PENGANTAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU Akhmad MUSTAFA DISEMINASI PUSAT UNGGULAN INOVASI DAERAH “DISEMINASI TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG VANAME”
Maros, 3 September 2018 BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU DAN PENYULUHAN PERIKANAN PUSAT RISET PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROFIL BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU DAN PENYULUHAN PERIKANAN (BRPBAP3)
BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU DAN PENYULUHAN PERIKANAN PUSAT RISET PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEDUDUKAN DAN TUGAS (PerMen KP PER.29/MEN/2017) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, yang selanjutnya disingkat BRPBAP3, merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan yang menangani riset kelautan dan perikanan serta pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan BRPBAP3 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
FUNGSI (PerMen KP PER.29/MEN/2017) a. b.
c. d. e. f.
g.
Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi, dan laporan; Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis komoditas; Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau; Penyusunan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha; Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), swadaya, dan swasta; Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan; dan Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
VISI DAN MISI
Visi Profesional, Terpercaya, dan Terdepan dalam Penyediaan Data, Informasi dan Teknologi Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Misi Mengembangkan teknologi perikanan budidaya air payau unggulan yang diakui dan bermanfaat bagi pengguna
Meningkatkan sumberdaya litbang, pelayanan jasa litbang, dan mengembangkan kerja sama litbang perikanan budidaya air payau
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SEJARAH LEMBAGA 1969 Tjabang Penelitian Perikanan Darat di Makassar 1980 Sub Balai Penelitian Perikanan Darat di bawah Balai Penelitian Perikanan Darat di Bogor 1984 Balai Penelitian Budidaya Pantai (BALITDITA) 1990 Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai (BALITKANDITA) 1995 Balai Penelitian Perikanan Pantai (BALITKANTA) 2002 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) 2011 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) 2017 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3)
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SUMBER DAYA MANUSIA Jabatan Fungsional 121 orang
Mulai Maret 2017: Administrasi
21%
35%
Pustakawan Analis kepegawaian
39%
Arsiparis Peneliti
2% 2% 1%
Litkayasa
Jabatan Fungsional Peneliti
BRPBAP3 Maros sebagai Satminkal dari Penyuluh Perikanan Wilayah Kerja Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat Penyuluh Perikanan PNS 425 orang
20
17
6
4
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
INSTALASI Instalasi Pembenihan Udang Windu, Kepiting bakau, Rajungan & Beronang di Barru
Kantor Pusat di Maros & Instalasi Tambak Percobaan Maros
Instalasi Tambak Percobaan Takalar
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
LABORATORIUM
Tanah Air Patologi Nutrisi Bioteknologi TOTAL
: 7 ruang lingkup : 4 ruang lingkup : 5 ruang lingkup : 5 ruang lingkup : 2 ruang lingkup 23 ruang lingkup
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
JAMINAN MUTU Kelembagaan
2016 2018
Akreditasi
LP-567-IDN
2011 2018
Insya Allah 2018
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
KOMODITAS DAN BIDANG MASALAH Komoditas
Udang windu Udang vaname Ikan bandeng Kepiting bakau Nila Beronang
Bidang Masalah Pemetaan dan daya dukung lahan Kesehatan ikan dan lingkungan Nutrisi dan teknologi pakan Perbenihan, genetika dan bioteknologi Pembesaran (keteknikan budidaya)
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PENDAHULUAN (1) Perikanan Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya (Akuakultur)
Pengolahan Perikanan
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PENDAHULUAN (2)
Produksi (x1.000 ton)
Volume Produksi Perikanan Indonesia, 2010 - 2014 PerikananFisheries Tangkap Capture Aquaculture Fisheries Perikanan Budidaya 22,500 20,000 17,500 15,000 12,500 10,000 7,500 5,000 2,500 0 2010 2011 2012 2013 Tahun
Total
2014
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PENDAHULUAN (3) Nilai Produksi Perikanan Indonesia, 2010 - 2014
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PENDAHULUAN (4) Volume Produksi Perikanan Budidaya Indonesia, 2010 - 2014
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PENDAHULUAN (5) Nilai Produksi Perikanan Budidaya Indonesia, 2010 - 2014
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PENDAHULUAN (6) Tujuan Menginformasikan tentang Profil Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Menginformasikan tentang Perikanan Budidaya Menginformasikan tentang Perikanan Budidaya Air Payau
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (1) Pengenalan Perikanan Budidaya (Akuakultur) Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Akuakultur berasal dari aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya) Kegiatan budidaya: kegiatan pemeliharaan untuk: - memperbanyak (reproduction) - menumbuhkan (growth) - meningakatkan kualitas organisme akuatik sehingga menguntungkan
Organisme akuatik yang diproduksi adalah ikan
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (2) Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Yang termasuk ke dalam jenis ikan adalah : Ikan bersirip (pisces); Udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea); Kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca); Ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata); Teripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata); Kodok dan sebangsanya (amphibia); Buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (reptilia); Paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya (mammalia); Rumput laut dan tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae); Biota perairan lainnya
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (3) Akuakultur merupakan serangkaian proses kegiatan panjang dan berkesinambungan yang meliputi:
Pengadaan atau penyediaan benih Penebaran benih Peningkatan produksi pakan alami Pemberian makanan tambahan atau buatan Kontrol, pencegahan, pemberantasan hama, parasit/penyakit Pasca panen Pemasaran Monitoring dan evaluasi Analisis usaha
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (4) Ruang Lingkup Akuakultur 1
• Berdasarkan Kegiatan
2
• Berdasarkan Spasial
3
• Berdasarkan Sumber Air
4
• Berdasarkan Posisi Wadah Produksi
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (5) Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Kegiatan: o Subsistem Pengadaan Sarana dan Prasarana: pemilihan lokasi, pengadaan bahan, dan pembangunan fasilitas produksi; pengadaan induk, benih pakan, pupuk, obatobatan pestisida, peralatan akuakultur, tenaga kerja dsb
o Subsistem Proses Produksi: persiapan wadah, penebaran, pemberian pakan, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan ikan, pemantauan ikan, dan pemanenen.
o Subsistem Penanganan Pascapanen dan Pemasaran: peningkatan kualitas produk sehingga bisa lebih diterima konsumen, distribusi produk, dan pelayanan terhadap konsumen
o Subsistem Pendukung: aspek keuangan (pembiayaan, pembayaran dsb), aspek kelembagaan (organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi, perbankan, lembaga riset)
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (6) Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Spasial: o Akuakultur yang Berlangsung di Darat: pegunungan, perbukitan, dataran tinggi, dan dataran rendah
o Akuakultur yang Berlangsung di Laut: pantai, muara sunga, teluk, selat, perairan dangkal, terumbu karang, dan laut dalam/lepas
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (7) Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Sumber Air: o Perikanan budidaya air tawar (freshwater aquaculture) o Perikanan budidaya air payau (brackishwater aquaculture) o Perikanan budidaya laut (mariculture)
Lingkungan perairan berdasarkan salinitas:
Air tawar dengan salinitas di bawah 0,5 ppt Oligohaline dengan salinitas 0,5 – 3,0 ppt Mesohaline dengan salinitas 3,0 –16,5 ppt Polyhaline dengan salinitas 16,5 – 30,0 ppt Marine dengan salinitas 30,0 – 40,0 ppt Hyperhaline dengan salinitas di atas 40,0 ppt
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (8) Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Posisi Wadah Produksi: o Akuakultur Berbasiskan Daratan (land-based aquaculture): unit budidaya berlokasi di daratan dan mengambil air dari perairan sekitarnya seperti: kolam, mina padi, dan tambak. o Akuakultur Berbasisikan Perairan (water-based aquaculture): unit budidaya ditempatkan di dalam badan air perairan (sungai, saluran irigasi, danau, waduk, dan laut) seperti: keramba jaring apung, rakit apung, dan jaring tancap.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PERIKANAN BUDIDAYA (9) Secara Spesifik Tujuan Akuakultur untuk: Produksi makanan
Perbaikan stok alam Produksi ikan untuk rekreasi Produksi ikan umpan
Produksi ikan hias Daur ulang bahan organik Produksi bahan industri
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PEMILIHAN SPESIES UNTUK AKUAKULTUR (1)
1 2
• Pertimbangan Biologi
• Pertimbangan Ekonomi dan Pasar
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PEMILIHAN SPESIES UNTUK AKUAKULTUR (2) Pertimbangan Biologi Kemampuan memijah dalam lingkungan budidaya dan memijah secara buatan Ukuran dan umur pertama kali matang gonad Fekunditas Lama pertumbuhan dan produksi Tingkat trofik Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi Ketahanan terhadap stres dan penyakit Kemampuan mengomsumsi pakan buatan Rasio konversi pakan Toleransi terhadap penanganan budidaya Dampak spesies terhadap lingkungan
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PEMILIHAN SPESIES UNTUK AKUAKULTUR (3) Pertimbangan Ekonomi dan Pasar Permintaan pasar Harga dan keuntungan Sistem pemasaran
Ketersediaan sarana dan prasarana produksi Pendapatan masyarakat
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
PEMILIHAN SPESIES UNTUK AKUAKULTUR (5) Spesies Akuakultur di Indonesia Wadah
Spesies
Kolam
Ikan mas, nila, mujair, gurami, udang galah, patin, bawal, tawes, lele, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola, sidat, plankton pakan alami
Rakit di laut
Rumput laut
Tambak
Udang windu, udang vaname, udang putih, bandeng, beronang, nila, belanak, mujair, kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting, rajungan,
KJA di laut KJA di air tawar
Kerapu, kakap, udang windu, udang vaname, bandeng, lobster, ikan hias laut Ikan mas, nila, mujair, gurami, patin, bawal, sidat, ikan hias air tawar
KJT di laut KJT di air tawar
Kerapu, kakap, udang windu, udang vaname, bandeng, samadar, teripang, ikan hias laut Ikan mas, nila, mujair, gurami, patin, bawal, sidat, ikan hias air tawar
Keramba
Ikan mas, nila, mujair, gurami, patin, betutu
Kombongan
Ikan mas, nila
Akuarium/bak
Ikan hias, benih ikan konsumsi, plankton pakan alami
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (1)
1 2 3
• Monokultur • Polikultur • Integrated Multitropic Aquaculture (IMTA)
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (2) Monokultur Udang Vaname
Kepadatan: 8 ekor/m2 Produksi : 600 kg/ha (2005), Maros 1.000 kg/ha (2006), Barru 1.100 kg/ha (2007), Selayar Keuntungan: Rp 10-12 juta/ha/musim
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (3) Polikultur Udang Vaname dan Rumput Laut Peubah Berat awal udang vaname (g/ekor) Berat akhir udang vaname (g/ekor) Sintasan udang vaname (%) Produksi udang vaname (kg/ha) Berat awal rumput laut (kg basah/ha) Laju pertumbuhan rumput laut (%) Produksi rumput lau (kg basah/ha) Lama pemeliharaan (hari)
Perlakuan A
B
0,22 12,76a 35,22a 72,84a
0,22 12,04a 54.66a 108,6a 2.000 2,3 9.000 75
-
75
A = Udang vaname (2 ekor/m2) B = Udang vaname (2 ekor/m2) dan Rumput laut (2.000 kg basah/ha) Source: Hendrajat dan Pantajara (2010)
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (4) Polikultur udang vaname dan bandeng Padat penebaran: 6 ekor/m2 Pemupukan awal: Urea: 150 kg/ha TSP: 75 kg/ha Pupuk susulan: 10% dosis awal Frekuensi pupuk susulan: 1 x seminggu Awal pemberian pakan hari ke-60 Dosis pakan 5-2%/BM/hari Frekuensi: 3 kali sehari (07; 16; 22) Polikultur vaname:bandeng 60.000:500 ekor/ha Benur pentokolan: 2 minggu Sintasan: 70-80%. Rasio konversi pakan: 1,1-1,2 Lama pemeliharaan: 100-110 hari Produktivitas: 600-1.100 kg/ha/mt
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (5) IMTA (Udang Windu, Nila, Tiram dan Rumput Laut) Nila Tiram Rumput laut
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (6) IMTA (Udang Windu, Nila, Tiram dan Rumput Laut) Peubah A Padat penebaran: -Udang windu (ekor/ha) -Nila (ekor/ha) -Rumput laut (kg basah/ha) -Tiram (ind./ha) Berat awal: -Udang windu (g/ekor) -Nila (g/ekor) -Tiram (g/ind)
Perlakuan B
C
50.000 6,000 2.000 20.000
50.000 6,000 2.000 -
50.000 2.000
0,1 6,5 10
0,1 6,5 -
0,1 -
A = Udang windu, Nila, Tiram & Rumput laut; B = Udang windu, Nila, dan Rumput laut; C = Udang windu & Rumput laut
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (7) IMTA (Udang Windu, Nila, Tiram dan Rumput Laut) Peubah Produksi: -Udang windu (kg/ha) -Nile (kg/ha) -Rumput laut (kg kering/ha) Sintasan: -Udang windu (%) -Nile (%) Berat akhir: -Udang windu (g/ekor) -Nila (g/ekor) Rasio konversi pakan -Udang windu -Nila
A
Perlakuan B
C
414,8 996 3.200
263.0 840 3.200
216.0 3.000
63,30 83,88
52,16 72,33
32,96 -
13,1 198,3
12,5 194,3
13.3 -
1,79 2,05
2,29 2,28
2,74 -
A = Udang windu, Nila, Tiram & Rumput laut; B = Udang windu, Nila, dan Rumput laut; C = Udang windu & Rumput laut
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (1) Udang vaname 1 2 3 4 5
• Tradisional (padat penebaran < 4 ekor/m2) • Tradisional plus (padat penebaran 4 – 8 ekor/m2)
• Semiintensif (padat penebaran 8 – 50 ekor/m2) • Intensif (padat penebaran 50 - 300 ekor/m2) • Superintensif (padat penebaran > 300 ekor/m2)
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (2) Budidaya udang vaname teknologi tradisional plus
Kepadatan: 8 ekor/m2 Produksi : 600 kg/ha (2005), Maros 1.000 kg/ha (2006), Barru 1.100 kg/ha (2007), Selayar Keuntungan: Rp 10-12 juta/ha/musim
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (3) Budidaya udang vaname teknologi semiintensif Uji
Berat akhir (g)
Sintasan (%)
Produksi (kg/4.000 m2)
Rasio konversi pakan
A
14,33 + 3,08a
94,35 + 7,84a
1339,1 + 85,56a
1,21 + 0,13a
B
14,99 + 2,54a
90,99 + 12,59a
1.172,95 + 111,79a
1,30 + 0,13a
C
13,01 + 2,66a
96,54 + 4,74a
1.221,75 + 95,39a
1,25 + 0,14a
A: Probiotik komersial-I (fermentasi), B: Probiotik komersial-II (dicampurkan ke pakan), C: Fermentasi probiotik RICA (kombinasi bakteri laut BL 542, mangrove BR 931, MY 1112, dan tambak MR 55, BT 950.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (4) Budidaya udang vaname teknologi superintensif
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Potensi dari setiap Jenis Perikanan Budidaya di Indonesia Jenis Perikanan Budidaya Budidaya Air Payau Budidaya Air Tawar Perairan Umum Mina Padi Budidaya Laut
Potensi (ha) 2.964.331 541.100 158.125 1.536.289 12.123.383
Eksisting (ha) 657.083 151.387 1.707 142.122 231.474
Potensial (ha) 2.297.248 379.713 156.418 1.394.167 11.841.909
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
% Pemanfaatan 22,50 29,83 1,08 9,25 2,32
Kondisi Perikanan Budidaya: Potensi lahan cukup luas Teknologi yang diaplikasikan tergolong rendah Komoditas yang dibudidayakan relatif terbatas Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya: Ekstensifikasi Intensifikasi Diversifikasi
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Satu Kata, Satu Rasa, Satu Kerja, Satu Karya
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan