PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN HALUSINASI Influence discharge planning on a family's ability to care for clients hallucinations in Installing an Integrated Mental Health Service Hospital Banyumas 2014. Dayat Trihadi ¹*, Trimeilia Suprihatiningsih 1,2
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Alamat Korespondensi: Email:
[email protected]
ABSTRAK Skizofrenia adalah salah satu klasifikasi gangguan jiwa dengan gejala positif berupa halusinasi. Di Instalasi u paya penanganan halusinasi dapat dilaksanakan melalui upaya rehabilitatif. Keluarga unit terpenting menentukan keberhasilan asuhan keperawatan. Discharge Planning sebuah intervensi asuhan keperawatan dilakukan untuk bekal pengetahuan keluarga. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh discharge planning terhadap kemampuan keluarga dalam merawat klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Ban yumas tahun 2012. Desain penelitian quasi eksperimental pendekatan pre-postest with control group design. Teknik sampling purposive sampling diperoleh sampel 30 orang kelompok intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. Analisis data Mann-Whitney U dan Wilcoxon Match Pairs Test. Hasil analisa data terjadi peningkatan tingkat pengetahuan keluarga menghadapi pemulangan secara bermakna setelah dilakukan discharge planning (ρν < 0,05). Discharge Planning berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu Tahun 2014. Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas diharapkan menerapkan kebijakan program discharge planning yang terintegrasi agar memotivasi perawat mengembangkan program kerja discharge planning. Kata Kunci : Pengaruh, Discharge Planning, kemampuan, Keluarga, Merawat, Klien Halusinasi ABSTRACT Schizophrenia is one of the classification of mental disorders with positive symptoms such ashallucinations. In Installation Integrated Mental Efforts to tackle the hallucinations can be implemented through rehabilitative efforts. The most important family unit determines the successof nursing care. Discharge Planning a nursing care interventions made to the stock of knowledge family. This study aimed to influence discharge planning on a family's ability to care for clients hallucinations in Installing an Integrated Mental Health Service Hospital Banyumas 2012. The quasi-experimental research design approach with pre-posttest control group design. Purposive sampling technique sampling obtained samples 30 intervention group and30 control group. Data analysis Mann-Whitney U test and Wilcoxon Match Pairs Test.The results of the data analysis an increase in the level of knowledge of families facing repatriation significantly afterthe discharge planning (ρν <0.05). Discharge Planning effect on the level of knowledge of the family in caring for the client installation hallucinations in Integrated Mental Health Services 2014. Installation of Integrated Mental Health Services Hospital Banyumas expected to implement a policy of integrated discharge planning programs in order tomotivate nurses to develop discharge planning work program. Keywords: Effects, Discharge Planning, ability, Family, Caring, Client Hallucinations
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
39
METODE
PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
Penelitian
mental,
yang
exsperimental dengan menggunakan rancangan
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
pre-postest with control group design. Desain
secara sosial dan ekonomis (UU RI No.36 Tahun
quasi exsperimental adalah desain penelitian
2009 Pasal Tentang Kesehatan). Menurut World
yang memiliki kelompok kontrol dan memiliki
Health Organization (WHO) (dalam Videbeck
syarat syarat sebagai penelitian eksperimen yang
2008, h. 3), kesehatan adalah keadaan sehat fisik,
tidak cukup memadai (Notoatmodjo 2010, h
mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan
56). Pre-postest with control group design
tanpa suat penyakit atau kelemahan.
adalah
spiritual
maupun
social
ini
menggunakan
rancangan
desain
yang
quasi
melakukan
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi
pengelompokkan anggota anggota kelompok
kondisi mental yang sejahtera yang memungkinkan
kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan
seseorang hidup harmonis dan produktif sebagai
acak atau random. Kemudian dilakukan pretest
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
(01) Pada kelompok tersebut, dan diikuti
dengan memperhatikan semua segi kehidupan
intervensi (X) pada kelompok eksperimen.
manusia (Keliat et al. 2011, h. 1) American
Setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02)
Psychiatric Assosiation (1994, dalam Videbeck
pada kelompok tersebut (Notoatmodjo 2010, h.
2008,h.4) mendefinisikan gangguan jiwa adalah
58). Jadi dalam penelitian ini, sampel dibagi
sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau
menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang
perilaku yang penting secara klinis yang terjadi
diberikan discharge planning dan kelompok
pada seseorang dan dikaitkan dengan adan ya
yang
distress atau disabilitas atau disertai peningkatan
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, atau
yang
sangat kehilangan kebebasan. RSUD Ban yumas
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
adalah Rumah Sakit KelasB Pendidikan milik
mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas (12
dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah
Januari 2012). Disebutkan
(Saryono
dalam Mahardika
(2011), jumlah pasien sakit jiwa yang dirawat di
digunakan
Persen
sebelumnya.
jika
dibandingkan
dengan
tahun
2008,
oleh
h.85).
planning.
peneliti
Instrumen
dalam
yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian
RSUD Ban yumas pada 2010 rata-rata meningkat 5
discharge
tidak diberikan
ini kuesioner.
adalah
Instrument
dengan ini
menggunakan diklasifikasikan
sebagai berikut: instrumen A berisi biodata responden dan instrumen B yang merupakan sebuah instrument untuk mengukur kemampuan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
40
keluarga dalam merawat halusinasi yang terdiri
HASIL
dari 26 pernyataan berisikan tentang pernyataan
Penelitian pengaruh discharge planning terhadap
yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat
keluarga dalam merawat klien halusinasi. Lembar
klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan
kuesioner diberikan pada keluarga yang mau
Jiwa Terpadu RSUD Banyumas yang dilakukan
menjadi responden. Pengisian data pada lembar
pada bulan Mei – Juni 2014. Penelitian ini
pernyataan dilakukan oleh peneliti. Pengambilan
dilakukan pada 36 responden keluarga di Ruang
data dilakukan pada seluruh keluarga dari klien
Bima RSUD Banyumas
yang mengalami halusinasi dan bersedia mengikuti
intervensi dan 36 responden keluarga di Ruang
discharge planning. Proses discharge planning
Sadewa RSUD Banyumas sebagai kelompok
tersebut diberikan kepada keluarga klien yang
kontrol yang telah memenuhi kriteria sebagai
berada di instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa
sampel penelitian yang diambil dengan teknik
Terpadu RSUD Ban yumas baik klien yang masih
purposive sampling. Dalam proses pelaksanaan
dirawat maupun yang akan segera pulang. Dalam
penelitian ini, peneliti dibantu oleh 2 orang
pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik
pelaksana
sampling yaitu purposive sampling dan juga
pelaksanaan penelitian. Akan tetapi sebelumnya
disesuaiakan dengan
maka
peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan dan
didapat sampel 36 responden untuk kelompok
cara pelaksanaan penelitian tersebut. Hasil
intervensi dan 36 responden untuk kelompok
penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
kontrol,
tekstual yang didasarkan pada hasil analisa
sehingga
kriteria
dijumlahkan
inklusi,
menjadi
72
untuk
yang
ikut
sebagai
kelompok
membantu
meliputi
dalam
responden. Setelah responden ditentukan, maka
univariat
peneliti mulai kontrak waktu dengan semua
pengetahuan keluarga dalam merawat
klien
responden disetiap kamar inap klien di Ruang
halusinasi
yang
Bima. Kemudian peneliti melakukan penghitungan
menggambarkan perbedaan tingkat pengetahuan
jumlah rata-rata pengetahuan keluarga dalam
keluarga
merawat klien halusinasi menggunakan kuesioner.
Perbedaan
Hasilnya untuk data tingkat pengetahuan keluarga
kelompok intervensi dalam merawat klien
pada pretest penelitian. Kemudian setelah diambil
halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa
datanya, lalu responden atau keluarga kelompok
Terpadu RSUD Banyumas sebelum dan setelah
intervensi diberikan discharge planning Discharge
diberikan discharge planning.
dan dalam
analisa merawat
tingkat
deskripsi bivariat klien
pengetahuan
tingkat
halusinasi. keluarga
planning diberikan kepada keluarga terdiri dari 4 sesi.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
41
diperoleh nilai Z = -3,742 dan ρ value= 0,000
Tabel 1 : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Keluarga Kelompok Intervensi Dalam Merawat Klien Halusinasi Di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu Antara Sebelum Dan Setelah Diberikan Discharge Planning Tahun 2014
yang lebih kecil dari α = 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan yang bermakna pada kelompok intervensi antara
Kelompok Intervensi No
Pengetahuan
Pretest
Posttest
f
f
%
sebelum dan setelah diberikan discharge planning
Total %
N
%
Perbedaan
tingkat
pengetahuan
keluarga
kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah
1
Baik
12
50
12
50
24
100
2
Cukup
4
18,2
18
81,8
22
100
diberikan discharge planning dapat disebabkan
3
Kurang
20
76,9
6
23,1
26
100
karena keluarga sebelum diberikan discharge
36
50
36
50
72
100
planning dalam merawat klien halusinasi kurang
Z = -3,742; pv = 0,000 pada α = 0,05
mendapat pengaruh dari proses belajar dan
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa perbedaan tingkat
pengetahuan
keluarga
kelompok
intervensi dalam merawat klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas antara sebelum dan setelah diberikan discharge planning
pada kategori
pengetahuan baik sebanyak 50,0% dan setelah diberikan discharge planning tetap sama yaitu sebanya 50,0%. Pada kategori pengetahuan cukup kelompok intervensi sebelum diberikan discharge planning sebanyak 18,2% dan setelah diberikan discharge planning menjadi meningkat yaitu sebanyak 81,8%. Pada kategori pengetahuan kurang kelompok intervensi sebelum diberikan discharge planning sebanyak76,9% dan setelah diberikan discharge planning menjadi berkurang yaitu sebanyak 23,1%. Hasil uji statistic untuk mengetahui
perbedaan
tingkat
pengetahuan
keluarga kelompok intervensi dalam merawat klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD
Banyumas antara sebelum
dan sesudah diberikan discharge planning
pengetahuan karena tidak diberikan discharge planning. Sedangkan
pada keluarga
setelah
diberikan discharge planning dalam merawat klien halusinasi mendapat pengaruh dari proses belajar dan pengetahuan yang meningkat setelah diberikan discharge planning sehingga hasil tahunya yaitu pengetahuan akan berbeda dengan yang tidak diberikan discharge planning. Adanya perbedaan tingkat pengetahuan keluarga kelompok intervensi antara sebelum dan setelah diberikan discharge planning disebabkan karena keluarga saat diberikan discharge planning dalam kondisi lingkungan yang tenang dan nyaman dimana ruangan tersebut dalam
satu ruang
terisi 3 sampai 4 kasur yang semua terisi pasien yang
sedang tidur dengan keluarga
masing-masing pasien menunggui sambil ikut tiduran di lantai. Sehingga peneliti
dalam
mengambil datapun mengikuti kehendak keluarga agar tidak terkesan memaksa atau mengusik yang diketahui dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti di mana sebagian besar keluarga sangat kooperatifsaat diberikan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
discharge 42
planning yang diberikan peneliti di ruang tunggu
yaitu
dan ruang rawat inap pasien. Dengan kondisi
pengetahuan cukup kelompok control sebelum
lingkungan yang tenang dan nyaman, isi pesan
kelompok
dari discharge planning dapat diterima dengan
planning sebanyak 41,7% dan setelah kelompok
baik,
terhadap
intervensi diberikan discharge planning hampir
keberhasilan discharge planning yang dibuktikan
sama yaitu sebanyak 58,3%. Pada kategori
dari perubahan tingkat pengetahuan dari kurang
pengetahuan kurang kelompok kontrol sebelum
menjadi cukup.
kelompok
dan
hal
ini
berpengaruh
sebanyak
50,0%.
intervensi
Pada
diberikan
intervensi
diberikan
kategori discharge
discharge
keluarga
planning sebanyak 52,4% dan setelah kelompok
kelompok kontrol dalam merawat klien halusinasi
intervensi diberikan discharge planning hampir
di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu
sama yaitu sebanyak 47,6%.
Perbedaan tingkat
pengetahuan
RSUD Banyumas antara sebelum dan setelah
Hasil uji statistik untuk mengetahui perbedaan
discharge
tingkat pengetahuan keluarga kelompok control
kelompok
intervensi
diberikan
planning.
dalam merawat klien halusinasi di Instalasi Pelayanan
Tabel 2 : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Keluarga Kelompok Kontrol Dalam Merawat Klien Halusinasi Di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas Antara Sebelum Dan Setelah Kelompok Intervensi Diberikan Discharge Planning Tahun 2014 Kelompok Kontrol No 1
Pengetahuan Baik
Total
Pretest
Posttest
f
%
f
%
N
%
9
50
9
50
18
100
2
Cukup
5
41,7
7
58,3
12
100
3
Kurang
22
52,4
20
47,6
42
100
36
50
36
50
72
100
Jiwa
Terpadu
RSUD
Banyumas antara sebelum dan setelah kelompok intervensi diberikan discharge planning diperoleh nilai Z= -1,414 dan ρ value = 0,157 yang lebih besar dari α = 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan yang bermakna pada kelompok kontrol antara sebelum dan
setelah
kelompok
intervensi
diberikan
discharge planning. Tidak adanya perbedaan tingkat pengetahuan yang
Z = -1,414; pv = 0,157 pada α = 0,05
Kesehatan
bermakna
sebelum
dan
antara
setelah
kelompok kelompok
kontrol intervensi
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa perbedaan
diberikan discharge planning disebabkan karena
tingkat pengetahuan keluarga kelompok control
keluarga tidak mendapatkan discharge planning
dalam merawat klien halusinasi di Instalasi
sebelum maupun setelah kelompok intervensi
Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu
RSUD
diberikan discharge planning, sehingga keluarga
Banyumas antara sebelum dan setelah kelompok
tidak mendapatkan informasi tentang merawat
intervensi diberikan discharge planning pada
klien halusinasi sehingga pengetahuannya relatif
kategori pengetahuan baik sebanyak 50,0% dan
tetap dan tidak memungkinkan terjadi perubahan
setelah diberikan discharge planning tetap sama
tingkat pengetahuan dari kurang menjadi cukup
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
43
discharge
apalagi baik Sebagaimana Yosep (2010, h. 367-
kelompok
368) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang
planning, antara kelompok intervensi dan
merupakan suatu proses yang menggambarkan
kelompok control hampir sama yaitu persentase
usaha kerja sama antara tim kesehatan, keluarga,
kelompok intervensi pada kategori pengetahuan
klien dan orang penting bagi klien yang mana
baik sebanyak 57,1% dan pada
salah satu tujuan perencanaan pulang adalah
kontrol hampir sama yaitu sebanyak 42,9%.
membantu keluarga memiliki pengetahuan dan
Pada kategori pengetahuan cukup kelompok
standar perencanaan pulang merupakan sistem
intervensi sebanyak 44,4% dan pada kelompok
yang berkelanjutan
membantu
kontrol hampir sama yaitu sebanyak 55,6%.
keluarga menemukan cara penyelesaian masalah
Pada kategori pengetahuan kurang kelompok
yang baik pada saat yang tepat, sumber yang
intervensi sebanyak 47,6% dan pada kelompok
tepat serta
kontrol jugahampir
biaya
perawatan yang
yang
dapat
yang terjangkau. melibatkan
Proses
keluarga
akan
intervensi
diberikan
kelompok
sama yaitu sebanyak
52,4%. Hasil uji statistic perbedaan tingkat
membantu proses intervensi dan menjaga agar
pengetahuan
klien tidak kambuh kembali setelah pulang
intervensi dan kelompok kontrol dalam merawat
(Yosep 2010, h. 319).
klien
keluarga
halusinasi
antara
di
Instalasi
kelompok Pelayanan
Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas sebelum
Tabel 3 : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Keluarga Antara Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Dalam Merawat Klien Halusinasi Di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUDBanyumas Sebelum Kelompok Intervensi Diberikan Discharge Planning Tahun 2014 Kelompok No
Pengetahuan
Intervensi
kelompok
intervensi
diberikan
discharge planning diperoleh nilai Z = -0,614 dan ρ value = 0,539 yang lebih besar dari α = 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
Total
ada
perbedaan
pengetahuan
Kontrol
f
%
f
%
N
%
yang
keluarga
bermakna antara
pada
kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dalam merawat
1
Baik
12
57,1
9
42,9
21
100
2
Cukup
4
44,4
5
55,6
9
100
3
Kurang
20
47,6
22
52,4
42
100
Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas
36
50
36
50
72
100
sebelum
Z = -0,614; pv = 0,539 pada α = 0,05
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa perbedaan tingkat pengetahuan keluarga antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam merawat klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas sebelum
klien
halusinasi
di
kelompok
Instalasi intervensi
Pelayanan diberikan
discharge planning. Tidak adanya perbedaan tingkat pengetahuan keluarga antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam merawat klien
halusinasi
sebelum
diberikan
kelompok
intervensi
discharge planning karena faktor-faktor yang
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
44
mempengaruhi tingkat pengetahuan seperti umur dan pendidikan dikontrol pada saat pengambilan sampel
sehingga
sampel
pada
kelompok
intervensi dan kelompok kontrol relatif tidak berbeda. Hal ini dikuatkan dengan hasil uji statistik
kesetaraandimana
untuk umur
Tabel 4 : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Keluarga Antara Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Dalam Merawat Klien Halusinasi Di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas Setelah Kelompok Intervensi Diberikan Discharge Planning Tahun 2014 Kelompok No
f
%
N
%
Baik
12
57,1
9
42,9
21
100
2
Cukup
18
72
7
28
25
100
3
Kurang
6
23,1
20
76,9
26
100
36
50
36
50
72
100
0,848. Berdasarkan nilai ρ value > 0,05 maka umur pada kelompok intervensi dan kontrol pendidikan
Kontrol
%
1
Sedangkan
Intervensi f
didapatkan nilai t sebesar 0,192 dan ρ value =
homogen.
Pengetahuan
Total
dikontrol
Z = -2,548; pv = 0,011 pada α = 0,05
dengan responden yang berpendidikan SD, SMP dan SMA, sehingga dengan umur yang homogen
Setelah kelompok intervensi diberikan discharge
dan tingkat pendidikan yang relatif sama maka
planning diperoleh nilai Z = -2,548 dan ρ value =
tingkat kematangan dalam kemampuan berpikir
0,011 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hasil
dan menangkap informasi baru juga relatif sama,
penelitian menunjukkan ada perbedaan yang
hal
tingkat
bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga
pengetahuan yang tidak berbeda dalam merawat
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
klien halusinasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
sesudah kelompok intervensi diberikan discharge
Wawan
planning
ini
berpengaruh
dan
Dewi
terhadap
(2011,
h.
12)
yang
dapat
disebabkan
karena
dengan
menjelaskan bahwa pengetahuan atau kognitif
diberikannya discharge planning pada kelompok
merupakan domain yang sangat penting untuk
intervensi maka pengetahuan keluarga tentang
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang
merawat klien halusinasi juga akan meningkat dan
didasari
dengan pengetahuan
oleh
pengetahuan lebih
langgeng
yang meningkat maka
daripada perilaku yang tidak didasari oleh
tingkat pengetahuannya juga akan menjadi lebih
pengetahuan.
sendiri
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Yosep
dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
(2007, h.279) yang mengemukakan bahwa tujuan
Secara jelas, faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan pulang adalah membantu keluarga
pengetahuan menurut Soekanto (2004, h. 79),
memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yaitu tingkat pendidikan, informasi, budaya,
dalam memperbaiki serta mempertahankan status
pengalaman, dan sosial ekonomi.
kesehatan klien. Kemudian ditambahkan oleh
Pengetahuan
itu
Allport (1954, dalam Notoatmodjo 2007, h. 148) menjelaskan
bahwa
sikap
mempunyai
tiga
komponen pokok meliputi kepercayaan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
45
(keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek,
.Mahardika.
Majalah 2011. Penyakit jiwa meningkat. Orang Gila diseminarkan. http://www.majalahmahardika.com/pasien –jiwa-meningkat-di-Banyumas Dilihat tanggal 12 Febuari 2014
kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap
objek
serta
kecenderungan
bertindak. Ketiga komponen
untuk
tersebut secara
bersama membentuk sikap yang utuh. Pengetahuan membawa keluarga untuk berpikir dan berusaha agar mampu merawat klien halusinasi sehingga keluarga mempunyai sikap tertentu terhadap objek
Discharge Planning berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan keluarga dalam
merawat
klien halusinasi di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu Tahun 2014 UCAPAN TERIMA KASIH
[edisi
2010, Metodologi penelitian kesehatan revisi] , Rineka Cipta, Jakarta.
[edisi
-----------------,
yang berupa halusinasi KESIMPULAN
2007, Metodologi penelitian kesehatan revisi] , Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo,
Saryono 2008, Metodologi penelitiankesehatan, Mitra Cendikia Press, Jogjakarta. Soekanto, S 2004, Sosiologi keluarga, Rineka Cipta, Jakarta. Wawan,A.&,Dewi,M.2011, Teori & pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak
Yosep, I 2007, Keperawatan jiwa, Refika Aditama, Bandung. 2010, Keperawatan jiwa [edisi revisi] , Refika Aditama, izin penelitian ini. Ucapan terimakasih juga kami Bandung untuk Penelitian, Alfabeta sampaikan kepada STIKES Al-Irsyad AlRumah Sakit Banyumas yang telah memberikan
Islamiyyah Cilacap dan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) yang telah bersedia memuat hasil penelitian ini. RUJUKAN PUSTAKA Admin 2012, Mengenal lebih dekat RSUD Banyumas, dilihat tanggal 24 Februari 2012 < http://rsud.bms.web.id/?p=1> FCA : Hospital Discharge Planning : A Guide for Families. http://www.caregiver.org/caregiver/jsp/cont ent_node.jsp?nodied=2312> dilihat tanggal 10 Juni 2014
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
46
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2 September 2014
47