PENGARUH LATIHAN BEBAN MENGGUNAKAN PEMBERAT KAKI TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI ATLET PUTRA TAEKWONDO KABUPATEN DHARMASRAYA
JURNAL
Oleh: FATINA DIAN CAHYANI 1104808/2011
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015
1
Pengaruh Latihan Beban Menggunakan Pemberat Kaki Terhadap KemampuanTendangan Dollyo Chagi Atlet Taekwondo Putra Kabupaten Dharmasraya Fatina Dian Cahyani (Universitas Negeri Padang) Abstrak: Masalah dalam penelitian ini terjadinya penurunan prestasi atlet taekwondo Kabupaten Dharmasraya pada perolehan medali pada pertandingan porprov dari tahun 2012 dan porprov tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan beban menggunakan pemberat kaki terhadap peningkatan kemampuan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo putra Kabupaten Dharmasraya. Jenis penelitian adalah eksperimen semu, rancangan penelitian adalah the one- shot case study. Populasi penelitian adalah atlet porprov taekwondo Kabupaten Dharmasraya yang berjumlah 25 orang, dengan rincian atlet putra 15 orang dan atlet putri 10 orang, sedangkan sampel secara purposive sampling, yaitu atlet putra yang berjumlah 15 orang. Instrumen penelitian yg digunakan adalah tes tendangan dollyo chagi. Hasil penelitian: latihan beban menggunakan pemberat kaki memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan kemampuan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo putra Kabupaten Dharmasraya dimana diperoleh th = 2,402> ttabel = 1,761 pada taraf signifikansi α = 0,05 . Kata kunci : Latihan Beban, Pemberat Kaki, Tendangan Dollyo Chagi mengharumkan nama bangsa di mata
Pendahuluan Peningkatan
olahraga
di
dunia adalah cabang olahraga beladiri
Indonesia ditandai dengan banyaknya
yaitu adalah cabang olahraga bela diri
kegiatan olahraga yang dilaksanakan,
Taekwondo.
seperti diadakannya pertandingan baik
Dalam
mencapai
prestasi
itu di tingkat kota, daerah, provinsi,
olahraga ada empat faktor yang perlu
nasional,
bahkan
diperhatikan.
Pembinaan
dan
internasional.
perkembangan
Menurut
(Syafruddin,
di
1999 : 24) keempat faktor tersebut
bidang olahraga harus dikembangkan
adalah faktor kondisi fisik, teknik,
sedini mungkin. Untuk menciptakan
taktik, dan mental. Bila salah satu
generasi-generasi muda yang mandiri,
unsur belum dikuasai, maka betapa
sportif, dan berprestasi serta berpotensi
baiknya
untuk mengharumkan nama bangsa.
Pembinaan
Salah satu cabang olahraga yang telah
olahraga 1
ketiga
unsur
dengan sudah
yang
lain,
pengembangan
selayaknya
kita
2
memberikan
perhatian
khusus,
sering pula menggunakan baldeung
sehingga dari prestasi diharapkan perlu
(punggung
untuk dikaji ulang dengan melakukan
digunakan dalam pertandingan. Variasi
penelitian
tendangan ini antara lain, seperti : I dan
di
bidang
olahraga
khususnya taekwondo.
kaki),
terutama
jika
dollyo chagi (tendangan serong dengan
Taekwondo adalah seni bela
meluncur) dan dolke chagi ( tendangan
diri yang yang menggunakan banyak
serong dengan putaran tubuh 360o).
teknik, salah satu teknik yang sangat
Berdasarkan observasi yang didapat
harus dimantapkan adalah tendangan.
oleh penulis terhadap atlet taekwondo
Tendangan merupakan teknik yang
Kabupaten Dharmasraya , pada saat
sangat
dominan
dalam
olahraga
dilakukannya uji coba dan survey ke
bahkan
olahraga
tempat pertandingan, teknik tendangan
taekwondo sangat terkenal dengan
dollyo chagi adalah tendangan yang
kelebihannya dalam teknik tendangan,
paling sering di gunakan. Jelas terlihat
seperti
tendangan
taekwondo
dan
yang
diungkapkan
Suryadi
dollyo
chagi
yang
di
(2002: 32) bahwa : “teknik tendangan
pergunakan masih lemah, kaku, dan
sangat dominan dalam seni beladiri
lambat. Sehingga mengakibatkan tidak
taekwondo, bahkan harus diakui bahwa
adanya poin saat menendang, karena
taekwondo
daya ledak otot sangat mempengaruhi
sangat
dikenal
karena
kelebihannya dalam teknik tendangan”. Dalam
olahraga
taekwondo,
tendangan merupakan senjata utama
kemampuan
seseorang
untuk
mendapatkan power. Selain itu terjadi penurunan prestasi, pada pertandingan.
dalam melakukan penyerangan untuk
Atlet
mendapatkan poin kemenangan. Salah
pertandingan
satu tendangan yang sangat sering
berpeluang besar dalam mendapatkan
digunakan
medali dan mingkatkan peringkat suatu
adalah
pada
saat
tendangan
pertandingan
dollyo
chagi.
putra adalah
pada
suatu
atlet
yang
daerah, kenyataannya atlet taekwondo
Menurut (yoyok, 2002) tendangan
putra
Kabupaten
Dharmasraya
dollyo chagi adalah pada dasarnya
mengalami penurunan potensi dalam
tendangan ini menggunakan bantalan
meraih medali. Hal itu dipicu karena
telapak kaki (ap chuk), namun sangat
penguasaan teknik dan lapangan yang
3
kurang
dikuasai.
Beberapa
Dengan demikian, taekwondo
penjelasanan di atas, peneliti tertarik
akan membentuk sikap
untuk meneliti pengaruh latihan beban
kuat dan etika yang baik dan benar.
menggunakan pemberat kaki terhadap
Teknik tendangan sangat dominan
kemampuan tendangan dollyo chagi
dalam seni bela diri taekwondo, bahkan
atlet
Kabupaten
harus diakui bahwa taekwondo sangat
Dharmasraya. Pengaruh dari sebuah
dikenal karena kelebihannya dalam
latihan beban diperlukan karena adanya
teknik tendangan. Teknik tendangan
latihan
menjadi
taekwondo
ini
kemampuan
putra
dapat
meningkatkan
tendangan
dibutuhkan
sangat
penting
karena
kekuatannya yang jauh lebih besar dari
pemberian beban kepada atlet pada saat
pada
melaksanakan tendangan .
tendangan
Dimana realitanya seseorang
mental yang
tangan,
walaupun
lebih
sukar
teknik dilakukan
dibandingkan dengan teknik tangan.
yang memiliki kemampuan menendang
Teknik tendangan dasar yang
yang baik tidak dapat mengontrol dan
terpenting adalah ap chagi, dollyo
mempertahankan
kualitas
suatu
chagi, dan yeop chagi serta banyak
tendangan
telah
dilakukan
variasi dari ketiga tendangan tersebut,
apabila
berkali-kali. Maka penulis mengangkat
namun
masalah
memfokuskan pada teknik tendangan
yaitu
“Pengaruh
Latihan
Beban Menggunakan Pemberat Kaki terhadap
Kemampuan
Tendangan
pada
penelitian
ini
lebih
dollyo chagi. Tendangan
dollyo
chagi
Dollyo Chagi Atlet Taekwondo Putra
merupakan salah satu tendangan dasar
Kabupaten Dharmasraya”
dalam bela diri taekwondo. Tendangan
Taekwondo
olahraga
ini merupakan tendangan yang paling
bela diri modern yang berakar pada
sering digunakan oleh atlet taekwondo
bela diri tradisional korea. Taekwondo
dalam menyerang (attack) maupun
mempunyai banyak kelebihan, tidak
membalas serangan lawan (counter)
hanya mengajarkan aspek fisik semata,
dalam pertandingan kyourugi Dalam
seperti
bertarung,
melakukan teknik tendangan dollyo
melainkan juga sangat menekankan
chagi dibutuhkan tingkat fleksibilitas
pengajaran aspek disiplin mental.
yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan
keahlian
adalah
dalam
4
putaran pinggang menentukan seberapa besar
kekuatan
tendangan
yang
Dalam teknik tendangan sangat berperan
penting
kekuatan
dihasilkan, selain itu keseimbangan
kecepatan,
juga
karena
tendangan dapat dilakukan dengan baik
tendangan harus dilakukan dengan
sehingga memperoleh suatu tendangan
cepat dan terkontrol.
yang baik dan benar. Kekuatan otot
sangat
di
perlukan
Teknik tendangan dollyo chagi
dimana
menggambarkan
agar
dan
kontraksi
suatu
otot
menghasilkan power yang cukup besar
maksimal yang dihasilkan oleh otot
jika
atau sekelompok otot.
Sedangkan
menendang yang benar. Pada saat
latihan
pada
merupakan
melakukan tendangan dollyo chagi,
proses
pembentukan
posisi tungkai yang akan menendang
meningkatkan
emiliki
bisa
kemampuan dalam jangka panjang.
menghasilkan
Sejalan dengan itu Bompa berpendapat
tendangan yang sempurna. Dengan
bahwa latihan adalah merupakan suatu
tumpuan yang kuat akan menghasilkan
aktivitas
power yang besar.
progresif, dan dilakukan dalam waktu
dilakukan
dengan
tumpuan
dimanfaatkan
untuk
teknik
yang
dasarnya
tubuh
kondisi
olahraga
yang
fisik
untuk dan
sitematis,
yang panjang sesuai dengan tingkat individu, yang bertahan membentuk fungsi fisiologi manusia dan psikologi manusia untuk memenuhi syarat-syarat yang dibebankan padanya. Metode latihan adalah suatu cara latihan yang dilakukan dalam waktu lama, yang juga dilakukan secara sitematis, dilakukan berulangulang dengan beban latihan kian hari Gambar 1. Tendangan dollyo chagi Sumber: Yoyok S (2002)
kian
meningkat
jumlah
bebannya.
Prinsip-prinsip latihan menurut Bompa adalah”partisipasi aktif, perkembangan menyeluruh,spesialisasi,individualisasi,
5
variasi, model, dalam proses latihan,
sekelompok
beban meningkat”. Pate menyarankan
mencapai. Jadi cara menentukan beban
prinsip-prinsip
repetisi
latihan
mempertingkan: berlebih,
harus
sebelum
adalah
sebagai
berikut: (a) Tentukan jumlah repetisi (
kekhususan,
berkisar antara 2-10 repetisi ), (b)
kemajuan, ciri pribadi, keadaan latihan, masa
maksimal
tepat
“pembebanan
konsistensi,
periodisasi,
otot
tekanan-
Berat beban maksimal yang
tekanan dalam berlatih”. Agar prestasi
dapat diangkat secara berulang dengan
dapat meningkat, harus selalu berusaha
jumlah repetisi yang telah ditentukan
untuk berlatih dengan beban kerja yang
sampai menjelang lelah. Pelaksanaan
lebih berat daripada yang mampu
meningkatkan beban dalam metode
dilakukannya saat itu, atau dengan
repetisi ada 3 cara yaitu:
perkataan
a) Beban pertama submaksimal 85%-
lain,
stabil,
Tentukan berat beban maksimal
harus
senantiasa
berusaha untuk berlatih dengan beban
100%,
kerja yang ada di atas ambang rangsang
melaksanakan,
kepekaannya (threshold of sensitivity).
beban 5% begitu juga seterusnya cara
Dasar
fisologis
prinsip
ini
kalau
sudah
mampu
kemudian
dinaikan
peningkatan beban ini disebut metode
berpedoman kepada suatu bukti bahwa
kekuatan maksimal.
hasil dari latihan adalah efesiensi
b)
fungsional organism, dan sekaligus
piramida. Cara ini meningkatkan beban
kapasitas
dengan repetisi secara skematis.
kerja
secara
bertahap
Meningkatkan
beban
secara
meningkat dalam waktu yang cukup
c) Kombinasi antara meningkatkan
lama. Untuk membuat rencana program
beban mengurangi repetisi dengan
latihan
menambah
beban
yang
benar
maka
beban
meningkatkan
Demikian
bentuk-bentuk
diperhatikan tahapan sebagai berikut
repetisi.
(1)
latihan
gerakan latihan berbeban yang akan
berdasarkan prinsip dasar latihan (2)
diberikan dalam penelitian ini. Apabila
Tentukan repetisi maksimal (RM).
dilihat dari segi pelaksanaan metode
Repetisi
latihan
Tentukan
karakteristik
maksimal
adalah
beban
berbeban,
langkah-langkah
maksimal yang dapat diangkat secara
pelaksanaan
berulang
dideskripsikan sebagai berikut: (1)
oleh
suatu
otot
atau
latihan berbeban dapat
6
dimulai dengan pemanasan, (2) beban
“cara
atau
proses
tindakan
latihan yang beban luar tubuh, (3) alat-
kompleks dan mempunyai tujuan untuk
alat bantu seperti baju beban, (4)
suatu
gerakan statis (di tempat) dan terfokus
pengaruhnya
pada otot terlatih, (5) penambahan
peningkatan
beban dengan menambah berat beban
Bachtiar
(jumlah ulangan), sedikit demi sedikit
bahwa, metode latihan adalah “cara
untuk menyesuaikan tubuh dengan
mengajar khusus yang digunakan dan
beban, (6) tempat pelaksanaan latihan
mengelola pengetahuan prinsip-prinsip
di dalam ruangan, (7) motivasi latihan
dan norma-norma yang berlaku dalam
lebih kecil karena variasi latihan lebih
olahraga atau semua yang penting
sedikit.
dalam proses belajar motorik untuk
rencana
yang
tertentuyang
berorientasi prestasi”
(1999:19)
pada
sedangkan menambahkan
Berdasarkan pendapat di atas
tercapainya tujuan dan keefektifan
maka metode latihan berbeban dapat
dalam belajar”. Tujuan dari latihan ini
didefenisikan sebagai sebuah wujud
adalah untuk mengembangkan dan
dari latihan yang dilakukan secara
meningkatkan power otot tungkai.
sistematis, menggunakan beban untuk
Pelaksanaan dari latihan beban
meningkatkan kekuatan dan kecepatan
adalah sebagai berikut : (1)
dengan gerakan sinergis yang bertujuan
Awal, Ambil sikap berdiri tegak lurus,
untuk meningkatkan kekuatan dan
kaki di buka selebar bahu. Mengambil
kecepatan dengan gerakan sinergis
posisi/ancang-ancang
yang bertujuan untuk mengahasilkan
menendang.
kemampuan daya ledak otot. Setiap
kearah samsak yang jaraknya telah
pelatih dan Pembina olahraga dalam
diatur. (2)
memberikan
posisi
latihan
harus
Melakukan
ini
Posisi
untuk tendangan
Gerakan Mulai dengan
berdiri
tegak,
kemudian
menggunakan metode latihan, karena
mengambil ancang-ancang atau kuda-
dengan menggunakan metode maka
kuda untuk menendang, kemudian
latihan
dan
melakukan tendangan tanpa awalan.
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan
Gerakan ini dilakukan mulai dari 3 set
kondisi yang ada. Metode latihan
dengan jumlah waktu selama 15 detik
menurut Syafruddin (1999:88) adalah
dan waktu istirahat 1,5 menit antar set.
dapat
direncanakan
7
penelitian ini dilakukan di tempat latihan yaitu lapangan bola GOR H.A Salim, Padang, setelah proposal ini disetujui dalam seminar proposal. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Gambar 2. Pelaksanaan menendang samsak
putra
taekwondo
Kabupaten
Dharmasraya. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sumber: asril chan (2015) Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/ target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 60cm. Pada saat aba-aba ‘YA’, atlet melakukan tendangan kaki kanan dan kembali
ke
posisi
awal
dengan
menyentuh lantai yang ada dibelakang
Sebelum diberikan perlakuan terhadap sampeldengan latihan beban menggunakan pemberat kakiterlebih dahulu
dilakukan
tes
kemampuan
tendangan dollyo chagi yang beragam. Tabel 1: Distribusi Frekuensi Hasil Pre Test Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi Atlet Putra Taekwondo Kabupaten Dharmasraya
garis, kemudian melanjutkan tendangan Nilai
Kategori
Frekuensi Absolut 1 6 5 1 2
Frekuensi Relatif 6,67 40,00 33,33 6,67 13,33
>28 23-27 18-22 15-18 <14
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali
Jumlah
15
100
Berdasarkan
dari
kiri dengan secepat-cepatnya sebanyakbanyaknya
selama
15
detik.
Pelaksanaan dilakukan selama 3 kali dan diambil jumlah tendangan yang telah dilakukan selama 15 detik dengan ketinggian sandsack/ target 100cm. Jarak antara target dengan target sepanjang 200-210cm yang berada disebelah kiri dan kanan sampel. Metode Penelitian
tabel
distribusi frekuensi di atas dari 15 orang
sampel,
yang
memiliki
keterampilan teknik tendangan dollyo chagi dalam kategori baik sekali tidak ada (0%);
1 orang (6,67%) berada
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah
pada tingkat kemampuan tendangan
bersifat eksperiment semu. Tempat
dollyo chagi dalam kategori baik, 6
8
orang (40,00%) berada pada tingkat
tendangan dollyo chagi dalam kategori
kemampuan tendangan dollyo chagi
sedang, 5 orang (33,33%) berada pada
dalam
orang
tingkat kemampun tendangan dollyo
tingkat
chagi dalam kategori kurang 5 orang
kategori
(33,33%)
sedang,
berada
5
pada
kemampuan tendangan dollyo chagi
(33,33%),
dalam
tendangan dollyo chagi dalam kategori
kategori
(6,67%)
kurang,
berada
pada
1
orang tingkat
dan
tingkat
kemampun
kurang sekali 3 orang (20,00%).
kemampuan tendangan dollyo chagi
Berdasarkan
hasil
penelitian
dalam kategori kurang sekali 2 orang
dapat diungkapkan bahwa peningkatan
(13,33%).
kemampuan tendangan dollyo chagi
Tabel 2:Distribusi Frekuensi Pos Test Kemampuan Tendangan
atlet
putra
kabupaten
dharmasraya adalah sebagai berikut: Di
Dollyo Chagi Atlet Putra Taekwondo Kabupaten Dharmasraya
taekwondo
sini
terlihat
bahwa
kemampuan tendangan dollyo chagi atlit tidak sama sebelum dan setelah
Nilai
Kategori
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif
diberikan latihan beban menggunakan
>28
Baik sekali
1
6,67
pemberat kaki. Hal ini didasari atas
23-27
Baik
1
6,67
perolehan
18-22
Sedang
5
33,33
15-18
Kurang
5
33,33
<14
Kurang sekali
3
20,00
15
100
Jumlah
rata
hitung
kemampuan
tendangan dollyo chagi atlet pada tes awal
adalah
perolehan
17
rata
kali
hitung
sedangkan kemampuan
tendangan dollyo chagi atlet pada tes Berdasarkan dari tabel distribusi
akhir setelah melakukan latihan beban
frekuensi di atas dari 15 orang sampel,
menggunakan pemberat kaki adalah 18
yang memiliki peningkatan kemampun
kali,
tendangan dollyo chagi dalam kategori
kemampuan tendangan rata-rata 1 kali
baik sekali tidak ada (0%); 1 orang
tendangan.
(6,67%)
berada
pada
tingkat
artinya
hasil
terjadi
pengujian
penambahan
normalitas
kemampun tendangan dollyo chagi
untuk data pre tes kelompok sampel
dalam kategori baik, 1 orang (6,67%)
yang diberikan perlakuan latihan beban
berada
menggunakan pemberat kaki diperoleh
pada
tingkat
kemampun
9
skor Lo = 0.1721 dengan n = 15, dan
berbeban ( weight training ) merupakan
Ltab pada taraf pengujian signifikan α
salah satu metode latihan yang paling
= 0,05 diperoleh 0,220 yang lebih besar
banyak digunakan oleh pelatih-pelatih
daripada
dapat
kita untuk membina dan meningkatkan
disimpulkan bahwa data kemampuan
kondisi fisik atlet. Demikian bentuk-
tendangan dollyo chagi hasil pre tes
bentuk gerakan latihan berbeban yang
latihan beban menggunakan pemberat
akan diberikan dalam penelitian ini.
kaki tersebut berasal dari populasi yang
Apabila dilihat dari segi pelaksanaan
berdistribusi normal.
metode latihan berbeban, langkah-
Lo.
Sehingga
Selanjutnya dari hasil pengujian
langkah pelaksanaan latihan berbeban
normalitas untuk data pos test sampel
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
yang diberikan perlakuan latihan beban
(1) dimulai dengan pemanasan, (2)
menggunakan pemberat kaki diperoleh
beban latihan yang beban luar tubuh,
skor Lo = 0.0969 dengan n = 15, dan
(3) alat-alat bantu seperti baju beban,
Ltab pada taraf pengujian signifikan α
(4) gerakan statis (di tempat) dan
= 0,05 diperoleh 0,220 yang lebih besar
terfokus
daripada
dapat
penambahan beban dengan menambah
disimpulkan bahwa data kemampuan
berat beban (jumlah ulangan), sedikit
tendangan dollyo chagi hasil pos tes
demi
sedikit
latihan beban menggunakan pemberat
tubuh
dengan
kaki tersebut berasal dari populasi yang
pelaksanaan latihan di dalam ruangan,
berdistribusi normal.
(7) motivasi latihan lebih kecil karena
Lo.
Sehingga
Latihan dapat diartikan sebagai pembebanan
terhadap
otot
untuk beban,
terlatih,
(5)
menyesuaikan (6)
tempat
variasi latihan lebih sedikit.
yang
Berdasarkan pendapat di atas
suatu
maka metode latihan berbeban dapat
tubuh.
didefenisikan sebagai sebuah wujud
Penurunan kemampuan tubuh ini hanya
dari latihan yang dilakukan secara
dapat dipertahankan apabila organ-
sistematis, menggunakan beban untuk
organ tubuh mempunyai waktu untuk
meningkatkan kekuatan dan kecepatan
membangun
atau
dengan gerakan sinergis yang bertujuan
tenaga yang hilang. Metode latihan
untuk meningkatkan kekuatan dan
mengakibatkan penurunan
tubuh
pada
terjadinya kemampuan
kembali
energy
10
kecepatan dengan gerakan sinergis
kemampuan tendangan dollyo chagi.
yang bertujuan untuk mengahasilkan
Hal ini terbukti secara signifikan,
kemampuan daya ledak otot. Setiap
dimana
pelatih dan Pembina olahraga dalam
diperoleh hasil t hitung = 2,402> ttabel
memberikan
= 1,761.
latihan
harus
menggunakan metode latihan, karena
dapat
direncanakan
dan
dilakukan
uji
“t”
Kesimpulan
dengan menggunakan metode maka latihan
setelah
Berdasarkan analisis data dan pembahasaan,
maka
dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan
dikemukakan bahwa: latihan beban
kondisi yang ada.
menggunakan
Sebelum diberikan perlakuan terhadap
sampel
terlebih
dahulu
pemberat
kaki
memberikan pengaruh yang berarti terhadap
peningkatan
dilakukan tes awal untuk mengetahui
tendangan
tingkat kemampuan tendangan dollyo
diperoleh th = 2,402> ttabel = 1,761
chagi
pada taraf signifikansi α = 0,05.
atlet
tersebut.
Berdasarkan
pengukuran tes tendangan dollyo chagi
dollyo
kemampuan
chagi
dimana
Saran
tersebut, ternyata kemampuan rata-rata
Sesuai dengan kesimpulan dan
tendangan dollyo chagi atlit taekwondo
hasil penelitian di atas, maka dapat
putra adalah 17 kali. Selanjutnya
dikemukakan beberapa saran sebagai
diberikan bentuk latihan pemberat kaki
berikut:
kemudian dilakukan tes akhir dengan
1.
menggunakan instrumen yang sama.
dapat melatih atlet dengan latihan
Dari diperoleh
pengukuran hasil
dengan
Bagi pelatih disarankan untuk
tersebut
beban menggunakan pemberat kaki
rata-rata
untuk
meningkatkan
kemampuan
tendangan dollyo chagi atlit putra
tendangan dollyo chagi atlet taekwondo
taekwondo
Kabupaten Dharmasraya.
kabupaten
dharmasraya
berubah menjadi 18 kali. Berdasarkan
2.
latihan yang dilakukan selama 15 kali
pelatih melakukan latihan secara teratur
pertemuan maka diperoleh hasil bahwa
dan kontiniu karena akan memberikan
terdapat
pengaruh yang besar pada peningkatan
pengaruh
latihan
beban
menggunakan pemberat kaki terhadap
Disarankan bagi pemain dan
kemampuan tendangan dollyo chagi.
11
3.
Berhubung
terbatas,
penelitian
disarankan
untuk
ini lebih
memperhatikan variabel lain yang juga dapat
mempengaruhi
tendangan
dollyo
kecepatan,
koordinasi,
kemampuan
chagi
seperti,
skill
dan
sebagainya. 4.
Bagi peneliti yang berminat
meneliti lebih lanjut disarankan untuk dapat memperbanyak jumlah sampel. DAFTAR PUSTAKA Agus, Apri. 2012. Olahraga Kebugaran Jasmani. Padang : SUKABINA Press. . 2013. Menajemen Kebugaran Jasmani. Padang : UNP Press Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik : FIK UNP. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Bafirman. 2013. Fisiologi Olahraga. Malang : Wineka Medika. Bompa, Tudor O. 1994. Theory and Methodology Training(Terjemahan) Bandung: Universitas Padjajaran. Endina, 2014. PLYOMETRIC_Endhine9685's Blog.htm. (di akses pada tanggal 3 maret 2014). Fox, EL Bower RW. 1993. Sports physiology. 3 rd edition. New York: Wm C Brown Publishers.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspekaspek Psikologis Dalam Coaching. Dirjen Dikti Depdikbud: Jakarta. Halim, Ichsan, Nur. 2004. Tes dan Pengukuran Jasmani Universitas Negeri Makassar. Makassar. Http ://.Gambar Tendangan Dollyo Chagi Taekwondo. (di akses pada tanggal 3 maret 2014) Jhonson, Barry, L. 2011. Partical Measuremant For Evaluation In Physical Education terjemahan (ed. 1-2). New york : macmillan publishing company. Lubis. Johansyah. Pencak Silat, Panduan Praktis (ed.1 2003). Jakarta : Raja Grafindo Persara Nossek, josef, Mathew. (1982), General Theory Of Training. Lagos: National institute for Sport. Sajoto, M. (1988), Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta. Depdikbud Sudjana. 2005. Metode Bandung: Tartiso.
Statistika.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta. Suwirman. 2007. Dasar–dasar Penelitian. Padang: FIK UNP Syafruddin. 2012. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang : UNP Press Suryadi, Yoyok. 2002. Taekwondo Poomse Taegeuk. Yogyakarta.
12
. 2008. The Book Of WTF Poomsae Competition. Jakarta : Kompas Gramedia. Susila, Respa. 2013. Pengaruh Latihan Single Jump Box Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Siswi SMP. Padang : FIK UNP Thomas. 2003. Latihan Beban. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 (2005). Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Nuansa Aulia. UNP. 2010.Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang.Padang: Depdiknas UNP. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP PRESS. Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Depdikbud