PENERAPAN METODE AHP DALAM SISTEM PENDUKUNG

Download Penerapan Metode AHP Dalam Sistem Pendukung Keputusan. Penempatan Karyawan Menggunakan Aplikasi Expert Choice. Oleh: Iskandar Z. Nasibu...

0 downloads 666 Views 2MB Size
JURNAL PELANGI IIMU VOLUME ZNO. 5, MEl 2009

Penerapan Metode AHP Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Karyawan Menggunakan Aplikasi Expert Choice Oleh: Iskandar Z. Nasibu Abstract Quality of Human Resource is one of factor which to increase performance and productivity in organization or institution. Term 'the right man on the right job' clearlyly depicts that strategic position in a structural institute ought to be occupied by correct man as according to expertise and knowledge owned by it. This article aim to depict solution toward election problem of employee having achievement to occupy strategic occupation applies approach of the theory AHP (Analytic Hierarchy Process) and uses decision support system 'expert choice' to assist the side of policy taker in determining placement decision of employee based on placing criterion of occupation which has been specified.

-z-1 l

Kata Kunci: Metode AHP, DSS, Aplikasi, Expert Chaise

Pendahuluan

I

I

l

~

Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam perkembangan sebuah perusahaan maupun lembaga struktural lainnya, terutama yang terkait dengan jabatan-jabatan struktural yang strategis. Kualitas Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi/instansi. Oleh karena itu diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi

sehingga selanjutnya ketepatan penempatan seseorang pada sebuah jabatan akan membawa dampak strategis bagi kelangsungan perusahaan. Istilah 'the right man on the right job ' secara jelas menggambarkan bahwa posisi strategis dalam suatu lembaga struktural seharusnya ditempati p leb orang yang tepat sesuai dengan keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya. . Urusan penempatan seseoranE pada jabatan tertentu di sebual:

JURNAL PELANGI ILMU VOLYME 2 NO. 5, MEl 2009

lembaga struktural biasanya dilakukan oleh suatu tim khusus di bidang sumberdaya manusia. Tim tersebut beranggotakan beberapa orang yang kompeten di bidangnya, yang merupakan para pengambil keputusan di bidang kompetensi jabatan. Berbagai pertimbangan/ kebijakan diperlukan untuk memastikan bahwa jabatan tersebut adalah tepat dan strategis untuk seseorang yang dipilih. Pertimbangan maupun kebijakan tersebut seringkali didasarkan pada penilaian kinerja yakni pengetahuan/keahlian yang terkait dengan pekerjaan, kreativitas, perencanaan, pelaksanaan instruksi, pelaksanaan deskripsi tugas, kualitas kerja, kerjasama dan sikap terhadap karyawan lain, inisiatif, kehandalan, kehadiran, sikap pekerjaan, keuletan, dan kejujuran. Demi efisiensi dan efektifitas kerja maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Banyaknya faktorlkriteria penentu kebijakan dapat menghambat kinerja dari para pengambil keputusan, apalagi jika masingmasing calon yang diajukan memiliki kemampuan yang setara. Pengambil keputusan biasanya secara manusiawi terbentur pada faktor 'like and dislike' sehingga seringkali salah menempatkan

,.\ '

•.

seorang karyawan pada jabatan yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, sehingga seringkali individu yang dipilih · untuk menempati suatu jabatan, memiliki kinerja yang tidak optimal karena kurang sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian perlu diterapkan sebuah metode analisis tertentu yang dapat membantu tim tersebut agar dapat memilih satu calon yang tepat untuk menempati jabatan tertentu. Tulisan ini ditujukan untuk memberikan gambaran solusi terhadap masalah pemilihan karyawan yang berprestasi untuk menduduki jabatan strategis dengan menggunakan pendekatan teori AHP (Analytic Hierarchy Process) dan memakai aplikasi sistem pendukung keputusan 'expert choice' untuk mernbantu pihak pengambil keputusan dalam menentukan pilihan. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung Keputusan diterjemahkan dari istilah DSS (decision support system). Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada pengambilan keputusan manajemen. Keduanya adalah profesor dari MIT, yang

.I

....

JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2NO. 5, MEl 2009

kemudian bersama-sama menulis artikel dalam jumal yang berjudul "A Framework for Management mereka Information System" merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manaJemen. Secara harafiah, DSS (decision support system) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Sistem Pendukung Keputusan, dan dianggap berkaitan erat dengan pengertian sebagai Sistem infonnasi atau model analisis yang dirancang untuk membantu para pengambil keputusan dan para profesional agar mendapatkan data yang akurat berdasarkan data yang ada (www. total.or.id). Menurut Turban (2005), sistem pendukung keputusan (decision support system/DSS) merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antannuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. Selanjutnya Indrajit (2008) mengemukakan bahwa DSS merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manaJemen dalam proses

pengambilan keputusan. . Keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. pada hakekatnya DSS merepresentasikan' permasalahan manajemen yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya ·dalam bentuk model matematika). Beberapa definisi sistem pendukung keputusan yang lain menjabarkan DSS sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer unhm menciptakan informasi yang berg-iina dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi (http://republikbm.blogspot.com). Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahw~ DSS adalah sebuah sistem yanf kepad~ memberikan dukungan seorang manajer, atau kepad~ sekelompok manajer yang relati: kecil yang bekerja sebagai tin pemecah masalah, dalam meme· cahkan masalah semi terstruktu dengan memberikan informasi ~ ata1 saran mengenai keputusan tertentu Informasi tersebut dapat diberikru dalam bentuk laporan berkal~ laporan khusus, maupun output dru

JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2 NO. 5, MEl 2009

model rnatematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk rnemberikan saran dalam tingkat yang bervariasi. Selanjutnya beberapa ciri/ karak.teristik wnum dari sebuah sistem pendukung keputusan yang membantu kita dalam mernahami definisi Sistem Pendukung Keputusan (DSS) yang ideal yaitu: • DSS adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara mesin/ komputer dan pengguna. • DSS ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam berbagai level manajemen dan bukan untuk mengganti posisi manusia sebagai pembuat keputusan . • DSS mampu memberi altematif solusi bagi masalah semi/tidak. terstruktur baik bagi perseorangan atau kelompok dan dalam berbagai macarn proses dan gaya pengambilan keputusan. • DSS menggunak.an data, basis data dan analisa model-model keputusan. • DSS bersifat adaptif, efektif, interaktif,easy to use dan fleksibel • DSS menyediak.an ak.ses terhadap berbagai macam format

..



dan tipe swnber data (data source). Selanjutnya di dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu: • Membantu manaJer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah setn1 terstruktur • Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut • Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi. Ketiga tujuan ini berkaitan dengan riga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Saat ini DSS telah salah satu jenis aplikasi teknologi informasi yang mendominasi perusahaanperusahaan modern yang ingin meningkatkan kualitas manaJemen dalam menunjang proses pengambilan keputusan. Tidak. sedikit perusahaan-perusahaan yang memutuskan untuk melakukan perubahan besar-besaran seperti restrukturisasi, business process reengineering, total quality management, change management, dan program-program manajemen perubahan lainnya untuk mernperbaiki kinerja perusahaan.

.I

...-

'•

·-

JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2 NO. 5,lv1EI 2009

Teknologi informasi sebagai fasilitas penunjang dalam pengambilan keputusan dilihat sebagai salah satu komponen utama yang menjadi pedoman dalam pendefinisian sistem dan prosedur perusahaan yang bam. Karena mencakup masalah yang semi-terstruktur ini, maka perpaduan antara komputer dan manusia menjadi faktor yang menentukan. Bagian dari masalah yang lebih bersifat terstruktur dapat ditangani dengan baik oleh aplikasi komputer yang dibangun untuk menangani masalah tersebut, sementara bagian masalah yang bersifat tidak terstruktur ditangani oleh manusia pembuat keputusan. Oleh karena itu, DSS memadukan unsur aplikasi komputer dengan unsur kemanusiaan pengambil keputusan. Beberapa alasan mengapa perusahaan-perusahan utama memulai pengembangan DSS dalam skala besar diuraikan sebagai berikut: kebutuhan akan informasi yang akurat DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi Kebutuhan akan informasi bam Manajemen diamanahi DSS Penyediaan informasi yang tepat waktu Pencapaian pengurangan biaya. Alasan lain dalam pengem-

bangan DSS adalah perubahan perilaku komputasi end user. End user bukanlah programer sehingga mereka membutuhkan tool dan prosedur yang mudah digunakan, dan ini dipenuhi oleh DSS. Hal ini ' juga dilatarbelakangi oleh kebutuhan misalnya memungkinkan pernbuatan simulasi dengan proses trial and error, kemudian kebutuhan akan sistem yg fleksibel dengan informasi yg interaktif serta mudah digunakan (user friendly) . Manfaat yang dapat diambil dari pemakaian DSS adalah pengambilan keputusan yang.. rasional sesuai dengan jenis kep'lr-.. tusan yang diperlukan, DSS mampu membuat peramalan (forecasting), mampu memban-dingkan altematif tindakan, membuat analisis dampak serta membuat model. Ada banyak aplikasi sistem pendukung keputusan yang beredar, baik yang berdiri sendiri misalnya expert choice, SuperDecisions dan aplikasi sejenisnya, maupun yang dibuat dalam lingkungan dengan aplikasi yang telah ada, misalnya pada aplikasi spreadsheet MS Excell, baik berbasis spreadsheet itu sendiri maupun dengan menibua1 fungsi macro VBA (visual basic application).

JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2 NO. 5, MEl 2009

MetodeAHP AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah salah satu metode dalam sistem pengambilan keputusan yang menggunakan beberapa variabel dengan proses analisis bertingkat. Analisis dilakukan dengan memberi nilai prioritas dari tiap-tiap variabel, kemudian melakukan perbandingan berpasang-an dari variabel-variabel dan altematifalternatifyang ada (Saaty, 1993). ~enurut Suryadi dan Ramdhani (2000), AHP merupakan suatu model pengambilan keputusan yang bersifat komprehensif. AHP mempunya1 kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobyektif dan multi-kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Berikut ini adalah beberapa kelebihan AHP: l . Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampm pada subsubkriteria yang paling dalam. validitas 2. ~emperhitungkan sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan altematif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. ~emperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis

r.

.. )'

sensivitas pengambilan keputusan. Prinsip Kerja AHP Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi basil pada sistem tersebut ~arimin, 2004). Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki dari permasalahan ( dekomposisi), melakukan pembandingan berpasangan antar variabel, melakukan analisis/evaluasi, dan menentukan altematif terbaik (Saaty, 1993). Lebih lanjut, Suryadi dan Ramdhani (2000) mengemukakan bahwa pada dasarnya langkahlangkah dalam metode AHP diuraikan sebagai berikut: 1. ~enyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

l

'j

•.

~..

'

JURNALPELANGI IIMU VOLUME·2 NO. 5, ME/ 2009

~-

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsum a, aitu kriteria dan

altematif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 1. di bawahini:

Goal

Objectives Sub-

Alternatives

c:::::Jc:::::Jc:::::Jc:::::Jc:::::Jc:::::Jc:::::J c:::::Jc:::::J c:::::Jc:::::J C:=J c:::::Jc:::::Jc:::::Jc:::J C:=Jc:::::J c:::::Jc:::::J C:=Jc:::::Jc:::Jc:::::J c:::::Jc:::::Jc:::::J

Gambar 1. Struktur Hierarki AHP

2. Penilaian kriteria dan alternatif K.riteria dan altematif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 Tabe I 1 Intensitas Kepentingan

1 3

5 7 9 2,4,6,8

Ska Ia P ern"Iatan . P erband"mgan B erpasangan Keterangan

Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikitlebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilaipertimbangan-pertimbangan y ang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan

El

adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat' dilihat pada Tabell.

untuk memilih kriteria, rnisalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, rnisal Al, A2, dan A3 . Selanjutnya susunan elem~n­ elemen yang dibandingkan ters~but akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini:

• JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2 No: 5, MEl 2009

Tabel2. Contoh rnatriks perbandingan berpasangan

I

.

I

~

~

1

I

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya send~ maka diberi nilai 1. Jika elemen 1 dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya. Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal d~ sebuah analisis sebelumnya atau dan pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman ata~ pemahaman yang besar mengena1 masalah keputusan yang dihadapi, dia dapat langsung maka memasukkan pembobotan dari setiap alternatif (Amborowati, 2008).

,.~-

•.

I

~

2

I

AJ

I

3. Penentuan prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (painvise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat altematif dari seluruh altematif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dap~t dibandingkan sesuai dengan perulaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Pertimbangan-pertilnbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapantahapan berikut: a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan. b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks. 4. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara

I

·~

r-= )

JURNAL PELANGI /IMU VOLUME 2 NO. 5, ME/ 2009

I

~ - ··

I

•\

I

konsisten sesuru. dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus . mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998): Hubungan kardinal : 3ii . aik = aik Hubungan ordinal : Ai > Ai, Ai > Ak maka Ai > Ak Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut : a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya hila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang. b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari ptsang maka anggur lebih enak dari pisang. Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks

tersebut tidak konsisten sempurna. Hal rm terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti: . langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat A.maks. e. Indeks Konsistensi (CI) ~ • (A.maks-n) I (n-1) -.. f. Rasio Konsistensi = CII RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasto < 0.1, hasil konsistensi perhitungan data dapat dibenarkan. Nilai RI didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Saaty (1993), yang ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3 Nilai Indeks Random Ukuran RI

I 0,00

2 0,00

3 0,52

4 0,89

5 1,11

6

1,25

7 1,35

8 1,40

9 1,45

,I 10 - 1,49

J URNAL PELANGI IIMU VOL(}ME 2 NO. 5, MEl 2009

Implementasi Expert choice

,.l '

Expert choice adalah salah satu aplikasi DSS yang dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan sebuah keputusan dengan banyak kriteria dengan menggunakan metode AHP. Aplikasi ini dipilih berdasarkan pertirnbangan penggunaany~ yan~ relatif mudah, serta tersedia verst trial yang dapat digunakan secara bebas untuk jumlah kriteria yang telah ditentukan. Penentuan kriteria pada Sistem Pendukung Kepu~s.~ pemilihan karyawan berprestasi. tru dapat dilakukan oleh pthak manajerial atau tim yang secara khusus dibentuk. Selanjutnya aplikasi expert choice digunakan untuk menentukan salah seorang karyawan yang memiliki kinerja terbaik untuk selanjutnya diberi jabatan strategis pada sebuah lembagalinstansi. .P~da contoh kasus ini kriteria penilatan

kinerja karyawan ditetapkan sebanyak 6 buah yaitu keahli~, kualitas kerja, disiplin, kehadiran, keuletan dan kejujuran. Jumlah kriteria ini masih mungkin ditambah. dengan kriteria lainnya, namun dalam tulisan ini hanya dibatasi pada jurnlah tersebut. Kriteria lain. ~ang dirnaksud adalah kreatlVltas, perencanaan, kehandalan, pelaksanaan instruksi, pelaks~aan deskripsi tugas, kerjasama dan sikap terhadap karyawan lain, inisiatif, kehandalan, sikap pekerjaan dan keuletan serta kriteria lainnya yang ditetapkan sesuai dengan spesiflkasi yang diperlukan oleh jabatan yan~ akan diberikan, sedangkan altemattf karyawan yang akan dip~ih ditetapkan sebanyak 3 orang yattu karyawan A, B dan karyawan C. Struktur AHP yang didesain bisa dilihat pada garnbar di bawah ini.

r-------=::--:--::-;-:~

Gambar 2. struktur AHP penempatan jabatan strategis



!

JURNAL PEEANGI IIMU VOLUME 2'NO. 5, MEl 2009

Selanjutnya assesment atas nilai dari berbagai altematif dan kriteria disajikan dalam tabel berikut. Tabel4. assesment atas nilai kriteria dan altematif Kriteria I alternatif A B c Keahlian Kualitas kelja Disiplin Kehadiran Keuletan Kejujuran

0.313 0.249 0.309 0.454 0.2% 0.322

0.357 0.457 0.328 0.230 0.356 0.389

0.330 0.293 0.363 0.316 0.348 0.290

Penentuan prioritas untuk semua kriteria penempatan karyawan disajikan dalam gambar berikut. :;....eo. :r:.~i.f{t~..,.t!!l~~-:~l"t:!~~'it::!l'2~-t.'!.lJ-;1~~.'1l.!'~&n·~~lP.9!'....~::.:~:_::~_:...::::_~~.0~~c... ..~-~ oa _ ... ..__..._,. ' ~

~.

r

I

I I

.

.

I ••1

~

...:

\. I .....

I -

I ;:1:1"

I

·-·

~

-,

I

r.

I

t".u ahl h :u -.

-...........

--•lt •oo

Ku • l l - •

- •J• 1.:z &~

Ku.. . . . . . . .. . .. .

t........ t.et •

O t • I .. UH

K • h • ol.lo•u

. ~~~::::

. ::u~-::n

z.•

:s.333

«......,_,

K *'l ..... ••••

.._ 33:1

't. e . . ... ....

lt, el't5 1 , 9;

• · •• 1 , AA7

s ,a

2 . «011'

I

Gambar 3. penentuan prioritas atas kriteria penempatan jabatan strategis ,,'

I

I I

I

I

I



Selanjutnya hasil analisis kriteria disajikan berturut-turut sebagai berikut.

:~~m!l~~~?i~~]!TJ-~!~i~~jfff~~~~~~~j}j~~£~. ::j·_~..5l~iE~e

A.

!;:dit

A~

~I.Morr..;uy

I ools

!de~l

• D,h.lributive mode

I

mode

Det~js Sorl bt.J .Euotity Synthe~is

with respect to:

J-!~tan Str~tegis

Ov eraM Jncon!>istency - , 00

e

, 351

A

1 331

c

, 319

JURNALPELANGI IIMU VOLUJv!.E 2 NO: 5, MEl 2009

Gambar 4. Sintesa dengan mempertimbangkan Jabatan Strategis ·-~~~~'t.iO,!Wl~~f!-~PfM~N?!~'t;~~ti-~f~t&~~~~!'l.~~~~'t.:?:!~·"-'[~~·~·t:=J~,:b: ·

.

~



QJ!t-

t'J-t:::

fiNIII

WJnd!O-

I L, _,.•><..

.I s-•- ..,..·

,__,

~-

-

s.... •

Gambar 5 performance sensitivity

f~t~.~~q_£¥.:1i~!;~\
1.''"'" '·"' "' . .___,

1: ;.·

· . 4::: I

30_0 :.::: Kualit.-•

L

~'

_(

><..

Ka•i•

'1 8.7% 01-.iplin 0 ,..9::1K" Kehadi••n

3

~!1i~~~~-------l 3 5 ...1;.: B

~~~!ll!lll--31 .. 9:::t:: c

!5. 8:C Kftuletan , 4 .. 7% Keiuiut"an

o~--.~,~-.~z~~.a.-~ . 4--~ .5 r

Gambar 6 Dynamic sensitivity

Dengan mencermati ketiga graftk analisis yang dihasilkan, dapat dilihat penilaian secara keseluruhan atas semua kriteria dan altematif yang diberikan. Selanjutnya hasil akhir berupa rekomendasi altematif karyawan terbaik yang nantinya menduduki j abatan strategis sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya diperoleh yaitu karyawan B dan selanjutnya

rekomendasi tru hanya berlaku sesuai dengan prioritas tersebut. Jika misalnya faktor kriteria pemilihan printer kita prioritaskan pada kriteria lainnya, maka akan diperoleh hasil yang berbeda. Untuk sekedar pembanding, diberikan prioritas yang berbeda dengan pnontas sebelumnya dan disajikan dalam grafis berikut.

'

.'$

JURNALPELANGI JIMU VOLUME 2 NO. 5, MEl 2009

e- ~

"''

-

._; ... 1

*'1

~

I-

__.__... •

..4 -l. I :&..-

•>'

!d>o

IF

~

.. c x-.... -.

I ~

I

"-

I r. ~

I

Hasil akhir dari analisis dengan prioritas yang berbeda dengan sebelumnya disajikan pada am~ar beri~_!.:. . _. ____ ----· -· ,;:._,


r

ldttaol mad•

-- ~ ~-~!:l~ _l _ s~~~·~~-J .._.._ M.~~~- ··-

I r N~~o

S ynthesis ...._h respect to 1 ~-., Str.ateots o..--ol Jnc:on:sistcncy - ,01

~

Gambar 8 Hasil akhir analisis dengan prioritas lainnya

Dari gambar terlihat bahwa rekomendasi terbaik atas jabatan strategis diperoleh karyawan A. kriteria yang telah diurut sesuai prioritas yang telah ditetapkan, Kesimpulan Aplikasi sistem pendukung setelah dianalisa dengan aplikasi Expert Choice menghasilkan keputusan expert choice dapat digunakan . untuk menerapkan rekomendasi . terbaik, yaitu metode AHP dalam mendukung menetapkan seorang karyawan untuk keputusan penempatan karyawan. menempati suatu jabatan strategis. Dari contoh kasus yang telah diberikan, berdasarkan 6 enam

-

!&!!

5

@_

&

JURNAL PELANG/IIMU VOLUME 2 NO. '5, MEl 2009

Daftar Pustaka

Amborowati, Armadyah, 2008. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja (Studi kasus pada STMIK AMIKOM Yogya-karta). E-Jumal. Jogjakarta. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta. Saaty, T.L. 1993. Decision Making for Leader: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. Pittsburgh: Prentice Hall Coy. Ltd. Saaty, T.L.1988. Multicriteria Decision Making: The Analytic Hierarqhy Process. University ofPittsburgh, RWS Publication, Pittsburgh Suryadi, K. ; & Ramdhani, A. 2000. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural ldealisasi dan lmplementasi Konsep Pengembangan Keputusan. PT. Rosdakarya Offset. Bandung

t

••

Turban, Efraim, Jay E. Aronson dan Ting-Peng Liang. 2005 . Decision Support and Intelligent Systems, Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall. http://republikbm. blogspot.com/2007/1 0/definisi-sistem-pendukungkeputusan.htrnl Indrajit, Richardus Eko, 2008. Decision Support System, Renaissance Research Center. [email protected], diakses tanggall5 september 2008 . Kamus Komputer Dan Teknologi Informasi, www.total.or.id, diakses tanggal 15 September 2008.

I

f

.·,

• j

-