PENGARUH EARNING PER SHARE, STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN

Download struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan baik secara parsial .... Tujuan Penelitian. 1. Untuk ...

0 downloads 539 Views 724KB Size
PENGARUH EARNING PER SHARE, STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016

Tia Oggita 140462201020 Inge Lengga Sari Munthe, Prima Aprilyani Rambe PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2018 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Teknik penelitian sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 64 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan harga saham yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel earning per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara simultan earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 58,6%, sedangkan sisanya sebesar 41,4% dijelaskan oleh variabel independen lainnya diluar model penelitian. Kata Kunci :

Earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.

A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan tidak lain adalah menjadi perusahaan yang memiliki tingkat

kemajuan dan tingkat kesejahteraan perusahaan maupun pihak-pihak yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam perusahaan terus mengalami peningkatan. Selain itu tujuan perusahaan adalah mampu untuk terus bersaing didalam dunia bisnis terutama perusahaan manufaktur yang telah go public. Perusahaan akan terus berusaha dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab semakin tinggi nilai perusahaan maka harga saham juga semakin tinggi sehingga turut meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Kartiko, 2015). Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga pasar saham perusahaan di pasar saham. Pada penelitian ini nilai perusahaan diindikasikan dengan menggunakan price to book value (PBV). Nilai perusahaan dapat dilihat dari tingkat besarnya laba bersih, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan yang dimiliki dan dihasilkan perusahaan. Informasi nilai perusahaan itu sendiri dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan secara berkala. Tingkat laba bersih perusahaan menjadi salah satu indikator pertimbangan untuk investor dalam mengambil keputusan investasi. Tingkat laba bersih perusahaan dapat dilihat dari besarnya Earning Per Share (EPS) yang dihasilkan perusahaan. Semakin besar nilai EPS, maka semakin besar pula laba bersih yang disediakan perusahaan untuk para pemegang saham (Kartiko, 2015). Sehingga menarik investor untuk menanamkan saham atau modal diperusahaan yang berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dapat berasal dari modal sendiri dan pinjaman dana yang bersifat hutang jangka panjang. Indikator struktur modal yang digunakan pada penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER). DER adalah perbandingan antara kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemegang saham (Subramanyam,2010). Semakin besar nilai DER maka semakin besar hutang yang dimiliki oleh perusahaan berarti struktur modal perusahaan banyak berasal dari pinjaman dana pada pihak luar yang mencerminkan risiko perusahaan relative tinggi. Semakin besar nilai DER ini berpengaruh terhadap penurunan nilai perusahaan. Struktur kepemilikan saham juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang berarti mempengaruhi tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Indikator struktur kepemilikan yang digunakan pada penelitian ini adalah kepemilikan institusional. Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan akan berpengaruh terhadap peningkatan pengawasan eksternal pada perusahaan. Sehingga mempengaruhi peningkatan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka panjang karena profitabilitas mencerminkan ukuran laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada penelitian ini profitabilitas dihitung menggunakan Return On Equity (ROE). Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas (Fahmi, 2015). Semakin tinggi ROE maka akan semakin baik reputasi yang dimiliki perusahaan sehingga berpengaruh pada kenaikan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya total asset yang dimiliki menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang kemungkinan dimiliki oleh perusahaan. Besarnya total asset juga sebagai tolak ukur kepercayaan investor

dan pihak luar terhadap perusahaan sehingga akses dana perusahaan akan lebih mudah. Oleh sebab itu, semakin besar ukuran perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin naik. Dalam penelitian Kartiko (2015), yang berjudul Pengaruh Earnings Per Share, Struktur Modal, Return On Equity, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013. Hasil penelitiannya menunjukkan secara simultan earnings per share , strktur modal, return on equity, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Yuniyanti, Topowijono, dan Sri (2016), yang berjudul Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Tetdaftar Di BEI Tahun 2011-2014. Hasil penelitiannya menunjukkan secara simultan variabel DER, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan Maryani (2016), yang berjudul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Dividen Kebijakan Hutang , dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013. Hasil penelitiannya menunjukkan secara simultan CR, ROE, DPR, DER dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap PBV. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan mengangkat judul penelitian “Pengaruh Earning Per Share, Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016”. Perumusan Masalah 1. Apakah earning per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016? 2. Apakah struktur modal yang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016? 3. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016? 4. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on equity) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016? 6. Apakah earning per share,struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016? Tujuan Penelitian 1. 2.

Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal yang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

3.

Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on equity) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 6. Untuk mengetahui pengaruh earning per share,struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. B. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2014:233), dalam Yuniyanti,Topowijono dan Sri (2016). Nilai perusahaan berarti dapat dilihat dari harga saham perusahaan, jika harga saham perusahaan tinggi maka nilai perusahaan akan meningkat. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di bursa. Earning Per Share Earning per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Menurut Reni dan Suyanto (2015), Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam prakteknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang ditahan sebagai laba ditahan. Struktur Modal Struktur modal adalah bagian dari keputusan pendanaan perusahaan. Struktur modal adalah cara bagaimana perusahaan mendanai aktivanya (Weston & Copeland, 1995), dalam Kartiko (2015). Sedangkan menurut Hery (2016), rasio struktur modal merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kemajibannya. Rasio struktur modal diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Struktur modal pada penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Struktur Kepemilikan Institusi adalah pihak yang memiliki kemampuan profesional dalam pembuatan keputusan dan untuk menetapkan baik atau buruknya kinerja perusahaan. Kepemilikan institusional merupakan presentase saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dan kepemilikan blockholder. Blockholder merupakan kepemilikan individu atas nama perorangan diatas 5%, tetapi tidak termasuk ke dalam golongan kepemilikan insider. Apriada (2013:22), dalam Yuniyanti, Topowijono, dan Sri (2016), kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh investor institusi. Investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual.

Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return.. Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengan return on equity (ROE). Menurut Kartiko (2015), Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aset yang dimiliki. Jika perusahaan memiliki aset yang besar, maka pihak manajemen perusahaan lebih leluasa dalam mempergunakan aset untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan (Dewi dan Ary, 2013), dalam Kartiko (2015). Perusahaan dengan ukurannya yang besar akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal pada perusahaan karena investor yakin kelangsungan hidup usahanya lebih terjamin dan risiko kebangkrutan itu kemungkinan kecil daripada perusahaan yang memiliki ukuran kecil. Kerangka Pemikiran H1 Earning Per Share (X1) H2 Struktur Modal (X2) H3 Struktur Kepemilikan Nilai Perusahaan H4 (X3) (Y) Profitabilitas (X4)

H5

Ukuran Perusahaan (X5) H6 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hipotesis H1 :Diduga terdapat pengaruh antara earning per share (EPS) terhadap nilai perusahaan. H2 :Diduga terdapat pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan. H3 :Diduga terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan. H4 :Diduga terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. H5 :Diduga terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. H6 :Diduga earning per share (EPS), struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

C. METODOLOGI PENELITIAN Variabel Dependen (Y) Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur dengan price to book value (PBV). Fahmi (2012), merumuskan PBV sebagai berikut:

Variabel Independen Earning Per Share (EPS) (X1) Earning Per Share (EPS) adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2012), perhitungan EPS dirumuskan sebagai berikut:

Struktur Modal (X2) Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER dihitung sebagai hasil bagi antar total utang dengan modal (Hery, 2015), perhitungan DER dirumuskan sebagai berikut:

Struktur Kepemilikan (X3) Kepemilikan institusional diungkapkan melalui jumlah kepemilikan saham yang dimiliki institusi dibagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Secara sistematis perhitungan kepemilikan institusional tersebut dirumuskan sebagai berikut (Masdupi, 2005), dalam Yuniyanti, Topowijono, dan Sri (2016):

Profitabilitas (X4) Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengan Return On Equity (ROE). ROE digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas (Hery, 2015), perhitungan ROE dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan (X5) Ukuran perusahaan adalah besarnya aset yang dimiliki oleh M ’ , 2008), dalam Kartiko (2015), ukuran perusahaan diukur dengan nilai logaritma dari total aktiva. Rumus ukuran perusahaan yaitu:

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu suatu proses pencatatan dan perekaman data yang berhubungan dengan manfaat penelitian, yaitu meliputi data laporan keuangan yang diperoleh dari www.idx.co.id di Bursa Efek Indonesia. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Populasi berjumlah 144 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunkan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel penelitian berjumlah 64 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 20102013. Kriteria pemilihan sampel adalah: 1. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. 2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya secara kontinyu selama periode 2013-2016. 3. Perusahaan yang melaporkan harga sahamnya dari tahun 2013-2016. 4. Perusahaan manufaktur tidak pernah mengalami kerugian selama periode 2013-2016. 5. Perusahaan manufaktur yang memiliki modal saham yang dimiliki oleh pihak institusional perusahaan secara berturut-turut dari tahun 2013-2016. 6. Perusahaan manufaktur menggunakan rupiah (Rp) sebagai mata uang periode 20132016. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaranatau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Menurut (Ghozali, 2013) untuk menguji apakah distribusi dari data residualnya normal atau tidak, dapat dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual berdistribusi normal. HA : Data residual berdistribusi tidak normal. Jika sig < 0,05, maka H0 tidak diterima. Jika sig > 0,05, maka H0 diterima. Uji Multikolinearitas Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam penelitian ini, jika nilai tolerance menunjukkan < 0.10 atau sama dengan VIF (Variance Iflation Factor) > 10, maka berarti menunjukkan adanya multikolonieritas. Jika nilai tolerance menunjukkan > 0.10 atau sama

dengan VIF (Variance Iflation Factor) < 10, maka berarti menunjukkan tidak adanya multikolonieritas. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013), uji autokorelasi bertujuan menguji model regresi linear ada korelasi antara residual / kesalahan pengganggu pada periode t dengan residual / kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi atau tidak terdapat autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi dengan Run Test. Menurut Wahyono (2012), pengujian dengan menggunakan uji Run Test dengan ketentuan sebagai berikut:  Jika Sig > 0.05, maka Ho diterima.  Jika Sig < 0.05 maka Ho ditolak. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013), uji rank spearman dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara earning per share (EPS), struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Maka persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

Dimana: Y : Nilai Perusahaan X4 : Profitabilitas α : Konstanta X5 : Ukuran Perusahaan X1 : Earning Per Share (EPS) Β1-5 : Koefisien variabel independen X2 : Struktur Modal e : Error X3 : Struktur Kepemilikan Uji Hipotesis Setelah pengujian koefisien, untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen, yaitu dengan pengujian uji koefisien determinasi, uji t dan uji f. Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2013), koefisien regresi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol dan satu. Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Uji Simultan (Uji-F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Ghozali, 2013). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji Parsial (Uji-T) Uji T statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Unit Analisis/Observasi Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi nilai perusahaan (PBV), earning per share (EPS), struktur modal (DER), kepemilikan Institusional (KI), profitabilitas (ROE) dan ukuran perusahaan, maka akan dapat diketahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N EPS DER KI ROE TA PBV Valid N (listwise)

Minimum 200 200 200 200 200 200 200

Maximum

,25 ,27 ,57 ,03 ,37 ,28

Mean

58,89 1,54 1,00 ,61 9,58 2,99

Std. Deviation

11,5616 ,7985 ,8220 ,3309 1,9398 1,3059

Sumber: output spss 20 data diolah (2018)

Hasil Penelitian dan Pembahasan Uji Normalitas Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters

a,b

Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: output spss 20 data diolah (2018)

200 ,0000000 ,47623623 ,050 ,050 -,042 ,710 ,695

11,06591 ,29769 ,10211 ,12241 1,91016 ,62316

Data hasil uji statistik di atas pada tabel 4.2 setelah di outlier, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,710 dan signifikannya 0,695 > 0,05, maka H0 dapat diterima, yang berarti data residual berdistribusi normal.

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot (Setelah di Outlier) Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati geras diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi berdistribusi normal. Uji Multikolonieritas Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas (Setelah di Outlier) Coefficients Model

a

Collinearity Statistics Tolerance

VIF

(Constant)

1

EPS

,528

1,893

DER

,919

1,088

KI

,948

1,055

ROE

,778

1,285

TA

,612

1,634

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Dari tabel diatas, hasil uji multikolonieritas menunjukkan hasil variabel EPS, variabel struktur modal yang diproksikan dengan DER, variabel struktur kepemilikan yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROE, dan variabel uuran perusahaan memiliki nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.4 Hasil Uji Rank Spearman (Uji Heteroskedastisitas) (Setelah di Outlier) Correlations EPS

EPS

Spe

ROE

TA

Unstandardized Residual

-,208**

-,034

,636**

,465**

,016

.

,003

,637

,000

,000

,817

200

200

200

200

200

200

-,208**

1,000

-,005

-,201**

,093

,035

Sig. (2-tailed)

,003

.

,944

,004

,191

,624

N

200

200

200

200

200

200

**

,004

Correlation Coefficient

a r KIm a n ' s ROE

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

r h o TA

N

Unstandardized Residual

KI

1,000 Sig. (2-tailed) N

DER

DER

-,034

-,005

1,000

,067

Sig. (2-tailed)

,637

,944

.

,349

,005

,954

N

200

200

200

200

200

200

**

**

,067

1,000

**

,010

,000

,004

,349

.

,000

,883

200

200

200

200

200

200

**

,093

**

**

1,000

-,043

Sig. (2-tailed)

,000

,191

,005

,000

.

,549

N

200

200

200

200

200

200

Correlation Coefficient

,016

,035

,004

,010

-,043

1,000

Sig. (2-tailed)

,817

,624

,954

,883

,549

.

N

200

200

200

200

200

200

Correlation Coefficient

Correlation Coefficient

,636

,465

-,201

-,196

,312

-,196

,312

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Dari hasil uji diatas diketahui bahwa korelasi nilai signifikansi dari absolut residual masing-masing variabel independen > 0.05 maka dapat disimpulkan pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi (Setelah di Outlier) Runs Test Unstandardized Residual

Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z

1,39501b 199 1 200 3 ,101

Asymp. Sig. (2-tailed)

,920

a. Median Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan hasil diatas menunjukkan dari nilai sig sebesar 0,920 > 0,05. Hal ini berarti model regresi tidak terjadi autokorelasi. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda (Setelah di Outlier) Coefficients Model

Unstandardized Coefficients B

1

a

Standardized Coefficients

Std. Error

t

Sig.

Beta

(Constant)

-,049

,039

-1,266

,207

EPS

-,352

,093

-,237

-3,777

,000

DER

-,029

,046

KI

-,040

,036

-,030

-,632

,528

-,052

-1,103

,271

ROE

,702

TA

,310

,048

,755

14,589

,000

,057

,317

5,432

,000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

PBV = -0,049- 0,352 EPS - 0,029 DER - 0,040 KI + 0,702 ROE + 0,310 TA + e Uji Hipotesis Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) Tabel 4.7 Hasil Uji t atau Uji Parsial (Setelah di Outlier) Coefficients Model

Unstandardized Coefficients B

1

a

(Constant)

Std. Error -,049

,039

Standardized Coefficients

T

Sig.

Beta -1,266

,207

EPS

-,352

,093

-,237

-3,777

,000

DER

-,029

,046

KI

-,040

,036

-,030

-,632

,528

-,052

-1,103

,271

ROE

,702

TA

,310

,048

,755

14,589

,000

,057

,317

5,432

,000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.8 dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut : w f β1 negatif sebesar -0,352 , nilai thitung sebesar -3,777 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima. D w f β2 DER bernilai negatif sebesar -0,029, nilai thitung sebesar -0,632 dengan signifikansi 0,528. Karena signifikansi 0,528 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak. Pengaruh kepemilikan institusional (KI) terhadap nilai perusahaan diketahui bahwa f β3 f -0,040, nilai thitung sebesar -1,103 dengan signifikansi 0,271. Karena signifikansi 0,271 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak. Pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan diketahu w f β4 positif sebesar 0,702, nilai thitung sebesar 14,589 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima. Pengaruh ukuran perusahaan (TA) terhadap w f β5 f 0,310, nilai thitung sebesar 5,432 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa TA berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) diterima. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.11 Hasil Uji F atau Uji Simultan (Setelah di Outlier) a

ANOVA Model

1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

66,605

5

13,321

Residual

45,133

194

,233

111,738

199

Total

a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), TA, DER, KI, ROE, EPS

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

F 57,258

Sig. ,000

b

Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas, dapat dilihat Fhtung sebesar 57,258 dan Ftabel 2,26 α 0,05, f 5, f y 200 f 0,000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (57,258 > 2,26) dengan signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan secara bersama-sama EPS, DER, KI, ROE dan UP berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.12 Hasil Uji Adjusted R Square (Setelah di Outlier) b

Model Summary Model 1

R

R Square ,772

a

Adjusted R Square

,596

,586

Std. Error of the Estimate ,48233426

a. Predictors: (Constant), TA, DER, KI, ROE, EPS b. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas nilai Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa variabel independen (EPS, DER, KI, ROE dan ukuran perusahaan), mampu menjelaskan nilai perusahaan sebesar 58,6%. Sedangkan sisanya 41,4%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Pembahasan dan Interpestasi 1. Pengaruh EPS terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh signifikan negatif , f α -0,352, nilai sig 0,000 < 0,05 dan t hitung < t tabel (-3,777 < 1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartiko (2015), menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai EPS mengalami peningkatan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan. Itu terjadi karena didalam penelitian ini terdapat beberapa perusahaan yang melakukan stock split (pemecahan saham) sehingga informasi laba yang ditunjukkan melalui EPS tidak mencerminkan harga saham yang menjadi perhitungan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015) yang menyatakan bahwa Informasi laba yang ditunjukkan melalui EPS tidak mencerminkan harga saham yang merupakan dasar perhitungan nilai perusahaan. Perilaku investor yang sedemikian rupa dapat menyebabkan ketidakberaturan di pasar modal atau anomali pasar. Anomali pasar menciptakan hubungan yang tidak rasional antara informasi publik yang tersedia dengan harga saham, hal tersebut menjadikan sulit untuk dijelaskan. 2. Pengaruh DER terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan, dimana nilai sig 0,528 > 0,05 dan t hitung < t tabel (-0,632 < 1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartiko (2015), menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena didalam penelitian ini ada beberapa perusahaan yang memiliki nilai modal lebih kecil dari nilai hutang yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kurang mampu memenuhi kewajibannya dengan modal yang dimilikinya. Sehingga

indikator DER dianggap kurang berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan karena tidak mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015), yang menyatakan bahwa besarnya nilai modal perusahaan yang relatif lebih besar dari hutang menjadikan nilai DER semakin rendah dan membuat kemampuan perusahaan manufaktur dalam memenuhi kewajibannya tidak diragukan lagi. Struktur modal yang sedemikian rupa membuat investor tidak lagi khawatir perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya. Sehingga indikator DER dianggap kurang berpengaruh dalam keputusan investasi dan tidak memengaruhi harga saham yang menjadi dasar perhitungan nilai perusahaan. 3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa KI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana nilai sig 0,271 > 0,05 dan t hitung < t tabel (-1,103 < 1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ucchati dan Agung (2016), menyatakan bahwa KI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena didalam penelitian ini ada beberapa perusahaan yang berafiliasi pihak institusionalnya masih memiliki hubungan istimewa atau hubungan kekeluargaan sehingga menyebabkan kinerja perusahaannya kurang optimal dikarenakan tidak tegasnya dalam menjalankan kebijakan. Sehingga indikator kepemilikan institusional dianggap kurang berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan karena tidak mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ucchati dan Agung (2016), yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh pihak institusional didominasi oleh pihak-pihak yang tidak independen (berafiliasi satu sama lain) sehingga fungsi kepemilikan institusional sebagai pengawas bagi manajemen tidak bisa berjalan semestinya walaupun kepemilikan saham oleh pihak institusional tinggi. Kondisi ini menyebabkan agency problem tidak bisa ditekan dan dapat berimbas pada market value perusahaan yang menurun. 4. Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana nilai sig 0,000 < 0,05 dan t hitung > t tabel (14,589 > 1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mirry, Topowijono dan Sulasmiyati (2016), menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena didalam penelitian ini banyak perusahaan yang memiliki nilai ekuitas lebih besar dari nilai laba setelah pajak yang menyebabkan besarnya nilai ROE. Besarnya nilai ROE menunjukkan besarnya tingkat pengembalian laba yang akan diterima investor. Sehingga indikator ROE dianggap berpengaruh terhadap keputusan investasi bagi investor yang menyebabkan kepercayaan investor terhadap perusahaan meningkat dan investor tertarik untuk membeli saham perusahaan. Hal ini mempengaruhi peningkatan harga saham. Ini berarti ROE berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015), yang menyatakan bahwa tingkat pengembalian tinggi terhadap saham, maka kepercayaan investor terhadap suatu perusahaan akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kepercayaan investor, maka nilai PBV juga akan meningkat sehingga ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana nilai sig 0,000 < 0,05 dan t hitung < t tabel (5,432 > 1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartiko (2015), menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian menunjukkan bahwa besarnya ukuran perusahaan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar kemungkinan tingkat kebankrutan yang akan terjadi rendah. Sehingga kepercayaan investor meningkat terhadap perusahaan, investor menjadi tertarik untuk membeli saham perusahaan. Sehingga mempengaruhi peningkatan harga saham. Ini berarti ukuran perusahaan berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015), yang menyatakan bahwa perusahaan dengan sumber daya (aset) yang besar dapat menghasilkan laba yang optimal dari skala produksi yang dimilikinya. Laba yang optimal adalah ekspektasi investor karena return dari investasi saham berasal dari sebagian laba yang mampu dihasilkan perusahaan. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 2. Struktur modal (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 3. Struktur kepemilikan (KI) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 4. Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 5. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. 6. Secara simultan Earning Per Share (EPS), Struktur modal (DER), Struktur kepemilikan (KI), Profitabilitas (ROE), dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Saran 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti variabel independen dalam penelitian ini dengan variabel lain yang dianggap dapat memberikan hasil penelitian lebih akurat serta memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap nilai perusahaan. 2. Peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel perusahaan selain perusahaan manufaktur dan memperpanjang periode penelitian. DAFTAR PUSTAKA Ayu, Nita Widyasari dkk. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 26 No.1 September 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. Fahmi, Irham. (2015). Analisis laporan keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Gde, Luh Krisna Dewi & Ayu Aryista Dewi. (2016). Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris Dan Direksi Pada Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.1. Juli (2016): 812-836 ISSN: 2302-8556. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan Pendekatan. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service). Kartiko, Kukuh Dani. (2015). Pengaruh Earnings Per Share, Struktur Modal, Return On Equity, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi.Kode Jurnal: jpmanajemendd150611. Manoppo, Heven & Fitty Valdi Arie. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal EMBA, Vol.4 No.2 Juni 2016. Maryani, Leni. (2016). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013. Jurnal Akuntansi.Universitas Maritim Raja Ali Haji. Reni, Silvi Cusyana & Suryanto. (2015). Pengaruh Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Suku Bunga dan Inflasi terhadap Price to Book Value pada Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1 no. 2, hal 160-170 ISSN 2339 – 1545. Sri, Ayu Mahatma Dewi & Ary Wirajaya. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 (2013): 358-372 ISSN: 2302-8556. Subramanyam, K. R. & John J.Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Sudarma, Made. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Disertasi. Jurnal Akuntansi Universitas Brawijaya Malang. Sugiarto, Melanie. 2011. Pengaruh Struktur Kepemillkan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang sebagai Intervening. Jurnal Akuntansi Kontemporer, 3(1): 1—25. Supranto, J. (2008). Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga. Uccahati, Ayu Warapsari & Agung Suaryana. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Utang Sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.3. September (2016): 2288-2315 ISSN: 2302-8556. Wahyono, T. (2012). Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Yuniyanti, Mirry Pasaribu dkk. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan

Kimia yang Terdaftar di Bei Tahun 2011-2014. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016. www.idx.co.id