PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

Download Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat- Nya, skripsi yang berjudul ―Pengaruh Good Corporate Governance. ...

0 downloads 549 Views 842KB Size
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

oleh: LUH PUTU ARI ANJANI 1306205154

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Oleh: LUH PUTU ARI ANJANI 1306205154

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar 2017

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal: 24 Mei 2017

Tim Penguji:

TandaTangan

1. Ketua

: Drs. I Putu Yadnya, M.M

…...................

2. Sekretaris

: Drs. Ida Bagus Badjra, MM

……………...

3. Anggota

: Dr. Luh Gede Sri Artini, S.E, M.Si

……………...

Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen

Pembimbing

Dr. I.G.A Ketut Giantari, S.E, M.Si

Drs. I Putu Yadnya, MM

NIP. 196110021986012002

NIP.195605051980031005

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku

Denpasar, 18 April 2017 Mahasiswa,

Luh Putu Ari Anjani 1306205154

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul ―Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di BEI‖ dapat diselesaikan sesuai yang direncanakan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr.I Nyoman Mahaendra Yasa, S.E, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 2. Prof.Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3. Dr.Dra. I Gst.Ayu Kt Giantari, M.Si dan Agoes Ganesha Rahyuda, S.E, M.T, Ph.D, masing-masing sebagai Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana 4. Dr.Luh Gede Sri Artini, S.E, M.Si selaku pembimbing akademik dan penguji atas waktu, bimbingan, masukan, dan saran selama ini. 5. Drs. I Putu Yadnya, M.M sebagai pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan, dan saran selama ini 6. Drs. Ida Bagus Badjra, M.M sebagai dosen pembahas dan penguji atas waktu, bimbingan, masukan, dan saran selama ini 7. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, adik-adik, kakek, nenek, om, dan tante , atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 8. Teman-teman terbaik saya Indah,Mitha, Gung Ari, Sathya, Indra, Adit, Chandra, serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan motivasi 9. Teman-teman KKN Batuagung Ratna, Ela, Weda, Messy, Fuzy, dan Guna 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Denpasar, 18 April 2016 Penulis

iv

Abstrak Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia untuk menghadapi era pasar bebas dan globalisasi. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Fungsi penting dari adanya bank menyebabkan pentingnya menjaga kinerja operasional suatu perusahaan perbankan. Bank dengan kinerja yang bagus dapat membuktikan bahwa bank tersebut sehat, sehingga berdampak baik pada investasi modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda.Sampel penelitian terdiri dari 31 bank umum yang diambil dengan dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu yaitu dengan memilih setiap perusahaan dengan laporan keuangan yang mencantumkan jumlah kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit.Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan bank umum periode 2011-2015.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas sementara Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.Dewan Direksi berpengaruh negtif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Kata kunci :Profitabilitas, Good Corporate Governance, Bank

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. ..i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ..ii PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................... iii KATA PENGANTAR .....................................................................................................iv Abstrak………………………………………………………………………………………………………………………….v DAFTAR TABEL ..........................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................ix BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………...1 PENDAHULUAN............................................................................................................ 1 1.1Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................ 7 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 8 1.5 Sistematika Penulisan................................................................................................ 8 BAB II 11 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN .......................................... 11 2.1 Landasan Teori ............................................................................................ 11 2.1.1 Teori Keagenan ........................................................................................ 11 2.1.2 Good Corporate Governance ................................................................ 12 2.1.3 Profitabilitas ......................................................................................... 17 2.1.4 Analisis Laporan Keuangan Bank ........................................................ 18 2.1.5 Bank ...................................................................................................... 18 2.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 20 2.2.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap ROE ............................. 20 2.2.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap ROE ...................... 22 2.2.3 Pengaruh Dewan Direksi terhadap ROE .............................................. 23 BAB III……………………………………………………………………………………………………………………….25

vi

METODE PENELITIAN .............................................................................................. 25 3.1

Desain Penelitian .................................................................................. 25

3.2

Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ...................................................... 25

3.3

Obyek Penelitian .................................................................................. 26

3.4

Identifikasi Variabel ............................................................................. 26

3.5

Definisi Operasional Variabel .............................................................. 26

3.6

Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 28

3.7

Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel............................... 28

3.8

Metode Pengumpulan Data .................................................................. 29

3.9

Teknik Analisis Data ............................................................................ 29

BAB IV……………………………………………………………………………………………………………………….34 DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................ 34 4.1 Gambaran Umum Penelitian ....................................................................... 34 4.2 Pengujian Asumsi Klasik ............................................................................ 37 4.3 Hasil Penelitian Analisis Regresi Berganda ................................................ 41 4.4 Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan Komite Audit Secara Parsial Terhadap Profitabilitas ...................................................................................................... 44 4.4.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ...................................... 47 4.4.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ...................................... 48 4.4.3 Pengaruh Dewan Direksi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ......................................................... 49 4.4.4 Pengaruh Komite Audit Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ......................................................... 50 BAB V………………………………………………………………………………………………………………………..52 PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………….52 5.1 Simpulan ...................................................................................................... 52 5.2 Saran ............................................................................................................ 52 DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................... 55 LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………….59

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Halaman

4.1

Seleksi Sampel Penelitian……………………………………

39

4.2

Statistika Deskriptif Variabel Penelitian…………………..

40

4.3

Hasil Uji Normalitas…………………………………………

43

4.4

Hasil Uji Multikolinearitas..................................................

43

4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas...............................................

44

4.6

Hasil Uji Autokorelasi.........................................................

45

4.7

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda............................

46

viii

DAFTAR LAMPIRAN No.

Lampiran

Halaman

1

Tabulasi Data Penelitian………………………………...

63

2

Deskriptif Variabel………………………………………

68

3

Pengujian Outlier………………………………………..

72

4

Pengujian Hipotesis……………………………………..

73

ix

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia untuk menghadapi era pasar bebas dan globalisasi. (Dedy, 2003:3). Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan). Fungsi penting dari adanya bank

menyebabkan pentingnya menjaga kinerja

operasional suatu perusahaan perbankan. Bank dengan kinerja yang bagus dapat membuktikan bahwa bank tersebut sehat, sehingga berdampak baik pada investasi modal. Pada tahun 2011, BI memberlakukan metode RGEC untuk penilaian kesehatan bank. Indikator

RGEC

terdiri dari Risk atau resiko (R), Good

Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C). Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan apakah good corporate governance sebagai salah satu indikator pengukuran kesehatan bank berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan menjadi Return On Equity (ROE). ROE adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan dinyatakan dalam bentuk persen. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu emiten dalam menghasilkan laba dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan pemegang saham.

1

Organisasi wajib menerapkan praktik good corporate governance, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya pedoman umum good corporate governance oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang mewajibkan setiap organisasi yang sahamnya telah tercatat di bursa efek, perusahaan Negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap lingkungan untuk menerapkan praktik good corporate governance (Tim KNKG, 2006 : 2). Prinsip – prinsip tata kelola perusahaan yang baik antara lain transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran, dan kesetaraan (Tim KNKG, 2006: 5). Adanya perundang-undangan terkait GCG seperti: Per01/Mbu/2011 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN, ketentuan peraturan BI No.8/14/FBI/2006 tentang penerapan corporate governance bagi bank umum menandakan bahwa penerapan praktik GCG di Indonesia mulai ditangani dengan sungguh-sungguh. Penelitian tentang good corporate governance memberikan bukti empiris bahwa variabel good corporate governance merupakan faktor penting dalam menentukan nilai perusahaan dan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Good corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran - sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Good corporate governance juga memberikan jaminan keuntungan dan keamanan atas dana yang ditanamkan di bank tidak akan digelapkan oleh pengelola bank. Penerapan good corporate

2

governance dapat mencegah kesalahan dalam pengambilan keputusan sehingga secara otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada profitabilitas. Nasution dan Setiawan (2007) menyebutkan bahwa corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerj aperusahaan melalui supervisi

atau

monitoring

kinerja

manajemen

dan

menjamin

akuntabilitasmanajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan kerangka peraturan. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur good corporate governance antara lain kepemilikan manajerial, dewan direksi, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit. Penelitian sebelumnya menjelaskan indikator-indikator good corporate governance berpengaruh terhadap profitabilitas. Agustina et al., (2015) menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Namun, penelitian oleh Manafi et al., (2015), Widyawati (2013), serta Moeinadin dan Mohsen (2012) menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabillitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukandar (2014) menunjukkan bahwa dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan menurut Rimardhani dan Dwiatmanto (2016) dewan direksi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Menurut penelitian dari Kartikawati (2007), Cornett, dkk., (2007) , Ramia dkk (2012) Manafi, et al., (2015) dan Johanes Sumarno dkk., (2016), menunjukkan

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

3

profitabilitas, sedangkan hasil penelitian dari Kemalasari (2009) dan Moeinadin (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Herdianto (2013), Yermack (1996), Iqbal (2010), dan Rehman (2013) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Namun, menurut penelitian dari Hidayat, dkk., (2014) dan Wang (2014) dewan komisaris memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian Rini dan Ghozali (2012), Iqbal dan Kakakel (2010), serta Babtunde dan Akeju (2016) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan

terhadap

tingkat

profitabilitas

perusahaan.

Istighfarin

(2015)

menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak hasil penelitian tentang kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit yang berpengaruh positif dan signifikan dibandingkan hasil penelitian mengenai kepemilikan manajerial. Oleh karena itu, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit diangkat sebagai variabel independen dalam penelitian ini. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk memonitor dan mendisiplinkan manajer sehingga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Faizal (2004), perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk

4

memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Kepemilikan institusional memiliki arti untuk pengawasan manajemen yang bertujuan untuk mendorong peningkatan pengawasan pada manejemen. Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain (Tarjo, 2008). Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum maupun khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris memiliki peranan penting dalam mengawasi perusahaan memastikan kinerja dan pengelolaan perusahaan oleh manajer dalam mencapai tujuan dan peningkatan kinerja perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), dewan komisaris dan direksi mempunyai peran penting dalam pelakasanaan GCG secara efektif. Keberadaan dewan komisaris independen diharapkan mampu memaksimalkan peranan penting dewan komisaris dalam mengawasi pengelolaan dan kinerja perusahaan, mengingat bahwa dewan komisaris independen berasal dari pihak independen yang bukan merupakan bagian dari dewan direksi, dewan komisaris maupun para pemegang saham. Dewan

direksi

merupakan

pimpinan

perusahaan

dan

memiliki

wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan bank. Dewan direksi memiliki tugas untuk menetapkan arah strategis, menetapkan kebijakan operasional

dan

bertanggung

jawab

5

memastikan

tingkat

kesehatan

manajemen

bank.

Dewan

direksi

juga

memiliki

tanggung

jawab

untuk mengembangkan dan melaksanakan program hubungan dengan pihak luar

perbankan.

Pada

kenyataannya

dewan

direksi

tidak

menjalankan tugasnya dengan baik. Menurut sejumlah penelitian, hampir 60 persen dari bank gagal memiliki anggota dewan direksi yang tidak memiliki pengetahuan perbankan atau kurang informasi dan pasif terhadap urusan pengawasan bank (Hennie Van Greuning & Sonja Brajovic Bratanovic, 2011: 47). Komite Audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal. Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal. Kurnianingsih dan Supomo (1999) juga menjelaskan bahwa komite audit pada aspek akuntansi dan pelaporan keuangan diharapkan dapat melaksanakan beberapa fungsi, yaitu: menelaah seluruh laporan keuangan untuk menjamin objektivitas, kredibilitas, reliabilitas, integritas,akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan; menelaah kebijakan akuntansi danmemberikan perhatian khusus terhadap dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan kebijakan akuntansi; menelaah efektifitas Struktur Pengendalian Internal (SPI) dan memastikantingkat kepatuhan SPI; mengevaluasi kemungkinan terjadinya penipuan dan kecurangan; menilaiestimasi, kebijakan dan penilaian manajemen yang dipertimbangkan mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan.

6

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel good corporate governance dengan profitabilitas perusahaan yang dalam penelitian ini di proxy kedalam Return on Equity. Berdasarkan latar belakang

masalah

dan

adanya

researchgap

antara

penelitian-penelitian

sebelumnya, maka penelitian ini diperlukan untuk mengetahui adanya pengaruh GCG terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2015. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas? 2) Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif

dan

signifikan terhadap Profitabilitas? 3) Apakah Dewan Direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas? 4) Apakah Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Untuk

mengetahui

pengaruh

Kepemilikan

Institusional

terhadap

Profitabilitas 2) Untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Profitabilitas

7

3) Untuk mengetahui pengaruh Dewan Direksi terhadap Profitabilitas 4) Untuk Mengetahui pengaruh Komite Audit terhadap Profitabilitas

1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan good corporate governance dan profitabilitas pada perusahaan perbankan. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan perbankan untuk dapat memerhatikan good corporate governanceagar dapat meningkatkan profitabilitas yang berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penelitian ini disusun ke dalam lima bab yang diuraikan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan : 1.

Latar belakang masalah Pada bagian ini peneliti memaparkan alasan atau argumen-argumen penting tentang topik yang dipilih. Oleh karena itu dalam latar belakang

8

peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. 2. Tujuan penelitian Tujuan ini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. 3. Kegunaan penulisan Menjelaskan apa kegunaan penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis. 4. Sistematika penulisan Menjelaskan Bab dan Subbab yang ada dalam penelitian secara garis besar. Bab II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan tentang landasan teori dalam penelitian ini yang meliputi Teori keagenan, pengertian perusahaan perbankan, good corporate governance, dan profitabilitas. Landasan teori merupakan merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubunagan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, metode survei atau eksperimen atau metode lainnya. Bab menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis

9

dan sumber data, populasi sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Data Pembahasan Dan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan yang terdiri dari gambaran umum atau deskripsi hasil penelitian dari pengaruh corporate governance terhadap profitabilitas bank. Pada bab ini diuraikan pula hasil analisis deskriptif, uji asumsi klasik serta analisis regresi linear berganda. Bab V Simpulan Dan Saran Bab ini berisi tentang simpulan yang merupakan ringkasan dari analisis yang dilakukan. Saran merupakan anjuran yang ditujukan kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Landasan teori dalam penelitian ini adalah teori keagenan.Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika principal memperkerjakan agent untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling, 1976). Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.

Karena

mereka

dipilih,

maka

pihak

manajemen

harus

mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham selaku pemilik. Hal ini dapat menimbulkan adanya agency conflict, yaitu perbedaan kepentingan antara pemilik dengan manajer yang mengakibatkan kecenderungan manajer lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Berkaitan dengan masalah keagenan, good corporate governance berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan investor bahwa mereka akan menerima return dari investasi yang mereka tanamkan di perusahaan. Good Corporate Governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer dapat menguntungkan mereka, manajer tidak akan menggelapkan dana atau berbuat curang terhadap laporan keuangan, dan bagaimana investor mengontrol para manajer (Slefer dan Vishny, 1997)

11

2.1.2

Good Corporate Governance Corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak- hak dan kewajibannya, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan arah strategi dan kinerja suatu perusahaan (Nugroho, 2014). Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) mendefinisikan corporate governance sebagai struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris, dan manajer menyusun tujuantujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan mengawasi kinerja. Effendi (2009) mendefinisikan good corporate governance sebagai kumpulan hukum, peraturan, kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Menurut Schleifer dan Vishny (1986) menyatakan bahwa good corporate governance berkaitan dengan mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanam. Tujuan good corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan atau dalam hal ini stakeholders. Menurut Daily dan Dalton (2004), mengemukakan bahwa good corporate governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang didasarkan pada teori keagenan.

12

Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan, good corporate governance secara singkat dapat diartikan sebagai rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan usaha-usaha korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta kontinuitas usaha. Terdapat lima asas good corporate governance yang dikemukakan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, yaitu: 1) Transparansi (Transparency) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. 2) Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Sehingga perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. 3) Responsibilitas (Responsibility) Perusahaan

harus

mematuhi

peraturan

perundang-undangan

serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

13

4) Independensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. 5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Dalam

melaksanakan

kegiatannya,

perusahaan

harus

senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Indikator pengukuran Good Corporate Governance yang diigunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Kepemilikan Institusional Institusi merupakan sebuah lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan, termasuk investasi saham (Murwaningsari, 2009). Komunitas bisnis menaruh perhatian besar untuk meningkatkan kepemilikan oleh investor institusional di pasar agar dapat lebih banyak memengaruhi kebijakan perusahaan. Oleh karena institusi memantau secara professional perkembangan investasinya, sehingga tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen menjadi sangat tinggi dan potensi kecurangan dapat ditekan. Keberadaan institusi inilah yang kemudian digunakan sebagai alat monitoring yang efektif bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. 2) Komisaris Independen Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) mengharuskan adanya kelembagaan komisaris sebagai salah satu organ perseoran. Keberadaan komisaris di Indonesia telah dikenal sejak lama, namun

14

peranan dan tanggung jawabnya sebagai organ perseroan dan penyelia sering dipandang

sebelah

mata

(Sutedi,2012:144).

Sehingga,

untuk

mengimplementasikan good corporate governance dibuatlah sebuah organ tambahan dalam struktur perseroan, yaitu komisaris independen. Selain untuk tujuan tersebut, pembentukan komisaris independen juga dimotivasi oleh keinginan untuk memberi perlindungan yang lebih hakiki terhadap pemegang saham minoritas dalam PT.Terbuka (Tjager,2003:132). Dewan komisaris independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari dewan direksi, dewan komisaris maupun para pemegang saham atau dengan kata lain dewan komisaris independen adalah komisaris yang tidak memiliki hubungan keluarga atau bisnis dengan dewan direksi maupun pemegang saham.Komisaris Independen bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat, atau dengan cara lain berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam pengambilan keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara. Tugas komisaris utama adalah mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris agar pelaksanaan tugas dewan komisaris dapat berjalan secara efektif. Dalam butir 1-a dari Peraturan Pencatatan Efek No 1-A PT.Bursa Efek Jakarta mengenai ketentuan umum pencatatan efek yang bersifat ekuitas di bursa, mengatur tentang rasio komisaris independen dengan menyatakan bahwa jumlah

15

komisaris independen sekurang-kurangnya adalah 30 persen dari jumlah anggota komisaris (Effendi,2009). Hal tersebut menegaskan bahwa komisaris independen harus berperan untuk mewakili kepentingan minoritas dan diharakan mampu bertindak sebagai penyeimbang dalam pengawasan perusahaan publik. 3)

Dewan Direksi Dewan Direksi merupakan organ perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab atas kepengurusan bank. Dewan Direksi berperan dalam menentukan kebijakan dan strategi yang akan digunakan baik kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Walace dan Zinkin dalam Ahmad Minan Santoso (2015: 22), direksi merupakan seseorang yang semestinya memutuskan atau biasanya memberi keputusan, bersama-sama dengan anggota Dewan Direksi lainnya dalam menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan. Dewan direksi meruapakan perwakilan para pemegang saham dalam pengelolaan perusahaan. Dewan Direksi memiliki 35 tanggung jawab untuk memastikan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dewan Direksi harus dapat memastikan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh dewan. Menurut Irmala Sari (2010: 31), Dewan Direksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebijakan dan strategi yang telah disetujui oleh dewan komisaris, pemeliharaan suatu struktur organisasai, dan memastikan bahwa pendelegasian wewenang berjalan secara efektif. Dewan Direksi juga berperan dalam meningkatkan hubungan dengan pihak luar perbankan. Hubungan perbankan

16

dengan pihak luar sangat penting bagi perbankan dalam proses menghimpun dan menyalurkan dana. 4) Komite Audit Selain komisaris Independen, komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam penerapan prinsip good corporate governance. Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefinisikan komite audit sebagai suatu komite yang bekerja secara professional dan independen yang dibentuk oleh komisaris, dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari good corporate governance di perusahaan-perusahaan (Effendi,2009:25). Komite Audit juga dapat berfungsi sebagai penghubung antara pemegang saham dan komisaris dengan pihak manajemen dalam hal pengendalian internal perusahaan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas komite audit adalah membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku. 2.1.3 Profitabilitas Hasibun (2007) menjelaskan profitabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Pada perbankan, earning yang diperoleh merupakan sebuah tolak ukur dalam menilai kinerja keuangan bank dimana kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba

17

ditentukan seberapa nilai profit yang dicapai. Semakin tinggi earning, maka semakin mencerminkan bahwa bank tersebut memiliki kinerja yang baik. Kinerja bank yang baik menandakan kesehatan bank yang baik pula. Penilaian kesehatan yang baik pada bank dapat berimbas pada pemilik modal, sehingga semakin sehat bank tersebut maka pemilik modal semakin diuntungkan. Keuntungan bagi pemilik modal dapat berupa laba bersih yang diperoleh dari ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang dihitung menggunakan Return On Equity (ROE). 2.1.4

Analisis Laporan Keuangan Bank Laporan Keuangan Bank Umum yang akan disajikan bagi masyarakat

berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI tanggal 31 Desember 2001. Laporan Keuangan Bank Umum terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan saldo laba, komitmen dan kontijensi, perhitungan kewajiban modal minimum, kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya, transaksi valuta asing dan derivatif, perhitungan rasio keuangan, dan pembelian kredit dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional/BPPN (Riyadi,2006). Yang membedakan laporan keuangan perusahaan perbankan dengan perusahaan non bank adalah pada pendapatan operasional. Dalam perusahaan non bank, pendapatan operasional diperoleh dari penjualan barang dan jasa. Sedangkan dalam perusahaan perbankan, pendapatan operasional diperoleh dari pendapatan bunga pinjaman serta provisi dan komisi. 2.1.5

Bank Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset

keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan

18

hanya keuntungan saja (Hasibuan, 2007). Berdasarkan PSAK No. 31, Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (Surplus Unit) dengan pihakpihak yang memerlukan dana berfungsi

(Deficit Unit), serta sebagai lembaga yang

memperlancar lalu lintas pembayaran. Menurut Kuncoro dalam

bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002: 68), definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank.Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk pinjaman antar bank (Interbank Call Money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu. Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini dihimpun oleh

19

bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya dan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan secara ringkas bahwa Bank merupakan suatu badan usaha yang memberikan jasa keuangan dalam menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk simpanan atau bentuk lainnya dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan tujuan mensejahterahkan kehidupan

2.2

Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pokok permasalahan yang

akan diuji kebernarannya. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, teoriteori yang mendukung dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 2.2.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap ROE Jensen

and

Meckling

(1976)

menyatakan bahwa

kepemilikan

institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer. Keberadaaan

20

investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen selaku pengelola perusahaan. Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi, yang dimaksud dengan pihak institusi dalam hal ini perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi maupun perusahaan swasta. Kepemilikan institusional pada umumnya memiliki proporsi kepemilikan dalam jumlah yang besar sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih baik. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh

pihak

investor

institusional

sehingga dapat menghalangi perilaku

opportunistic manajer. Shleifer and Vishny (1999) mengemukakan bahwa institutional shareholders memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, baik

dari

profitabilitas. menunjukkan

segi

peningkatan nilai

Kepemilikan bahwa

fungsi

perusahaan

saham

institusional

kontrol

dari

pemilik

maupun

peningkatan

berpengaruh sangat

positif

menentukan

dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Secara teoritis bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol terhadap perusahaan, kinerja maupun nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku manajemen agar bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan (Darwis, 2009). Hasil penelitian Kartikawati (2007), Cornett dkk., (2007) , Ramia dkk., (2012) Manafi, et al.,(2015) dan Johanes Sumarno dkk.,(2016), menunjukkan

21

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil penelitian dari Kemalasari (2009) dan Moeinadin (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 = Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA 2.2.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap ROE Dewan

Komisaris

sebagai

organ

perusahaan

bertugas

dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Hal ini menunjukkan pengawasan yang dilakukan oleh komisaris independen mampu mempengaruhi perilaku manajer dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan (Maryanah dan Amilin, 2011). Semakin besar komisaris independen maka pengawasan terhadap manajemen perusahaan akan semakin baik sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian Yermack (1996), Sunday (2008) , Iqbal (2010),Herdianto (2013), dan Rehman (2013) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Namun, menurut penelitian dari

22

Hidayatdkk., (2014) dan Wang (2014) dewan komisaris memiliki hubungan yang negative dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H2 = Ukuran dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap ROE 2.2.3 Pengaruh Dewan Direksi terhadap ROE Dewan direksi merupakan organ penting dalam perusahaan dan memiliki tugas dan tanggung jawab secara penuh terhadap kepentingan perusahaan. Dewan direksi juga memiliki tugas untuk membuat rencana strategis

dan

yang dimiliki

memstikan oleh

berjalannya

dewan direksi

sistem

dalam

menjadikannya

perusahaan. organ

Peran

yang sangat

penting bagi perusahaan untuk menentukan arah kebijakan perusahaan. Perencanaan

strategis

yang

dibuat

oleh

dewan

direksi

akan

menentukan peningkatan kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya dewan direksi

yang

meningkatkan

berperan kinerja

dalam

perusahaan

operasional

perusahaan,

yang akan

terlihat

dari

maka

akan

peningkatan

kinerja perusahaan dan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan. Heriyanto dan Imam Mas’ud (2016), serta Septiana dkk (2016) menyatakan bahwa dewan .direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. H3 = Dewan Direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

23

2.2.4 Pengaruh Komite Audit terhadap ROE Hasil penelitian Sam’ani (2008) menyatakan bahwa komite audit mempunyai peran yang penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya GCG.Hasil penelitian dariIqbal dan Kakakel (2010), Sulestyo dan Ghozali (2012), serta Babtunde dan Akeju (2016) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan

terhadap

tingkat

profitabilitas

perusahaan.

Istighfarin

(2015)

menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Bersasarkan pemaparan terhadap hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan H4 = Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam usulan penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif berbentuk asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dikatakan kuantitatif sebab data yang digunakan merupakan data empiris dan variable yang digunakan mempunyai satuan yang dapat diukur.

Kepemilikan Institusional (X1)

(+) (+) Dewan Komisaris Independen (X2) Profitabilitas (Y)

(+)

Dewan Direksi (X3)

Komite Audit (X4)

3.2

(+)

Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Ruang Lingkup Wilayah penelitian adalah perusahaan pada sektor

perbankan yang terdaftar di BEI dengan mengambil data melalui situs resmi www.idx.co.id

25

3.3

Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah Return On Equity perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4

Identifikasi Variabel a) Variabel independen Variabel Independen adalah variable yang mempengaruhi variable terikat,

baik secara positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga, yaitu: X1 = Kepemilikan Institusional X2 = Dewan Komisaris Independen X3 = Dewan Direksi X4 = Komite Audit b) Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable independen (bebas). Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE.

3.5

Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variable pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1

Kepemilikan Institusional Kepemilikian Institusional adalah jumlah saham yang dimiliki oleh suatu

institusi dalam sebuah perusahaan. Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan rumus:

26

…………………(1)

Kepemilikan Institusional =

Kepemilikan Institusional diperoleh dengan menghitung jumlah saham institusi yang tercantum di laporan keuangan setiap perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2015. 3.5.2Komisaris Independen Komisaris independen diukur dari jumlah personel komisaris independen dalam dewan komisaris pada suatu perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan dari pengumuman yang dikeluarkan BEI. Dewan Komisaris Independen (DKI) dihitung dengan rumus: Komisaris Independen =

...................(2)

Komisaris Independen diperoleh dengan menghitung jumlah komisaris independen yang tercantum pada laporan keuangan setiap perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2015. 3.5.3 Dewan Direksi Dewan memiliki Dewan

Direksi

tanggung Direksi

pelaksanaan

jawab

diukur

perusahaan.Menurut

adalah

yang dengan

Peraturan

Good

organ

Corporate

perseroan

besar jumlah

Bank

terhadap

Indonesia

3.5.4 Komite Audit

27

berwenang

kepengurusan

anggota

Governance,

direksi minimal 3 orang.

yang

No jumlah

yang

ada

dan bank. dalam

8/4/2006

tentang

anggota

dewan

Komite audit merupakan salah satu karakteristik yang mendukung efektifitas kinerja komite audit dalam suatu perusahaan. Semakin besar ukuran komite audit tentu akan lebih baik bagi perusahaan. Hal tersebut menunjukkan pengawasan yang lebih maksimal.Pada penelitian ini, ukuran komite audit diukur dengan jumlah (orang) komite audit dalam perusahaan secara keseluruhan. 3.5.5 Return On Equity Return On Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut

…….....................……………………………………….(3)

ROE =

3.6

Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan data

sekunder.Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id. 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel 3.7.1 Populasi dan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 115).

28

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 43 perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2015. 3.7.2 Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan non probabilitas dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu atau berdasarkan atas tujuan peneliti. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dijadikan sebagai kriteria dalam penentuan sampel penelitian ini. Kriteria yang dijadikan pertimbangan adalah perusahaan sektor perbankan yang memiliki data-data good corporate governance serta profitabilitas tahun 2015. Sampel dipilih berdasarkan laporan keuangan setiap perusahaan yang mencantumkan kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi serta komite audit. Apabila perusahaan tidak mencantumkan salah satu dari kriteria tersebut maka perusahaan dieliminasi dari sampel. Dari jumlah populasi yang ada, dapat diambil 28 perusahaan sebagai sampel. 3.8 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode observasi non-partisipan yang berupa laporan keuangan tahunan publikasi bank pada periode 2011-2015. Laporan keuangan tahunan bank periode 20112015 diperoleh dari website Indonesian Stock Exchange (www.idx.co.id) 3.9

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

29

3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis regeresi linier berganda (multiple linier regression analysis). Analisis Regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan antar lebih dari dua variabel, satu sebagai variabel dependen dan beberapa variabel lainnya sebagai variabel independen. Perhitungan variabel-variabelnya melalui program Microsoft Excel dan SPSS version21. Tujuannya untuk menguji Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, dan komite audit terhadap return on assets. Menurut Sugiyono(2007) persamaan regresinya adalah: Y1 = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + e Keterangan: Y1 = return on equity α= Koefisien Kosntanta β= Koefisien regresi masing-masing variable e = Error 1) Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan ada empat yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokolerasi dan uji heterokedastisitas. 2) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variable dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak

30

(Ghozali,

2006).

Pengujian

dengan

menggunakan

normalitas

uji

statistik

dalam

penelitian

ini

yaitu

Kolmogorov-Smirnov.

Uji

KolmogorovSmirnov dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal HA : data residual tidak berdistribusi normal Level signifikansi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0,05. Data terdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) hasil perhitungan dalam komputer lebih besar dari 0,05. 3) Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bermakna (korelasi) antara setiap variabel bebas dalam suatu model regresi.Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah memiliki nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF) kurang dari 10, maka dapat dikatakan model bebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2009). 4) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini akan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) yang mensyaratkan adanya konstanta (intercept) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen (Ghozali, 2006). 5) Uji Heterokedastisitas

31

Uji

heteroskedastisitas

bertujuan

untuk

menguji

apakah

terjadi

ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi (Ghozali, 2009). Jika variance dari residual

suatu

pengamatan

ke

pengamatan

lain

tetap

maka

disebut

homokedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Jika nilai signifikan t dari hasil meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel bebas lebih dari 0,05 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. 3.9.3 Pengujian Hipotesis 3.9.3.1 Uji Parsial (Uji T) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Apabila thitung bernilai positif a) Rumusan Hipotesis Ho:β1 = 0, tidak ada pengaruh positif antara variabel bebas terhadap variabel terikat pada Perusahaan sektor Perbankan yang terdaftar di BEI Ho:β1> 0, ada pengaruh positif antara variabel bebas terhadap variabel terikat pad aperusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI. b) Menentukan taraf nyata c) Menentukan besarnya thitung yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan program spss

32

d) Menentukan daerah penerimaan dan penolahan Ho dengan kriteria Terima Ho: bila thitung < ttabel atau signifikansi t> α= 5% Tolak Ho : bila thitung> ttabel atau signifikansi t< α= 5% 3.9.3.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Menurut Ghozali (2011:97), ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F (uji kelayakan model), dan nilai statistik t (uji signifikan parameter individul).

33

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan good corporate

governance (GCG) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Pemilihan perusahaan perbankan sebagai sampel penelitian karena bank merupakan salah satu pelaku sentral perekonomian yang diandalkan oleh negara sebagai salah satu sumber penggerak ekonomi nasional. Berdasarkan

data

yang

diperoleh

dari

BEI

melalui

situsnya

www.idx.co.id, diketahui bahwa populasi penelitian ini yakni perusahaan sektor perbankan yang terdaftar selama periode penelitian berjumlah 43 perusahaan. Populasi ini diseleksi kembali sesuai dengan kriteria sampling yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil seleksi sampel ditampilan pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Seleksi Sampel Penelitian Jumlah No.

Keterangan perusahaan

1

Perusahaan perbankan telah terdaftar di Bursa Efek

43

Indonesia selama periode 2011-2015. 2

Tidak mencantumkan jumlah Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan Komite Audit pada laporan keuangan tahunan

34

15

Perusahaan yang terpilih sebagai sampel

28

Periode penelitian yang digunakan adalah lima tahun yaitu tahun 2011-2015 sehingga terdapat 140 data yang diteliti. 4.1.2 Karakteristik Responden Karakteristik data penelitian ini merupakan profil dari 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2011-2015. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat dijelaskan gambaran deskriptif mengenai karakteristik perusahaan yang meliputi kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, dan profitabilitas (ROE). Karakteristik masing-masing variabel dari ke-28 perusahaan perbankan tersebut dapat dilihat melalui Tabel 4.2 Tabel 4.2 Statistika Deskriptif Variabel Penelitian

Kepemilikan_Institusio nal Dewan_Komisaris_Ind ependen Dewan_Direksi Komite_Audit ROE Valid N (listwise)

Descriptive Statistics N Minimu Maximu Mean m m 140 4.82 100.00 72.2861 140

25.00

140 140 140 140

3.00 3.00 -142.48

Sumber: Data Primer diolah, 2017

35

100.00 58.7821 10.00 6.00 34.91

5.3643 3.7857 7.8594

Std. Deviation 24.72145 15.39456 1.56495 1.01631 19.22507

Data deskriptif variabel penelitian meliputi kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, dan profitabilitas (ROE) yang diuraikan sebagai berikut: 1) Data pada variabel kepemilikan institusional berjumlah 140 dengan nilai rata-rata sebesar 72.28 yang masih lebih besar dari simpangan sebesar 24.72. Hal ini berarti data pada variabel kepemilikan institusional memiliki karakteristik nilai yang hampir sama. Nilai minimum untuk kepemilikan institusional sebesar 0,99 diperoleh oleh NAGA, sedangkan nilai maksimum sebesar 100 diperoleh oleh BCIC dan PNBS. 2) Data pada variabel dewan komisaris independen berjumlah 140 dengan nilai rata-rata sebesar 58.78 yang masih lebih besar dari simpangan sebesar 15.39. Hal ini berarti data pada variabel dewan komisaris independen memiliki karakteristik nilai yang hampir sama. Nilai minimum untuk dewan komisaris independen sebesar 25 diperoleh oleh NISP, sedangkan nilai maksimum sebesar 100 diperoleh oleh BABP. 3) Data pada variabel dewan direksi berjumlah 151 dengan nilai rata-rata sebesar 5,27 yang masih lebih besar dari simpangan sebesar 1,57. Hal ini berarti data pada variabel dewan direksi memiliki karakteristik nilai yang hampir sama. Nilai minimum untuk dewan direksi sebesar 3 diperoleh oleh BBMD dan BINA, sedangkan nilai maksimum sebesar 10 diperoleh oleh BBNI. 4) Data pada variabel komite audit berjumlah 140 dengan nilai rata-rata sebesar 3,78 yang masih lebih besar dari simpangan sebesar 0,98. Hal ini

36

berarti data pada variabel komite audit memiliki karakteristik nilai yang hampir sama. Nilai minimum untuk komite audit sebesar 3 diperoleh oleh 16 perusahaan perbankan, sedangkan nilai maksimum sebesar 6 diperoleh oleh BCIC dan BDMN. 5) Data pada variabel profitabilitas berjumlah 151 dengan nilai rata-rata sebesar 7,82 yang lebih kecil dari simpangan sebesar 18,58. Hal ini berarti data pada variabel profitabilitas memiliki fluktasi nilai yang sangat tinggi. Nilai minimum untuk profitabilitas sebesar -142 diperoleh oleh BCIC pada tahun 2013, sedangkan nilai maksimum sebesar 34,91 diperoleh oleh BCIC pada tahun 2011. 4.2 Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolienaritas, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian tersebut adalah dijelaskan sebagai berikut: 1)

Uji Normalitas Untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian telah

terdistribusi normal dapat dilihat dengan uji non parametrik satu sampel Kolmogorov-Smirnov dalam hasil pengujian regresi. Uji normalitas dengan menggunakan uji non parametrik satu sampel Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk meyakinkan apakah residual dapat terdistribusi dengan normal dan independen. Hal ini berarti bahwa perbedaan antara nilai prediksinya dengan nilai yang sebenarnya (error) akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai rata-rata sama dengan nol. Uji normalitas terhadap residual dilakukan dengan

37

menggunakan Kolmogorov Smirnov Model. Hasil uji normalitas ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N

140

Kolmogorov-Smirnov Z

1.217

Asymp.Sig.(2-tailed)

0, 364

Sumber: Lampiran 3 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,364. Karena Asymp. Sig (p-value) 0,364 lebih besar daripada α (0,05) maka dapat diinterpretasikan bahwa residual dari model telah berdistribusi normal. 2)

Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen

yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lainnya dalam satu model. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengalami multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Varian Inflaction Factor), yaitu jika nilai tolerance lebih dari 10 persen dan nilai VIF kurang dari 10, berarti tidak ada multikolinearitas variabel bebas dalam model regresi ini. Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance

VIF

Kepemilikan institusional

0,842

1,188

Dewan komisaris

0.863

1.158

independen

38

Dewan direksi

0.907

1.102

Komite audit

0.927

1.079

Sumber: Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel bebas tidak ada yang kurang dari 10 persen (0,1) dan seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data penelitian ini, tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi ini. 3)

Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain.

Model

regresi

yang

baik

adalah

tidak

terjadinya

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan Uji Glejser, yaitu dengan meregres variabel bebas terhadap absolute residual. Jika variabel terikat signifikan mempengaruhi variabel bebas, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.9.

39

Model

(Constant)

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Standardiz Coefficients ed Coefficien ts B Std. Error Beta .355 3.757

t

Sig.

.094

.925

kepemilikan_instit usional

-.009

.018

-.044

-.496

.620

dewan_komisaris_i ndependen dewan_direksi

.057

.031

.188

1.841

.054

.530

.282

.160

1.882

.062

komite_audit -.088 a. Dependent Variable: abs_res

.468

-.016

-.188

.851

1

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan olahan data dengan SPSS pada Tabel 4.9 terlihat bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap absolute residual (abs_res), baik secara serempak maupun parsial karena nilai Sig. lebih besar dari 0,05. Dengan demikian model yang dibuat tidak mengandung gejala heteroskedastisitas, sehingga layak digunakan untuk memprediksi. 4)

Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

variabel itu sendiri pada pengamatan yang berbeda waktu (time series) atau berbeda individu (crossection). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Pengujian terhadap ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada nilai Runs Test pada Tabel 4.6.

40

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardiz ed Residual a Test Value 2.90330 Cases < Test Value 70 Cases >= Test 70 Value Total Cases 140 Number of Runs 81 Z 1.696 Asymp. Sig. (2.090 tailed) a. Median Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,090. Karena p value >α (0,05) maka residual dari model terbebas dari autokorelasi. 4.3 Hasil Penelitian Analisis Regresi Berganda Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui dan menunjukkan arah serta besarnya pengaruh Kepemilikan institusional, Dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit baik secara simultan maupun parsial terhadap Profitabilitas Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Jumlah data yang digunakan dalam analisis sebanyak 134 data, berkurang dari data awal yang jumlahnya 140. Pengurangan ini setelah dilakukan identifikasi outlier (pencilan) pada sebaran data. Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan acuan tiga kali standar deviasi, diperoleh 6 data dimana kelima data

41

tersebut merupakan 6 nilai profitabilitas yang paling kecil yang berpotensi mengacaukan model penelitian. Data yang terindikasi pencilan dapat dilihat pada lampiran 3. Model analisis pada penelitian ini, yang digunakan sebagai variabel bebas adalah Kepemilikan institusional (x1), dewan komisaris independen (x2), dewan direksi (x3), dan komite audit (x4). Sedangkan yang digunakan sebagai variabel terikat pada penelitian ini adalah Profitabilitas (Y). Analisis ini menggunakan bantuan SPSS Statistics 21.0 dalam pengolahan Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Koefisien Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 17.180 14.125 -.238 Kepemilikan -.185 .069 -0.318 -.022 institusional (X1) Dewan -.252 .112 -0.258 .155 komisaris independen (X2) Dewan direksi 1.909 1.034 0.044 .063 (X3) Komite audit 3.547 1.633 0.176 -.238 (X4) F hitung : 3,913 Signifikansi F : 0,000 R Square : 0,104 Adjusted R Square : 0,322

Sig.

.226 .008

.034

.067 .041

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada Tabel 4.7, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ =17,180 – 0,185x1 – 0.252x2+ 1,909x3+ 3.547x4 + e

42

Berdasarkan hasil persamaan ini, dapat dijelaskan pola pengaruh kepemilikan institusional (x1), dewan komisaris independen (x2), dewan direksi (x3), dan komite audit (x4) terhadap keputusan memilih (y) yaitu sebagai berikut: 1) Apabila kepemilikan institusional (x1), dewan komisaris independen (x2), dewan direksi (x3), dan komite audit (x4) besarnya sama dengan nol satuan, atau apabila institusional (x1), dewan komisaris independen (x2), dewan direksi (x3), dan komite audit (x4) tidak berubah pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, maka profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah tetap sebesar17,180. 2) Apabila kepemilikan institusional (x1) bertambah sebanyak satu orang sedangkan dewan komisaris independen (x2), dewan direksi (x3), dan komite audit (x4) tidak berubah, maka akan menurunkan profitabilitas sebesar ratarata 0,185. Ini menunjukkan ada pengaruh dari kepemilikan institusional terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 3) Apabila dewan komisaris independen (x2) bertambah sebanyak satu orang sedangkan kepemilikan institusional (x1), dewan direksi (x3), dan komite audit (x4) tidak berubah, maka akan menurunkan profitabilitas sebesar ratarata0.252. Ini menunjukkan ada pengaruh dari dewan komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 4) Apabila komite audit (x4) bertambah sebanyak satu orang sedangkan kepemilikan institusional (x1), dewan komisaris independen (x2), dan dewan direksi (x3) tidak berubah, maka akan meningkatkan profitabilitas sebesar rata-

43

rata3,547. Ini menunjukkan ada pengaruh dari komite audit terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan tabel 4.7 juga dapat dilihat besarnya pengaruh tiap prediktor terhadap variabel responden. Ini berarti bahwa variabel kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Secara bersama-sama, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit berpengaruh sebesar 0,104 atau 10,4%, sedangkan sisanya sebesar 89,6 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. 4.4 Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan Komite Audit Secara Parsial Terhadap Profitabilitas Secara parsial masing-masing variabel bebas (X) diuji dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap variabel terikat (Y). Pengujian ini dilakukan agar dapat mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Signifikan atau tidak pengaruh masing-masing variabel tersebut, akan membuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, hipotesis kedua bahwa dewan komisaris independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, hipotesis ketiga bahwa

44

dewan direksi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan keempat bahwa komite audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Untuk membuktikan pengaruh masing-masing variabel tersebut nilai ttabel dibandingkan dengan thitung, atau dengan cara melihat besarnya nilai koefisien beta pada masing-masing variabel bebas, maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel bebas tersebut terhadap profitabilitas dapat diketahui. 1)

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Profitabilitas Berdasarkan Tabel 4.10 koefisien Kepemilikan institusional (b1) sebesar -

0,185 dengan nilai signifikansi 0,008 lebih kecil dari α (0,000<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Hal ini juga dapat dibuktikan dari thitung sebesar 2,693 lebih besar dari ttabel sebesar t(0,025;146) = 1,976 (thitung = 2,693> ttabel = 1,976). Nilai yang menandakan arah hubungan yang negatif, dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semakin banyak Kepemilikan institusional maka Profitabilitas akan semakin rendah, dan sebaliknya semakin sedikit Kepemilikan institusional maka akan berdampak pada meningkatnya Profitabilitas. 2)

Analisis Pengaruh Dewan komisaris independen terhadap Profitabilitas Dari persamaan regresi pada Tabel 4.10 diketahui koefisien Dewan

komisaris independen (b2) sebesar -0,252 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,034 dengan (α) = 5 persen (0,034< 0,05). Selain itu, keputusan juga ditentukan dengan nilai thitung = 2,249 lebih besar dari ttabel yaitu t(0,025;146) = 1,976 (2,249>

45

1,976), maka Ho ditolak dan H2 diterima. Ini berarti bahwa Dewan komisaris independen secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Nilai yang menandakan arah hubungan yang negatif dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semakin banyak Dewan komisaris independen maka Profitabilitas juga akan semakin meningkat, dan begitu pula sebaliknya penurunan jumlah Dewan komisaris independen maka akan berdampak pada meningkatnya Profitabilitas pula. 3)

Analisis Pengaruh Dewan Direksi terhadap Profitabilitas Dari persamaan regresi pada Tabel 4.10 diketahui koefisien Dewan direksi

(b3) sebesar 0,248 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,585 dengan (α) = 5 persen (0,585 > 0,05). Selain itu, keputusan juga ditentukan dengan nilai thitung = 0,8466 lebih kecil dari ttabel yaitu t(0,025;146) = 1,976 (0,846> 1,976), maka Ho diterima dan H3 ditolak. Ini berarti bahwa Dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 4)

Analisis Pengaruh Komite Audit terhadap Profitabilitas Dari persamaan regresi pada Tabel 4.10 diketahui koefisien komite audit

(b4) sebesar 3,547 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,041 dengan (α) = 5 persen (0,041< 0,05). Selain itu, keputusan juga ditentukan dengan nilai thitung = 2,172 lebih besar dari ttabel yaitu t(0,025;146) = 1,976 (2,172> 1,976), maka Ho ditolak dan H4 diterima. Ini berarti bahwa komite audit secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang

46

terdaftar di BEI. Nilai yang menandakan arah hubungan yang positif dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semakin banyak komite audit maka Profitabilitas juga akan semakin meningkat, dan begitu pula sebaliknya penurunan jumlah komite audit maka akan berdampak pada penurunan Profitabilitas pula. 4.5

Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat dijelaskan pengaruh

komitmen professional, dewan komisaris independen, dan dewan direksi terhadap Profitabilitas di Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebagai berikut: 4.5.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Profitabilitas. Ini ditunjukan oleh koefisien variabel kepemilikan institusional sebesar -0,185 yang signifikan dengan nilai t-hitung sebesar 2,693 pada sig sebesar 0,008. Koefisien kepemilikan institusional yang sudah distandarisasi ditunjukan dengan nilai beta sebesar 0,238. Hal ini berarti pengaruh langsung kepemilikan institusional

terhadap Profitabilitas adalah

23,8%. Hal ini berarti semakin sedikit Kepemilikan institusional maka Profitabilitas akan semakin baik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh negatif kepemilikan institusional terhadap Profitabilitas di Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI terbukti kebenarannya. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian dariKemalasari (2009) dan Moeinadin (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

47

Kepemilikan institusional merupakan kondisi dimana pihak institusi memiliki saham di suatu perusahaan dan biasanya dalam jumlah yang besar. Berdasarkan penelitian ini, kepemilikan institusional memang memiliki jumlah kepemilikan saham yang sangat tinggi sehingga institusi akan cenderung mengorbankan

bertindak kepentingan

untuk

kepentingan

pemegang

saham

pribadi minoritas

dengan dan

akan

membuat terjadinya ketidakseimbangan dalam penentuan arah kebijakan perusahaan yang nantinya malah lebih menguntungkan pemegang saham mayoritas yaitu pihak institusi. Dengan keadaan yang tidak kondusif tersebut maka tidak akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 4.5.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap Profitabilitas. Ini ditunjukan oleh koefisien variabel Dewan Komisaris Independen sebesar -0,252 yang signifikan dengan nilai t-hitung sebesar 2,249 pada sig sebesar 0,034. Koefisien Dewan komisaris independen yang sudah distandarisasi ditunjukan dengan nilai beta sebesar 0,022. Hal ini berarti pengaruh langsung Dewan komisaris independen terhadap Profitabilitas adalah 2,2%. Hal ini berarti semakin banyak Dewan komisaris independen, maka Profitabilitas semakin menurun. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh negatif dewan komisaris independen terhadap Profitabilitas di Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI terbukti kebenarannya. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh

48

Hidayat dkk., (2014) dan Wang (2014). Pengangkatan Dewan Komisaris Independen yang cenderung hanya untuk formalitas untuk memenuhi peraturan yang ada dan kurangnya kesadaran Dewan Komisaris Independen dalam melakukan

pengawasan

menyebabkan

Dewan

Komisaris

Independen

berpengaruh negatif terhadap peningkatan kinerja. Selain itu, kurangnya independensi

Dewan

pengawasan

yang

pengawasan

yang

menyebabkan

tujuan

Komisaris dilakukan

Independen menjadi

dilakukan

oleh

dibentuknya

juga

menyebabkan

berkurang. Dewan

Dewan

Dengan

Komisaris

Komisaris

fungsi

lemahnya Independen

Independen

tidak

berjalan dan tidak terjadi peningkatan kinerja. Oleh sebab itu, keberadaan Dewan

Komisaris

Independen

tidak

meningkatkan

efektivitas

pengawasan dan juga tidak meningkatkan profitabilitas perusahaan. 4.5.3 Pengaruh Dewan Direksi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa Dewan Direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Ini ditunjukan oleh koefisien variabel Dewan Direksi sebesar 1,909dengan nilai t-hitung sebesar 0,846 pada sigsebesar 0,067.Koefisien Dewan Direksi yang sudah distandarisasi ditunjukan dengan nilai beta sebesar 0,155. Hal ini berarti pengaruh langsung Dewan Direksi terhadap Profitabilitas hanya 1,55%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh positif Dewan direksi terhadap Profitabilitas di Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI terbukti kebenarannya. Jumlah dewan direksi dalam perusahaan tidak dapat mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas.Dewan

49

direksi semestinya berperan sebagai pimpinan sebuah perusahaan yang melaksanakan

strategi

dan

kebijakan

perusahaan

untuk

meningkatkan

kinerja perusahaan. Dewan direksi memiliki peran yang sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan, tetapi semakin banyak jumlah dewan direksi dalam perusahaan maka semakin banyak pula perbedaan pendapat dalam menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan sehingga sering ditemui kesulitan dalam koordinasi serta pengambilan keputusan yang tepat dalam menjalankan fungsi kontrol yang lebih baik untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Rimardhani, dkk (2016). 4.5.4 Pengaruh Komite Audit Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa komite audit berpengaruh terhadap Profitabilitas. Ini ditunjukan oleh koefisien variabel komite audit sebesar 3,547 yang signifikan dengan nilai t-hitung sebesar 2,172 pada sig sebesar 0,030. Koefisien komite audit yang sudah distandarisasi ditunjukan dengan nilai beta sebesar 0,176. Hal ini berarti pengaruh langsung komite audit terhadap Profitabilitas adalah 17,6%. Hal ini berarti semakin banyak jumlah komite audit, maka Profitabilitas semakin meningkat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif komite audit terhadap Profitabilitas di Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI terbukti kebenarannya. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Iqbal dan Kakakel (2010), Sulestyo dan Ghozali (2012), serta Babtunde dan Akeju (2016).

50

Keberadaan Komite Audit mampu meningkatkan Kinerja Keuangan Perbankan disebabkan oleh berkurangnya perilaku tidak sehat manajemen dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap perbankan. Komite audit memiliki peran untuk membantu dewan komisaris dalam mengawasi kegiatan perusahaan, khususnya dalam pengawasan pengendalian internal perusahaan. Komite audit juga berperan untuk menjembatani antara auditor eksternal dan auditor internal. Dengan pengawasan yang dilakukan oleh komite audit terhadap pengendalian internal perusahaan, maka akan memperkecil terjadinya tindakan tidak sehat yang dilakukan oleh manajemen demi kepentingannya sendiri. Semakin banyak komposisi komite audit maka kinerja keuangan akan terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat.

51

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dari bab sebelumnya terhadap variabel-variabel bebas yang mempengaruhi Profitabilitas yang diukur dengan variabel Kepemilikan institusional, Dewan komisaris independen, dan dewan direksi, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 2) Dewan komisaris independen mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 3) Dewan direksitidak pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 4) Komite audit mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Perbankan a)

Perbankan hendaknya mampu mempertahankan dan meningkatkan

kinerjanya. Peningkatan kinerja ini yaitu dengan menerapkan Good Corporate Governance dengan baik dan benar. Dalam hal ini, perbankan harus memilih

52

Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Komite Audit secara lebih selektif karena posisi tersebut sangat menentukan keberhasilan dan peningkatan kinerja perusahaan. Dewan komisaris independen yang kompeten dan profesional akan dapat mengawasi kinerja dewan direksi dalam melaksanakan strategi dan kebijakan-kebijakan dalam perusahaan dengan baik, sehingga kinerja mereka selalu terkontrol dan kinerja perusahaan pun akan meningkat. Dewan direksi yang cakap dalam menentukan strategi perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap kemanjuan perbankan. Kemudian pilihlah komite audit yang benar-benar independen dan memiliki kemampuan dalam melakukan pengawasan internal perusahaan karena peran komite audit sangat penting untuk membantu dewan komisaris dalam mengawasi internal perusahaan,sehingga lingkungan kerja menjadi lebih kondusif dan tindak kecurangan maupun manipulasi dapat diminimalisir. b) Perbankan kepemilikan dengan

hendaknya

institusional

baik

karena

menerapkan

kepemilikan

agar

manajemen

dapat

adanya

pengawasan

dari

manajerial

melakukan pihak

dan

tugasnya

institusi

dan

manajer itu sendiri. 2. Bagi Investor Investor harus bijak dalam memutuskan investasi di suatu perusahaan. Investor sebaiknya mempertimbangkan berbagai aspek ketika melakukan investasi terutama dalam pelaksanaan dan penerapan Good Corporate Governance dalam perbankan karena dengan terlaksananya GCG maka hak investor akan terlindungi.

53

3. Bagi Peneliti selanjutnya a) Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian serupa namun dengan sektor yang berbeda dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga mampu memperkuat hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. b) Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan. Penelitian ini hanya menggunakan empat proksi dari penerapan Good Corporate Governance yaitu, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan Komite Audit. Struktur kepemilikan hanya menggunakan kepemilikan institusional. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan struktur kepemilikan lainnya seperti kepemilikan manajerial,kepemilikan asing dan kepemilikan pemerintah. c) Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah periode penelitian untuk memperbaharui penelitian yang sejenis.

54

DAFTAR RUJUKAN

Adrian, Sutedi. 2012. Good Corportae Governance. Sinar Grafika. Jakarta Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesian Capital Market).Edisi Pertama. Mediasoft Indonesia. Jakarta. Andrei Shleifer, and Robert Vishny. 1999. The Quality of Government.Journal of Law, Economics and Organization 15 (1): 222-279. Agustina dan Ashkhabi. 2015. Pengaruh Corporate Governance, Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Biaya Utang. Accounting Analysis Journal 4(3) pp 1-8

Babatunde,Ahmed Adeshina, Joseph Babatunde Akeju. The Impact of Corporate Governance on Firms’ Profitability in Nigeria. 2016. International Journal of Business and Management Invention. 5(8)PP—69-72 Cornet, Marcia Millon, Alan J.Marcus, Anthony Saunders, Terrain.2007.Journal of Banking & Finance.31 pp:1771-1794.

Hassan

Dalton, et all. 2004. Meta-analyses of Post-acquisition Performance: Indications of Unidentifed Moderators. Strategic Management Journal, 25 (2), pp :187– 200. Effendi, Muh.Arif. 2009. The Power of Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta. Salemba Empat. Faizal, 2004.Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme Good Corporate Governance.Semposium Nasional Akuntansi VII Denpasar Bali. pp: 197-207. Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Greuning, Van, Hennie, Bratanovic, Sonya Brajoviv. 2011. Analyzing BankingRisk. Salemba Empat . Jakarta Halim, Abdul dan Mamduh M. Hanafi. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri.2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persana.

55

Hasibuan, M.S.P .(2007). Dasar- Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Herdianto, Fendy. 2013. Pengaruh Good Corporate Governanceterhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Malang. Hidayat, Arif Wahyu and Kusumastuti, Retno. 2014. The Influence of Corporate Governance Structure Towars Underpricing. International Journal of Administrattive Science & Organization.21 (2). Iqbal, Kurshed, Sahid Jan Kakakhel. 2010.Corporate Governance and its Impact on Profitability of the Pharmaceutical Industry in PakistanJournal of Managerial Sciences. 10 (1) Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Pustaka: Bandung. Jensen, Michael C., William H.Meckling.1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.3(4). Kartikawati, Wening. 2007. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Perusahaan.Skripsi. Kemalasari, Endang. 2009. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis.Universitas Sumatra Utara. KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia Kurnianingsih, Retno. Bambang Supomo. 1999. Peran, Komposisi, dan Kinerja Komite Audit. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.1(2) pp: 149. Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Index Kelompok Gramedia Maftukhah, Ida. 2013. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kinerja Keuangan sebagai Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4 (1): h: 69-81. Maksum, Azhar. 2005. Tinjauan Atas Good Corporate Governance di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap.Universitas Sumatera Utara.17 Desember. Manafi, Roghayeh, Mahmoudian, Zabihi. 2015. Study of the Relationship between Corporate Governance and Financial Performance of the

56

Companies Listed in Tehran Stock Exchange Market. Mediterranean Journal of Social Sciences MCSER Publishing, Rome-Italy. ISSN 20392117 Maryanah dan Amilin, 2011.Pengaruh Corporate Governance dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).Jurnal Akuntabilitas (Online), (http://journal.aktfebuinjkt.ac.id, diakses pada 5 Maret 2012) Moeinadin, Mahmud And Mohsen Karimianrad. 2012. The Relationship Between Corporate Governance And Management Efficiency In Iran Stock Exchange. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business 4(7). Munawir, 2006. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Nasution dan Setiawan, 2007.Pengaruh Corporate Governance Terhadap ManajemenLaba Di Industri Perbankan Indonesia.Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Nugroho, Riant. 2014. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Ramia, Destya, Abriani, Sudarso Kaderi Wiryono, and Erman Sumirat. 2012. The Effect of Good Corporate Governance And Financial Performance On The Corporate Social Responsibility Disclosure Of Telecommunication Company In Indonesia. The Indonesian Journal of Business Administration 1 (5)2012 pp: 296-300. Rehman, Atiqa, Syed Zulfikar Ali Syah.2013. Board Independence, Ownership Structure And Firm Performance: Evidence From Pakistan. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. 5( 3) Republik Indonesia. 1998. Undang-Unddang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Lembaran Negara RI Tahun 1998. Jakarta Republik Indonesia.Peraturan Bank Indonesia 2001.Lembaran Negara RI Tahun 2001. Jakarta

No.

3/22/PBI

Tahun

Rini, Tetty Sulestyo. 2012. Pengaruh Pemegang Saham Institusi, Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap tingkat Profitabilitas.Jurnal Akuntansi 1(1) Riyadi Slamet, 2006. Banking Assets and Liability Management.(Edisi Ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

57

Riyanto, Bambang. 1997, Dasar-dasar Keempat, BPEE: Yogyakarta.

Pembelanjaan

Perusahaan.Edisi

Sheifer, Andrei, and Robert W Vishny. 1986. Large Shareholders and Corporate Control.Journal of Political Economy 94 (3)pp : 461-488. Sukandar. 2014. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi Dan Dewan Komisaris Serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Good Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010 – 2012).Skripsi Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sumarno, Johannes, Sendy Widjadja, Subandriah.2016. The Impact Of Good Corporate Governance To Manufacturing Firm’s Profitability And Firm’s Value. Jurnal Ilmu Ekonomi 5 (2) Tadikapury, Violetta Jingga.2011. Penerapan Good Corporate Governance.Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Jurusan Akuntansi. Tarjo. 2008. Pengaruh Konsetrasi Kepemilikan Institusional Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak

Wang.Wenge. 2014.Independent Directors and Corporate Performance in China: A Meta-empirical Study. International Journal of Business and Management.2(3). Widyawati. 2013. Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit,Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen 1(1 ). Yermack, David. 1998. Higher Market Valuation Of Company With Small Board Directors. Journal of Financial Ekonomi.

58

LAMPIRAN Lampiran 1 Tabulasi Data Penelitian Tahun 2011 No

Nama Kepemilikan Institusional

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBNP BBYB BCIC BDMN BEKS BINA BKSW BMAS BNGA BNLI BSIM BSWD BVIC INPC BTPN MAYA MCOR NISP NOBU PNBS SDRA BACA BBMD

X1 94,45 75,36 47,15 44,67 37,22 85,36 95,71 100,00 73,77 91,89 94,68 89,71 74,46 90,91 89,12 59,94 97,61 53,18 51,16 66,88 68,43 18,60 84,66 83,65 100,00 4,82 61,18 89,44

2011 Dewan Dewan Komisaris Direksi Independen X2 X3 60,00 5 100,00 6 80,00 5 66,67 7 42,86 10 50,00 5 28,57 4 33,33 3 44,44 6 66,67 6 66,67 3 50,00 6 66,67 4 50,00 9 50,00 5 66,67 4 60,00 6 75,00 5 60,00 5 50,00 7 60,00 5 66,67 5 25,00 5 66,67 7 66,67 6 66,67 5 66,67 5 60,00 4

59

Komit e Audit

ROE

X4 3 3 3 4 3 3 3 6 6 3 5 3 4 6 4 5 3 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4

Y 11,37 -18,96 33,5 1,87 20,1 12,82 10,74 34,91 17,2 -50,55 1,99 -0,72 12,71 19,08 15,87 10,03 15,26 24,9 8,79 31,8 11,53 6,94 12,9 1,6 3,31 23,36 5,19 17,98

Sumber: idx.co.id

Tabulasi Data Peneltian Tahun 2012 2012 No

Nama

Kepemilikan Institusional X1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBNP BBYB BCIC BDMN BEKS BINA BKSW BMAS BNGA BNLI BSIM BSWD BVIC INPC BTPN MAYA MCOR NISP NOBU PNBS SDRA BACA BBMD

94,45 75,36 47,15 44,67 37,22 85,36 95,71 100,00 73,77 91,89 94,68 89,71 74,46 90,91 89,12 59,94 97,61 53,18 51,16 66,88 68,43 18,60 84,66 83,65 100,00 4,82 61,18 89,44

Dewan Komisaris Independen X2 60,00 100,00 80,00 66,67 42,86 50,00 28,57 33,33 44,44 66,67 66,67 50,00 66,67 50,00 50,00 66,67 60,00 75,00 60,00 50,00 60,00 66,67 25,00 66,67 66,67 66,67 66,67 60,00

Sumber: idx.co.id

60

Dewan Direksi X3

Komite Audit X4 5 6 5 7 10 5 4 3 6 6 3 6 4 9 5 4 6 5 5 7 5 5 5 7 4 5 4 4

3 3 3 4 3 3 3 6 6 3 5 3 4 6 4 5 3 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4

ROE Y 10,26 0,26 30,4 1,83 20 14,37 2,35 15,04 16,2 9,52 11,04 -3,38 6,69 20,88 17,54 15,42 16,82 16,48 13,14 32,6 17,67 15,91 12,22 1,33 8,2 27,44 8,46 18,48

Tabulasi Data Penelitian Tahun 2013 2013 No

Kepemilikan Institusional X1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

94,45 75,36 47,15 44,67 37,22 85,36 95,71 100,00 73,77 91,89 94,68 89,71 74,46 90,91 89,12 59,94 97,61 53,18 51,16 66,88 68,43 18,60 84,66 83,65 100,00 4,82 61,18 89,44

Dewan Komisaris Independen X2 60,00 100,00 80,00 66,67 42,86 50,00 28,57 33,33 44,44 66,67 66,67 50,00 66,67 50,00 50,00 66,67 60,00 75,00 60,00 50,00 60,00 66,67 25,00 66,67 66,67 66,67 66,67 60,00

Sumber: idx.co.id

61

Dewan Direksi X3

Komite Audit X4 5 6 5 7 10 5 4 3 6 6 3 6 4 9 5 4 6 5 5 7 5 5 5 7 4 5 4 4

3 3 3 4 3 3 3 6 6 3 5 3 4 6 4 5 3 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4

ROE Y 8,89 -16,28 28,2 19,44 22,5 12,16 3,78 -142,48 14,5 14,37 5,35 0,4 6,75 17,74 15,7 9,23 22,03 16,72 11,59 26,2 11,59 10,79 11,87 1,85 4,44 13,95 10,96 17,98

Tabulasi Data Penelitian Tahun 2014 No

Nama Kepemilikan Institusional

2014 Dewan Direksi

1 2 3 4 5 6 7 8

AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBNP BBYB BCIC

X1 94,45 75,36 47,15 44,67 37,22 85,36 95,71 100,00

Dewan Komisaris Independen X2 60,00 100,00 80,00 66,67 42,86 50,00 28,57 33,33

9 10

BDMN BEKS

73,77 91,89

44,44 66,67

6 6

6 3

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

BINA BKSW BMAS BNGA BNLI BSIM BSWD BVIC INPC BTPN MAYA MCOR NISP NOBU PNBS SDRA BACA BBMD

94,68 89,71 74,46 90,91 89,12 59,94 97,61 53,18 51,16 66,88 68,43 18,60 84,66 83,65 100,00 4,82 61,18 89,44

66,67 50,00 66,67 50,00 50,00 66,67 60,00 75,00 60,00 50,00 60,00 66,67 25,00 66,67 66,67 66,67 66,67 60,00

3 6 4 9 5 4 6 5 5 7 5 5 5 7 4 5 4 4

5 3 4 6 4 5 3 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4

Sumber: idx.co.id

62

Komite Audit

ROE

X3 5 6 5 7 10 5 4 3

X4 3 3 3 4 3 3 3 6

Y 7,05 -0,69 25,5 11,53 23,6 9,09 5,53 58,67 8,6 16,47 5,63 6,62 4,13 8,52 12,2 5,72 23,92 7,62 5,92 18,6 5,92 5,28 9,68 1,42 7,01 8,35 8,93 12,13

Tabulasi Data Penelitian Tahun 2015 2015 No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama

AGRO BABP BBCA BBKP BBNI BBNP BBYB BCIC BDMN BEKS BINA BKSW BMAS BNGA BNLI BSIM BSWD BVIC INPC BTPN MAYA MCOR NISP NOBU PNBS SDRA BACA BBMD

Kepemilikan Institusional X1 94,45 75,36 47,15 44,67 37,22 85,36 95,71 100,00 73,77 91,89 94,68 89,71 74,46 90,91 89,12 59,94 97,61 53,18 51,16 66,88 68,43 18,60 84,66 83,65 100,00 4,82 61,18 89,44

Dewan Komisaris Independen X2 60,00 100,00 80,00 66,67 42,86 50,00 28,57 33,33 44,44 66,67 66,67 50,00 66,67 50,00 50,00 66,67 60,00 75,00 60,00 50,00 60,00 66,67 25,00 66,67 66,67 66,67 66,67 60,00

Sumber: idx.co.id

63

Dewan Direksi Komite Audit X3 X4 5 3 4 3 5 3 7 4 10 3 5 3 4 3 3 6 6 6 6 3 3 5 6 3 4 4 9 6 5 4 4 5 6 3 5 4 5 3 7 5 5 3 5 3 5 4 7 3 4 3 5 3 4 4 4 4

ROE Y 7,65 0,74 21,9 14,8 17,2 5,71 9,21 -59,63 7,4 -57,19 5,8 7,5 6,37 1,5 1,8 6,46 -4,5 6,73 2,93 14,1 2,93 6,21 9,6 1,59 4,94 12,16 9,59 11,24

Lampiran 2 Deskriptif Variabel

kepemilikan institusional dewan komisaris independen dewan direksi komite audit Profitabilitas Valid N (listwise)

Descriptive Statistics N Minimu Maximu Mean m m 151 .99 100.00 72.0491 151

25.00

151 151 151 151

3.00 3.00 -142.48

64

100.00 58.9152 10.00 6.00 34.91

5.2781 3.7815 7.8299

Std. Deviation 26.37740 14.98517 1.57124 .98586 18.58619

Lampiran 3 Pengujian Outlier

Case Number 10 39 41 69 71 130

Casewise Diagnosticsa Std. y Predicted Residual Value -3.166 -58.67 -1.3681 2.005 34.91 -1.3681 -3.172 -50.55 6.8478 -3.220 -59.63 -1.3681 -3.539 -57.19 6.8478 -7.798 -142.48 -1.3681

a. Dependent Variable: y

65

Residual -57.30191 36.27809 -57.39775 -58.26191 -64.03775 141.11191

Pengujian Asumsi

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 140 Mean .0000000 a,b Normal Parameters Std. 7.94192930 Deviation Absolute .084 Most Extreme Positive .084 Differences Negative -.056 Kolmogorov-Smirnov Z 1.217 Asymp. Sig. (2-tailed) .364 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Uji Autokorelasi

Runs Test Unstandardiz ed Residual Test Valuea 2.90330 Cases < Test Value 70 Cases >= Test 70 Value Total Cases 140 Number of Runs 81 Z 1.696 Asymp. Sig. (2.090 tailed) a. Median

66

Uji Multikolinearitas

Model

Coefficientsa Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients B Std. Error Beta 17.180 14.125 -.185 .069 -.238

1.216 -2.693

.226 .008

.112

-.022

-2.249

.034

1.034 1.633

.155 .063

1.846 2.172

.067 .041

(Constant) kepemilikan institusional 1 dewan komisaris -.252 independen dewan direksi 1.909 komite audit 3.547 a. Dependent Variable: profitabilitas

t

Sig.

Uji Heterokedastisitas

Model

1

(Constant) kepemilikan_institu sional dewan_komisaris_i ndependen

Coefficientsa Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient s B Std. Error Beta .355 3.757 -.009 .018 -.044

t

Sig.

.094 -.496

.925 .620

.057

.031

.188

1.841

.054

dewan_direksi .530 komite_audit -.088 a. Dependent Variable: abs_res

.282 .468

.160 -.016

1.882 -.188

.062 .851

67

Lampiran 4 Pengujian Hipotesis Regression Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed komite audit, . Enter dewan direksi, dewan 1 komisaris independen, kepemilikan institusionalb a. Dependent Variable: profitabilitas b. All requested variables entered.

Model Summary Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 .322 .104 .077 18.46668 a. Predictors: (Constant), komite audit, dewan direksi, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen

Model

Sum of Squares

ANOVAa df

Mean Square

F

Sig.

Regression 5337.415 4 1334.354 3.913 .005b 1 Residual 46037.460 135 341.018 Total 51374.875 139 a. Dependent Variable: profitabilitas b. Predictors: (Constant), komite audit, dewan direksi, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen

68

Model

(Constant) kepemilikan institusional

Coefficientsa Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient s B Std. Error Beta 17.180 14.125

t

Sig.

1.216

.226

-.185

.069

-.238 -2.693

.008

dewan komisaris -.252 independen dewan direksi 1.909 komite audit 3.547 a. Dependent Variable: profitabilitas

.112

-.022 -2.249

.034

1

1.034 1.633

69

.155 .063

1.846 2.172

.067 .041