PENGARUH MEDIA FILM PERJUANGAN TERHADAP SIKAP

Download karena itu, film memberikan petunjuk berharga tentang pandangan ... perjuangan yang berjudul Merah Putih; (b) tahap 2, dilaksanakan hari ra...

0 downloads 459 Views 218KB Size
PENGARUH MEDIA FILM PERJUANGAN TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA SMA SELAMAT PAGI INDONESIA KOTA BATU THE EFFORT OF STRUGGLE MOVIE MEDIA TO NATIONALISM ATTITUDE FROM THE STUDENTS OF SELAMAT PAGI INDONESIA SENIOR HIGH SCHOOL BATU CITY Lailatuz Zahro* A. Rosyid Al Atok** Arbaiyah Prantiasih** ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk (1) Mengetahui sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia, (2) Mengetahui pengaruh media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pre-Experimental Design dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Data dikumpulkan melalui teknik test yang terdiri dari pretest dan posttest. Hasil penelitan adalah (1) Ditinjau dari aspek cinta tanah air, perstuan dan kesatuan bangsa, rela berkorban, dan pantang menyerah sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia sangat baik. (2) Ada pengaruh yang ditimbulkan dari media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Kata kunci: media film perjuangan, sikap nasionalisme. ABSTRACT: The purpose of this research to (1) determine the nationalism attitude from students of Selamat Pagi Indonesia senior high school, (2) Determine the effort of srtuggle movie media to nationalism attitude from students of Selamat Pagi Indonesia senior high school. This research used a research design Pre-Experimental Design with research design One Group Pretest-Posttest Design. The data were obtained through a test techniques that consists of a pretest and posttest. The research results are (1) Judging from the aspect of patriotism, unity of the nation, willing to sacrifice, and never give up nationalism attitude from studengts of Selamat Pagi Indonesia senior high school was very well. (2) There is an effect caused by struggle movie media to nationalism attitude from students of Selamat Pagi Indonesia senior high school. Keywords: struggle movie media, nationalism attitude. Dewasa ini sikap nasionalisme masyarakat Indonesia sedikit demi sedikit mulai terkikis. Terkikisnya sikap nasionalisme dapat disebabkan oleh adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia. Modernisasi dan kapitalisme *Jurusan HKn FIS UM, e-mail : [email protected] **Pembimbing, Jurusan HKn FIS UM, Jl. Semarang 5 Malang 65145

1

2

global menjadi penyebab utama lunturnya nilai-nilai luhur bangsa, dan telah melahirkan kebudayaan populer yang semakin berkembang di Indonesia. Banyak dari kalangan muda yang terjangkit dan terjebak dalam kebudayaan populer. Untuk itu diperlukan adanya upaya menanamkan kembali nasionalisme pada diri generasi penerus bangsa, khususnya kalangan pelajar. Upaya yang dipilih oleh peneliti dalam usaha mengembangkan sikap nasionalisme pada siswa adalah melalui media film perjuangan. Pada awal perkembangannya, film hanya sebagai media hiburan bagi kelas bawah di perkotaan, namun kemudian film berkembang cepat dan mampu menjangkau kelas yang lebih luas. Atas dasar itulah kemudian banyak para ahli yang menyadari bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya (Irawanto, 1999 : 12). Irawanto (1999 : 4) juga menjelaskan bahwa film memang memiliki pengaruh yang kuat dan lebih peka terhadap budaya masyarakat ... karena itu, film memberikan petunjuk berharga tentang pandangan kontemporer masa lalu. Hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linear, yang artinya film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya (Irawanto, 1999 : 13). Soegito (dalam Mesiana, 2012 : 17) telah menjelaskan empat indikator sikap nasionalisme, yaitu (1) cinta tanah air, (2) persatuan dan kesatuan, (3) rela berkorban, dan (4) pantang menyerah. Keempat indikator tersebut merupakan unsur terpenting dalam film perjuangan. Hal tersebut tercermin dari perjuangan rakyat Indonesia yang berbeda ras, suku dan agama bersama-sama melawan penjajah demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam film perjuangan banyak pesan-pesan moral yang disampaikan. Film perjuangan diharapkan dapat membangkitkan semangat kaum muda untuk mempelajari sejarah, mencintai pahlawan-pahlawan Indonesia, serta semangat dalam mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh pahlawan-pahlawan nasional. Adanya film-film perjuangan diharapkan mampu menumbuhkan sikap nasionalisme dan kebhinekaan seperti yang tertanam dalam hati dan sikap para tentara Indonesia yang telah melampaui pertentangan dan perbedaan latar belakang, suku, status dan agama demi satu tujuan bersama, yaitu Merdeka (Hadi, 2009). Nasionalisme merupakan sikap yang harus dimiliki

3

oleh masyarakat Indonesia sebagai warga negara yang menikmati buah kemerdekaan oleh para pejuang bangsa agar dapat meneruskan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian Pre-Experimental Design dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Pada desain One Group Pretest-Posttest Design observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia yang berjumlah 85 siswa dengan rincian sebagai berikut : kelas X berjumlah 36 siswa, kelas XI berjumlah 30 siswa, dan

kelas XII

berjumlah 19 siswa. Namun, untuk siswa kelas XII tidak diizinkan untuk dijadikan subyek penelitian karena siswa kelas XII tengah mempersiapkan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Dengan demikian sampel dari penelitian ini adalah siswa SMA Selamat Pagi Indonesia kelas X dan XI yang berjumlah 66 siswa. Instrumen yang digunakan adalah test yang berupa pretest (sebelum diberi perlakuan) dan posttest (sesudah diberi perlakuan). Test yang digunakan berupa test sikap atau yang biasa disebut dengan skala sikap. Test ini berisi 54 pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif mengenai sikap nasionalisme siswa. Peneliti mengembangkan instrumen sendiri. Instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti perlu dilakukan validitas. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : (a) tahap 1,

dilaksanakan pada hari senin, 4 Maret 2013. Sebelum memberikan perlakuan peneliti mengadakan pretest untuk mengukur sikap nasionalisme siswa sebelum diberikan perlakuan, memberikan perlakuan kepada siswa berupa pemutaran film perjuangan yang berjudul Merah Putih; (b) tahap 2, dilaksanakan hari rabu, 6

4

Maret 2013, memberikan perlakuan berupa pemutaran media film perjuangan yang berjudul Darah Garuda; (c) tahap 3, dilaksanakan hari rabu, 3 April 2013, peneliti memberikan perlakuan berupa pemutaran media film perjuangan yang berjudul Hati Merdeka, peneliti memberikan posttest kepada siswa untuk mengukur sikap nasionalisme siswa setelah diberikan perlakuan. Untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan desain One Group PretestPosttest Design. Bentuk pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji dua pihak (Two Tail Test).

HASIL Berdasarkan test yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Cinta Tanah Air Jika ditinjau dari aspek cinta tanah air, sebelum adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik sebanyak 48,48%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 50%, 1,52% siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme tidak baik. Sedangkan setelah adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik ditinjau dari aspek cinta tanah air sebanyak 74,24%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 25,76%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Tabel 1 Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Cinta Tanah Air Kriteria Sikap Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah

Pretest Frekuensi Persentase 32 48,48% 33 50% 1 1,52% 0 0% 66 100%

Posttest Frekuensi Persentase 49 74,24% 17 25,76% 0 0% 0 0% 66 100%

2. Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Persatuan dan Kesatuan Bangsa Jika ditinjau dari aspek persatuan dan kesatuan bangsa, sebelum adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik sebanyak 81,82%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 18,18%, dan tidak

5

ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Sedangkan setelah adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik ditinjau dari aspek persatuan dan kesatuan bangsa sebanyak 96,97%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 3,03%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Tabel 2 Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Persatuan dan Kesatuan Bangsa Kriteria Sikap Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah

Pretest Frekuensi Persentase 54 81,82% 12 18,18% 0 0% 0 0% 66 100%

Posttest Frekuensi Persentase 64 96,97% 2 3,03% 0 0% 0 0% 66 100%

3. Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Rela Berkorban Jika ditinjau dari aspek rela berkorban, sebelum adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik sebanyak 69,70%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 30,30%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Sedangkan setelah adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik ditinjau dari aspek rela berkorban sebanyak 81,82%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 18,18%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Tabel 3 Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Rela Berkoban Kriteria Sikap Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah

Pretest Frekuensi Persentase 46 69,70% 20 30,30% 0 0% 0 0% 66 100%

Posttest Frekuensi Persentase 54 81,82% 12 18,18 0 0% 0 0% 66 100%

4. Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Pantang Menyerah Jika ditinjau dari aspek pantang menyerah, sebelum adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik sebanyak 69,70%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 30,30%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Sedangkan setelah adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik

6

ditinjau dari aspek pantang menyerah sebanyak 86,36%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 13,64%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Tabel 4 Sikap Nasionalisme Siswa Ditinjau dari Aspek Pantang Menyerah Kriteria Sikap Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah

Pretest Frekuensi Persentase 46 69,70% 20 30,30% 0 0% 0 0% 66 100%

Posttest Frekuensi Persentase 57 86,36% 9 13,64% 0 0% 0 0% 66 100%

5. Sikap Nasionalisme Siswa Secara Umum Secara umum sebelum adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik sebanyak 62,12%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 37,88%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Sedangkan setelah adanya perlakuan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat baik sebanyak 81,82%, siswa yang memiliki sikap nasionalisme yang baik sebanyak 18,18%, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap nasionalisme kurang baik dan tidak baik. Tabel 5 Sikap Nasionalisme Siswa Secara Umum Kriteria Sikap Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah

Pretest Frekuensi Presentasi 41 62,12% 25 37,88% 0 0% 0 0% 66 100%

Posttest Frekuensi Persentase 54 81,82% 12 18,18% 0 0% 0 0% 66 100%

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t . Uji hipotesis ini menggunakan perhitungan manual dengan taraf signifikansi 0,05. Pengambilan keputusan dilakukan apabila nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil perhitungan secara manual diperoleh nilai t hitung = 7,522 dengan nilai t tabel

= 1,999. Karena nilai t hitung > t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Hₐ diterima. Jadi, terdapat perbedaan sikap antara sebelum dan sesudah melihat film perjuangan pada siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas dapat disimpulkan ada pengaruh yang

7

ditimbulkan dari media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia.

PEMBAHASAN Sikap Nasionalisme Siswa Sikap cinta tanah air yang dimiliki oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia sangat baik. Hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari siswa di lingkungan sekolah, tempat tinggal (asrama), serta di lingkungan masyaarakat. Lingkungan sekitar siswa sangat mempengaruhi sikap nasionalisme siswa. Ini sejalan dengan pendapat Gerungan (2004 : 167) yang menyebutkan bahwa faktorfaktor pembentukan sikap ada dua yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectifity atau daya pilih seseorang untuk mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Salah satu bentuk konkrit dari sikap cinta tanah air siswa yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang baik sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Hal ini juga disebabkan karena seluruh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan bahasa daerah masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Tilaar (2007 : 25) yang menyatakan bahwa bahasa dan budaya merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi tumbuhnya nasionalisme. Adanya keanekaragaman budaya yang ada di SMA Selamat Pagi Indonesia menjadikan seluruh siswa harus bisa menghargai segala perbedaan yang ada di antara mereka. Untuk mewujudksn sikap persatuan dan kesatuan bangsa dalam upaya mengembangkan sikap nasionalisme siswa, siswa harus mampu mengahargai adanya perbedaan SARA (Suku, Ras, dan Antar golongan) yang ada di lingkungan mereka. Karena budaya merupakan salah satu faktor pernting dalam menumbuhkan nasionalisme (Tilaar, 2007 : 25). Dalam struktur sikap, Azwar (2009 : 28) menjelaskan komponen konatif atau yang disebut juga komponen perilaku merupakan komponen yang menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada di dalam diri seseorang berkaitan dengan

8

objek yang dihadapinya. Dalam hal ini, yang dimaksudkan komponen konatif adalah cara berperilaku siswa terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya, cara siswa dalam menyikapi dan menghargai perbedaan yang ada agar dapat menciptakan kerukunan antarsiswa. Berdasarkan hasil penelitian, sikap nasionalisme siswa dalam aspek rela berkorban dapat diwujudkan dengan cara membantu teman maupun orang lain dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun, mampu mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, dan bersedia membela bangsa dan negara. Struktur sikap yang disebutkan oleh Azwar (2009 : 24) terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, siswa mengetahui dalam kehidupan sehari-hari manusia harus saling tolong-menolong dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Komponen afektif berkaitan dengan perasaan atau emosional seseorang. Dalam hal ini, komponen afektif dalam sikap rela berkorban ditunjukkan dengan bersimpati kepada teman atau orang lain yang sedang mendapatkan musibah atau kesulitan. Atas dasar rasa simpati itulah kemudian siswa mewujudkan rasa simpatinya dengan cara membantu teman atau orang lain yang sedang mengalami musibah. Perilaku tersebut merupakan bentuk dari komponen konatif. Komponen konatif merupakan komponen yang menunjukkan bagaimana perilaku dan kecenderungan berperilaku yang ada di dalam diri seseorang (Azwar, 2009 : 28). Pembentukan dan perubahan attitude dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern (Gerungan, 2004 : 167). Faktor intern merupakan faktor yang timbul dari dalam diri manusia itu sendiri. Adanya kemauan untuk berusaha dan bekerja keras merupakan faktor intern dalam membentuk sikap pantang menyerah. Kemauan tersebut timbul dari dalam diri manusia itu sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang terdapat dari luar pribadi manusia. Faktor eksternal dalam pembentukan dan perubahan sikap dapat dipengaruhi oleh lingkungan maupun orang lain. Misalnya dengan adanya seorang teman yang menjadi juara kelas, siswa lainnya menjadi termotivasi agar dirinya juga dapat menjadi juara kelas dengan cara belajar dengan tekun. Hal ini tidak terlepas dari adanya kemauan dan kesadaran untuk

9

berusaha dari diri siswa itu sendiri. Dalam mewujudkan sikap pantang menyerah dibutuhkan seseorang yang berjiwa besar dan tidak mudah putus asa. Dapat menerima keunggulan atau kelebihan yang dimiliki orang lain merupakan merupakan salah satu contoh konkrit dalam mewujudkan sikap pantang menyerah dalam upaya mengembangkan sikap nasionalisme siswa.

Pengaruh Media Film Perjuangan terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga judul film yaitu Merah Putih, Darah Garuda, dan Hati Merdeka. Ketiga film tersebut termasuk dalam film perjuangan. Film perjuangan merupakan film yang menceritakan tentang perlawanan bangsa Indonesia terhadap pemerintahan Belanda atau Jepang serta menekankan pada sisi perjuangan senjata dari pada unsur-unsur lain dari perjuangan kemerdekaan (Irawanto, 1999 : 3). Dari hasil pretest yang telah dilakukan, diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa pada saat awal dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan persentase pada kategori sikap sangat baik (SB) adalah 62,12%, sedangkan perolehan persentase pada kategori sikap baik (B) adalah 37,88%. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa sikap nasionalisme awal siswa sangat baik. Sedangkan hasil posttest menunjukkan persentase dalam kategori sikap sangat baik (SB) adalah 81,82%, sedangkan untuk persentase kategori sikap baik (B) adalah 18,18%. Hal ini menunjukkan bahwa media film perjuangan berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa. Hasil test tersebut diperkuat dengan adanya hasil pengujian hipotesis, yang menyatakan bahwa nilai t hitung > t tabel dengan nilai t hitung = 7,522 dan nilai t tabel = 1,999. Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha berarti bahwa terdapat pengaruh yang ditimbulkan dari media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Dalam hal ini, film perjuangan merupakan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap nasionalisme siswa. Sedangkan faktor intern dalam pembentukan dan perubahan sikap nasionalisme siswa adalah

10

adanya kemauan dan kesadaran dari dalam diri siswa itu sendiri untuk merubah dan mengembangkan sikap nasionalismenya menjadi lebih baik lagi. Selain dapat digunakan untuk mengembangkan sikap nasionalisme siswa, media film perjuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang menarik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ilyas (2012) yang menyebutkan salah satu fungsi film adalah sebagai media pendidikan. Film dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari sumber (guru) kepada sasaran didik (peserta didik) sehingga dapat merancang fikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa. Dalam mengembangkan sikap nasionalisme siswa, pendidikan juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme, tidak hanya memperhatikan unsur bahasa dan budayanya saja (Tilaar, 2007 : 25).

SIMPULAN DAN SARAN Secara umum, ditinjau dari aspek cinta tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa, rela berkorban, dan pantang menyerah, sikap nasionalisme yang dimiliki oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia sebelum diberikan perlakuan adalah sangat baik dengan persentase 62,12% sedangkan setelah diberikan perlakuan sikap nasionalisme siswa adalah sangat baik dengan perserntase 81,82%. Hasil perhitungan uji-t menunjukkan bahwa t dan nilai t

tabel

hitung

>t

tabel

dengan nilai t

hitung

= 7,522

= 1,999. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

ditimbulkan dari media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Sekolah diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan sikap nasionalisme siswa. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan pramuka. Siswa diharapkan bisa mempertahankan dan mengembangkan sikap nasionalisme yang telah dimilikinya agar tidak mati. Dalam upaya mengembangkan sikap nasionalisme dibutuhkan kemauan dan kesadaran dari dalam diri siswa itu sendiri. Pengembangan sikap nasionalisme dapat dilakukan melalui pembiasaanpembiasaan dalam kehidupan sehari-hari siswa, tidak hanya di lingkungan keluarga saja, tetapi juga dalam lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Untuk peneliti selanjutnya yang mengangkat tema yang sama dengan penelitian

11

ini, bahwasanya hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi atau rujukan dalam penelitian selanjutnya. Selain itu, dalam mengembangkan sikap nasionalisme, peneliti selanjutnya dapat menggunakan media atau metode yang baru.

DAFTAR RUJUKAN Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Remaja. Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Adhitama. Hadi, Sukron. 2009. Merah Putih: Sebuah Pesan Akan Pentingnya Persatuan. (Online). (http://formaci.wordpress.com/2009/09/14/merah-putih-sebuahpesan-akan-pentingnya-persatuan/), diakses 26 Januari 2013. Ilyas, Muh Akbar. 2012. Tugas Ilmu Komunikasi: All About Film. (Online). (http://blog.umy.ac.id/muhakbargowa/2012/12/07/tugas-ilmukomunikasi-all-about-film/), diakses 22 Januari 2013. Irawanto, Budi. 1999. Film, Ideologi dan Militer. Yogyakarta: Media Pressindo. Mesiana, Risa. 2012. Sikap Nasionalisme Siswa di SMA Negeri 01 Ngunut Kabupaten Tulung Agung. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Tilaar, H,A.R. 2007. Mengindonesia: Etnisitas dan Indentitas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.