PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PENCAK SILAT
JURNAL
Mohammad Aqil Azizi 076484011
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN 2013
PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PENCAK SILAT MOHAMMAD AQIL AZIZI
Abstrak, Prinsip dasar pertandingan pencak silat adalah mendapatkan point dengan melakukan serangan dan belaan. Dalam mendapatkan point sedapat mungkin masuk dalam bidang sasaran dan tidak terhalang oleh tangkisan lawan. Kondisi fisik sangat memberi dukungan terhadap kecepatan tendangan depan, sehingga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Salah satu bentuk latihannya adalah split jump. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kelompok tunggal dengan Pretest Postest One Group. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bela Diri Universitas Negeri Surabaya berjumlah 8 orang dan menggunakan semua peserta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latiahan split jump, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah selisih hasil kecepatan tendangan depan dari pretest dan posttest. Teknik pengambilan data menggunakan perekaman kemudian diolah dengan software dartfish. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai thitung = 4,841. Skor ini ternyata lebih tinggi dari ttabel (0,05;7): 2,365. Maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kecepatan tendangan depan sebelum diberi latihan split jump dengan sesudah diberi latihan split jump dimana pengaruhnya berupa penambahan kecepatan tendangan depan. Kata Kunci :Latihan split jump, kecepetan tendangan depan, ketepatan tendangan depan . PENDAHULUAN Pencak silat adalah olahraga
dengan melakukan serangan dan belaan.
beladiri tradisional yang merupakan
Dalam
budaya asli indonesia. Perkembangan
mungkin masuk dalam bidang sasaran
olahraga pencak silat di Indonesia
dan tidak terhalang oleh tangkisan
mengalami peningkatan yang pesat.
lawan. Untuk melakukan serangan dan
Sebagai indikasinya antara lain dengan
belaan
banyaknya
yang
keterampilan gerak teknik-teknik dasar
diselenggarakan secara single event dan
pencak silat yang baik dan benar sangat
multi
diperlukan.
event,
kejuaraan
muculnya
peguruan-
perguruan pencak silat baru di daerahdaerah.
Prinsip
dasar
pertandingan
pencak silat adalah mendapatkan point
mendapatkan
tersebut,
point
sedapat
penguasaan
Menurut Nugroho (2005:17) dari ke
tiga
teknik
dasar
yang dapat
digunakan untuk memperoleh point
tersebut kira-kira 47% yang paling
karena metode latihan tendangan depan
dominan digunakan dalam pertandingan
yang selama ini diterapkan belum
adalah teknik tendangan. Tendangan
mengarah pada peningkatan kecepatan
mempunyai beberapa keuntungan antara
tendangan yang lebih baik, sehingga
lain tendangan mendapatkan nilai yang
perlu solusi yang tepat sesuai dengan
cukup
kondisi yang ada. Selain itu juga,
tinggi
Jangkauannya
yaitu lebih
dua
point.
panjang
serta
terbatasnya
jam
latihan
mempunyai power yang lebih besar
dimanfaatkan
dibanding dengan serangan lain yaitu
Beberapa
pukulan hanya memperoleh nilai satu.
mendukung
Berdasarkan penelitian Erwin 2010,
diantaranya dengan latihan berbeban.
teknik tendangan memiliki prosentase
Karena untuk meningkatkan kecepatan
yang cukup besar untuk memperoleh
tendangan akan didukung pula dengan
point. Sebesar 45% tendangan depan
terbentuknya power. Power can be
menghasilkan
dapat
defined as evarage force times evarage
dikatakan tendangan tersebut berhasil
velocity along the line of action of that
masuk pada sasaran tanpa tertangkis
force(McGinnis : 112). Power bisa di
serta bertenaga.
definisikan kecepatan dikalikan dengan
Dalam
point.
Berarti
maksimal.
komponen
yang
kecepatan
sangat
tendangan
(2010:3)
jarak. Sehingga dengan latihan beban
mudah
akan menambah power, secara otomatis
mengenai sasaran, karena lintasannya
kekuatan (daya ledak) akan terbentuk
lurus ke depan dan perkenaannya pada
dengan disertai kecepatan. Salah satu
ujung telapak kaki. Kelemahan dari
bentuk latihannya adalah split jump.
tendangan ini adalah jika gerak balikan
Split Jump merupakan salah satu latihan
tidak
plyometrics. Dalam KONI (2000 : 27)
Tendangan
cepat
Yunita
secara
kurang
depan
maka
lebih
sangat
mudah
tendangan tersebut untuk ditangkap. Kondisi fisik sangat memberi dukungan
terhadap
“Plyometrics adalah metode latihan untuk
meningkatkan
kekuatan
dan
kecepatan
power otot tertentu. Cara yang paling
tendangan depan, sehingga harus dilatih
baik untuk mengembangkan power
dan dikembangkan secara maksimal.
maksimal pada otot tertentu ialah
Tujuannya adalah agar diperoleh hasil
dengan meregangkan (memanjangkan)
tendangan yang benar-benar optimal,
dahulu
otot-otot
tersebut.
Sebelum
mengkontraksikan
(memendekkan)
Pencak silat telah menunnjukkan
otot-otot secara eksplosif (meledak-
perkembangan yang pesat, hal ini
ledak)”.
terlihat
Berdasarkan penelitian Yunita
dari
maraknya
event-event
pertandingan
yang
sering
(2010:110) yang berjudul “Perbedaan
diselenggarakan dalam tingkat regional,
Pengaruh
dan
nasional, dan internasional. Disamping
Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan
itu, selain di Indonesia terdapat IPSI
Tendangan Depan Pencak Silat pada
(Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia)
Perguruan
sebagai
Latihan
Berbeban
Persaudaraan
Setia
Hati
induk
Terate Cabang Solo Tahun 2008.”
Indonesia,
perbedaan
terdapat
kecepatan
Pengaruh
organisasi
silat
di
ditingkat
internasional
PERSILAT
(Persekutuan
peningkatan kecepatan tendangan depan
Pencak Silat
pada pesilat yang memiliki panjang
terbentuk
tungkai rendah lebih baik daripada pesilat
Negara yaitu Indonesia, Singapura,
yang memiliki panjang tungkai tinggi dan
Malaysia, dan Brunei Darussalam, pada
Tidak adanya interaksi antara latihan
tanggal 11 Maret 1980. PERSILAT
berbeban dan panjang tungkai terhadap
berhasil memasukkan pencak silat ke
peningkatan kecepatan tendangan depan
MULTI EVENT ditingkat Asia, yaitu
pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008.
Asia
Antar Bangsa)
melalui
Games,
prakarsa
dengan
yang empat
membenntuk
organisasi pencak silat Asia Pasifik pada bulan Oktober 1999. (Lubis,
Pencak Silat
2004:2)
Pencak silat merupakan salah
satu budaya asli bangsa Indonesia. Pada masa prasejarah, pencak silat digunakan sebagai
ilmu
bela
diri
dalam
menghadapi alam yang keras dengan tujuan mempertahankan hidup dari berburu, melawan binatang buas dan pada
akhirnya
manusia
mengembangkan gerak-gerak bela diri yang kemudian disebut pencak atau silat.
Pertandingan
olahraga
pada
ketegori tanding, untuk memenangkan suatu pertandingan yang terpenting adalah memanfaatkan anggota tubuh seperti tangan, lengan, siku, kaki, tungkai, lutut dalam memperoleh nilai sebanyak-banyaknya
secara
efektif,
efisien dan praktis. Gerakan serangan dan belaan yang dilakukan oleh pesilat harus berpola, mulai dari sikap awal
atau sikap pasang dilanjtkan pola
dalam pencak silat. Kaidah teknik ini
langkah (sekurang-kurangnya 3 pola
membedakan pencak silat lain dengan
langkah) serta adanya koordinasi dalam
beladiri seperti tinju, yudo, karate,
melakukan serangan dan belaan, dan
teakwondo, gulat dan lain-lain, serta
harus kembali pada sikap pasang.
menjadikannya
Sikap
pasang
mempunyai
sebagai
perwujudan
yang khas dari kebudayaan melayu,
pengertian
sikap
taktik
untuk
menghadapi
lawan
yang
berpola
Saat melakukan serangan harus
menyerang atau menyambut, dimana
tersusun dengan teratur dan berangkai
bila
beladiri,
dengan berbagai cara kearah sasaran
“pasang” berarti kondisi siap tempur
sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.
yang optimal. Pada pelaksanaanya,
Apabila rangkaian serang bela lebih dari
sikap pasang merupakan kombinasi dan
4 jenis serangan, maka akan dihentikan
koordinasi kreatif dari kuda-kuda, sikap
oleh wasit. Penetapan 4 jenis serangan
tubuh dan sikap tangan serta meliputi
didasarkan atas filosofi, menurut O’ong
sikap berbaring, duduk, jongkok, dan
Maryono (1998: 252) bahwa manusia
berdiri.
merupakan
terbentuk dari campuran empat anasir
gerakan statis dari gerakan pencak silat.
yang terkandung dalam makrokosmos
Dengan
pasang,
yaitu api (agni), bumi (bawon), angina
pesilat mengekspresikan status siaga
(bayu), dan air (tirta). Pandangan
dan waspada yang sewaktu-waktu dapat
kejawen keempat anasir ini merupakan
diubah melaksanakan tindakan taktis
saudara gaib dari setiap orang seperti
tertentu.
tercantum
ditinjau
dari
Sikap
sistem
pasang
membentuk
sikap
Saat melakukan serangan pesilat
khususnya kebudayaan Indonesia.
dalam
papat, lima
ucapan
pancer”
“sedulur
yang berarti
harus berpola dari sikap “pasang” atau
saudara
siap
taktik
Seirama dengan anasiranasir ini juga,
melangkah
manusia memiliki empat perwujudan
dengan terpola, serta koordinasi yang
nafsu (patang pratara) yaitu berupa
baik dalam melakukan serangan dan
amarah (kemarahan), luwanah (suka
belaan.
minum), supiyah (nafsu birahi), dan
tempur
bertanding,
sebagai kemudian
Setiap
selesai
sikap
melakukan
serangan pesilat harus kembali dalam sikap “pasang”, disebut dengan kaidah
empat,
lima
diri
sendiri.
mutmainah (rasionalitas duniawi).
Teknik serangan dapat dilakukan
menggunakan tungkai kaki, dimana
dengan tangan atau lengan biasa disebut
dilakukan secara berturut-turut dalam
pukulan,
waktu
dapat
dilakukan
dengan
yang
sesingkat-singkatnya.
berbagai kuda-kuda dan bentuk tangan
Sedangkan kecepatan tendangan depan
seperti mengepal, setengah mengepal
adalah tendangan yang gerakannya
atau
siku
bermula dari mengangkat paha hingga
memperhatikan lintasan serangan yang
paha datar kemudian dilanjutkan dengan
benar
lecutan kaki ke depan sesuai lintasannya
terbuka,
dan
serta
dengan
bertenaga.
Juga
dapat
dilakukan dengan kaki atau sering
.
disebut
Ketepatan Tendangan
tendangan.
merupakan menggunakan untuk
Tendangan
serangan kaki
mengenai
dengan
yang
atau
bertujuan
Menurut tendangan
yang
Munas
IPSI
2000,
memperoleh
point
menjatuhkan
adalah tendangan yang masuk pada
lawan agar memperioleh point dalam
sasaran, tanpa terhalang oleh tangkisan,
suatu
hindaran atau elakan lawan.
pertandingan
pencak
silat.
Berdasarkan jenisnya, tendangan dalam
Dalam penelitian ini, sasaran
pencak silat dapat dilakukan dengan
tendangan depan telah ditentukan pada
berbagai cara, antara lain tendangan
suatu titik dalam bidang sasaran sansak.
depan, tendangan melingkar, sapuan
Apabila pesilat menendang pada titik
dan sebagainya.
tersebut maka dinilai tepat. Bila pesilat menendang tidak pada titik yang telah ditentukan, namun masih dalam bidang
Kecepatan Tendangan Depan Kecepatan adalah kemampuan
sasaran maka dianggap meleset. Hal ini
untuk melakukan gerakan-gerakan yang
dikarenakan
sejenis
dalam
tendangan harus terfokus pada satu titik.
waktu yang sesingkat-singkatnya, atau
Apalagi saat bertanding lawan tidak
kemampuan untuk menempuh sesuatu
dalam kondisi diam. ( Nunuk, 1992: 52
secara
berturut-turut
dalam
melakukan
jarak dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. (Harsono, 1993 : 31) Kecepatan
tendangan
Pelatihan adalah
Pelatihan
merupakan
suatu
merupakan salah satu teknik serangan
rangkaian yang kompleks, karena dalam
pada
proses pelatihan diperlukan adanya
olaharaga
pencak silat
yang
pemimpin,
pengorganisasian,
dan
tendangan salah satunya ditentukan oleh
perencanaan oleh seorang pelatih. Hal
kemampuan daya ledak otot tungkai
ini diungkapkan oleh Luta (1988:9)
yang
bahwa peran pelatih itu sendiri sangat
melakukan
luas, tidak hanya bertindak sebagai
cepat.
baik,
Sehingga tendangan
akan yang
dapat sangat
pelatih tetapi lebih jauh dia harus bisa
Harsono (1988:26) menyatakan,
sebagai teman, bapak, dan pendidik
“power (daya ledak) adalah kemampuan
yang
otot
selalu
mempertimbbangkan
untuk
mengerahkan
kekuatan
banyak hal, diantaranya faktor fisiologi,
maksimal dalam waktu yang cepat”.
sosiologi dan lain-lainnya.
Selanjutnya
Pelatihan fisik merupakan upaya sistematis
untuk
seseorang
dalam
(1984:12)
mengemukakan, “power otot (tenaga otot) adalah kemampuan otot untuk
tujuannya
mengeluarkan tenaga ototnya secara
mencapai kondisi yang prima dan siap
eksplosif”, unsur yang mempengaruhi
tanding. Melatih kondisi fisik seseorang
daya ledak otot di samping kekuatan
adalah merupakan
terencana
otot juga kecepatan rangsangan saraf,
fungsional
dan kecepatan kontraksi otot. Dengan
fisik
kata
untuk
atlet
mempersiapkan
Mutalip
usaha
meningkatkan
tubuhnya
dalam
aspek
dan
lain
power
merupakan faktor yang sangat penting
dengan
bagi seorang atlet.
terbalik dengan waktu.
Menurut
Harsono (1988:101)
kekuatan
berbanding lurus
Berdasarkan
dan
berbanding
pengertian
yang
bahwa pelatihan adalah suatu proses
telah dikemukakan, dapat disimpulkan
yang sistematis
bahwa
dari
berlatih
atau
daya
ledak
otot
adalah
bekerja yang dilakukan secara berulang-
kemampuan otot atau sekelompok otot
ulang dengan kian hari kian bertambah
dalam mengerahkan tenaga maksimal
beban
untuk mengatasi beban tertentu dalam
pelatihannya
ataupun
pekerjaannya.
waktu yang tercepat. Jadi daya ledak otot merupakan unsur yang mendasar dan harus dimiliki oleh setiap atlet
Split Jump Olahraga
beladiri
sangat
pencak silat, di samping unsur kondisi
diperlukan suatu gerakan kecepatan
fisik lainnya. Dengan demikian atlet
tendangan kearah sasaran. Kecepatan
pencak silat yang memiliki kecepatan
gerakan terutama gerakan tendangan
Jump. Adapun pelaksanaannya adalah
akan memiliki keuntungan karena akan
cobalah berdiri tegak lurus, salah satu
cepat
kaki dimajukan ke depan, kaki yang
melakukan
serangan
dan
menangkis serangan. Untuk
dapat
terdepan memiliki
ditekuk
pada
sudut
90o,
daya
sehingga pangkal paha sejajar dengan
ledak otot tungkai yang baik diperlukan
lutut. Selanjutnya coba melompat ke
latihan, salah satu bentuk latihan yang
atas setinggi mungkin dibantu oleh
dapat dilakukan adalah latihan Spilt
ayunan
Jump. Latihan Split Jump merupakan
mendarat dengan posisi yang sama
salah satu bentuk latihan polymetrics
seperti
yang bertujuan untuk meningkatkan
terdepan ditekuk setinggi lutut sehingga
daya eksplosif power. Dalam KONI
pangkal paha sejajar dengan lutut.
(2000:27)
Ulangi gerakan tersebut seketika setelah
plyometrics adalah metode
latihan untuk meningkatkan kekuatan dan power otot tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan,
bahwa
latihan
playmetrics adalah bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan daya eksplosif otot anggota gerak bawah, khususnya otot-otot tungkai, dengan bentuk latihan seperti bound, jump, dan hop. Pada dasarnya jenis latihan ini dilakukan untuk menghasilkan dan meningkatkan
daya
otot
tungkai,
sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti pada cabang olahraga yang ditekuni. Seperti yang telah dikemukakan, bahwa salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah bentuk latihan Split
kedua
semula
mendarat.
lengan,
dengan
kemudian
kaki
yang
Prinsip
Hasil perhitungan tendangan depan
dasar
pertandingan
sebelum diberi latihan split jump (pre
pencak silat adalah mendapatkan point
test) dan sesudah diberi latihan split
dengan melakukan serangan dan belaan.
jump (post test).
Dalam
mendapatkan
point
sedapat
mungkin masuk dalam bidang sasaran dan tidak terhalang oleh tangkisan Std. Statistic PRET
19.2917
95% Confidence
Lower
Interval for Mean
Bound Upper Bound
18.4583
12.58
Maximum
26.83
Range
14.25
Kurtosis
TEST 95% Confidence
Lower
Interval for Mean
Bound Upper Bound
(2010,
17)
jenis tendangan yang banyak digunakan untuk
melakukan
serangan
dalam
pencak silat. Tendangan depan lebih mudah
mengenai
lintasannya
.186
.752
-.573
1.481
24.4042
1.53035
ke
karena
depan
dan
tendangan
depan
dapat
bergerak cepat dan sulit ditangkap lawan.
20.7855
lurus
sasaran,
perkenaannya pada ujung telapak kaki, sehingga
Mean
Yunita
Tendangan depan merupakan salah satu
7.5833
Skewness
Gerakan
tendangan
depan
merupakan gerakan frontal atau depan, 28.0229
5% Trimmed Mean
24.4352
Median
24.4167
merupakan bentuk serangan yang cukup efektif untuk memperoleh nilai atau point dalam pencak silat.
18.736
Menurut
4.32848
Minimum
18.50
Maximum
29.75
Range
11.25
Interquartile Range
Menurut
4.69168
Minimum
Std. Deviation
pencak silat yang baik dan benar sangat
22.012
Interquartile Range
penguasaan
diperlukan.
Median
Std. Deviation
tersebut,
keterampilan gerak teknik-teknik dasar
23.2140 19.2454
Variance
1.65876
15.3693
5% Trimmed Mean
Variance
lawan. Untuk melakukan serangan dan belaan
Mean
EST
POST
Error
Lubis,
Efektivitas
dan
tendangan
depan
(2004:
26).
efisiensi
teknik
dapat
dilihat
perkenaan terhadap sasaran dengan
9.1125
Skewness
-.249
.752
Kurtosis
-.969
1.481
menggunakan
jari-jari
kaki
bagian
dalam. Teknik tendangan depan yang
dinyatakan memperoleh point adalah
Mengingat tendangan berperan dalam
teknik tendangan depan yang masuk
penentuan
dalam bidang sasaran tanpa terhalang
pertandingan, maka perlu diadakan
tangkisan ataupun tangkapan dengan
latihan untuk meningkatkan kekuatan
bertenaga. Perbedaan sudut pandang
otot
juri terhadap teknik tendangan depan
berpengaruh
yang
serta
satunya dengan latihan split jump.
bertenaga dan mantap tanpa terhalang
Tujuan dari latihan split jump adalah
oleh tangkisan akan mengakibatkan
meningkatkan daya ledak otot tungkai,
penilaian
yang
berbeda.
Teknik
Sehingga
tendangan
depan
memiliki
tingkat
tendangan yang sangat cepat. Oleh
keseimbangan yang tinggi dikarenakan
karena itu latihan split jump sangat
proyeksi pusat gaya berat serta memiliki
dianjurkan untuk diterapkan dalam
bidang tumpu yang luas, sehingga
latihan karena terbukti memberikan
teknik
impact
masuk
pada
tendangan
sasaran
depan
sering
digunakan pesilat dalam pertandingan. Berdasarkan hasil analisis data
kemenangan
tungkai
yang pada
akan
(pengaruh
pengaruhnya
pada
saat
nantinya
akan
kecepatan,
salah
dapat
melakukan
positif),
berupa
dimana
penambahan
kecepatan tendangan depan.
diketahui bahwa thitung yang diperoleh sebesar 4,841 dan ttabel sebesar 2,365,
Simpulan
maka dapat disimpulkan bahwa H0
Hasil penelitian ini menunjukkan
ditolak dan H1 diterima. Karena nilai
bahwa terdapat perbedaan kecepatan
thitung 4,841 lebih besar dari nilai ttabel
tendangan depan sebelum diberi latihan
2,365. Sehingga dapat dikatakan bahwa
split jump dengan sesudah diberi latihan
ada perbedaan kecepatan tendangan
split jump. Pernyataan ini, ditujukan pada
depan sebelum diberi latihan split jump
diperolehnya nilai thitung > ttabel, yaitu
dengan sesudah diberi latihan split jump
4,841 > 2,365 dan taraf signifikansi 0,002
selama 6 minggu.
<
0,05.
Dengan
kata
lain,
hasil
Seseorang pesilat untuk bisa
penghitungan di atas menunjukkan bahwa
melakukan tendangan yang cepat, maka
terdapat pengaruh yang signifikan antara
harus memperhatikan faktor-faktor yang
pemberian latihan split jump terhadap
mepengaruhi
seperti
peningkatan kecepatan tendangan depan,
kecepatan.
dimana pengaruhnya berupa peningkatan
tendangan
kekuatan, kelentukan dan
kecepatan tendangan depan yang dialami oleh subyek.
Saran Berdasarkan simpulan di atas,
maka
selanjutnya
peneliti
mengemukakan beberapa saran. Adapun saran tersebut adalah: 1. Sesuai dengan hasil penelitian, maka latihan split jump dapat digunakan sebagai latihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan depan pada pencak silat. 2. 2.
Penelitian ini masih perlu
dikembangkan lagi, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak
dan
untuk
melakukan
penelitian selanjutnya masih perlu memperhatikan
kelemahan-
kelemahan penelitian sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ali. 2009. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya dengan SPSS dan EXEL. Kediri: IAIT Press.
Lubis, Johansyah. 2004. Pencak Silat Paduan Praktis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto,Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.Jakarta :Dirjen Dikti
_______________. 2006. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Martini. 2007. Prosedur dan Prinsipprinsip Statistika. Unesa University Press
Hariyadi, Kotot Slamet. 2003 Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: Dian Rakyat.
Maryono,O’ong. 1998. Pencak Silat Perentang Waktu. Yogyakarta : Galang Pres.
Harsono. 1986. Ilmu coaching. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat.Dirjen Dikti.
McGinnis, Peter M. 2005. Biomechanics of Sport and Exercise. State University of New York: Human Kinetics
IPSI.
2003. Materi Pengaturan Pertadingan, Peraturan Penyelenggaraan Pertandingan, Pedoman Pelaksaan Tugas Wasit Juri. Jakarta: PB. IPSI.
Khusharyati, Yunita. 2010. Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat pada Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Solo Tahun 2008. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Koni. 2000. Panduan Kepelatihan. Jakarta . KONI
Lutan,
Mutalip, 1984. Teori Umum Latihan. Semarang : IKIP Nugroho, Agung. 2005. Laporan Penelitian Indentefikasi Skor Prestasi Teknik Pencak Silat Pada Kategori Tanding. Yogyakarta : UNY. Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatifdan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukadiyanto. 2002. Teori dan Metodologi Melatih Fisik Petenis, Yogyakarta. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Tim Penyusun UNESA. 2006. Panduan Penulisan Skripsi. Surabaya: Unesa University Press