JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO.2, OKTOBER 2015: 154 – 171____________________________________________
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGATASI SOCIAL WITHDRAWAL PADA ANAK Titi Sahidah Fitriana Fakultas Psikologi Universitas Yarsi Jakarta Abstract Social withdrawal is a consistent tendency to be alone with anxiety when dealing with others. Social withdrawal in children who are not handled properly can cause communication barriers, emotional regulation and lack of problem solving abilities. In the long run, socially withdrawn children have a greater risk of having low self-adjusting abilities, difficulty interacting with peers and difficulties in school. The development of social withdrawal in children, was influenced by genetic factors and environmental factors. Parents has a very important role in tackling the growth of social withdrawal in children. The approaches include developing secure attachment with children, encouraging them to socialize, helping them to regulate and express their emotions and provide opportunities to engage in activities which they excel and make them more valuable and willing to engage in interpersonal relationships. Key word: Interpersonal communication, harmonious marriage, children-parent. Abstrak Social withdrawal adalah kecenderungan konsisten untuk menyendiri disertai dengan kecemasan ketika berhadapan dengan orang lain. Social withdrawal pada anak yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan hambatan berkomunikasi, regulasi emosi dan kemampuan pemecahan masalah. Secara jangka panjang, anak-anak tersebut memiliki risiko yang lebih besar untuk memiliki penyesuaian diri yang rendah, kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya dan kesulitan di sekolah. Berkembangnya social withdrawal pada anak, selain dipengaruhi oleh faktor genetis, juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Orangtua, memegang peranan yang amat penting dalam menanggulangi tumbuhnya social withdrawal pada anak. Pendekatan yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi social withdrawal pada anak antara lain adalah mengembangkan kelekatan dengan anak, memberikan dorongan pada anak untuk bersosialisasi, membantu anak untuk meregulasi dan mengekspresikan emosinya serta memberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan dimana anak unggul di dalamnya sehingga ia merasa lebih berharga dan mau untuk menjalin hubungan interpersonal. Kata kunci : social withdrawal, kecemasan sosial, pola asuh orangtua
Pengantar1
Benoit, 2012). Di USA, prevalensi
Prevalensi kecemasan sosial pada
kecemasan sosial berkisar antara 10 -
remaja dan dewasa menduduki peringkat
15% pada remaja (Heimberg dalam
ketiga
dan
Ollendick & Benoit, 2012). Tingginya
ketergantungan alkohol (Ollendick &
prosentasi kecemasan sosial pada remaja
setelah
depresi
dan dewasa ini sejalan dengan survey Korespondensi: Titi Sahidah Fitriana, Fakultas Psikologi Universitas Yarsi Jakarta. Email:
[email protected]
terbatas yang dilakukan oleh penulis pada masyarakat Jakarta dan sekitarnya. 154
FITRIANA
Dari 604 responden, ditemukan 107
berbeda-beda dan bergantian sehingga
diantaranya mengalami kecemasan sosial
menimbulkan kesalahpahaman dalam
yang tinggi (Fitriana, 2015 - bahan ajar
definisi
yang tidak diterbitkan). Itu berarti pada
sosial. Sekitar awal tahun 2000, Rubin
masyarakat
kemudian
Jakarta
dan
sekitarnya,
konseptual
dari
kecemasan
merumuskan
definisi
prosentase kecemasan sosial berada di
konseptual yang menjelaskan arti dari
angka 17 - 18%. Prosentase ini adalah
masing-masing istilah yang berkaitan
prosentase yang mengkhawatirkan.
dengan
Kecemasan
sosial
merupakan
kecemasan
withdrawal
sosial.
merupakan
Social
istilah yang
kondisi yang mendatangkan dampak
memayungi berbagai konstruk terkait
yang negatif terhadap individu. Anak
seperti seperti rasa malu (shyness), sikap
yang cemas secara sosial akan lebih
diam (reticence), inhibisi sosial dan
sering
tanda-tanda
unsociability. Pada jurnal ini, peneliti
kecemasan, memiliki rasa keberhargaan
memakai istilah social withdrawal untuk
diri yang lebih rendah dan mengalami
menggambarkan kecemasan sosial pada
berbagai masalah secara sosial. Anak
anak. Social withdrawal dapat diartikan
yang
sebagai kecenderungan konsisten (dari
menunjukkan
cemas
secara
sosial
juga
cenderung menunjukkan masalah dalam
segi
penyesuaian
penolakan
menyendiri disertai dengan kecemasan
secara sosial, isolasi sosial, kesulitan
ketika berhadapan orang lain (Rubin,
secara akademik dan menolak untuk
Coplan & Bowker, 2008).
di
sekolah
sekolah,
(Coplan,
Molina,Lagace-Seguin,
Gavinski-
& Wichmann
waktu
dan
tempat)
untuk
Social Withdrawal Para
peneliti
seringkali
2001; Coplan & Prakash, 2003; Gazelle
menggunakan istilah yang berbeda-beda
& Ladd, 2003; Hart et al., 2000 dalam
dalam menamai gejala menarik diri
Rubin, Coplan, Bowker & Menzer,
secara sosial yaitu social withdrawal.
2002).
Beberapa peneliti menggunakan istilah
Banyak istilah yang dipakai untuk menggambarkan
social anxiety, inhibisi sosial, pemalu,
secara
isolation dan lain sebagainya. Namun
sosial. Penelitian sekitar tahun 1990,
demikian pada awal tahun 2000, salah
seringkali menggunakan istilah yang
satu tokoh yang dikenal dalam bidang
JURNAL PSIKOLOGI
kecemasan
155
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
kecemasan
sosial
yaitu
Rubin,
sumber perilakunya berasal dari internal.
merumuskan pengertian dari masing-
Lain lagi dengan pemalu (shy). Anak
masing istilah.
yang pemalu menghendaki interaksi
Social withdrawal adalah istilah
sosial namun keinginan mereka ini
yang digunakan pada kondisi dimana
terhambat
anak menampilkan perilaku menyendiri
menyebabkan
secara konsisten (pada setiap waktu dan
secara sosial (Coplan dkk. dalam Rubin,
situasi) ketika berhadapan dengan teman
Coplan, Bowker & Menzer, 2002).
yang familiar atau tidak familiar (Rubin,
Sementara
inhibisi
& Burgess, 2001). Dapat dikatakan
kecemasan
yang
bahwa social withdrawal disebabkan
berhadapan dengan orang, tempat atau
oleh
hal
faktor
internal
dimana
anak
oleh
baru
rasa
takut
perilaku
yang
yang
menghindar
sosial
adalah
timbul
karena
disebabkan
oleh
memilih untuk tidak berinteraksi dengan
kecenderungan biologis (Kagan, Fox,
teman-temannya.
dkk dalam Rubin, Coplan, Bowker &
Social
withdrawal
disebabkan oleh berbagai faktor internal
Menzer,
seperti kecemasan, harga diri yang
dianggap
negatif dan persepsi negatif terhadap
memayungi
diiri
saling berhubungan ini (Rubin, Coplan,
mengenai
ketrampilan
dan
hubungan sosial (Rubin & Asendorpf dalam Rubin, Coplan & Bowker, 2008). Pengertian dari istilah-istilah lain
2002).
Social
sebagai
withdrawal
konsep
berbagai
kontruk
yang yang
Bowker & Menzer, 2002). Motif
yang
mendasari
munculnya
Social Withdrawal
yang berkaitan dengan social withdrawal
Social withdrawal disebabkan oleh
adalah sebagai berikut. Pertama adalah
konflik internal antara keinginan yang
isolasi.
social
tinggi untuk dapat berinteraksi dan
withdrawal, isolasi (active isolation)
kekhawatiran untuk memulai interaksi
yaitu kondisi dimana anak bermain
sosial, situasi yang dikenal dengan
sendirian
teman-temannya
anxious solitude (Rubin & Coplan,
memilih untuk tidak berinteraksi dengan
2004). Sebagian anak yang lain, tidak
dirinya
(Rubin, Coplan & Bowker,
berinteraksi secara sosial karena mereka
2008). Sumber dari perilaku menyendiri
kurang memiliki hasrat untuk bermain
ini adalah faktor eksternal. Hal ini
dengan orang lain. Kondisi dimana anak
berbeda dengan social withdrawal yang
merasa tidak cemas namun memang
156
Berbeda
karena
dengan
JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
lebih memilih untuk bermain sendiri
kecemasan (Turner, Beidel & Costello
disebut dengan unsociability or social
dalam Aktar, Majdandzic, Vente &
disinterest (Coplan, et.al, 2004).
Bogels, 2014). Hal ini terjadi karena adanya faktor genetis (tendensi biologis
Dampak dari Social Withdrawal Social withdrawal pada anak yang
yang diturunkan atau temperamen) serta
tidak tertangani dengan baik dapat
adanya
menyebabkan
proses
pengamatan
yang
hambatan
dari
cara
dilakukan oleh anak terhadap perilaku
regulasi
emosi
dan
orangtuanya.
berkomunikasi,
Anak-anak
dengan
kemampuan pemecahan masalah. Secara
temperamen cemas (fearful) cenderung
jangka panjang, anak-anak yang socially
akan
withdrawn memiliki risiko yang lebih
withdrawal
besar
kemampuan
(Rubin, Coplan, & Bowker, 2008).
penyesuaian diri yang rendah, termasuk
Sementara itu dari pendekatan belajar,
kesulitan
pengamatan
untuk
memiliki
socio-emosional
(seperti
menampilkan pada
anak
perilaku masa
social
selanjutnya
terhadap
kecemasan, rendahnya harga diri, gejala
orangtua
depresi ), kesulitan berinteraksi dengan
pembelajaran anak mengenai kecemasan
teman
penolakan,
(Murray, Creswell & Cooper, 2009).
dijadikan korban, kualitas pertemanan
Lebih jauh lagi, Murray dkk (2009)
yang rendah) dan kesulitan di sekolah
menjelaskan bahwa kecemasan orangtua
(seperti rendahnya kualitas hubungan
mengurangi kemampuan orangtua untuk
dengan guru, kesulitan akademik, dan
mengapresiasi
menghindar
menghadapi hal baru. Hal inilah yang
sebaya
(misalnya
untuk
sekolah)
(Rubin,
Faktor yang berkontribusi terhadap munculnya Social Withdrawal
diturunkan
merupakan dari
sesuatu
generasi
ke
generasi. Anak yang lahir dari orangtua yang cemas memiliki resiko yang lebih besar
untuk
mengalami
JURNAL PSIKOLOGI
anak
social withdrawal lebih besar apabila lahir dari orangtua yang cemas. Perilaku menyendiri disebabkan
Pendekatan Biologis yang
keinginan
terhadap
menyebabkan resiko anak mengalami
Coplan & Bowker, 2008).
Kecemasan
berperan
perilaku
gangguan
oleh adanya perbedaan derajad rangsang dari amygdala yang terhubung pada korteks, hypothalamus, saraf simpatetic, dan central gray (Kagan, Snidman, & Arcus dalam Rubin, Coplan, Bowker & 157
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
Menzer, 2002). Oleh karena itu dapat
manusia untuk membentuk suatu ikatan
dikatakan bahwa faktor biologis adalah
yang kuat terhadap orang lain (Bowlby,
sesuatu yang memicu munculnya social
1977 dalam Bartholomew & Horowitz,
withdrawal.
1991).
Pernyataan
ini
seolah
mendorong pemikiran bahwa social
Berbagai
penelitian
telah
withdrawal adalah sesuatu yang tidak
menemukan
bisa dihindari karena bersifat genetis.
dapat memprediksi kompetensi sosial
Hasil penelitian dari Rubin, Chen, dkk
pada anak sementara kelekatan tidak
(dalam Rubin, Coplan, Bowker &
aman memprediksi kesepian, kecemasan
Menzer, 2002) menyatakan bahwa dua
dan perilaku menarik diri secara sosial
pertiga
(Deniz, Hamarta & Ari, 2005; Lewis-
anak
mengalami
yang
social
diidentifikasi
aman
yang
Morrarty, dkk, 2015). Kelekatan itu
ekstrim terus menunjukkan perilaku
sendiri sangat dipengaruhi oleh cara
tersebut selama dua tahun berturut-turut
orangtua
dari usia 5 hingga 11 tahun. Namun
diwakilili
demikian,
mengarahkan dan memberi kesempatan
tidak
withdrawal
bahwa kelekatan
semua
anak
yang
(dalam oleh
awalnya menunjukkan gejala withdrawn
anak
akan
lingkungannya.
menunjukkan
gejala
tersebut
kembali pada saat ia dewasa. Terdapat banyak
penelitian
biasanya
ibu)
untuk Gejala
ini
merespon,
mengeksplorasi social
withdrawal
kemudian
cenderung akan semakin berat seiring
membuktikan bahwa faktor pola asuh
dengan bertambahnya usia. Oleh karena
orangtua
itu,
merupakan
menghambat
yang
hal
faktor
berkembangnya
yang social
withdrawal pada anak.
menyatakan
mengenai
bahwa
withdrawal mungkin.
kelekatan
kelekatan
harus Salah
terhadap
social
dilakukan
sedini
satu
faktor
yang
berperan besar terhadap pembentukan
Pola Asuh Orangtua Kelekatan Teori-teori
penanganan
yang
social withdrawal pada anak adalah interaksi
anak
dengan
orangtua.
terjalin pada awal-awal kehidupan antara
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
anak dan orangtua merupakan fondasi
pola asuh tertentu dapat memperkecil
yang menentukan pola hubungan anak
risiko
hingga ia dewasa. Kelekatan dapat
withdrawal. Pada penelitian kali ini,
diartikan
penulis
158
sebagai
kecenderungan
anak hendak
mengalami melakukan
social kajian
JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
literatur terhadap berbagai penelitian dan
social anxiety, social withdrawal, social
mengidentifikasi berbagai pendekatan
inhibition, social anxiety and parent, dan
yang dapat dilakukan oleh orangtua
social withdrawal and parents.
untuk mencegah dan mengatasi social withdrawal pada anak.
dari daftar pustaka jurnal yang telah sesuai kriteria untuk menemukan jurnal
Metode Pada
penelitian
ini
peneliti
menggunakan tiga mesin pencari yaitu Google Scholar, Ebscho dan Ovid untuk menemukan berbagai penelitian terkait kecemasan sosial. Pada mesin pencari Ebscho,
peneliti
mengkhususkan
pencarian jurnal pada bidang MEDLINE dan Psychology. Pada mesin pencari Ovid, peneliti mengkhususkan pencarian pada
jurnal
yang
diterbitkan
oleh
WILEY dan APA. Adapun kata kunci yang penulis gunakan untuk pencarian jurnal ini adalah : kecemasan sosial,
JURNAL PSIKOLOGI
Peneliti juga mencari referensi
yang tidak teridentifikasi pada saat pencarian database. Prosedur snowball ini
juga
digunakan
pada
beberapa
penelitian yang menggunakan kajian literatur
sebagai
(Overstreet&Quinn,
data 2013).
utamanya Adapun
kriteria yang peneliti gunakan untuk menentukan jurnal yang dipakai adalah : penelitian berfokus kepada anak dengan social
withdrawal
withdrawal
dan
atau
social
penanganannya.
Berdasarkan pencarian ini ditemukan 10 penelitian yang relevan.
159
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
Hasil Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil sebagai berikut : Penulis
Tujuan Penelitian
Lewis-
Mengetahui
Morrarty,
dinamika
dkk (2015)
behavioral inhibition (BI) dan attachment dalam memprediksi kecemasan sosial pada remaja
Metode Sampel : 165 remaja berusia 14 – 17 tahun yang telah diseleksi berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi baru pada usia 4 bulan. Metode :
Temuan Kelekatan dan BI secara signifikan dapat memprediksi gejala kecemasan sosial pada remaja. BI dan kecemasan sosial hanya berhubungan pada remaja yang memiliki riwayat kelekatan tidak aman (insecure attachment). .
Kelekatan pada masa bayi diukur dengan menggunakan metode strange situation. Berbagai metode digunakan untuk mengukur BI pada anak. Ketika anak memasuki masa remaja, remaja dan orangtuanya, secara individual diminta untuk mengisi kuesioner kecemasan sosial. Aktar,
Mengetahui
Majdandzic,
hubungan antara
vente &
kecemasan
Bogels
orangtua (gangguan
(2014)
dan ekspresi kecemasan) dan
160
Sampel : 117 anak batita dan orangtua Metode : Penelitian longitudinal
Anak batita dari orangtua
yang memiliki riwayat gangguan kecemasan menunjukkan rasa takut/menghindar yang lebih besar daripada anak
JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
kecemasan pada
ini mengukur inhibisi
dengan orangtua yang
anak batita selama
sosial melalui
tidak cemas. Ekspresi
situasi social
pemberian situasi SR
cemas orangtua saat SR
referencing (SR)
pada saat anak berusia
pada anak berusia 30
12 bulan dan 30 bulan.
bulan, tidak memprediksi
Reaksi anak dan orangtua pada situasi tersebut diamati dan dicatat.
secara signifikan kecemasan/perilaku menghindar pada anak. Namun demikian, pada situasi SR di usia 12 bulan, orangtua yang menunjukkan ekspresi cemas lebih tinggi dapat memprediksi tingkat kecemasan dan perilaku menghindar yang lebih tinggi pula pada anak. Tidak ada beda yang
signifikan antara parental state ibu dan ayah dan trait kecemasan anak Kiel & Buss
Mengetahui peran
( 2014)
pola asuh protektif terhadap hubungan antara rasa dysregulated fear pada usia batita dengan social withdrawal pada masa balita.
Sampel : 93 anak batita dan ibu. Metode : Penelitian laboratorium
Dysregulated fear dapat
memprediksi social withdrawal pada anak melalui pola asuh protektif.
mengukur mengenai temperamen cemas, dysregulated fear dan pola asuh protektif. Setelah anak menginjak usia 4 tahun, eksperimen laboratorium kembali
JURNAL PSIKOLOGI
161
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
dilakukan untuk dilakukan pemeriksaan multimetode mengenai social withdrawal. Grady &
Mengetahui
Karaker
pengaruh perilaku
(2014)
pola asuh ibu yaitu ekspresi verbal dari kehangatan dan dorongan verbal untuk bermain terhadap perilaku bermain pada anak yang pemalu
Sampel : 89 anak batita dan orangtua Metode : Pada situasi terkontrol,
Pernyataan yang sifatnya
mendorong bersosialisasi, bukan yang hangat, dapat menurunkan kecemasan sosial pada anak yang pemalu.
ibu diinstruksikan untuk mengucapkan kata-kata yang hangat atau memotivasi anak kemudian perubahan perilaku anak diukur kembali
Bowker,
Untuk mengetahui
dkk. (2007)
apakah ekspesi emosi yang negative berperan terhadap perilaku withdrawn dan kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya.
Sampel : 542 partisipan berusia 11-12 tahun. Metode : Subjek mengisi kuesioner sebanyak 4 kali dengan rentang waktu antar pengisian kurang lebih 6 bulan.
Findlay
Mengetahui peran
(2006)
keterlibatan dalam olahraga terhadap kecenderungan rasa malu pada anak,
162
Sampel : 201 anak kelas 4 dan 5 Metode :
Anak dan remaja dengan
social withdrawal yang hanya mengekspresikan sedikit perasaan negatif yang ia alami (sedih, cemas dan khawatir), tidak mengalami penolakan oleh teman sebaya dan victimisasi selama sekolah.
Partisipasi dalam bidang
olahraga berhubungan dengan ketrampilan sosial, harga diri dan penyesuaian diri yang JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
baik saat ini dan
Pada 2 momen, anak
lebih baik pada setiap
secara longitudinal
kelas 4 dan 5 diukur
anak.
perilaku sosial (rasa
Anak pemalu yang
malu, agresi), partisipasi
berpartisipasi dalam
olahraga, kecemasan
kegiatan olahraga terbukti
sosial, harga diri,
mengalami penurunan
strategi coping,
kecemasan sosial.
kesepian, afek positif dan negatif serta kesejahteraan psikologisnya. Orangtua juga diminta mengisi kuesioner terkait ketrampilan sosial pada anak. Rahmania &
Mengetahui
Putra (2006)
hubungan antara pola asuh otoriter dengan kecenderungan pemalu pada remaja awal
Sampel : 144 subjek berusia 12 – 13 tahun Metode : Subjek diminta untuk mengisi kuesioner pola asuh otoriter dan kecenderungan pemalu
Terdapat korelasi positif
yang signifikan antara pola asuh otoriter dan kecenderungan pemalu pada anak remaja awal. Meski demikian, peran pola asuh otoriter ini hanya menyumbang sedikit peranan terhadap kecenderungan pemalu pada anak.
Rubin,
Mengetahui apakah
Burgess &
variasi tipe dari
Hasting
inhibisi perilaku
(2002)
cenderung stabil dari masa batita
Sampel : 108 anak dan orangtua terlibat di dalam penelitian.
Terdapat korelasi antara
inhibisi yang muncul saat batita control intrusive dari ibu, cemoohan (sering mengejek) dengan
hingga usia
perilaku nonsocial pada
prasekolah. Selain
saat anak berusia 4 tahun
JURNAL PSIKOLOGI
163
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
itu, penelitian ini
apabila dimediasi oleh
juga bermaksud
control intrusive dan
untuk mengetahui
kecenderungan untuk
hubungan
mencemooh pada ibu.
temperament inhibisi dan atau pola asuh dapat memprediksi masalah sosial dan perilaku pada anak. Metode :
Orangtua dari anak
Rubin
Memahami
(dalam
pengertian, faktor-
Rubin,
faktor yang
Coplan,
berkaitan serta
karakteristik dan
Bowker &
penelitian-
kebutuhan anak,
Menzer,
penelitian yang
mendorong kemandirian
2002)
telah ada mengenai
dan menyediakan
kecemasan sosial
kesempatan untuk
Studi literatur
dengan perilaku inhibisi yang peka terhadap
berinteraksi dengan teman sebaya akan membantu mengurangi perilaku inhibisi serta lebih memiliki ketrampilan sosial pada masa selanjutnya. Chen, et.al.
Mengetahui
(1998)
pengaruh budaya terhadap kemunculan dan prevalensi perilaku sosial pada anak
Sampel : 150 anak di negara Cina dan 103 anak di negara Canada dan ibunya berpartisipasi di dalam penelitian. Metode :
164
Inhibisi sosial anak
berhubungan dengan sikap positif ibu terhadap anak (termasuk didalamnya penerimaan, hampir tiadanya hukuman dan dorongan untuk mencapai sesuatu) pada
JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
Penelitian laboratorium
partisipan Cina serta
diujikan pada anak
adanya hukuman dan
dimana anak dihadapkan
sikap overprotektif pada
pada situasi yang baru
partisipan dari Canada
untuk dilihat perilaku
Perempuan lebih pemalu
yang tampak. Data
dan mengalami inhibisi
mengenai sikap
sosial daripada laki-laki
membesarkan anak (child rearing attitudes) didapatkan dari ibu .
Anak dengan
Diskusi Social withdrawal
orangtua
yang
pada anak
memiliki riwayat gangguan kecemasan
terjadi karena interaksi berbagai faktor
memiliki faktor resiko yang lebih besar
yaitu genetis, temperamen, kecemasan
untuk memiliki gangguan kecemasan
orang tua, proses attachment, pola asuh,
pula. Hal ini dapat terjadi karena dua hal
bias dalam proses informasi, pengaruh
yaitu (1) kecemasan diturunkan secara
rekan serta berbagai faktor lain yang
genetis (Turner, Beidel & Costello
lebih luas seperti latar belakang sosial
dalam Aktar, Majdandzic, Vente &
ekonomi,
Bogels, 2014) dan (2) kecemasan yang
ras,
etnis
dan
budaya
(Ollendick & Hirshfeld-Becker dalam
dimiliki
Ollendick & Benoit, 2011). Pada studi
kemampuannya untuk membantu anak
ini, penulis akan berfokus pada hal-hal
menghadapi
yang terkait dengan interaksi anak dan
berhadapan dengan situasi yang baru
orangtua yaitu kecemasan orangtua,
(Murray, Creswell & Cooper, 2009).
proses attachment
Seperti yang tergambar dari penelitian
orangtua.
Ketiga
dan faktor
pola asuh ini
orangtua
mengurangi
kecemasannya
ketika
secara
yang dilakukan oleh Aktar, Majdandzic,
signifikan dapat memprediksi muncul
Vente & Bogels (2014), ekspresi cemas
tidaknya social withdrawal pada anak
(melalui wajah, bahasa tubuh dan verbal)
(Lewis-Morrarty, dkk, 2015; Kiel &
yang ditampilkan oleh orangtua pada
Buss, 2014).
situasi sosial baru memberi pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan /
JURNAL PSIKOLOGI
165
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
perilaku menghindar pada anak, saat
seseorang yang dapat diandalkan sebagai
anak berusia tidak lebih dari 12 bulan.
sumber dukungan dan perlindungan dan
Sementara itu, pada anak berusia 30
(2) bagaimana seseorang menilai dirinya
bulan, ekspresi cemas orangtua tidak lagi
sebagai seseorang yang dapat membuat
berhubungan secara signifikan dengan
figure
kecemasan pada anak. Temuan ini
pertolongan yang dibutuhkan. Konsep
mengindikasikan bahwa 1 tahun pertama
pertama, dikenal dengan model of others
merupakan periode yang sensitif bagi
dan konsep kedua dikenal dengan model
anak untuk mempelajari kecemasan dari
of self. Kedua konsep ini menentukan
orangtuanya (Aktar, Majdandzic, Vente
bagaimana seseorang menilai dirinya,
& Bogels, 2014). Pada masa batita,
orang lain, meregulasi emosinya dan
dampak reaksi orangtua terhadap anak
kemudian menampilkan perilaku sosial
dalam menghadapi situasi baru menjadi
tertentu.
lebih kompleks dan tidak langsung
lekatnya
mau
Anak-anak
dengan
yang
Vente & Bogels, 2014). Penelitian ini
regulasi emosi yang lebih baik (Bowlby
juga menemukan bahwa peran ayah
dalam Pietromonaco, Uchino & Schetter,
sama pentingnya dengan peran ibu
2013).
dalam
mengindikasikan
kecemasan
pada
anak.
memiliki
kelekatan
(Feinman dalam Aktar, Majdandzic,
membentuk
secure
memberikan
Beberapa
kemampuan
penelitian bahwa
juga
kelekatan
insecure adalah faktor resiko dalam Faktor
kedua
yang
berperan
timbulnya
psikopatologi
(Groh,
dalam pembentukan social withdrawal
Roisman, van IJzendoorn, Bakermans
pada
dalam Lewis-Morrarty, dkk, 2015). Hal
anak
Attachment diartikan
adalah atau
attachment.
kelekatan
sebagai
dapat
ini sejalan dengan temuan dari penelitian
kecenderungan
yang dilakukan oleh Lewis-Morrarty,
sesesorang untuk membangun
ikatan
dkk
(2015).
Penelitian
tersebut
afeksional yang kuat kepada orang lain
menemukan bahwa anak-anak dengan
(Bowlby
behavioral inhibition pada saat masih
Horowitz,
dalam
Bartholomew
1991).
&
Bowlby
bayi
akan
menunjukkan
kecemasan
mengidentifikasi dua konsep kunci dari
sosial pada saat remaja, hanya bila anak
kelekatan yaitu (1) bagaimana seseorang
tersebut
menilai
insecure kepada orangtuanya. Hal ini
166
figure
lekatnya
sebagai
memiliki
kelekatan
yang
JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
menunjukkan bahwa faktor biologis atau
non-sosial pada anak dengan adanya
keturunan
dapat
kontrol dan kritik yang berlebihan dari
ditanggulangi atau diperkecil resikonya
ibu kepada anak. Pola asuh yang
dengan kelekatan yang aman antara anak
overprotektif menghalangi anak untuk
dan orangtua. Secara umum dapat
mengembangkan
dikatakan bahwa orangtua yang dapat
kompetensi sosial yang lebih baik dari
diandalkan, selalu ada, dapat dipercaya
pengalaman langsung. Adanya kritik dan
dan komunikatif akan menumbuhkan
pengarahan yang berlebihan secara tidak
anak-anak yang lebih adaptif secara
langsung
sosial.
merasa bahwa dirinya tidak kompeten
dalam
kecemasan,
Interaksi anak yang sehat dengan orangtua sangat berkaitan dengan pola
juga
atau berperilaku
kemandirian
menyebabkan
dan
anak
tidak sesuai harapan
lingkungan.
asuh yang diberikan oleh orangtuanya.
Pola asuh yang sehat dapat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dimulai dengan memberi kepercayaan
pola
otoriter
pada anak melalui dorongan untuk
berhubungan dengan resiko kecemasan
berinteraksi dengan teman sebayanya
sosial yang lebih besar pada anak (Kiel
(Grady & Karaker, 2014). Dorongan
& Buss, 2014; Rahmania & Putra, 2006).
untuk berinteraksi dengan teman sebaya
Orangtua yang overprotektif cenderung
terbukti lebih efektif untuk mengurangi
terlalu
situasi,
rasa malu pada anak dibandingkan
menghambat
perilaku hangat dan penuh penerimaan
kemandirian dan mengarahkan aktivitas
(Grady & Karaker, 2014). Perilaku
anak (Rubin & Coplan, 2004). Pola asuh
hangat dan selalu menerima diidentikkan
yang
sebagai
asuh
protektif
atau
mengendalikan
membatasi
perilaku,
overprotektif
akan
cenderung
bagian
dari
pola
asuh
menghindarkan anak dari situasi yang
overprotektif (Grady & Karaker, 2014).
memunculkan
atau
Hasil penelitian ini sejalan dengan studi
mengambil alih proses manajemen stres
literatur yang dilakukan oleh Rubin
pada anak (Rubin, Burgess & Hasting,
(dalam Rubin, Coplan, Bowker &
2002).
Lebih lanjut penelitian Rubin,
Menzer, 2002) yaitu orangtua dari anak
Burgess & Hasting (2002) memaparkan
dengan perilaku inhibisi yang peka
bahwa terdapat korelasi antara perilaku
terhadap karakteristik dan kebutuhan
JURNAL PSIKOLOGI
kecemasan
167
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
anak,
mendorong
menyediakan
kemandirian
kesempatan
dan
dan harga diri yang dibutuhkan dalam
untuk
partisipasi olahraga merupakan faktor
berinteraksi dengan teman sebaya akan
yang
membantu mengurangi perilaku inhibisi
kecemasan
serta lebih memiliki ketrampilan sosial
Hughes, 1984; Kavussanu & McAuley,
pada
1995; Weiss, 1995 dalam Findlay,
masa
selanjutnya.
Selain
menentukan
menurunnya
(Hayden &Allen, 1984;
memberikan dorongan dan kesempatan,
2006).
orangtua juga dapat mengajarkan anak
menjelaskan lebih lanjut bahwa perasaan
untuk
menguasai
meregulasi
emosi
dan
Veroff (dalam Findlay, 2006) atau
kompetensi
menampilkannya dalam bentuk yang
terbentuk
paling
membandingkan dirinya dengan orang
sesuai
dengan
harapan
karena
sosial
lingkungan. Seperti yang diungkapkan
lain
oleh Bowker, dkk. (2007), penelitiannya
mencapai standart tertentu meningkatkan
menemukan bahwa anak dan remaja
harga diri hingga akhirnya meningkatkan
dengan social withdrawal yang sedikit
pula perasaan mampu untuk menjalin
saja mengekspresikan perasaan negatif
hubungan interpersonal. Sejalan dengan
yang
hal tersebut, penelitian oleh Asendorph
ia
alami
(sedih, cemas
dan
dalam
grup.
seseorang
(dalam
oleh teman sebaya dan victimisasi
menemukan bahwa anak yang pemalu
selama sekolah.
dengan IQ verbal yang lebih tinggi dan anak
Coplan,
2004)
socially
kompetensi sosial yang lebih baik,
withdrawn, kualitas positif yang dimiliki
seberjalannya waktu, cenderung lebih
dapat menjadi batu loncatan bagi anak
tidak pemalu dibandingkan anak lain
tersebut untuk lepas dari kecemasan
yang tidak memiliki kualitas positif
sosial yang ia miliki. Penelitian yang
tersebut.
dilakukan
(2006)
mengindikasikan bahwa orangtua dapat
yang
membantu anak mengatasi rasa malu
olahraga
atau kecemasannya dengan memberikan
oleh
mengindikasikan terlibat
dalam
yang
&
dapat
khawatir), tidak mengalami penolakan
Pada
Rubin
Perasaan
Findlay bahwa kegiatan
anak
Berbagai
untuk
penelitian
terlibat
ini
memiliki ketrampilan sosial, harga diri
kesempatan
dalam
dan penyesuaian diri yang lebih baik.
berbagai kegiatan dimana ia unggul di
Hal ini dapat terjadi karena perasaan
dalamnya sehingga ia merasa lebih
menguasai (sense of mastery), kontrol 168
JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
berharga dan
mau untuk menjalin
hubungan interpersonal.
four category model. Journal of Personality
Kesimpulan Interaksi
among young adult : a test of a
orangtua
dan
anak
and
Social
Psychology, 61, 226-244.
dari
Bowker, J.W., Rubin, K., Rose-Krasnor,
berkembangnya social withdrawal pada
L., & LaForce, C.B. (2007). Social
anak.
withdrawal, negative emotion, and
merupakan
prediktor
Adapun
hal-hal
yang
dapat
dilakukan oleh orangtua untuk mencegah
peer
dan mengatasi social withdrawal pada
childhood. In press
anak adalah mengembangkan kelekatan secure
dengan
anak,
memberikan
Chen,
X.
difficulties
Rubin,
Hastings,
during
K.H.,
P.D.,
late
Cen,
Chen,
H.,
G., &
dorongan pada anak untuk bersosialisasi,
Stewart, S.L. (1998). Child rearing
membantu anak untuk meregulasi dan
attitudes and behavioral inhibition
mengekspresikan
in chinese and canadian toddlers :
emosinya
serta
memberikan kesempatan untuk terlibat
a
dalam berbagai kegiatan dimana anak
Developmental
unggul di dalamnya sehingga ia merasa
677– 686.
lebih berharga dan mau untuk menjalin hubungan interpersonal.
cross
cultural
study.
Psychology,
4,
Coplan, R.J., Prakash, K., O’Neil, K., & Armer, M. (2004). Do you “want” to play? Distinguishing between
Daftar Pustaka Aktar, E., Majdandzic, M., De Vente,
conflicted
shyness
Wieke., & Bogels, S.M. (2014).
disinterest
in
Parental societal anxiety disorder
Developmental Psychology. 40(2),
prospectively predicts toddlers fear
244–258.
/ avoidance in a social referencing paradigm. Journal of Child and Psychology and Psychiatry, 55, 77-87.
(1991).
JURNAL PSIKOLOGI
social
early childhood.
Deniz, M., Hamarta, E., Ari, R. (2005). An investigation of social skills and loneliness levels of university students with respect to their
Bartholomew, K. & Horowitz, Leonard M.
and
Attachment
styles
attachment styles in a sample of Turkish students. Social behavior 169
PENDEKATAN BERBASIS POLA ASUH ORANG TUA
and Personality Journal. 33(1), 19-32.
(2009).
Findlay. (2006). Come out and play: shyness in childhood and the benefits of sports participation. (Disertasi, University Ottawa). Fitriana, T.S. (2015). Survey kecemasan sosial
pada
masyarakat
jabodetabek. Bahan Ajar Tidak Diterbitkan. Grady, J.S & Karaker, K. (2014). Do maternal warm and encouraging statements reduce shy toddlers social retirence?. Inf Child Dev. 23, 295-303. Kiel,
E.J.,&
Buss,
K.A.
(2014).
Dyregulated fear in toddlerhood predict withdrawal
kindergarten through
social protective
parenting. Inf.Child Dev. 23, 304313. Lewis-Morrarty,
E.,
Degnan,
K.A.,
Chronis-Tuscano, A.,Pine, D.S., Henderson, H.A.,&
Fox, N.A.
(2015). Infant attachment security and early childhood behavioral inhibition adolescent
170
Murray, L., Creswell, C.,& Cooper, PJ.
interact social
to
predict
The
development
of
anxiety disorders in childhood: an integrative review. Psychological Medicine. 39(9), 1413-1423. Ollendick, T.H.,& Benoit, K.E. (2012). A parent child interactional model of social anxiety disorder in youth. Clin Child Fam Psychol Rev. 15, 81-91. Overstreet, NM.,& Quinn, DM. (2013). The
intimate
partner
violence
stigmatization model and barriers to help seeking. Basic and applied social psychology. Pietromonaco, Schetter,
P.R.,Uchino, C.D.
(2013).
B.,& Close
relationship processes and health : implication of attachment theory for health and disease. Journal of Health Psychology. 32, 499-513. Rahmania,
H.N.,&
Putra,
M.G.B.
(2006). Hubungan antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orang tua dengan kecenderungan pemalu (shyness)
pada
remaja
awal.
INSAN, 8(3).
anxiety
Rubin, K.H. & Burgess, K. (2001). M.w.
symptoms. Child Development. 1–
Vasey & m.r. Dadds (eds.), the
16.
developmental psychopathology of JURNAL PSIKOLOGI
FITRIANA
anxiety. UK : Oxford University
social isolation. Merril Palmer
Press.
Quarterly. 50, 506-534.
Rubin, K.H., Burgess, K.B.,& Hastings,
Rubin, K.H., Coplan, R,J., Bowker, J.C.
P.D. (2002). Stability and social–
(2008).
behavioral
childhood.
consequences
toddlers’inhibited
of
temperament
and parenting behaviors. Child Development. 73(2), 483–495.
Paying
attention
to
and
not
neglecting social withdrawal and
JURNAL PSIKOLOGI
withdrawal
Annual
Review
in of
Psychology. Rubin, K.H., Coplan, R,J., Bowker, J.C.,&
Rubin, K.H.& Coplan, R.J. (2004).
Social
Menzer,
M.
(2002).
Handbook of childhood social development.
Blackwell’s
Publishing.
171