PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK

Download PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN PERPAJAKAN. DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK. Fatun. Agus Sugiono. Universit...

0 downloads 505 Views 325KB Size
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK Fatun Agus Sugiono Universitas Islam Madura ABSTRACT Taxes are the largest source of revenue in the country, the state revenue from the tax sector is one of them derived from Income Tax (PPh), given the size of the tax role for the state, the business to increase tax revenue continues to be done by the government in this case the task of the Directorate General Tax. Efforts to maximize tax revenues can not only rely on the role of the Directorate General of Taxes and tax officials, but also required the active role of the taxpayers themselves. This study aims to determine the effect of taxpayer awareness, tax service and taxpayer compliance with tax revenue in KPP Pratama Pamekasan. This type of research is quantitative research with data analysis method using multiple linear regression. The results of the analysis reveal that: (1) Awareness of taxpayers has no significant effect on tax revenue (2) Tax service has no significant effect on tax revenue (3) Taxpayer compliance has no significant effect on tax revenue. Keywords: Taxpayer awareness, Tax service, Taxpayer compliance PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar dalam negeri, penerimaan negara dari sektor pajak ini salah satunya berasal dari Pajak Penghasilan (PPh), baik dari orang pribadi maupun badan yang terdaftar di kantor penerimaan pajak. Penerimaan Negara dari sektor pajak dari tahun ketahun semakin meningkat sehingga begitu besarnya peran pajak dalam APBN. Mengingat besarnya peran pajak terhadap penerimaan dalam negeri menuntut pemerintah

untuk

memberikan

perhatian

dan

penanganan

yang

serius

dalam

pengelolaannya, maka usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Pajak. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Ditjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri.

Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan Negara sangat diperlukan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai warga Negara yang selalu menjunjung tinggi UUD 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan Negara. Kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak merupakan prilaku wajib pajak berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan pajak tersebut. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan yang dapat dipertanggung jawabkan serta harus dilakukan secara terus menerus. Salah satu upaya meningkatkan penerimaan pajak adalah memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak. Pelayanan yang baik akan membuat wajib pajak patuh terhadap kewajibannya dan disertai dengan kesadaran wajib pajak, maka penerimaan pajak akan terus meningkat dari tahun ketahun. Kepatuhan

wajib

pajak

adalah wajib

pajak

mempunyai kesediaan untuk

memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Kepatuhan wajib pajak berarti tepat waktu dalam menyampaikan SPT, tidak mempunyai tunggakan dan tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana, oleh karena itu kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif untuk meningkatkan penerimaan pajak dalam Negeri. Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak (2) Apakah pelayanan

perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak (3) Apakah kepatuhan wajib pajak signifikan terhadap penerimaan pajak. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiono (2012) penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Populasi dalam penelitian ini adalah semua wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Pamekasan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dimana wajib pajak dipilih melalui keriteria sebagai berikut: (1) Wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Pamekasan (2) Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak (3) Mengisi dan mengembalikan kuesioner yang diberikan peneliti. Variabel terikat

(Dependent Variable) dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak

sebagai simbol Y. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan PPh adalah faktor administrasi Negara dan pajak, faktor Undang-undang dan peraturan pelaksanaan perpajakan,

faktor masyarakat khusnya wajib

pajak

dan keadaan

lingkungan. Variabel bebas (Independen Variabel) dalam penelitian ini adalah tiga komponen yaitu: (1) Kesadaran Wajib Pajak (X1). Kesadaran wajib merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. (2) Pelayanan Perpajakan (X2). Ukuran keberhasilan pelayanan.

pelayanan Kepuasan

perpajakan penerima

ditentukan

pelayanan

oleh

dicapai

tingkat apabila

kepuasan penerima

penerima pelayanan

memperoleh kualitas pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan secara terus-menerus. untuk mengukur kepuasan atas pelayanan digunakan instrument Service

Quality

(ServsQual).

Terdapat lima dimensi dalam instrument Service Quality

(ServsQual) yaitu : Bukti Fisik, Keandalan, Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan dan Empati (Empathy). (3). Kepatuhan Wajib Pajak (X3). Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak menyampaikan SPT setiap tahun akhir pajak, tepat waktu dalam penyampaiannya, wajib pajak mengisi, menyetor dan melaporkan SPT dengan jujur dan benar. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Analisis data digunakan untuk menyederhanakan data agar data lebih mudah untuk di interpretasikan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, analisis data diproses dengan menggunakan bantuan program SPSS. Teknik analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena teknik regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersamasama. Persamaan umum regresi linier berganda adalah Y’= a + b1x1 + b2x2 + b3x3, dimana Y’ = Nilai prediksi variabel dependen , a = konstanta, yaitu nilai Y’ jika x1, x2 dan x3 bernilai 0, b = koefisien regresi linier x, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y’ berdasarkan variabel x1, x2 dan x3 dan x = variabel independen. Sebelum melakukan analisa data, terlebih dahulu disajikan hasil statistik deskriptif dari masingmasing variabel dan kemudian akan dilakukan uji reliabilitas dan validitas setelah itu akan dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan meliputi:

Uji

Normalitas,

Uji

Multikolinieritas,

Uji

Heteroskedastisitas,

Uji

Autokorelasi. Setelah model regresi memenuhi semua asumsi klasik, baru dilakukan uji parsial (t). untuk uji t apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, maka tidak ada pengaruh, jika lebih kecil dari 0,05, maka ada pengaruh variabel indendepen terhadap

variabel dependen. Kemudian peneliti akan mendiskripsikan dari hasil uji statistik yang telah dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Populasi dan Sampel Responden pada penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Pamekasan yang berjumlah 102.781 orang. Telah disebarkan kuesioner kepada para responden dan telah terisi 100 kuesioner. Kuesioner yang telah terisi telah memenuhi

jumlah

untuk

dianalisis

yaitu

100

kuesioner.

Tabel

4.2

menggambarkan pekerjaan, jenis kelamin, umur dan perkawinan. Tabel 4.2 Karakteristik Responden No 1

Karakteristik Pekerjaan: • PNS • Karyawan Swasta • Notaris Jumlah 2 Jenis Kelamin: • Laki-laki • Wanita Jumlah 3 Umur: • < 25 • 26-30 • 31-35 • 36-40 • 41-45 • 46-50 • > 50 Jumlah 4 Status Perkawinan: • Kawin • Belum Kawin Jumlah Gambaran Jawaban Responden

Frekuensi

%

Ket

74 25 1 100

74 25 1 100

-

73 27 100

73 27 100

-

0 7 12 23 42 14 2

0 7 12 23 42 14 2

-

100

100

94 6 100

94 6 100

-

berikut

Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan tabulasi dari jawaban kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel kesadaran wajib pajak (X1), pelayanan perpajakan (X2), kepatuhan wajib pajak (X3) dan penerimaan pajak (Y). Berdasarkan hasil kuesioner yang diterima, tabel di bawah ini memperlihatkan kisaran teoritis dan aktual, mean, median dan standart deviasi dari varaiabel penelitian dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Descriptive Statistics Variabel

Mean

Std. Deviation

N

Y X1 X2 X3

21.7800 21.8000 16.3600 25.0700

2.14420 2.16025 3.56050 3.15029

100 100 100 100

Berdasarkan tabel 4.2.2 dapat diketahui bahwa mean atau rata-rata dari variabel kesadaran wajib pajak sebesar 21,8000, pelayanan perpajakan sebesar 16,3600, kepatuhan wajib pajak sebesar 25,0700 dan penerimaan pajak sebesar 21,7800 dan standar deviasinya kesadaran wajib pajak sebesar 2,16025, pelayanan perpajakan 3,56050, kepatuhan wajib pajak 3,15029 dan penerimaan pajak sebesar 2,14420.

Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan

A. Kesadaran Wajib Pajak (X1) 1) Pajak ditetapkan dengan Undang-Undang (UU) dan dapat dipaksakan. Table 4.4 RANKING N % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Ragu-Ragu 8 8 Setuju 64 64 Sangat Setuju 28 28 Jumlah 100 100 Sumber data: Data primer diolah Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden menjawab setuju bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat dipaksakan sebanyak 64 responden (64%) dan 28 responden (28%) sangat setuju bahwa pajak ditetapkan oleh Undang-Undang dan dapat dipaksakan. 2)

Pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada Negara Tabel 4.5 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 1 Ragu-Ragu 8 Setuju 54 Sangat Setuju 37 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 54 (54 %) responden

% 0 1 8 54 37 100 menjawab setuju bahwa

pajakmerupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada Negara. 3)

Membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembanguan

Negara

RANKING

Tabel 4.6 N

%

Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 1 Ragu-Ragu 5 Setuju 48 Sangat Setuju 46 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

0 1 5 48 46 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 48 (48 %) responden menjawab setuju bahwa membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan Negara. 4)

Membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan kesejahteraan rakyat. Tabel 4.7 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 1 Ragu-Ragu 6 Setuju 36 Sangat Setuju 57 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 1 6 36 57 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 57 (57 %) responden menjawab sangat setuju bahwa membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan kesejahteraan rakyat. 5)

Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan pajak dapat merugikan Negara. Tabel 4.8 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 2 Ragu-Ragu 3 Setuju 45 Sangat Setuju 50 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 2 3 45 50 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 50 (50 %) respon menjawab sangat setuju bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan pajak dapat merugikan Negara.

B. Pelayanan Perpajakan (X2)

1) Teknologi/peralatan yang digunakan sangat mendukung pelayanan pajak di KPP Pratama Pamekasan Tabel 4.9 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 5 Ragu-Ragu 20 Setuju 60 Sangat Setuju 15 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 5 20 60 15 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 60 (60 %) responden menjawab setuju bahwa Teknologi/peralatan yang digunakan sangat mendukung pelayanan pajak di KPP Pratama Pamekasan. 2)

Petugas tidak

pernah melakukan kesalahan dalam pencatatan, pendaftaran,

penghitungan dan validai pajak Tabel 4.10 RANKING N Sangat Tidak Setuju 12 Tidak Setuju 26 Ragu-Ragu 40 Setuju 18 Sangat Setuju 4 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 12 26 40 60 4 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 40 (40%) responden menjawab ragu-ragu bahwa petugas tidak pernah melakukan kesalahan dalam pencatatan, pendaftaran, penghitungan dan validai pajak. 3)

Petugas selalu sigap dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi wajib pajak

RANKING

Tabel 4.11 N

%

Sangat Tidak Setuju 8 Tidak Setuju 15 Ragu-Ragu 39 Setuju 37 Sangat Setuju 1 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

8 15 39 37 1 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 39 (39%) responden menjawab ragu-ragu bahwa Petugas selalu sigap dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi wajib pajak. 4)

Informasi yang diberikan petugas pelayanan dapat dipercaya Tabel 4.12 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 4 Ragu-Ragu 19 Setuju 57 Sangat Setuju 20 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 4 19 57 20 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 57 (57%) responden menjawab setuju bahwa Informasi yang diberikan petugas pelayanan dapat dipercayai. 5) Petugas selalu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wajib pajak Tabel 4.13 RANKING N Sangat Tidak Setuju 11 Tidak Setuju 26 Ragu-Ragu 42 Setuju 20 Sangat Setuju 1 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 11 26 42 20 1 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 42 (42%) responden menjawab ragu-ragu bahwa Petugas selalu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wajib pajak.

C. Kepatuhan Wajib Pajak (X3)

1)

Saya selalu mengisi SPT (Surat Pemberitahuan) sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan. Tabel 4.14 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 0 Ragu-Ragu 18 Setuju 57 Sangat Setuju 25 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 0 18 57 25 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 57 (57%) responden menjwab setuju bahwa responden

selalu mengisi SPT (Surat Pemberitahuan) sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan. 2)

Saya selalu melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan) dengan tepat waktu Tabel 4.15 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 1 Ragu-Ragu 17 Setuju 52 Sangat Setuju 30 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 1 17 52 30 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 52 (52%) responden menjawab setuju bahwa responden selalu melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan) dengan tepat waktu. 3)

Saya selalu menghitung pajak penghasilan yang terutang dengan benar dan apa adanya.

RANKING

Tabel 4.16 N

%

Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 6 Ragu-Ragu 12 Setuju 39 Sangat Setuju 43 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

0 6 12 39 43 100

Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 43 (43%) responden menjawab sangat setuju bahwa responden selalu menghitung pajak penghasilan yang terutang dengan benar dan apa adanya. 4)

Saya selalu membayar pajak penghasilan yang terutang dengan tepat waktu Tabel 4.17 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 3 Ragu-Ragu 14 Setuju 33 Sangat Setuju 50 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 3 14 33 50 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 50 (50%) responden menjawab sangat setuju bahwa responden selalu membayar pajak penghasilan yang terutang dengan tepat waktu. 5)

Saya selalu membayar kekurangan pajak penghasilan yang ada sebelum dilakukan

pemeriksaan Tabel 4.18 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 2 Ragu-Ragu 18 Setuju 41 Sangat Setuju 39 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 2 18 41 39 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41 (41%) responden menjawab setuju bahwa responden selalu membayar kekurangan pajak penghasilan yang ada sebelum dilakukan pemeriksaan. 6) Untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), saya mendaftarkan diri secara sukarela ke Kantor Pelayanan Pajak Tabel 4.19 RANKING N Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 0 Ragu-Ragu 12 Setuju 53 Sangat Setuju 35 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 0 12 53 35 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 53 (53%) responden menjawab setuju bahwa untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), saya mendaftarkan diri secara sukarela ke Kantor Pelayanan Pajak. Penerimaan Pajak (Y) 1)

Bagaimana sistem administrasi di KPP Pratama Pamekasan Tabel 4.20 RANKING N Sangat Tidak Baik 0 Tidak Baik 0 Cukup Baik 12 Baik 53 Sangat Baik 35 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 0 12 53 35 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 53 (53%) responen menjawab baik tentang sistem administrasi di KPP Pratama Pamekasan. 2)

Bagaimana Undang-Undang yang diberlakukan di KPP Pratama Pamekasan

Tabel 4.21 RANKING N Sangat Tidak Baik 0 Tidak Baik 1 Cukup Baik 8 Baik 54 Sangat Baik 37 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 1 8 54 37 100

Berdasarakan tabel di atas, sebanyak 54 (54%) responden menjawab baik tentang Undang-Undang yang diberlakukan di KPP Pratama Pamekasan. 3)

Bagaimana peraturan pelaksanaan perpajakan di KPP Pratama Pamekasan Tabel 4.22 RANKING N Sangat Tidak Baik 0 Tidak Baik 1 Cukup Baik 5 Baik 48 Sangat Baik 46 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 1 5 48 46 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 48 (48%) responden menjawab baik tentang peraturan pelaksanaan perpajakan di KPP Pratama Pamekasan. 4)

Bagaimana wajib pajak melaksanakan perpajakannya di KPP Pratama Pamekasan Tabel 4.23 RANKING N Sangat Tidak Baik 0 Tidak Baik 1 Cukup Baik 6 Baik 36 Sangat Baik 57 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 1 6 36 57 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 57 (57%) ressponden menjawab sangat baik tentang wajib pajak yang melaksanakan perpajakannya di KPP Pratama Pamekasan. 5)

Bagaimana keadaan lingkungan di KPP Pratama Pamekasan.

Tabel 4.24 RANKING N Sangat Tidak Baik 0 Tidak Baik 2 Cukup Baik 2 Baik 46 Sangat Baik 50 Jumlah 100 Sumber data: Data primer diolah

% 0 2 2 46 50 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 50 (50%) responden menjawab sangat baik tentang keadaan lingkungan di KPP Pratama Pamekasan. Hasil Estimasi Regresi Analisis Regresi Dalam pelaksanaan penelitian ini, ada beberapa variabel yang menjelaskan pengaruh terhadap penerimaan pajak yaitu kesadaran wajib pajak, pelayanan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak, maka perhitungan menggunakan metode regresi berganda yang dipakai untuk

memprediksi apakah benar variabel-variabel bebas mampu

menjelaskan pengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu penerimaan pajak. Adapun model regresi yang dignakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y’= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 Setelah semua variabel dimasukkan, dimana penyelesaian model persamaan regresi linear berganda tersebut dilakukan dengan bantuan software program komputer SPSS for windows versi 16.

Tabel 4.25 Hasil Regresi Linear Berganda Variabel Konstanta X1 X2 X3

Koefisien Regresi 22,053 0,091 0,007 0,086

T Stat 8,000 0,897 0,113 1,232

Sig t 0.000 0,372 0,911 0,221

R Square ( R) = 0,145 Adjust R Square (Adj R) = 0,010 Durbin Watson = 2,039 Sumber data: Data primer diolah Dari tabel 2.25,

dapat

dirumuskan

model regresinya

sebagai berikut: Y =

22,053+0,091X1+0,007X2+0,086X3. Uji Validitas dan Reabilitas Pada tahap ini dilakukan suatu pengujian keabsahan data yang diperoleh dengan menggunakan uji validitas dan reabilitas. Namun sebelumnya perlu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan dianalisi guna mengetahui kemungkinan layak tidaknya instrumen

yang

telah

disusun

peneliti sehingga

bisa

diprediksikan

tidak

akan

menimbulkan misinterpretasi dari responden, selain itu, hal ini diperlukan untuk mengantisipasi kesulitan yang lebih besar dan kemungkinan untuk melakukan perbaikan instrumen bila ternyata banyak dijumpai item-item pertanyaan yang tidak layak untuk di aplikasikan. Tujuan uji validitas adalah untuk mengetahui aplikasi instrumen (kuiseoner) dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Pada tabel 4.26 diperoleh hasil analisis sebagai berikut: Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas No

N

Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

21 21 21 21 21 21 21 21 21 21

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.2

Angka Kritik (rxy) 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195

Koefisien Korelasi 0,646 0,258 0,248 0,222 0,674 0,757 0,592 0,472 0,519 0,837

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

11 21 X3.1 0,195 12 21 X3.2 0,195 13 21 X3.3 0,195 14 21 X3.4 0,195 15 21 X3.5 0,195 16 21 X3.6 0,195 17 21 Y1.1 0,195 18 21 Y1.2 0,195 19 21 Y1.3 0,195 20 21 Y1.4 0,195 21 21 Y1.5 0,195 Sumber data: Data primer diolah

0,679 0,347 0,204 0,424 0,270 0,673 0,632 0,243 0,237 0,214 0,662

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa seluruh item yang telah di jawab responden dalam suatu uji validitas memiliki kriteria yang valid, dimana ke empat variabel mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari r tabel dengan tingkat signifikan 5% di dapat angka 0,195 sehingga ke empat varabel tersebut dapat dikatakan valid karena seluruh item pertanyaan telah layak di aplikasikan dalam penelitian dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 responden. Suatu

instrumen

dapat

dikatakan

andal (reliabel)

bila

memiliki koefisien

keandalan reabilitas sebesar 0,5 atau lebih dari dan untuk menentukan kriteria indeks realibilitas adalah sebagai berikut (Yarnest, 2003):

No Interval 1 < 0,200 2 0,200-0,399 3 0,400-0,599 4 0,600-0,799 5 0,800-1,000 Sumber data: Data primer diolah

Kriteria Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.27 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan

Variabel

N item

X1 5 X2 5 X3 6 Y 5 Sumber data: Data primer diolah

Alpha Cronbach (Koefisien Reliabilitas) 0,716 0,867 0,787 0,710

Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, maka hasil alpha untuk variabel X1, X3 dan Y dalam analisis pada indeks tinggi, untuk variabel X2 pada indeks sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa untuk pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dalam arti jika pertanyaan tersebeut diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban pertama sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel adalah reliabel karena nilai alpha cronbach > 0,5. Sedangkan untuk mendapatkan model yang baik dan cukup andal untuk memprediksi, maka terlebih dahulu harus memnuhi serangkaian uji asumsi klasik yaitu tidak terjadi gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas, serta memnuhi uji normalitas. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sisaan atau error tersebar secara normal. Dengan menggunakan uji kolmogrov smirnow dapat diketahui dengan indikasi apabila haasil p > 0,05, maka normalitas diterima, demikian juga sebaliknya. Hasil pengujian kolmogrov smirnow diperoleh hasil seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.28 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas (Uji kolmogrov smirnow) P Value Residual

0,523

Keterangan Karena p value > 0,05 maka asumsi normalitas diterima

Sumber data: Data primer diolah Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Pengujian asumsi klasik multikolinieritas dalam penelitian ini melihat pada besaran Variance Infltion Factor (VIF), dimana jika nilai VIF < 10 dan angka tolerance mendekati angka 1, maka tidak terjadi multikolinieritas. Hal tersebut terlihat pada table berikut: Tabel 4.29 Tolerance and Variance Inflation Factor (VIF) Variabel Bebas X1 X2 X3

Tolerance

VIF

Keterangan

0,976 0,995 0,980

1,025 1,005 1,020

Karena angka tolerance di atas angka 0,0001 dan VIF di bawah angka 5, maka tidak terjadi multikolinieritas

Sumber data: Data primer diolah Model yang di ajukan dalam penelitian ini dengan demikian terbebas dari salah satu penyimpangan asumsi model klasik yaitu gejala multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Untuk menguji asumsi klasik heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Rank Spearman

Correlation

variabel pengganggu

yaitu dengan mengoreksi variabel-variabel bebas dengan

(residual).

Jika

hasil signifikansi baik

uji F

maupun

T

menunjukkan angka yang > 0,05, maka dapat dikatakan regresi tidak terkena heteroskedastisitas, dari tabel anova dapat dilihat signifikan F sebesar 0,563 > 0,05 dan

signifikan uji t dari X1 sebesar 0,372, X2 sebesar 0,911 dan X3 sebesar 0,221 yang juga > 0,05 maka dapat dikatakan regresi ini bebas dari heteroskedastisitas. Tabel 4.30 ANOVAb Sum of Squares

Model 1

Regression

Mean Square

df

9.539

3

3.180

Residual

445.621

96

4.642

Total

455.160

99

F

Sig.

.685 .563a

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Coefficients a

Model

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B

1

(Consta 22.053 nt)

Std. Error

t

Sig.

Beta

2.757 .092

8.000

.000

.897

.372

X1

.091

.101

X2

-.007

.061

-.011 -.113

.911

X3

-.086

.069

-.126 -1.232

.221

a. Dependent Variable :Y

Uji Autokorelasi Pengujian asumsi klasik autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson. Jika angka DW sebesar < 1,10 maka ada autokorelasi, jika antara 1,10-1,54 maka tanpa kesimpulan, jika 1,55-2,46 tidak ada autokorelasi, jika 2,46-2,9 tanpa kesimpulan dan jika > 2,9 ada autokorelasi. Dari tabel model summary

dapat diketahui angka DW sebesar 2,039, berarti regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak terkena autokorelasi. Tabel 4.31 Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

1 .145a .021 -.010 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable:Y

Std. Error of the Estimate 2.15450

DurbinWatson 2.039

Uji Hipotesis Pengaruh Parsial a. Ho: b1 = 0 (koefisien regresi = 0 atau kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh pada penerimaan pajak) Ha: b1 ≠ 0 (koefisien regresi tidak sama dengan 0 atau kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak) b. Ho: b2 = 0 (koefisien regresi = 0 atau pelayanan perpajakan tidak berpengaruh pada penerimaan pajak) Ha: b2 ≠ 0 (koefisien regresi tidak sama dengan 0 atau pelayanan perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak) c. Ho: b3 = 0 (koefisien regresi = 0 atau kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh pada penerimaan pajak) Ha: b3 ≠ 0 (koefisien regresi tidak sama dengan 0 atau kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak) Ho diterima jika signifikansi t > 0,05 Ho ditolak (Ha diterima) jika signifikansi t < 0,05

Tabel 4.32 Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1

B (Con stant)

Standardize d Coefficients

Collinearity Statistics

Beta

Toleranc e VIF

Std. Error

22.053

2.757

X1

.091

.101

X2

-.007

X3 -.086 a Dependent Variable: Y

T

Sig.

8.000

.000

.897

.372

.976 1.025

.061

-.011 -.113

.911

.995 1.005

.069

-.126 -1.232

.221

.980 1.020

.092

Pada tabel coefficients dapat dilihat: a. Signifikansi kesadaran wajib pajak sebesar 0,372 > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian

ini menyimpulkan

bahwa

kesadaran

wajib

pajak

tidak

berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Herryanto dan Arianto (2012) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. b.

Signifikansi pelayanan perpajakan sebesar 0,911 > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak. Hasil

penelitian

ini

menyimpulkan

bahwa

pelayanan

perpajakan

tidak

berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriani dan Budiartha (2016) yang menyatakan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. c.

Signifikansi kepatuhan wajib pajak wajib pajak sebesar 0,221 > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak.

Hasil

penelitian

ini

menyimpulkan

bahwa

kepatuhan

wajib

pajak

tidak

berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfian (2010) yang menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Pembahasan Hasil Penelitian Coefficients a Standardize d Coefficients

Unstandardized Coefficients Model 1

B (Con stant)

Std. Error

22.053

2.757

X1

.091

.101

X2

-.007

X3 -.086 a Dependent Variable: Y

Beta

Collinearity Statistics T

Sig.

Toleranc e VIF

8.000

.000

.897

.372

.976 1.025

.061

-.011 -.113

.911

.995 1.005

.069

-.126 -1.232

.221

.980 1.020

.092

Setelah dilakukan pengujian secara parsial pada tingkat signifikansi 0,05, membuktikan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, dimana signifikansi dari kesadaran wajib pajak sebesar 0,372 atau 37,2 %. Penelitian ini Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Herryanto dan Arianto (2012) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Untuk pelayanan perpajakan taraf signifikansi sebesar 0,911 atau 91,1 % yang berarti juga pelayanan perpajakan tidak berpengaruh signifikan

terhadap

penerimaan

pajak.

Penelitian

ini Bertolak

belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh Putriani dan Budiartha (2016) yang menyatakan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Sedangkan taraf signifikan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,221 atau 22,1 %, juga menunjukkan bahwa

kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak karena signifikansi dari masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05. Penelitian ini Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfian (2010) yang menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Hal ini berarti peningkatan penerimaan pajak di KPP Pratama Pamekasan di pengaruhi oleh variabel lain yaitu: penagihan pajak dan surat paksa pajak (Syihab dan Gisijanto, 2008). Sedangkan menurut Herryanto dan Toly (2012) menyatakan bahwa pemeriksaan

pajak

berpengaruh

terhadap

penerimaan

pajak.

Faktor lain yang

mempengaruhi penerimaan pajak adalah jumlah wajib pajak, jumlah surat setoran pajak dan sosialisasi perpajakan (Anti, 2014). KESIMPULAN Penelitian ini membahas tiga variabel bebas yang mempengaruhi penerimaan pajak, yaitu kesadaran wajib pajak, pelayanan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak pada 100 responden yang diteliti. Berdasarkan hasil regresi dapat disimpulkan bahwa: (1) kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak 2) pelayanan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak (3) kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak membayar pajak bukan karena kesadaran, pelayanan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak, melainkan ada variabel lain seperti penagihan pajak, surat paksa pajak, pemeriksaan pajak dan variabel-variabel lainnya. SARAN Memperkuat bukti empiris yang diperoleh dari hasil penelitian dengan segala keterbatasan waktu, tenaga

dan biaya dalam melakukan penelitian, maka peneliti akan

memberikan saran yang sekiranya dapat diambil sebagai masukan untuk meningkatkan

penerimaan pajak pada KPP Pratama Pamekasan. Adapun beberapa saran bagi KPP Pratama Pamekasan antara lain sebagai berikut: (1) Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, untuk itu perlu adanya cara bagaimana wajib pajak sadar akan kewajibannya membayar pajak, misalnya penyuluhan perpajakan dan sebagainya (2) Pelayanan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, untuk itu pelayanan yang sekiranya kurang baik terhadap para wajib pajak hendaknya diperbaiki (3) Kepatuhan wajib pajak, tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, untuk itu KPP Pratama Pamekasan sekiranya memberikan arahan kepada

para wajib pajak akan kepatuhannya membayar pajak,

mengingat pentingnya pajak bagi Negara dan umunya bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Rahmat (2012). Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surabaya Krembangan. Jurnal Akuntansi Unesa Vol 1, No 3 Anti, Mawar Warih (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Surakarta. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta Arum, Harjanti Puspa (2012). Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas pada KPP Pratama cilacap. Skripsi Universitas Dipionegoro Semarang. Gunadi, 2005. Akuntansi Pajak. Cetakan Sembilan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Herryanto, Marisa dan Toly, Agus Ariyanto (2012). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Jurnal Universitas Kristen Petra Ilyas, B Wirawan dan Burton, Ricahard 2001, Hukum Pajak, Jakarta, Salemba Empat. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Putriani, Ida Ayu Nyoman dan Budiartha, I Ketut (2015). pengaruh penyuluhan perpajakan dan pelayanan fiskus pada penerimaan pajak penghasilan badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol.14. 1 Januari 2016 Rahmawati, Anik (2010). Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP PMA Lima Jakarta. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta Syahab, Zakiyah M dan Gisijanto, Hantoro Arif (2008). Pengaruh penagihan pajak dan surat paksa pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan pajak. Jurnal Ekonomi Bisnis No.2 Vol. 13, Agustus 2008 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Utomo Dwiarso., Setiawanta Yulita., dan Yulianto Agus 2012. Perpajakan aplikasi dan terapan. Yogyakarta: Andi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara