PEMETAAN POTENSI PRODUKSI PADI SAWAH (ORYZA SATIVA L.) DI

Download kelembaban udara, lama penyinaran, dan curah hujan) Kabupaten Bolaang. Mongondow yang diperoleh dari Database iklim Provinsi Sulawesi Utara...

0 downloads 374 Views 420KB Size
PEMETAAN POTENSI PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KAWASAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI TANAMAN Oleh: Romy Kanakan 1), Johannes E. X. Rogi 2), Paula C. H. Supit 2) 1)

Mahasiswa Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado 2) Dosen Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT Dumoga area Bolaang Mongondow Regency is a region mainstay for production center largest rice fields Bolaang Mongondow Regency North Sulawesi Province, because having the condition agroklimat suitable for growth of paddy fields. To know growth and development paddy fields in the region Dumoga Bolaang Mongondow Regency with varying conditions agroklimat can use the model simulated plants. This study attempts to determine the potential production of rice fields in the region Dumoga Bolaang Mongondow Regency using a model of paddy Shierary rice. This research be conducted in the Siniyung Village Subdistrict Dumoga, Modomang Village Subdistrict East Dumoga and Ikhwan Village Subdistrict West Dumoga Bolaang Mongondow Regency and Laboratory modeling and Ecosystems Agriculture Faculty of Sam Ratulangi University for the implementation of a simulated plants and Geographic Information System. The result show that potential production of rice fields in the Siniyung Village Subdistrict 6,53 ton ha1 , Modomang Village Subdistrict East Dumoga 4,93 ton ha-1, and Ikhwan Village Subdistrict West Dumoga 4,83 ton ha-1. Production potential highest in the Siniyung Village namely 6,53 ton ha-1 caused having radiation high namely 22,79 MJ m-2 hari-1, rainfall 269,65 mm/month, and temperature 23,84 oC. Keywords: Rice, Potential Production

1

ABSTRAK Kawasan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan Kawasan andalan untuk sentra produksi padi sawah terbesar di Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara, karena memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman padi. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi di Kawasan Dumoga kabupaten Bolaang Mongondow dengan berbagai kondisi agroklimat dapat menggunakan model simulasi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi produksi padi sawah di Kawasan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow dengan menggunakan model simulasi tanaman padi Shierary Rice. Penelitian ini dilakasanakan di Desa Siniyung Kecamatan Dumoga, Desa Modomang Kecamatan Dumoga Timur dan Desa Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat Kabupaten Bolaang Mongondow dan di Laboratorium Modeling dan Ekosistem Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi untuk penerapan model simulasi tanaman dan Sistem Informasi Geografis Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi produksi padi sawah di Desa Siniyung Kecamatan Dumoga 6,53 ton ha-1, Desa Modomang Kecamatan Dumoga Timur 4,93 ton ha-1, dan Desa Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat 4,83 ton ha-1. Potensi produksi tertinggi terdapat di Desa Siniyung Kecamatan Dumoga yaitu 6,53 ton ha-1 disebabkan memiliki radiasi yang tinggi yaitu 22,79 MJ m-2 hari-1, curah hujan 269,65 mm/bulan, dan suhu rata-rata 23,84 0C. Kata Kunci: Padi, Potensi Produksi.

2

tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan

PENDAHULUAN

yang diusulkan daerah. Kedua, keterbatasan Sebagai Negara agraris masyarakat

lahan petani serta minimnya infrastruktur

Indonesia seharusnya bisa menghasilkan

irigasi.

beras sendiri dari hasil budidaya tanaman

Badan Pusat Statistik mengatakan pada

padi sawah yang bisa bertumbuh subur di

tahun

Indonesia. Karena hampir 90% masyarakat

sebesar 65,188 ton ha-1, pada tahun 2013

Indonesia mengkonsumsi beras sehingga

mencapai 67,392 ton ha-1 dari tahun 2012

beras menjadi bahan pokok utama bagi

sampai 2013 terjadi peningkatan sebesar

masyarakat Indonesia.

2,202 ton ha-1, dan pada tahun 2014 produksi

Kawasan Dumoga merupakan salah satu

daerah

di

Kabupaten

2012 produksi padi di Indonesia

padi di Indonesia sebesar 66,190 ton ha-1, dari

Bolaang

tahun 2013 sampai 2014 terjadi penurunan

Mongondow yang menjadi kawasan andalan

sebesar 1,202 ton ha-1. Salah satu penyebab

di Provinsi Sulawesi Utara sebagai sentra

terjadinya penurunan produksi padi nasional

produksi beras. Sehingga memiliki peran

karena begitu banyak lahan sawah irigasi

yang penting dalam upaya pemenuhan

yang

pangan masyarakat terutama di Kabupaten

Mengacu akan hal tersebut maka peningkatan

Bolaang

produksi padi nasional diperlukan untuk

Mongondow

Raya

Provinsi

Sulawesi Utara.

memenuhi kebutuhan beras yang terus-

Beras merupakan komoditas strategis

menerus meningkat.

yang berperan penting dalam perekonomian dan

ketahanan

beralihfungsi menjadi pemukiman.

pangan

nasional,

Untuk

serta

itu

perlu

diupayakan

peningkatan produksi padi sawah dengan

menjadi prioritas utama dalam revitalitas

cara

pertanian

2009,

penanaman padi sawah, seperti di kawasan

menyatakan kebutuhan akan beras dalam

Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow

periode 2014-2025 diprediksikan masih akan

terdapat begitu banyak lahan-lahan yang

terus

dengan

berpotensi untuk dijadikan lahan sawah

bertambahnya jumlah penduduk. Meskipun

sehingga di kawasan ini mampu menjawab

produksi padi terus meningkat, namun masih

akan masalah tersebut.

ada

penelitian ini dilakukan untuk memprediksi

ke

depan.

meningkat

sejumlah

Khudori

sejalan

kendala

yang

menjadi

tantangan. Pertama, pupuk bersubsidi yang

potensi 3

lebih

meningkatkan

produksi

padi

luas

areal

Oleh karena itu

sawah

dengan

menggunakan model simulasi tanaman padi

Laboratorium Modeling Fakultas Pertanian

Shierary Rice V.2.1, dan pemetaan potensi

Unsrat.

produksi padi sawah di kawasan Dumoga

Alat dan Bahan

Kabupaten Bolaang Mongondow dengan Alat yang digunakan dalam penelitian

menggunakan Sistem Informasi Geografis.

ini ialah seperangkat komputer yang terdiri Tujuan Penelitian Penelitian

dari perangkat lunak seperti (software), alat ini

bertujuan

untuk

tulis menulis, GPS (Global Positioning

menentukan potensi produksi padi sawah

System), model pembangkit data cuaca harian

(Oryza sativa L) di Kawasan Dumoga

(Shierary

Kabupaten Bolaang Mongondow dengan

simulasi tanaman padi sawah (Shierary Rice

menggunakan Model Simulasi Tanaman Padi

V.2.1) yang dikembangkan oleh Handoko

Shierary Rice

(2000),

dan

V.2.1),

aplikasi

dan

sistem

model

informasi

geografis yaitu Arcview 3.3.

Manfaat Penelitian

Bahan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

Weather

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah peta dasar Kabupaten

potensi produksi

Bolaang Mongondow, data sekunder berupa

padi sawah (Oryza sativa L.) di kawasan

data iklim (radiasi matahari, suhu udara,

Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow

kelembaban udara, lama penyinaran, dan

bagi para pemangku kepentingan di bidang

curah

pertanian.

hujan)

Kabupaten

Bolaang

Mongondow yang diperoleh dari Database

METODOLOGI PENELITIAN

iklim Provinsi Sulawesi Utara dan data Waktu dan Tempat Penelitian

produksi padi sawah Kabupaten Bolaang Mongondow untuk lima tahun terakhir.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2016 di

Metode Penelitian

Kawasan Dumoga yaitu di Desa Siniyung Kecamatan

Dumoga,

Desa

Penelitian ini merupakan penelitian

Modomang

survey di Kawasan Dumoga Kabupaten

Kecamatan Dumoga Timur, dan Desa Ikhwan

Kecamatan

Dumoga

Bolaang

Barat

Mongondow,

dan

pemodelan

tanaman padi, dengan menggunakan model

Kabupaten Bolaang Mongondow dan di

simulasi Shierary Rice. Kemudian dilakukan 4

pemetaan potensi produksi padi sawah di

menggunakan aplikasi Sistem Informasi

Kawasan

Geografis

Dumoga

Kabupaten

Bolaang

Mongondow dengan menggunakan aplikasi

Analisis Data

Sistem Informasi Geografis Arcview 3.3 Data hasil survey dianalisis dengan menggunakan

Prosedur Penelitian

langkah

awal

aplikasi sistem informasi geografis Arcview 3.3 untuk menentukan peta.

pengumpulan data produksi padi sawah yang dari

Peternakan

Dinas

Pertanian

Kabupaten

Mongondow,

simulasi

produksi padi sawah di kawasan Dumoga dan

sebelum

melakukan analisis data maka dilakukan

diperoleh

model

Shierary Rice untuk menentukan potensi

Pengumpulan data Sebagai

software

dan

data

dan HASIL DAN PEMBAHASAN

Bolaang iklim

(radiasi

Hasil Penelitian

matahari, suhu udara, kelembapan udara, dan

Masukan (Input)

curah hujan) dari Kantor Badan Meteorologi Kebutuhan data masukan untuk model

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sulawesi Utara.

simulasi ini adalah data iklim di Kabupaten

Pengambilan titik koordinat (Lintang dan

Bolaang Mongondow berupa data curah

Bujur) Dumoga,

di

Desa Desa

Siniyung

Kecamatan

hujan, lama penyinaran matahari, suhu dan

Modomang

Kecamatan

radiasi ditambah dengan data lintang dan

Dumoga Timur dan Desa Ikhwan Kecamatan

bujur

Dumoga Barat dengan menggunakan GPS.

pemakaian pupuk N, jenis irigasi, waktu

Penerapan model dan GIS yaitu penyusunan

tanam, kapasitas lapang dan titik layu

database

permanen. Data iklim Kabupaten Bolaang

iklim

Kabupaten

Bolaang

lokasi

penelitian,

Mongondow

pembangkit data cuaca harian Shierary

pembangkit data cuaca harian, sementara

Weather, menentukan produksi padi sawah

data lintang dan bujur sampel lokasi diambil

dengan

di lokasi penelitian yaitu di Desa Siniyung

Shierary

Rice,

dan

model

simulasi

Pemetaan

potensi

Kecamatan

Dumoga,

dari

varietas,

Mongondow, dengan menggunakan model

menggunakan

diperoleh

jenis

Desa

model

Modomang

Kecamatan Dumoga Timur, dan Desa

produksi padi sawah di Kawasan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow dengan 5

Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat, dengan menggunakan GPS. (Geo Position System) Data iklim, dan data lintang dan bujur lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3.

6

Keluaran (Output) Kebutuhan keluaran dari sistem ini ialah informasi potensi hasil padi dengan menggunakan model simulasi tanaman padi sawah yaitu Shierary Rice V.2.1. Berikut ini ditampilkan hasil run pendugaan produksi padi sawah dengan menggunakan model simulasi Shierary Rice V.2.1 untuk Desa Siniyung Kecamatan Dumoga Gambar 1. Hasil Run Potensi Produksi Padi di Desa Siniyung

Untuk mendapatkan hasil run model produksi padi sawah (Gambar 1) dengan menggunakan model simulasi Shierary rice mekanismenya 7

adalah

sebagai

berikut:

Masukkan data iklim yang terdapat pada

Modomang Kecamatan Dumoga Timur

Tabel 1 dengan menggunakan Varietas IR 64,

sebesar 4,98 ton ha-1 dengan masa tanam 111

Penggunaan Pupuk N 250 Kg/ha, Lahan

hari.

sawah irigasi, tanggal tanam 32 Julian date (1

Berikut ini ditampilkan hasil run

Februari), maka didapatkan potensi hasil

pendugaan potensi produksi padi sawah

untuk Desa Siniyung Kecamatan Dumoga

dengan

6,53 ton ha-1 dengan masa tanam 142 hari.

tanaman padi Shierary Rice V.2.1 untuk Desa

Berikut ini ditampilkan hasil run model untuk pendugaan

menggunakan

model

simulasi

Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat dapat

potensi produksi padi

dilihat pada Gambar 3

sawah di Desa Modomang Kecamatan Dumoga Timur dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 3. Hasil Run Potesnsi Produksi Padi di Desa Ikhwan Untuk mendapatkan hasil run model produksi padi sawah (Gambar 3) dengan

Gambar 2. Hasil Run Potensi Prosuksi Padi di Desa Modomang

menggunakan model simulasi Shierary Rice mekanismenya

Untuk mendapatkan hasil run model

sebagai

64, penggunaan pupuk N 250 kg, lahan

berikut:

sawah irigasi, tanggal tanam 32 julian date (1

Masukan data iklim yang terdapat pada Tabel

Februari), maka didapatkan potensi hasil

2, dengan menggunakan Varietas IR-64,

untuk Desa Ikhwan Kecamatan Dumoga

penggunaan pupuk N 250 kg, lahan sawah

Barat sebesar 4,83 ton ha-1 dengan masa

irigasi, tanggal tanam 120 (Julian date), maka didapatkan

potensi

hasil

untuk

berikut:

Tabel 3, dengan menggunakan varietas IR-

menggunakan model simulasi Shierary Rice adalah

sebagai

Masukkan data iklim yang terdapat pada

produksi padi sawah (Gambar 2) dengan

mekanismenya

adalah

tanam 112 hari.

Desa 8

Berikut ini (Tabel 4) ditampilkan potensi hasil padi sawah di tiga lokasi penelitian yaitu Desa Siniyung Kecamatan Dumoga,

Desa

Dumoga

Timur,

Modomang dan

Kecamatan

Desa

Ikhwan

Kecamatan Dumoga Barat dengan hasil Run menggunakan model simulasi Shierary Rice V.2.1.

Berdasarkan Tabel 5. Terlihat bahwa rata-rata data iklim untuk Desa Siniyung, adalah sebagai berikut: Curah hujan yaitu 269,65 mm/bulan, hari hujan 13 hari, radiasi 22,79 MJ/m-2 hari-1, lama penyinaran 6,62 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa

jam, suhu maksimum 27,13

0

C, suhu

potensi hasil tertinggi berada di Desa

minimum 20,55 0C, rata-rata suhu maksimum

Siniyung Kecamatan Dumoga sebesar 6,53

dan minimum 23,84 0C dan kelembaban

ton

ha-1,

kemudian

Desa

Modomang

relativ 83,57%. Rata-rata data iklim untuk

Kecamatan Dumoga Timur sebesar 4,98 ton

Desa

-1

Modomang

curah

hujan

255,48

ha , dan terendah yaitu di Desa Ikhwan

mm/bulan, hari hujan 9,75 hari, radiasi 21,63

Kecamatan Dumoga Barat sebesar 4,83 ton

MJ/m-2 hari-1, lama penyinaran 6,58 jam,

ha-1. Untuk melihat kenapa terjadi demikian,

suhu maksimum 27,32 0C, suhu minimum

terlebih dahulu akan dibandingkan potensi

22,35 0C, rata-rata suhu maksimum dan suhu

hasil, dengan data iklim berupa curah hujan,

minimum 24,62

suhu maksimum, dan radiasi matahari di tiga

85,22%. Dan rata-rata data iklim untuk Desa

lokasi penelitian seperti terlihat pada Tabel 5

Ikhwan, curah hujan 285,04 mm/bulan, hari

0

C, kelembaban relativ

hujan 11,5 hari, radiasi 22,59 MJ/m-2 hari-1, lama penyinaran 6,53 jam, suhu maksimum 9

27,92 0C, suhu minimum 21,29 0C, rata-rata

evapotranspirasi, penurunan produktivitas

suhu maksimum dan suhu minimum 24,60

karena umur tanaman menjadi lebih pendek

0

(cepat matang), dan meningkatnya laju

C, dan kelembaban relativ 83,70%

respirasi tanaman.

Pembahasan

Penelitian Matthews et all, (1997) Suhu yang baik untuk pertumbuhan

menunjukkan bahwa kenaikan suhu 1 0C

tanaman padi yaitu 23 0C dengan ketinggian

akan menurunkan produksi sebesar 5-7%.

tempat berkisar antara 0-1500 m dpl, suhu

Hasil

udara merupakan faktor lingkungan yang

Menunjukkan bahwa kenaikkan suhu 1 0C

penting

pada

akan menurunkan produksi sebesar 10%.

pertumbuhan tanaman, dari hasil rata-rata

Edward, 1983. Menyatakan Pada suhu

suhu maksimum dan suhu minimum di lokasi

rendah aktivitas molekul-molekul berjalan

karena

berpengaruh

penelitian

Peng

et

all

(2004).

0

penelitian berada pada kisaran suhu 23,84 C

lambat, tetapi pada suhu yang tinggi

0

sampai 24,60 C. Suhu sangat mempengaruhi

kecepatan molekul-molekul berjalan secara

pengisian biji padi sehingga suhu yang tinggi

cepat sehingga enzim dan biokatalisator

dapat mengakibatkan terganggunya proses

lainnya akan rusak.

fotosintesis

mendukung hasil penelitian, dimana potensi

dan

respirasi,

yang

dapat

mempengaruhi kehampaan biji padi.

Teori-teori tersebut

produksi padi sawah tertinggi berada di Desa

Dalam kondisi suhu yang tinggi

Siniyung

Kecamatan

Dumoga

dengan

pertumbuhan tanaman terhambat bahkan

potensi hasil 6,53 ton ha-1 yang memiliki

terhenti dan kemungkinan akan terjadi

suhu rata-rata terendah yaitu 23,84 0C.

keguguran pada bunga atau buah sebelum waktunya. Sehingga

suhu

Suhu

yang tinggi

sangat

berkorelasi

penangkapan cahaya matahari.

dengan Rata-rata

memiliki dampak yang kecil terhadap

radiasi berdasarkan Tabel 5 yaitu Desa

produksi

proses

Siniyung 22,79 (MJ m-2 hari-1), Desa

Handoko,

Modomang 21,63 (MJ m-2 hari-1) dan Desa

(2008) dalam penelitiannya menyatakan

Ikhwan 22,59 (MJ m-2 hari -1). Menurut

dampak kenaikkan suhu terhadap tanaman

Kartasapoetra (1993) kebutuhan tanaman

padi sawah melalui tiga faktor yakni:

akan radiasi matahari berbeda-beda menurut

penurunan

akibat

jenis dan fase pertumbuhannya, radiasi

kekurangan air irigasi karena meningkatnya

matahari berperan dalam proses fotosintesis

padi

karena

adanya

penguapan Evapotranspirasi.

luas

areal

panen

10

yang

menjadi

bahan

utama

dalam

radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada

pertumbuhan dan produksi tanaman pangan

tanaman

serta mempercepat proses pertumbuhan dan

merupakan energi dalam proses fotosintesis,

pembuahan. Seperti di Desa Siniyung

hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama

Kecamatan

dalam pertumbuhan dan produksi tanaman.

Dumoga

memiliki

radiasi

yang mempunyai

tertinggi dari tiga lokasi sampel penelitian

Selain

yaitu 22,79 MJ m-2 hari-1 dengan lama

peningkatan

penyinaran

mempercepat

sebesar

6,53

Jam

dan

meningkatkan cahaya proses

laju

hijau daun

fotosintesis,

matahari

biasanya

pembungaan

dan

mendapatkan hasil sebesar 6,53 Ton ha-1,

pembuahan, sebaliknya jika intensitas radiasi

tetapi masa tanam menjadi panjang yaitu 142

matahari menurun akan memperpanjang

hari karena memiliki suhu yang rendah. Hal

masa pertumbuhan tanaman.

ini disebabkan karena suhu tidak cukup

Curah hujan yang dibutuhkan tanaman

hangat untuk melanjutkan pertumbuhan ke

padi setiap bulannya yaitu 200 mm/bulan

fase reproduktif waktu panen menjadi lebih

atau 1500-2000 mm/tahun, berdasarkan

lama yakni 142 hari.

Tabel 5 terlihat bahwa curah hujan tertinggi

Menurut Limbong et all. (1980), umur

yaitu terdapat di Desa Ikhwan Kecamatan

tanaman atau tingkat kematangan gabah

Dumoga Barat dengan rata-rata curah hujan

ditentukan oleh total panas yang diterima

yaitu 285,04 mm/bulan, dengan jumlah hari

tanaman padi sehingga umur tanaman padi

hujan 11,5 hari, Desa Siniyung Kecamatan

cenderung akan semakin pendek dengan

Dumoga dengan rata-rata curah hujan yaitu

semakin tingginya suhu udara. Seperti di

269,65 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan

Desa Modomang dan Ikhwan memiliki suhu

13 hari dan curah hujan terendah yaitu di

yang tinggi sehingga memiliki masa tanam

Desa Modomang Kecamatan Dumoga Timur

yang lebih pendek dibandingkan dengan

dengan rata-rata curah hujan yaitu 255,48

Desa Siniyung, dimana Desa Modomang 111

mm/bulan dengan jumlah hari hujan 9,75

hari dan Desa Ikhwan 112 hari.

hari.

Curah hujan sangat mempengaruhi

Radiasi matahari merupakan faktor

produksi padi sawah, karena kebutuhan air

penting dalam metabolisme tanaman yang

bagi tanaman sangat dibutuhkan sehingga

berklorofil, karena itu produksi tanaman padi

diperlukan air irigasi untuk suplai air agar

sangat dipengaruhi oleh tersedianya cahaya

tanaman tidak mengalami stress air. Curah

matahari. Tjasyono, (2004) menyatakan

hujan yang semakin tinggi akan menurunkan 11

produksi padi sawah karena banyak malai

Peta Potensi Produksi Padi Sawah di Desa Siniyung, Desa Modomang dan Desa Ikhwan

yang rusak, tanaman mudah rebah, proses penyerbukan akan terganggu, kemudian

Pemetaan potensi produksi padi sawah

curah hujan yang tinggi, akan memudahkan

di kawasan Dumoga Kabupaten Bolaang

terserangnya hama dan penyakit sehingga

Mongondow dilakukan dengan menggunaka

memberi dampak pada potensi hasil atau

n foto citra satelit dan diolah melalui aplikasi

produksi. Seperti di Desa Ikhwan Kecamatan

Arcview 3.3, dengan mengambil tiga lokasi

Dumoga Barat hanya menghasilkan potensi

penelitian

produksi sebesar 4,83 ton ha-1

yaitu

Desa

Siniyung

untuk

Kecamatan Dumoga, Desa Modomang untuk Kecamatan Dumoga Timur dan Desa Ikhwan untuk Kecamatan Dumoga Barat.

Peta

potensi produksi padi sawah di tiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4, 5 dan 6.

Gambar 4. Peta Potensi Produksi Padi di Desa Siniyung Kecamatan Dumoga

12

Gambar 5. Peta Potensi Produksi Padi di Desa Modomang Kecamatan Dumoga Timur

Gambar 6.

Peta Produksi Padi Sawah di Desa Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat

13

KESIMPULAN DAN SARAN terwujudnya

Kesimpulan 1. Potensi produksi sesuai dengan hasil

kedaulatan

pangan

di

Provinsi Sulawesi Utara.

run model simulasi Shierary Rice

DAFTAR PUSTAKA

Desa Siniyung Kecamatan Dumoga potensi hasil 6,53 ton ha-1, Modomang

Kecamatan

Edward, G, 1983. Mecanism and Cellular Environment Regulation of Photosynth etic. Blackwell Scientific Publication

Desa

Dumoga

Timur potensi hasil 4,93 ton ha-1, dan

Handoko, 2008. Keterkaitan Perubahan Iklim dan Produksi Pangan Strategis; Telaah Kebijakan Independen dalam Bidang Perdagangan dan Pembangun an SEAMEO BIOTROP. Bogor Indo nesia

Desa Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat potensi hasil 4,84 ton ha-1. Potensi

produksi

tertinggi

yaitu

terdapat di Desa Siniyung dengan potensi hasil 6,53 Ton ha-1. 2. Dengan

dibuatnya

peta

Kartasapoetra dan A. Gunarsi. 1993. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara Jakarta

potensi

produksi padi sawah di Kawasan Dumoga

dapat

memberikan

Khudori, 2009. Menata Produksi Pangan. Republika. Jakarta.

informasi produksi padi sawah bagi petani dan masyarakat di Kawasan Dumoga

Kabupaten

Matthews, R. B., Kropff, M.J., Horie, T., Bachelet, D. 1997. Simulating The Impact of Climate Change on Rice Production in Asia and Evaluating Option for Adaptation. J. Agricultural Systems 54 (3):399-425

Bolaang

Mongondow

Saran Pemetaan potensi

produksi

Peng, S., Huang, J., Sheehy, J. E., Laza, R.C., Visperas, R.M., Zhong, X., Centeno, G. S., Cassman, K. G. 2004. Rice Yield Decline with Higher Night Temperature from Global Warming. PNAS 101 (27): 9971-9975

padi

sawah di Kawasan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow dapat menjadi masukkan untuk perencanaan sebagai pendukung

dalam

pengambilan

Tjasyono B. 2004. Klimatologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB).

keputusan untuk pengembangan padi sawah di Kawasan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow untuk mendukung

14

15