PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG KELAPA

Download Penelitian dilakukan dengan mengolah tempurung kelapa dan sekam padi menjadi briket arang. Briket arang kemudian melalui tahap pengujian ya...

1 downloads 674 Views 813KB Size
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG KELAPA (Cocos nucifera) DAN SEKAM PADI (Oryza sativa) DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA

Oleh : WIDIYANTI NIM. 130 500 076

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016

PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG KELAPA (Cocos nucifera) DAN SEKAM PADI (Oryza sativa) DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA

Oleh : WIDIYANTI NIM. 130 500 076

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016

PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG KELAPA (Cocos nucifera) DAN SEKAM PADI (Oryza sativa) DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA

Oleh : WIDIYANTI NIM. 130 500 076

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya ilmiah

:

Pembuatan Briket Arang dari Tempurung Kelapa (Cocos Nucifera) dan Sekam Padi (Oryza sativa) Dengan Komposisi Yang Berbeda

Nama Mahasiswa

:

WIDIYANTI

NIM

:

130 500 076

Program Studi

:

Teknologi Hasil Hutan

Jurusan

:

Teknologi Pertanian

Penguji I,

Penguji II,

Heriad Daud S., S.Hut.,MP NIP. 19700830 199703 1 001

Ir. Taman Alex, MP NIP. 19601212 198903 1 008

Pembimbing,

Firna Novari, S.Hut.,MP NIP. 19710717 199702 2 001

Menyetujui, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan

Hj. Eva Nurmarini, S.Hut.,MP NIP. 19750808 199903 2 002

Lulus ujian pada tanggal :

Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

Hamka, S.TP.,MP.,M.Sc NIP. 19760408 200812 1 002

ABSTRAK

WIDIYANTI. Pembuatan Briket Arang dari Tempurung Kelapa (Cocos nucifera) dan Sekam Padi (Oryza sativa) Dengan Komposisi Yang Berbeda (di bawah bimbingan FIRNA NOVARI) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pemanfaatan tempurung kelapa (Cocos nucifera) dan sekam padi (Oryza sativa) yang potensinya sangat besar dan belum termafaatkan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengujian sifat fisik dan kimia pada masing-masing briket arang termpurung kelapa, sekam padi dan campuran keduanya. Penelitan ini dilaksanakan selama tiga bulan dan pengambilan bahan baku memanfaatkan limbah pertania, pelaksanaan penelitian di Laboratorium Hasil Hutan Non Kayu dan Laboratorium Sifat Kayu dan Analisis Produk Program Studi teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Peoses penelitian dilakukan dengan diawali persiapan bahan baku, dan pembakaran bahan baku untuk mendapatkan arang. Selanjutanya arang dihaluskan dan dicampur dengan tanah liat, tepung tapioka, dan air dengan perbandingan masing-masing 2 kg arang tempurung kelapa, 2 kg arang sekam padi, 200 gr tanah liat, 200 gr tepung tapioka, dan air ± 1,200 ml. Penelitian dilakukan dengan mengolah tempurung kelapa dan sekam padi menjadi briket arang. Briket arang kemudian melalui tahap pengujian yaitu kadar air, kerapatan, zat mudah menguap, karbon terikat, kadar abu dan nilai kalor. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada komposisi briket arang tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dengan berbagai komposisi, nilai kerapatan briket arang berkisar antara 0.5262-0,8161 gr/cm3, nilai kadar air 6,9824-8.5157%, nilai zat mudah menguap berkisar antara 30,1370-42,5133%, kadar abu berkisar antara 25,0314-45,5662%, nilai karbon terikat berkisar antara 23,5315-44,3831% dan nilai kalor berkisar antara 5,051-7,204 kal/gr. Dari hasil pengujian briket tempurung kelapa, sekam padi dan campuran keduanya dengan berbagai komposisi menunjukan nilai kerapatan, kadar air dan nilai kalor sudah memenuhi SNI sedangkan untuk nilai karbon terikat dan zat mudah menguap dan kadar abu belum memenuhi SNI. Kata kunci : briket arang, tempurung kelapa, sekam padi

sss

RIWAYAT HIDUP

Widiyanti lahir pada tanggal 31 Agustus 1994 di Desa Pepas Eheng. Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur.

Merupakan anak 1

(pertama) dari 3 (tiga) bersaudara dari pasangan Bapak Laudamus dan Ibu Yohana Banariah. Pada Tahun 1999 memulai pendidikan formal pada SDN Negeri 006 Balok Asa, Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur dan lulus tahun 2005. Kemudian melanjutkan ke SMP Arnoldus Jansen Balok Asa, Kecamatan Barong Tongkok,Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur, lulus tahun 2008, selanjutnya melanjutkan ke SMK PURNAMA I Barong Tongkok , Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur dan lulus tahun 2011. Pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan perguruan tinggi pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Bulan Maret - Mei 2016 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Kesatuan Bisnis Mandiri Kayu Cepu. Jawa Tengah. Sebagai syarat memperoleh predikat Ahli Madya Kehutanan, penulis mengadakan penelitian dengan judul " Pembuatan Briket Arang dari Tempurung Kelapa (Cocos nucifera) dan Sekam Padi (Oryza sativa) Dengan Komposisi Yang Berbeda" di bawah bimbingan Ibu Firna Novari, S.Hut.,MP.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini sebagai syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya pada program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran penyusunan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Firna Novari, S.Hut.,MP

selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis. 2. Bapak Heriad Daud S., S.Hut.,MP selaku dosen penguji karya ilmiah. 3. Bapa Ir. Taman Alex, MP selaku dosen penguji karya ilmiah. 4. Ibu Eva Numarini, S.Hut.,MP selaku Ketua Progam Studi Teknologi Hasil Hutan. 5. Bapak Hamka, S.TP.,MP.,M.Sc selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 6. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 7. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Teknologi Hasil Hutan yang telah banyak membagikan ilmunya selama perkuliahan. 8. Kedua Orang tua dan Keluarga yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis. 9. Dan teman-teman yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah ikut membantu saya dalam melaksanakan penelitian ini sehingga berjalan dengan lancar. Walaupun berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan k elemahan dalam penulisan ini, namun semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis

Kampus Sei Keledang, Juni 2016

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................

i

ABSTRAK....................................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

iv

DAFTAR ISI.................................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .........................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

x

I. PENDAHULUAN ......................................................................................

1

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. A. Pengertian Arang dan Brikrt Arang....................................................... B. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kualitas briket arang ..................... C. Kualitas Briket Arang .......................................................................... D. Briker Arang Menurut SNI .................................................................... E. Risalah Perekat Tapioka ...................................................................... F. Risalah Kelapa (cocos nucifera) ........................................................... G. Risalah Padi (oryza zativa) ..................................................................

5 5 9 10 11 12 13 16

III. METODE PENELITIAN............................................................................ A. Waktu dan Tempat .............................................................................. B. Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... C. Prosesdur Kerja ................................................................................... D. Pengolahan Data ...........................................................................

21 21 22 23 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ............................................................................................. B. Pembahasan .......................................................................................

32 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... A. Kesimpulan ...................................................................................... B. Saran ...............................................................................................

40 40 40

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

41

LAMPIRAN ............................................................................................

43

vii

DAFTAR TABEL

Nomor

Tubuh Utama

Halaman

1.

Mutu Briket Arang Berdasarkan SNI ...........................................

11

2.

Kualitas Mutu Briket Bioarang.....................................................

12

3.

Tahapan Pelaksanaan Kerja .......................................................

21

Lampiran 4.

Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (100% Tempurung Kelapa) .......................................................................................

44

5.

Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (100% Sekam Padi) .

44

6.

Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (75 : 25% Sekam Padi dan Tempurung Kelapa ......................................................

44

Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (25 : 75% Sekam Padi dan Tempurung Kelapa ......................................................

45

Hasil Perhitungan Briket Arang (50 : 50% sekam Padi dan Tempurung Kelapa) ....................................................................

45

Hasil Perhitungan Kadar Ari Briket Arang (100% Tempurung Kelapa) .......................................................................................

45

10.

Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (100% Sekam Padi) ...

46

11.

Hasil Perhitungan Kadar Air (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) ....................................................................

46

Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) .....................................................

46

Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung kelapa) ......................................................

47

7.

8. 9.

12. 13.

14. 15. 16.

Hasil Perhitungan Zat Mudah Menguap Briket Arang (100% Tempurung kelapa) ......................................................... Hasil Perhitungan Zat Mudah Menguap Briket Arang (100% Sekam Padi) ............................................................................... Hasil Perhitungan Zat Mudah Menguap Briket Arang (75 : 25% Sekam Padi dan Tempurung Kelapa ..........................................

47 47

48

viii

17.

Hasil Perhitungan Zat Mudah Menguap Briket Arang (25 : 75% sekam Padi dan Tempurung Kelapa)..........................................

48

Hasil Perhitungan Zat Mudah menguap Briket Arang (50 : 50% Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) .........................................

48

Hasil Perhitunga n kadar Abu Briket Arang (100% Tempurung Kelapa) .......................................................................................

49

20.

Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (100% Sekam Padi) .

49

21.

Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) ....................................................

49

Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) ....................................................

50

Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) .....................................................

50

Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (100% Tempurung Kelapa) ....................................................................

51

Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (100% Tempurung Kelapa) ....................................................................

51

Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) .....................................................

51

Hasil Perhitunga n Karbon Terikat Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung kelapa).....................................................

52

Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) ....................................................

52

Hasil Perhitungan Nilai kalor Briket Arang (100% Tempurung Kelapa) ....................................................................

52

30.

Hasil perhitungan Nilai Kalor Briket Arang (100% Sekam Padi) .

53

31.

Hasil Perhitungan Nilai Kalor Briket Arang (75 : 25 Tempurung Kelapa dan Sekam Padi) ............................................................

53

Hasil perhitungan Nilai Kalor Briket Arang (25 : 75% Tempurung Kelapa dan Sekam Padi) .........................................

53

Hasil perhitungan Nilai Kalor Briket Arang (50 : 50% Tempurung Kelapa dan Sekam Padi) .........................................

53

18.

19.

22. 23.

24. 25.

26. 27.

28. 29.

32.

33.

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Tubuh Utama

Halaman

1. Proses Pengayakan Bahan Briket arang ......................................

24

2. Alat Cetak Briket Manual ..............................................................

26

3. Bagan Alir Pembuatan Briket Arang .............................................

23

4. Grafik Nilai Rata-rata Kadar Air Briket ..........................................

33

5. Grafil Nilai Rata-rata Kerapatan Briket .........................................

34

6. Grafik Nilai Rata-rata Kadar Abu Briker ........................................

34

7. Grafik Nilai Rata-rata Kadar Karbon Terikat .................................

34

8. Grafik Nilai Rata-rata Zat Mudah menguap ..................................

35

9. Grafik Nilai Rata-rata Nilai Kalor...................................................

35

Lampiran 10. Sekam Padi (Sebagai Bahan baku briket arang) ..........................

55

11. Tempurung Kelapa (Sebagai Bahan baku briket arang) ...............

55

12. Serbuk Arang Dari Sekam Padi ....................................................

56

13. Serbuk Arang Dari Sekam Padi....................................................

56

14. Tepung Tapioka (kanji).................................................................

57

15. Serbuk Tanah Liat .......................................................................

57

16. Pencampuran Bahan Kemudian Siap di Cetak.............................

58

17. Proses Pencetakan Briket ............................................................

58

18. Proses Pengeringan Kering Udara ...............................................

59

19. Sampel Untuk Penghitungan Kerapatan.......................................

59

20. Sampel di Oven Kedalam Thermoline Furnance ..........................

60

21. Sampel Masukkan Ke Dalam Desikator Setelah di oven ..............

60

x

22. Alat Penghitung Nilai Kalor (Peroxide Bomb Calorimeter) ............

61

?

BAB I PENDAHULUAN

Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri. Dalam kurun waktu 10 sampai dengan 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi di Indonesia ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan bahan bakar minyak dibeberapa daerah di Indonesia (Hambali, E, dkk, 2006). Isu kenaikan bahan bakar minyak menyadarkan kita bahwa konsumsi energi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan tidak seimbang dengan ketersediaan sumber energi tersebut. Kelangkaan dan kenaikan bahan bakar minyak terus akan terjadi karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Hal harus segera diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif yang dapat terjangkau oleh masyrakat luas (Hermawan, 2006). Akhir-akhir ini harga bahan bakar minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah di Indonesia. Minyak tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 triliun rupiah pertahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun (Pari, 2002). Briket arang adalah bahan bakar untuk memasak yang tahan lama dan menghasilkan sedikit asap, briket arang dapat dibuat dengan mudah dan menggunakan bahan-bahan lokal. Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.

?

Memperhatikan kondisi hutan alam yang makin menurun berarti makin langkanya bahan baku kayu, serta besarnya tantangan berbagai aspek khususnya di sektor kehutanan (lingkungan, ekolabel,perdagangan karbon) maka perlu dilakukan perubahan mendasar dalam kebijakan pembangunan kehutanan, salah satunya dengan mengedepankan peran inovasi teknologi yang lebih berpihak kepada masyarakat khususnya industri kecil, meningkatkan efisiensi pengolaan hasil hutan serat memaksimalkan pemanfaatan kayu dan limbah biomassa yang mengarah kepada zero waste. Indonesia termasuk salah satu negara berkembang dengan jumlah sumber daya alam yang sangat besar di mana penyediaan produk -produk hasil hutan non kayu, salah satunya adalah briket arang untuk bahan baku industri merupakan suatu permasalahan yang sering dihadapai pada bidang kehutanan pada saat ini, hal ini disebabkan karna ilmu pengetahuan tentang briket arang masih sangat berkembang. Beberapa orang mencoba mencari alternatif bahan bakar, mulai dari briket batubara campuran serbuk kayu atau tempurung kelapa, ampas tebu (blotong) yang dihancurkan serta dicetak, kotoran hewan yang dikeringkan, sampai bio energi dari tumbuh-tumbuhan. Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa endokrap bersifat keras dan diselimuti oleh sabut kelapa, tempurung kelapa biasanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar dan briket. Tempurung kelapa yang diolah dapat menghasilkan nilai tambah yang amat berharga, Tempurung kelapa memiliki potensi yang sangat bagus dan praktis dalam pemanfaatnya. Bentuk tempurung kelapa

bulat dan keras

memudahkan pengrajin tempurung kelapa untuk membentuk hasil kerajinannya,

?

saat ini yang menjadi pusat perhatian dan penggunaan tempurung kelapa adalah sebagai penyimpan energi. Arang tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai penyimpan energi listrik, briket tempurung kelapa, penyerap zat beracun, pereduksi kolestrol, pengikat nutrisi di udara, mempercepat pertumbuhan tananaman dan sebagai penyembuh luka. Begitu juga dengan sekam padi , menurut Sigit Nugraha, 2006. sekam padi yang sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses bahan hasil pertanian. Proses penghancuran sekam padi berlangsung lambat sehingga menggangu lingkungan sekitnya. Sekam pasi merupakan lapisan keras yang meliputu kariopsis yang terdiri dari dua belahan yaitu disebut lemma dan plea yang saling bertautan, dari proses penggilingan padi biasanya padi sekitar 20-30 % dengan presentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Maka sekam dapat dijadikan bahan baku alternatif dalam bentuk briket arang yang dapat dengan mudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar berkualitas yang baik. Yang sehari -hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagianbagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian:

bagian

paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut

mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium. Sebagai informasi baru tentang suatu pemanfaatan limbah hasil industri perkebunan kelapa (berupa tempurung kelapa) dan padi (berupa sekam padi) adalah jenis limbah yang tadinya hanya sebagian kecil di manfaatkan dan tidak

?

bernilai ekonomis setelah dibuat menjadi briket arang, akan mendapatkan nilai ekonomis sebagai cadangan bahan bakar. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang sifat briket arang dari campuran tempurung kelapa dan sekam padi yang berasa l dari limbah perkebunan sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kedua limbah tempurung kelapa dan sekam padi sebagai cadangan bahan bakar.

?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Arang dan Briket Arang 1.

Arang Umumnya yang digunakan sebagai bahan baku adalah arang kayu. Kayu merupakan bahan baku yang mengandung banyak mengandung holoselulosa,disamping lingnin, zat ekstraktif dan senyawa organik lain. Selanjutnya dikatakan juga bahwa holoselulosa, lingnin kira-kira 25% dan selebihnya zat ekstraktif dan senyawa-senyawa organik (Suparman, 1995). Masturin, 2002, menyatakan arang adalah residu yang berbentuk padatan yang merupakan sisa dari proses pengkarbonan bahan bakar berkarbon dengan kondisi terkendali didalam ruangan tertutup seperti dapur arang. Untuk menghasilkan arang yang baik diperlukan kayu dengan kualitas tertentu. Kayu daun lebar yang mempunyai berat jenis tinggi, keras dan berkadar resin tinggi lebih disukai karena menghasilkan arang berkualitas baik. Kayu daun jarum banyak digunakan pada bagian tunggak karena kadar resin pada bagian tersebut lebih tinggi dari bagian lain (Hartoyo, 1983). Kualitas dari suatu produk arang dipengaruhi oleh jenis bahan bakar yang digunakan dan cara proses pengolahannya. Kualitas tersebut dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh arang antara lain sifat tersebut : A. Sifat fisika a) Kerapatan b) Kadar air

tersebut,

?

c) Teguh tekan B. Sifat kimia a) Nilai kalor b) % zat terbang c) % kadar abu Menurut Wardi (1969) yang dikutip oleh Hartoyo dan Nurharyati (1976) menjelaskan sifat arang yang baik adalah : a. Warna hitam dan menyerupai nyala bara berwarna kebiruan b. Mengkilap pada serpihannya atau pada pecahanya c. Tidak mengotori tangan d. Saat terbakar tidak berasap dan berbau e. Menyala terus walaupun tanpa kipas f.

Tidak cepat terbakar

g. Apabila terjatuh dan mengenai lantai akan berdenting seperti logam. 2.

Briket arang Briket arang adalah bahan bakar untuk memasak yang tahan lama dan menghasilkan sedikit asap. Briket arang juga dapat dibuat dengan mudah dan menggunakan bahan-bahan lokal. Briket arang dapat digunakan untuk memasak dengan api terbuka, tungku atau oven tanah liat. Briket arang juga akan terbakar perlahan-lahan dan menghasilkan panas konstan dengan memulai membuat api kecil dengan batang kayu lalu ditambahkan arang ketika api mulai menyala perlahan dan briket akan terbakar dengan sendirinya. Salah satu diantaranya dengan membuat arang briket berbahan baku sampah. Sampah apa saja, terutama sampah organik kering seperti daun-daun, rumput, serpihan kayu, bongol kayu, serbuk gergaji, kertas dan

?

segala

macam

sampah

yang

bisa

dibakar

jadi

arang

dan

abu.

(Anonim,1993). Briket arang adalah yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket (penampilan dan kemasan yang lebih menarik) yang dapat dipergunakan untuk keperluan energi sehari-hari. Pembuatan briket arang dari limbah industri pengolahan kayu dapat dilakukan dengan cara penambahan perekat tepung tapioka, dimana bahan baku dibuat menjadi arang terlebih dahulu kemudian ditumbuk, dicampur perekat,dicetak (kempa dingin) dengan sistim hidroulik manual selanjutnya dikeringkan (Pari,2002). Proses pembakaran padatan terdiri dari beberapa tahap seperti pemanasan, pengeringan, devolatilisasi dan pembakaran arang. Selama proses devolatisasi, kandungan volatil akan keluar dalam bentuk gas seperti: CO, CO2, CH4 dan H2. komposisi gas selama devolatilisasi tergantung pada jenis bahan yang dibakar. Proses devolatilisasi diikuti dengan oksidasi bahan bakar padat yang lajunya tergantung pada konsentrasi oksigen, suhu gas, ukuran dan porositas arang (Syamsiro dan Saptoadi, 2007). 3.

Perekat Hartoyo (1976), menyatakan bahwa terdapat macam-macam jenis perekat yang digunakan pada proses pembuatan briket arang yang tidak atau kurang berasap dan banyak asap yaitu jika mengunakan perekat terpitch dan molasa sedangkan jenis perekat pati, desktamin dan tepung, briket yang dihasilkan kurang atau tidak berasap. Sifat alamiah bubuk arang cenderung saling memisah. Dengan bantuan bahan perekat atau lem, butir-butir arang dapat disatukan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Namun permasalahannya terletak pada

?

jenis bahan perekat yang akan dipilih. Penentuan jenis bahan perekat yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas briket arang ketika dinyalakan dan dibakar. Faktor harga dan ketersediaannya di pasaran harus dipertimbangkan secara seksama karena setiap bahan perekat memiliki daya lengket yang berbeda-beda karakteristiknya (Sudrajat, 1983). Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Beberapa istilah lain dari perekat yang memiliki kekhususan meliputi glue, mucilage, paste, dan cement. Glue merupakan perekat yang terbuat dari protein hewani seperrti kulit, kuku, urat, otot dan tulang yang digunakan dalam industri kayu. Mucilage adalah perekat yang dipersiapkn dari getah dan air yang diperuntukkan terutama untuk perekat kertas. Paste adalah perekat pati (starch) yang dibuat melalui pemanasan campuran pati dan air dan dipertahankan berbentuk pasta. Cement adalah istilah yang digunakan untuk perekat yang bahan dasarnya karet dan mengeras melalui pelepasan pelarut (Ruhendi, dkk, 2007). B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Briket Arang Untuk mengetahui kualitas briket, maka harus dilakukan karakterisasi briket yang mencakup nilai kalor briket, kadar abu (hasil pembakaran), kadar air, lama penyalaan, kadar abu, dan emisi serta opasitas gas buang yang dihasilkan. Setiap karakteristik briket saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Semakin banyak kandungan karbon suatu briket, maka semakin banyak gas CO yang dihasilkan. Semakin banyak biomass pada briket, maka akan mengurangi emisi gas HC, CO, NOx. Meski tidak berbahaya, briket lebih banyak menghasilkan asap dari pada minyak tanah sehingga menimbulkan sesak namun namun tetap

?

saja tidak bebahaya karena tidak mengandung bahan yang bebahaya seperti karbon (C), metana (CH4) (Sulistyanto, 2006). Hasil analisis keragaman sifat fisik briket arang menunjukan bahwa jenis kayu dan bahan briket lainnya berpengaruh nyata terhadap kerapatan , keteguhan tekan, dan nilai kalor (Nurhayati, 2002). Jenis bahan baku, jenis perekat dan tekanan pengempaan sangat berpengaruh terhadap keteguhan tekan, kerapatan, kadar air, kadar abu, zat terbang, karbon terikat dan nilai kalor (Sudarjat, 1982). Secara tidak langsung sifat briket arang dipengaruhi oleh sifat bahan baku briket arang. Jenis bahan baku yang mempunyai kadar ekstraktif tinggi akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan tinggi, kadar karbon terikat dan nilai kalori tinggi pula. Untuk menilai kualitas briket arang dilakukan pengujian yang meliputi penentuan kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap , kadar karbon terikat kerapatan dan nilai kalor (Sudrajat, 1982). C. Kualitas Briket Arang Nilai kalor briket sangat berpengaruh pada efisiensi pembakaran briket. Makin tinggi nilai kalor

briket makin bagus kualitas briket tersebut karena

efisiensi pembakarannya tinggi syarat suatu limbah memiliki nilai bakar standar yakni diatas 5000/kal/gram sebagai penganti minyak tanah . (Widyawati,2006). Berikut ini adalah mutu briket arang berdasarkan SNI : Tabel 1. Mutu Briket Berdasarkan SNI Standar Mutu Briket Arang Kayu (SNI No. Parameter 1/6235/2000) Kadar Air (%) Kadar Abu (%) Kadar Karbon (%) Nilai Kalor (kal/g) Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1994) dalam Santosa

??

D. Briket Arang Menurut SNI 1.

Ruang Lingkup Standar SNI ini meliputi ruang lingkup, acuan definisi, syarat mutu pengambilan contoh, cara uji syarat lulus uji, syarat penandaan dan pengemasan untuk briket arang.

2.

Acuan SNI.06-3730-1995.arang aktif teknis.BSI (BS 1016 : part 5 : 1997) methods for analysis and testing of coal and cake.

3.

Definisi Arang tempurung kelapa adalah arang yang berbahan dasar tempurung kelapa. Pemanfaatan arang tempurung kelapa ini termasuk cukup strategis sebagai sektor usaha. Hal ini karena jarang masyarakat yang memanfaatkan tempurung kelapanya. Selain dimanfaatkan dengan dibakar langsung tempurung kelapa dapat dijadikan sabagai bahan dasar briket arang. Arang sekam padi biasa digunakan sebagai pupuk dan bahan baku briket arang. Sekam yang digunakan bisa diperoleh ditempat penggilingan padi. Selain digunakan untuk arang sekam padi juga sering dijadikan bekatul untuk pekan ternak. Arang sekam juga bisa digunakan sebagai campuran pupuk dan media tanam di persemaian. Hal ini karena sekam padi memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan air sebagai cadangan makanan.

??

4.

Syarat Mutu Syarat mutu Briket arang seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 2. Standar Mutu Briket Arang Kayu Indonesia No Sifat-sifat briket arang Standar Nasional Indonesia 1 Kadar air (%) 2 Zat Mudah Menguap/ (%) 3 Kadar Abu (%) 4 Kadar Karbon Terikat (%) 77 5 Kerapatan (gr/cm3) 6 Nilai Kalori (kal/gr) 5000 Sumber : (Kirana 1985) dalam (Trisno, 2000)

E. Risalah Perekat Tapioka Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang karena banyak terdapat di pasaran dan harganya relatif murah. Perekat ini dalam pengunaannya menimbulkan asap yang relatif sedikit dibandingkan dengan bahan lainnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket arang dengan tepung kanji sebagai bahan perekat akan sedikit menurunkan nilai kalornya bila dibandingkan dengan nilai kalor kayu dalam bentuk aslinya (Sudrajat dan Soleh,1994 dalam Capah,2007). Perekat pati dalam bentuk cair sebagai bahan perekat menghasilkan briket arang bernilai rendah dalam hal kerapatan, keteguhan tekan, kadar abu dan zat mudah menguap , tetapi akan lebih tinggi dalam hal kadar air, karbon briket dan nilai kalornya dibandingkan dengan briket arang yang mengunakan perekat molesa atau tetes tebu (Sudrajat et al,2006 dalam Capah, 2007). Menurut Tano (1997), tepung bila diproses secara hidrolisasi, dinding sel tepung berangsur-angsur akan membentuk gelatin karena molase dari tepung mengubah sifat dirinya menjadi kolodial dan kemudian berbentuk pasta, sifat ini disebut gelatinasi. Terbentuknya gelatinasi untuk tepung kanji memerlukan panas o

o

sekitar 60 C 64 C .

??

Menurut Triono (2006), kadar perekat dalam briket arang tidak boleh terlalu tinggi karena mengakibatkan penurunan standar mutu briket arang yang sering menimbulkan banyak asap. Kadar perekat yang digunakan umumnya lebih dari 5 %. F. Risalah Kelapa (Cocos nucifera ) Menurut (Augustin Pyrame de Candolle,1882-1886) asal tanaman kelapa adalah India dan Indo-Malaya, yang meliputi Indo-Cina, Malaysia, Indonesia, dan Philipina. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman kelapa telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan ditanam masyarakat dari berbagai suku bangsa yang hidup di daerah tropis, meliputi Benua Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Sentra penyebaran tanaman kelapa terdapat di Indonesia, Philipina, India, Sri Lanka, Thailand, dan negara-negara lainnya yang beriklim tropis. Indonesia adalah sebagai salah satu produsen kelapa terbesar di dunia, kelapa di Indonesia menjadi ajang bisnis raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (pupuk, bibit, pestisida). Dengan produksi buah kelap a rata-rata 15,5 milyar butir per tahun, total bahan ikutan yang dapat diperoleh 3,75 ton sabut. Industri komponen pengolahan buah kelapa tersebut umumnya hanya berupa industri

tradisional

dengan

kapsitas

industri

yang

masih

sangat

kecil

dibandingkan potensi yang tersedia (Setyanto Yanus Sasangko,2006). Di Indonesia, tanaman kelapa menyebar secara merata di seluruh pelosok tanah air, baik ditanam pada skala perkebunan besar maupun perkebunan rakyat. Pohon kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai. Kelapa sudah merupakan komoditas penting di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu,

??

terbukti dari adanya gambar-gambar kelapa ditata di dinding Candi Borobudur. Di negara kita terdapat hampir 3 juta hektar tanaman kelapa atau sekitar sepertiga luas tanaman dunia. Dari areal tersebut sebagian besar (98 %) areal tanaman kelapa diusahakan oleh perkebunan rakyat. 1.

Taksonomi dan Morfologi Kedudukan

tanaman

kelapa

dalam

sistematika

(taksonomi)

tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivis : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledona (biji berkeping satu) Ordo : Palmae Famili : Arecaceae Genus : Cocos Spesies : Cocos nucifera . Tanaman kelapa mempunyai banyak nama daerah, beberapa di antaranya adalah kelopo atau kerambil (Jawa Tengah dan Jawa Timur), kalapa (Jawa Barat). Nama lainnya adalah kokosnoot atau klaper (Belanda), coconut (Inggris), cocosnoot (Jerman), dan cocotier (Prancis). Tanaman kelapa termasuk suku palem-paleman (palmae). Tumbuhnya menahun (perennial) dapat mencapai umur lebih dari 50 tahun, bahkan dapat hidup antara 80 100 tahun. Tanaman kelapa juga merupakan lambang atau pengenal kepulauan Indonesia. Morfologi tanaman kelapa terdiri dari atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Tanaman kelapa berakar serabut. Jumlah akar serabut berkisar antara 2.000-4.000 akar, bergantung pada keadaan kesehatan tanaman. (Agustin Pyrame de Candolle, 1882-1886)

??

Batang kelapa tumbuhnya tegak dan lurus dapat mencapai setinggi 25 m atau lebih dengan diameter antara 20-25 cm, dan mempunyai sebuah titik tumbuh yang letaknya di ujung pohon, serta tidak bercabang. Pada jenis kelapa genjah, ukuran garis tengah di bagian ujung, tengah, dan bagian pangkal batang; biasanya hampir sama. Batang kelapa tidak mempunyai selubung kambium. Struktur daun kelapa terdiri atas tangkai (pelepah) daun, tulang poros daun, dan helai daun. Tangkai daun terletak di bagian pangkal yang bentuknya melebar, tempat melekatnya tulang poros daun. 2.

Tempurung Kelapa Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri atas lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya dari berat keseluruhan. Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat digunakan sebagai kayu bakar biasa atau diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri pengolahan. Tempurung kelapa mengandung karbon sebanyak 75-95 %, tempurung kelapa juga mengandung bahan-bahan lainnya yaitu : H2O sebanyak 8,7 % ; nitrogen sebanyak 2,9 % ; oksigen sebanyak 7,0 % ;dan PH 6,4 %..(Warismo, 2003) Tempurung kelapa juga digunakan untuk membuat berbagai peralatan dapur, seperti gayung dan sendok sayur. Selain itu, tempurung kelapa juga dapat dibuat aneka kerajinan yang menarik, seperti hiasan dinding maupun hiasan gantung, kancing baju dan berbagai bentuk gantungan kunci.

??

G. Risalah Padi (Oryza sativa ) Menurut Steenis (2003), tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi

: Spermatophyta

subdivisi : Angiospermae kelas

: Monocotyledoneae

ordo

: Graminales

family

: Graminae

genus

: Oryza

spesies : Oryza sativa Kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akarakar serabut tumbuh teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas (kirakira umur 15 hari), akar serabut berkembang dengan pesat. Batang padi tersusun dari rangkaian ruas -ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya berongga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Daun terdiri dari helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar.

??

Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam. Besar sudut yang dibentuk dapat kurang dari 900 atau lebih dari 900 . Suatu malai terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butirnya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua. Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu. Yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian : bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma. Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik

??

1.

Syarat Tumbuh a. Iklim Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27oC sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23oC. Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. (Nabilussalam, 2011). b. Tanah Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus. Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman semusim yang sangat bermanfaat di Indonesia karena menjadi bahan makanan pokok.Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan

??

tinggi. Bila di dataran tinggi kita mengenal padi gogo, maka di dataran rendah kita mengenalnya dengan padi sawah. Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1.200 m dpl (Nabilussalam, 2011)

??

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Febuari 2016 terdiri dari pengambilan bahan baku, pengeringan bahan baku, pengarangan dan pembuatan briket,

pengujian briket, pengumpulan dan

pengolahan data serta membuat laporan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hasil Hutan Non Kayu dan Laboratorium Sifat Kayu dan Analisis Produk, Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Uraian kegiatan penelitian dapat dilihat pada table berikut : Tabel 3. Tahapan Pelaksaan Penelitian. Bulan No

Kegiatan

Desember 1

1 2 3 4 5

2

Januari 3

4

5

Persiapan bahan baku dan penjemuran Proses Karbonisasi Penghancuran, Pencetakan Briket dan Pengeringan. Pengujian Briket dan Pengolahan data Penuliasan TA dan Penjilidtan TA

B. Bahan dan Alat Penelitian 1.

Bahan a.

Arang Temprung Kelapa (Cocos nucifera ) 2,5 kg

b.

Arang Sekam padi (Oryza sativa ) 2.5 kg

c.

Tepung tapioca (kanji)

Febuari 6

7

8

??

2.

d.

Air

e.

Tanah liat

a.

Ayakan mess 50

b.

Mesin penghancur arang

c.

Cetakan briket manual

d.

Oven

e.

Desikator

f.

Timbangan elektrik

g.

Cawan porselin

h.

Alat tulis menulis

i.

Kalkulator

j.

Ember dan pengaduk

k.

Mikrokaliper

l.

Cutter

Alat

m. Ember dan Pengaduk n.

Kompor

o.

Panci

p.

Thermoline furnance

q.

Peroxide Bom Colorimeter C. Prosedur kerja

1.

Pembuatan Arang Proses pengarangan (karbonisasi) tempurung kelapa dan sekam padi ini dengan menggunakan metode sebagai berikut : a. Batok kelapa disusun di dalam drum besi lalu ditutup rapat

??

b. Batok kelapa disiram dengan minyak tanah baru di bakar, kemudian dibiarkan sampai menghasilkan arang c. Sekam padi disangrai dalam wadah yang terbuat dari tong drum sampai sekam berwarna hitan dan menjadi arang. 2.

Persiapan Membuat Briket Arang Tempurung kelapa dan sekam padi yang sudah menjadi arang dihaluskan dengan cara menggunakan mesin penggiling, kemudian di ayak dengan mesh 50 untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Proses pengayakan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Proses Pengayakan Bahan Briket Arang.

3.

Pencampuran Serbuk arang yang telah diayak halus dengan menggunakan mesh masing-masing ditimbang sebanyak 1 kg, dicampur dengan tepung tapioka 200 gr + air 900-1.200 ml dan tanah liat 200 gr. Takaran air antar tempurung dan sekam padi berbeda tergantung tingkat kekentalannya, setelah itu diaduk secara merata. Adapun komposisi campuran yang dicampurkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

??

A. Komposisi bahan baku briket arang 100 % Tempurung Kelapa a. Serbuk arang tempurung kelapa 1000 gr b. Tepung tapioka 200 gr c. Tanah liat 200 gr d. Air 900 ml B. Komposisi bahan baku briket arang sekam padi a. Serbuk arang sekam padi 1000 gr b. Tepung tapioka 200 gr c. Tanah liat 200 gr d. Air 1200 ml C. Komposisi bahan baku briket arang

sekam padi dan tempurung

kelapa a. Serbuk arang sekam padi 750 gr b. Serbuk arang tempurung kelapa 250 gr c. Tepung tapioka 200 gr d. Tanah liat 200 gr e. Air 1000 ml D. Komposisi bahan baku briket arang

sekam padi dan tempurung

kelapa a. Serbuk arang sekam padi 250 gr b. Serbuk arang tempurung kelapa 750 gr c. Tepung tapioka 200 gr d. Tanah liat 200 gr e. Air 900 ml

??

E. Komposisi bahan baku briket arang sekam padi dan tempung kelapa a. Serbuk arang sekam padi 500 gr b. Serbuk arang tempurung kelapa 500 gr c. Tepung tapioka 200 gr d. Tanah liat 200 gr e. Air 900 ml 4.

Pencetakan Briket Pencetakan dilakukan setelah adonan merata, lalu dicetak dengan alat cetak briket manual dengan cara memasukkan campuran adonan briket kedalam lubang cetak sebanyak 8 lubang, kemudian ditekan atau dipres, dengan sekali pencetakan menghasilkan 8 buah briket arang yang berbentuk silinder. Alat pengempaan manual dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Alat Cetak Briket Manual 5.

Pengeringan Adonan briket arang dari sekam padi dan tempurung kelapa yang selesai dicetak akan berbentuk silinder (bulat panjang) yang masih dalam keadaan basah dan rapuh sehingga perlu perlakuan khusus yaitu

??

dikeringkan dengan menggunakan metode penjemuran kering udara di ruangan terbuka/bebas selama 7 hari. Secara lengkap proses penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada bagan alir berikut :

Bahan baku

Penimbangan Karbonisasi (Pengarangan)

Penghancuran Pengayakan

Serbuk arang tapioaka

Air

Pencampuran

Pencetakan

Pengeringan

Pengujian

Gambar 3. Bagan Alir Pembuatan Briket Arang

??

D. Pengolahan data Pengujian sifat fisik dan kimia briket arang dari tempurung kelapa dan sekam padi meliputi : 1.

Kadar Air Contoh uji sebanyak kurang lebih 1 gram (X), dikeringkan dalam oven. listrik dengan suhu 1000C selama 24 jam, kemudian ditimbang (Y), maka kadar air dinyatakan dengan rumus sebagai berikut Sudrajat, (1982)

Keterangan : x = berat contoh sebelum dikeringkan y = berat contoh setelah dikeringkan 2.

Kerapatan Kerapatan dinyatakan dalam hasil perbandingan antara berat dan volume briket yaitu dengan rumus sebagai berikut Sudrajat, (1982) :

3.

Nilai Kalor Nilai kalor suatu zat dapat diukur berdasarkan kalor reaksi dan volume tetap. Pengukuran nilai kalor dilakukan dengan menggunakan alat Bomb Calorimeter. Menghitung besarnya kapasitas panas yang terdapat dalam sampel dengan rumus sebagai berikut :

Dimana : Q T

= Besarnya panas (kalori) yang dikeluarkan sampel (J) o

= Selisih suhu konstan setelah dan sebelum pengeboman ( C)

??

4.

W

= Kalor jenis dari suhu yaitu 2426 kal/oC

e1

= Faktor

e2

= Faktor koreksi untuk gas (volume titrasi x 1 kal/ml)

e3

= Faktor koreksi untuk kandungan sulfur

Kadar Abu Abu terdiri dari mineral-mineral yang tidak dapat hilang atau menguap pada proses pengembunan. Cawan porselin yang berisikan contoh uji dari penentuan kadar zat mudah menguap ditempatkan dalam thermolyne 0

furnace pada suhu ± 750 C selama 6 jam. Setelah waktu tempuh dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator, selanjutnya dianalisis. Kadar abu dinyatakan dalam persen dengan rumus Sudrajat (1982) sebagai berikut :

Keterangan :

5.

S

= Berat sisa contoh uji (g)

W

= Berat contoh uji kering tanur (g)

Kadar Zat Mudah Menguap Zat mudah menguap diperoleh dengan cara menguapkan seluruh zat yang mudah menguap dalam briket arang selain air. Cawan porselin yang berisi contoh uji dari penentuan kadar air, dipanaskan dalam thermo lyne o

furnance pada suhu ± 900 C. Suhu dinaikkan secara langsung pada saat alat dinyalakan,skala alat kemudian menunjukan selama 8 menit, kemudian alat dimatikan dan sampel dikeluarkan lalu dimasukan kedalam desikator dan selanjutnya ditimbang. Kadar mudah menguap dinyatakan dalam rumus sebagai berikut (ASTTMD 1762-64).

??

VM =

X 100 %

VM = Zat mudah menguap % Y

= Kehilangan berat contoh uji (g)

W = Berat contoh uji kering tanur (g) 6.

Kadar Karbon Terikat Fraksi karbon (C) dalam arang, selain fraksi abu dan zat mudah menguap penentuannya dilakukan dengan pemanasan sebagai berikut : Kadar karbon terikat = (100 - zat mudah menguap

kadar abu) %.

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pengujian dari sifat fisik dan kimia sekam padi (Oryza sativa) dan tempurung kelapa (Cocos nucifera) yang meliputi kadar air, kerapatan, kadar abu, zat mudah menguap, dan nilai kalor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.4. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Sekam Padi dan Tempurung Kelapa. Hasil Pengujian 100% 100% 50/50% 75/25% 25/75% No. Pengujian Tempurung Sekam SekamSekamSekamTempurung Temprung Temprung Kadar air 1 7,5131 8,5157 6,9824 7,6178 7,6207 (%) Kerapatan 2 0,8161 0,5970 0,7688 0,5262 0,6513 (gr/cm3) Kadar Abu 3 25,0314 41,3212 26,9541 45,5662 40,3162 (%) Karbon 4 Terikat 41,8315 44,3831 30,1326 23,5315 28,0124 (%) Zat Mudah 5 Menguap 30,1370 30,8241 42,5133 30,902 31,6634 (%) Nilai Kalori 6 7204,58 5306,62 6572,31 5051,37 5042,46 (kal/gr) Untuk melihat hasil perlakuan dari nilai kadar air (%), Kerapatan (gr/cm3), Kadar Abu (%), Karbon Terikat (%), Zat Mudah Menguap (%), Nilai Kalori (kal/gr). Dari briket tempurung kelapa, sekam padi dan campuran keduanya maka dapat dilihat pada gambar grafik sebagai berikut : 1.

Nilai rata-rata perlakuan dari kadar air briket tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dapat dilihat pada gambar grafik brikut :

Standar Nasional Indonesia

-

33

Kadar air (%) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Kadar air (%)

7,5131

8,5157

6,9824

7,6178

7,6207

Tempurung

Sekam

SekamTempurung

SekamTemprung

SekamTemprung

100%

100%

50/50%

75/25%

25/75%

Gambar 4. Grafik Nilai Rata-rata Kadar Air Briket 2.

Nilai rata-rata perlakuan dari kerapatan briket tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dapat dilihat pada gambar grafik brikut :

0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0

Kerapatan (gr/cm3)

Kerapatan (gr/cm3) 0,8161

0,597

Tempurung

Sekam

100%

100%

0,7688

0,5262

0,6513

SekamSekamSekamTempurung Temprung Temprung 50/50%

75/25%

25/75%

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-rata Kerapatan Briket.

34

3.

Nilai rata-rata perlakuan dari kadar abu briket tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dapat dilihat pada gambar grafik brikut :

Kadar Abu (%) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

Kadar Abu (%)

25,0314

41,3212

26,9541

45,5662

40,3162

Tempurung

Sekam

SekamTempurung

SekamTemprung

SekamTemprung

100%

100%

50/50%

75/25%

25/75%

Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Kadar Abu Briket

4.

Nilai rata-rata perlakuan dari kadar karbon terikat briket tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dapat dilihat pada gambar grafik brikut :

Karbon Terikat (%)

50 40 30 20 10 0

Karbon Terikat (%) 41,8315

44,3831

Tempurung

Sekam

100%

100%

30,1326

23,5315

28,0124

SekamSekamSekamTempurung Temprung Temprung 50/50%

75/25%

25/75%

Gambar 7. Garafik Nilai Rata-rata Kadar Karbon Terikat

35

5.

Nilai rata-rata perlakuan dari zat mudah menguap briket tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dapat dilihat pada gambar grafik brikut :

Zat Mudah Menguap/ (%) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

30,137

30,8241

Tempurung

Sekam

100%

100%

42,5133

30,902

31,6634

Zat Mudah Menguap/ (%)

SekamSekamSekamTempurung Temprung Temprung 50/50%

75/25%

25/75%

Gambar 8. Grafik Nilai Rata-rata Zat Mudah Menguap. 6.

Nilai rata-rata perlakuan dari nilai kalor briket tempurung kelapa,sekam padi dan campuran keduanya dapat dilihat pada gambar grafik bri kut :

8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0

Nilai Kalori (kal/gr)

7204,58

5306,62

Tempurung

Sekam

100%

100%

6572,31

5051,37

5042,46

Nilai Kalori (kal/gr)

SekamSekamSekamTempurung Temprung Temprung 50/50%

75/25%

25/75%

Gambar 9. Grafik Nilai Rata-rata Nilai Kalor.

36

B. Pembahasan 1.

Kadar air Dari hasi pengamatam diperoleh hasil uji nilai kadar air briket arang diperoleh nilai rat-rata 7,5131% untuk tempurung kelapa, 8,5157% untuk sekam padi, 7,6178% untuk komposisi campuran (75 : 25%) sekam paditempurung kelapa, 7,6207% untuk komposisi campuran (25 : 75%) sekam padi-tempurung kelapa dan 6,9824% untuk komposisi campuran (50 : 50%) sekam padi-tempurung kelapa. Bila dibandingkan dengan pengujian kadar air dari briket arang tempurung kelapa dan sekam padi dengan nilai rata -rata 5,6 % untuk tempurung kelapa dan 6,4 % untuk sekam padi (Ariessandy, 2013), terdapat perbedaan pada hasil pengujian kadar air dimana dari hasil pengujian kadar air lebih tinggi dari pengujian kadar air oleh (Ariessandy, 2013). Secara keseluruhan

nilai dari kadar air briket sekam padi dan

tempurung kelapa dengan berbagai komposisi campuran ini bila mengacu pada SNI

memenuhi

SNI. 2.

Kerapatan Dari hasil diperoleh nilai kerapatan briket arang sekam padi dan tempurung kelapa nilai rata-rata 0,8161 gr/cm3 untuk tempurung kelapa, 0,5970 gr/cm3 untuk sekam padi, 0,5262 gr/cm3 untuk komposisi campuran (75 : 25%) sekam padi-tempurung kelapa, 0,6513 gr/cm3 untuk komposisi campuran (25 : 75%) sekam padi-tempurung kelapa dan 0,7688 gr/cm 3 untuk komposisi campuran (50 : 50%) sekam-tempurung. Bila dibandingkan dengan pengujian kerapatan oleh (Ariessandy, 2013), didapatkan nilai rata3

3

rata 0,7 gr/cm untuk tempurung kelapa dan 0,52 gr/cm untuk sekam padi.

37

Dengan hasil yang demikian maka hasil dari kedua pengujian kerapatan tersebut hampir sama karena tidak terdapat jauh perselisihan antara hasil dari kedua pengujian. Penyebab dari rendahnya nilai kerapatan ini kemungkinan disebabkan kurangnya tekanan

yang diberikan pada saat

proses pengempaan karena pengempaan dilakukan secara manual dan besarnya tekanan tidak terukur. 3.

Kadar Abu Dari hasil pengamatan diperoleh hasil uji nilai kadar abu briket arang sekam padi dan tempurung kelapa rata-rata 25,0314% untuk tempurung kelapa, 41,3212% untuk sekam padi, 45,5662% untuk komposisi campuran (75 : 25%) sekam padi-tempurung kelapa,

40,3162% untuk komposisi

campuran (25 : 75%) sekam padi -tempurung kelapa dan 26,9541% untuk komposisi campuran (50 : 50%) sekam padi-tempurung kelapa. Nilai kadar abu yang didapat masih tidak sesuai dengan SNI

Hasil yang diperoleh

ini kurang lebih dengan hasil dari pengujian oleh (Ariessandy, 2013), di mana dari hasil pengujian nilai kadar abu pada briket arang tempurung kelapa dan sekam padi diperoleh nilai rata-rata 20,3 % untuk tempurung kelapa dan 40,2 % untuk sekam padi. Penyebab tingginya kadar abu disebabkan campuran/komposisi briket arang seperti tanah liat dan tepung kanji terlalu banyak, serta kadar abu sekam padi yang hampir dua kali lipat dari tempurung kelapa disebabkan karena pada sekam padi terdapat zat abu yang tinggi (17,7%), dan juga terdapat zat silica (16,98%). Silica adalah salah satu zat penyusun pada sekam padi.(Masturin A,2002)

38

4.

Kadar Karbon Terikat Dari hasil pengamatan diperoleh hasil uji nilai karbon terikat briket arang sekam padi dan tempurung kelapa di peroleh nilai rata-rata 41,8315% untuk tempurung kelapa, 44,3831% untuk sekam padi, 23,5315% untuk komposisi campuran (75 : 25%) sekam padi-tempurung kelapa, 28,0184% untuk komposisi campuran (25 : 75%) sekam padi-tempurung kelapa dan 21,8250% untuk komposisi campuran (50 : 50%) sekam padi-tempurung kelapa. Hasil ini belum sesuai

77), karbon terikat (fixed

carbon) yaitu fraksi karbon (C) yang terikat dalam arang selain fraksi air, zat menguap, dan abu. Keberadaan karbon terikat didalam briket arang dipengaruhi nilai kadar abu dan kadar menguap. Kadar nya akan bernilai tinggi apabaila kadar abu briket arang tersebut rendah. (Abidin 1973 dalam Masturin 2002). 5.

Zat Mudah Menguap Hasil diperoleh dari uji nilai zat mudah menguap briket arang sekam padi dan tempurung kelapa di peroleh nilai rata-rata 33,1370% untuk tempurung kelapa, 30,8241% untuk sekam padi, 30,9024% untuk komposisi campuran (75 : 25%) sekam padi-tempurung kelapa, 31,6654%

untuk

komposisi campuran (25 : 75%) sekam padi-tempurung kelapa dan 42,9133% untuk komposisi campuran (50 : 50%) sekam padi-tempurung kelapa. Biala dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada SNI maka nilai zat mudah menguap briket arang tempurung kelapa dan sekam padi belum sesuai standar karena masih terlalu tinggi, Penyebab tingginya zat mudah menguap disebabkan kurang tingginya suhu dalam pengarangan dan kurang lamanya proses pengarangan hanya sedikit sehingga ketika

39

bahan baku berubah menjadi arang (Hambali, dkk, 2006). Tinggi rendahnya kadar zat mudah menguap briket arang di pengaruhi oleh suhu dan lamanya proses pengarangan, semakin tinggi suhu dan lamanya proses karbonisasi menyebabkan penguapan terjadi pada zat mudah menguap semakin besar sehingga menguap yang rendah (Badri ,1987) 6.

Nilai Kalor Hasil uji nilai kalor briket arang tempurung kelapa dan sekam padi diperoleh nilai rata-rata untuk nilai kalor 7204,58 kal/kg untuk tempurung kelapa, 5306,62 kal/kg untuk sekam padi, 5051,37 kal/kg untuk komposisi campuran (75 : 25%) sekam padi-tempurung kelapa, 5042,46 kal/kg untuk komposisi campuran (25 : 75%) sekam padi-tempurung kelapa dan 7166,10 kal/gr kal/kg untuk komposisi campuran (50 : 50%) sekam padi-tempurung kelapa. Bila dibandingkan dengan SNI maka nilai kalor dari briket tempurung kelapa, sekam padi dan campuran keduanya sudah memenuhi standar yang

Nilai kalor briket arang berpengaruh pada efisiensi pembakaran briket. Makin tinggi nilai kalori briket kualitas briket tersebut karena efisiensi pembakarannya tinggi. Syarat suatu limbah memiliki nilai bakar standar yakni 5000/kal/gram sebagai pengganti minyak tanah. (Widyawati (2006).

??

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.

Sekam padi dan tempurung kelapa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku briket arang walaupun secara keseluruhan belum memenuhi SNI.

2.

Hasil pengujian sifat fisik briket tempurung kelapa, sekam padi dan campuran keduanya diperoleh kisaran nilai kadar air berkisar antara 6,98248,5157%, kerapatan 0,5262-0,8161 gr/cm 3, kadar abu 25,0314-45,5662% dan nilai kalor 5051,37-7204,58 kal/gr, sedangkan untuk hasil pengujian nilai karbon terikat berkisar antara 23,5315-44,3831% dan zat mudah menguap antara 30,8241-42,5133%

3.

Hasil pengujian nilai kadar air, kerapatan dan nilai kalor dari briket tempurung kelapa dan sekam padi sudah memenuhi SNI. Sedangkan hasil pengujian nilai kadar karbon terikat, zat mudah menguap dan kadar abu belum memenuhi SNI. B. Saran Dalam pemenuhan dengan standar Nasional Indonesia maka sangat

disarankan agar pada saat melak ukan proses pencampuran dapat diperhatikan kamposisi campuran dan modifikasi dalam proses pencampuran bahan briket arang.

41

DAFTAR PUSTAKA

ANONIM. 1993. Pemanfaatan Limbah sampah organik sebagi bahan briket arang. AUGUSTIN PYRAME DE CANDPELL. 1986, The origins of cultivated plants. BADRI. 1976. Kadar karbonisasi.

Zat Mudah Menguap Briket arang di Pengaruhi Oleh

CAPAH. 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan hasil Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. DARWIS RIO ARIESSANDY, 2013. Pemanfaatan tempurung Kelapa (cocos nucifera) dan sekam padi (Oryza sativa) Sebagai Bahan baku Briket arang. HAMBALI, DDK, 2006. Budidaya kelapa Sawit. Penerbit PT. agro Media Pustaka, Jakarta. HARTOYO, 1983. Pembuatan Aranag dan Briket Arang secara dari serbuk gergaji dan limbah industry perkayuan . pusat penelitian dan pengembangan Hasil Hutan Bogor. HARTOYO DAN NURHAYATI. 1976. Rendemen dan Sifat Arang dari Beberapa Jenis Kayu Indonesia. Laporan Penelitian No.62,LPHH, Bogor. HERMAWAN, 2006. Penyediaan Sumber daya alam. https://www.google.co.id/search?newwindow=1&espv=2&q=hermawan+ kartajaya+buku+(2006)+marketing+in+venus+play+book+2&stick diaskes 09/09/2016 NABILUSSALAM,2011.Budidaya tanaman padi. Diaskes dari nabilussalam wordpress.com/blogspot . com/ Paper sekolah lapang pengendalian hama penyakit terpadu pada padi diaskes 01/09/2016 MASTURIN, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang deari Campuran limbah Gergajian kayu (skripsi). Bogor Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. MASTURIN. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari campuran Limbah Gergajian Kayu (skripsi). Bogor Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. TRIONO. 2006. Mutu Arang Kayu Badan Nasional Indonesia (SNI) Jakarta. PARI, G., 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

42

PARI. G. 2008. Proses produksi dan pemanfaatan Arang, Briket Arang dan cuka kayu, pusat Penelitian dan Hasil Pengembangan Hutan. SIGIT NUGRAHA, 2008. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian SULISTYANTO, A. 2006 karakteristik dari Sabut kelapa, Pembakaran Bioarang Batu Bara. Media Mesin SUDRAJAT, R. DAN S. SOLEH. 1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor. SUDRAJAT. 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat, dan Tekanan Kempa terhadap Kualitas Briket Arang. Laporan Lembaga Penelitian Hasil Hutan No. 165 Hal 7-17. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil .Bogor. SUDARJAT, 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat, Dan Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang. Laporan LPPPHH/FPRDC No. 165. Bogor. SNI 06-6235-2000. Briket Arang Kayu. Badan Standardisasi Nasional. Senayan Jakarta : 1-4 TONO, E. 1997. Pedoman. Membuat Perekat Sintesis. Rekina Cipat. Jakarta WARISMO. 2013. Pembuatan Briket arang Tempurun Kelapa dari sisa bahan Bakar Pengasapan Ikan. WIDYAWATI, PRIMA. 2006. Pengembangan Abu Bagase dan Blotong Sebagai Bahan Baku Briket. Malang: Unibra WIDIYAWATI, PRIMA 2006. Pembuatan Briket Arang Tempurung kelapa dari sisa bahan Pengasapan Ikan.

??

Lampiran 11.Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (100 % Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Tinggi (cm) 2,16 2,13 2,11 2,13 2,11

3

Volume (gr/cm )

Berat (gr)

27,1296 26,7528 26,5016 26,7528 26,5016

22,4995 21,8752 21,8528 21,3330 21,5050

Kerapatan (gr/cm3) 0,8293 0,8177 0,8246 0,7974 0,8115 4,0805 0,8161

Lampiran 12. Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (100 % Sekam Padi) No 1 2 3 4 5

Tinggi (cm) 2,17 2,13 2,11 2,13 2,11

Volume (gr/cm3)

Berat (gr)

27,2552 27,3808 26,7528 27,004 26,5016

16,4863 16,1845 16,2218 16,3195 15,9215

Kerapatan (gr/cm3) 0,6049 0,5911 0,6007 0,5988 0,5896 2,9851 0,5970

Lampiran 13. Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung kelapa)

No 1 2 3 4 5

Tinggi (cm) 3,18 3,11 3,11 3,11 3,11

Volume (gr/cm3)

Berat (gr)

39,9408 39,0616 39,0616 39,0616 39,0616

20,9090 20,6575 20,0284 20,2834 20,6513

Kerapatan 3 (gr/cm ) 0,5235 0,5288 0,5127 0,5193 0,5287 2,6130 0,5226

??

Lampiran 14. Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung kelapa) Volume (gr/cm3)

Berat (gr)

1

Tinggi (cm) 3,11

39,0616

25,3269

Kerapatan (gr/cm3) 0,6484

2

3,14

39,4384

25,2444

0,6401

3 4

3,11 3,12

39,0616 39,1872

25,4229 25,7835

0,6508 0,6580

5

3,11

38,936

25,6664

0,6592

No

3,2565 0,6513

Lampiran 15. Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung kelapa) No 1 2 3 4 5

Tinggi (cm) 2,17 2,18 2,15 2,17 2,15

Volume (gr/cm3)

Berat (gr)

27,2552 27,3808 27,0040 27,2552 27,0040

16,4863 16,1845 16,2218 16,3195 15,9215

Kerapatan (gr/cm 3) 0,6049 0,5911 0,6007 0,5988 0,5896 2,9851 0,5970

Lampiran 16. Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (100%Tempurung Kelapa) NO 1 2 3 4 5

Berat Awal (gr) 2,0474 2,0471 2,0305 2,0467 2,0303

Berat Kering Tanur (gr) 1,8862 1,8778 1,8817 1,9217 1,9228

Kadar Air (%) 8,5463 9,0159 7,9077 6,5047 5,5908 37,5654 7,5131

??

Lampiran 17. Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (100 % Sekam Padi) No 1 2 3 4 5

Berat Awal (gr) 2,0348 2,0356 2,0476 2,0373 2,0412

Berat Kering Tanur (gr) 1,8656 1,8915 1,8796 1,9486 1,816

Kadar Air (%) 9,0695 7,6183 8,9381 4,5520 12,4009 42,5787 8,5157

Lampiran 18. Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Berat Awal (gr) 2,0349 2,1368 2,0318 2,0353 2,0342

Berat Kering Tanur (gr) 1,8883 1,9355 1,9533 1,888 1,8817

Kadar Air (%) 7,7636 10,4004 4,0188 7,8019 8,1044 38,0891 7,6178

Lampiran 19. Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Berat Awal (gr) 2,0369 2,0369 2,0373 2,0321 2,0373

Berat Kering Tanur (gr) 1,9017 1,8925 1,9153 1,8912 1,8598

Kadar Air (%) 7,1094 7,6301 6,3698 7,4503 9,5440 38,1036 7,6207

??

Lampiran 20. Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Berat Awal (gr) 2,0406 2,0323 2,041 2,0343 2,0336

Berat Kering Tanur (gr) 1,8939 1,8584 1,9608 1,8993 1,9075

Kadar Air (%) 7,7459 9,3575 4,0902 7,1079 6,6107 34,9122 6,9824

Lampiran 21. Hasil Perhitungan Zat Mudah Mengguap Briket Arang (100 % Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Y 0,6229 0,6330 0,5946 0,6075 0,6872

W 1,8862 1,8778 1,8817 1,9217 1,9228

Zat mudah menguap/ VM (%) 33,0241 33,7097 31,5991 31,6126 35,7395 165,6850 33,1370

Lampiran 22. Hasil Perhitungan Zat Mudah Mengguap Briket Arang (100 % Sekam Padi) No

Y

W

1 2 3 4 5

0,6792 0,6625 0,2427 0,7491 0,5690

1,8656 1,8915 1,8796 1,9486 1,8160

Zat mudah menguap/ VM (%) 36,4076 35,0251 12,9123 38,4430 31,3326 154,1206 30,8241

??

Lampiran 23. Hasil Perhitungan Zat Mudah Mengguap Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No

Y

W

1 2 3 4 5

0,7174 0,6739 0,4839 0,2364 0,7712

1,8883 1,8448 1,9355 1,688 1,8817

Zat mudah menguap/ VM (%) 37,9918 36,5297 25,0013 14,0047 40,9842 154,5118 30,9024

Lampiran 24. Hasil Perhitungan Zat Mudah Mengguap Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Sampel Bkt (gr) 0,6590 0,5925 0,6400 0,5799 0,5261

B.Setelah dipanaskan (gr) 1,9017 1,8925 1,9153 1,8912 1,8598

Zat mudah menguap/ VM(%) 34,6532 31,3078 33,4151 30,6631 28,2880 158,3272 31,6654

Lampiran 25. Hasil Perhitungan Zat Mudah Mengguap Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Sampel Bkt (gr) 0,1129 0,6007 2,5573 0,1166 0,6363

B.Betelah dipanaskan (gr) 1,3939 1,8584 1,8993 1,8993 1,9075

Zat mudah menguap/ VM (%) 8,0996 32,3257 134,6443 6,1391 33,3578 214,5665 42,9133

??

Lampiran 26. Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (100 % Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Berat sisa contoh uji (gr) 0,4577 0,4443 0,4673 0,5036 0,5036

Berat contoh uji kering tanur(gr) 1,8862 1,8778 1,8817 1,9217 1,9228

Kadar abu (%) 24,2657 23,6607 24,8339 26,2060 26,1910 125,1572 25,0314

Lampiran 27. Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (100 % Sekam Padi) No 1 2 3 4 5

Berat sisa contoh uji (gr) 0,4532 0,4749 0,3947 0,4535 0,5501

Berat contoh uji kering tanur(gr) 1,8656 1,8915 1,8796 1,9486 1,8160

Kadar abu (%) 24,2925 25,1071 20,9991 23,2731 30,2919 123,9636 41,3212

Lampiran 28. Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Berat sisa contoh uji (gr) 0,8883 0,8836 0,9355 0,6364 0,8817

Berat contoh uji kering tanur(gr) 1,8883 1,8448 1,9355 1,688 1,8817

Kadar abu (%) 47,0423 47,8968 48,3338 37,7014 46,8566 227,8309 45,5662

??

Lampiran 29. Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No 1 2 3 4 5

Berat sisa contoh uji (gr) 0,9017 0,8925 0,7356 0,8912 0,3994

Berat contoh uji kering tanur(gr) 1,9017 1,8925 1,9153 1,8912 1,8598

Kadar abu (%) 47,4155 47,1598 38,4065 47,1235 21,4754 201,5808 40,3162

Lampiran 30. Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa)

1 2

Berat sisa contoh uji (gr) 0,4523 0,4411

Berat contoh uji kering tanur(gr) 1,3939 1,8584

3 4 5

0,6145 0,4605 0,4194

1,8993 1,8993 1,9075

No

Kadar abu (%) 32,4485 23,7355 32,3540 24,2458 21,9869 134,7707 26,9541

??

Lampiran 31. Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (100 % Tempurung Kelapa) No

%

1

100

Zat Mudah Menguap 33,0241

2 3 4 5

100 100 100 100

33,7097 31,5991 31,6126 35,7395

Kadar abu

Karbon Terikat

24,2657

42,7102

23,6607 24,8339 26,206 26,191

42,6296 43,5670 42,1814 38,0695 209,1577 41,8315

Lampiran 32. Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (100 % Sekam Padi) No

%

1 2 3 4 5

100 100 100 100 100

Zat Mudah Menguap 36,4076 35,0251 12,9123 38,443 31,3326

Kadar abu

Karbon Terikat

24,2925 25,1071 20,9991 23,2731 30,2919

39,2999 39,8678 66,0886 38,2839 38,3755 221,9157 44,3831

Lampiran 33. Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (75 : 25 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No

%

1

100

Zat Mudah Menguap 37,9918

2 3

100 100

4 5

100 100

Kadar abu

Karbon Terikat

47,0423

14,9659

36,5297 25,0013

47,8968 48,3338

15,5735 26,6649

14,0047 40,9842

37,7014 46,8566

48,2939 12,1592 117,6574 23,5315

??

Lampiran 34. Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (25 : 75 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No

%

1

100

Zat Mudah Menguap 34,6532

2 3

100 100

4 5

100 100

Kadar abu

Karbon Terikat

47,4155

17,9313

31,3078 33,4151

47,1598 38,4065

21,5324 28,1784

30,6631 28,288

47,1235 21,4754

22,2134 50,2366 140,0921 28,0184

Lampiran 35. Hasil Perhitungan Karbon Terikat Briket Arang (50 : 50 % Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) No

%

1 2 3 4 5

100 100 100 100 100

Zat Mudah Menguap 8,0996 32,3257 29,3424 6,1391 33,3578

Kadar abu

Karbon Terikat

32,4485 23,7355 32,3540 24,2458 21,9869

59,4519 43,9388 38,3036 69,6151 44,6553 109,250 21,8250

Lampiran 36. Hasil Perhitungan Nilai Kalori Briket arang (100% Tempurung Kelapa). Berat sampel 0,9029

Tem. Konstan ( oC) sebelum

sesudah

sebelum

Sesudah

Volume penetrasi (ml)

24.129

27,446

10

0

1

Panjang kawat

Nilai kalor (kal/gr) 7204,58

??

Lampiran 37. Hasil perhitungan Nilai kalor Briket Arang (100% Sekam Padi) Berat sampel 0,9021

sebelum

sesudah

sebelum

Sesudah

Volume penetrasi (ml)

24.202

25.881

10

0

2,5

Tem. Konstan ( oC)

Panjang kawat

Nilai kalor (kal/gr) 5306,62

Lampiran 38. Hasil perhitungan Nilai kalor Briket Arang (75 : 25 Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) o

Berat sampel

Tem. Konstan ( C) sebelum Sesudah

0,9053

24,741

26,626

sebelum

Sesudah

Volume penetrasi (ml)

10

4

1

Panjang kawat

Nilai kalor (kal/gr) 5051,37

Lampiran 39. Hasil perhitungan Nilai kalor Briket Arang (25 : 75 Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) Berat sampel

Tem. Konstan (oC) sebelum Sesudah

0,9069

24,788

27,446

sebelum

Sesudah

Volume penetrasi (ml)

10

0

0,5

Panjang kawat

Nilai kalor (kal/gr) 5042,46

Lampiran 40. Hasil perhitungan Nilai kalor Briket Arang (50 : 50 Sekam Padi dan Tempurung Kelapa) Berat sampel

Tem. Konstan (oC) sebelum Sesudah

0,9062

24,494

26,949

sebelum

Sesudah

Volume penetrasi (ml)

10

0

0,5

Panjang kawat

Nilai kalor (kal/gr) 6572,31

55

Gambar 4. Sekam Padi (bahan baku briket arang)

Gambar 5. Tempurung Kelapa (sebagai bahan baku briket

56

Gambar 6.Serbuk Hasil Pengarangan dari Pekam Padi

Gambar 7. Serbuk Hasil Pengarangan dari Tempurung Kelapa

57

Gambar 8. Tepung Tapioka (kanji)

Gambar 9. Serbuk Tanah Liat

58

Gambar 10. Pencampuran Bahan Kemudian Siap Dicetak

Gambar 11. Proses Pencetakan Briket ArangG

59

Gambar 12. Proses Pengeringan Kering Udara.

Gambar 13. Sampel Uji Penghitungan Kerapatan

60

Gambar 14. Sampel di Oven Kedalam thermoline furnance

Gambar 15. Sampel Dimasukan Kedalam Desikator Setelah di Oven

61

Gambar 16. Penghitung Nilai Kalori Menggunakan Peroxide Bomb Calorimeter.