PENGARUH CASH RATIO, ROA, DAN GROWTH OF COMPANY TERHADAP DIVIDEND

Download cash ratio, return on assets, dan growth of company secara simultan terhadap dividend payout ratio pada ... pertumbuhan yang lebih tinggi a...

0 downloads 536 Views 847KB Size
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

PENGARUH CASH RATIO, ROA, DAN GROWTH OF COMPANY TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO Fenny Pramita [email protected] Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT This research is meant to find out the influence of cash ratio, return on assets and the influence of company growth to the dividend ratio whether simultaneously as well as partially in the telecommunication companies in the Indonesia Stock Exchange (IDX). The multiple regression analysis is applied as the analysis technique in this research in order to evaluate and to find out the amount of regression coefficient as well as to indicate the amount of cash ratio, return on assets and the company growth whether simultaneously as well as individually to the dividend payout ratio in the telecommunication companies in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Cash ratio and the company growth have no significant influence since their significant value is above α = 0.05. The partial determination coefficient examination result indicates that return on assets variable which has the highest partial determination coefficient value as much as 23.04%. It indicates that this variable has dominant influence to the dividend payout ratio. Keywords: cash ratio, return on assets, growth of company, dividend payout ratio. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh cash ratio, return on assets, dan growth of company baik secara bersama-sama maupun individu terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda guna mengukur dan mengetahui besarnya koefisien regresi serta menunjukkan besarnya cash ratio, return on assets, dan growth of company baik secara bersama-sama maupun individu terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil pengujian secara simultan yang telah dilakukan terdiri dari cash ratio, return on assets, dan growth of company secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi yang diindikasikan dengan perolehan nilai signifikasi masih dibawah α = 0,05 %. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan variabel return on assetsyang memiliki nilai koefisien determinasi parsial paling tinggi sebesar 23,04 %. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang dominan terhadap dividend payout ratio.Dengan demikian hasil menunjukkan bahwa cash ratio dan return on assets diterima, growth of company ditolak. Kata Kunci: cash ratio, return on assets, pertumbuhan perusahaan, rasio pembayaran dividen

PENDAHULUAN Kegiatan investasi sangat erat kaitannya dengan seorang investor. Investor melakukan investasi dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmurannya. Kemakmuran investor dapat meningkat apabila investor memperoleh bagian laba yang juga meningkat. Bagian laba investor tersebut ditentukan oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

2

Laba yang diperoleh perusahaan, akan dibagi untuk investor dan untuk pengembangan perusahaan itu sendiri. Pembagian laba ke investor inilah yang disebut dengan kebijakan dividen. Kebijakan dividen sangat mempengaruhi kepercayaan investor yang berinvestasi dalam jangka panjang, dengan mengharapkan return berupa dividen. Sehingga kebijakan mengenai dividen payout ratio menjadi sangat strategis bagi perusahaan. Perusahaan yang menginginkan para investor tetap berinvestasi di dalam perusahaannya. Maka, manajemen perusahaan akan berusaha mensejahterakan investor dengan selalu memberikan dividen. Laba sangat penting baik bagi perusahaan maupun bagi pihak investor, dimana perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan berkepentingan untuk mendanai pertumbuhan perusahaan, sementara di sisi lain investor mengharapkan adanya pembagian keuntungan atas laba yang diperoleh (dividen). Kebijakan mengenai dividen adalah penentuan keputusan mengenai jumlah dividen yang akan dibagikan ke investor. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen atau disebut dengan dividend payout ratio (DPR). Faktorfaktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah cash ratio, return on assets, dan growth of company berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia? (2) apakah cash ratio, return on assets, dan growth of company mempunyai pengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia? TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (a) untuk dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh cash ratio, return on assets, dan growth of company secara simultan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia, (b) untuk dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh cash ratio, return on assets, dan growth of company secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Cash Ratio Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya. Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Secara matematis cash ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: ℎ

=

kas dan setara kas hutang lancar

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

3

Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi assets/ current assets). Sedangkan current liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (sisi liability/ current liability). Return On Assets (ROA) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Faktor profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan . Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sudarsi 2002). Pengukuran rasio return on assets merupakan sebagai indikator efektifitas penggunaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengevaluasi investasi pada aktiva yang dilakukan agar dapat dioptimalkan untuk tahun berikutnya. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005) “rasio return on asssets digunakan untuk mengukur keseluruhan keefektifan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia”. Perhitungan rasio return on assets adalah sebagaiberikut: =

laba bersih setelah pajak total aktiva

Return on asset diukur dari profitabilitas/ laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterimaoleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen. Growth of Company (Pertumbuhan Perusahaan) Pertumbuhan perusahaan yang tinggi lebih disukai untuk mengambil keuntungan pada investasi yang memiliki prospek yang baik. Pada teori free cash flow hypothesis yang disampaikan oleh Jensen (1986) menyebutkan bahwa perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi akan memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian besar dana yang ada digunakan untuk investasi pada proyek yang memiliki nilai Net Present Value (NPV) yang positif. Hasil penelitian yang menghubungkan antara pertumbuhan assets dengan dividen payout ratio dilakukan oleh Hata (2002) yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan mempengaruhi dividen payout ratio. Hal ini kontradiktif dengan teori dari John Litner (1956) yang menyatakan bahwa penentuan besarnya Dividend Payout Ratio akan menentukan besar kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya murah.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

4

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan asset maka semakin tinggi pendanaan internal yang dapat mengurangi laba sehingga DPR semakin kecil. Perhitungan untuk growth of company adalah sebagai berikut : ℎ=

St − St − 1 St − 1

Dividend Payout Ratio Menurut Brigham (2006:69) Dividend Payout Ratio adalah persentase dari laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai. Sebaiknya sebagian besar didasarkan pada preferensi investor untuk dividen versus keuntungan modal. Dalam hal preferensi investor ada tiga teori tentang hal tersebut : 1. Teori irelevansi dividen Menurut Miller dan Modligiani (dalam buku Brigham 2006:70) mereka berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan laba ditahan. 2. Teori Burung ditangan (bird in the hand theory) Salah satu asumsi dari teori MM menyatakan bahwa dividen payout ratio tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Sementara itu menurut Gordon dan Lintner (1956), tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen dari pada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan. MM berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis, investor merasa sama saja apakah menerima dividen saat ini atau menerima capital gain di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang disyaratkan tidak dipengaruhi oleh dividen payout ratio. Pendapat Gordon dan Lintner, (1956) oleh MM diberi nama the bird in the hand fallacy. Gordon dan Lintner beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Sementara ini MM berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki resiko yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh dividen payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru. 3. Tax Preference Theory Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Namun demikian pajak atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor.Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen. Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividend yield yang tinggi dari pada saham dengan dividend yield yang rendah. Oleh karenanya teori ini menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

5

Kebijakan Pemberian Dividen Menurut Sutrisno (2001:301) ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah : 1. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share. Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan sebaliknya. 2. Stable Dividend per-share. Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun. 3. Stable Pay Out Ratio. Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasarkan suatu prosentase tetap (constant) dari laba (earnings). Bila laba berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham-pun akan ikutberfluktuasi. 4. Regular Dividend plus Extras. Dalam cara ini, dividen reguler ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia,perusahaan memberikan dividen ekstra (bonus) kepada pemegang saham Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang padaakhirmya akan dapat meningkatkan harga saham. 5. Fluctuating Dividends and Payout Ratio. Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuk setiap periode.Oleh karena itu.besar dividen dan payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi. Tata Cara Pembayaran Dividen Pada umumnya perusahaan membayarkan dividen sekali dalam tiga bulan atau empat kali dalam satu tahun (quarterly). Dividen harus dapat ditetapkan oleh perusahaan pada tingkat atau rasio tertentu, sehingga perusahaan dapat berjalan secara kontiniu walaupun terjadi kesulitan dalam bidang finansial. Proyek perusahaan dalam mengantisipasi pendapatan dan rasio pembayaran jangka panjang yang diinginkan, investasi yang akan ditanamkan sebagai retained earnings, dan penetapan tingkat pembayaran dividen harus dilakukan berdasarkan kemampuan perusahaan. Dividen yang direncanakan dengan tujuan jangka panjang disebut sebagai dividen reguler. Dalam hal lain, beberapa perusahaan membayarkan dividen ekstra pada akhir tahun setelah pendapatan perusahaan diketahui dan investasi yang dibutuhkan sudah ditetapkan. Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham, yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen . Contoh: emiten melalui dewan direksi mengumumkan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

6

pembayaran dividen atas PT A pada tanggal 15 Februari 2006, dividen yang akan dibagikan adalah Rp 5.000,- per saham dan akan menjadi beban kepada semua pemegang saham yang dicatat pada 18 Maret 2006 (atau disebut sebagai record date). Pembayaran atas beban tersebut akan dilakukan lebih kurang satu bulan setelahnya atau tanggal 8 April 2006. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut: a. Tanggal pengumuman (declaration date) Tanggal pengumuman merupakan tanggal dimana secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen reguler. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, dan besarnya dividen kas per lembar. b. Tanggal pencatatan (date of record) Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham.Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen. c. Tanggal cum-dividend Tanggal cum-dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham. d. Tanggal ex-dividend Tanggal dimana perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen. e. Tanggal pembayaran ( payment date) Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen.Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham). Menurut Prastowo (2005:104) seorang investor akan mempertahankan kepemilikan atas saham suatu perusahaan. Apabila mereka mengantisipasi bahwa saham tersebut mampu memberikan kembalian (return) yang lebih baik dibanding saham perusahaan lain. Return yang akan mereka terima tidak hanya berupa dividen, melainkan berbentuk capital gain. Banyak investor lebih suka tidak menerima dividen melainkan berharap perusahaan menahan laba yang diperolehnya dan menginvestasikan kembali untuk memperoleh return yang lebih besar dalam bentuk capital gain. Sebaliknya, ada investor yang lebih menyukai dan tidak suka spekulasi harga saham di masa datang investor yang mengharapkan memperoleh capital gain akan lebih menyukai angka ratio ini yang rendah. Sebaliknya, investor yang menyukai dividen, ingin angka ratio yang tinggi. Banyak perusahaan yang telah memiliki kebijakan dividen yang mantap dan tidak menginginkan terjadinya fluktuasi dividen (khususnya arah yang menurun). Menurut Brigham (2006) menyatakan bahwa dividend payout ratio diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Jadi dividend payout ratio merupakan prosentase laba yang dibagikan kepada pemegang

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

7

saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan. Dividend payout ratio (DPR) dapat dihitung dengan rumus : = Dimana : DPR : Dividend Payout Ratio DPS : Dividend Per Share EPS : Earning Per Share Pada umumnya pihak manajemen tidak menyukai dan menghindari pemotongan atau pengurangan pembayaran dividen. Pembayaran dividen yang tinggi atau tetap memberian indikasi atau tingkat keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu pembayaran dividen risikonya lebih kecil, karena lebih pasti dibandingkan dengan capital gain. Perusahaan yang membayar dividen dengan prosentase yang lebih besar, dipersepsikan sebagai perusahaan dengan beta yang lebih rendah disbanding perusahaan yang membayar dividen dengan prosentase yang lebih kecil (Husnan 2002). Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti dari berbagai pihak dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Salah satunya dilakukan oleh : 1. Fatmah (2005) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Growth Potential dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia tahun 2002-2008”. Sampel penelitian berjumlah 6 perusahaan dan periode penelitian dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio sedangkan variabel independen dalam peneilitian ini adalah Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Cash Position, Growth Potential, dan Firm size. Hasil penelitian secara simultan semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dan secara parsial hanya variabel Debt to Equity Ratio, Cash Position, dan Growth Potential yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Marlina dan Danica (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Sampel dari penelitian berjumlah 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dan secara parsial Cash Position dan Return on Assets berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio tetapi secara parsial Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

8

HIPOTESIS Penelitian ini termasuk dalam riset deskriptif, dimana riset deskriptif informasi yang diperoleh hanya untuk memberikan gambaran/menguraikan tentang suatu keadaan (siapa/apa, kapan, dimana, bagaimana, berapa banyak) (Supranto, 2003:29).Yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dari rasio-rasio keuangan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan obyek yang diteliti, dimana data yang berupa laporan keuangan yang dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. Gambaran Populasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Ada 6 Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2011. Perusahaan tersebut adalah : PT. Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk, PT. INDOSAT Tbk, PT. XL AxiataTbk, PT. SmartfrenTbk, PT. Bakrie Telecom Tbk, PT. Inovisi Infracom Tbk. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2005:97). Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti mempunyai batasan sampel yang diambil menggunakan kriteria – kriteria berikut: (1) Perusahaan tersebut telah terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia minimal 3 tahun (2) Perusahaan yang aktif membagikan dividennya hingga tahun 2011. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (2) PT.INDOSAT, Tbk, (3) PT.XL Axiata, Tbk Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan data dokumenter yang dikumpulkan adalah data laporan keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dokumenter tersebut di peroleh dari Bursa Efek Indonesia. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat kuantitatif. Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, digunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda yaitu analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel terikat dengan variabel bebas. Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh cash ratio, return on assets, dan growth of company terhadap dividend payout ratio pada telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahaptahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Perhitungan Seluruh Variabel dalam penelitian 2. Uji Asumsi Klasik 3. Pengujian Regresi Linear Berganda 4. Melakukan Uji Hipotesis

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

9

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan rasio keuangan dari tiga perusahaan yang telah diteliti selama tahun 2007-2011 ditunjukkan pada tabel 1 : Tabel 1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan

2008 25,52% 54,03% 22,52%

Tahun 2009 26,52% 21,70% 12,45%

2010 44,55% 17,37% 8,02%

2011 43,30% 19,39% 11,44%

15,67% 4,51% 1,33%

11,64% 3,63% - 0,05%

11,62% 2,72% 6,24%

11,56% 1,23% 10,61%

11,76% 1,41 % 9,08 %

15,88% 34,72% 37,98%

2,10% 13,16% 51,16%

6,44% -1,43% 40,36%

6,24% - 22,70% 7,63% - 49,24% 27,38% 7,18%

Rasio Keuangan

Perusahaan

Cash Ratio

PT.Telekomunikasi,Tbk PT.Indosat,Tbk PT.XL Axiata,Tbk

2007 49,05% 69,07% 10,92%

PT.Telekomunikasi,Tbk PT.Indosat,Tbk PT.XL Axiata,Tbk PT.Telekomunikasi,Tbk PT.Indosat,Tbk PT.XL Axiata, Tbk

Return On Assets

Pertumbuhan Perusahaan

Hasil perhitungan dividend payout ratio pada perusahaan Telekomunikasi pada tahun 2007-2011 ditunjukkan pada tabel 2 : Tabel 2 Tingkat Dividend Payout Ratio Perusahaan Telekomunikasi Tahun 2007-2011 Perusahaan

Tahun 2007

2008

2009

2010

2011

PT.Telekomunikasi,Tbk

71,44%

56,37%

51,25%

50,34%

55,58%

PT.Indosat,Tbk

0,00%

50,00%

0,00%

50,00%

0,00%

PT.XL Axiata, Tbk

56,55%

0,00%

0,00%

31,49%

0,00%

Hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda ditunjukkan pada tabel 3 : Tabel 3 Coefficients Model (Constant) Cash Ratio ROA Pertumbuhan Perusahaan

Unstandardized Coefficients B Std.Error 8,461 15,755 ,177 ,397 4,096 1,456 -,017

,282

a. Dependent Variable : Dividend Payout Ratio

t

sig

,537 ,447 2,813

,602 ,663 ,037

-,061

,953

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

10

Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Y = 8,461 + 0,177 X1 + 4,096X2 – 0,017 X3 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: Konstanta (a) Besarnya nilai konstanta (a) adalah 8,461 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari cash ratio, return on asset serta pertumbuhan perusahaan= 0, maka variabel dividen payout ratio sebesar 8,461. Koefisien Regresi Cash Ratio (b1) Besarnya nilai koefisien regresi cash ratio (b1) adalah 0,177 yang menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara cash ratio dengan dividen payout ratio. Hasil ini mencerminkan bahwa jika variabel cash ratio naik sebesar satu satuan maka dividen payout ratio perusahaan akan juga naik sebesar b1 yaitu 0,177 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Regresi Return On Assets (b2) Besarnya nilai koefisien regresi return on asset (b2) adalah 4,096 yang menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return on asset dengan dividen payout ratio. Hasil ini mencerminkan bahwa jika variabel return on asset naik sebesar satu satuan maka dividen payout ratio perusahaan akan juga naik sebesar b2 yaitu 4,096 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Regresi Pertumbuhan Perusahaan(b3) Besarnya nilai koefisien regresi pertumbuhan perusahaan (b3) adalah -0,017 yang menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan arah) antara pertumbuhan perusahaan dengan dividen payout ratio. Hasil ini mencerminkan bahwa jika variabel pertumbuhan perusahaan naik sebesar satu satuan maka dividen payout ratio perusahaan akan turun sebesar b3 yaitu 0,017 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Determinasi (R2) dan Korelasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel Cash ratio, return on assets dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi. Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 12.0 diperoleh output untuk koefisien determinasi berganda ditunjukkan pada tabel 4 : Tabel 4 Model Summary Model

R

R Square

1

,772ª

,595

Adjusted R Square ,485

Std. Error of The Estimate 2,66969

a. Predictors : (constant), Pertumbuhan Perusahaan, Cash Ratio, Return On Assets b. Dependent Variable : Dividend Payout Ratio Sumber Data : Hasil output SPSS

Melihat hasil output SPSS 12.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,595 atau 59,5% yang menunjukkan besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersamasama terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi adalah cukup besar. Sedangkan sisanya (100 % - 59,5 % = 40,5 %) dikontribusi oleh faktor lainnya.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

11

Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas yang terdiri cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,772 atau 77,2 % yang menunjukkan besarnya korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang terdiri cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi memiliki hubungan yang kuat. Pengujian Hipotesis Uji F / Model F Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, yaitu digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yang terdiri cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi dengan taraf signifikan 5% (df = 11; k = 3). Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : Jika nilai signifikansi Uji F > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak dan H1 tidak terdukung, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Jika nilai signifikansi Uji F < 0.05, maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil analisa dengan software SPSS 12.0. sebagai berikut : Tabel 5 ANOVA Model Df Mean Square F Regression 3 3838,212 5,396 Residual 11 711,272 Total 14 a. Predictors : (constant), Pertumbuhan Perusahaan, Cash Ratio, Return On Assets b. Dependent Variable : Dividend Payout Ratio

Sig ,040

Sumber Data : Hasil output SPSS

Dari hasil output analisa dengan software SPSS di atas didapat tingkat signifikan uji F = 0,040< 0,05 (level of signifikan), yang menunjukkan pengaruh variabel bebas yang terdiri dari cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya dividen payout ratio pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi tergantung oleh naik turunnya tingkat cash ratio, return on asset serta pertumbuhan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Pengujian Secara Parsial Analisis Pengujian Hipotesis Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas tingkat cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

12

dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi.Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak dan H1 tidak terdukung, yang berarti variabel bebas yang terdiri cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Hasil analisa menggunakan software SPSS seri 12.0 adalah tampak dalam tabel berikut. Tabel 6 Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Variabel Cash Ratio Return On Assets Pertumbuhan Perusahaan

t hitung 0,447 2,813

Sig 0,663 0,037

Keterangan Tidak Signifikan Signifikan

-0,061

0,953

Tidak Signifikan

a. Uji parsial pengaruh variabel cash Ratio Terhadap dividen payout ratio Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan variabel cash ratio = 0,663 > = 0,050 (level of signifikan), maka H0 tidak berhasil ditolak dan H1 tidak terdukung. Dengan demikian pengaruh cash ratio terhadap dividen payout ratio secara parsial adalah tidak signifikan. b. Uji Parsial Pengaruh Variabel Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan variabel return on asset = 0,037 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung. Dengan demikian pengaruh return on asset terhadap dividen payout ratio secara parsial adalah signifikan. c. Uji Parsial Pengaruh Variabel Pertumbuhan PerusahaanTerhadap Dividen Payout Ratio Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan variabel pertumbuhan perusahaan = 0,953 > = 0,050 (level of signifikan), maka H0 tidak berhasil ditolak dan H1 tidak terdukung. Dengan demikian pengaruh pertumbuhan perusahaanterhadap dividen payout ratio secara parsial adalah signifikan. Koefisien Determinasi Partial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas yang terdiri atas cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi. Tingkat koefisien determinasi masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

13

Tabel 7 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel Cash Ratio Return On Assets Pertumbuhan Perusahaan

Nilai r 0,134 0,480 -0,018

r² 0,0180 0,2304 0,0003

Sumber Data : Hasil output SPSS.

Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: a. Koefisien determinasi parsial variabel cash ratio = 0,0180 kondisi ini menunjukkan sekitar 1,80 % kontribusi yang diberikan oleh variabel cash ratio terhadap dividen payout ratio. b. Koefisien determinasi parsial variabel return on asset = 0,2304 kondisi ini menunjukkan sekitar 23,04 % kontribusi yang diberikan oleh variabel return on asset terhadap dividen payout ratio. c. Koefisien determinasi parsial variabel pertumbuhan perusahaan= 0,0003 kondisi ini menunjukkan sekitar 0,03 % kontribusi yang diberikan oleh variabel pertumbuhan perusahaan terhadap dividen payout ratio. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap dividen payout ratio adalah return on asset karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil pengujian simultan menunjukkan pengaruh variabel bebas yang terdiri dari cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya dividend payout ratio pada perusahaan telekomunikasi tergantung oleh naik turunnya tingkat cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Tingkat koefisien korelasi berganda yang dihasilkan sebesar 77,2 % yang menunjukkan besarnya korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang terdiri cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaansecara bersama-sama terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi memiliki hubungan yang kuat. Hasil pengujian parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan dari 3 variabel yang digunakan model penelitian yaitu cash ratio, return on assets, dan pertumbuhan perusahaan yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi adalah variabel return on assets. Hal ini diindikasikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. Sedangkan untuk variabel cash ratio dan pertumbuhan perusahaan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi adalah return on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

14

Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan simpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memperoleh dividen pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh manajemen dapat melihat ROA dan juga besarnya rasio kepemilikan institusional, karena berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen,variabel yang signifikan berpengaruh terhadap DPR adalah variabel ROA dan Kepemilikan Institusional. Dimana variabel ROA memiliki pengaruh paling besar dan signifikan. Sehingga investor dapat melihat rasio laba perusahaan sebagai pertimbangan yanglebih besar dalam menanamkan modalnya pada perusahaan. Para perusahaan harus tetap menaikkan tingkat Return On Asset. Karena batas pertumbuhan perusahaan akan semakin tinggi dan semakin baik dilihat dari rata-rata industri yang dihasilkan oleh Return On Assets. Bagi peneliti berikutnya hendaknya lebih diperbanyak jumlah sampel, periode serta pengamatan untuk lebih diperpanjang, serta memperhitungkan kondisi ekonomi makro, internal non finansial, situasi politik dan kondisi umum regional serta internasional. Daftar Pustaka Brigham, E.F dan J.F Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Djarwanto.2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Penerbit BPFE. Yogyakarta Hadiwidjaja.2007.Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.12 Desember 2012. Hanafi, M. dan A. Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Cetakan Pertama. Penerbit UPP AMP YKP. Yogyakarta. ________________________________. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Jannatul, E. 2005. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Growth Potential dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia tahun 2002-2008. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya Jogiyanto.2005. Metode Penelitian: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE. Yogyakarta. Lisa, M. dan C. Danica.2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Equity Ratio, dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis.2(17). Desember 2012. Nasution. 2004. Analisis Faktor–faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Persahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.17 Desember 2012. Prastowo, D. dan R. Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. _____________________________. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sudarsi, S. 2002. Analisis Faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan yang listed di BEJ. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.10 Desember 2012. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)

15

Susana, D. dan F. Achyani. 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Payout Ratio. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 5.No. 12 Desember 2012. Hal. 51-62. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta. EKONISIA Van Home dan Wachowicz. 2007. prinsip-prinsip manajemen keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.