf signifikansi 99% adalah 2,65. Harga thitung < ttabel maka hipotesis Ha diterima, artinya rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (Lampiran 26).

2.

Data Motivasi Belajar Data hasil pengukuran motivasi siswa (Lampiran 16) diukur dengan rating

scale dengan interval 4-1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:

Dp

n x100% N

Keterangan:

37

Dp = Skor yang diharapkan N = Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor perolehan Kriteria skor: a. b. c. d. e.

Rentangan 3,26 - 4,00 termasuk motivasi sangat tinggi Rentangan 2,51 - 3,25 termasuk motivasi tinggi Rentangan 1,76 - 2,50 termasuk motivasi sedang Rentangan 1,01 - 1,75 termasuk motivasi rendah Rentangan ≤ 1,00 termasuk motivasi sangat rendah Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan

hasil analisis angket motivasi sebelum pembelajaran dan angket motivasi setelah pembelajaran.

3.

Data aktivitas siswa Data aktivitas siswa dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

dengan membandingkan aktivitas siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok pembanding selama proses pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia. Analisis data aktivitas siswa menggunakan lembar observasi (Lampiran 19) yang dihitung dengan rumus:

Dp

n X 100% N

Kriteria skor: a. 0,80 < skor ≤ 1,00 termasuk kategori sangat aktif b. 0,60 < skor ≤ 0,80 termasuk kategori aktif c. 0,40 < skor ≤ 0,60 termasuk kategori cukup aktif d. 0,20 < skor ≤ 0,40 termasuk kategori kurang aktif e. ≤ 0,20 termasuk kategori pasif 4.

Data tanggapan siswa Data tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model

ARCS didukung multimedia interaktif (Lampiran 27), diukur dengan rating scale dengan interval 4-1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:

Dp

n x100% N

38

Keterangan: Dp = Skor yang diharapkan N = Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor perolehan Kriteria skor: a. Rentangan 3,26 - 4,00 termasuk kategori sangat baik b. Rentangan 2,51 - 3,25 termasuk kategori baik c. Rentangan 1,76 - 2,50 termasuk kategori cukup baik d. Rentangan 1,01 - 1,75 termasuk kategori kurang baik e. Rentangan ≤ 1,00 termasuk kategori jelek

5.

Data kinerja guru Lembar observasi untuk guru digunakan untuk menilai kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Kinerja guru dalam dinilai dengan skala likert dengan rentang 5 sampai dengan 1. Aspek yang diukur terdiri dari 15 aspek. Skor minimumnya adalah 15 dan skor maksimumnya adalah 75 (Lampiran 30). Untuk penskoran kinerja guru diukur dengan rating scale dengan interval 5 - 1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:

n x100% N

Dp

Keterangan: Dp = Skor yang diharapkan N = Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor perolehan Kriteria skor: a. b. c. d. e.

6.

Rentangan 4,37 - 5,00 termasuk kategori sangat baik Rentangan 3,73 - 4,36 termasuk kategori baik Rentangan 3,09 - 3,72 termasuk kategori sedang Rentangan 2,45 - 3,08 termasuk kategori rendah Rentangan ≤ 2,45 termasuk kategori sangat rendah

Analisis Data Tanggapan Guru Data tanggapan guru dianalisis secara deskriptif, yang akan membantu dalam

proses pembahasan hasil penelitian (Lampiran 33).

39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Sumowono Semarang pada tanggal 19 Oktober sampai 10 November 2010, dimaksudkan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Berdasarkan hasil random diperoleh 2 kelas yang digunakan yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol. Data penelitian yang diambil adalah motivasi belajar siswa, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, kinerja guru selama proses pembelajaran, tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran sistem peredaran darah manusia menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. 1. Motivasi Belajar Motivasi belajar siswa diukur dengan angket motivasi belajar yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Data motivasi belajar siswa dalam penelitian ini merupakan rata-rata skor hasil angket motivasi siswa. Analisis selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji perbedaan rata-rata yang dilakukan setelah proses perlakuan yang diberikan di dua kelas. Analisis ini menggunakan uji t dengan menggunakan data dari selisih peningkatan nilai rata-rata motivasi setelah perlakuan – sebelum perlakuan. Ringkasan hasil uji perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah 7,46 1,28 N 20 20 Rata-rata 0,37 0,06 Varians 0,07 0,06 Standart Deviasi 0,27 0,24 Dk 38 t hitung 3,845 ** t tabel 2,71 *Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19 ** Perbedaan secara sangat signifikan

39

40

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata selisih motivasi setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hasil perhitungan dua rata-rata (uji t) diperoleh thitung 3,845 dan ttabel dengan dk 38 dan taraf signifikansi 99% = 2,71 sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima yaitu motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas kontrol pada proses pembelajaran. Hal ini berarti pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar pada materi sistem peredaran darah manusia.

2. Aktivitas Siswa Data hasil observasi ini digunakan untuk mengetahui peran aktif siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan masing-masing kelas, kemudian dihitung rata-rata skornya. Pertemuan I dan III menggunakan media, sedangkan pertemuan II dan IV adalah diskusi. Adapun hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol No

Jenis Aktivitas

Rata-rata skor siswa yang melakukan aktivitas belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol II III IV x I II III IV 0,79 0,97 0,88 0,89 0,70 0,67 0,73 0,61

I Memperhatikan 0,94 penjelasan guru 2 Antusias siswa 0,91 0,67 0,97 3 Aktif dalam 0,55 0,58 0,70 belajar 4 Fokus belajar 0,82 0,79 0,76 5 Mencatat materi 0,70 0,73 0,73 *Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 21 1

x 0,68

0,85 0,67

0,85 0,63

0,70 0,30

0,58 0,33

0,70 0,39

0,73 0,39

0,68 0,35

0,88 0,73

0,81 0,72

0,45 0,94

0,67 0,64

0,55 0,97

0,61 0,64

0,57 0,80

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa setiap jenis aktivitas yang diamati, siswa memiliki tingkatan keaktifan yang berbeda-beda baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata skor kelas eksperimen untuk tiap pertemuan berkriteria sangat aktif, namun demikian tidak terjadi di kelas kontrol. Pada kelas kontrol berkriteria cukup aktif, tidak banyak siswa yang melakukan jenis aktivitas yaitu aktif dalam belajar dan fokus dalam belajar.

41

3. Hasil Belajar Pengukuran hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari selisih peningkatan nilai pre test ke nilai post test. Pre test diberikan di dua kelas dengan soal yang sama dengan soal post test yaitu berjumlah 30 butir soal dengan waktu 1 jam pelajaran (40 menit). Hasil belajar ranah kognitif di dua kelas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Rekapitulasi hasil belajar siswa No.

Rentang Nilai

Jumlah Siswa Kelas Eksperimen Pre Post test Selisih test (Post – Pre test) 1 91 – 100 0 1 0 2 81 – 90 0 10 0 3 71 – 80 0 11 0 4 61 – 70 0 7 0 5 51 – 60 0 3 3 6 41 – 50 9 1 15 7 31 – 40 16 0 7 8 21 – 30 8 0 6 9 11 – 20 0 0 2 10 0 – 10 0 0 0 Rata-rata nilai 37 75 39 *Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 22

Jumlah Siswa Kelas Kontrol Pre Post test Selisih test (Post – Pre test) 0 0 0 0 0 1 8 14 10 0 37

0 0 2 15 9 7 0 0 0 0 61

0 0 0 0 0 0 5 15 10 3 24

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebelum perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Setelah dilakukan perlakuan, dalam hal ini nilai post test untuk kelas eksperimen (paling banyak berada di rentang nilai 71 – 80) jauh lebih tinggi daripada kelas kontrol (paling banyak berada di rentang nilai 61 – 70). Hal ini pula yang menyebabkan selisih nilai post test – pre test kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol dikarenakan kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model ARCS didukung multimedia interaktif pada saat pembelajaran. Siswa lebih termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar juga lebih meningkat. Untuk menguji signifikasi perbandingan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji t yang sebelumnya didahului dengan uji homogenitas dan uji normalitas. Untuk mengetahui homogenitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji kesamaan dua varians. Hasil uji kesamaan dua varians (uji homogenitas) pre test menunjukkan harga Fhitung 1,21 dan Ftabel untuk taraf signifikasi (α) 5% dengan dk (32:32) sebesar 2,02 (Lampiran 23) sehingga Fhitung < Ftabel. Maka dapat dinyatakan bahwa nilai pre test kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda.

42

Selanjutnya dilakukan uji normalitas data hasil belajar. Hasil uji normalitas data hasil belajar untuk kelas eksperimen ataupun kelas kontrol diperoleh χ2hitung untuk kelas eksperimen 5,29 dan kelas kontrol 7,69 sedangkan χ2tabel dengan dk = 3 dan taraf signifikasi 95% sebesar 7,81 (Lampiran 24) sehingga dapat dilihat bahwa kedua kelas tersebut memperoleh χ2hitung < χ2tabel, maka dapat dilihat bahwa data nilai pre test berdistribusi normal. Analisis selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji perbedaan rata-rata yang dilakukan setelah proses perlakuan yang diberikan di dua kelas. Analisis ini menggunakan uji t dengan menggunakan data dari selisih peningkatan nilai post test. Ringkasan hasil uji perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih nilai posttest - pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Variasi Kelas Eksperimen Jumlah 1296 Rata-rata 39,27 Varians 108,02 Dk 64 t hitung 6,569 ** t tabel 2,65 *Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26 ** Perbedaan secara sangat signifikan

Kelas Kontrol 795 24,09 68,21

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hasil perhitungan dua rata-rata (uji t) diperoleh thitung 6,569 dan ttabel dengan dk 64 dan taraf signikansi 99% 2,65 sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima yaitu hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas kontrol pada proses pembelajaran. Hal ini berarti pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia.

4. Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran Observasi kinerja guru dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengamatan ini digunakan untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Aspek yang diamati meliputi tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Ringkasan hasil analisis kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 10.

43

Tabel 10 Hasil analisis kinerja guru pada saat proses pembelajaran Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertemuan Rata-rata skor Kriteria Rata-rata skor Kriteria I 4,6 Sangat baik 4,6 Sangat baik II 4,5 Sangat baik 4,5 Sangat baik III 4,6 Sangat baik 4,6 Sangat baik IV 4,5 Sangat baik 4,5 Sangat baik Rata-rata skor total 4,5 Sangat baik 4,5 Sangat baik *Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32

Kinerja guru pada saat proses pembelajaran di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol menunjukkan kriteria sangat baik. Guru sudah melaksanakan dengan maksimal proses pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun.

5. Tanggapan Siswa dan Tanggapan Guru terhadap Proses Pembelajaran Data tanggapan siswa dan guru digunakan sebagai faktor pendukung penelitian ini. a. Data Tanggapan Siswa Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif diperoleh dari angket (kuesioner) yang diberikan kepada siswa di kelas eksperimen pada pertemuan terakhir setelah post test. Analisis tanggapan siswa secara keseluruhan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Analisis hasil tanggapan siswa dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol Jumlah siswa yang memberi tanggapan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol SS S TS STS SS S TS STS 1 Rasa senang terhadap materi 15 18 0 0 1 30 2 0 2 Ketertarikan terhadap media 24 8 0 13 19 1 1 0 3 Motivasi untuk belajar lebih aktif 7 22 0 1 19 4 12 1 4 Penggunaan model/metode 18 15 0 0 6 24 2 1 5 Kepercayaan diri untuk aktif belajar 16 17 0 0 1 15 16 1 *Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28 dan Lampiran 29 No.

Indikator Aspek Tanggapan Siswa

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen memberikan tanggapan sangat baik, kecuali untuk 1 siswa yang menanggapi tidak setuju pada aspek ketertarikan terhadap media dan 4 siswa menanggapi tidak setuju pada aspek motivasi untuk belajar lebih aktif. Namun demikian tidak terjadi di kelas kontrol, banyak siswa yang memberikan tanggapan tidak setuju dari semua aspek tanggapan.

44

b. Data Tanggapan Guru Tanggapan guru terhadap proses pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif, diambil dengan memberikan angket tanggapan kepada guru. Angket guru berisi 10 pertanyaan (dapat dilihat pada Lampiran 33). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa model ARCS didukung multimedia interaktif sangat mendukung kompetensi dasar materi tersebut. Ini terlihat dari isi multimedia interaktif yang sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut guru yang bersangkutan, tampilan multimedia interaktif juga menarik dan tergolong media yang kreatif sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Hal ini akan berdampak pada berubahnya cara belajar siswa yang terlihat dari meningkatnya motivasi belajar dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sebelumnya karena siswa lebih tertarik belajar menggunakan sesuatu yang baru dan belum pernah diajarkan sebelumnya, sebab multimedia interaktif ini termasuk media yang baru bagi siswa.

45

B. Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dua kelas sampel yang digunakan dalam penelitian, yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan di kelas VIII-C sebagai kelas kontrol.

1.

Motivasi Belajar Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di ciptakan

untuk kepentingan siswa, agar siswa senang dan termotivasi belajar. Masalah motivasi adalah faktor yang penting bagi siswa. Apakah artinya siswa pergi sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Tugas guru adalah mengkondisikan siswa untuk terkonsentrasi pada belajar. Motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan pemberian angket motivasi belajar sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data motivasi belajar siswa dalam penelitian ini merupakan rata-rata skor hasil angket motivasi siswa. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji perbedaan rata-rata yang dilakukan setelah proses perlakuan yang diberikan di dua kelas. Analisis ini menggunakan uji t dengan menggunakan data dari selisih peningkatan nilai rata-rata motivasi setelah perlakuan - sebelum perlakuan. Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata selisih motivasi setelah perlakuan - sebelum perlakuan kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hasil perhitungan dua rata-rata (uji t) diperoleh thitung 3,845 dan ttabel dengan dk 38 dan taraf signikansi 99% = 2,71 sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima yaitu motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas kontrol pada proses pembelajaran. Hal ini berarti pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar pada materi sistem peredaran darah manusia. Hasil perhitungan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan menunjukkan bahwa rata-rata skor untuk tiap indikator aspek motivasi belajar hampir sama (Lampiran 17). Tetapi ada beberapa indikator ekstrinsik yang rata-rata skornya lebih tinggi kelas kontrol yaitu penghargaan dalam

46

belajar dan lingkungan belajar yang kondusif, sedangkan indikator instrinsiknya adalah harapan dan cita-cita masa depan. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar (Uno 2007). Hasil perhitungan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah perlakuan menunjukkan bahwa rata-rata skor untuk tiap indikator aspek motivasi belajar lebih tinggi kelas eksperimen daripada kelas kontrol. Tetapi ada indikator aspek motivasi intrinsik, adanya hasrat dan keinginan berhasil yang nilai rata-ratanya menurun baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini juga yang mempengaruhi rata-rata skor kelas kontrol sama yaitu untuk aspek harapan dan citacita masa depan. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata yang menurun adalah aspek motivasi ekstrinsik yaitu lingkungan belajar kondusif. Motivasi belajar yang menurun ini disebabkan karena kebanyakan siswa di kelas kontrol jarang mengunjungi perpustakaan dan tidak berusaha mencari referansi dari internet untuk menambah pengetahuan tentang materi sehingga lingkungan belajar yang tidak kondusif menyebabkan siswa tidak dapat belajar dengan baik. Model ARCS merupakan model yang terdiri dari empat komponen pembelajaran yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan) atau disingkat dengan ARCS (Keller 1983). Abidin (2003) menyatakan bahwa model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah. Dalam hal ini model ARCS didukung oleh multimedia interaktif. Penggunaan media ini dapat menarik perhatian siswa karena dianggap hal yang baru bagi siswa, dimana guru biasanya menggunakan media papan tulis dan charta dalam proses pembelajaran. Berdasarkan perhitungan rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah perlakuan meningkat untuk tiap aspek motivasinya, hanya ada 2 aspek yang rata-rata skornya menurun meskipun kriterianya masih sama (dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19). Aspek yang skor rata-ratanya menurun tersebut adalah mengerjakan semaksimal mungkin, jika menghadapi

47

kesulitan dalam ulangan. Ini dapat dilihat dari hasil belajar post test kelas eksperimen bahwa terdapat 4 anak yang nilainya masih rendah (Tabel 10). Chairani (2005) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu kemampuan kognitif dan motivasi berprestasi. Aspek lain yang skor rata-ratanya menurun adalah siswa merasa tertarik belajar IPA (Biologi), jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari (Relevance). Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang digunakan kurang jelas sehingga ada beberapa siswa yang tidak mengerti dan berakibat siswa akan sulit mencerna apa yang dijelaskan. Menurut Keller (1983) sesuai dengan prinsip motivasi Relevance bahwa dengan tujuan yang jelas siswa akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Ketertarikan (aspek Attention) siswa di kelas eksperimen sudah terlihat dari awal pembelajaran, yaitu antusiasme siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Salah satu alasan siswa termotivasi untuk belajar adalah adanya komponen motivasi Attention dengan adanya kegiatan belajar yang menarik yaitu multimedia interaktif. Beberapa siswa terlihat lebih percaya diri (aspek Confidence) dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut cukup bagus untuk membuat pembelajaran yang berkesan bagi siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Pemberian hadiah (aspek Satisfaction) juga menambah ketertarikan siswa, terlihat dari banyaknya siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan presentasi dan bersaing untuk menjadi kelompok yang terbaik. Beberapa hal tersebut diataslah yang mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran karena persaingan, kesadaran menerima tugas sebagai tantangan, dan pemberian hadiah merupakan bentuk-bentuk motivasi yang ada di sekolah (Sardiman 2007). Kinerja guru pada saat mengajar juga sangat baik, pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan tujuan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi saat pembelajaran di kelas sangat berperan. Pada saat kegiatan belajar inti, guru juga sudah menerapkan model pembelajaran ARCS dengan sangat baik dan melaksanakan sesuai dengan RPP. Motivasi belajar siswa yang tinggi semakin membuat siswa lebih percaya diri (Confidence), sehingga terciptalah kepuasan (Satisfaction) pada diri siswa diakhir proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan Wulandari (2008) dalam

48

penelitiannya

yang

menyatakan

bahwa

model

pembelajarn

ARCS

dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memilih salah satu kriteria media yang menarik bagi siswa. Motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif, dimana kelas eksperimen lebih termotivasi untuk belajar daripada kelas kontrol yang tidak menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar kelas eksperimen mempunyai tanggapan yang sangat baik, banyak siswa yang memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju dalam berbagai aspek tanggapan. Penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif memungkinkan siswa kelas eksperimen mudah memahami materi dan siswa dapat belajar lebih rileks dan belajar secara mandiri sehingga siswa menikmati proses pembelajaran. Akan tetapi, ada 1 siswa yang memberikan tanggapan tidak setuju pada saat pembelajaran menggunakan media. Hal ini menunjukkkan bahwa tidak semua siswa menyukai multimedia interaktif, terlihat pada data untuk aspek tanggapan siswa bahwa pembelajaran biologi menggunakan multimedia interaktif tidak dapat meningkatkan aktivitas belajarnya dikarenakan siswa tidak mempunyai motivasi belajar yang kuat. Hal ini dapat disebabkan siswa memiliki kesulitan belajar karena pengaruh eksternal dalam hal ini penggunaan multimedia interaktif yang merupakan pengalaman baru bagi siswa sehingga hal ini mempengaruhi minat siswa yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ariani (2008) bahwa siswa yang tidak memiliki minat terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Pembahasan di atas menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh media yang digunakan yaitu multimedia interaktif dimana kelas yang menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif lebih termotivasi untuk belajar daripada kelas kontrol. Hasil tanggapan siswa pada kelas eksperimen terhadap model ARCS didukung multimedia interaktif menunjukkan bahwa sebanyak 19 siswa mempunyai tanggapan yang sangat baik dan 14 siswa mempunyai tanggapan baik (dapat dilihat pada Lampiran 28). Penelitian yang dilakukan oleh

49

Yuniati (2007) menyatakankan bahwa multimedia yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan motivasi dalam pembelajaran.

2.

Aktivitas Belajar Aktivitas siswa dalam belajar juga tak lepas dari motivasi siswa dalam

belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin (2007) yang menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar, menambah keterampilan, dan pengalaman. Siswa yang termotivasi untuk belajar maka aktivitas belajarnya tinggi dan hasil belajar yang dicapai akan tinggi pula. Berdasarkan hasil penelitian Ariani (2008) bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa yang menggunakan multimedia lebih tinggi daripada siswa yang tidak menggunakan multimedia sehingga dapat dilihat bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh aktivitas belajar. Secara umum siswa di kelas eksperimen telah menunjukkan keaktifan dalam memperhatikan penjelasan guru, keantusiasan, dan aktif dalam belajar. Multimedia interaktif yang mengandung unsur audio berupa narasi dan background musik serta simulasi mampu menimbulkan ketertarikan siswa untuk mengetahui materi yang disampaikan. Berdasarkan analisis angket tanggapan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa menanggapi sangat baik karena dapat menarik perhatian dengan penggunaan media yang menarik. Ketertarikan siswa terhadap media yang digunakan, memotivasi siswa belajar untuk lebih mendalami materi. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Setiawan (2007) bahwa multimedia interaktif mampu menimbulkan motivasi belajar dalam diri siswa. Motivasi terlihat melalui aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Menurut pendapat Darsono et al. (2000) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses aktif sehingga apabila siswa tidak terlibat dalam berbagai aktivitas belajar sebagai respon terhadap stimulus guru, siswa tidak mungkin dapat mempunyai hasil belajar yang diharapkan. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh aktivitas siswa. Hal itu didukung oleh pendapat Uno (2007) yang menyatakan bahwa belajar berarti berusaha mengetahui hal-hal baru dan tingkat kemajuan yang diraih seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan belajarnya. Siswa yang melakukan aktivitas belajar lebih baik akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula, dan sebaliknya.

50

Aktivitas siswa menunjukkan bahwa jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu sebanyak 33 siswa untuk kelas eksperimen dan 21 siswa untuk kelas kontrol (dapat dilihat pada Lampiran 21). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas yang menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif ini lebih baik daripada kelas yang tidak menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Hasil observasi aktivitas siswa saat guru menyampaikan materi pada kelas eksperimen menunjukkan sebanyak 31 (0,94) siswa sangat aktif pada pertemuan I dan 32 (0,97) siswa sangat aktif pada pertemuan III dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh (dapat dilihat pada Lampiran 20). Pada kelas kontrol, siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan sebanyak 23 (0,70) siswa aktif pada pertemuan I dan 24 (0,73) siswa aktif pada pertemuan III dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh tetapi sedikit siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan sedangkan siswa yang lain cenderung pasif (dapat dilihat pada Lampiran 21). Hal ini disebabkan karena tidak digunakannya media yang dapat menarik perhatian siswa karena guru hanya menggunakan media papan tulis dan charta pada kelas kontrol. Media yang terbatas tidak banyak membantu, karena siswa yang duduk di belakang tidak dapat melihat charta dengan jelas sehingga cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru. Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan I pada kelas eksperimen (menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif) untuk tiap aspek juga terjadi peningkatan aktivitas siswa di pertemuan III, tetapi untuk 1 aspek yaitu dalam hal mencatat materi. Aspek mencatat materi pada kelas kontrol menjadi lebih dominan, sebagian besar siswa cenderung aktif dalam hal mencatat materi yang dituliskan oleh guru di papan tulis. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sebanyak 31 (0,94) siswa pada pertemuan I dan 32 (0,97) siswa pada pertemuan III dalam hal mencatat materi (dapat dilihat pada Lampiran 21). Hal tersebut dikarenakan suasana kelas terasa membosankan dan kondisi tersebut mempengaruhi keaktifan siswa sehingga yang dilakukan siswa pada kebanyakan hanya mencatat materi. Aktivitas siswa pada saat diskusi kelompok pertemuan II juga terjadi peningkatan pada pertemuan IV untuk tiap aspek aktivitas yang diamati. Aktivitas

51

diskusi kelompok untuk berbagai aspek cenderung lebih tinggi di kelas eksperimen daripada kelas kontrol. Hal tersebut karena kegiatan diskusi kelompok di kelas eksperimen menggunakan model ARCS sehingga siswa lebih termotivasi melakukan aktivitas. Diskusi yang dilakukan pada pertemuan keempat untuk berbagai aspek juga cenderung lebih tinggi di kelas eksperimen, karena diskusi kelompok (tiap kelompok 2 siswa) menggunakan multimedia interaktif yang mendukung model ARCS sehingga banyak siswa yang aktif. Pada pertemuan kedua dan keempat juga diadakan kegiatan diskusi kelompok. Pada tahap diskusi kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terbukti meningkatkan aktivitas siswa. Siswa aktif untuk mengemukakan pendapat, membahas pertanyaan, dan menghargai pendapat pada saat diskusi berlangsung. Hasil pengerjaan LKS kelas eksperimen lebih lengkap dibanding kelas kontrol karena siswa kelas eksperimen lebih cepat dalam mengerjakan pertanyaan. Hal ini dikarenakan siswa di kelas eksperimen belajar menggunakan multimedia interaktif sehingga siswa lebih mudah dalam mencari jawaban. Aktivitas tunjuk jari, bertanya, dan menjawab pertanyaan pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan siswa bisa memperjelas konsep yang dianggap sulit dipahami, guru juga menjelaskan materi yang erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga aktivitas menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada kelas kontrol. Salah satu cara untuk memancing siswa melakukan aktivitas-aktivitas tersebut adalah dengan memberitahu siswa bahwa yang melakukan aktivitas tersebut akan mendapat tambahan nilai atau diberikan hadiah. Hal ini sependapat dengan Chairani (2005) bahwa untuk memancing siswa aktif dalam pembelajaran adalah dengan memberikan pujian, tambahan nilai, hadiah, dan sebagainya. Selama pembelajaran pada kelas kontrol, sebagian siswa malu untuk bertanya dalam menjawab pertanyaan, maupun mengeluarkan pendapatnya karena kurang percaya diri atas kemampuan yang dimiliki siswa, terlihat hanya 10 siswa yang aktif. Hal ini sejalan dengan penelitian Keller dan Suzuki (2004) bahwa keyakinan diri seseorang akan berpengaruh terhadap tingkah laku atau berhubungan dengan sikap individu terhadap keberhasilan dan kegagalan. Semakin yakin dirinya akan berhasil dalam proses belajar, semakin kuat usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu, sebanyak 30 (0,91) siswa pada pertemuan I

52

dan 32 (0,97) siswa pada pertemuan III terlihat lebih antusias saat mengikuti pelajaran (dapat dilihat pada Tabel 7). Hal ini didukung oleh pendapat Feng dan Tuan (2005) bahwa aspek Attention (perhatian) diwujudkan dalam upaya menumbuhkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran menggunakan media audio visual. Pada kelas eksperimen, sebanyak 27 (0,82) siswa pada pertemuan I dan 24 (0,76) siswa pada pertemuan III tertarik memperhatikan pelajaran karena multimedia interaktif membuat perhatian siswa lebih terfokus (dapat dilihat pada Lampiran 20). Terjadi penurunan jumlah siswa pada pertemuan III dikarenakan pada saat proses pembelajaran dengan media komputer, banyak multimedia interaktif yang keluar sendiri tanpa dipencet tombol exit sehingga siswa berulang kali mencoba membuka lagi tetapi problemnya masih sama. Guru menyarankan untuk bergabung dengan teman yang lain dan menyebabkan sulitnya pengelolaan kelas yang baik. Akibat yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut adalah sedikitnya jumlah siswa yang fokus terhadap materi di dalam multimedia interaktif sehingga ada beberapa siswa yang bermain komputer, saling bercanda dengan teman sebangku, menganggu aktivitas belajar teman lain dan tidak memperhatikan pelajaran dengan baik. Dari hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa model ARCS didukung multimedia interaktif pada materi sistem peredaran darah manusia ini merupakan media yang menarik dan kreatif. Guru menyatakan sangat terkesan terhadap model yang diterapkan, karena dengan didukung oleh multimedia interaktif banyak siswa yang semula tidak aktif mulai aktif dalam pembelajaran, kondisi kelas menjadilebih hidup dan aktif, siswa terlihat lebih tertarik dan termotivasi sehingga semangat belajar lebih tinggi. Menurut guru yang bersangkutan, hal-hal diatas menjadi kelebihan jika dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya (metode ceramah). Terlebih lagi, materi dapat diulang apabila siswa ingin membukanya seperti layaknya buku pelajaran. Penambahan audio berupa musik itu juga memberikan suasana belajar yang lebih rileks. Kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran adalah multimedia interaktif harus bergantung dengan adanya listrik dan peralatan media lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik.

53

3.

Hasil Belajar Berdasarkan analisis hasil belajar diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar

pada kelas eksperimen yang menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif lebih tinggi secara sangat signifikan dibanding kelas yang tidak menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran (kelas kontrol) (Tabel 9). Selisih post test – pre test kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, ini dibuktikan setelah dilakukan uji t terlihat bahwa hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara sangat signifikan, hasil analisis uji t menggunakan α = 1% dan dk = 64 diperoleh thitung = 6,569 > ttabel = 2,65 berarti Ho tolak. Dengan penolakan Ho ini berarti bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif lebih baik daripada hasil belajar yang tidak menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Tanggapan siswa sebesar 18 siswa menanggapi sangat setuju dan 15 siswa menanggapi setuju karena model ARCS yang didukung multimedia interaktif ini dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi. Hal ini berarti siswa yang menggunakan multimedia interaktif lebih memahami materi karena di dalamnya terdapat materi yang lebih menunjang kegiatan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Faizin (2009) bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa. Multimedia interaktif dirancang sedemikian rupa agar mampu menyajikan

informasi

dalam

bentuk

yang

menyenangkan,

mampu

memvisualisasikan proses tertentu, bersifat audiovisual, sehingga memberikan pengalaman baru pada siswa, mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar materi sistem peredaran darah manusia. Pada kelas kontrol saat pembelajaran menggunakan media charta, siswa yang duduk di depanlah yang dapat melihat lebih jelas, sedangkan siswa yang duduk di belakang kurang dapat melihat dengan jelas. Siswa kelas eksperimen lebih menguasai materi yang dipelajari daripada kelas kontrol. Penggunaan multimedia interaktif di kelas eksperimen mampu memvisualisasikan objek yang tidak dapat diamati secara langsung dan mampu menggambarkan proses di dalam kompleks dilengkapi dengan teks, audio, dan animasi terbukti memudahkan siswa untuk memahami materi. Hal senada disampaikan dalam kerucut pengalaman Edgar Gale

54

(Sadiman 2006) yang menyatakan bahwa sumber belajar diklasifikasikan dari kata (abstrak) sampai ke pengalaman langsung (konkret). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Arsyad (2002) bahwa semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen terlihat bahwa dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Feng dan Tuan (2005) bahwa model pembelajaran ARCS dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa termotivasi untuk mencapai suatu keberhasilan. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan nilai ratarata post test pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Aspek motivasi Attention, perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk pada minat yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari (Abidin 2003). Menarik perhatian individu (Attention) merupakan elemen motivasi dan juga merupakan prasyarat untuk belajar. Penggunaan multimedia

interaktif yang dapat menarik perhatian siswa terhadap materi yang dipelajari. Semakin menarik suatu proses pembelajaran, semakin kuat keingintahuan siswa. Aspek motivasi Relevance yaitu saat belajar dan melihat tayangan menggunakan multimedia interaktif dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa akan termotivasi apabila materi yang dipelajarinya bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Aspek motivasi Confidence, misal saat diskusi atau menjawab soal yang terdapat pada multimedia interaktif, siswa harus mampu bertanggungjawab untuk bisa menyelesaikan dengan baik. Aspek motivasi Satisfaction, apabila siswa berhasil menyelesaikan soal dengan baik, siswa akan mendapatkan penghargaan (reward) atas keberhasilan yang diperoleh berupa applause atau hadiah agar siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih baik. Hasil belajar yang tinggi pada kelas eksperimen dipengaruhi karena adanya ketertarikan yang menyebabkan kesenangan siswa selama pembelajaran hal ini dapat dilihat pada Tabel 11 pada pernyataan pertama sebanyak 15 siswa sangat setuju dan 18 siswa setuju dan merasa senang terhadap pembelajaran yang diterapkan pada materi sistem peredaran darah manusia. Rasa senang ini meningkatkan motivasi, minat, perhatian yang berpengaruh juga untuk aktivitas siswa dalam proses

55

pembelajaran sehingga dampak positifnya adalah hasil belajar siswa yang meningkat. Hal yang mendukung yaitu penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu siswa lebih bisa mengingat atas apa yang ditayangkan didalam multimedia interaktif. Kesan tersebut menimbulkan ingatan yang kuat, yang setiap saat dapat dipanggil kembali, misalnya pada saat tes seperti yang dikemukakan oleh Uno (2007) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal yang berupa motivasi/minat. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniati (2007) menyatakankan bahwa multimedia yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan motivasi dalam pembelajaran. Menurut Keller (1983) penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Pada kelas kontrol hasil belajarnya lebih rendah karena tidak ada penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif dalam pembelajaran, sehingga ketertarikan dan perhatian siswa dalam pembelajaran berkurang. Tidak ada motivasi yang muncul dari dalam diri siswa, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik sehingga tidak memberikan kontribusi yang baik terhadap hasil belajar. Penggunaan multimedia interaktif dapat membuat siswa lebih banyak beraktivitas, rasa ingin tahu siswa lebih tinggi sehingga menjadikan siswa yang biasanya pasif di dalam kelas menjadi aktif. Dari data hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Tabel 8 menunjukkan di kelas eksperimen ada siswa yang nilainya rendah dan di kelas kontrol ada yang nilainya tinggi. Hal ini disebabkan karena kedua kelas tersebut terdiri dari masing-masing individu yang tentunya memiliki kemampuan yang berbeda/heterogen, selain itu pula dalam belajar seseorang juga dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor intern (dari dalam) dan faktor ekstern (dari luar) yang nantinya berdampak pula terhadap hasil belajar yang diperoleh. Chairani (2005) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu kemampuan kognitif dan motivasi berprestasi. Guru memberikan respon

yang baik

pada

kelas eksperimen

yang

memanfaatkan multimedia interaktif menggunakan model ARCS maupun pada kelas kontrol dengan pemanfaatan media charta. Guru menyatakan tertarik memanfaatkan multimedia interaktif pada pembelajaran sistem peredaran darah manusia

56

menggunakan model ARCS. Media dan model yang digunakan memudahkan guru menyampaikan materi, memudahkan siswa memahami materi serta menjadikan siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Guru juga menyatakan bahwa multimedia interaktif menggunakan model ARCS sangat tepat diterapkan pada pembelajaran, kualitas pembelajaran lebih optimal sehingga kompetensi dasar dan standar kompetensi dapat tercapai. Pembahasan di atas menunjukkan bahwa model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Hal ini ditandai dengan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas kontrol, serta aktivitas, dan motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dapat digambarkan dengan alur pikir bahwa model ARCS didukung multimedia interaktif mempunyai kelebihan sehingga siswa lebih termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar sehingga hasil belajar yang dicapai lebih tinggi. Pada kelas kontrol mempunyai hasil belajar lebih rendah karena siswa sudah terbiasa dengan media charta yang ada sehingga siswa merasa jenuh dan kurang termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, maka hasil belajar yang dicapai lebih rendah. Penggunaan

multimedia

interaktif

dalam

pembelajaran

memerlukan

pengelolaan kelas yang baik. Keterbatasan jumlah media komputer yang bisa digunakan untuk multimedia interaktif juga turut mempengaruhi aktivitas siswa saat pembelajaran. Siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan media dan diskusi kelompok, meskipun masih ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan baik, kurang tertib, mengobrol dengan teman, dan bermain sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya motivasi belajar dari dalam diri siswa.

57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Statisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono.

B.

Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran yang diajukan adalah:

1. Penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran pada materi lain. 2. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran memerlukan pengelolaan kelas yang baik sehingga media dan peralatan lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik.

57

58

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2003. Motivasi dalam Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan ARCS. On line at http://eprints.ums.ac.id/87/01/suhuf_pak_zaenal.doc [diakses tanggal 10 juni 2009]. Anni CT, Achmad R, Purwanto E & Purnomo D. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press. Ariani FN. 2008. Efektivitas Pemanfaatan Multimedia Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada Proses Pembelajaran Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan di SMA 1 Semarang (Skripsi). Semarang: UNNES. Arikunto S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo. [BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Model Silabus dan Rencana Pembelajaran IPA SMP/MTS. Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasional Chairani Z. 2005. Model ARCS dalam Pembelajaran (Hubungannya dengan Aspek Kecakapan Hidup). Jurnal Limas: Edisi 14 Juli. Darsono M, Ahmad S, Martensi K, Rusda K & Nugroho. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Faizin MN. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) pada Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa. (Skripsi). Semarang: UNNES. Feng S. dan Tuan H. 2005. Using ARCS Model To Promote 11th Graders’ Motivation And Achievement In Learning About Acids And Bases. International Journal of Science and Mathematics Education 3: 463–484. Keller JM. 1983. Development and use of the ARCS model of instructional design. Journal of Instructional Development,10(1), 2-10. Keller JM & Suzuki K. 2004. Learning Motivation and E-learning design: a Multinationally Validated Process. Journal of Educational Media, Vol. 29, No. 3

58

59

Pramono A. 2006. Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash. Yogyakarta: Penerbit Andi. Puspita D & Rohima I. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas. Sadiman AS, Rahardjo, Haryono A, Rahardjito. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sanjaya W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Setiawan A. 2007. Dasar-dasar Multimedia Interaktif. Bandung: UPI Bandung. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suciadi AA. 2003. Menguasai Pembuatan Animasi dengan Flash. Jakarta: PT Gramedia Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana N. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugandi A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Semarang. Sugiono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutikno MS. 2005. Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Prees. Uno HB. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Warsita B. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Wulandari D. 2008. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia dengan Pendekatan ARCS(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 (Skripsi). Semarang: UNNES. Yamin M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Yuniati L. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pembelajaran Kooperatif Berbasis CD Interaktif dengan Kombinasi Tutor Sebaya pada Siswa SMA N 7 Semarang. Jurnal teknodik no. 20/xi/teknodik/april/.

60

61

SILABUS Nama Sekolah : SMP N 1 Sumowono Mata Pelajaran : IPA (Biologi) Kelas : VIII (Delapan) Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Dasar Pembelajaran Pembelajaran 2.4Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Sistem peredaran darah manusia

Tes evaluasi awal (pretest) materi sistem peredaran darah pada manusia. Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar.

Alat peredaran darah

Pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif Guru membimbing siswa dalam menjalankan multimedia sesuai dengan petunjuk. Siswa mengoperasikan multimedia interaktif materi sistem peredaran darah dengan membuka menu yang berisi alat peredaran darah. Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif dengan membuka menu alat peredaran darah yang di dalamnya berisi fungsi jantung dan pembuluh

Penilaian

Jenis tagihan : Ulangan Harian

Alokasi Waktu (menit) 1 x 40 menit

Sumber/ Bahan/Alat

2 x 40 menit

Sumber: Multimedia interaktif. Puspita D & rohima I. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas. LDS LKS Internet Perpustakaan

Bentuk instrumen: Pilihan Ganda Menyebutkan macam-macam alat peredaran darah pada manusia.

Menjelaskan fungsi jantung dan pembuluh darah

a. Jenis tagihan : Pengamatan Sikap b. Bentuk instrumen: Cek list

62 darah. Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif dengan membuka menu alat peredaran darah yang di dalamnya berisi materi jantung, beserta video mengenai letak jantung.

Denyut jantung

Alat: Komputer

Menjelaskan letak jantung

Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif dengan membuka menu alat peredaran darah yang di dalamnya berisi materi jantung di dalamnya terdapat gambar jantung dan bagian-bagiannya. Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif dengan membuka menu alat peredaran darah yang di dalamnya berisi materi pembuluh darah. Siswa mengerjakan latihan soal di multimedia interaktif.

Menyebutkan bagian-bagian jantung.

Menghitung denyut jantung saat istirahat dan pada saat aktivitas.

Menjelaskan denyut jantung

Membandingkan macammacam pembuluh darah berdasarkan ciri-ciri dan fungsinya.

Jenis tagihan : 1) Tugas Kelompok 2) Pengamatan Sikap

1 x 40 menit

Bentuk instrumen: LKS Cek list Darah

Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang

Menyebutkan komponen-

a. Jenis tagihan :

2 x 40 menit

63

Proses peredaran darah

berisi materi darah yang terdiri dari susunan darah meliputi plasma darah dan macammacam bentuk sel darah.

komponen darah

Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang berisi materi darah yang di dalamnya terdapat gambar bermacam-macam sel darah beserta penjelasannya. Siswa mengerjakan latihan soal untuk menyebutkan keterangan gambar sel darah. Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang berisi materi golongan darah sistem ABO menurut Karl Landsteiner dan skema tranfusi darah untuk donor dan resipien. Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang berisi proses peredaran darah besar dan kecil yang terjadi dalam tubuh manusia. Penjelasan disertai bagan dan didalamnya terdapat video.

Membandingkan macam-macam sel darah

Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang berisi peredaran getah bening. Siswa mengerjakan latihan soal di multimedia interaktif.

Pengamatan Sikap b.Bentuk instrumen : Cek list

Menjelaskan prinsip dasar penggolongan darah dan tranfusi darah Menjelaskan proses peredaran darah yang terjadi dalam sistem peredaran darah pada manusia.

Menjelaskan sistem peredaran darah limfe.

64 Gangguan dan kelainan sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah manusia

Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang berisi materi kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah. Siswa secara berkelompok melakukan diskusi mengenai kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tes evaluasi akhir (posttest) materi sistem peredaran darah pada manusia. Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar Siswa mengisi lembar angket mengenai pembelajaran menggunakan model ARCS yang didukung multimedia interaktif.

Mendeskripsikan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan seharihari.

Jenis tagihan : Tugas kelompok Pengamatan sikap

1 x 40 menit

Bentuk instrumen : LDS Cek list

Jenis tagihan : Ulangan Harian Bentuk instrumen : Pilihan Ganda

2 x 40 menit

65 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Konsep Alokasi Waktu

: SMP N 1 Sumowono : IPA (Biologi) : VIII (Delapan) / 1 (Satu) : Sistem Peredaran Darah Manusia : 9 x 40 menit (6 x pertemuan)

Standar Kompetensi 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar 2.4 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Menyebutkan macam-macam alat peredaran darah pada manusia. Menjelaskan fungsi jantung dan pembuluh darah. Menyebutkan bagian-bagian jantung. Membandingkan macam-macam pembuluh darah berdasarkan ciri-ciri dan fungsinya. Menjelaskan denyut jantung. Menyebutkan komponen-komponen darah Membandingkan macam-macam sel darah beserta fungsinya. Menjelaskan prinsip dasar penggolongan darah dan tranfusi darah. Menjelaskan proses peredaran darah yang terjadi dalam sistem peredaran darah pada manusia. Menjelaskan sistem peredaran darah limfe. Mendeskripsikan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan alat-alat peredaran yang berkaitan dengan peredaran darah pada manusia. 2. Menjelaskan letak jantung. 3. Menjelaskan fungsi jantung. 4. Menjelaskan fungsi pembuluh darah. 5. Menyebutkan bagian-bagian jantung. 6. Membedakan ciri dan fungsi antara pembuluh vena dan arteri. 7. Menghitung frekuensi denyut jantung tiap menit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 8. Menyebutkan komponen penyususun darah 9. Membedakan macam-macam sel darah beserta fungsinya. 10. Menjelaskan prinsip dasar penggolongan darah. 11. Menjelaskan dasar-dasar transfusi darah.

66

12. 13. 14. 15. 16.

Mengetahui tekanan diastole dan sistole. Menggambarkan macam-macam sel darah. Membedakan proses peredaran darah besar dan kecil. Menjelaskan sistem peredaran limfa. Menyebutkan berbagai contoh kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia Sub Konsep : Alat-alat peredaran darah Darah Proses peredaran darah Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah.

Strategi Pembelajaran Model

Kelas Eksperimen ARCS (Attention,

Kelas Kontrol -

Relevance, Confidence, Satisfaction) Metode

Tanya jawab

Ceramah

Diskusi

Tanya jawab

Penugasan

Diskusi

67

Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 A. Kegiatan Pendahuluan A. Kegiatan Pendahuluan (pertama) 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan 1 jp salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi. (1 x 40’) 2. Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi 2. Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa siap posisi yang baik dan mengkondisikan siswa agar belajar. siswa siap belajar. B. Kegiatan Inti B. Kegiatan Inti 1. Guru memberikan tes awal (pretest) kepada siswa 1. Guru memberikan tes awal (pretest) kepada selama 30 menit. siswa selama 30 menit. 2. Guru mengawasi jalannya evaluasi. 2. Guru mengawasi jalannya evaluasi. 3. Guru memberikan lembar angket motivasi belajar 3. Guru memberikan lembar angket motivasi C. Kegiatan Penutup 1. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan lembar angket motivasi belajar di meja guru saat jam istirahat. 2. Guru menutup dengan salam (memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang multimedia). 2 (Kedua) A. Kegiatan Pendahuluan 2 jp (2 x 40’)

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi.

belajar. C. Kegiatan Penutup 1. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan lembar angket motivasi belajar di meja guru saat jam istirahat. 2. Guru menutup dengan salam (memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di Laboratorium IPA). A. Kegiatan Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kepada siswa tentang apa saja alat peredaran darah pada manusia.

2. Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal tentang pelajaran yang akan dipelajari pada B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan konsep sistem peredaran darah

68

pertemuan hari ini : Guru memberi apersepsi tentang pentingnya sistem peredaran darah seperti halnya sistem transportasi. B. Kegiatan Inti 1. Attention a)

secara umum. 2. Guru menjelaskan sub materi alat peredaran darah meliputi jantung dan pembuluh darah melalui metode ceramah. 3. Guru menjelaskan dengan mengahadirkan torso jantung. 4. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. 6. Guru menanggapi pertanyaan dari siswa.

Guru menggugah minat dan perhatian siswa dengan menggunakan multimedia interaktif untuk menjelaskan materi sistem peredaran darah pada manusia. (Attention) b) Siswa belajar menggunakan multimedia C. Kegiatan Penutup interaktif yang berisi materi sub konsep alat-alat 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang peredaran darah. (Attention) telah dipelajari. 2. Relevance 2. Guru menutup pembelajaran dengan salam. a)

Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance) b) Materi yang terdapat dalam multimedia interaktif ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. (Relevance) c) Guru memberikan latihan soal yang harus dikerjakan siswa di multimedia interaktif. (Relevance) 3. Confidence a) Guru menyuruh 2 siswa untuk duduk dengan 1 komputer yang telah disediakan di ruang multimedia. (Confidence) b) Guru membimbing siswa mengoperasikan multimedia interaktif materi sistem peredaran

69

c)

d) e)

f)

g)

darah pada manusia dengan bantuan komputer. (Confidence) Guru memberikan kepercayaan kepada siswa untuk belajar mandiri menggunakan multimedia interaktif. (Confidence) Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi dari multimedia interaktif. Guru menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang jelas. (Confidence) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah disampaikan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap jawaban yang telah diuraikan. (Confidence) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau salah , guru tidak akan mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan “mungkin masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri siswa. (Confidence)

4. Satisfaction a) Siswa yang menjawab latihan soal di multimedia dengan benar akan ada langsung umpan balik berupa reaward suara tepuk tangan dari program kemudian program akan menyuruh siswa untuk mengerjakan soal selanjutnya. b) Siswa yang menjawab latihan soal salah, program akan menyuruh siswa mengulang

70

kembali sampai menjawab dengan benar. c) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar selanjutnya. d) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan memberikan reward atas penghargaan karena kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang benar. C. Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada siswa untuk menyimpulkan. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4. Guru menutup dengan salam (memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang laboratorium). 3 (Ketiga) A. Kegiatan Pendahuluan B. Kegiatan Pendahuluan 1jp (1 x 40’)

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi.

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi.

2) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa D. Kegiatan Inti untuk melakukan kegiatan. 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 3) Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal. 2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing

71

Misalnya, “mengapa kita bisa merasakan denyut jantung setiap saat. Setelah melakukan kegiatan ini, kalian akan menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang ingin kalian ketahui”.

kelompok. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan. 4. Guru menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan. 5. Guru membahas LKS bersama siswa B. Kegiatan Inti 6. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa. 7. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 3. Attention bertanya jika ada hal yang kurang jelas. a) Guru membagi siswa menjadi beberapa 8. Guru menanggapi pertanyaan dari siswa. kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari E. Kegiatan Penutup 4-5 siswa. 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang b) Guru memberikan LKS 1 (dapat dilihat pada telah dipelajari. Lampiran 4) kepada masing-masing kelompok. 2. Guru memberitahukan kepada siswa mengenai 4. Relevance materi yang akan dipelajari berikutnya. 3. Guru menutup pembelajaran dengan salam. a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance) b) LKS 1 (dapat dilihat pada Lampiran 4) yang diberikan kepada masing-masing kelompok berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu dengan menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan menghitung denyut nadi. (Relevance) c) Guru memberikan pertanyaan di LKS yang harus dikerjakan siswa. (Relevance) 5. Confidence a) Guru memberikan kepercayaan untuk siswa dengan melakukan kegiatan menghitung denyut nadi. b) Guru menggunakan teknik bertanya untuk

3.

72

melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang jelas. (Confidence) c) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah disampaikan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap jawaban yang telah diuraikan. (Confidence) d) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau salah , guru tidak akan mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan “mungkin masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri siswa. (Confidence)

6. Satisfaction a) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar selanjutnya. b) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan memberikan reward atas penghargaan karena kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang benar. \

73

C. Kegiatan Penutup

4 (Keempat) 2jp (2 x 40’)

1) Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada siswa untuk menyimpulkan. 2) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Guru menutup dengan salam (memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang multimedia). A. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi. 2) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa Kegiatan Inti untuk belajar. 1. Guru menjelaskan materi darah. 3) Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal 2. Guru menjelaskan proses peredaran darah tentang pentingnya materi darah dalam kehidupan meliputi proses peredaran darah kecil, proses sehari-hari. Misalnya, “ketika digigit nyamuk, peredaran darah besar, dan peredaran darah sebenarnya apa yang diambil dari tubuh kita?”. limfe. Setelah mempelajari materi ini, kalian akan 3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa. menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang 4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk ingin kalian ketahui”. bertanya jika ada hal yang kurang jelas. 5. Guru menanggapi pertanyaan dari siswa. B. Kegiatan Inti 1. Attention a) Guru menggugah minat dan perhatian siswa dengan menggunakan multimedia interaktif untuk menjelaskan materi sistem peredaran darah pada manusia. (Attention) b) Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif

Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru memberitahukan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari berikutnya. 3. Guru memberikan penugasan untuk mencari dari

74

yang berisi komponen-komponen darah, macammacam sel darah, golongan darah sistem ABO, skema tranfusi darah, proses peredaran darah besar, kecil, dan peredaran darah limfe. 2. Relevance a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance) b) Materi yang terdapat dalam multimedia interaktif ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. (Relevance) c) Guru mmemberikan latihan soal yang harus dikerjakan siswa di multimedia interaktif. (Relevance) 3. Confidence a) Guru menyuruh 2 siswa untuk duduk dengan 1 komputer yang telah disediakan di ruang multimedia. (Confidence) b) Guru membimbing siswa mengoperasikan multimedia interaktif materi sistem peredaran darah pada manusia dengan bantuan komputer. (Confidence) c) Guru memberikan kepercayaan kepada siswa untuk belajar mandiri menggunakan multimedia interaktif. (Confidence) d) Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi dari multimedia interaktif. e) Guru menggunakan teknik bertanya untuk

berbagai sumber literatur/artikel mengenai kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah manusia. 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

75

melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang jelas. (Confidence) f) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah disampaikan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap jawaban yang telah diuraikan. (Confidence) g) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau salah , guru tidak akan mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan “mungkin masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri siswa. (Confidence) 4. Satisfaction a) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar selanjutnya. b) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan memberikan reward atas penghargaan karena kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang benar. C. Kegiatan Penutup 1)

Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada siswa untuk menyimpulkan. 2) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

76

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan penugasan untuk mencari dari berbagai sumber literatur/artikel mengenai kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah manusia. 4) Guru menutup dengan salam (memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang multimedia). 3)

5 (Kelima) A. Kegiatan Pendahuluan 1 jp (1 x 40’)

Kegiatan Pendahuluan

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi. 2) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa Kegiatan Inti untuk belajar. 1. Guru mengecek tugas yang telah diberitahukan 3) Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal pada pertemuan sebalumnya. tentang pentingnya menjaga kesehatan yang 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa berhubungan dengan sistem peredaran darah pada kelompok. manusia. Misalnya, “dengan mengetahui segala hal 3. Guru membagikan LDS kepada masing-masing tentang system peredaran darah manusia, kalian pasti kelompok. akan lebih berhati-hati menjaga diri supaya proses 4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk peredaran darah dalam tubuh kalian dapat berjalan melakukan kegiatan dan berdiskusi. dengan baik. Setelah mempelajari materi ini, kalian 5. Guru menyuruh siswa untuk melakukan diskusi akan menemukan jawaban dari semua pertanyaan dan menjawab pertanyaan. yang ingin kalian ketahui”. 6. Guru menjelaskan kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah.

77

B. Kegiatan Inti 1. Attention a) Guru menggugah minat dan perhatian siswa dengan menggunakan multimedia interaktif untuk menjelaskan materi sistem peredaran darah pada manusia. (Attention) b) Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif yang berisi gangguan atau kelainan pada sistem peredaran darah manusia. 2. Relevance a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance) b) Materi yang terdapat dalam multimedia interaktif ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. (Relevance) c) Di dalam multimedia interaktif terdapat LDS yang harus dikerjakan siswa. (Relevance) 3. Confidence a) Guru menyuruh 2 siswa untuk duduk dengan 1 komputer yang telah disediakan di ruang multimedia. (Confidence) b) Guru memberikan kepercayaan kepada siswa untuk belajar mandiri menggunakan multimedia interaktif. (Confidence) c) Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi dari multimedia interaktif. d) Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LDS

Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi.

78

dengan mendiskusikannya bersama teman sebangkunya. e) Guru menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang jelas. (Confidence) f) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah disampaikan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap jawaban yang telah diuraikan. (Confidence) g) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau salah, guru tidak akan mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan “mungkin masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri siswa. (Confidence) 4. Satisfaction a) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar selanjutnya. b) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan memberikan reward atas penghargaan karena kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang benar.

79

C. Kegiatan Penutup 1.

Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada siswa untuk menyimpulkan. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Guru memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. 6 A. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan (Keenam) 1. Siswa mengkondisikan diri untuk melakukan tes 1. Siswa mengkondisikan diri untuk melakukan tes 2 jp evaluasi akhir (posttest) materi sistem peredaran evaluasi akhir (posttest) materi sistem peredaran (2 x 40’) darah pada manusia. darah pada manusia. 2. Guru membagikan soal dan lembar jawaban kepada 2. Guru membagikan soal dan lembar jawaban siswa. kepada siswa. 3. Siswa diberikan penjelasan mengenai cara mengerjakan soal evaluasi materi sistem peredaran Kegiatan Inti (Alokasi waktu 50 menit) darah pada manusia. 1. Siswa mengerjakan soal yang telah dibagikan B. Kegiatan Inti pada lembar jawaban yang tersedia. Waktu 1. Siswa mengerjakan soal yang telah dibagikan pada mengerjakan soal 30 menit. lembar jawaban yang tersedia. Waktu mengerjakan 2. Guru mengawasi jalannya evaluasi. soal 30 menit. 3. Guru membagikan lembar angket motivasi 2. Guru mengawasi jalannya evaluasi. belajar siswa. 3. Guru membagikan lembar angket motivasi belajar 4. Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar. siswa. 5. Guru membagikan lembar angket mengenai 4. Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar. pembelajaran kepada masing-masing siswa. 5. Guru membagikan lembar angket mengenai 6. Siswa mengisi lembar angket mengenai pembelajaran menggunakan model ARCS yang pembelajaran. didukung multimedia interaktif kepada masingmasing siswa. Kegiatan Penutup (Alokasi waktu 5 menit) 6. Siswa mengisi lembar angket mengenai

80

pembelajaran menggunakan model ARCS yang didukung multimedia interaktif. 7. Guru mengumumkan kepada siswa sekelas bahwa siswa yang aktif dan berprestasi akan diberikan penghargaan berupa applause dari teman sekelas dan mendapat hadiah. C. Kegiatan Penutup 1.

2.

Sumber Belajar Sumber

Alat

1.

2.

Guru mengakhiri pembelajaran dan bersama siswa menyimpulkan materi sistem peredaran darah pada manusia. Guru mengucapkan salam penutup.

Guru mengakhiri pembelajaran dan bersama siswa menyimpulkan materi sistem peredaran darah pada manusia. Guru mengucapkan salam penutup.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Multimedia interaktif. 1. Puspita D & rohima I. 2009. Alam Sekitar 2. Puspita D & Rohima I. 2009. Alam Sekitar IPA IPA Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas VIII. VIII. Jakarta: Depdiknas. Jakarta: Depdiknas. 2. Gambar sistem peredaran darah manusia 3. LKS 3. LKS 4. LDS 4. LDS 5. Internet 6. Perpustakaan Komputer dan LCD Torso jantung

81

Penilaian a.

Jenis tagihan: Tugas kelompok ( portofolio), Laporan kelompok (LKS dan LDS)

b.

Bentuk instrumen: - Tes pilihan ganda - Lembar motivasi belajar siswa - Lembar observasi aktivitas siswa - Lembar kinerja guru

82

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

83

84

85 Lampiran 4. Rubrik penskoran Lembar Kerja Siswa (LKS)

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1) SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA MEMBANDINGKAN DENYUT NADI SEBELUM DAN SESUDAH No.

Kunci Jawaban

1.

Ya, terdapat perbedaan jumlah denyut nadi sebelum berlari dan

Jawaban

2.

Kriteria Penskoran

Skor disertai

5

setelah berlari. Perbedaan jumlah denyut nadi sebelum berlari

penjelasan lengkap

lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah denyut nadi setelah

Jawaban benar tetapi penjelasan

4

berlari. Hal tersebut dapat terjadi karena secara normal jantung

kurang lengkap

berdenyut 75 kali setiap menit dan melepas kira-kira 70 ml darah

Jawaban benar tetapi penjelasan

3

setiap denyut. Keluaran jantung per menit artinya volume darah

salah

2

ventrikel kiri yang dipompa aorta setiap menit. Sedangkan selama

Jawaban benar tetapi tidak ada

berolahraga misal berlari, tekanan arterial dan aliran darah naik

penjelasan

1

sehingga menyebabkan jumlah denyut nadi setelah berlari

Jawaban salah

0

menjadi lebih banyak.

Tidak menjawab

Ya, terdapat jumlah denyut nadi per menit antara laki-laki dan

Jawaban benar dan disertai penjelasan lengkap Jawaban benar tetapi penjelasan kurang lengkap Jawaban benar tetapi penjelasan salah

perempuan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju jantung adalah salah satunya jenis kelamin. Jenis kelamin perempuan pada umumnya sedikit lebih tinggi laju jantungnya daripada laki-

benar

dan

5 4 3

∑ Skor 5

5

86

laki. Baik perempuan maupun laki-laki bila dengan teratur berolahraga, cenderung laju jantung turun sewaktu istirahat.

3.

Ya, karena setiap orang dalam kelompok memiliki jenis kelamin yang berbeda, usia juga mempengaruhi, dan kebugaran fisik masing-masing orang juga berbeda yang dapat menyebabkan jumlah denyut nadi seseorang dengan orang lain itu berbeda.

4.

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju jantung adalah

Jawaban benar tetapi tidak ada penjelasan Jawaban salah Tidak menjawab

2

Jawaban benar dan disertai penjelasan lengkap Jawaban benar tetapi penjelasan kurang lengkap Jawaban benar tetapi penjelasan salah Jawaban benar tetapi tidak ada penjelasan Jawaban salah Tidak menjawab Menyebutkan 5 atau lebih jawaban

5

1 0 5

4 3 2 1 0 5

a) jenis kelamin

benar semua

b) usia

Menyebutkan kurang dari 5

c) aktivitas

dengan jawaban benar

d) kebugaran fisik

Menyebutkan jawaban yang salah

1

e) suhu tubuh

Tidak menjawab

0

5

3

20 Nilai LKS =

x 100

87

Lampiran 5. Lembar Diskusi Siswa (LDS)

88

89 Lampiran 6. Rubrik penskoran Lembar Diskusi Siswa (LDS)

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) KELAINAN DAN PENYAKIT SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA No. 1.

Skor 3 2 1 0

∑ Skor 3

Menyebutkan ≥ 3 macam gejala Menyebutkan < 3 macam gejala Jawaban salah Tidak menjawab

3 2 1 0

3

Jawaban benar dan lengkap Jawaban benar tetapi tidak lengkap Jawaban salah Tidak menjawab

3 2 1 0

Jawaban benar dan lengkap Jawaban benar tetapi tidak lengkap Jawaban salah

3 2 1

Kunci Jawaban a) Leukemia disebut juga kanker darah. Leukemia sebenarnya adalah kanker pada sumsum tulang yang menghasilkan sel darah putih. Pada leukemia, jumlah sel darah putih sangat banyak. Disamping itu, sel-sel darah putih menjadi ganas dan memakan sel-sel darah merah sehingga seseorang akan mengalami anemia berat. Demam, kedinginan, dan seperti gejala flu b) Badan lemah dan sakit kepala Sering mengalami infeksi Kehilangan berat badan Berkeringat, terutama malam hari Nyeri tulang atau sendi

Kriteria Penskoran Jawaban benar dan lengkap Jawaban benar tetapi tidak lengkap Jawaban salah Tidak menjawab

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab leukemia. Namun para peneliti menduga penyebab leukemia antara lain radiasi energi tinggi, misalnya bom nuklir, bahan kimia benzene yang mengenai seseorang dalam jangka waktu lama, dan keadaan genetika seseorang, misalnya Down’s Syndrome (idiot) lebih banyak menderita leukemia dibanding orang normal. Penderita leukemia harus ditangani oleh dokter. Pengobatan dilakukan dengan kemoterapi, terapi radiasi, terapi biologi, atau cangkok sumsum tulang. Kemoterapi menggunakan obat-

c)

d)

3

3

90

2.

3.

obatan pembunuh sel kanker. Terapi radiasi menggunakan radiasi sinar energi tinggi. Terapi biologi dengan cara merangsang tubuh untuk menhasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Cangkok sumsum tulang dilakukan dengan cangkok tulang dari dokter. Kemungkinan korban tersebut menderita hemofili. Akibat kelainan tersebut saat terjadi luka, maka darah sukar membeku karena tidak adanya mekanisme pembekuan darah, sehingga darah akan terus keluar dan akhirnya kehabisan darah yang akan menyebabkan kematian.

Tidak menjawab

0

Jawaban benar dan lengkap Jawaban benar tetapi tidak lengkap Jawaban benar tanpa penjelasan Jawaban salah Tidak menjawab

4 3 2 1 0

Kelainan Darah Contoh: Sebagian besar penyakit kelainan darah terjadi karena Menyebutkan ≥ 3 contoh gangguan dalam pembentukan darah, baik itu unsur Menyebutkan 2 contoh pembentuknya ataupun tempat pembuatannya. Menyebutkan 1 contoh a. Anemia Tidak menjawab Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya sel darah merah Penjelasan: (eritrosit) dalam tubuh. Merupakan keadaan tubuh yang kekurangan Tiap contoh diberi penjelasan hemoglobin atau sel darah merah. Kadar hemoglobin yang rendah dengan benar menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh akan terasa Tiap contoh diberi penjelasan lesu, kepala pusing, dan muka pucat. Perdarahan yang berat juga tetapi salah dapat mengakibatkan anemia. Selain itu anemia dapat terjadi akibat Tiap contoh tanpa diberi terganggunya produksi penjelasan eritrosit.

4

1.

b. Thalasemia Kelainan pada hemoglobin (Hb) yang mengakibatkan darah kurang mampu mengikat oksigen. Thalasemia merupakan penyakit menurun.

3 2 1 0

3

2 1 0

6

91

c.

Hemofili Hemophilia adalah penyakit darah sukar membeku. Merupakan penyakit turunan, di mana darah yang keluar dari pembuluh darah tidak dapat membeku. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa. Penyakit ini bersifat menurun dan tidak dapat disembuhkan. d. Leukimia Merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat adanya sel darah putih yang terlalu tinggi. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang normal. e. Leukopenia dan leukositas Leukopenia adalah keadaan di mana jumlah sel darah putih kurang dari normal (di bawah 5.000 sel/mm3 darah). Hal ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, leukositas adalah keadaan jumlah sel darah putih yang terlalu banyak. Leukositosis umumnya terjadi pada orang yang sedang sakit parah. 2. a.

Kelainan pembuluh darah dan jantung Angina Angina adalah kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat gangguan pada jantung. Angina terjadi ketika jantung tidak memperoleh cukup darah. b. Stroke Merupakan pecahnya pembuluh darah di otak. Pembuluh

92

darah dapat pecah karena adanya penyempitan oleh lemak. c. Arteri koronaris Gangguan pada aretri koronaris Karena adanya penyempitan arteriosklerosis atau tiba-tiba terjadi penyumbatan oleh thrombus (bekuan darah). 25

Nilai LDS =

x 100

93

Lampiran 7. Analisis uji coba soal

94

95 Lampiran 8. Perhitungan validitas butir soal

96

97 Lampiran 9. Perhitungan reliabilitas butir soal

98 Lampiran 10. Perhitungan tingkat kesukaran soal

99 Lampiran 9. Perhitungan daya pembeda soal

100 Lampiran 12. Soal pre test dan post test SOAL EVALUASI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA UNTUK SMP

Mata Pelajaran

: IPA Biologi

Kelas

: VIII

PETUNJUK UMUM 1. Bacalah dengan cermat pertanyaan yang ada! 2. Berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap benar dilembar jawaban yang disediakan! 3. Bila sudah menyilang dan akan membetulkan coretlah dengan dua garis sejajar memotong! Contoh: Pilihan Ganda

:

A

B

C

D

Dibetulan menjadi

:

A

B

C

D

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada lembar jawaban yang telah disediakan! SOAL 1. Bagian jantung yang hanya berisi darah kaya oksigen ditunjukkan oleh nomor…. a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 1 dan 4

2.

Dibawah ini yang menunjukkan perbedaan antara sel darah merah dan sel darah putih pada manusia adalah …..

Perbedaan Sel darah merah a. Mengandung O2 dan CO2 b. Bentuk berubah-ubah tidak berinti c. Berperan dalam proses pembekuan darah d. Tidak berinti, bulat pipih, mengandung hemoglobin

Sel darah putih Tidak mengikat CO2 Bentuk tidak berinti Membunuh kuman penyakit Berinti, berwarna jernih, membunuh/melawan benda asing

101

3.

Perhatikan gambar berikut! Aliran peredaran darah kecil ditunjukkan oleh nomor ….. a. b. c. d.

4.

5.

6.

Seseorang akan mengalami pendarahan yang parah jika terjadi luka karena tidak adanya mekanisme pembekuan darah. Orang tersebut menderita …. a. Hipotensi c. Hemophilia b. Anemia d. Leukemia Leukosit memiki sifat-sifat berikut, kecuali ….. a. Fagositosis c. Bentuk bulat gepeng bikonkaf b. Diapedesis d. Melindungi tubuh terhadap infeksi Perhatikan skema mekanisme pembekuan darah berikut! mengeluarkan Trombosit 1. ……………………………. Protombin

7.

6, 7, 1, 2 3, 4, 5, 6 5, 6, 7, 1 1, 2, 3, 4

2. ……………………………..

Fibrinogen 3. …………………… luka tertutup Nomor 1, 2 dan 3 adalah …. a. Thrombin, fibrin, trombokinase c. Ion Ca +, thrombin, fibrin b. Trombokinase, trombin, fibrin d. Fibrin, thrombin, tromboplastin Ruangan jantung yang mempunyai dinding paling tebal adalah . . . . a. Bilik kanan c. Serambi kanan b. Bilik kiri d. Serambi kiri

102

8.

Urutan yang tepat untuk peredaran darah besar pada manusia adalah ….. a. b. c. d.

9.

2 – 8 -7 – 6 – 5 – 4 2 – 3 – 9 – 10 – 1 4–5–6–7–8–2 4 – 1 – 10 – 9 – 3

Perhatikan tabel berikut. Tabel perbedaan vena dan arteri Pembeda Vena Arteri Denyut Terasa Tidak terasa Aliran Dari jantung Ke jantung Dinding Tipis, tidak elastis Tebal, kuat, dan elastis Sel otot Lurik Polos Perbandingan yang benar pada tabel diatas adalah pada . . . . a. Denyut c. Dinding b. Aliran d. Sel otot 10. Pembuluh nadi yang paling besar adalah . . . . a. Aorta c. Vena cava b. Pembuluh kapiler d. Arteri koronaris 11. Penyakit pada sistem transportasi yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh darah dan gangguan pada jantung sehingga tekanan darah naik diatas normal, disebut . . . . a. Hipertensi c. Hemophilia b. Hipotensi d. Leukemia 12. Perhatikan data dibawah ini! 1. Aktivitas tubuh 3. Berat badan 5. Usia 2. Jenis kelamin 4. Tinggi badan 6. Warna kulit Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah denyut jantung ditunjukkan oleh nomor . . . . a. 1, 3, dan 4 c. 2, 3, dan 6 b. 1, 2, dan 5 d. 3, 4, dan 5 13. Dari alasan di bawah ini penyebab seseorang yang menderita penyakit kurang darah, badannya akan lesu, pusat, dan cepat lelah, kecuali . . . . a. Kurang sel darah merah yang Hemoglobinnya kurang mengikat oksigen b. Jumlah darah kurang dari 5 jt/mm3 c. Sel darah putih bergerak kemana-mana

103

d. Sel darah merah dimakan sel darah putih 14. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . . . a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah b. Jantung - paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru 15. Denyut jantung per menit orang normal pada saat istirahat adalah . . . . a. 45 kali c. 140 kali b. 75 kali d. 175 kali 16. Dalam sistem peredaran, darah dari bilik kanan jantung akan mengalir ke . . . . a. Paru-paru c. Serambi kiri b. Serambi kanan d. Aorta 17. Pembuluh darah yang mengangkut darah dan kaya akan karbondioksida menuju paru-paru adalah . . . a. Arteri pulmonari c. Vena b. Vena pulmonari d. Kapiler 18. Gambar dibawah ini adalah . . . . ?

19.

20.

21.

22.

a. Eritrosit c. Plasma darah b. Leukosit d. Trombosit Pernyataan yang benar mengenai fungsi sel darah putih di bawah ini adalah . . . . a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh b. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh c. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka d. Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh Ada berbagai macam penyakit dan kelainan yang berhubungan dengan sistem peredaran darah. Pilih pernyataaan yang benar tentang kelainan dan penyakit tersebut dibawah ini. a. Leukemia disebabkan oleh bakteri b. Olahraga apapun baik untuk penderita penyakit jantung c. Pola makan tertentu dapat mempengaruhi golongan darah d. Stroke dapat disebabkan antara lain oleh penyempitan pembuluh darah Orang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistol . . . . a. Lebih dari 80 mmHg c. Kurang dari 80 mmHg b. Lebih dari 120 mmHg d. Kurang dari 120 mmHg Golongan darah yang berperan sebagai resipien universal adalah . . . . a. A c. AB b. B d. O

104

23. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas tersebut maka ….. a. Otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi b. Otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik c. Otot jantung bagian bilik kanan lebih tebal dari bilik kiri d. Otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan 24. Perbedaan antara peredaran darah dengan peredaran limfa adalah . . . . Peredaran darah Peredaran limfa a. Sistem peredaran terbuka Sistem peredaran tertutup b. Sistem peredaran tertutup Sistem peredaran terbuka c. Tanpa klep Dengan klep d. Memiliki muara Tidak memiliki muara 25. Jika dibandingkan dengan sebelum berolah-raga, jumlah denyut jantung per menit saat berolahraga adalah . . . . a. Sama c. Lebih sedikit b. Hampir sama d. Lebih banyak 26. Orang yang tinggal di daerah pegunungan tinggi mempunyai darah yang jumlah eritrosit lebih banyak karena di daerah pegunungan . . . . a. Udaranya sangat sejuk c. Mengandung banyak oksigen b. Kadar oksigennya rendah d. Belum tercemar 27. Setelah diperiksa, darah seorang anak mengandung aglutinogen A dan B, sedangkan aglutininnya tidak ada. Darah anak tersebut termasuk golongan . . . . a. A c. AB b. B d. O 28. Peredaran limfa disebut peredaran darah terbuka. Hal itu disebabkan . . . . a. Limfa dapat menembus pembuluh darah c. Limfa tidak memilki pembuluh b. Limfa ikut dalam aliran darah d. Ujung pembuluh limfa yang terbuka 29. Dari hasil pengamatan denyut jantung adalah sebagai berikut. Nama Denyut jantung Duduk Jalan di tempat Berlari cepat Wirno 70 80 90 Uli 55 70 100 Anang 65 80 100 Herman 70 75 80 Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang paling sedikit denyut jantungnya saat melakukan aktivitas adalah . . . . a. Wirno c. Anang b. Uli d. Herman 30. Dari pernyataan berikut ini, yang bukan fungsi darah adalah …. a. Mengangkut oksigen dan karbondioksida c. Meneruskan rangsangan otak b. Pembunuh kuman d. Mengangkut sisa metabolisme

105 Lampiran 13. Kunci jawaban dan norma penilaian

KUNCI JAWABAN DAN NORMA PENILAIAN

A. Kunci Jawaban 1. C

11. A

21. B

2. D

12. B

22. C

3. A

13. A

23. A

4. C

14. C

24. B

5. C

15. B

25. D

6. B

16. A

26. B

7. B

17. A

27. C

8. C

18. B

28. D

9. C

19.A

29. D

10. A

20. D

30. C

B. Skor Penilaian Bobot nilai @ butir soal pilihan ganda

= 1

Jumlah soal pilihan ganda

= 30

Jumlah skor maksimal

= 1 x 30 butir soal = 30

Nilai =

benar X 100 soal

106 Lampiran 14. Lembar jawab soal pre test dan post test kelas eksperimen

107 Lampiran 15. Lembar jawab soal pre test dan post test kelas kontrol

108 Lampiran 16. Angket motivasi belajar

109

110

111 Lampiran 17. Perhitungan angket motivasi belajar PERHITUNGAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR Menganalisis data dengan angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Angket yang telah diisi oleh siswa, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode siswa. b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. c. Membuat tabulasi data. d. Menghitung persentase data dari tiap-tiap sub variabel. Persentase untuk tiaptiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: n Ps = persentase skor Ps X 100% N n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal Angket motivasi belajar terdiri dari 20 item pernyataan dengan pilihan jawaban: SL : Selalu, SR: Sering, KD : Kadang – kadang, TP : Tidak Pernah. Masing-masing jawaban dikaitkan dengan nilai; Pernyataan positif Pernyataan negatif SL = 4 SL = 1 SR = 3 SR = 2 KD = 2 KD = 3 TP = 1 TP = 4 Kriteria Persentase: Persen tertinggi = skor tertinggi : skor tertinggi x 100% = 4 : 4 x 100% = 100% Persen terendah = skor terendah : skor tertinggi x 100% = 1 : 4 x 100% = 25% Rentang = persen tertinggi – persen terendah = 100% - 25% = 75% Interval = rentang : skor tertinggi = 75% : 4 = 18,75 Sehingga diperoleh kriteria motivasi sebagai berikut: Sangat tinggi = 81,26% - 100% Tinggi = 66,51% - 81,25% Sedang = 43,74% - 66,50% Rendah = 25,01% - 43,75% Sangat rendah = < 25% Dikonversikan ke skor: Skor tertinggi = persen tertinggi : persen tertinggi x 4 = 100% : 100% x 4 = 4 Skor terendah = persen terendah : persen tertinggi x 4 = 24,97% : 100% x 4 = 0,99 Rentang = skor tertinggi – skor terendah = 4 – 0,99 = 3,01 Interval = rentang : skor tertinggi = 3,01 : 4 = 0,75 Sehingga diperoleh kriteria motivasi dengan skor: Sangat tinggi = 3,26 - 4,00 Tinggi = 2,51 – 3,25 Sedang = 1,76 – 2,50 Rendah = 1,01 – 1,75 Sangat rendah = < 1,00

112 Lampiran 18. Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas eksperimen

113 Lampiran 18. Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas kontrol

114 Lampiran 19. Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas eksperimen

115 Lampiran 19. Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas kontrol

116 Lampiran 20. Rekap hasil motivasi belajar kelas eksperimen

117 Lampiran 20. Rekap hasil motivasi belajar kelas kontrol

118 Lampiran 21. Uji perbedaan dua rata-rata hasil motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol

119 Lampiran 22. Lembar observasi aktivitas siswa

120

121

122

123

124 Lampiran 23. Perhitungan check list aktivitas belajar

PERHITUNGAN CHECK LIST AKTIVITAS BELAJAR

Langkah-langkah menganalisis data hasil check list sebagai berikut: a. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. b. Membuat tabulasi data. c. Menghitung presentase dari tiap-tiap sub variabel. Adapun presentase untuk tiap-tiap sub variabel dihitung dengan menggunakan rumus:

n X 100% N

%

Keterangan: % = presentase sub variabel n = jumlah nilai tiap sub variabel N = jumlah skor maksimal d. Mentransformasikan persentase dari tiap-tiap sub variabel ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif, dengan cara: 1) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimal) = 100% 2) Menentukan persentase skor terendah (skor minimal) = 0% 3) Menentukan range = 100% - 0% = 100% 4) Menentukan interval yang dikehendaki = 5 (Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah). 5) Menentukan lebar interval = 100% : 5 = 20% Berdasarkan perhitungan diatas, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan sebagaimana berikut: Rentang presentase dan kriteria kualitatif untuk perhitungan aktivitas belajar siswa No.

Rentang presentase

Kriteria

Rata-rata Skor

1

80% < skor ≤ 100%

Sangat aktif

0,80 < rata-rata skor ≤ 1,00

2

60% < skor ≤ 80%

Aktif

0,60 < rata-rata skor ≤ 0,80

3

40% < skor ≤ 60%

Cukup aktif

0,40 < rata-rata skor ≤ 0,60

4

20% < skor ≤ 40%

Kurang aktif

0,20 < rata-rata skor ≤ 0,40

5

≤ 20%

Pasif

≤ 0,20

125 Lampiran 24. Hasil analisis aktivitas siswa kelas eksperimen

126 Lampiran 25. Hasil analisis aktivitas siswa kelas kontrol

127 Lampiran 26. Data hasil belajar pre test, pos test, dan selisih post – pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol

128 Lampiran 27. Uji homogenitas hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol

129

Lampiran 28. Uji normalitas hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol

130

131

Lampiran 29. Uji kesamaan dua varians data hasil post test - pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol

132

Lampiran 30. Uji perbedaan dua rata-rata data hasil selisih nilai post test pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol

133

Lampiran 31. Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas eksperimen

134

Lampiran 31. Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas kontrol

135 Lampiran 32. Perhitungan angket tanggapan siswa

PERHITUNGAN ANGKET TANGGAPAN SISWA Menganalisis data dengan angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Angket yang telah diisi oleh siswa, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode siswa. b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. c. Membuat tabulasi data. d. Menghitung persentase data dari tiap-tiap sub variabel. Persentase untuk tiaptiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: n Ps = persentase skor Ps X 100% N n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal Angket tanggapan siswa terdiri dari 10 item pernyataan dengan pilihan jawaban: SS : Sangat setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju Masing-masing jawaban dikaitkan dengan nilai; SS = 4 S =3 TS = 2 STS = 1 Kriteria Persentase: Persen tertinggi = skor tertinggi : skor tertinggi x 100% = 4 : 4 x 100% = 100% Persen terendah = skor terendah : skor tertinggi x 100% = 1 : 4 x 100% = 25% Rentang = persen tertinggi – persen terendah = 100% - 25% = 75% Interval = rentang : skor tertinggi = 75% : 4 = 18,75 Sehingga diperoleh kriteria motivasi sebagai berikut: Sangat baik = 81,26% - 100% Baik = 66,51% - 81,25% Cukup baik = 43,76% - 66,50% Kurang baik = 25,01% - 43,75% Jelek = < 25% Dikonversikan ke skor: Skor tertinggi = persen tertinggi : persen tertinggi x 4 = 100% : 100% x 4 = 4 Skor terendah = persen terendah : persen tertinggi x 4 = 25 : 100% x 4 = 1 Rentang = skor tertinggi – skor terendah = 4 - 1 = 3 Interval = rentang : skor tertinggi = 3 : 4 = 0,75 Sehingga diperoleh kriteria motivasi dengan skor: Sangat baik = 3,26 - 4,00 Baik = 2,51 – 3,25 Cukup baik = 1,76 – 2,50 Kurang baik = 1,01 – 1,75 Jelek = ≤ 1,00

136

Lampiran 33. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas eksperimen)

137

Lampiran 34. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas kontrol)

138

Lampiran 35. Lembar observasi kinerja guru

139

Lampiran 35. Lembar observasi kinerja guru

140 Lampiran 36. Rubrik penilaian kinerja guru Kelas Eksperimen ASPEK KINERJA GURU YANG DINILAI 1. Pendahuluan a. Memberikan motivasi b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Inti a. Penguasaan materi b. Kesesuaian materi dengan indikator c. Penerapan model ARCS selama pembelajaran berlangsung d. Guru menarik perhatian siswa dengan media pembelajaran e. Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi f. Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas h. Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok i. Pengelolaan waktu j. Pengorganisasian kelas 3. Penutup a. Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan b. Guru memberikan pekerjaan rumah c. Guru memberikan evaluasi sesuai indikator KRITERIA PENSKORAN 1. Pendahuluan a. Memberikan motivasi 5 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran dengan penyampaian yang jelas pada siswa 4 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran dengan penyampaian yang sebagian besar sudah jelas 3 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran tetapi penyampaiannya kurang jelas 2 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran tetapi penyampaiannya masih salah 1 : Guru tidak memberikan motivasi pada awal pembelajaran b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran dengan penyampaian yang jelas pada siswa 4 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran dengan penyampaian yang sebagian besar sudah jelas 3 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran tetapi penyampaiannya kurang jelas 2 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran tetapi penyampaiannya salah 1 : Guru tidak memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran

141

2. Inti a. Penguasaan materi 5 : Guru menguasai materi dengan penyampaian yang mudah dipahami semua siswa. 4 : Guru menguasai materi dengan penyampaian yang sebagian besar siswa dapat memahaminya. 3 : Guru menguasai sebagian besar materi tetapi dalam penyampaianya hanya sebagian kecil siswa yang paham 2 : Guru hanya menguasai sebagian kecil materi 1 : Guru tidak menguasai materi b. Kesesuaian materi dengan indikator 5 : Materi yang diberikan sangat tepat dan sesuai dengan indikator 4 : Materi yang diberikan sangat tepat dan sebagian besar sesuai dengan indikator 3 : Materi yang diberikan sangat tepat tetapi kurang sesuai dengan indikator 2 : Materi yang diberikan kurang tepat dan kurang sesuai dengan indikator 1 : Materi yang diberikan tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikator c. Penerapan model ARCS selama pembelajaran berlangsung 5 : Guru menerapkan model ARCS dalam pembelajaran dan semua tahap terpenuhi 4 : Guru menerapkan model ARCS dalam pembelajaran dan sebagian besar tahap telah terpenuhi 3 : Guru menerapkan model ARCS dalam pembelajaran tetapi hanya sebagian kecil tahap yang terpenuhi. 2 : Guru kurang menerapkan model ARCS dalam pembelajaran. 1 : Guru tidak menerapkan model ARCS dalam pembelajaran d. Guru menarik perhatian siswa dengan media pembelajaran yang menarik pada siswa 5 : Guru dapat menarik perhatian semua siswa dengan mengunakan media pembelajaran. 4 : Guru dapat menarik perhatian sebagian besar siswa dengan mengunakan media pembelajaran. 3 : Guru dapat menarik perhatian sebagian kecil dari siswa dengan menggunakan media pembelajaran. 2 : Guru kurang dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan media pembelajaran. 1 : Guru tidak dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan media pembelajaran. e. Guru mengunakan metode pembelajaran yang yang bervariasi 5 : Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan mudah dipahami siswa 4 : Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan sebagian besar siswa dapat memahaminya 3 : Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi tetapi hanya sebagian kecil siswa yang dapat memahaminya

142

2:

Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi tetapi siswa yang tidak dapat memahaminya 1 : Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi f. Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari 5 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan penyampaianya sudah tepat 4 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan penyampaianya sebagian besar sudah tepat 3 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari tetapi hanya sedikit yang tepat dalam penyampaianya 2 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari tetapi keliru dalam penyampaianya 1 : Guru tidak menghubungkan materi dengan kehidupan sehari – hari. g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas 5 : Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas 4 : Guru memberikan kesempatan kepada sebagian besar siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas 3 : Guru memberikan kesempatan kepada sebagian kecil siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas 2 : Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas 1 : Guru membatasi siswa dalam mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas h. Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok. 5 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok secara merata. 4 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara individul ataupun kelompok kurang merata. 3 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok tidak merata. 2 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara kelompok tetapi secara individu tidak. 1 : Guru tidak memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok

143

i. Pengelolaan waktu 5 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat dan sesuai dengan RPP 4 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat dan sebagian besar sesuai dengan RPP 3 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat tetapi hanya sebagian kecil yang RPP 2 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat tetapi tidak sesuai dengan RPP 1 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru tidak tepat j. Pengorganisasian kelas 5 : Guru dapat mengorganisasi kelas dengan baik dan semua siswa dapat diarahkan dengan baik 4 : Guru dapat mengorganisasi kelas dengan baik dan sebagian besar siswa dapat diarahkan dengan baik 3 : Guru dapat mengorganisasi kelas dengan baik tetapi hanya sebagian kecil siswa yang dapat diarahkan dengan baik 2 : Guru kurang baik dalam mengorganisasi kelas sehingga siswa sulit diarahkan 1 : Guru tidak dapat mengorganisasi kelas 3. Penutup a. Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan 5 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan dengan baik 4 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan dengan sebagian besar sudah baik 3 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan tetapi hanya sebagian kecil saja yang baik. 2 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan tetapi keliru 1 : Guru tidak memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan. b. Guru memberikan pekerjaan rumah 5 : Guru memberikan pekerjaan rumah dengan penyampaian yang baik 4 : Guru memberikan pekerjaan rumah dengan penyampaian yang sebagian besar sudah baik 3 : Guru memberikan pekerjaan rumah tetapi penyampaiannya hanya sebagian kecil saja yang baik. 2 : Guru memberikan pekerjaan rumah tetapi keliru 1 : Guru tidak memberikan pekerjaan rumah c. Guru memberikan evaluasi sesuai indikator 5 : Guru memberikan evaluasi sesuai indikator 4 : Guru memberikan evaluasi sebagian besar sudah sesuai indikator 3 : Guru memberikan evaluasi tetapi hanya sebagian kecil yang sesuai indikator 2 : Guru memberikan evaluasi tetapi masih keliru 1 : Guru tidak memberikan evaluasi

144 Lampiran 37. Perhitungan kinerja guru

PERHITUNGAN KINERJA GURU

Pedoman penilaian kinerja guru terdiri dari 15 aspek yang harus diamati dengan memberi skor 5, 4, 3, 2, atau 1 sesuai dengan rubrik kinerja guru.

Kriteria Persentase: Persen tertinggi = skor tertinggi : skor tertinggi x 100% = 5 : 5 x 100% = 100% Persen terendah = skor terendah : skor tertinggi x 100% = 1 : 5 x 100% = 20% Rentang = persen tertinggi – persen terendah = 100% - 20% = 80% Interval = rentang : skor tertinggi = 80% : 5 = 16 Sehingga diperoleh kriteria motivasi sebagai berikut: Sangat baik

= 85% - 100%

Baik

= 69% - 84%

Cukup baik

= 53% - 68%

Kurang baik

= 37% - 52%

Jelek

= < 36%

Dikonversikan ke skor: Skor tertinggi = persen tertinggi : persen tertinggi x 5 = 100% : 100% x 5 = 5 Skor terendah = persen terendah : persen tertinggi x 5 = 36% : 100% x 5 = 1,8 Rentang = skor tertinggi – skor terendah = 5 – 1,8 = 3,2 Interval = rentang : skor tertinggi = 3,2 : 5 = 0,64

Sehingga diperoleh kriteria motivasi dengan skor: Sangat baik

= 4,37 - 5,00

Baik

= 3,73 – 4,36

Cukup baik

= 3,09 – 3,72

Kurang baik

= 2,45– 3,08

Jelek

= < 2,45

145

Lampiran 38. Hasil analisis kinerja guru

146 Lampiran 39. Angket Tanggapan Guru ANGKET TANGGAPAN GURU

1.

Bagaimana tanggapan dan kesan Bapak/Ibu terhadap proses pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif? Komentar: Menurut saya model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif mengenai materi sistem peredaran darah manusia ini sangat cocok diterapkan pada pembelajaran, karena multimedia tersebut sangat mendukung kompetensi dasar materi sistem peredaran darah manusia.

2.

Menurut Bapak/Ibu kendala atau kesulitan apa yang dialami selama proses belajar mengajar menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif? Komentar: Kendala dari pemanfaatan multimedia interaktif ini adalah apabila listriknya mati.

3.

Menurut Bapak/Ibu apakah dalam pembelajaran menggunakan penggunaan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif ini mudah untuk dipahami? Komentar: Iya mudah dipahami, karena materi di dalam multimedia interaktif ini disajikan secara runtut dan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami siswa.

4.

Menurut Bapak/Ibu apakah materi yang tercantum dalam multimedia interaktif sudah mencakup semua indikator dan sudah sesuai dengan SK dan KD? Komentar: Menurut saya pembuatan multimedia interaktif ini sesuai dengan SK, KD, dan indikator juga sudah sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

5.

Menurut Bapak/Ibu, apakah kekurangan dari model ARCS yang didukung multimedia interaktif materi sistem peredaran darah pada manusia ini? Komentar:

147

Kekurangan dari multimedia interaktif ini harus benar-benar tergantung dengan adanya listrik karena media ini berhubungan dengan alat elektronik. 6.

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi kelas selama proses belajar mengajar menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif materi sistem peredaran darah pada manusia? Komentar: Kondisi kelas selama proses pembelajaran berlangsung menjadi lebih hidup dan aktif. Siswa terlihat lebih tertarik dan termotivasi sehingga semagat belajar lebih tinggi.

7.

Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menerapkan multimedia interaktif dalam pembelajaran? Komentar: Ya, saya sangat tertarik dengan multimedia interaktif ini jika diterapkan dalam pembelajaran karena siswa bisa melihat secara lebih konkret materi yang dijelaskan.

8.

Menurut Bapak/Ibu, apakah multimedia interaktif materi sistem peredaran darah pada manusia ini menarik perhatian dan memotivasi siswa dalam pembelajaran? Komentar: Menurut saya multimedia interaktif ini menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar, ini bisa dilihat dari antusias siswa selama pembelajaran berlangsung.

9.

Menurut Bapak/Ibu, apakah gambar, animasi, audio, kontras warna dalam multimedia interaktif ini membantu pemahaman siswa? Komentar: Menurut saya perpaduan warna yang terdapat pada multimedia interaktif ini sudah sesuai, juga tidak mengganggu isi materi yang ada pada multimedia interaktif.

10. Menurut Bapak/Ibu, apakah multimedia interaktif ini menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa? Komentar: Ya adapun isi materi di dalam multimedia interaktif ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

148

Lampiran 40. Uji homogenitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel

149

Lampiran 41. Uji normalitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel

150

151

152

153

154

Lampiran 42. Dokumentasi penelitian DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN Kelas Eksperimen (Kelas VIII-A)

Kelas Kontrol (Kelas VIII-C)

Siswa mengerjakan soal pre test

Siswa menghitung jumlah denyut nadi

Guru menjelaskan dengan multimedia interaktif

Guru menjelaskan dengan charta/torso

155

Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis

Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis

Kegiatan diskusi kelas

Siswa mengisi lembar tanggapan siswa di akhir pembelajaran

156

Lampiran 43. Kelengkapan surat-surat

157

158