PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN PEMBAYARAN DIVIDEN

Download konsistensi perusahaan dalam pembagian dividen kas tahun berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih, arus k...

0 downloads 753 Views 623KB Size
PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN PEMBAYARAN DIVIDEN KAS TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP DIVIDEN KAS YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

OLEH BUDI KURNIA 1511023002

POLITEKNIK NEGERI PADANG PADANG 2017

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN PEMBAYARAN DIVIDEN KAS TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP DIVIDEN KAS YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

OLEH BUDI KURNIA 1511023002 TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Terapan

POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI PADANG APRIL 2017

LEMBARAN PENGESAHAN Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi Dan Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Para Pemegang Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)” ini telah melalui proses bimbingan yang layak dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr). Pembimbing I

Ferdawati, S.E., M.Si., Ak NIP. 19800505 200501 2005 Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi Dan Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Para Pemegang Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)” ini telah ditulis menurut standar penulisan karya ilmiah dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr). Pembimbing II

Desi Handayani, SE., M.Ak.,Ak NIP.19811204 201504 2 001 Tugas Akhir ini diajukan kepada jurusan Akuntansi dan telah memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr). Ketua Jurusan

Sukartini, SE.,M.Kom.,Ak NIP. 19730225 200112 2 001

No. Alumni BUDI KURNIA BIODATA a). Tempat, Tanggal Lahir: Padang, 01 Maret 1993 b). Nama Orang Tua: Rustian Martha dan Netti Rosilawati c). Jurusan: Akuntansi d). Program Studi: D.IV Akuntansi Alih Jenjang e). No. BP: 1511023002 f). Tanggal Lulus: 17 Maret 2017 g). Predikat Lulus: Sangat Memuaskan h). IPK: 3,40 i). Lama Studi: 1 Tahun 6 Bulan j). Alamat Orang Tua: Jl. Giam No. 348 Rt. 004 Rw 003. Kelurahan Sidomulyo Timur. Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN PEMBAYARAN DIVIDEN KAS TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP DIVIDEN KAS YANG DITERIMA OLEH PARA PEMEGANG SAHAM (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014) Tugas Akhir Oleh: Budi Kurnia Pembimbing 1: Ferdawati, S.E., M.Si., Ak Pembimbing 2: Desi Handayani., SE., M.Ak.,Ak ABSTRAK Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen kas yang harus dibagikan kepada para pemegang saham dilandasi oleh berapa banyak dana yang dimiliki perusahaan dan berdasarkan keputusan RUPS. Laba bersih dan arus kas operasi dapat menjelaskan kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan, pembayaran dividen kas tahun sebelumnya juga dapat menjelaskan konsistensi perusahaan dalam pembagian dividen kas tahun berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih, arus kas operasi dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan Indonesia yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai dengan 2014.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Setelah mengumpulkan perusahaan sesuai dengan kategori didapatkan sampel sebanyak 9. Karena penelitian ini dilakukan selama lima tahun, total pengamatan adalah 45. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa laba bersih dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen kas. Kata Kunci : Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Dividen Kas Tahun Sebelumnya dan Dividen Kas Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan LULUS pada tanggal 17 Maret 2017. Abstrak telah disetujui oleh penguji: 1.

2.

3.

4.

Yossi Septriani, SE., M.Acc.,Ak

Desi Handayani., SE., M.Ak.,Ak

Eka Rosalina, SE., M.Si., Ak

Fera Sriyunianti, SE., M.Si.,

Tanda Tangan

Nama Terang

Mengetahui: Ketua Jurusan

Sukartini, SE., M.Kom.,Ak NIP. 19730225 200112 2 001

____________________ Tanda Tangan

Alumni telah mendaftar: Nomor Alumnus: Nama:

Petugas: Tanda Tangan:

POLITEKNIK NEGERI PADANG

PERNYATAAN TENTANG HAK CIPTA DAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR Hak Cipta © 2017 Budi Kurnia, S.Tr

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN PEMBAYARAN DIVIDEN KAS TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP DIVIDEN KAS YANG DITERIMA OLEH PARA PEMEGANG SAHAM (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014)

Tidak diperkenankan memproduksi sebagian atau seluruh isi Tugas Akhir ini dalam bentuk apapun tanpa izin. Penggunaan Tugas Akhir ini diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pengutipan oleh penulis lain bersumber dari Tugas Akhir ini harus dengan mencantumkan Tugas Akhir ini sebagai sumber referensi. 2. Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Bagian Referensi jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk menyimpan salinan Tugas Akhir ini baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy. 3. Jika diperlukan, Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Bagian Referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang berhak untuk memperbanyak Tugas Akhir ini demi kepentingan akademis.

Padang, Maret 2017 Dinyatakan oleh:

BUDI KURNIA

BERITA ACARA SIDANG

Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi Dan Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Para Pemegang Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)” telah di pertanggungjawabkan / disidangkan di depan tim penguji dan dinyatakan LULUS pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017.

Ketua Tim Penguji

Sekretaris

Yossi Septriani, SE., M.Acc., Ak NIP. 19800909 200212 2 001

Desi Handayani, SE., M.Ak., Ak NIP. 19811204 201504 2 001

Anggota I

Anggota II

Eka Rosalina, SE., M.Si., Ak NIP. 19840102 200812 2 002

Fera Sriyunianti, SE., M.Si NIP. 19790603 200812 2 005

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan anugerah–Nya yang selalu memberikan kesehatan, waktu, hikmat, dan kesanggupan, sehingga Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi Dan Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Para Pemegang Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma IV Alih Jenjang pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. Penyelesaian Tugas Akhir ini mendapatkan bantuan berupa bimbingan, pengarahan, serta petunjuk dari berbagai pihak sebagai pengalaman berharga. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Aidil Zamri, ST., M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Padang. 2. Ibu Sukartini, SE., M.Kom., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. 3. Ibu Ferdawati, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Prodi DIV Akuntansi. 4. Ibu Ferdawati, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing I dan Ibu Desi Handayani, SE., M.Ak., Ak., selaku Pembimbing II dan juga Pembimbing Akademik yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Segenap Dosen Pengajar beserta staff Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. 6. PT Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan akses dengan mudah kepada penulis untuk memperoleh data terkait dengan penelitian yang dilakukan 7. Kedua orang tua tercinta; Papa dan Mama, serta kedua adik tersayang; Rustian Martha dan Netti Rosilawati yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doanya kepada penulis. 8. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Padang, 17 Maret 2017

Penulis

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................i DAFTAR TABEL ...........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................5 1.4 Kontribusi Penelitian..................................................................................................5 1.5 Sistematika Penelitian ................................................................................................5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................7 2.1 Landasan Teori...........................................................................................................7 2.1.1 Laporan Keuangan ...........................................................................................7 2.1.2 Laporan Arus Kas Operasi...............................................................................8 2.1.3 Laba .................................................................................................................10 2.1.4 Dividen.............................................................................................................12 2.1.5 Kebijakan Dividen ...........................................................................................14 2.1.6 Pengaruh Laba Bersih Terhadap Dividen Kas.................................................18 2.1.7 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas........................................19 2.1.8 Pengaruh Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Pemegang Saham............................................................20 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................................................................21 2.3 Kerangka Konseptual.................................................................................................24 2.4 Pengembangan Hipotesis ...........................................................................................25 2.4.1 Pengaruh Laba Bersih Terhadap Dividen Kas.................................................25 2.4.2 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas........................................26 2.4.3 Pengaruh Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Pemegang Saham............................................................27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................................28 3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................................28 3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................................................28 3.2.1 Populasi............................................................................................................28 3.2.2 Sampel .............................................................................................................30 3.3 Sumber Data...............................................................................................................31 3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................31 3.5 Defenisi Operasional Variabel ...................................................................................31 3.5.1 Variabel Independen ........................................................................................31 3.5.2 Variabel Dependen ..........................................................................................32 3.6 Teknis Analisis Data ..................................................................................................33

i

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................................37 4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................................37 4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif .............................................................................37 4.1.2 Uji Asumsi Klasik............................................................................................38 4.1.2.1 Uji Normalitas .....................................................................................39 4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ...........................................................................40 4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................41 4.1.2.4 Uji Autokorelasi ..................................................................................42 4.1.3 Uji Hipotesis ....................................................................................................43 4.1.3.1 Uji Koefisien Determinan (R2)............................................................43 4.1.3.2 Uji F.....................................................................................................44 4.1.3.3 Uji t......................................................................................................44 4.1.4 Analisis Regresi Berganda...............................................................................45 4.2 Analisis Hasi Penelitian .............................................................................................46 4.2.1 Analisis Pengaruh Laba Bersih Terhadap Dividen Kas (H1) ..........................46 4.2.2 Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas (H2) .................47 4.2.3 Analisis Pengaruh Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Pemegang Saham (H3) ..............................48 BAB 5 PENUTUP ...........................................................................................................50 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................50 5.2 Keterbatasan Penelitian..............................................................................................50 5.3 Saran ..........................................................................................................................51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………………………... 21 Tabel 3.1 Jumlah Populasi ………………………………………………………………28 Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel ……………………………...…………………30 Tabel 3.3 Jumlah Sampel ………………………………………………………………..30 Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif …………………………………………………..37 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ………………………………………………………….39 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ……………………………………………………40 Tabel 4.4 Uji Park ……………………………………………………………………….42 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ………………………………………………………...43 Tabel 4.6 Koefisien Determinasi………………………………………………………... 43 Tabel 4.7 Uji F……………………………………………………………………………44 Tabel 4.8 Uji t…………………………………………………………………………….44

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Grafik Scatter Plot……………………………………………………41

iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan, baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun capital gain. Capital gain merupakan selisih lebih harga jual saham yang sudah dibeli para investor. Sedangkan dividen merupakan bagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaan dan diberikan kepada para pemegang saham sebagai imbalan atas ketersediaan mereka menanamkan hartanya kedalam suatu perusahaan tersebut (Rudianto, 2012:289). Dividen merupakan salah satu return saham yang paling diinginkan oleh para investor. Menurut Rudianto (2012:290) jenis-jenis dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya adalah dividen tunai, dividen harta, dividen skrip atau dividen utang, dividen saham dan dividen likuidasi. Dari beberapa jenis dividen tersebut, dividen tunai merupakan dividen yang paling disukai oleh para investor. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri (Ramli dan Arfan, 2011). Menurut Rudianto (2012:290) dividen tunai yaitu bagian dari laba usaha yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan faktor utama yang menjadi pendorong perusahaan untuk membayar dividen. Laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya tidak mencerminkan jumlah kas yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak sepenuhnya

1

diterima dalam bentuk kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima kemudian (Priharta dan Rahayu, 2012). Kondisi tersebut tentunya mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian dividen kepada pemegang saham. Dalam menetapkan kebijakan dividen selain memperhatikan laba bersih yang dihasilkan perusahaan, manajemen juga memperhatikan kas yang tersedia di perusahaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan (Manurung dan Siregar, 2009). Besarnya dividen tunai yang dibayarkan perusahaan pada tahun sebelumnya juga berdampak pada dividen kas yang dibayarkan pada saat ini. Alzomaia dan AlKhadhiri (2013) menyatakan bahwa dividend per share perusahaan di tahun sebelumnya sangat signifikan terhadap rasio dividend per share saat ini, karena perusahaan selalu mempertimbangkan dividen masa lalu sebagai patokan yang paling penting untuk memutuskan pembayaran dividen saat ini. Penggunaan dividen kas tahun sebelumnya digunakan untuk melihat konsistensi perusahaan dalam pembagian dividen kas tahun berikutnya kepada para pemegang saham. Ramli dan Arfan (2011) menyatakan bahwa pembayaran dividen tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap dividen kas. Berdasarkan penelitian Indriawan dan Heykal (2014) hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih dan arus kas dari aktifitas operasi secara bersama-sama terhadap dividen tunai. Sedangkan secara parsial laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

2

Berdasarkan penelitian Triyanto, Zulbahridar dan Setiawan (2014) didapatkan hasil bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hal ini bisa disebabkan karena tidak terpenuhinya syarat kondisi untuk membagikan dividen kas yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas yang memadai, tindakan formal dari dewan komisaris. Sedangkan pada penelitian Safitri (2007) menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembayaran dividen tunai. Berdasarkan penelitian Isnaeni dan Herjdiono (2014) membuktikan bahwa laba bersih per saham, arus kas operasi dan pembayaran dividen tahun sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai. Pada penelitian sebelumnya sektor yang diteliti oleh peneliti sebagian besar terdapat pada sektor manufaktur dan perbankan BUMN yang terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, hal ini membuat penulis ingin melanjutkan penelitian pada sektor perbankan Indonesia secara menyeluruh yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia. Sektor perbankan merupakan salah satu perusahaan yang terdaftar di BEI. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke taraf peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998). Fenomena yang terjadi pada sektor perbankan di Indonesia pada kenyataannya mengalami laba yang berfluktuatif hal itu disebabkan karena kondisi ekonomi di suatu negara berpengaruh terhadap sektor perbankan. Pada tahun 2015 minat investor juga mengarah ke saham sektor perbankan. Apalagi, setelah beberapa bank besar mengumumkan kinerja tahun lalu yang cukup memuaskan. Ekspektasi investor terhadap saham bank di jangka panjang menjadi

3

lebih positif. Vice President Investment Quant Kapital Investama, Hans Kwee berpendapat, lebih banyak sentimen positif yang mendorong saham perbankan. Adanya momentum pembagian dividen juga cukup memicu beberapa saham perbankan mulai dikoleksi sejak bulan Februari 2015 (Santosa, 2015). Lembaga pemeringkat Fitch Ratings kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade) pada 23 Mei 2016. Dalam siaran persnya, Fitch memberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB-/stable outlook. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah beban utang pemerintah yang rendah, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, dan risiko sektor perbankan yang rendah (Segara, 2016). Dengan adanya perbedaan hasil penelitian dan uraian tentang perusahaan perbankan Indonesia di atas, maka dari itu, penulis ingin meneliti kembali bagaimana pengaruh laba bersih, arus kas operasi dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham pada perusahaan perbankan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014.

1.2 Rumusan Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan dari latar belakang, maka penulis merumuskan masalah pada tugas akhir ini yaitu 1. Bagaimana pengaruh laba bersih terhadap dividen kas? 2. Bagaimana pengaruh arus kas operasi terhadap dividen kas? 3. Bagaimana pengaruh pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas saat ini?

4

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguji secara empiris pengaruh laba bersih terhadap dividen kas. 2. Menguji secara empiris pengaruh arus kas terhadap dividen kas. 3. Menguji secara empiris pengaruh pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas saat ini.

1.4 Kontribusi Penelitian Kontribusi penelitian tersebut sebagai berikut : 1.

Untuk keilmuan, penelitian ini memperkaya literature mengenai pengaruh laba bersih, arus kas operasi dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap pembayaran dividen kas saat ini dan menambah referensi untuk penelitian selanjutnya.

2.

Bagi perusahaan, tugas ini dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai pembagian dividen kas.

3.

Bagi investor dan calon investor, diharapkan penelitian ini dapat memberi kontribusi untuk pengambilan keputusan berinvestasi.

1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran umum dari tugas akhir ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan.

5

BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang menjadi pegangan dalam menyelesaikan masalah yang diuraikan diantaranya laporan keuangan, arus kas operasi, laba bersih, kebijakan dividen dan dividen kas. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 : PENUTUP Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan saran mengenai hasil penelitian.

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Secara umum, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi atau siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (Rudianto, 2012:20). Menurut Harahap (2011:240) laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Di sisi lain, Fahmi (2011:25) mengatakan laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. Menurut Rudianto (2012:20) laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan. Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan pendanaan. Komponen

laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam

7

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07 (IAI,2014) bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen - komponen berikut ini: a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode, b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode, c. Laporan perubahan ekuitas selama periode, d. Laporan arus kas selama periode, e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain.

2.1.2 Laporan Arus Kas Operasi Laporan arus kas operasi merupakan salah satu bagian penting dari laporan arus kas. Menurut Rudianto (2012:19) pengertian laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan aliran uang yang diterima dan yang digunakan perusahaan selama satu periode akuntansi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (IAI, 2012) Setara kas dapat didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Laporan arus kas melaporkan nilai bersih arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan. Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Tujuan penyajian informasi arus kas pada PSAK No. 2 (IAI,2012) adalah mensyaratkan ketentuan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode. Entitas

8

menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2012) entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut: a.

metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pembayaran kas bruto diungkapkan; atau

b.

metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh transaksi yang bersifat nonkas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu atau masa depan, dan pos penghasilan atau beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (IAI, 2012) aktivitas operasi

adalah arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemempuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 2 (IAI, 2012) menyajikan contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi antara lain : a Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

9

b Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain c Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa d Pembayaran kas kepada karyawan e Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya f Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi g Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan

2.1.3 Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan laba. Menurut Rudianto (2012:18) laba (rugi) usaha adalah selisih antara pendapatan dan total beban usaha pada periode tertentu. Jika selisihnya positif, akan menghasilkan laba usaha. Jika selisihnya negatif, akan menghasilkan rugi usaha pada periode tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi Menurut Harahap (2011:245) laba adalah kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. Martani, dkk (2016:119) mengemukakan bahwa elemen-elemen utama laba yaitu adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan (revenue) adalah jumlah pendapatan neto, yang terdiri atas penjualan, setelah dikurangi dengan diskon dan retur penjualan selama satu periode.

10

2. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi, yang menyebabkan penurunan aset neto, dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau bertambahnya liabilitas.. 3. Keuntungan (gains) adalah kenaikan aset neto dari transaksi insidental. 4. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam kepemilikan (ekuitas atau aktiva bersih) yang berasal dari transaksi atau insidental Islahuzzaman (2012:239) laporan laba rugi terdiri dari berbagai macam jenis laba, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor Laba kotor adalah selisih pendapatan bersih dari penjualan dan harga pokok penjualan. 2. Laba operasi Laba dari operasi atau Income from operations/operating income adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. 3. Laba sebelum pajak Laba sebelum pajak disebut juga laba operasi bersih (Net Operating Income) yaitu penghasilan sebelum dikurangi bunga dan pajak penghasilan. 4. Laba bersih Laba bersih merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangi pajak penghasilan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan faktor utama yang menjadi pendorong perusahaan untuk membayar dividen. Laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya tidak mencerminkan jumlah kas yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak sepenuhnya diterima dalam bentuk kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima kemudian (Priharta dan Rahayu, 2012).

11

2.1.4 Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan di distribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan ditahan untuk di investasikan pada investasi yang menguntungkan. Pemilik suatu perusahaan bersedia menanamkan hartanya dalam perusahaan karena berbagai alasan. Tetapi alasan utama pemilik bersedia menanamkan hartanya adalah karena harapan untuk memperoleh penghasilan atas investasinya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan bersedia membagikan sebagian laba usaha yang diperolehnya kepada pemegang saham sebagai imbalan atas ketersediaan mereka menanamkan dananya dalam perusahaan (Rudianto, 2012:289). Pengertian dividen menurut Rudianto (2012:290) adalah merupakan bagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh suatu perusahaan kepada para pemegang sahamnya sebagai imbalan atas ketersediaan mereka menanamkan hartanya kedalam suatu perusahaan tersebut. Menurut Sutrisno (2012:5) dalam Prayoga (2014) dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Oleh karena itu, dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Jenis-jenis dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, tergantung pada keadaan perusahaan ketika pembagian dividen tersebut. Menurut Rudianto (2012:290) jenis jenis dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya terdiri dari beberapa macam yaitu: 1. Dividen Kas Dividen kas yaitu bagian laba usaha yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Sebelum dividen dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Jika

12

perusahaan memilih untuk membagi dividen tunai, itu berarti pada saat dividen akan dibagikan kepada pemegang saham perusahaan memiliki uang tunai dalam jumlah yang cukup. 2. Dividen Harta Bagian laba usaha perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut dalam bentuk surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Jika surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang sahamnya, maka nilai wajar atau harga pasar surat berharga tersebut yang dijadikan dasar pencatatan 3. Dividen Skrip atau Dividen Hutang Dividen skrip yaitu bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang. Dividen skrip atau dividen hutang ini terjadi karena perusahaan ingin membagi dividen dalam bentuk uang tunai, tetapi tidak tersedia uang kas yang cukup, walaupun laba ditahan menunjukan saldo yang cukup. Karena itu, pihak manajemen perusahaan menjanjikan untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang kepada para pemegang saham. Dividen skrip dapat disertai dengan bunga, dan dapat pula tanpa bunga. 4. Dividen Saham Dividen saham yaitu bagian dari laba usaha yang ingin dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan itu sendiri. Dividen saham ini dibagikan karena perusahaan ingin mengkapitalisasi sebagian laba usaha yang diperolehnya secara permanen. Jika dividen saham dibagikan, tidak ada aset yang akan dibagikan dan setiap pemegang saham memiliki

13

bagian (proporsi) kepemilikan yang sama pada perusahaan. Pembagian dividen saham akan mengakibatkan jumlah lembar saham yang beredar bertambah banyak. Tetapi total aset dan kewajiban perusahaan tidak akan mengalami perubahan, baik sebelum maupun sesudah pembagian dividen. Berkaitan dengan pembagian dividen saham ini, nilai wajar atau nilai pasar saham tersebut yang digunakan sebagai dasar pencatatan. 5. Dividen Likuidasi Dividen likuidasi yaitu dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam berbagai bentuknya, tetapi tidak didasarkan pada besarnya laba usaha atau saldo laba ditahan perusahaan. Dividen likuidasi merupakan pengembalian modal atas investasi pemilik oleh perusahaan.

2.1.5 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada pemegang saham (investor). Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). Menurut Sutrisno (2012:266) dalam Prayoga (2014) kebijakan dividen bagi manajemen adalah untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau sebagian untuk dividen, dan sebagian lagi tidak dibagi untuk laba ditahan. Martono dan Harjito (2010:253) dalam Prayoga (2014) juga menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

14

Menurut Sutrisno (2012:268) dalam Prayoga (2014) terdapat beberapa bentuk pembagian dividen secara tunai atau cash dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah : 1. Kebijakan pembagian dividen stabil Kebijakan pembagian dividen yang stabil ini artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembagian dividen yang stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan yakni: a. Bisa meningkatkan harga saham sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil b. Bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang c. Akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan. 2. Kebijakan dividen yang meningkat. Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. 3. Kebijakan dividen dengan rasio konstan kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil maka dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio. 4. Kebijakan pemberian dividen reguler yang rendah ditambah ekstra. Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah

15

pembayaran dividen per lembar dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. Biasanya, jumlah dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang sahamnya tidak akan melebihi jumlah saldo laba ditahannya. Bahkan, sangat sedikit perusahaan yang bersedia membagikan dividen sama dengan jumlah laba ditahan yang dimilikinya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menentukan kebijakan dividen yang optimal agar bisa menjaga nilai perusahaan (Rudianto, 2012:290). Sutrisno (2012:267) dalam Imam (2014) mengemukakan faktor-faktor yang mempengeruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain adalah : 1.

Posisi solvabilitas perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modalnya.

2.

Posisi likuiditas perusahaan Cash dividend merupakan kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout rationya kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.

16

3.

Kebutuhan untuk melunasi hutang Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegangsaham. Di samping itu dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau meroll over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio.

4.

Rencana perluasan Perusahaan

yang

berkembang

ditandai

dengan

semakin

pesatnya

pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan.Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari internal resource berupa memperbesar laba yang ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout rationya. 5.

Kesempatan investasi Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin

17

kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun, bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen. 6.

Stabilitas perusahaan Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

7.

Pengawasan terhadap perusahaan Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu, perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

2.1.6 Pengaruh Laba Bersih Terhadap Dividen Kas Faktor utama mengenai pembagian dividen yang menjadi perhatian utama manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Menurut Pura (2013:88) dalam Ryan (2015) perusahaan mengalami keuntungan atau laba apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah beban (pendapatan lebih besar dari beban), sebaliknya perusahaan mengalami kerugian apabila jumlah beban melebihi jumlah pendapatan (beban lebih besar dari pendapatan). Sedangkan kebijakan dividen (dividend policy) menurut

18

Martono dan Harjito (2010:253) dalam Prayoga (2014) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Menurut Weston dan Copeland (1996:97) dalam Ryan (2015) kebijakan dividen menentukan penempatan laba perusahaan, yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Perusahaan hanya akan menaikkan dividen bila manajemen berkeyakinan bahwa laba perusahaan akan naik. Laba bersih sering dinyatakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Perusahaan cenderung memelihara kebijakan dividen yang teratur.

2.1.7 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Menurut Martani, dkk (2016:147) tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dibutuhkan karena kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya, seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diperoleh melalui laporan ini. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya memperoleh laba usaha. Karena itu, dalam aktivitas ini tercakup beberapa aktivitas

19

utama, yaitu penjualan produk perusahaan, penerimaan piutang, pendapatan dari sumber di luar usaha utama, pembelian barang dagang, pembayaran beban tenaga kerja dan pembayaran beban-beban usaha lainnya (Rudianto, 2012:19). Menurut Martani, dkk (2016:120) arus kas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (IAI, 2012).

2.1.8 Pengaruh Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Pemegang Saham Dividen adalah hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki. Alzomaia dan AlKhadhiri (2013) menyatakan bahwa dividend per share perusahaan di tahun sebelumnya sangat signifikan terhadap rasio dividend per share saat ini, karena perusahaan selalu mempertimbangkan dividen masa lalu sebagai patokan yang paling penting untuk memutuskan pembayaran dividen saat ini. Dengan demikian, perusahaan berusaha untuk mempertahankan tingkat konsistensi yang tinggi dalam tingkat pembayaran dividen perusahaan mereka dengan mengacu pada dividen masa lalu yang diumumkan.

20

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh laba bersih, arus kas operasi dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan hasil yang berbeda-beda. Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti dan

1

Tahun Dewi Natalia Tahun Sagala, 2006

2

Barita Stepanus Sihombing, 2006

3

Jekonya Sinurat, 2009

Judul Penilitian Pengaruh earningdan arus kas operasi terhadap dividen tunai Judul yang Penelitian diterima Oleh pemegang saham perusahaan manufaktur di bursa efek jakarta pada sektor industri dasar dan kimia serta industri barang konsumsi periode 2003-2005 Analisis hubungan antara Laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur (studi kasus pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftardi bej). Pengaruh earning dan arus kas operasi terhadap dividen tunaiyang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Variabel independen: Laba bersih dan arus kas -Laba Bersih operasi menunjukkan -Arus Kas Operasi pengaruh terhadap dividen tunai, tetapi Variabel dependen: earning lebih -dividen tunai berpengaruh signifikan.

Variabel independen: Terdapat hubungan -Laba akuntansi yang positif dan -Laba tunai siginifikan, korelasi laba akuntansi lebih Variabel kuat terhadap dividen dependen: kas. -dividen kas Variabel independen: Secara simultan -Earning earning dan arus kas -Arus kas operasi operasi berpengaruh signifikan terhadap Variabel dependen: dividen tunai. -Dividen tunai Secara parsial earning berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai.

21

No

Nama Peneliti dan

Judul Penilitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Tahun 4

Galan Indriawan, Mohammad Heykal, 2014

Pengaruh laba bersih dan arus kas Judul dari aktifitas Penelitianoperasi terhadap dividen tunai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 20082011

Variabel independen: Secara parsial laba bersih -Laba bersih berpengaruh signifikan -Arus kas operasi terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi Variabel dependen: tidak berpengaruh -Dividen tunai signifikan terhadap dividen tunai.

5

Nindi Septia One Dhira, Novi Wulandari, Nining Ika Wahyuni 2010

Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Ukuran perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen perusahaan Manufaktur pada BEI

Variabel independen: -Laba bersih -Arus KasOperasi -Ukuran Perusahaan

6

Triyanto, Zulbahridar, R. Adri Setiawan, 2014

Analisis pengaruh laba akuntansi dan arus kas terhadap dividen kas perusahaan industri barang konsumsi di bei

Variabel independen: Secara parsial laba -Laba akuntansi akuntansi berpengaruh -Arus kas operasi signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan Variabel dependen: arus kas operasi tidak -Dividen Kas berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

7

Emilia Safitri, Pengaruh arus kas 2007 operasional terhadap pembayaran dividen tunai pada perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek jakarta.

Variabel independen: arus kas operasi -Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap pembayaran Variabel dependen: dividen tunai. -Dividen Kas

Variabel dependen: -Dividen Yield

Secara simultan dan parsial semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variable terikatnya dividen yield.

22

No

Nama Peneliti dan

Judul Penilitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Tahun 8

Isnaeni, Irine Pengaruh laba bersih, arus Herjdiono, kas operasi, leverage dan Judul Penelitian 2014 dividen tahun sebelumnya terhadap dividen tunai perusahaan manufaktur pada bei tahun 2010-2013

Variabel independen: -Laba bersih -Arus kas operasi -Leverage -Dividen tahun sebelumnya Variabel dependen: -Dividen Kas

9

Ifah Masrifah, Analisis hubungan laba 2014 bersih, arus kas operasi dan RUPS dengan dividen tunai pada industri manufaktur tahun 2007-2011

Variabel independen: -Laba Bersih -Arus kas operasi -RUPS Variabel dependen: -Dividen Kas

10

Lilis Puspitawati, Herlas Tia Dekayani, 2013

Pengaruh laba bersih dan current ratio terhadap dividen kas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

laba bersih, arus kas, dan pembayaran dividen sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi dan RUPS tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai

Variabel independen: Laba bersih dan current -Laba Bersih rasio berpengaruh terhadap -Current Ratio pembagian dividen tunai Variabel dependen: -Dividen Kas

23

No

Nama Peneliti dan

Judul Penilitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Tahun 11

12

Pengaruh laba, arus kas Judul operasi, arusPenelitian kas bebas dan pembayaran dividen kas sebelumnya terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI

Variabel independen: laba bersih, arus kas operasi, arus kas bebas, dan dividen -Laba kas tahun sebelumnya secara -Arus kas operasi simultan berpengaruh -Arus kas bebas terhadap dividen kas yang -Dividen kas diterima oleh pemegang sebelumnya

Andry Priharta, Pengaruh laba bersih dan arus Dewi Puji kas bersih terhadap dividen Rahayu, 2012 tunai pada bank BUMN yang terdaftar BEI tahun 20092011

Variabel independen: secara simultan ada -Laba bersih pengaruh positif antara laba -Arus kas bersih bersih dan arus kas bersih terhadap dividen tunai, Variabel dependen: sedangkan secara parsial -Dividen Kas laba bersih mempunyai pengaruh positif yang lebih signifikan terhadap dividen tunai dibandingkan dengan arus kas bersih

Muhammad Ridha Ramli, Muhammaad Arfan, 2011

Variabel dependen: -Dividen Kas

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Secara parsial dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen kecuali arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas.

2.3 Kerangka Konseptual Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara gejala–gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antara variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan (Sugiyono, 2014:89). Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan diawal maka kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut :

24

Laba Bersih (X1)

Arus Kas Operasional (X2)

Dividen Tunai (Y)

Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya (X3)

2.4 Pengembangan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2014:93). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.4.1 Pengaruh Laba Bersih Terhadap Dividen Kas Penelitian Masrifah (2014) menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara laba bersih setelah pajak dengan dividen tunai yang dibagikan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan keuntungan bersih akan mengakibatkan peningkatan dividen tunai. Semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan maka semakin besar kesempatan yang dimiliki oleh investor untuk menerima dividen tunai atas modal yang telah diinsvestasikan. Isnaeni dan Herjdiono (2014) juga menemukan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap dividen tunai. Isnaeni dan Herjdiono (2014) menyatakan bahwa tingkat kemakmuran perusahaan

25

dilihat dari laba yang diperoleh setiap tahunnya, sehingga jumlah laba yang tinggi dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan seperti pembayaran kewajiban kepada kreditur, pajak kepada pemerintah, dan hutang dividen kepada para pemegang saham yang berhak mendapatkan keuntungan dari penanaman modalnya diperusahaan tersebut. Laba bersih berpengaruh terhadap pembagian dividen kas. Hal tersebut dikarenakan bahwa laba bersih menjadi faktor utama yang menjadi pendorong bagi perusahaan dalam pembagian dividen. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka akan semakin besar dividen kas yang akan diterima pemegang saham. Dari uraian diatas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:

H1

: Laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas

2.4.2 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Penelitian Masrifah (2014) menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara arus kas operasi dengan dividen tunai. Masrifah (2014) menyatakan bahwa arus kas operasi dapat dijadikan sebagai prediktor dividen, hal ini dikarenakan arus kas berasal dari kemampuan perusahaan itu sendiri. Isnaeni dan Herjdiono (2014) juga menemukan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai. Menurut Isnaeni dan Herjdiono (2014) hal ini dikarenakan dalam arus kas operasi menggambarkan kinerja perusahaan, dimana kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan arus kas perusahaan yang tinggi sehingga bisa membagikan dividen tunai yang tinggi pula. Jumlah arus kas dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa

26

mengandalkan sumber pendapatan. Dari uraian diatas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

H2

2.4.3

: Arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas

Pengaruh Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Pemegang Saham

Dividen adalah hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki. Alzomaia dan AlKhadhiri (2013) menyatakan bahwa dividend per share perusahaan di tahun sebelumnya sangat signifikan terhadap rasio dividend per share saat ini, karena perusahaan selalu mempertimbangkan dividen masa lalu sebagai patokan yang paling penting untuk memutuskan pembayaran dividen saat ini. Dengan demikian, perusahaan berusaha untuk mempertahankan tingkat konsistensi yang tinggi dalam tingkat pembayaran dividen perusahaan mereka dengan mengacu pada dividen masa lalu yang diumumkan.Penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni dan Herjdiono (2014) menyatakan bahwa pembagian dividenkas tahun sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai yang diterima pada tahun ini. Ramli dan Arfan (2011) juga menemukan bahwa pembayaran dividen kas sebelumnya berpengaruh terhadap dividen kas saat ini. Pembagian dividen tahun sebelumnya menjadi acuan bagi perusahaan dalam membagikan dividen saat ini. Hal tersebut dikarenakan untuk menjaga kestabilan dalam membayarkan dividen sehingga memberikan penjelasan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.Dari uraian diatas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H3

: Pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh terhadap dividen kas saat ini

27

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme (Sugiyono, 2014:13). Penelitian ini merupakan penelitian satu arah dimana variabel independen laba bersih, arus kas operasi dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas.

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2014:115) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian adalah 35 perusahaan sektor perbankan yang selalu listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yang berjumlah 175 populasi, berikut adalah nama perusahaan yang dijadikan populasi penelitian: Tabel 3.1 Jumlah Populasi No

Nama Perusahaan

1

PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

2

PT. Bank ICB Bumi Putera Tbk

3

PT. Bank Capital Indonesia Tbk

4

PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk

5

PT. Bank Central Asia Tbk

6

PT. Bank Bukopin Tbk

28

No

Nama Perusahaan

7

PT. Bank Mestika Dharma Tbk

8

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

9

PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

10

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

11

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

12

PT. Bank Mutiara Tbk

13

PT. Bank Danamon Indonesia Tbk

14

PT. Bank Pundi Indonesia Tbk

15

PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat danBantenTbk

16

PT. Bank Kesawan Tbk

17

PT. Bank Maspion Tbk

18

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

19

PT. Bank Bumi Arta Tbk

20

PT. Bank CIMB Niaga Tbk

21

PT. Bank Internasional Tbk

22

PT. Bank Permata Tbk

23

PT. Bank Sinarmas Tbk

24

PT. Bank Swadesi Tbk

25

PT. Bank Pensiunan Nasional Tbk

26

PT. Bank Victoria Internasional Tbk

27

PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk

28

PT. Bank Mayapada Internasional Tbk

29

PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk

30

PT. Bank Mega Tbk

31

PT. Bank Mitraniaga Tbk

32

PT. Bank NISP OCBC Tbk

33

PT. Bank Nasionalnobu Tbk

34

PT. Bank Pan Indonesia Tbk

35

PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017

29

3.2.2 Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria tertentu yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel No 1

Keterangan Perusahaan perbankan yang selalu listing di BEI selama tahun 2010-2014 Perusahaan perbankan yang tidak melakukan 2 pembayaran dividen kas secara berturut-turut kepada pemegang saham selama tahun 20102014. Jumlah perusahaan yang masuk dalam kriteria sampel Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017

Jumlah 35 26

9

Dari 35 perusahaan yang dijadikan sampel, telah berkurang sebanyak 26 perusahaan karena tidak memenuhi kriteria sampel. Sehingga diperoleh 9 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode 2010-2014, sehingga sampel berjumlah 45, berikut ini nama perusahaan yang dijadikan sampel : Tabel 3.3 Jumlah Sampel No

Nama Perusahaan

1

PT. Bank Central Asia Tbk

2

PT. Bank Bukopin Tbk

3

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

4

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

5

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

6

PT. Bank Danamon Indonesia Tbk

7

PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat danBantenTbk

8

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

9

PT. Bank Bumi Arta Tbk

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017

30

3.3. Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.4. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan pada penelitian ini dikumpulkan melalui teknik studi dokumentasi dengan mendapatkan data berupa laporan tahunan dan laporan keuangan 2010-2014 yang berisikan informasi pembagian dividen.

3.5. Defenisi Operasional Variabel Sugiyono (2014:58) mengemukakan bahwa operasional variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen dan satu variabel dependen yang digunakan.

3.5.1 Variabel Independen Menurut Sugiyono (2014:59) variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini laba bersih, arus kas operasi serta pembayaran dividen kas tahun sebelumnya secara bersamaan sebagai variabel independen 1. Laba Bersih Laba bersih (X1), merupakan variabel independen dalam penelitian ini. Variabel laba bersih yang diperoleh adalah jumlah rupiah laba tahun berjalan

31

dari laporan keuangan tahunan dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. 2. Arus Kas Operasi Arus kas operasi (X2), merupakan variabel independen kedua dalam penelitian ini. Variabel arus kas operasi netto diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan yang diukur dengan jumlah arus kas netto dari aktivitas operasi. 3. Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Pembayaran dividen kas tahun sebelumnya (X3), merupakan variabel independen ketiga dalam penelitian ini. Penggunaan variabel pembayaran dividen kas tahun sebelumnya digunakan untuk melihat konsistensi perusahaan dalam pembagian dividen kas tahun berjalan. Variabel pembayaran dividen kas tahun sebelumnya yang diterima oleh para pemegang saham diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari masingmasing perusahaan yang bersangkutan. Dividen kas tahun sebelumnya dapat diperoleh atau didapat didalam informasi pembagian laba yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan hasil keputusan RUPS (Indriawan dan Heykal, 2014).

3.5.2 Variabel Dependen Menurut Sugiyono (2014:59) variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah dividen kas. Dividen kas saat ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dividen kas dapat diperoleh didalam informasi pembagian laba yang

32

terdapat pada catatan atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan yang merupakan hasil keputusan dari RUPS (Indriawan dan Heykal, 2014).

3.6. Teknik Analisis Data Berikut adalah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai maksimum, nilai minimun, rata-rata (mean) dan standar deviasi (Priyatno, 2016:29). 2. Uji Asumsi klasik a. Uji Normalitas Residual Pengujian

normalitas

residual

ini

bertujuan

untuk

menguji

kenormalan distribusi data. Uji ini dapat dilihat dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov test. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dalam artian data terdistribusi normal. Jika probabilitas < 0,05 Ho ditolak dan dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal (Priyatno, 2016:105). b. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam model yang digunakan. Apabila terdapat korelasi yang tinggi sesama variabel bebas tersebut, maka salah satu diantaranya dieleminir (dikeluarkan) dari model regresi berganda atau menambahkan variabel bebasnya

33

(Priyatno, 2016:116). Korelasi antara variabel bebas dapat dideteksi dengan menggunakan variance inflasi faktor (vif). Jika : 1. Jika angka tolerance > 0,1dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. 2. Jika angka tolerance > 0,1 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gejala multikolinearitas c. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji terjadi tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Park dan melihat pola titik pada grafik scatter plot. Pada uji Park apabila nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

Model

yang

baik

adalah

tidak

terjadi

heteroskedastisitas (Priyatno, 2016:117). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Priyatno, 2016:133). 3. Model Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi linear berganda, karena variabel bebas pada penelitian ini lebih dari satu variabel. Analisis regresi linear berganda adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh indikator laba bersih, indikator arus kas operasional, indikator pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas

34

yang diterima oleh pemegang saham sebuah perusahaan (Priyatno, 2016:92). Adapun model analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+ b3X3+e Dimana : Y

: Dividen Kas

a

:konstanta

b

: koefisien regresi model

X1

: Laba Bersih

X2

: Arus Kas Operasional

X3

: Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya

e

: Error

4. Pengujian Hipotesis a. Uji F (F-Test) Uji F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji apakah model yang digunakan sudah fix atau tidak. Patokan yang digunakan dengan membandingkan nilai sig yang didapat dengan derajat signifikan α = 0,05. Apabila nilai sig lebih kecil dari derajat signifikan maka persamaan regresi yang diperoleh dapat diandalkan (sudah fix) (Priyatno, 2016:73). b. Uji Koefisien Determinan Uji koefisien determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

35

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Priyatno, 2016:68). c. Uji Hipotesis (t-test) Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan tingkat kesalahan

untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau

= 0,05

(Priyatno, 2016:63) maka : 1. Jika nilai signifikansi

< 0,05 maka H1, H2, dan H3

diterima 2. Jika nilai signifkansi

> 0,05 maka H1, H2, dan H3

ditolak.

36

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Analisis Stastistik Deskriptif (Dalam Jutaan Rupiah) Laba_Bersih Arus_Kas_Operasi Dividen_Kas_Tahun Sebelumnya Dividen_Kas Valid N (listwise)

N

Range

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

45 45

24.199.622 114.093.303

26.979 -38.270.667

24.226.601 75.822.636

45

6.341.115

6.930

6.348.045

1.545.459,06

1.618.711,730

45 45

7.265.565

6.930

7.272.495

1.795.966,44

1.902.385,500

6.660.218,87 7.102.938,197 5.842.629,41 18.666.610,777

Sumber : Output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017)

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 sampel yang diambil dari laporan tahunan yang dipublikasikan pada periode 2010-2014. Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel laba bersih memiliki nilai minimum sebesar Rp. 26.979.000.000 yang dicapai oleh PT. Bank Bumi Artha. Tbk tahun 2010. Sedangkan nilai maksimum sebesar Rp. 24.226.601.000.000 dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014. Nilai

rata-rata (mean) laba bersih sebesar Rp. 6.660.218.870.000 dengan

rentang data (range) sebesar Rp. 24.199.622.000.000 dan standar deviasi sebesar Rp. 7.102.938.197.000.

37

Variabel

arus

kas

operasi

memiliki

nilai

minimum

sebesar

(Rp.

38.270.667.000.000) yang dicapai oleh PT. Bank Central Asia Tbk tahun 2011. Nilai maksimum arus kas operasi dalam laporan tahunan sebesar Rp. 75.822.636.000.000 dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) arus kas operasi sebesar Rp. 5.842.629.410.000 dengan rentang data (range) Rp. 114.093.303.000.000 dan standar deviasi sebesar Rp. 18.666.610.777.000. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel dividen kas tahun sebelumnya memiliki nilai minimum sebesar Rp. 6.930.000.000 oleh PT. Bank Bumi Artha Tbk tahun 2010 dan 2011. Nilai maksimum sebesar Rp. 6.348.045.000.000 dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan nilai rata-rata (mean) dividen kas tahun sebelumnya Rp. 1.545.459.060.000 dengan rentang data (range) Rp. 6.341.115.000.000 dan standar deviasi Rp. 1.618.711.730.000. Analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel dividen kas memiliki nilai minimum sebesar Rp. 6.930.000.000 dicapai oleh PT. Bank Bumi Artha Tbk 2010. Nilai maksimum sebesar Rp. 7.272.495.000.000 dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) variabel dividen kas adalah Rp. 1.795.966.440.000 dengan rentang data (range) Rp. 7.265.565.000.000 dan standar deviasi Rp. 1.902.385.500.000.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian regresi linear berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model

38

regresi linear berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

4.1.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat, variable bebas dan variabel kontrol mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik dan analisis statistik. Berikut ini adalah hasil rangkuman pengujian normalitas menggunakan Uji Kolmogorof –Smirnov.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N 45 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. 395520,371566 Deviation 67 Absolute ,175 Most Extreme Differences Positive ,113 Negative -,175 Kolmogorov-Smirnov Z 1,177 Asymp. Sig. (2-tailed) ,125 Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017)

Dari tabel 4.2 diperoleh nilai kolmogorov smirnov sebesar 1,177 dan Asymp. Sig(2tailed) 0,125, nilai Sig= 0,125> 0,05. Sehingga disimpulkan data berdistribusi secara normal.

39

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Model

(Constant) Laba_Bersih 1

Arus_Kas_Operasi

Unstandardized Standardized T Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1136 85480,580 ,133 4,610 ,180 ,027 ,671 6,568 -,005 ,004 -,051 1,397

Sig.

Collinearity Statistics Tolerance VIF

,895 ,000

,101 9,889

,170

,805 1,242

Dividen_Kas_Tahun ,400 ,120 ,340 3,322 ,002 _Sebelumnya Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017)

,100 9,961

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji multikolinearitas: a. Laba bersih memiliki nilai tolerance 0,101 dan VIF 9,889 b. Arus kas operasi memiliki nilai tolerance 0,805 dan VIF 1,242 c. Dividen kas tahun sebelumnya memiliki nilai tolerance 0,100 dan VIF 9,961 Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0.10 maka dinyatakan terjadi gejala multikoliniaritas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari

40

0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikoloniaritas (Priyatno, 2016). Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikoliniaritas antara variabel laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas tahun sebelumnya.

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan uji Park dan grafik Plot. Grafik Plot (scatterplot) antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 4.1 Hasil Grafik Scatter Plot

Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017)

41

Dari grafik scatterplot diatas tidak menunjukkan pola atau bentuk tertentu, tampak titik menyebar secara acak serta data menyebar secara merata diatas sumbu X maupun

diatas

sumbu

Y,

maka

dapat

disimpulkan

bahwa

tidak

terjadi

heteroskedasrisitas pada model regresi yang digunakan. Uji Park dilakukan dengan cara meregresikan logaritma natural residual yang dikuadratkan (Lnei2) dengan masing-masing nilai logaritma natural dari variabel independen. Jika nilai signifikansi antara variabel lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji Park: Tabel 4.4 Uji Park Model

Unstandardized Coefficients B (Constant)

1

Standardized Coefficients

Std. Error

7,899

7,813

LnX1

,354

,945

LnX2

,554

LnX3

,621

T

Sig.

Beta 1,011

,323

,210

,375

,711

,477

,273

1,160

,258

,965

,341

,644

,526

Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017) Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi ketiga variabel independen yang telah di Ln dengan Lnei2 lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ada masalah heteroskedastisitas.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan terjadi kesalahan sebelum periode t. Pengujian ini menggunakan Durbin Watson (DW-test). Berikut adalah hasil uji autokorelasi:

42

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbinl Square the Estimate Watson 1 ,978a ,957 ,954 409735,192 2,092 Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Durbin_Watson 2,092 sedangkan tabel Durbin Watson dengan signifikan 5%, jumlah data = 45 dan k=3 (jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL 1,3832 dan dU 1,6662, dan nilai Durbin-Watson 2,092 oleh karena nilai Durbin Watson lebih dari dU dan kurang dari 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak mempunyai autokorelasi.

4.1.3 Uji Hipotesis 4.1.3.1

Uji Koefisien Determinan (R²)

Berdasarkan hasil output SPSS hasil uji Koefisien Determinan (R²) adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Koefisien Determinasi (R²) Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate l 1 ,978a ,957 ,954 409735,192 Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017) Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi adalah 0,954 atau 95,4 %, nilai tersebut menjelaskan bahwa sebesar 95,4 % dividen kas dipengaruhi oleh laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas tahun sebelumnya, dan sisanya sebesar 4,6 % dipengaruhi oleh faktor lain.

43

4.1.3.2 Uji F Berdasarkan hasil output SPSS hasil Uji F adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji F Model

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 152355905908369,800 3 50785301969456,610 302,504 ,000b 1 Residual 6883200030266,490 41 167882927567,475 Total 159239105938636,300 44 Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017) Berdasarkan tabel 4.7 uji signifikan simultan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikan dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Uji F hitung bernilai 302,504 dan sig 0,000. Nilai sig menunjukkan nilai yang lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan 0,000<0,05, hal ini menunjukkan pengungkapan laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas tahun sebelumnya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

4.1.3.3 Uji t Berdasarkan hasil output SPSS hasil Uji t adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji t Model

(Constant)

Unstandardized Coefficients B Std. Error 11364,61 85480,580 0 ,180 ,027 -,005 ,004

Standardized Coefficients Beta

Laba_Bersih Arus_Kas_Operasi Dividen_Kas_Tahun ,400 ,120 _Sebelumnya Sumber : output SPSS 20.0 (Data sekunder yang diolah, 2017) 1

T

Sig.

,133

,895

,671 6,568 -,051 -1,397

,000 ,170

,340

3,322

,002

44

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai sig laba bersih adalah 0,000, sig arus kas operasi adalah 0,170 dan sig dividen kas tahun sebelumnya adalah 0,002. Nilai sig arus kas operasi lebih besar dari tingkat signifikan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, namun arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas

4.1.4 Analisis Regresi Berganda Berdasarkan tabel 4.8 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Cash Divt = 11364,610 + 0,180 NI - 0,005 Opt Cash + 0,400 Cash Divt-1 + e Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat dianalisis sebagai berikut: a. Persamaan regresi linear berganda mempunyai konstanta sebesar 11364,610 Besaran konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen (laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas tahun sebelumnya) diasumsikan dalam keadaan konstan maka variabel dependen akan meningkat sebesar 11364,610 . b. Koefisien regresi laba bersih sebesar 0,180 menyatakan bahwa setiap penambahan laba bersih 1 poin maka rasio dividen kas akan meningkat sebesar 18 %. c. Koefisien regresi arus kas operasi sebesar -0,005 menyatakan bahwa setiap penambahan arus kas operasi 1 poin maka rasio dividen kas akan menurun sebesar 0,5 %. d. Koefisien regresi dividen kas tahun sebelumnya sebesar 0,400 menyatakan bahwa setiap penambahan dividen kas tahun sebelumnya 1 poin maka rasio dividen kas akan meningkat sebesar 40 %.

45

4.2 Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa analisis sebagai berikut:

4.2.1 Analisis Pengaruh Laba Bersih Terhadap Dividen Kas (H1) Hipotesis pertama penelitian ini adalah laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai sig laba bersih adalah 0,000. Nilai sig lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priharta dan Rahayu (2012) terhadap perusahaan bank BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan laba bersih terhadap dividen tunai. Menurut penelitian Masrifah (2014) menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara laba bersih setelah pajak dengan dividen tunai yang dibagikan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan keuntungan bersih akan mengakibatkan peningkatan dividen tunai. Semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan maka semakin besar kesempatan yang dimiliki oleh investor untuk menerima dividen tunai atas modal yang telah diinsvestasikan. Isnaeni dan Herjdiono (2014) juga menemukan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap dividen tunai. Isnaeni dan Herjdiono (2014) menyatakan bahwa tingkat kemakmuran perusahaan dilihat dari laba yang diperoleh setiap tahunnya, sehingga jumlah laba yang tinggi dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan seperti pembayaran kewajiban kepada kreditur, pajak kepada pemerintah, dan hutang

46

dividen kepada para pemegang saham yang berhak mendapatkan keuntungan dari penanaman modalnya diperusahaan tersebut. Pengaruh laba bersih terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan Indonesia disebabkan oleh kebijakan pihak manajemen yang telah menetapkan indikator kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kas adalah berdasarkan laba bersih perusahaan (Priharta dan Rahayu, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian penulis dimana pada data sampel perusahaan perbankan Indonesia yang mengalami laba selalu membagikan dividen kas berdasarkan RUPS. Kemungkinan semakin besar laba bersih yang dihasilkan maka akan semakin besar dividen kas yang akan diterima oleh para pemegang saham.

4.2.2 Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas (H2) Hipotesis kedua penelitian ini adalah arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai sig arus kas operasi adalah 0,170. Nilai sig lebih besar dari tingkat signifikan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hasil ini sesuai dengan penelitian Triyanto, Zulbahridar dan Setiawan (2014) terhadap perusahaan industri barang konsumsi di BEI yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai. Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian Isnaeni dan Herjdiono (2014) yang menemukan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa arus kas operasi pada perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki hubungan korelasi

47

yang sangat rendah dengan dividen kas sehingga arus kas operasi tidak tepat digunakan untuk memprediksi dibagikan atau tidaknya dividen kas dimasa yang akan datang. Hal ini diperkuat dengan hasil koefisien regresi arus kas operasi terhadap dividen kas sebesar 0,5 % yang menunjukkan arus kas operasi mempengaruhi dividen kas hanya sebesar 0,5 % dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Pada arus kas operasi terdapat beberapa aktivitas yang masuk ke dalam aktivitas operasi. Namun, pada kenyataannya pembayaran dividen kas pada perusahaan perbankan Indonesia masuk ke dalam aktivitas pendanaan. Arus kas operasi berkaitan dengan laba operasi dan hanya menggambarkan sebagian dari laba bersih. Sedangkan laba bersih merupakan indikator utama dalam pembagian dividen kas. Sebagaimana yang kita ketahui keputusan dalam pembagian dividen kas adalah berdasarkan RUPS. Meskipun arus kas operasi pada perusahaan perbankan Indonesia bernilai minus atau positif, hal ini tidak akan mempengaruhi dalam pembayaran dividen kas. Oleh sebab itu, arus kas operasi pada perusahaan perbankan di Indonesia tidak berpengaruh terhadap pembagian dividen kas.

4.2.3 Analisis Pengaruh Pembayaran Dividen Kas Tahun Sebelumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima Oleh Para Pemegang Saham (H3) Hipotesis ketiga penelitian ini adalah pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai sig pembayaran dividen kas tahun sebelumnya adalah 0,002. Nilai sig lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

48

Hal ini sesuai dengan penelitian Isnaeni dan Herjdiono (2014) terhadap perusahaan manufaktur pada BEI tahun 2010-2013 yang menyatakan bahwa pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hasil ini membuktikan bahwa semakin tinggi pembayaran dividen tunai tahun sebelumnya, maka semakin tinggi pula jumlah dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham. Berdasarkan penelitian Ramli dan Arfan (2011) menyatakan bahwa pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Nilai koefisien yang positif menujukkan bahwa pembayaran dividen kas tahun sebelumnya memiliki hubungan yang positif dengan dividen kas tahun berjalan. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi pembayaran dividen kas tahun sebelumnya semakin tinggi pula jumlah dividen kas yang diterima oleh pemegang saham tahun berjalan. Penyebab dari pengaruh dividen kas tahun sebelumnya terhadap pembagian dividen kas yang diterima oleh para pemegang saham adalah keputusan manajemen dalam mempertimbangkan jumlah dividen kas tahun sebelumnya sebagai salah satu indikator dalam pembagian dividen kas tahun berjalan. Hal ini juga sebagai salah satu keputusan pihak manajemen dari perusahaan untuk menarik minat para investor untuk berinvestasi karena perusahaan berusaha untuk mempertahankan tingkat konsistensi yang tinggi dalam pembagian dividen kas (Alzomaia dan Al-Khadhiri, 2013).. Pernyataan ini sejalan dengan data sampel perbankan Indonesia yang diteliti yang dimana pada kenyataannya perusahaan dalam pembayaran dividen kas tahun sebelumnya dijadikan indikator untuk membagikan dividen kas tahun berjalan. Selain untuk menarik minat para investor, kemungkinan perusahaan juga berusaha untuk menunjukkan konsistensinya dalam membagikan dividen kas setiap tahunnya.

49

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh laba bersih, arus kas operasi dan pembayaran dividen kas tahun sebelumnya terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar pada bursa efek indonesia tahun 2010-2014. peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Variabel laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham. 2. Variabel arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham. 3. Variabel dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas tahun sebelumnya hanya merupakan beberapa variabel bebas yang mempengaruhi variabel dividen kas yang diterima oleh pemegang saham sebesar (0,954) atau 95,4 %. Artinya, masih terdapat variabel bebas lain yang bisa mempengaruhi dividen kas yang diterima oleh pemegang saham.

5.2 Keterbatasan penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada sektor perbankan yang ada di BEI saja. 2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan variabel laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas tahun sebelumnya sebagai faktor yang mempengaruhi

50

dividen kas yang diterima oleh pemegang saham. Sementara berdasarkan teori masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dividen kas yang diterima oleh pemegang saham

5.3 Saran Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas ruang lingkup penelitian dengan menambahkan jumlah populasi dan sampel penelitian. 2. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainya sehingga dapat mengetahui faktor lain yang dapat mempengaruhi dividen kas yang diterima oleh pemegang saham selain faktor yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah periode penelitian sehingga lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya secara lebih luas dan klasifikasi yang lebih baik.

51

DAFTAR PUSTAKA

Alzomaia, Turki S. F., dan Al-Khadhiri, Ahmed. 2013. Determination of Dividend Policy: The Evidence from Saudi Arabia. International Journal of Business and Social Science, Vol. 4, No.1. Dhira Nindi Septia One, dkk, 2010. “Pengaruh laba bersih, arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur pada BEI”. Jurnal Ekonomi, Akuntansi dan Manajemen. Jember. Fahmi, Irham. 2011. “Analisa Laporan Keuangan”, Bandung: Alfabeta Harahap, Sofyan Syafri. 2011. “ Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Edisi 1. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: IAI Imam, Muhammad Sofwan. 2014. “Pengaruh Laba dan Ukuran (Size) Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Consumers Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-201”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Widya Tama. Bandung Indriawan Galan dan Mohammad Heykal, 2014. “Pengaruh laba bersih dan arus kas dari aktifitas operasi terhadap dividen tunai perusahaan manufaktur”. Jurnal. Universitas Bina Nusantara Isnaeni dan Irine Herjdiono, 2014. “Pengaruh laba bersih, arus kas operasi, leverage dan dividen tahun sebelumnya terhadap dividen tunai perusahaan manufaktur pada bei tahun 2010-2013”. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Universitas Musamus Merauke. Islahuzzaman, 2012. “Istilah – istilah akuntansi & auditing”. Edisi kesatu. Bumi aksara. Jakarta Manurung, I.A. dan Siregar, H.S. 2009. “Pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividenp pada perusahaan manufaktur yang go publik”. Jurnal Akuntansi. Martani, dwi, dkk. 2016. “Akuntansi Keuangan Menengah”. Edisi kedua. Salemba Empat. Jakarta Masrifah Ifah . 2014. “Analisis hubungan laba bersih, arus kas operasi dan RUPS dengan dividen tunai pada industri manufaktur”. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 10, No. 2, September 2014, 113-123 Prayoga, Agusni. 2014. “Pengaruh Likuiditas dan Probilitas Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Widya Tama. Bandung.

Priharta Andry dan Dewi Puji Rahayu. 2012. “Pengaruh laba bersih dan arus kas bersih terhadap dividen tunai (studi kasus bank BUMN yang terdaftar di BEI)”. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Priyatno Duwi. 2016. “SPSS hand book analisis data, olah data dan penyelesaian kasuskasus statistik”. Yogyakarta: Mediakom Puspitawati Lilis dan Herlas Tia Dekayani. 2013. “Pengaruh laba bersih, dan current ratio terhadap dividen tunai perusahaan pertambangan pada BEI”. Jurnal. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Komputer Indonesia. Ramli Muhammad Ridha dan Muhammad Arfan. Juli 2011. “Pengaruh laba, arus kas operasi, arus kas bebas dan pembayaran dividen kas sebelumnya terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham”. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol 4. No 2. Juli 2011. Hal. 126-138 Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Adaptasi IFRS. Jakarta: Erlangga. Ryan, Ricky Fernandez. 2015. “Pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan pembagian dividen kas”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Widya Tama. Bandung Safitri Emilia. 2007. “Pengaruh arus kas operasi terhadap pembayaran dividen tunai terhadap perusahaan asuransi yang terdapat pada BEJ”, Skripsi. Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Sagala, Dewi Natalia. 2006. ”Pengaruh earnings dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufaktur tbk di bursa efek jakarta”, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan Santosa, Agung. 2015. “Emiten Perbankan Kuasai Bursa Saham”. http://investasi.kontan.co.id/news/emiten-perbankan-kuasai-bursa-saham. tanggal 1 Maret 2017

Artikel. diakses

Segara, Tirta. 2016. “Fitch kembali tetapkan peringkat republik indonesia di investment grade”. Artikel. http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaranpers/Pages/SP_184016.aspx. diakses tanggal 1 Maret 2017. Sihombing, Barita Stepanus. 2006. “Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur (studi kasus pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ)”, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sinurat, Jekonya. 2009. “Pengaruh earnings dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sugiyono, 2014. “Metode Penelitian Bisnis”. Bandung : Alfabeta.

Triyanto, Zulbahridar dan R. Andry Setiawan. 2014. “Analisis pengaruh laba akuntansi dan arus kas terhadap dividen kas perusahaan industri barang konsumsi di BEI”. Jurnal Ekonomi Vol 1 No. 2”. Universitas Riau Pekanbaru. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan (1998). Jakarta

NO

KODE SAHAM

NAMA PERUSAHAAN

1

BBCA

PT. BANK CENTRAL ASIA TBK

2

BBKP

PT. BANK BUKOPIN TBK

3

BBNI

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK

4

BBRI

PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK

5

BBTN

PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK

6

BDMN

PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK

7

BJBR

PT. BANK JABAR BANTEN TBK

8

BMRI

PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK

9

BNBA

PT. BANK BUMI ARTA TBK

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

LABA BERSIH

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Rp Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

ARUS KAS OPERASIONAL

I. SEKTOR PERBANKAN 8.479.273.000.000 Rp 10.817.798.000.000 Rp 11.718.460.000.000 Rp 14.256.239.000.000 Rp. 16.511.670.000.000 Rp. 492.761.000.000 Rp. 741.478.000.000 Rp. 834.719.000.000 Rp. 951.508.000.000 Rp. 672.874.000.000 Rp. 4.101.706.000.000 Rp. 5.808.218.000.000 Rp. 7.048.362.000.000 Rp. 9.057.941.000.000 Rp. 10.829.379.000.000 Rp. 11.472.385.000.000 Rp. 15.087.996.000.000 Rp. 18.687.380.000.000 Rp. 21.354.330.000.000 Rp. 24.226.601.000.000 Rp. 915.938.000.000 Rp. 1.118.661.000.000 Rp. 1.363.962.000.000 Rp. 1.562.161.000.000 Rp. 1.145.572.000.000 Rp. 2.883.468.000.000 Rp. 3.402.209.000.000 Rp. 4.117.148.000.000 Rp. 4.159.320.000.000 Rp. 2.682.662.000.000 Rp. 890.225.000.000 Rp. 962.695.000.000 Rp. 1.193.304.000.000 Rp. 1.376.387.000.000 Rp. 1.107.796.000.000 Rp. 9.218.298.000.000 Rp. 12.695.885.000.000 Rp. 16.043.618.000.000 Rp. 18.829.934.000.000 Rp. 20.654.783.000.000 Rp. 26.979.475.195 Rp. 42.624.596.226 Rp. 57.115.739.320 Rp. 56.197.424.458 Rp. 51.827.836.329 Rp.

2.711.962.000.000 (38.270.667.000.000) 27.715.044.000.000 (4.189.827.000.000) 35.136.527.000.000 5.229.483.000.000 (3.205.341.000.000) 2.877.767.000.000 (939.659.000.000) 3.435.304.000.000 (14.154.127.000.000) 15.384.156.000.000 6.948.459.000.000 (5.006.646.000.000) (610.370.000.000) 54.335.687.000.000 15.668.082.000.000 (24.097.325.000.000) 4.399.086.000.000 75.822.636.000.000 (2.832.958.000.000) 4.802.450.000.000 1.831.532.000.000 (3.295.676.000.000) (2.049.009.000.000) (2.962.512.000.000) (8.762.571.000.000) (3.178.032.000.000) 3.533.128.000.000 5.500.443.000.000 6.178.824.000.000 2.262.675.000.000 6.533.426.000.000 (10.399.769.000.000) 1.176.551.000.000 42.109.002.000.000 20.440.640.000.000 8.798.671.000.000 12.733.517.000.000 21.091.691.000.000 78.525.965.304 (169.889.532.129) (77.503.485.602) (53.372.504.477) 438.308.822.329

PEMBAYARAN DIVIDEN KAS TAHUN SEBELUMNYA

Rp 2.680.177.000.000 Rp 2.741.090.000.000 Rp 2.765.455.000.000 Rp2.814.352.000.000 Rp2.958.601.000.000 Rp181.095.000.000 Rp172.409.000.000 Rp221.449.000.000 Rp249.147.000.000 Rp278.913.000.000 Rp869.396.000.000 Rp1.230.512.000.000 Rp1.165.181.000.000 Rp2.113.844.000.000 Rp2.716.304.000.000 Rp1.628.551.000.000 Rp1.727.950.000.000 Rp3.016.585.000.000 Rp5.556.285.000.000 Rp6.348.045.000.000 Rp131.530.000.000 Rp274.781.000.000 Rp223.732.000.000 Rp409.189.000.000 Rp468.648.000.000 Rp766.267.000.000 Rp1.009.213.000.000 Rp1.000.880.000.000 Rp1.203.562.000.000 Rp1.212.505.000.000 Rp472.738.000.000 Rp578.611.000.000 Rp592.173.000.000 Rp663.845.000.000 Rp757.279.000.000 Rp2.504.412.000.000 Rp3.226.404.000.000 Rp2.449.209.000.000 Rp4.651.220.000.000 Rp5.461.126.000.000 Rp6.930.000.000 Rp6.930.000.000 Rp10.741.500.000 Rp14.300.000.000 Rp14.091.000.000

DIVIDEN KAS

Rp Rp Rp Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

2.741.090.000.000 2.765.455.000.000 2.814.352.000.000 2.958.601.000.000 3.648.941.000.000 172.409.000.000 221.449.000.000 249.147.000.000 278.913.000.000 217.334.000.000 1.230.512.000.000 1.165.181.000.000 2.113.844.000.000 2.716.304.000.000 2.695.654.000.000 1.727.950.000.000 3.016.585.000.000 5.556.285.000.000 6.348.045.000.000 7.272.495.000.000 274.781.000.000 223.732.000.000 409.189.000.000 468.648.000.000 223.119.000.000 1.009.213.000.000 1.000.880.000.000 1.203.562.000.000 1.212.505.000.000 781.205.000.000 578.611.000.000 592.173.000.000 663.845.000.000 757.279.000.000 694.253.000.000 3.226.404.000.000 2.449.209.000.000 4.651.220.000.000 5.461.126.000.000 4.967.968.000.000 6.930.000.000 10.741.500.000 14.300.000.000 14.091.000.000 12.959.100.000