PENERAPAN MASALAH UTAMA USAHA MIKRO DI

Download Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375. Edisi Ke-VI, November 2011. 71. PENERAPAN MASALAH UTAMA USAHA MIKRO. DI LINGKUNGAN KAMPUS D...

0 downloads 305 Views 510KB Size
Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

PENERAPAN MASALAH UTAMA USAHA MIKRO DI LINGKUNGAN KAMPUS DAN LINGKUNGAN RUMAH (Tinjauan Mikro Ekonomi) Oleh: Marieska Lupikawaty Staf Pengajar Administrasi Niaga Politeknik Negeri Sriwijaya

ABSTRACT The purpose for this title is to explain in detail about the application of microeconomics where an entrepreneurs initially faced on the issue and also the option of opening or setting up a micro businesses. For example, I took in the field of food services on campus Polytechnic State of Sriwijaya and in homes area where I took the micro sample was randomized. Data obtained through interviews directly to the business and the writes’s observation in the place of business. The results is that every business has a good answer microeconomics problems so as to achieve business goals, is earnings each day. Raw material price increases to drive up the prices so that producers resolved the problem of what, how and for whom. The impacts of any change of quantity of goods demanded and offered. The conclusion is each business must solve the main problem is due to scarcity of microeconomics and choice of use of production factors including the price change, or is known as price elasticity. Key words: What, How, For whom and Price elasticity

PENDAHULUAN Mikroekonomi merupakan ilmu ekonomi dasar yang seharusnya lebih dipahami masyarakat maupun individu dalam kehidupan karena secara sadar maupun tidak sadar tingkah laku kita sehari-hari itu merupakan penerapan/aplikasi ilmu mikro ekonomi. Secara sederhana kita selalu dihadapkan kepada suatu pilihan waktu demi waktu, bahkan setiap menit ke detik. Sebagai contoh dari menentukan menu apa yang akan kita masak hari ini (tugas seorang ibu-red). Banyak sekali bukan yang bisa kita masak. Kalau tidak memikirkan dan menentukan pilihan tentu seorang ibu akan kebingungan. Jika seorang ibu tidak cerdas menentukan pilihan bisa saja hari ini ibu tidak memasak. Mengapa bisa demikian? Karena ibu memikirkan, yang pertama akan masak apa saya hari ini dan berapa banyak (berkaitan pula dengan besarnya pengorbanan yang dilakukan), yang kedua bagaimana cara saya memasak agar efisien (biar cepat) dan efektif (enak dan sedap dilihat) lalu terakhir untuk siapa saya memasak, apakah untuk keluarga inti saja (suami dan anak-anak) atau keperluan acara dirumah (misal untuk arisan keluarga). Jika seorang ibu tidak cerdas menyelesaikan masalah memasak dan pilihan yang dihadapi maka orang dirumah tidak bisa makan hari ini…yah ini sekedar gambaran bahwa apapun bentuknya 71

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

bila kita dihadapkan kepada sebuah masalah dan pilihan ini adalah bentuk dari aplikasi ilmu mikroekonomi. Sehingga bila kita telah mempelajari ilmu mikroekonomi dan juga dapat memahami makna yang terkandung dalam ilmu ini, maka insyaallah setiap keputusan dari masalah dan pilihan kita akan mencapai solusi yang terbaik. Begitu pula tujuan saya menulis judul ini saya akan membantu untuk menjelaskan secara detil tentang penerapan mikroekonomi dimana mereka awalnya dihadapi tentang masalah dan juga pilihan dalam membuka atau mendirikan usaha mikro ini. Contoh usaha mikro yang saya ambil yaitu dibidang jasa makanan di lingkungan kampus Politeknik Negeri Sriwijaya dan di lingkungan rumah dimana saya mengambil sample usaha mikro ini secara acak. Data didapat melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha dan pengamatan penulis di tempat usaha.

TINJAUAN PUSTAKA Ilmu ekonomi (economics) sering dikaitkan dengan uang. Kalau belajar ilmu ekonomi harus bisa mengatur dan memiliki uang. Mungkin seperti itulah pikiran kita selama ini sebelum mempelajari ilmu ekonomi. Padahal seorang sarjana ekonomi tidak harus kaya dan belum tentu dapat hidup hemat. Uang memang dipelajari dalam ilmu ekonomi, tapi bukan satu-satunya materi studi. Bahkan uang hanya sebagian kecil materi studi ilmu ekonomi. Jadi apa yang sebenarnya dipelajari dalam ilmu ekonomi? Salah satu jawaban paling sering dimana kita adalah makhluk yang serba terbatas sedangkan kebutuhan dan keinginan tak terbatas. Tidak semua cita-cita atau keinginannya dapat tercapai, karena itu manusia harus berani menentukan pilihan. Pengambilan keputusan pilihan itu bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sehingga manusia perlu belajar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Definisi Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu maupun masyarakat dalam menentukan pilihan menggunakan Sumber Daya-Sumber Daya atau faktor-faktor produksi yang langka dalam upaya meningkatkan taraf hidupnya (Rahardja dan Manurung : 3). Sehingga dengan definisi ini jelas bahwa kita sebagai manusia selalu dihadapi dengan masalah dan pilihan. Mengapa ada pilihan? Jawabannya karena ada kelangkaan. Kelangkaan itu mencakup kuantitas, berkualitas baik, tersedia dimana saja (disetiap tempat), dan kapan saja (waktu) dibutuhkan. Sebagai contoh, udara (oksigen) untuk pernafasan manusia. Coba kita bandingkan udara di daerah pedesaan dengan udara di lingkungan pabrik, mana yang kita pilih? Intinya kelangkaan terhadap faktor-faktor produksi yang kita miliki sebagai konsumen. Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia, yang dapat digunakan untuk memproduksikan barang72

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

barang dan jasa-jasa (Sukirno Sadono : 6). Beberapa faktor-faktor produksi dibedakan kepada 4 golongan yaitu: 1. Tanah dan sumber alam, Merupakan factor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya tanah, barang tambang, hasil hutan, hasil kelautan, air dan berbagai sumber alam yang dapat dijadikan modal. Balas jasa karena penggunaan tanah biasanya dalam bentuk sewa (pendapatan/ penghasilan bagi pemilik tanah). 2. Tenaga kerja, Tenaga kerja meliputi keahlian dan ketrampilan yang dimiliki. Balas jasa dari penggunaan tenaga kerja biasanya berupa gaji dan upah. 3. Modal, Faktor produksi ini meliputi benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa yang mereka butuhkan. Balas jasa dari penggunaan factor produksi modal adalah berupa pengembalian modal dan disertai dengan tingkat bunga atas modal pinjaman. 4. Kewirausahaan, Yang dimaksud dengan keahlian kewirausahaan adalah keahlian dan kemampuan pengusaha-pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Balas jasa dari menghasilkan berbagai macam produk yaitu laba atas penjualan produk yang mereka hasilkan. Ada juga faktor-faktor produksi yang merupakan perincian dari factor-faktor produksi seperti uraian diatas, yaitu oleh pakar ekonomi dikenal sebagai 6M yaitu Man, Money, Methode, Machine. Material and Market.

Ruang Lingkup Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi sendiri terbagi dua karena begitu luasnya daya aplikatif ilmu ekonomi. Dimana ada kelangkaan, disitu ilmu ekonomi dapat diterapkan. Sehingga untuk judul tulisan ini saya lebih mengarah dalam aplikatif ilmu ekonomi mikro. Dimana proses alokasi sumber daya/ faktor-faktor produksi secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri dibahas dalam ilmu ekonomi Mikro. Ilmu Ekonomi Mikro dinamakan “ilmu ekonomi kecil”, yaitu bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.

Masalah Utama Ilmu Ekonomi Mikro Secara umum masalah ekonomi adalah masalah pemilihan alokasi sumber daya yang langka, dan secara khusus masalah ilmu ekonomi adalah:  Apa yang harus diproduksi dan berapa banyak (What), Ini berkaitan dengan kelangkaan akan sumber daya-sumber daya untuk membuat pilihan memproduksi apa yang dapat ditawarkan kepada pasar dan berapa banyak karena berhubungan dengan efisiensi sumber daya-sumber daya yang dimilki. Oleh sebab itu pilihan-pilihan harus dilakukan. Makin banyak sesuatu jenis barang akan dihasilkan semakin banyak faktor produksi yang akan digunakan  Bagaimana memproduksinya (How), Pada masalah kedua ini berhubungan dengan proses maupun cara untuk menghasilkan barang-barang maupun jasa 73

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011



dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam proses produksi ini apakah memakai teknologi tinggi karena berhubungan positif dengan skala produksi, bagaimana kemampuan manajemen perusahaan, iklim usaha dan persaingan seperti apa, apakah kemampuan finansial perusahaan dapat menyeimbangkan terhadap cara produksi, dan bagaimana sikap mental pengelola perusahaan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada. Masalah efisiensi merupakan salah satu faktor yang dijadikan dasar pemilihan metode. Yang akan dipilih adalah yang mampu menciptakan barang-barang tersebut dengan cara yang paling efisien. Masalah ini berhubungan khusus dengan teori perilaku produsen dan pemikiran terhadap biaya-biaya produksi. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi (for Whom), Permasalahan ini berhubungan dengan teori perilaku konsumen. Jadi para produsen harus tahu market/konsumen untuk memasarkan produk yang telah diproduksi. Berarti para produsen juga harus mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang untuk memenuhi kebutuhan mereka agar produk yang mereka hasilkan laku dan produsen dapat bertahan dalam persaingan industri.

Elastisitas Harga Dalam berjalannya proses produksi biasanya terjadi perubahan karena beberapa faktor dari permintaan atau penawaran yang mengalami perubahan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi permintaan dan penawaaran adalah harga barang tersebut. Umumnya yang terjadi perubahan adalah harga dari bahanbahan pokok (material) yang merupakan salah satu faktor-faktor produksi. Sehingga berakibat terhadap harga jual kepada konsumen. Elastisitas Harga: yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan yang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen, atau secara umum ditulis: Hasil perhitungan diatas didapat 5 hasil seperti dibawah ini: Ed 

• • • • •

% Perubahan jumlahbarang yang diminta atau ditawarkan % Perubahanharga barang itu sendiri

Ed > 1 disebut elastis perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Ed < 1 disebut in elastis perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Ed = 1 disebut unitary elastis Jika harga naik 10% maka perubahan permintaan juga turun 10%. Ed = 0 disebut inelastis sempurna berapapun perubahan harga barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Ed = ~ disebut elastis sempurna perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak hingga besarnya. 74

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

PEMBAHASAN Tulisan ini akan memperlihatkan masalah utama pelaku bisnis karena adanya kelangkaan faktor-faktor produksi yang dipakai sehingga dihadapkan kepada pilihan dalam mengatasi masalah utama mikroekonomi. Sampel data yang penulis ambil yaitu usaha perseorangan di bidang makanan. Sehingga masalah utama yang dihadapi masing-masing pelaku usaha adalah: What Masalah pertama ini menjawab pertanyaan mengenai apa yang akan diproduksikan dan dijadikan usaha dan berapa banyak jumlahnya? Karena usaha makanan artinya faktor-faktor produksi yang akan dipakai dan tentunya terbatas jumlahnya yaitu seperti bahan baku (material), jumlah pegawainya, tempat usaha dan juga keahlian. Lalu setelah memikirkan keterbatasan tadi dihadapkan terhadap pilihan yaitu jenis makanan apa yang dapat diproduksi. Bukankah banyak sekali jenis makanan yang bisa diproduksi? Sehingga harus dipertimbangkan dengan baik dan memilih apa yang akan diproduksi. Setelah mendapat pilihan jenis makanan yang akan diproduksi, tentu dipikirkan kembali masalah selanjutnya yaitu berapa banyak dalam sehari (misalnya) yang harus diproduksikan secara efisien dan efektif. Jangan sampai produksi banyak tapi tidak habis terjual. Bila ini terjadi artinya penghamburan faktor-faktor produksi yang telah digunakan. Inilah yang dinamakan tidak efisien. Juga bisa dikatakan tidak efektif yaitu tujuan kita untuk usaha yaitu menghasilkan laba tidak tercapai bahkan sebaliknya mendapatkan kerugian. Sehingga pelaku usaha pasti telah melalui masalah pertama ini dan dapat mengatasinya sendiri. How Masalah kedua mikro yaitu mengenai metode apa yang akan dipakai pelaku usaha untuk memproduksi barang jualnya. Pada tulisan ini metode yang dipakai masih sangat sederhana dan biasa dipakai oleh masyarakat umum dalam memasak/memproduksi makanan yang dijual. Karena makanan yang diproduksi atau dimasak tidak terlalu banyak masih di bawah 125 porsi per hari. Biasanya pemilik usaha itu sendiri yang memproduksi sehingga efisiensi terhadap penggunaan tenaga kerja juga total pengorbanan (total biaya) tidak terlalu besar dan laba yang diharapkan besar. For Whom Pelaku usaha harus memikirkan untuk siapa makanan ini diproduksi atau siapa konsumen dari makanan yang diproduksikan. Karena produknya makanan, biasanya ini menyangkut terhadap lokasi dimana usaha ini dipasarkan. Sehingga orientasinya adalah konsumen atau pasar. Penulis mengambil data dari dua lingkungan berbeda yaitu lingkungan di kampus dan lingkungan di sekitar rumah. Lalu penulis juga mencoba menguraikan perubahan yang biasa terjadi dalam suatu usaha yaitu kenaikan dari harga jual yang ditetapkan penjual karena imbas dari 75

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

kenaikan bahan baku yang terkandung di dalam barang yang dijual. Sehingga dampaknya terjadi perubahan pula terhadap jumlah barang yang diminta atau barang yang ditawarkan. Perubahan dalam istilah ekonomi ini dikenal sebagai elastisitas. Karena faktor perubahnya adalah harga maka dinamakan elastisitas harga. Bagaimana hubungan antara elastisitas harga dengan masalah utama mikroekonomi? Jawabannya adalah jika terjadi perubahan harga menyebabkan perubahan terhadap jumlah barang yang diminta ataupun barang yang ditawarkan, sehingga pelaku usaha harus kembali memikirkan kembali ketiga masalah utama tadi yaitu (i) What; yang dijual mungkin akan sama tapi yang dipertimbangkan lagi berapa banyak barang yang akan kita produksi karena kenaikan harga bahan baku? (ii) How; bagaimana perubahan terhadap efisiensi faktor produksi yang dipakai? Ini menyangkut masalah kenaikan biaya total hingga berdampak kepada pendapatan yang akan didapat. (iii) for whom; penyesuaian harga jual akibat kenaikan harga bahan baku harus mempertimbangkan harga yang masih dapat dibeli dan tidak dirasakan menjadi beban buat konsumennya. Tabel, Lingkungan Kampus

Masalah Utama: What? Yang diproduksikan di kantin Polsri ini tentunya adalah berbagai jenis makanan. Sebagai contoh pada kantin Cantik, pemiliknya Bukde Lisa. Beliau menjawab masalah pertama ini dengan memproduksi berbagai menu paket nasi. Tapi yang terlaris adalah paket ayam dengan 3 jenis rasa yaitu ayam bakar, ayam 76

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

goreng dan ayam bakar saus tiram. Beliau memproduksi paket nasi ayam ini sesuai besarnya permintaan konsumen. Pada tahun 2010 rata-rata permintaan adalah 85 porsi. Begitu juga dengan empat pelaku usaha di kantin Polsri, umumnya memproduksi makanan yang dapat menarik minat konsumen yaitu civitas akademika Polsri. Berapa banyak yang diproduksi per hari? Umumnya mereka mengaku disesuaikan dengan besarnya permintaan pada masing-masing usaha. How? Produk makanan di kantin Polsri umumnya diproduksi atau dimasak sendiri oleh pemiliknya dengan metode yang biasa ditemui di rumah dalam memasak suatu makanan. Hal ini menjawab masalah mikro yang kedua. Karena usaha ini adalah usaha perseorangan yang masih skala usaha kecil, tidak memerlukan pengorbanan/faktor-faktor produksi yang terlalu besar. Sehingga pengorbanan dapat dilihat dari besarnya total biaya yang dikeluarkan per hari dalam memproduksi makanan tersebut. Lalu tujuan pencapaian laba usaha didapatkan lumayan besar per harinya. For Whom? Lokasi usaha berada di dalam kampus Polsri yaitu kantin Polsri. Tentu pelaku usaha sangat menyadari ini, bahwa konsumen mereka adalah civitas akademika kampus khususnya kepada para mahasiswa. Perubahan harga sudah dirasakan para pelaku usaha. Semuanya menyatakan bahwa pada tahun 2011 terjadi kenaikan bahan baku. Sehingga mengakibatkan pelaku usaha menaikkan harga jual makanan mereka. Lalu mereka menyesuaikan kembali terhadap 3 masalah utama tadi:  What; jenis makanan yang dijual tidak berubah tapi yang berubah adalah kuantitas barang yang diminta (sisi konsumen) dan barang yang ditawarkan (sisi produsen). Seperti contoh pada kantin Cantik dan kantin Barokah. Mereka mengambil keputusan menambah jumlah barang yang ditawarkan. Karena hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa hasilnya positif sehinga termasuk elastisitas penawaran (sisi produsen). Untuk kantin cantik jenisnya elastisitas 6,6 artinya perubahan barang yang ditawarkan lebih besar daripada kenaikan harga. Kantin Cantik tetap dapat mendapatkan konsumen yang banyak walau terjadi kenaikan harga seolaholah konsumen tidak terpengaruh terhadap kenaikan harga jual. Untuk kantin Barokah jenisnya inelastisitas 0,6 artinya perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil daripada perubahan kenaikan harga. Sedangkan tiga contoh lainnya jenisnya inelastisitas sempurna artinya kenaikan harga tidak mempengaruhi terhadap jumlah permintaan dan penawaran.  How; tidak terlalu berpengaruh terhadap metode maupun biaya dan laba diperoleh  For whom; kenaikan biaya jual disesuaikan dengan kemampuan daya beli mahasiswa, sehingga kenaikan harga jual tidak membuat mahasiswa lari. 77

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

Tabel, Lingkungan Luar Kampus

Masalah Utama: What Yang diproduksikan adalah berbagai jenis makanan. Sebagai contoh pada Rumah Makan Samo Raso, pemiliknya Kamaluddin Ade. Beliau menjawab masalah pertama ini dengan memproduksi berbagai menu masakan padang. Salah satu sample data yang diambil adalah nasi telur. Beliau memproduksi nasi telur ini sesuai besarnya permintaan konsumen. Pada tahun 2010 rata-rata permintaan adalah 150 porsi. Begitu juga dengan empat pelaku usaha di dalam tabel, umumnya memproduksi makanan yang dapat menarik minat konsumen yaitu masyarakat umum. Berapa banyak yang diproduksi per hari? Umumnya mereka mengaku disesuaikan dengan besarnya permintaan pada masing-masing usaha.

How Produk makanan ini umumnya diproduksi atau dimasak sendiri oleh pemiliknya dengan metode yang biasa ditemui di rumah dalam memasak suatu makanan. Hal ini menjawab masalah mikro yang kedua. Karena usaha ini adalah usaha perseorangan yang masih skala usaha kecil, tidak memerlukan pengorbanan/faktor-faktor produksi yang terlalu besar. Sehingga pengorbanan dapat dilihat dari besarnya total biaya yang dikeluarkan per hari dalam memproduksi makanan tersebut. Lalu tujuan pencapaian laba usaha didapatkan lumayan besar per harinya. 78

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

For Whom Lokasi usaha berada umunya di pinggir jalan besar. Tentu pelaku usaha sangat menyadari ini, bahwa konsumen mereka adalah masyarakat di sekitar lokasi usaha. Perubahan harga sudah dirasakan para pelaku usaha. Semuanya menyatakan bahwa pada tahun 2011 terjadi kenaikan bahan baku. Sehingga mengakibatkan pelaku usaha menaikkan harga jual makanan mereka. Lalu mereka menyesuaikan kembali terhadap 3 masalah utama tadi:  What; Jenis makanan yang dijual tidak berubah tapi yang berubah adalah kuantitas barang yang diminta (sisi konsumen) dan barang yang ditawarkan (sisi produsen). Seperti contoh pada Contoh Rumah Makan Samo Raso dan Model Ikan. Hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa hasilnya negatif sehinga termasuk elastisitas permintaan (sisi konsumen). Terjadi penurunan permintaan akibat kenaikan harga. Kemudian usaha Martabak Pakde, Bongkol dan Rempeyek termasuk elastisitas penawaran (sisi produsen). Jadi kenaikan harga membuat mereka menambah pula jumlah penawaran produksi. Untuk Martabak Pakde jenisnya elastisitas artinya besarnya perubahan kuantitas lebih besar daripada perubahan harga.  How; Tidak terlalu berpengaruh terhadap metode maupun biaya dan laba diperoleh.  For Whom; Kenaikan biaya jual disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat, sehingga kenaikan harga jual tidak membuat konsumen beralih.

KESIMPULAN 1. Setiap usaha dilalui dengan menjawab masalah utama mikro ekonomi. 2. Manfaatnya adalah untuk menyelesaikan masalah kelangkaan faktor-faktor produksi yang dipakai untuk memproduksi barang sehingga pelaku usaha dihadapkan dengan pilihan-pilihan. 3. Bahan baku merupakan salah satu faktor-faktor produksi. Perubahan harga yaitu kenaikan bahan baku umumnya terjadi, hingga berdampak kenaikan harga jual. Perubahan ini dalam istilah ekonomi dikenal sebagai elastisitas. 4. Elastisitas diselesaikan dengan menjawab kembali tiga masalah pokok ekonomi mikro.

79

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

DAFTAR PUSTAKA Prathama Rahardja. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

80