PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 15
Pengaruh Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955 Terhadap Kemerdekaan Negara-Negara di Benua Afrika Yadi Kusmayadi
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Galuh Ciamis Abstrak
Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa Konferensi Asia Afrika merupakan gagasan yang diajukan dalam Konferensi Kolombo, yang dihadiri oleh Indonesia, India, Birma, Pakistan dan Srilangka pada bulan April 1954. Selanjutnya usul tersebut di tindak lanjuti dalam Konferensi Bogor yang diadakan akhir bulan Desember 1954.Sehingga pada bulan April 1955 Konferensi Asia Afrika diselenggarakan yang dihadiri oleh 29 negara.Pengaruh Konferensi Asia Afrika terhadap negara-negara di Afrika merupakan jawaban yang positif terhadap perjuangan bangsa-bangsa terjajah terhadap kaum kolonialis yang berada di Afrika. Maka rakyat di Afrika bangkit mengadakan perlawanan terhadap penjajah bangsa Eropa Barat, menyadari akan pentingnya semangat Bandung karena mempunyai dampak yang tak ternilai terhadap gerak perjuangan dalam usaha membebaskan diri dari kaum imperialis. Konferensi Asia Afrika dapat dianggap sebagai momentum histroris yang sangat penting dalam sejarah dunia.Semangat Bandung menaikkan citra di dunia Internasional khususnya bagi bangsa Afrika. Kata Kunci: Konferensi Asia Afrika, Kemerdekaan, Negara-Negara Afrika Pendahuluan
pengaruh-pengaruh
asing
bersatu
Sebagai bangsa yang berbudaya
berkumpul untuk menyatakan cita-cita,
wajib mempelajari dan mengetahui sejarah
membantu kawan, tetangga ikut berjuang
bangsanya, terutama sejarah yang berkaitan
merebut kemerdekaan. Indonesia pernah
dengan
memperjuangkan
membuktikan sikap solidaritas itu, yaitu
kemerdekaan dari belenggu penjajahan.
terciptanya solidaritas bangsa-bangsa Asia
Dengan mempelajari sejarah akan lebih
Afrika
memahami makna dan arti dari perjuangan
“Semangat Bandung” pada tahun 1955.(Said
itu baik di masa lalu maupun di masa
Hamid Hasan, 1994: 747).
usaha-usaha
sekarang (A.H. Nasution, 1978: xx).
yang
terkenal
dengan
sebutan
Tentu saja Semangat Bandung masih
Dekade abad ke 20 ini dihadapkan
relevan untuk politik luar negeri kita yang
pada corak dan arah perkembangan sejarah
bebas aktif. Konferensi Asia Afrika masih
manusia yang berbeda dengan corak sejarah
mempunyai
manusia sebelumnya. Corak dan arah yang
pengaruhnya hingga sekarang, terutama
ditandai oleh bangkitnya golongan bangsa-
bagi negara yang cinta damai. Konferensi
bangsa yang dijajah oleh kaum kapitalis,
Asia
menurut persamaan hak, harga diri dan
merupakan bukti untuk membentuk opini
kedaulatan
publik
atau
lebih
tegas
mereka
menuntut kemerdekaan abadi lepas dari
Afrika di
arti
penting
menaikan mata
dan
citra
dunia
besar
Indonesia
internasional,
khususnya bagi bangsa Asia Afrika yang
16 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
mendambakan
kemerdekaan
dan
perdamaian (Sartono Kartodirdjo, 1977: 378).
pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung (Soebantardjo, 1956:252). Tinjauan Pustaka
Selama Indonesia memegang teguh Pancasila dan berdasarkan negara kesatuan
A. Konstelasi Politik Dunia menjelang pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai Landasan berbangsa dan bernegara, maka
Berakhirnya Perang Dunia kedua pada bulan Agustus 1945, tidak identik dengan berakhirnya situasi permusuhan di
Semangat Bandung tetap menjadi “Way of
antara bangsa-bangsa di dunia sehingga
Prinsiple” politik luar negeri Indonesia yang
kemudian
bebas aktif. Semangat Bandung tercantum secara utuh didalam pembukaan Undangundang Dasar 1945 yaitu “perdamaian abadi
berdasarkan
kemerdekaan
tercipta
perdamaian
dan
keamanan. Di beberapa belahan dunia, terutama di benua Asia Afrika. masih banyak
masalah
yang
mengakibatkan
dan
permusuhan terus berlangsung. Bahkan
keadilan sosial” (Ketetapan MPR, Nomor
pada tingkat perang terbuka seperti di
II/MPR/1978, 1).
wilayah Korea, Indo-Cina. Palestina. Afrika
Indonesia merdeka tahun 1945, maka bangsa-bangsa yang terjajah mulai
Selatan, dan Afrika Utara (Dodi R. Iskandar, 1994: 17).
melepaskan diri dari belenggu penjajahan
Masalah-masalah tersebut di atas.
untuk mewujudkan cita-cita proklamasinya.
sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok
Sementara bangsa penjajah mulai goyah
kekuatan raksasa yang bertentangan, baik
kedudukannya, karena satu persatu negara jajahan
mulai
memproklamasikan
secara
ideologis
maupun
secara
kepentingan, yaitu blok Barat dan blok
kemerdekaannya. Diantaranya Indonesia
Timur. Saat itu blok Barat dipimpin oleh
(17 Agustus 1945), Republik Vietnam
Amerika Serikat dan blok Timur dipimpin
(1945), dan negara-negara di Afrika seperti,
oleh Uni Soviet, setiap blok berusaha untuk
Libia (1951) dan negara-negara lainnya. (Kosoh
Sastradinata,
dan
Rusyai
Padmawijaja, 1977: 63). Untuk
lebih Asia
memprakarsai
agar menjadi pendukung mereka masingmasing.
mengeratkan
rasa
persatuan serta menjaga kestabilan di kawasan
menarik negara-negara d Asia dan Afrika
Afrika, pertemuan
Indonesia dalam
pencaturan politik dunia dengan cara menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
Hal
ini
mengakibatkan
tetap
hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di antara kedua blok beserta para pendukungnya. Suasana permusuhan demikian terkenal
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 17
dengan sebutan perang dingin (Departemen
konflik antar kelompok masyarakat sebagai
Luar Negeri RI. 1992: 10). Timbulnya
akibat masa penjajahan politik adu domba
pergolakan dunia disebabkan pula oleh
dan perang dingin antar blok dunia tersebut
masih adanya penjajahan di bumi mi.
di
terutama di belahan Asia dan Afrika.
Walaupun pada masa itu telah ada badan
Sebelum
Tahun
1945
pada
atas
(Nana
internasional
Supriatna,
yaitu
2002
Persatuan
66).
Bangsa-
umumnya benua Asia dan Afrika merupakan
bangsa (PBB), yang berfungsi menangani
wilayah
masalah-masalah
jajahan
bangsa
Barat
dalam
dunia,
namun
berbagai bentuk. Tetapi sejak tahun 1945
kenyataannya badan ini belum berhasil
banyak daerah di Asia Afrika menjadi
menyelesaikan
negara merdeka dan banyak pula yang
timbul. Sedangkan kenyataan pula bahwa
masih atau sedang berjuang mewujudkan
akibat-akibat
kemerdekaan negara dan bangsa mereka,
masalah-masalah tersebut di atas. sebagian
seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di
besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia
wilayah Afrika Utara, Vietnam di Indo-Cina,
Afrika.
dan wilayah-wilayah di ujung selatan Afrika.
melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk
Perlu dicatat pula bahwa beberapa
mengadakan Konferensi Asia Afrika(Nana
semua yang
Keadaan
persoalan ditimbulkan
itulah
yang oleh
yang
negara Asia Afrika yang telah merdeka pun
Supriatna, 2002: 13).
masih hanyak yang menghadapi masalah
B. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
sisa-sisa
penjajahan,
seperti
Indonesia
Kerjasama antar negara-negara di
tentang Irian Barat. India dan Pakistan
Asia
tentang Kashmir. negara-negara Arab tentan
penjajahan oleh bangsa-bangsa Barat telah
Palestina sebagian bangsa Arab-Palestina
menjadi bahan pemikiran menteri luar
terpaksa mengungsi, karena tanah air
negeri di Era tahun 1950-an. Keterangan
mereka diduduki secara paksa oleh pasukan
pemerintah Indonesia tentang politik luar
Israel
kekuatan
negeri di depan parlemen yang disampaikan
pemimpin raksasa blok Barat (Bakran
oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo
Asmawi, 1985 57).
pada tanggal 25 Agustus 1953 menyatakan:
yang
dibantu
oleh
Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya
pembuatan
nuklir
memusnahkan
yang
bisa
senjata umat
manusia secara dahsyat, sejumlah negara Asia Afrika yang telah merdeka pun muncul
Afrika
yang
merupakan
wilayah
Kerjasama dalam golongan negaranegara Asia-Arab (Afrika) kami pandang penting benar karena kami yakin, bahwa kerja sama erat antara negara-negara tersebut tentulah akan memperkuat usaha ke arah tercapainya perdamaian dunia yang kekal. Kerjasama antara negara-negara Asia Afrika tersebut adalah sesuai benar dengan aturan-aturan dalam PBB
18 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
(Persatuan Bangsa-bangsa) yang menyenangi kerja sama kedaerahan (regional arrangement). Lain dan itu negara-negara itu pada umumnya memang mempunyai pendirianpendirian yang sama dalam beberapa soal di lapangan internasional. jadi mempunyai dasar sama (common ground) untuk mengadakan golongan yang khusus. Dan sebab itu kerja sama tersebut akan kami lanjutkan dan pererat” (Departemen Luar Negeri RI. 1992:11). Keterangan tersebut mencerminkan ide dan kehendak pemerintah Indonesia untuk mempererat kerjasama di antara negara-negara
Asia-Afrika,
mendambakan
perdamaian
senantiasa dan
sesuai
dengan aturan-aturan dalam PBB. Gagasan untuk
mengadakan
suatu
konferensi
bangsa-bangsa Asia dan Afrika, diabadikan pada perjuangan kemerdekaan bangsabangsa yang terjajah. Usaha untuk mencapai perdamaian, telah lahir di Colombo pada tahun 1954 ketika para Perdana Menteri dan Burma (U Nu), Sri Langka (Sir John Kotelawala), India (Jawaharlal
Nehru),
Indonesia
(Ali
Sastroamidjojo) dan Pakistan (Muhammad Ali Jinnah), mengadakan pertemuan untuk bertukar
pikiran
masalah-masalah
dan yang
membicarakan menyangkut
kepentingan serta keprihatinan bersama (Bakran Asmawi, 1985: 12). Indonesia
mengusulkan
antara
meningkatkan
mereka
usaha-usaha
ke
guna arah
perdamaian dunia (Bakran Asmawi, 1985: 13). Dalam tersebut,
mengusulkan Perdana
konferensi
Menteri
Ali
Sastroamidjojo mengulangi kembali tujuan penting dan politik luar negeri Indonesia untuk pertama kali diucapkan di muka umum
bulan
Agustus
1953
saat
menyampaikan program kabinet kepada Dewan Perwakilan Rakyat, yaitu: Karena kita yakin bahwa kerjasama yang erat antara negara-negara Asia Afrika akan memperkuat usaha-usaha ke arah mencapai perdamaian dunia yang abadi. maka kita menganggap kerjasama antara negara-negara itu sangat penting. Kerjasama antara negara Asia dan Afrika adalah sesuai dengan Piagam Perserikatan BangsaBangsa mengenai pengaturanpengaturan regional. Lagi pula negaranegara ini, umumnya mempunyai pandangan-pandangan yang sama terhadap beberapa aspek di bidang hubungan internasional. Dengan demikian, terdapatlah kesamaan dasar untuk pembentukan suatu kelompok yang khusus. Mulai dan sekarang kita akan meneruskan dan memperkuat kerjasama antara negara-negara ini (Mochtar Kusumaatmadja, 1983: 88). Pernyataan tersebut bahwa melalui kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan Afrika lain, Indonesia menegaskan posisi dan memperdengarkan suaranya terhadap
Dalam pertemuan tersebut, Perdana Menteri
kerjasama
agar
diadakan suatu pertemuan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dengan tujuan mempererat
persoalan dunia, khususnnyamengenai Asia dan Afrika. Hal ini menandai maksud Indonesia di bawah pimpinan Perdana Menteri
Ali
Sastroamidjojo
untuk
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 19
memainkan
peranan dalam
percaturan
maka ketika Perdana Menteri bertemu di
dunia melalui bekerjasama dengan negara-
Bogor tercapai kesatuan pandangan untuk
negara Asia dan Afrika lainnya (Mochtar
mengadakan
Kusumaatmadja. 1983: 89).
samping menyetujui, bahwa konferensi itu
Disamping itu, pertemuan Colombo
konferensi
demikian.
Di
harus mendapatkan dukungan bersama
telah memberikan kesempatan pertama
dalam
untuk melancarkan gagasan ini dan untuk
Menteri memutuskan bahwa pertemuan ini
mendapatkan
diadakan di Indonesia bulan April 1955
penerimaan
lebih
luas.
Walaupun penerimaannya tidak terlalu
pelaksanaannya.Para
Perdana
(Roeslan Abdulgani, T.T.: 321).
hangat, pertemuan Colombo sebenarnya
Para
Pemimpin
Burma,
India,
tidak menentang gagasan tersebut, dan
Indonesia, Pakistan, dan Sri Langka sadar
akhirnya
akan nasib bangsa-bangsa yang waktu itu
dimasukkan
dalam
akhir
Komunike Bersama Colombo.
belum merdeka di Asia dan Afrika serta
Di dalam komunike tersebut ada
gangguan
terhadap
perdamaian
dan
suatu ayat yang menyatakan bahwa: … para
stabilitas politik dunia, dengan demikian
Perdana
Menteri
baik
sepakat, bahwa bangsa-bangsa di dunia
tidaknya
untuk
suatu
yang baru merdeka itu, perlu bekerja sama
Konferensi Bangsa-Bangsa Asia Afrika dan
dan memainkan peranannya dalam usaha
mendukung
agar
Menteri
bersama. Tujuannya untuk membangun
Indonesia
menjajaki
kemungkinan
dunia yang lebih baik, di mana semua
membicarakan mengadakan Perdana
diadakannya Konferensi yang demikian
bangsa
(Panitia Penulisan Sejarah Deplu. 1983:
kesejahteraan
209). Dengan demikian, lahirlah gagasan
perbaikan
untuk mengadakan Konferensi Bangsa-
seluruhnya.
Bangsa Asia Afrika (Bakran Asmawi, 1985: 15).
dapat
bekerja
sama
untuk
rakyatnya
dan
untuk
dunia
serta
umat
manusia
Di dalam suatu dunia yang dibebani dengan sisa kolonialisme dan imperialisme
Langkah pertama untuk membawa
dimana
perbedaan
berdasarkan
suku
gagasan ini adalah Pertemuan Bogor pada
bangsa, agama, dan asal-usul sosial tersebar
bulan
Perdana
luas dan perjuangan rakyat meningkat
Menteri Burma, India, Indonesia, Pakistan
untuk menumbangkan penjajahan kolonial,
dan Sri Langka bertemu di Bogor, Indonesia
maka tepat kemerdekaan dan kebebasan
atas undangan Perdana Menteri Indonesia.
bangsa yang terjajah dianggap sebagai
Jika di Colombo belum terdapat kesatuan
prasyarat yang harus dipenuhi bagi usaha
pendapat mengenai baik tidaknya diadakan
untuk membangun dunia yang baru dan
konferensi bangsa-bangsa Asia dan Afrika,
lebih baik (Roeslan Abdulgani, T.T.: 322).
Desember
1954,
para
20 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
Kejadian di Korea awal tahun 1950-
tanggal, bulan atau lamanya pelaksanaan
an merupakan gejala keadaan dunia yang
konferensi, negara yang akan diundang,
tercekam dalam Perang Dingin. Perang
serta
kemerdekaan
melawan
konferensi, dan merumuskan pokok tujuan
diadakannya
KAA. Konferensi Colombo dan Pancanegara
konferensi di Genewa untuk menyelesaikan
di Bogor merupakan pelopor KAA di
konflik tersebut. Keadaan di dunia nampak
Bandung tahun 1955.
Perancis
di
Indo-cina
menyebabkan
jauh dan pada memberi harapan, baik untuk melakukan
usaha
seperti
yang
menetapkan
rancangan
agenda
KAA dibuka 18 April 1955 di Gedung
telah
Merdeka Bandung. Konferensi tersebut
diputuskan kelima negara ini (Bakran
dihadiri 29-30 negara undangan. Satu
Asmawi, 1985: 129).
negara tidak dapat hadir yaitu Federasi
Sesuai dengan garis haluan politik
Afrika Tengah (Rhodesia dan Nyasa).Hal ini
luar negeri, Indonesia menerima petunjuk
karena
sebagai
penyelenggara Konferensi
politik, yaitu penduduk asli yang berkulit
Afrika.
Gagasan
Konferensi
KAA
Colombo,
atas atas
Asia
putusan usul
hitam
sedang sedang
mengalami menentang
pergolakan diskriminasi
Ali
ras,perlakuan dan hak karena perbedaan
Sastroamidjojo sebagai utusan pemerintah
warna kulit oleh penguasa kulit putih
Republik Indonesia (Bakran Asmawi, 1985:
(Bangsa Eropa)(Nana Supriatna, 2002: 15).
11). Pertemuan Bogor dikenal sebagai Konferensi
Panca
Negara,
Adapun dua puluh sembilan negara
karena
AsiaAfrika yang hadir dalam KAA, ialah:
pertemuan ini dihadiri perdana menteri
Indonesia, India, Burma, Pakistan, Srilangka,
kelima negara sponsor, yaitu:
Afghanistan, Kambodja, Republik Rakyat
1. Indonesia, diwakili oleh perdana menteri
Cina, Mesir, Ethiopia, Ghana, Iran, Irak,
Ali Sastroamidjojo,
Jepang, Yordania, Laos, Libanon, Liberia,
2. India, diwakili oleh perdana menteri Jawaharlal Nehru,
Libya, Nepal, Philipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Muang Thai, Turki, Vietnam Utara,
3. Pakistan, diwakili oleh perdana menteri Mohammad Ali,
Vietnam Selatan (Departemen Luar Negeri RI, 1992: 24).
4. Burma, diwakili oleh perdana menteri U Nu,
Selain itu, tujuan Konferensi Asia Afrika adalah:
5. Srilangka, diwakili oleh perdana menteri
1. Memajukan
kerjasama,
persahabatan,
Sir John Kotelawala (Bakran Asmawi,
perhubungan antara bangsa-bangsa Asia
1985: 12)
dan Afrika untuk menyelenggarakan
Konferensi Pancanegara di Bogor berhasil
menyusun
keputusan,
seperti
kepentingan bersama.
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 21
2. Kerjasama
dalam
lapangan
sosial,
Jenderal, Muhammad Yamin menjadi Ketua
ekonomi, kebudayaan di antara bangsa-
Komite Kebudayaan, Prof. Jr. Rooseno
bangsa Asia Afrika.
sebagai
3. Memecahkan bersama soal-soal khusus
Ketua
Komite
Ekonomi
(Departemen Luar Negeri, 1992: 17).
dan penting bagi bangsa-bangsa Asia
Negara-negara lain nampak pula
Afrika, seperti: menjamin kedaulatan,
para diplomat terkenal seperti Cou En-Lai
melenyapkan
(RRC), Jawaharlal Nehru dan Khnisna
diskriminasi
ras
dan
penjajahan.
Menon (India), U Nu (Burma), Carlos
4. Memperbesar peranan Asia Afrika dalam dunia
sekarang
dan
ikut
serta
Romulo
(Philipina),
Van
(Muang
Thai),
John
Sir
Vaithayakon Kotelawala
mengusahakan perdamaian dunia (Nana
(Srilangka), Norodom Sihanouk (Kamboja),
Supriatna, 2002: 13)
Muhammad Ali (Pakistan) dan Gamal Abdul
Konferensi Asia Afrika ini dihadiri
Naser (Mesir).
oleh 23 negara Asia dan 6 negara Afrika.
Komposisi delegasi dan 29 Negara
Dalam konferensi ini ada tiga golongan yang
yang menghadiri Konferensi Asia Afrika di
berlainan
Bandung pada tanggal 18 sampai 24 April
pendirian
politik
negaranya,
yaitu:
1955, termasuk tamu, pegawai sekretariat,
1. Golongan Barat, seperti Philipina, Muang
atau staf yang menyertai delegasi-delegasi
Thai, Pakistan, Iran, Turki, 2. Golongan
yang
ke Bandung melebihi 400 orang (Panitia
beraliran
Komunis,
seperti RRC, Vietnam Utara, dan
Indonesia
(Panitia
Penulisan Sejarah Deplu, 1983: 209). Sedangkan negara peserta yang lain tidak menampakkan pendiriannya. Berkat kesadaran
negara
mengutamakan
Sejarah
Konferensi
3. Golongan Netral seperti India, Burma, Srilangka
Penulisan
diselenggarakan
Deplu,
Asia 18-24
1983:
Afrika April
210). yang
1955
Bandung telah berhasil meninjau masalah yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara Asia dan Afrika. C. Hasil-hasil Konferensi Asia Afrika
peserta
yang
lebih
Beberapa keputusan yang berhasil
persamaan
dan
pada
disepakati bersama oleh segenap peserta
perbedaan, maka konferensi dapat berjalan
adalah sebagai berikut:
lancar (Dodi R, Iskandar, 1987: 51).
1. Kerjasama Ekonomi:
Dalam Konferensi Asia Afrika di
a) mengusahakan kemajuan ekonomi.
Bandung tokoh bangsa Indonesia yang
b) saling memberikan bantuan teknik.
memegang peranan penting, ialah: Ali
c) memajukan perdagangan.
Sastroamidjojo sebagai Ketua Konferensi;
d) mendirikan bank-bank.
Ruslan
di
Abdulgani
sebagai
Sekretaris
22 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
2. Kerjasama Kebudayaan:
Kambodja, Laos, Vietnam, Yordania,
a. memajukan kerjasama kebudayaan sebagai
jalan
mendapatkan
terpenting
untuk
pengertian
antara
bangsa-bangsa Asia Afrika. b. memajukan
dengan
dan
pertukaran
pelatih, guru, pelajar.
manusia dalam Human
hak-hak yang
“Universal Right”
asasi
tercantum
Declaration
dan
of
larangan atas pembuatan, percobaan, c. mengusulkan diadakan pengurangan persenjataan. diadakan
kerjasama
dasar menghormati
manusia,
dan
hak-hak
seterusnya
(Nana
Supriatna, 2002: 13-14) Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu
b. menentang adanya diskriminasi ras Bangsa-bangsa
atas
Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). 4. Soal
diadakan
semu negara-negara di seluruh dunia
tinggi
seperti
supaya
d. mengusulkan
3. Hak-hak Asasi Manusia: a. menjunjung
b. mengusulkan
dan penggunaan senjata atom.
pendidikan
pengajaran
Libia, dan Nepal.
yang
Belum
minggu, maka pada jam 19.00 malam (terlambat dua jam dan yang direncanakan
Merdeka:
semula) tanggal 24 April 1955 sidang umum
a. menentang adanya penjajahan dalam
terakhir Konferensi Asia Afrika dibuka.
segala bentuk apapun juga
Dalam sidang umum itu dibacakan oleh
b. menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, dan Maroko.
pernyataan dan tiap-tiap panitia sebagai
5. Soal-soal Lain:
hasil konferensi. Sidang umum menyetujui
a. mengakui hak-hak Arab di Palestina dan
menuntut
Sekretaris Jenderal Konferensi rumusan
soal
Palestina
diselesaikan secara damai.
seluruh pernyataan tersebut. Selanjutnya, sidang umum ditem51 dengan sambutan para ketua delegasi. Dan setelah itu. Ketua
b. menuntut kembalinya wilayah Irian Jaya kepada Indonesia
Konferensi penutupan
c. menuntut hak wilayah Aden bagi Yaman.
menyampaikan dan
pidato
menyatakan
bahwa
Konferensi Asia Afrika ditutup. (Bakran Asmawi, 1985: 45)
6. Mengusahakan Perdamaian Dunia dan
Dalam
komunike
terakhir
Kerjasama Dunia:
diantaranya dinyatakan bahwa Konferensi
a. mengusulkan supaya negara-negara
Asia Afrika telah meninjau soal-soal yang
yang telah memenuhi syarat-syarat
mengenai kepentingan bersama negara-
Piagam
negara
PBB
diterima
menjadi
anggotanya seperti : Jepang, Srilangka,
Asia
dan
Afrika
dan
telah
merundingkan cara-cara bagaimana rakyat
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 23
negara-negara
mi
dapat
bekerjasama
penggunaan
kekerasan
terhadap
dengan lebih erat di lapangan ekonomi,
integritas teritorial atau kemerdekaan
kebudayaan,
politik semua negara.
dan
politik.
Yang
paling
mashur dan hasil konferensi mi ialah apa yang
kemudian
dinamakan
Dasa
Sila
8. Menyelesaikan
segala
perselisihan-
perselisihan internasional dengan jalan
Bandung. Yaitu suatu pernyataan politik
damai,
Yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam
persetujuan, arbitrase atau penyelesaian
usaha memajukan perdamaian dan kerja
hakim ataupun lain-lain cara damai lagi
sama dunia (Departemen Luar Negeri RI,
menurut
1992: 320)
bersangkutan,
Adapun kesepuluh prinsip tersebut, ialah:
seperti
perundingan,
pilihan
pihak-pihak
yang
sesuai
yang dengan
piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta azas-azas yang terdapat dalam piagam PBB.
kerja sama. 10. Menghormati hukum dan kewajibankewajiban
2. Menghormati kedaulatan dan integritas
Dalam penutup komunike terakhir
3. Mengakui persamaan semua suku-suku
dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika
bangsa dan persamaan semua bangsa-
menganjurkan
bangsa besar maupun kecil.
penyelenggara
melakukan
(Sekretariat
Negara Rl, 1986: 80)
teritorial semua bangsa-bangsa.
4. Tidak
internasional
intervensi
supaya
kelima
negara
mempertimbangkan
atau
diadakannya pertemuan berikutnya dan
campur-tangan dalam soal-soal dalam
konferensi ini, dengan meminta pendapat
negeri negara lain.
negara-negara peserta lainnya. Tetapi usaha
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk
untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika
mempertahankan diri sendiri secara
kedua selalu mengalami hambatan yang
sendirian atau secara kolektif, yang
sulit diatasi. Tatkala usaha itu hampir
sesuai dengan piagam PBB.
terwujud (1964), tiba-tiba di negara tuan
6. a. Tidak mempergunakan peraturan dan
rumahnya
(Aljazair)
terjadi
pergantian
pertahanan kolektif untuk bertindak
pemerintahan, sehingga konferensi itu tidak
bagi kepentingan khusus dan salah
jadi (Departemen Luar Negeri RI, 1992 :
satu dan negara-negara besar.
382).
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain. 7. Tidak atau
Konferensi Asia Afrika di Bandung bagaimanapun
juga
telah
berhasil
melakukan
tindakan-tindakan
menggalang persatuan dan kerja sama di
ancaman
agresi
antara negara-negara Asia dan Afrika, baik
ataupun
24 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
dalam menghadapi masalah internasional,
sejarah mencakup empat tahap Tahapan.
maupun
(1), heuristik (mencari sumber-sumber), (2)
masalah
regional.
Konferensi
serupa bagi kalangan tertentu di Asia Afrika
kritik
beberapa
kali
analisis
(menilai
sumber-
pula,
seperti
sumber), (3) interpretasi atau sintesis
Asia
Afrika.
(menafsirkan keterangan sumber-sumber),
Konferensi Islam Asia Afrika. Konferensi
dan (4) historiografi (penulisan sejarah)
Pengarang
(Notosusanto dalam Priyadi, 2012: 3).
Konferensi
diadakan
atau
Wartawan Asia
Afrika.
Konferensi
Mahasiswa Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia Afrika yang masa itu tengah
memperjuangkan
kemerdekaan
Hasil Dan Pembahasan A. Kebangkitan Negara di Afrika untuk Menuju Kemerdekaan 1. Negara Afrika Yang Merdeka Sebelum Konferensi Asia Afrika Tahun 1955
tanah air mereka, sehingga kemudian
Kebangkitan nasional bangsa-bangsa
bermunculanlah sejumlah negara merdeka
Asia dan Afrika merupakan keinginan dan
di benua Asia dan Afrika.
cita-cita kebangsaan yang mengandung
Semua itu menandakan bahwa citacita
dan
semangat
Dasasila
Bandung
semakin merasuk ke dalam tubuh bangsa-
aspek politik, ekonomi dan sosial budaya. Secara politik, kebangkitan Asia Afrika merupakan
suatu
gerakan
untuk
bangsa Asia dan Afrika. Konferensi ini
menyumbangkan Dominasi politik kaum
menghasilkan berbagai keputusan penting
imperialis.
yang dituangkan di dalam suatu komunike bersama. Di samping itu pula disetujui prinsip-prinsip
hubungan
internasional
Di samping itu secara ekonomis pergerakan bermaksud
nasional
Asia
menghentikan
Afrika
juga
eksplorasi
dalam rangka memelihara dan memajukan
ekonomi, dan bertujuan membangun tata
perdamaian dunia. Prinsip-prinsip tersebut
masyarakat
dikenal dengan “Dasasila Bandung”.
kesengsaraan
Metode Penelitian
dengan
Sesuai dengan masalah yang diteliti dan dikaji yaitu peristiwa di masa lampau, maka
metode
penelitian
ini
yang adalah
digunakan
dalam
metode
sejarah
(Historis). Metode sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Metode
baru dan
cita-cita
yang
bebas
kemiskinan keadilan
sosial,
dari sesuai dan
kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sendiri berusaha untuk disingkirkan karena kebudayaan asing itu lebih banyak merugikannya dari pada menguntungkannya (Kosoh Sastradinata, 1985: 2). Pergerakan nasional sebagai salah satu bentuk kebangkitan negara-negara dan
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 25
bangsa Asia Afrika membuahkan hasil
2. Negara-negara Afrika Yang Merdeka
berupa kemerdekaan bagi bangsa-bangsa
Sesudah
terjajah pada pertengahan abad ke 20.
Tahun 1955 Bandung.
Dengan
kemerdekaan
yang
Konferensi
Asia
Afrika
Sebelum Perang Dunia II, sebagian
diperoleh itu bangsa-bangsa Asia Afrika
besar
membangun negaranya secara bebas sesuai
merupakan daerah jajahan kaum Imperialis
dengan
masing-masing.
Barat. Pada akhir Perang Dunia II, kaum
Setelah mengalami beberapa kali proses
kolonis menginjakan kakinya di bumi Afrika.
pembangunan, negara-negara Asia Afrika
Maka
pada akhir abad ke 20 mulai muncul sebagai
serentak melakukan perjuangan yang gigih
negara yang ekonominya kuat, sedangkan
untuk
dalam bidang kebudayaan mereka sudah
imperialis Barat.
kepribadiannya
mulai dapat menemukan kepribadiannya. Dengan demikian perlu
kiranya
negara-negara
rakyat
di
mengusir
di
Benua
negara-negara kaum
kolonialis
Afrika
Afrika dan
Afrika bukan lagi negara gelap, kini banyak
rakyat
Afrika
meninggalkan
penulis menggambarkan beberapa negara
kehidupan primitifnya menuju masyarakat
yang sudah merdeka sebelum pelaksanaan
yang agresif dan modern seperti orang-
Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di
orang Barat perkembangannya sangat cepat
Bandung. Adapun negara-negara Afrika
sekali terutama dalam bidang politik dan
yang memperoleh kemerdekaan sebelum
ekonomi, tetapi bidang sosial, kebudayaan
pelaksanaan Konferensi Asia Afrika tahun
dan kepercayaan pun dapat berkembang
1955 di Bandung adalah sebagai berikut:
(Widjaja, 1986:30).
Tabel 1. Negara Afrika Yang Merdeka Sebelum Konferensi Asia Afrika Tahun 1955 Bandung No
Nama Negara
Merdeka
1 2 3 4 5
Afrika Selatan Liberia Ethiophia Mesir Libya
1910 1947 1941 1953 1951
Bekas Jajahan Inggris Inggris Italia Inggris Turiki, Italia
Sumber : Kosoh Sastradinata, 1977
Banyak pemuda-pemuda Afrika yang belajar di Perguruan Tinggi dan berhasil memperoleh gelar sarjana.Khusus bidang keagamaan, banyak sekali yang sudah menganut kepercayaan Nasrani dan Islam setelah
meninggalkan
kepercayaan
primitifnya (Kosoh, 1977: 4). Selanjutnya
Berdasarkan daftar tabel diatas,
penulis sajikan dalam tabel dibawah ini
pada umumnya negara-negara dikawasan
negara-negara Afrika yang merdeka Pasca
Afrika mempunyai persamaan sejarah satu
Konferensi Asia Afrika.
sama lain yaitu pernah dijajah oleh bangsabangsa Eropa.
26 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
Tabel 2. Daftar Negara Afrika Yang Merdeka Sesudah Konferensi Asia Afrika Tahun 1955 Bandung No 1 2 3 4 5
Nama Negara Sudan Tunisia Maroko Aljazair Kenya
Merdeka
Bekas Jajahan
1956 1957 1957 1962 1964
Prancis Prancis Prancis Prancis Inggris
Imperialisme Mesir dan Barat. Imperialisme Barat yang datang ke Mesir adalah Inggris. Sehingga Inggris menguasai Mesir, dengan sendirinya
Inggris
perhatian
ke
mulai
Sudan
mengalihkan dengan
cara
memperalat Mesir. Dalam tahun 1899 secara formil Sudan menjadi negara “Anglo-
Sumber : Kosoh Sastradinata, 1977
Egyption Sudan” (Kosoh, 1977: 60).
Berdasarkan pernyataan di atas,
Sebelum
Jenderal Gordon, telah
pergerakan nasionalis di Afrika Utara yang
banyak opsir-opsir Inggris ditempatkan di
dipelopori
Aljazair,
Mesir dan Sudan. Tetapi sebelum maksud
Tunisia, dan Maroko, akhirnya bergema juga
Inggris menguasai Sudan terlaksana, timbul
pengaruhnya ke negara jajahan Barat lain.
pemberontakan yang dipimpin oleh Imam
Pasca Perang Dunia II, di Afrika Utara
Mahdi.Muhammad Ahmad yang menama-
terdapat negara baru, seperti; Senegal
kan
(1960), Mali (1960), Pantai Gading (1960),
pemberontakan terhadap Inggris untuk
Ghana (1957) dan Siera Leone (1961).
memerdekakan Sudan dari Mesir dan
Kemerdekaan sebagian besar negara Afrika
membentuk kerajaan Mahdi di Sudan
Utara, selain dipengaruhi oleh hal-hal yang
(Soebantardjo, 1956: 198).
oleh
Libya, Mesir,
dikemukakan di atas, juga merupakan pengaruh
langsung
dirinya
Al-Mahdi
mengadakan
Sementara itu di Sudan terjadi
diselenggarakannya
perpecahan alam kongres, partai-partai
Konferensi Asia Afrika Bandung ke 1 tahun
politik terbesar yang muncul sesudah pecah
1955 (Kosoh, 1977: 97-102&103).
partai yaitu partai Ashingga dan Umma.
B. Kebangkitan Negara-negara di Afrika
Partai yang pertama mewakili kepentingan
1. Kebangkitan Sudan
golongan
Ketika
terdengar
suatu
cerita
berjuis
nasional
anggotanya
terdiri dari kaum pedagang, pegawai negeri
tentang adanya tambang emas di Sudan,
dan
Muhamad Ali tokoh pembaharu Mesir
Pembebasan dari penjajahan Inggris dan
memerintahkan
bawah
penggabungan kepada Mesir. Partai Umma
pimpinan Defterday Bey untuk menyerbu
mewakili kepentingan kaum feodal dan
Sudan. Akhirnya Sudan berhasil di duduki,
kaum berjuis yang mempunyai hubungan
maka kota Sudan menjadi milik Mesir dan
dengan modal Inggris. Partai ini juga
Defterday Bey dianggap sebagai pembangun
menuntut kemerdekaan, tetapi menyukai
kota Khartoum (Soebantardjo, 1956: 190).
ikatan erat dengan Inggris. Sebagian besar
Sudan merupakan daerah penting bagi
dari anggota-anggotanya terdiri dari kaum
tentaranya
di
sebagainya.
Tuntutannya
ialah
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 27
tuan tanah, ulama, dan pegawai tinggi
juga di putuskan untuk memproklamasikan
pribumi dalam pemerintahan kolonial.
Sudan sebagai Republik yang merdeka pada
Pada akhir tahun 1948 terbentuk
1 Januari
1956, maka
organisasi progresif baru. Gerakan rakyat
merdeka.
Sudan untuk Pembebasan nasional yang
2. Kebangkitan Tunisia
berdiri
Sudan
didalamnya turut aktif kaum pekerja dan
Pergerakan terjadi juga dinegara
golongan terpelajar. Tuntutan kemerdekaan
jajahan Perancis yaitu Tunisia. Sebelum
dari
menjadi
rakyat
Sudan
semakin
santer.
negara
merdeka
Tunisia
Keputusan dari parlemen Mesir pada 15
mengadakan
pergerakan
untuk
Oktober
memperoleh
kemerdekaannya.
Ketika
1951,
yaitu
pembatalan
persetujuan Inggris-Mesir tahun 1936 dan
Perang Dunia I, Tunisia memihak Perancis
mengenai “Kondominion Sudan” tahun 1899
dan berada dipihak yang menang. Setelah
mendorong
perang selesai, suatu Delegasi Tunisia di
rakyat
Sudan
untuk
mengadakan aksi lebih tegas lagi. Dengan
bawah
inisiatif
untuk
mendatangi Paris untuk meminta agar
Pembebasan nasional oleh semua partai dan
Tunisia memperoleh hak untuk menentukan
golongan organisasi, kecuali partai Umma
nasibnya sendiri.
dari
gerakan
Sudan
yang reaksioner diadakan front Persatuan Nasional.
pimpinan
Abdul
Aziz
Taalbi
Perancis menolak tuntutan Abdul Aziz dan atas penolakan tersebut Abdul Aziz
Revolusi nasional tahun 1952 di
mendirikan partai Destour yang bertujuan
Mesir mengakhiri pemerintah Kondominion
untuk
di
harus
kemerdekaan dari tangan Prancis. Karena
mendatangani persetujuan dengan Mesir
banyak yang tidak setuju dengan cara
untuk
kooperatif yang dijalankan partai Destour
Sudan
sendiri
dengan
memberikan kepada
Inggris hak
Sudan.
pemerintahan Dalam
bulan
maka
mengadakan
timbulah
gerakan
kelompok
baru
yang
kelompok
Neo-
November 1953 rakyat Sudan memilih
menanamkan
parlemennya yang pertama yang diakui
Destour yang kemudian menjadi Partai
dengan penyusunan pemerintahan nasional
Nasional Tunisia (Kosoh, 1977).Setelah
untuk
berjuang beberapa waktu lamanya akhirnya
membangun
negara
baru.
(Soebantardjo, 1956 : 203). Dalam bulan Agustus 1955 Parlemen
dirinya
merebut
Tunisia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1957 dengan Presiden yang pertama
Sudan dengan pendapat bulat, memutuskan
Habib Bourgiba (Kosoh, 1977: 68).
untuk menghapuskan pemerintahan Inggris
3. Kebangkitan Maroko
dan menuntut penarikan semua pasukan
Sementara itu kebangkitan nasional
asing. Kemudian bulan Desember tahun itu
Maroko dilakukan terhadap kaum penjajah
28 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
Spanyol-Prancis yang bercokol di Maroko
dimulai ketika penduduk pribumi menuntut
sejak tahun 1981. Kaum nasional di bawah
hak yang sama dengan para kolonis.
pimpinan
mengadakan
Tuntutan penduduk pribumi itu terpaksa
perlawanan terhadap penjajahan, namun
ditolak Perancis, karena apabila tuntutan itu
tindakan Abdul Karim itu dapat dipadamkan
dipenuhi
oleh Jenderal Petain (Kosoh, 1977: 70).
Perancis akan menjadi minoritas di Aljazair
Abdul
Karim
Ketika Perang Dunia II di Maroko berdiri
Partai
Istiglal
yang
maka
kedudukan
penduduk
(L. Stoddard, 1966: 102).
menuntut
Dalam usaha berjalan dan mencapai
kemerdekaan penuh atas Maroko. Partai itu
cita-cita
mendapat
Sultan
berbagai organisasi perjuangan, diantara-
Muhammad bin Yusuf yang berkuasa di
nya yang terkenal adalah Front Pembebasan
Maroko setelah Sultan diturunkan dari
Nasional yang dibentuk pada tahun 1954.
tahta, ia dibuang dan tahta kerajaan
Diantara para Pejuang Aljazair terdapat
diduduki oleh Maoley Muhammad Aarafa
seorang
yang pro Prancis. Kaum nasionalis tetap
namaSrikandi Aljazair yaitu Jamilah (Kosoh,
menuntut agar Maroko diberi hak penuh
1977: 82). Untuk menghadapi perjuangan
untuk
penduduk
perlindungan
menentukan
dari
nasibnya
sendiri
rakyat
wanita
Aljazair
yang
pribumi
membentuk
dikenal
kaum
dengan
kolonis
disamping menuntut agar Sultan Yusuf
membentuk Organisasi Militer Rahasia yang
dikembalikan (Kosoh, 1977: 75).
mendapat
Setelah mendapat desakan kaum dikembalikan,
diakhiri
pada
dan
tahun
protektorat
1957,
Sultan
militer
Perancis
dibawah pimpinan Jenderal Raoul Salan.
nasionalis, akhirnya Sultan Muhamamd bin Yusuf
dukungan
Para kolonis itu menentang usaha yang mau melepaskan diri dari kekuasaan Perancis
di
Aljazair.
Setelah
Prancis
Muhammad bin Yusuf menjadi Raja. Setelah
menganut politik dekolonisasi dibawah
wafat kedudukannya diganti oleh Sultan
pimpinan Jenderal de Gaulle, di Aljazair
Hasan II (Kosoh, 1977: 77).
segera diadakan penentuan pendapat rakyat
4. Kebangkitan Aljazair
(Pepera), yang menjadikan Aljazair sebagai
Pergerakan nasional terjadi juga di
negara republik pada tahun 1962. Ferhat
Aljazair yang merupakan daerah jajahan
Abbas diangkat menjadi Presiden Aljazair
Prancis.Bangsa
yang
yang pertama, dan Ahmad Ben Bella
menetap di Aljazair sebagai kolonis, karena
menjadi Perdana Menterinya (Kosoh, 1977 :
letaknya yang tidak jauh dari negara asal
90).
mereka. Disamping itu, suhu Aljazair sama
5. Kebangkitan Kenya
Prancis
banyak
dengan suhu udara Prancis (L. Stoddard,
Pada akhir abad ke 19, Kenya
1966: 101). Pergerakan nasional Aljazair
merupakan daerah pengaruh kekuasaan
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 29
Inggris dan Jerman. Tetapi setelah Perang
baru di Afrika muncul setelah diadakan
Dunia I dan Jerman berada di pihak yang
Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di
kalah
Bandung, seperti Gabon, Kamerun, Kongo,
perang,
maka
Inggris
menjadi
protector/pelindung Kenya. Pada tahun
Nigeria,
1920
Anggola.
status
protector
Kenya
diubah
menjadi daerah jajahan (Kosoh, 1977: 91).
Malawi,
Togo,
Malagasi,
dan
Beberapa negara baru dari negara-
Pergerakan nasional Kenya yang
negara yang sudah adapun bermunculan
pertama lahir pada tahun 1944 dengan
seperti Zambia (Rhodesia Utara), Zimbawe
dibentuknya
African
Rhodesia dan lain-lainnya, baik karena
Union.Salah seorang pimpinannya yang
daerah itu memang sudah berlainan sejak
kemudian
mereka
organisasi diangkat
Kenya menjadi
bapak
memulai
pergerakan
maupun
kemerdekaan Kenya ialah Jomo Kenyata.
karena daerah tersebut melepaskan diri
Disamping itu terdapat pula organisasi suku
kemudian dari Pemerintah Pusat (Kosoh,
Kikuyu
1977: 96).
yang
mengadakan
perlawanan
gerilnya terhadap Inggris. Pada tahun 1952
Kemerdekaan adalah hak segala
Inggris menyatakan Kenya dalam keadaan
bangsa, dan oleh sebab itu penjajahan diatas
darurat perang dan gerakan suku Kikuyu
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
ditumpas.Para
pergerakan
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
ditangkap termasuk Jomo Kenyata (Kosoh,
Hal ini tidak saja menjadi faham bangsa
1977: 95).
Indonesia,
pemimpin
Pergerakan nasional Kenya yang
tetapi
bangsa-bangsa
merupakan
lain
isi
khususnya
jiwa
bangsa
membawakan cita-cita dan aspirasi rakyat
Afrika dan umumnya negara di belahan
Kenya mulai terwujud pada tahun 1964
dunia.
ketika pemerintah Inggris mengadakan
C. Pengaruh Konferensi Asia Afrika
referendum. Jomo Kenyata menjadi Perdana
Terhadap Negara-negara di Benua
Menteri dan setahun kemudian Kenya
Afrika
menjadi negara Republik dengan Jomo Kenyata sebagai Presiden pertama. Berdasarkan tentang
kebangkitan
beberapa
paparan
negara-negara
di
Munculnya Konferensi Asia Afrika di Bandung
yang
melahirkan
Bandung”
merupakan
“Dasasila
jawaban
positif
terhadap tantangan zaman pada waktu itu
Afrika, maka terjadi juga kebangkitan
yang
mengkaitkan
nasional di daerah-daerah lain Afrika. Sejak
bangsa terjajah terhadap kaum kolonialisme
Perang Dunia II selesai, beberapa negara
dan imperialisme yang masih bercokol di
Afrika berusaha untuk melepaskan diri dari
bumi Afrika.Khususnya di belahan bumi
ikatan kaum penjajah. Beberapa negara
Afrika
rakyat
perjuangan
bangkit
bangsa-
mengadakan
30 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
perlawanan
terhadap
bangsa-bangsa
berusaha
dengan
sekuat
tenaga
penjajah dari kaum kolonialis-kolonialis itu
Melenyapkan politik Rasisme itu sesuai pula
(Roeslan Abdulgani, 1980: 149).
dengan tujuan dan azas Konferensi Bandung
Sejak Perang Dunia II berakhir,
(Widjaja, 1986: 73).
kemudian menyusul diselenggarakan-nya
Kaum
gerilnya
didaerah-daerah
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada
tersebut diatas seperti Namibia dan Afrika
tahun 1955, dari 59 negara-negara Afrika
Selatan ditaksir mencapai jumlah ribuan
hasil ciptaan kaum penjajah barat (kecuali
orang.
tiga buah negara yang sudah merdeka
harus berlangsung seperti halnya yang
sebelumnya), hampir semuanya kini sudah
terjadi di negara-negara Timur Tengah atau
mencapai kemerdekaan penuh dibawah
di Vietnam-Kamboja (Widjaja, 1986:59).
bangsa Afrika sendiri.
Dalam slogan itu rakyat dengan teguh
Pertempuran-pertempuran sengit
Sementara itu rakyat-rakyat dari
menentang usaha-usaha kaum kolonialis
negara-negara yang baru merdeka, kini
yang hendak menunda-nunda pemberian
masih berjuang dengan gigih dan maju
kemerdekaan pada negeri-negeri Afrika.
dengan
Peserta-peserta pada Konferensi Asia Afrika
penuh
keyakinan
memperkokoh
untuk
kedaulatan
negara,
mengambil
keputusan
penghapusan
Melenyapkan
kolonial di Afrika pada tahun 1963.
pengaruh
kaum
kolonialis sampai ke akar-akarnya. Satu-
Konferensi
sekali
mendesak
mengembangkan ekonomi nasional dan sisa-sisa
sama
yang
kedua
kekuasaan
dari
negara-
satu negara yang belum merdeka yaitu
negara Afrika Merdeka dilangsungkan di
Namibia (Widjaja, 1986: 69), pasukan-
Manrovia pada bulan April 1959. Dan bulan
pasukan front pembebas disana dengan
Januari 1960, 120 orang Delegasi dari 30
dasyatnya mengadakan perlawanan yang
negeri Afrika bertemu dalam Konferensi
tak mengenal lelah dan waktu.
Rakyat Afrika kedua di Tunisia. Dapat
Mereka
bertempur
melawan
menyaksikan gerakan dari rakyat Afrika ini
angkatan bersenjata kaum penjajah yang
sebelumnya tidak pernah bersatu karena
berkekuatan
selalu
jauh
lebih
besar
dan
dipecah-pecah
atau
dibagi-bagi
bersenjatakan serba modern. Demikian pula
dengan segala upaya untuk mencegah
di Republik Afrika Selatan yang sampai
bangsa Afrika bersatu, untuk mengasingkan
sekarang masih dikuasai bangsa Inggris dan
atau sepenuhnya mengisolasi rakyat Afrika
Belanda
satu dengan lainnya (Kosoh, 1977: 99).
dengan
gigih
pula
tetap
mempertahankan politik ras diskriminasi,
Selain karena faktor alam seperti
seperti apa yang dikenal dengan politik
luasnya
daerah
“apartheid”, kaum Pejuang Negro Afrika
Perhubungan,
sistim
Afrika,
sulitnya
kesukuan
dan
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 31
perbedaan bahasa, kaum kolonialis juga
Tunisia. Konferensi ini akhirnya mendorong
dengan sengaja memecah-mecah keutuhan
gerakan setiakawan Afrika yang mempunyai
negeri seperti Kongo dijadikan propinsi-
ciri
propinsi untuk menghindari ancaman dari
bersamaan dengan itu merupakan bagian
suatu kekuatan Kongo. Dalam keadaan yang
dari gerakan setiakawan yang tersebar di
terpecah-pedah, tidaklah sulit untuk melihat
semua negeri Afrika yang berjuang untuk
betapa sukarnya bagi rakyat dari negeri
penghapusan sepenuhnya dari sisa kolonial,
Afrika
untuk kemajuan dan masa depan yang
yang
satu
untuk
mengadakan
hubungan sesama saudaranya didaerah
dan
tugas
khusus,
tetapi
yang
gemilang (Kosoh, 1977: 103).
Afrika lainnya.
Jika Konferensi Bandung seperti
Adapun pengaruh gerakan setia
halnya juga Konferensi Accra dan Tunisia
kawan yang merupakan inti Deklarasi
lebih merupakan Konferensi politik dari
Bandung terhadap Konferensi di Accra dan
pada
Tunisia yang secara gamblang dinyatakan
memang suatu kenyataan. Oleh karena yang
bahwa semua bangsa di dunia dengan bebas
menjadi sasaran utama terlebih dahulu
dari perasaan curiga dan takut dengan
adalah kemerdekaan politik, sedangkan
saling mempercayai atau menunjukkan
masalah-masalah ekonomi, kendati jelas
kemauan baik, serta dapat hidup bersama
tercakup dalam Dasasila Bandung tersebut,
dalam perdamaian sebagai tenaga yang
namun dalam kenyataan tidak mungkin
baik, adalah penekanan bahwa tujuan utama
dapat dilaksanakan sekaligus bersamaan.
di kedua Konferensi itu pun yaitu untuk
Konferensi
ekonomi,
ini
adalah
Namun demikian sebagai salah satu
mencapai saling pengertian dan persatuan
langkah
Afrika yang begitu pokok dari kemenangan
bidang ekonomi adalah Konferensi Setia
perjuangan Pembebasan Afrika (Kosoh,
Kawan Asia Afrika yang dibuka di Kairo
1977: 100).
pada akhir tahun 1957. Dalam Konferensi
Hal
inilah
yang
yang
bertujuan
melaksanakan
merupakan
itu diperbincangkan kemungkinan untuk
pernyataan tegas yang disampaikan oleh
meluaskan kerjasama dibidang ekonomi
Sekretaris Jenderal Diallo dalam Konferensi
antar negeri-negeri Asia Afrika (Sartono
Rakyat Afrika itu (Kosoh, 1997: 103).
Kartodirdjo, 1977: 374).
Persatuan yang lebih kokoh serta saling
Konferensi
tersebut
mendesak
mengerti dan setia kawan maupun aksi
penghapusan ketidakadilan yang terdapat
praktis dalam pelaksanaan tugas yang
dalam perdagangan antara negeri-negeri
dihadapi oleh negeri-negeri Afrika selalu
yang belum maju dan yang telah maju,
ditekankan oleh setiap pembicara baik
mendesak pembentukan harga-harga bahan
dalam Konferensi Accra ataupun Konferensi
mentah yang layak dalam pasaran dunia,
32 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
perdagangan yang lebih luas antara bangsa
proses
Asia Afrika dan lain-lain. Ini berarti perlu
bangsa Indonesia dalam membebaskan
adanya suatu koordinasi mengenai rencana
tanah
pembangunan
dapat
Mengingatkan bahwa di Bandung pada
direalisasikan, jelas bahwa rakyat dari
tahun 1955, Pejuang-pejuang kemerdekaan
negara-negara Afrika Merdeka benar-benar
seluruh Asia Afrika di bela oleh Indonesia
akan memegang peranan nama penting
(Roeslan Abdulgani, 1980:6).
dalam perekonomian dunia, mengingat
Pembicaraan
bahwa
ekonomi
bumi
Afrika
tersebut
ini
seperti
perjalanan airnya
sejarah
termasuk
perjuangan Irian
Barat.
Aljazair
itu
telah
mengakibatkan jumlah suara 84 orang yang
tersinggung mengandung sumber kekayaan
pro, yang kontra nihil dan 30 suara abstan.
yang tak ternilai (Kosoh, 1977 : 2).
Sehingga jelaslah bahwa jiwa dan semangat
Harapan rakyat Afrikan ataupun
Bandung tetap menyala dikalangan negara-
seluruh bangsa Asia segera dapat terwujud
negara Asia Afrika, khususnya sejumlah
sesuai dengan cita-cita dan semangat yang
negara Afrika yang dipelopori Aljazair
terkandung dalam Konferensi Asia Afrika di
(Roeslan Abdulgani, 1980: 7). Contoh lain,
Bandung tahun 1955. Betapa pun kuatnya
mengenai pengaruh semangat Bandung
pengaruh jiwa dan semangat Bandung
ialah dalam menghadapi kemelut yang
terhadap
dapat
dialami rakyat Afrika khususnya yang
Indonesia
melanda rakyat Mesir ketika timbulnya
membicarakan masalah Irian Barat di
krisis Terusan Suez dimana negara-negara
Majelis Umum PBB pada tahun 1969.
barat, terutama Inggris dan Perancis telah
sikap
disaksikan
bangsa
ketika
Afrika,
wakil
Pada mulanya mendapat kesulitan
memilih cara kekerasan senjata untuk
karena mendapat tantangan dari wakil
mencoba memulihkan kekuasaan mereka
Ghana
disana (Soebantardjo, 1956: 195).
yang
kemudian
disokong
oleh
sejumlah 30 negara lainnya dengan alasan
Dalam hubungan dengan kegawatan
timbulnya kekhawatiran bahwa prinsip
internasional
musyawarah dan mufakat yang dipakai
Pemerintah Indonesia segera menentukan
terhadap Irian Barat akan ditiru oleh
politiknya sejalan dengan isi Dasasila yang
pemerintah rasialis yang pada waktu itu
merupakan
masih bercokol dibenua Afrika seperti
Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun
Afrika
1955 (Roeslan Abdulgani, 1987: 400).
Selatan
menghadapi Namibia atau
dan
gerakan
Rhodesia
dalam
kemerdekaan
di
Sumbangan
yang
melibatkan
keputusan
kemiliteran
bersama
Mesir,
dalam
Indonesia
itu
Angola dan sebagainya.
didasarkan atas pengertian bahwa pasukan-
Menanggapi sikap Ghana dan pendukung-
pasukan polisi PBB memang bertugas
pendukungnya, wakil Aljazair menjelaskan
semata-mata untuk memelihara perdamaian
PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) TAHUN 1955………| 33
dan tidak akan bersifat suatu percampuran
Bogor yang diadakan pada akhir bulan
tangan didalam urusan-urusan dalam negeri
Desember 1954. Konferensi Afrika berhasil
dari
diselenggarakan pada bulan April tahun
negara-negara
dimana
pasukan-
pasukan tersebut ditempatkan. Di samping
1955, dengan dihadiri oleh 29 negara.
itu secara geografis kedua negara itu ada
Banyak tokoh dunia dari Asia Afrika
persamaan, hal ini sesuai dengan pendapat
yang menghadiri peristiwa bersejarah ini,
Bung Karno “Indonesia penjaga ujung Asia
seperti Pandit Jawaharlal Nehru dari India,
Tenggara, sementara Mesir penjaga ujung
Chou En Lai dari RRC, Gamal Abdul Nasser
Asia Barat” (Roeslan Abdulgani, 1987: 400).
dari Mesir dan Norodom Sihanouk yang
Dari pernyataan diatas, baik yang berkaitan
masalah
sikap
Ghana
merupakan
kepala
pemerintahan
yang
dan
termuda yang hadir dalam Konferensi.
pendukungnya semula yang menunjukkan
Konferensi Asia Afrika dibuka oleh Presiden
kekhawatiran dan mengenai Krisis Terusan
Soekarno
Suez yang dihadapi rakyat Mesir, semangat
Menteri Ali Sastroamidjojo dari Indonesia.
dan
diketuai
oleh
Perdana
dan jiwa Bandung itu jelas dan tegas
Pengaruh Konferensi Asia Afrika
menunjukkan pengaruh positif terhadap
terhadap negara-negara di Benua Afrika
perjuangan rakyat Afrika. Sekalipun antara
merupakan
harapan
tantangan jaman pada waktu itu yang
dan
kenyataan
masih
belum
jawaban
positif
menempatkan hasil yang menggembirakan.
mengkaitkan
Namun peristiwa itu jelas tindak lanjut yang
terjajah terhadap kaum kolonialis imperalis
seirama dengan isi Dasasila Bandung dan
yang masih bercokol di bumi Afrika. Di
bukan merupakan peristiwa yang hanya
belahan bumi Afrika rakyat sedang bangkit
dikaitkan
mengadakan perlawanan terhadap bangsa-
belaka.
Sebab
terjadinya
perjuangan
terhadap
Konferensi Apro/Asia 1955 di Bandung
bangsa
merupakan detik bersejarah bagi bangsa
menyadari pentingnya jiwa dan semangat
Asia Afrika khususnya dan dunia umumnya
Bandung.
(Soebantardjo, 1956: 251).
penjajah
dari
bangsa-bangsa
Eropa
Barat,
Oleh karena mempunyai dampak
Penutup
yang tak ternilai terhadap gerak perjuangan
A. Simpulan
dalam usaha membebaskan diri dari kaum
Konferensi Asia Afrika terjadi atas
kolonialis imperialis. Konferensi Asia Afrika
gagasan yang diajukan dalam Konferensi
Bandung tahun 1955, dapat dianggap
Kolombo, yang dihadiri oleh Indonesia,
sebagai momentum historis yang sangat
India, Birma, Pakistan dan Srilangka, pada
penting dalam sejarah dunia. Konferensi
bulan April tahun 1954. Usul Indonesia ini
Asia Afrika menaikkan citra Indonesia di
kemudian dimatangkan dalam Konferensi
dunia internasional dan khususnya bangsa
34 |JURNAL AGASTYA VOL 08 NO 01 JANUARI 2018
Afrika.
Selama
Indonesia
memegang
Pancasila dan berdasarkan NKRI yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara, maka semangat Bandung tetap menjadi suatu prinsip politik luar negeri bangsa Indonesia
bebas
aktif
dalam
upaya
memberikan inspirasi terhadap negaranegara di Afrika.
Ari J. Adipurwawidjaja, KAA dan Berdirinya Dunia Ketiga (I), Pikiran Rakyat, 24 April 2003. A.H Nasution.Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid I, Proklamasi, Disejarah AD. Angkasa. Bandung. A.W. Widjaja. 1986. Indonesia Asia Afrika Non Blok Politik Bebas Aktif. Jakarta: Bina Aksara. B.M. Diah. 1980. Arti Konferensi Bandung. Jakarta: Yayasan 17-08-1945. Badan
B. Saran 1. Diharapkan pada generasi bangsa yang berada dikawasan Asia Afrika, segi moral harus menjadi kekuatan yang pertama. Sehingga sisa kolonialisme dan politik power negara besar dapat diantisipasi. 2. Kekuatan moral generasi bangsa yang berada di kawasan Asia Afrika, perlu ditransformasikan
ke
dalam
bentuk
“Kekuatan Moral” demi terwujudnya diseluruh dunia. Konferensi Asia Afrika tahun
1955
di
Bandung
Depdikbud. 1996. Sejarah Perjuangan Bangsa 50 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta. Edi S. Ekadjati. 1980. Sejarah Singkat Konferensi Asia Afrika.Bandung: Museum KAA Bandung. George Me. 1956. Tuman Kahin: Asian African Conference. Bandung: Cornell Univercity Press. Kosoh
dapat
memberikan pupuk agar tumbuhnya
Penelitian dan Pengembangan Departemen Penerangan RI.1980. Sekitar Konferensi Asia Afrika. Jakarta.
Sastradinata dan Rusyai Padmawijaya. 1977. Sejarah Pergerakan Nasional Bangsa-Bangsa Afrika. Bandung: FKIP.
Afrika untuk mengatasi sekarang, begitu
_________, 1985. Beberapa Catatan Sekitar I AA di Bandung dan Dampaknya Terhadap Gerakan Kemerdekaan Rakyat Afrika.Makalah IKIP Bandung.
pun bangsa Asia, tidak ada jalan lain
Kirdi
benih
nasionalis dan internasionalis
dikawasan Asia Afrika. Kepada bangsa
terkecuali harus memperkuat ketahanan nasionalnya di segala bidang, sambil menginjeksikan suara akal sehat Dasasila Bandung ke dalam kehidupan politik regional dan internasional. Daftar Pustaka Ali Sastroamidjojo. 1974. Tonggak-tonggak di perjalananku Kinta. Jakarta.
Dipoyudo. 1977. Afrika Dalam Pergolakan. Jakarta: Yayasan Proklamasi CSIS.
Kementerian Penerangan Indonesia.1955. Bangsa Indonesia Berjuang Menurut Garis Sejarah, Jakarta. Mohamad Tito. 1980. Document of Asian African Conference. Bandung. Marwati Djoened Poeponegoro. 1990. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Depdikbud.