PENA IALAKS, .A NAAI{ OTITIS ME,DIA AKUT P;TDAANAK

Download diafiggap sebagai kunci yang mendasari perkembangan otitis media a[ull. Diagnosis OMA berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dengan otosk...

0 downloads 401 Views 12MB Size
tt

PENA IALAKS, NAAI{ OTITIS ME,DIA AKUT .A

P;TDAANAK

Oleh

:

Dr. Abla Ghanie, SpTI{'f-KL, (K)

f)epartemen Ilmu kesehatan T'elinga F{idung Tenggorok Kepala dan Leher Fakuitas Kedokteran lJniversitas Sriwij aya Rumah Sakit (Jmum Pendidikan Mohamrnad lloesin Palembang 2010

$

PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA AKUT PADA ANAK .i.bla Gt

"oi"

Abstrak Otitis media akut pada anak merupakan keadaan yang sering teriadi. Sumbatan tuba Eustachius dan infeksi saluran nafas atas diketahui sebagai penyebab yang paling utama. Bentuk dari tuba Eustachius pada anak yang pendek dan horizontal diafiggap sebagai kunci yang mendasari perkembangan otitis media a[ull Diagnosis OMA berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dengan otoskopi dan radiologi. Penatalaksanaan adalah dengan terapi konservatif dan juga operatif serta menghilangkan faktor resiko penyebabnya. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sedini mungkin dapat mengufangi morbiditas dan mencegah terjadinya komplikasi Kata kunci : otitis media akut, anak, penatalaksanaan

Abstract Acute otitis media is commonly Jound in children. Eustachian tube hlockctge antt) upper respiratory tract infection is known as the cause of the mosl intportanl. The form of the tube Eustachian in children are short anel horizontul is considered a key that underlies i,c development o.f acute otitis media. T'he diagnosis OMA based on cnamnesis, pi:Ttsical examination using otoscopy and rttdiology examinalion. The managemept ere conservative and surgical treatmenl and to elim.i.nrte the riskfoclor. Eorly oliap;nosi^r and trealmenl can reduce morbidity and prevr nt the complicaiion. t,ey word : acute otitis media, children, treatmenl

I. PENDAHULUAN Otitis n-rcdia adalah pcradangan sci-ragian alatr scltrt'uh ulukosu tr:liugit tengah, tuba eustachius, antrum mastoici, dan sel-sel mastoid. otitis rnedia terrbugi supuratil- dan non-supurati{, dinrana nrasing-tnasing lrcntiliki

atas otitis

bentuk akut dan kronis. Otitis rnedia akut tennasuk kcdalam .ienis otitis media Selain

terdapat iuga ienis otitis nrccli:r spesifik. r,aittr otitls ntccliit

tr-rberkulosa. otitis meclia

sifilitik.

dan otitis ntcrdia acihcsiva.l

?

I

Padabeberapapenelitianinfeksiinidiperkirakanter.tadipada25o/oanak.

Lebihseringpadaanak-anakindianamerikadaneskimoclibandingkandetrgan pada anak kulit hitam'2 anak kulit putih dan palingjarang (6-35 bulan), didapatkan30o/u pada penelitian terhad ap ltz pasien ISPA

mengalanriotitismediaakutdanS%sinusitis.Epidemiologiseluruhdunia terjadinyaotitismediaberusialthnsekitar62Yo,sedangkananak-anakberusia3 nrcngalami mininral Serikat. diperkirakattl5oh anak thrr sekitar 83%. Di Amerika dari mereka usia 3 tahun dan hampir setengah sebelum media otitis episode satu seticlaknya 25o/o 'anak mengalar:ri tiga kali atau lebih. Di inggris

;"rrruru-rnya

sepuluh tahun'2 minimal satu episode sebelum usia

a

faktor' antara akut teriadi melalui beberapa Resiko terjadinya otitis media pada usia yang mengalami otitis perlama kali lain usia <6 thn, otitis prone (pasien rokok' pernapasan atas' terpapar asap <6 bln, 3 kali dalam 6 bln terakhir), infeksi alergi, menl'usui kurang dari 6 bulan' laki-laki, kelainan anatomi kraniofasial atau lebih serangan yang telah mengalami enam kali imunodefisiensi.3 Anak-anak

" cenderung otitis"' otitis media disebut dengan istilah 2.

a

AI\ATOMI

2.I. Anatomi Telinga Tengah yaitu telinga luar' telinga tengah dan Telinga dibagi menjadi tiga bagian' suatu rongga yang telletak di tulang adalah tengah Telinga dalam. telinga dzul tirnpani' kavum timpirni' antrum mastoid tengkorak dan terdiri dari membran tuba Eustachius.

5'-7

/] tlt 4:

r,J,rrj"ti,

,

r.

,

Gambar 1. Gambaran umum telinga

?

8

t

2,.2.

Memirran TimPani

pars tensa (membran Membran timpani dibegi menjadi dua bagian yaitu (membran propria) sharpnett) yang terletak pada bagian atas dan pars tensa

yang terletak Pada bagian bawah

ii

'' n *c4sg .1x:'lftllP

Gambar 2. Anatomi normal membran timpani

irl aa{_ilr rot'rl
e

te;Ji:'i 'J^':i tiga Pars tensa yang merupakan bagian yang paling besar layer) terdiri dari lapisan. Lapisan luar disebut lapisan kutaneus (cutaneous ftcreficirsikali cahaya' laaisan epitel berlapis Semu yang l-lalul; ya*g norl'i;zr:ilya lapisan yang Lapisan dalam diseb;t lapisan mukosa (mucosal layer) merupakan timpani serta lapisan yang terletak di antara keduanya' yang bersatu dengan cincin L.rpisan ini terdiri dari clua laois jaringan ikat fibrosa tidak memiliki fibrokartilago yang mengeliling^ membran timpani. Pars flaksida retraksi bila lapisan fibrosa sehingga bagian ini pertama kali akan rnengalarni

berba.tasan dengan kavum

terjadi tekanan negatif clalam telinga'

2.3.

6-8

Kavum TimPani

Kavum timpani dibagi menjadi tiga bagian yang berhuburrgar-l dengan dan lempeng membran timpani, yaitu epitimpanum' mesotimpanum hipotimpanu*.

6't

tegrnen timpani' Epitimpanurn dibatasi oleh suatu penonjolan tipis, yaitu Pada bagian anterior epitimpanum terdapat ampula kanalis superior.

Bagian

genikr-rlatunt yhng anterior dari ampula kanalis superior terdapat ganglion

1:-,.1t!t*$J{l*gf:rr

f'r:

mefupakantandaujunganteriorrtangatik.Atikpadabagianposteriorrnenyempit yaitu aditus ad antrum.6.7 menjadi jalan masuk ke antrum,m^told

Mesotimpanum,padabaganmeclialdibalasiolehkapstrlaotikyang

metupakan n.fasialis pars timpani- Promotorium daripada rendah lebih terletak

suatupenonjolanyangterdapatprdadaerahmesotimpanum.Promotoriumberisi

saraf.sarafyangmembentukpleksustimpanikus'Promotoriumpadabagian

posteroiul-crjor ovale (vestibuler)' pacla bagian posterosuperior terdapat foramen timpani tuba Eustachius terletak ,o.**"n rotundum (koklearJ. Orificium

a..Auiu,

pada anterosuperior mesotimpanum'67'

i"lypo-

tymP'lnu{B

Eustarhi:n

TX

tutr<'

Ittqrrlar vein ta r ':at:a

,

l,{astoid

antrum

Gambar 3. Anatomi kavum timPani

6

Hipotimpanummerupakansuaturuangdangkalyangterletaklebihrendah jugularis berbatasan dengan bulbus vena Hipotiompanum timpani. membran dari dan sel-set mastoid'

6'7

Batas-batas kavum timpani meliputi

1.

2.

AtaP : tegmen timPani tonjolan stiloideus Dasar : dinding jugularis dan

3.Anterior:dindingkarotis'ostiumtubaEustachius,tensortimpani

4.

toniolan piramidal Posterior : mastoid, stapedius' ti. lli it

riH,

fri

,.ff' 'fii

5.

Latelai : me:r;bian tlrnPani, skutum t

6.

Medial : dinding labirin

Rangkaiantulangpendengaranditelingatengahberukurankecildan dan stapedius)' otot yang tipis (tensor timpani tendon-tendon oleh dihubungkan bagian atasnya pada membran timpani dimana menempel rnaleus Manubrium clalam mengevaluasi akan lancrmork yangpenting merup yang umbo membentuk dengan aclalah inkus yang berartikulasi selanjutnya Tulang timpani. m;mbran lsqu" "*' terletak di epitimpani. Prosesus inkus badan dan maleus Kepala maleus.

inkusberartikulasidenganstapes.Dasarstapesdihubungkandengantingkap

lonjongolehsebuahligamentumyangelastis.Didalamkavumtimpanijuga terdapatkordatimpaniyangterletaktfansversalyangberasaldarinervttsfasial.is danmenganclungserat.Seratpengecapanuntuk2l3anl.eriarlid'ah.6.7

2.4.

Antrum Mastoid Antrummastoidadalahsuaturonggadidalamprocessl,I'gmastoidyang

terletakpersisdibelakangepitirnpanum.Aditusadantnrmadalah.2lrrranV&.I]$ menghubungkanantrumdenganepitimpani.Lempeng
denganduramater.Llmpengsinusada,lahbagiantulangyangtipisyang memhatasironggamastoiddengansinuslateralis'Sudutsinoduraadalahsrrdulyr-ngdibentukolehpertemtlal''.dufamaterfossanrediadanfossapostericrrotakdi

superiordengansinuslateralr,iposterior'suclutiniditemlrkandengancara bagian posterior sel-sel pneumatisasi mastoid di membuang sebersih-bersihnya superior lempeng sinus'6'7 inferior lempeng dura dan posterior

Sudutkeras(solirlangle,hardungle)adalahpentllargatlyangkerassekali

ya-ngdibentukolehpertemuan3kanalissemisirkular,meurbentangdarikanalis sebelaf kanalis semisikularis posterior di semisirkularis lateralis sampai membuatrg Sudut ini akan elitemukan elengan anteromedial sinus sigmoid.

kzrnalis senrisirliularis pneutnatis:lsi r1,lastoid cii antara sebersih-bersihnya sel-sel r;,':r1t:{.il rir segitiga.i.ra*ilnarn:i.l=i;:ir:-liii:rr-rri'1':.ii;g laterar clengan sudut sinod*ra.

lateral' dan tulang iabirin' balik antrum yang dibatasi oleh qinus sigmoici, sinus posterior' Batas medialnya adalah lenipeng dura fossa

2.5.

67

Tuba Bustachius

TubaEustachiusmenghubungkantelingatengahdengannasofaring. mm' Pada bayi dewasa bervariasi antara 3i sampai 38 panjang tuba Eustachius

lebih horizontal sehingga sekret dari dan anak-anak ukurannya lebih Jrcndek dan telinga tengah.el0 Dua perliga lragian nagofaring lebih mudah masuk

ke

tulang rawan' sedangkan sisanya anteromedial tuba (arah nasofaring) berdinding tulang rawan ini tidak lengkap' (arah kawrm timpani) berdinding tulang' Dinding jaringan ikat yang bergabung dengan dinding bawah dan lateral bawah merupakan akan ter's berkembang M. tensor dan levator velli palatini.6'7 Tuba Eustachius sudut yang lebil-r besar dari bidang bertambah panjang dan akan lebih membentuk horizontal pada usia 5 tu-lul1tahut'

"

Gambar 4. Tuba Eustachius (buku UI)

2.5.1. Fisiologi Tuba Eustachius Veruey (1963)' yang Fungsi tuba pertama kali clijelaskan oleh Du baik untuk pernafasan bahwa tuba bukan merupakan suatu saluran nnenyatakan

maupunpendengaran,tetapimerupakansalttranuntukpenrbaharuanudaratli

kavumtirnpani.f.ahun|]04,AntonioValsavamempublikasikan.deAure untuk TE. dengart mengasosiasikqn Humana Tractus' ,lan|memberikan eponom udara dari nasof'aring ke dalam pada suatu tehnik untuk memaksa masuknya

normal berhubungan dengan kavum timpani. Udara di telinga tengali' secala

"

atmosfer melalui TE. Orifisium tuba terletak sedikit

di nasofaring

dengan ujung yang

terbuka.12. Tuba Eustachius memiliki tiga fungsi lisiologis

terhadap

tekanan telinga telinga tengah, yaitu (1) fungsi ventilasi untuk mengatur agar untuk melindungi tengah sama dengan telinga luar, (2) fungsi proteksi adalah

(3) fungsi drainase telinga tengah terhadap tekanan suara dan sekret nasofaring,

yaitu mengalirkan sekret yang diproduksi mukosa telinga tengah ke nasolanng.

,.

arah

9.t 0

telinga tengah, Fungsi TE yang paling penting adalah mengatur tekanan

di telinga tengah karena fungsi pendengaran akan optimum biia tekanan udara normal' teriadi lebih kurang sama dengan tekanan diluar telinga. Dalam keadaan Tensor veli platini pembukaan TE secara intermiten aktif akibat kontraksi dari M. di telinga tengah selama proses menelan, yang akan rriempertahankan tekanan

ir i. rt

relatif sama dengan telinga luar.e

3.

ii, ii

t,

ETIOLOGI Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama

dali otitis

sul^^iola media. pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius tergan$$rl, juga' Selain itu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu sering- Kuman ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling penyebab OMA adalzr"r bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus,

(2%), Streptococcus Haemcphilus Influenzae (1C-52Yo). Staphylococcus aureus (27-52%), Pne lmococcus, Moraxella flatanhalis (2-15%)' Pneumoniae

pada anak Iraemophilus Influenzae adalah bakteri patogen yang sering ditemukan ,lewasa.la di bawah usia lima tahun, meskipun juga potogen pada orang Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA. makin besar kemungkinan

karena tuba terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermuclah l 15 Anak lebih n'rudah eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal

hal : (i ) sistem terserang otitis media dibanding orang dew'asa karena beberapa (2) saluran Eustachius pacla kekebalan tubuh anak rnasih dalam perkembangan' tsPA lebih mudair anak lebih lurus secara horizontal darr lebih pendek sehingga ke telinga terrgah. (3) aclenoicl (lclenoicl: snlait saLu organ ti menyebar

tubtrlt) pada atral" rclatil' tenggorokan bagian atas yang berperau clatlam kckcbalan

n

)-ffiw;

94@@

lebihbesardibandingorangclewasa'Posisiadenoidberdekatandenganmuala

terbr-rkanya adenoid yang besar dapat mengganggu saluran Eustachius sehingga di mana infeksi adenoid sendiri dapat terinfeksi saluran Eustachius. Selain itu Eustacl]itts'16 ke telinga tengah lewat saluran tersebut kemudian menyebar

4.

KLASIFIKAST

MenurutBallengerbentukotitismediaakutyangpalingterlihat,yaitrr(l) clan viral menyertai rhinofaringitis akut' otitis media viral akut. otitis media jalan naf'as sebagai perluasan kelainan mukosa mun$kin lebih baik digambarkan A dan oleh berbagai virus yaitu' influenza rjisebabkan Dapat tengah.ls t" tairrga dan adenovinrs. '7 12; otitis B, rhinoviruS, mumps, enterovirus, parainfluenza, mediabacterialakut.Merupakankeadaanyangumumdijumpaiterutamapada

dan sc'arlel eksantem' terutat'nir scperti campak anak. Dapat menyertai penyakit pada hidung clan sering berhubungan dengan lnfeksi paling tetapi .fever, t, (:) otitis media nekrotik akut. bentuk otitis mcdizr ini bcrciri tenggorok.

perjalananpenyakityangfulminandisertaiclenganclestrr.rksiluasjaringandan tula'rg-tulang pen
MenurutZllrrl,ilA.Djafaardkk,otitismediaakutdibagimenjadi5 tuba tuba Eustachius, tanda adanya oklusi stadium, yaitu (1) staclium oklusi

tekanan membran timpani akibat teriadinya Eustachius adalah gambaran retraksi membran timpani absorbsi udara' Kadang-kadang negatif di telinga tengah akibat tetapi pucat' Efusi mungkin telah terjadi" tampak normal atau berwarna keruh media serosa yang sukar dibedakan dengan otitis ini stadium dideteksi dapat tidak

disebabkanolehvirusataualergi.(2)stadiumhiperemis,padastadiuminitampak

pembuluhdarahyangmelebardimembrantinrpaniatauseluruhnembran yimpanitampakhiperemissertaedem.Sekretyangtelahterbentukmrtngkitr (3) stadim supurasi' yang serosa sehingga sukar terlihat' masih bersifat eksudat

padastasiuminitelahterjadiedemayanghebatpadamukosatelingatengahdano

hancurnyaselepitelsuperfisial,sertaterbentuknyaeksudatyangpufulendi kavumtimpani,menyebabkanmembrantimpanimenonjol(bulging)kearah lianghtelingaluar.PadakeadaaninipasientampakSangatsakit.nadiaansu|i meningkat,sertarasanyeriditelingabefiambahhebat.Bilatidakdilakukan.ineict ili

it

8

tff tii

,il lir

fi

{r

ini, maka kemungkinan besar rnembran timpani (miringotomi) rada stadium ke liang telinga luar' (4) stadium membran timpani akan ruptur dan nanah keluar pemberian antibiotik atau virulensi perforasi, karena beberapa seblb tlrlambatnya kumanyangtinggi,makadapatte{adirupturmembrantimpanidannanahkeluar yang tadinya gelisah sekarang mengalir dari telinga tengah ke telmga luar. Anak (5) stadium turun,dan anak dapat tertidur nyenyak' menjaadi tenang, suhu badan

keadaan membran timpani resolusi, bila membran timpani teap utuh maka terjadi perfbrasi' maka seklg! -- - -*' perlahan-tahan akan normal kembalr. Bila sudah daya tahan tubuh baik dan virulensi akan berkurang dan kemudian kering Bila pengobatan' oMA berubah kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpa sekret yang keluar tems menerus menjadi OMSK bila perforasi menetap depean gejala sisa berupa -otitis media atau hilang timbul. OMA dapat menintiulkan serosa

perforasi.l bila sekret menetap dikavum timpani tanpa terjadinya 4 stadium, yaitu (1) Menurut Ballenger, otitis media akut dibagi menjadi

akut diawali 31eh hiperemia dan staflium peradangan, stadium awal otitis nredia mastoid. Pada membran timpani tampakedem mukoperiostium telinga tengah dan dan anulus' Kemudian terjadi corakan pembuluh darah sepanjang lengan maleus tengah. Jumlah cairan bertamhah eksudasi cairan serotlDr;nosa ke dalam telinga membran timpani' (2) sstadium sampai mengisi kavum timprni dan mendesak miringotorni' rnaka membran supurasi, bila penyakit berlanjut Can tidak dilakukan

anteroinferior' tetapi adakalanya timp..rni alian pecah sendiri, biasanyr di kuadran yang keluar biasanya d.i setengah bagian posterior membran timpani' Cairan Mukosa jelas menebal serosanguinosa kemudian segera menjadi mukopurulen' neokapiler' Proses ini terjadi pada dan berwarna merah dengan corakan banyak menyumbat sel-sel mastoid yang selurulr telinga tengah dan mastoid, sehingga komplikasi utama mastoiditis dengan

kecil-kecil.

(3)

stadium komplikasi,

perluasan sekunder

ke sinus venosus' menlngen atau labirin timbul

karena

ad nntrutn akibat mukosa atik drainase yang tidak adekuat melewati aditus mukc'rsa granuler yang edern serta sekret menebal. Akibatnya mastoid terisi oleh pr()scs ini akan tllcrtyebabkan mukopus yang mempunyai tckanan. Kcnrltdiitt] tipis. tlrclttas scprtrl-iang alttr Vcult kc pcritcr absorbsi dinding tulang mastclid yang

€r

i! I f t

i

I

1 i !

clanmerusakperiostiummastoicl.Prosespaclastaclilrmawalbelrsifatreversibel,

sedangyanglanjrrtmemerlukartindakanpembedahanuntul
resolusi, pada stadium

ini inf-eksi mereda dan teriacii

penyen-rbuhan

telinga' sekret

telingaSegefakering'Petrebalanmukosaclancclcnrakanbt'rkrlrirngperlairanlahan,namunbilasudahkenrbalinormal,makirpcndengaranlanbatlaunakan kembalinormal'Perforasinrembrantimpaniyangkecildapatcepatmerrycmbull biasanyatanpatebentukjaringarrparut,tetapikadang-kadarrgterbentukparut atrofikecil.Inimerupakantitiklemahpaclamembrantimparri'dansewakttr.wakt,u dapatbocorkembalibilainfeksiterjadilagisertalebihcepatnrengeluarkansekret hanya disertai otalgia ringan'ls telinga, tetapi

5. PATOGENESIS otilis media sering diawali

.napas -.A'rd Or sepertt clengan inleksi pacla salr-rrall

radangtenggorokanataupilekyanglTlenyebarketelingalengahlervat'salurirn menyeba'nliiirr lrustachi,s. mereka clapal bakteri meralui saluran Eustachius. Saat

infeksidisalurantersebutsehinggaterjadipembengkakandisekitarsziluran" tersumbatnyasaluran,dandatangnyasel-seldarahputihr:ir{ukmelawanbakteri' Sel-seldarahputihakanmembunuhbakteridenganrnengorbanka,rrdirinrereka

sendiri.Sebagaihasilnyaterbentuklahnanahdalarnteling,atengalr.selainittr pembengkakanjaringansekitarsaluranRustaclrirrsmenyebabkanietrdiryang telinga' Jika terkumpul di belakang genda*g sel-sel cli telinga tengah dihasilkan

lendirdannanahbertambahbarryak,pendengarandapatterganggukarena gendangtelingadantuiang-tulangkecilpenghubunggendangtelingadengan bebas' dalam tidak dapat bergerak telinga di pendengaran organ

Kehilanganpendengaranyangclialamiumumnyasekitar24desibel (bisikanhalus).Namuncairanyanglebihbanyakdapatmenyctrabkangangguan

pendengaranhirrgga45desibel(kisaranpernbicaraannormal).selainitutelinga* jugaakanterasanyeri.Danyangpalingberat,cairanyangterlalubanyaktersetrrrrt

akhirnyadapatmerobekgendangtelingakarenatekananrrya,oN,{Adapat berkembangmenjadiotitismediasupuratifkronisapabilagejtrlaberlangsurrfi antara lain hig-ir,;;.*-dengan beberapa taktor berkaitan ini hal bulan, 2 lebih dari r0

i

i

iir@a

",iaj&a3:dri;ii'$i{i'hr

j, 't l'

ir

,i. 'i.t : iri.

iL.,i' :

l',.i]

i !::1"

. i?, 1

tubuh Yang yang tidak adekual' dan daYa tahan terapi yang terlambat, pengobatan kurang baik.

6.

l8

riLt: :lri

'if,\ Itu

t

i Fil t Eir | [.j;

KEKBRAPAN

media sering terjadi pada anakDi amerika serikat dilaPorkan kasus Otitis clengan hampir 70 % sampai sekitar umnr 7 tahun, anak antara periode neonatal \ atau lebih episo
era preantibiotik, insiden Pada oh. Padatahun 1980an, insidens menurun hampir 0'02o/o' sebesar 25-50 24'321 pasien melakukan penelitian terhaclap al. et kangsaranak lgg5, tahun

denganotitismeclia.Daerihasilpenelitiannyamenunjrrkkankomplikasi intrakranial t ata-r ata 0'36oh'20

-2r

Padasaaterapreantibiotik,angkamortalitasdarikomplikasiintrakranial dari 76,4oh' Pene:litian terbartl melaporkan otitis media dilaporkar, sekitar diatas media komplikasi intrakranial akibat otitis 24'321 rrasien yang nrencl:rita menu'.i1ukkan angka mortalitas

7.

s:kitar 18'4 oh'2021

KOMPLIKASI

dapat terjacli melalui' (1) penyebaran Komplikasi dari otitis media akut

hematogen.(2)melaiuijalanyangsudahada'seperti:fenestrarotundum'meatus erosi dan duktus enclolimfatik' (3) malalui akustikus internus, duktus perilimfatik

.

tutang.

it:

;it

22.15

dan

menjadi kornpiikasi intratempclral Komplikasi otitis media akut clibagi intratemporal terdiri dari (1) nrastoiditis I komplikasi intrakranial.23 Komplikasi

akut,merupakankomplikasiyangpalingseringclitemukanpaclar-rsiakurangdari serosa dan laki-lak i'to" (2) petrositis' (3) labirinitis tiga tahun, paling sering pada pitcia anak clctrgan parcsis tasialis -iarang rlilcnrtrkrn supuratif. (4) paralisis fasialis. (5) pcrrirrasi nrcrnbrar.r tir.r'..i. pcr.rrasi oMA dengan insiclen 0.23^00.2627 membrantimparriditemukansekitar24%-295%paclaarrakcic:nganrrlilisnredia

lt

I

rt"i

I tt+ iI i

Ir.'.:!t

i

i'i:,:

r I

r:;:;

iii.i

,11;

l,

:i I i..$ 1;

akutyangditandaidenganottorhea'yangdapatmengiritasiliangtelingadandapat terdiri dari (1) 1uar.2a'2s Kornplikasi intrakranial telinga infeksi menyebabkan (5) ekstradural (3) hidrosefalus otikus' (4) obses otak' encephalitis. (2) meningitis. (7)trombosis sinus lateralis' abses. (6) subdural empiema'

SebelumadaantibiotikoMAdapatmenimbulkanberbagaikomplikasi, itu biasanya clidapatkan sebagri antibiotik semua jenis komplikasi

tetapi pada era

komplikasi dari OMSK''

yang terkait mengalami penurunan angka kernatiatr antibiotik Pengobatan ., yang masih rnasih tinggi di negara-negafa dengan komplikasi AOM, tetapi yang efektif Diagnosis dini dan pengobatan mengembangkan sistem kesehatan' prognosis yang baik'23 dari komplikasi adalah dasar

8.

DIAGNOSIS

(1) Penyakitnya

tiga hal berikut'2e Diagnosis OMA harus memenuhi tanda etusi (etusi: pengutnpulan muncul mendadak (akut). (2) Ditemukannya cairandisuatulonggatubuh)ditelingatengalr.EfusiElibukJikandenganadirnya

salahsatudiantaratandaberikut:menggembungnyagendangtelinga,di

cairan gendang telinga, adanya bayangan terbatas/tidak adanya gerakan telinga. (3) Adanya tanda/gejala telinga, cairan yang keluar dari belakang gendang

peradangantelingatengah,yangdibuktikandenganadanyasalahsatudiantara tandaberikut:kemerahanpadagendangtelinga,nyeritelingayangmengganggtl tidur dan altivitas normal'

AnakdenganoMArJapatmengalaminyeritelingaatauriwayatmenarik. a carcan da::i i;eiinga, beili.xangnya narik daun telinga pada bayi, keluarny 30 31 mual dan muntah' serta r"wel'2e pendengaran, demam' sulit makan'

Pemeriksaanotoskopibiasanyadidapatkarrmembrantimpanimenoniol pemeriksaan mcnggLtnakan otoskopi dan kadang-kadarrg berwarna merah, timpani yang kaku (imntobile')'6 pneumati.* didapatkan rnernbran

Kulturbakterisangatbermanfaatuntukmenentukanantibiotikyang

kultur Indikasi parasentesis untuk pemeriksaan .6 sensitif terhadap kuman penyebab' kornplikasi'l' terjadi dan terapi kegagalan bakteri pada pasien imunocompromise, yang telah sering terjadi pada pasien antibiotik terhadap bakteri Resistensi

i I

1)

I

l

I

terdapat komplikasi baik

itu intralemporal maupun intrakranial

dibandingkan

pasien yang belum terdapat kon:rplikasi.2a

pemeriksaan radiololik, CT-scan merupakan pemeriksaan dasar untuk dari g0 o '3233 CTmenentukan komplikasi intraternporal sengan sensitifitas lebih scan dengan kontras dianjurkan untuk pemeriksaan komplikasi intrakranial'34 pembuluh Pemeriksaan dengan MRI dapat digunakan untuk melihat kelainan r32 ' oaran.

9. P,ENATALAKSANAAN tujuan Terapi oMA tergantung pada stadiumnya. Pada stadium oklusi, obat tetes terapi dikhususkan untuk membuka kenltali tuba eustachius. Diberikan 12 thn atau efedrin lYo dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur

dewasa.. selain

itu, sumber infeksi juga hams diobati dengan

memberikan

antibiotik.r'15 dan Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dilakukan analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difus' sebaiknya Jika miringotomi. Antibiotik ,'ang diberikan ialah penisilin atau eritromisin.

terdapar- resistensi, dapat dit

trikan kombinasi dengan asatn klavunalat

atau

konsentrasinya sefalosporin. Untuk terapi awai diberikan penisilin IM agar anak eJekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada :1, 1 ii t.,

'iii E t1'

atau diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 rng/KgBB/hari'

eritromisin 4x40 mglkgBB/hari.

I

rs

pengobatan stadium supurasi selain antibiotik. pasien harus dirujuk untuk

itu' analgesik dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selail juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang'r

1s

selama 3-5 Pada stadium perfbrasi, diberikan obat cuci telinga I12O2 3%o yang hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu 3-5 hari serta antibiotik I ls adekuat sampai 3 minggu. Pada Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mertgalir keluar. nantun bila masili keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 rninggr.r.

keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis' '

t3

"

Pacla stadium resolusi harus di

L il t. l:

follow up selama 1 sampai 3 bulan untuk memastikan tidak teriadi otitis media serosu.

I7

penatalaksanaan kornplikasi intrakranial yaitu menggunakan antibiotik broad spektrum (ampisilin, metonidazol dengan sel-alosporin generasi ketiga) dan pembedahan, seperti mastoidektumi.3-t 36

Beberapa hal yang tamlaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah: (l)Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak. (2) pemberian ASI minimal selama 6 bulan- (3) Penghindaran pemberian susLr di botor saat anak berbaring. (4) Pengfrindaran pajanan terhadap asap rokok.

I7

Beberapa penelitia' menerangkan bahwa menggunakan vaksin pcyT (7_

valent pneumococcal

polysaccharide-protein conjugate vaccine) dapat mengurangi teriadinya otitis media akrt sebcsar 6oh-7o/r. Anak-an.k ciengan otitis media akut yang berulang dipertimbangl,an untuk rnendapatkan rraksinasi ini.te

Vaksin yang digunakan untuk b.kteri (Fl.influenza, M. catanhalis) da1 virus yang dapat menyebabkan oMA nasih dalam penelitian sehinnga tidak dianjurkan untuk pemekaian rutin. 17 10.

KESIMPULAN otitis media akut merupakan penyakit

yang sering terjadi pada anak-anak.

Beberapa literature mengatakan bahwa penyebab terjadinya otitis media akut pada

anak terutama disebabkan oleh sumbatan tuba Eustachius dan ISPA. Apabila disapati Anak dengan nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daul telinga pada bayi, keluamya cairan dari telinga, berkurangnya pendengarall, demam. sulit makan, mual dan muntah, serta rewel harus kita curigai ke arah Otitis Media Akut' Diagnosis dini dan pengobatan yang efektif dari komplikasi adalah dasar prognosis yang baik.

14

i

i

Daftar pustaka 1.

Djaafar

zA, trelmi.

Kelainan telinga tengah. Buku ajar Ilmu kesehatan

telinga hidung tenigorok kepala dan leher.6il' ed. Jakaft a,2007:p 64-g) 2.

casselbrant N4L, Mandel EM, Rockett HE, et al. Incidence of otitis media and bacteriology of acute otitis media during the first two years of life. in

:Lim DJ, Bluestone cD, Klein Jo, et al, (eds). Recent advances id otitis-*media with effusion. Proceeding of the Fifth International symposium, Philadelphia: BC Decker, 1 993: 1 -3) J.

casselbrant Bluestone

ML, Mandel EM. Epidemiology. in :

Rosenferd RM,

cD (eds). Evidcnce-based otitis Media. I-lamilion. onrario: BC

Decker Inc, 1999: 1 17 -136) 4.

Boies LR, Higler PA, Adams GL. Penyakit telinga tengah dan mastoid. In: buku ajar penyakit IHT. Edisi 6. Jakarta, 1994:89-97

5.

University of Maryland Medical Center. Cluonic otitis rneclia. Available at www.umm.edu. (cited on July 26'h Z0I0y.

6.

Probst R. The middle ear In: Probst R, Grevers G. Iro Otorhinolaryngology

7,

2nd ed.

Il

ecl. Basic

New York: Thieme, ZAA(tp227-49.

Lee KJ. Anatomy of thc ear. In: Flssential otolaryngology, Flead and Neck Surgery. 8th ed. USA: McG-aw-Hill. 2003: p1-23.

8. Miyamoto

Rl'.

Middle

Available

ear.

(cited

a.html

a1

on

September 29'h,20101

9.

Bluestone CD. Eustachian Tube F-unction and Dysfunction iu Otitis Meclia

with Effusion in Eviden Based Otitis Media. Second llclirion. BC Decker Inc. London. 2003 :163-7 10,

Guide

to

dissection

5

of the ear available lionl :

http://wwr,v.virtual

medicalcentre.com

11.Bailey BJ, .Iohnson JT. Pediatric otolaryngology. Irr: llead and neck

] A. Stuiiy of rrriclclle car preassurc in rcliition l,.r

Surgery Otolaryrrgology. 12-

Gosh M.S, Kumar

4th

ed, I I SA : l..wi

II

iam.2006

: I 0-5

2-5

eustachian tube patency. Ind J Aerospace Med. 200?. :.i{r(2). 28-31

t5

Grinu.,rEr J.F. Poe

l) S. Update on Eustachian

r,efulous eustachian

.tar-lg2 1-t. Bluestone

tube dysfunction and the

tube. Otolaryngol Head And Irleck Surh. 2005:

CD, Stephenson JS. Martin I_M. Ten

rnedia pathogens. Pediatr Inf-ecr Dis 15. Ballenger JJ. Peradangan

J.

vca,rs

revicrv

I3

o1-

1992:11:75_1 15.)

Akut telinga tengah. penyakit telinga, hidung,

tenggorok, kepala dan leher. Edisi 13. Jakarta:Binarupa aksara, 1997:p 384-90 16.

Bluestone

cD, Stool SE: pediatric otolaryngology. philadelphia, wB

Saunders Co, 1983,

h l6)

17.Lee KJ. Infection of the Ear. In Essential otolaryngology Head and Neck Surgery. 9th ed. USA: McGraw-Hiil,200g:p3 13-317

cD. Definitions, terminology, and classiiication. [n; Rosenleld RM' Bluestone cD (eds). Evidence-Based otitisi Mecria. I-Ianrilton,

18. Bluestone

Ontario: BC Decker Inc, I 999:85- I 04. 19- Bluestone

CD. Pneumococcal conjugate vaccine:impact on otitis meclia and otolaryngology. Arch otolaryngol Head Neck surg. 2001 ;127(4):464_

467.

20. WHO. Chronic suppurative otitis media burden of illness and management

options. Child and Adolescent Ilealth anci Development prevention of Blindness and Deafness. WHO Geneva, Switzerland 2004. Diunduh dari

u pada2I Maret2009

21'Levine SC, Souza CD. Intracranial complications of otitis media. In Glasscock ME, Gulya AJ Editors. Glasscock-Shambough Surgery of the Ear. 5th Ed. Canada, BC Decker.2003: 443-61

22.Djaafar zA, Helmi. Komplikasi otitis Media supurarif. Buku ajar Ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala tlan leher.6th ed. Jakarta., 2007:p 78-85)

l6

It. I

23. Leskinen K:Complicdions

of Acute Otitis Media

Current

Allergy and Asthma Reports 2005,5:308*312)

K, Jero J: Inratemporal and cranial complications of acute otitis media in children in southern Finlancl. Int J Pediatr Otorhinolaryngol

24. Leskinen

2004,682317124

25.Yan zuijlen DA, schider AG, van Balen FA, Ifoes AW: National differences in incidence of acute mastoiditis: relationship to prescribing

."

pattems of antibiotics for acyte otitis media? Pediatr Infect Dis

20:140-144

J

2001,

!

26. Ellefsen B, Bonding P: Facial palsy in acute otitis media. Clin Otolaryngol

1996,21:393-395 27. Kvestad E, Kvaerner K, Mair I: otologic facial palsy: etiology .'nset. and symptom duration. Ann Otol Rhinol Laryngol2002,I I I:59g_60 28. Berger G: Nature of spontaneous tympanic membrane perforation in acute

otitis meoia i'1 children. J Laryngot otat 1ggg, 103:1150-1153. 29.Dragnosis and Ma;''agement of Acute otitis Media. PEDIATRICS vol. 113

No. 5 May 2004, pp. t45t-1465.

30. Otitis

media

Available

acute.

http ://wn.w.prodigv.nhs.uk/guidance.asp?

gt:oti

from

tis%2 0med ia%20-

:I

o/o2}acute,

3l - Diagnosis and treatment of otitis media in children. Institute fbr Clinical Systems Improvement QCSI). Diagnosis anri treatment of otitis media in

children. Bloornington (MN): Institute for clinical Systems Improvement

(ICSf;2004May. 32.Yazquez E, castellote A, Piqueras J, et al.: Imaging of complications of ac:ute mastoiditis in children . Radiogralthics 2003,23:359-312 33. Migirov L: Computed tomographic versus surgical findings in complicated' acute otomastoiditis. Ann Otol Laryngol 2003. ll?:67 5_677

34. Go

c,

Bernstein .IM, de Jong AL, er a/.: Intracranial complicatipps of

acute mastoiditis. Int J Pecliatr otorhinolaryngor 2000,

17

5z:I43_j4g

r$ $

i5. lfathisen GE, Jolnson JP: Brain

781

abscess.

Clin Infect Dis,1997,25:163-

r t

i6.Infection in Neursurgery Working Party of the British Society for Antimicrobial Chenotherapy: The rational use

of

antibiotics

treatment of brain abpess. Br J Neurosurg2000,14:525-530.)

l8

in

the