PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP WAKTU PEMULIHAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI RUANG RAWAT INAP RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh: Ratna Indah Wahyu Sejati NIM. ST151079
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017
\
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017 Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Waktu Pemulihan Peristaltik Usus Pada Pasien Pasca Operasi Laparatomi Di Ruang Rawat Inap RSUD Pandan Arang Boyolali Ratna Indah Wahyu S1), Galih Setia Adi 2), Aria Nurahman Hendra K 2) 1) 2)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK
Pasien paska operasi sering mengeluh karena menunggu lama untuk dapat makan atau minum setelah operasi. Dampak negatif yang lain dari semakin lamanya pasien mendapat asupan makanan dan nutrisi adalah pemulihan kesegaran dan kebugaran pasien semakin lama. Pemulihan peristaltik usus dilakukan karena akan membuat pasien dapat segera mengakhiri puasanya dan memulai pemenuhan kebutuhan nutrisi sebagai pengganti sel-sel yang hilang saat pembedahan.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang rawat inapRSUD Pandan Arang Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah 38 pasien laparatomi. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu 28 sampel. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis Mann-Whitney.. Hasil penelitian menunjukkan pemulihan peristaltik usus pada kelompok kontrol paling banyak yaitu < 45 menit sebanyak 7 responden (50%), pemulihan peristaltik usus pada kelompok perlakuan memiliki jumlah paling banyak yaitu < 15 menit sebanyak 7 responden (50%). Uji Mann-Whitney didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 maka disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang rawat inap RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian ini disarankan dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai dasar pembuatan SOP pemberian mobilisasi dini dalam membantu mempercepat waktu pemulihan peristaltik usus. Kata Kunci Daftar Pustaka
: Mobilisasi, Peristaltik Usus, Pasca Operasi : 16 (2006-2016)
1
Effect Of Early Mobilization On Intestinal Peristaltic Recovery Of The PostSurgical Laparotomy Patients At The Inpatient Units Of Pandan Arang Local General Hospital Of Boyolali ABSTRACT Post-surgical patients frequently have complaints due to prohibition of having meals or drinks soon after the surgery. The negative effect of the length of waiting time to get food and nutrition intake makes the physical fitness and freshness recovery of the patients take long time. The intestinal peristaltic recovery must be done so that the patients can terminate their fasting and start fulfilling their nutritional needs as to replace the lost cells during the surgery. The objective of this research is to investigate the effect of early mobilization on the required time for intestinal peristaltic recovery of the post-surgical laparatomy patients at the Inpatient Rooms of Pandan Arang Local General Hospital of Boyolali. This research used the quantitative research method with the quasi experimental design. Its population was 38 laparatomy patients. The samples of the research were determined through the purposive sampling technique and consisted of 28. The data of the research were analyzed by using the paired t test. The result of the research shows that the time required for the intestinal peristaltic recovery in the control group was less than 45 minutes (7 respondents/50%), whereas the time required for the intestinal peristaltic recovery in the experimental group was less than15 minutes (7 respondents/50%). The result of the paired t test shows that the p-value was 0.000, which was less than 0.05, meaning that H0 was not verified but H1 was verified. Thus, there was an effect of the early mobilization on the required time for the intestinal peristaltic recovery of the post-surgical laparatomy patients at the Inpatient Rooms of Pandan Arang Local General Hospital of Boyolali. The result of this research is expected to be a reference for the making of standard operating procedures on the early mobilization as to accelerate the intestinal peristaltic recovery. Keywords: Mobilization, Intestinal Peristaltic, Post-surgical References: 16 (2006-2016) I. PENDAHULUAN Pembedahan merupakan peristiwa
intensif
(Smeltzer
Laparatomi
dan
merupakan
Bare
2008).
salah
satu
kompleks yang menegangkan, dilakukan
pembedahan mayor, dengan melakukan
diruang operasi rumah sakit, terutama
penyayatan pada lapisan lapisan dinding
pembedahan mayor dilakukan dengan
abdomen
persiapan, prosedur dan perawatan pasca
organ
pembedahan membutuhkan waktu yang
(hemoragi,
lebih lama serta pemantuan yang lebih
obstruksi). Laparatomi dilakukan pada
2
untuk yang
mendapatkan mengalami
perforasi,
bagian masalah
kanker
dan
kasus-kasus apendisitis perforasi, hernia
intervensi bedah sampai pasien dikirim ke
inguinalis, kanker lambung, kanker colon
meja bedah, tahap intra operatif dimulai
dan rektum, obstruksi usus, inflamasi usus
sejak pasien di transfer dikirim ke meja
kronis,
bedah sampai pasien dipindahkan ke
kolestisitis
dan
peritonitis
(Sjamsuhidajat, 2010).
ruang pemulihan (recovery room). Tahap
Di Amerika serikat tahun 2009, dari
post operatif dimulai dari masuknya
27 juta orang yang menjalani operasi
pasien
setiap
evaluasi untuk selanjutnya (Barbara,
pelayanan
kesehatan,
pasien
dengan infeksi pada daerah operasi
ke
ruang
pemulihan
sampai
2010).
abdomen akan menjalani perawatan dua
Pasien
pasca
operasi
sering
kali lebih lama di rumah sakit daripada
mengeluh karena menunggu lama untuk
yang tidak mengalami infeksi. Kurangnya
dapat makan atau minum setelah operasi
mobilisasi
menimbulkan
karena peristaltik ususnya belum pulih.
lamanya hari perawatan dari pasien
Frekuensi peristaltik usus yang normal
dengan laparatomi, selain itu kurangnya
adalah 5-30x/menit. Dampak negatif yang
mobilisasi dini pada pasien pasca operasi
lain
laparatomi dapat menimbulkan adanya
mendapat asupan makanan dan nutrisi
infeksi
adalah
dini
dapat
(Primariawan,
2010).
Angka
dari
semakin
lamanya
pemulihan
pasien
kesegaran
dan
kejadian di Indonesia menunjukan kasus
kebugaran pasien semakin lama. Apabila
laparotomi meningkat dari 162 kasus pada
pasien belum pulih peristaltik ususnya
tahun 2005 menjadi 983 kasus pada 2006
tetapi sudah diberikan makan dan minum,
dan 1281 kasus pada tahun 2007 (Depkes
maka akan terjadi ileus. Ileus terjadi
RI, 2007). Angka kejadian di Rumah Sakit
karena usus belum siap untuk mengolah
H. Adam Malik Medan menunjukan
makanan, sehingga makanan berhenti di
semakin
usus (Haryanto dan Diyah, 2011). Pasien
tingginya
angka
terapi
pembedahan abdomen tiap tahunnya,
dapat
pada tahun 2008 terdapat 172 kasus
merugikan pasien itu sendiri karena biaya
laparotomi, lalu pada tahun 2009 terdapat
perawatan menjadi lebih besar dan waktu
182
perawatan menjadi lebih lama. Untuk itu
kasus
pembedahan
laparotomi
mengalami
pemulihan
(Razid, 2010). Setiap pasien yang
menjalani
komplikasi
peristaltik
usus
yang
dilakukan
karena akan membuat pasien dapat segera
pembedahan selalu melalui tiga tahapan
mengakhiri
operasi yaitu tahap pre operatif dimulai
pemenuhan kebutuhan nutrisi sebagai
sejak
pengganti
dinyatakan
adanya
kepastian
puasanya
sel-sel
yang
dan
memulai
hilang
saat
3
pembedahan.
Sehingga
proses
dalam
mobilisasi
akan
merangsang
penyembuhan dapat berjalan lebih cepat
jantung untuk bekerja lebih maksimal
dan pasien merasa lebih nyaman karena
sehingga sirkulasi darah kembali lancar
tidak tersiksa dengan waktu puasa yang
(Smeltzer dan Bare 2008).
lama (Wiyono dan Arifah, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh
peristaltik usus
Siregar tahun 2015 menjelaskan bahwa
dipengaruhi oleh usia, asupan cairan,
ada pengaruh mobilisasi dini terhadap
faktor
dan
peristaltik usus pada 6-8 jam dan 12-24
pembedahan, dan aktivitas fisik atau
jam pasca pembedahan dengan anestesi
mobilisasi
2010).
umum sehingga semakin cepat pasien
untuk
dilakukan mobilisasi maka akan semakin
bergerak dengan bebas berirama dan
cepat pemulihan peristaltik usus pada
terarah dilingkungan (Kozier,et al., 2011).
pasien pasca pembedahan dengan anestesi
Mobilisasi
umum di RS Haji Medan.
Pemulihan
psikologis,
(Potter
anestesi
&
Perry,
Mobilisasi adalah kemampuan
dini
bermanfaat
dalam
peningkatan sirkulasi darah yang dapat
Berdasarkan
hasil
studi
menyebabkan pengurangan rasa nyeri,
pendahuluan
memberi
daerah
bulan Mei 2016, didapatkan jumlah pasien
penyembuhan luka dan meningkatkan
yang dilakukan laparatomi bulan April
status
normal
2016 sebanyak 38 orang di ruang rawat
(Mundy, 2012). Dampak apabila tidak
inap RSUD Pandan Arang Boyolali. Hasil
dilakukan mobilisasi dini dapat sulit
wawancara
buang air besar dan buang air kecil,
terhadap 4 perawat mengatakan jika
distensi lambung, gangguan pernafasan,
pasien pasca operasi laparatomi 6-8 jam
gangguan
berikutnya
nutrisi
pada
pencernaan
kembali
kardiovaskuler
(Mochtar,
yang
yang
dilakukan
peneliti
dilakukan
pasien
tidak
peneliti
diberikan
2012). Mobilisasi dapat meningkatkan
mobilisasi dini dan hanya di anjurkan
tonus saluran gastrointestinal, dinding
untuk istirahat tidak boleh makan dan
abdomen dan menstimulasi peristaltik.
minum sampai buang angin. Sedangkan
Mobilisasi
wawancara kepada 5 pasien, mengatakan
dini secara fisiologis akan
menstimulasi organ-organ tubuh untuk
perawat
berfungsi kembali seperti semula dengan
pemeriksaan
lebih cepat seperti jantung, kandung
menganjurkan supaya menunggu buang
kemih
angin setelah itu baru lapor ke perawat
dan
sistem
gastrointestinal
tidak
melakukan
setelah
khususnya pemulihan peristaltik usus.
boleh makan/minum
Prinsip
dan
4
kerjanya
adalah,
pergerakan
keluarga
operasi
tindakan tetapi
atau tidak. Pasien
pasien
juga
sering
mengeluhkan karena harus menunggu
ada. Waktu pemulihan peristaltik usus
lama sampai buang angin, sehingga
dibedakan menjadi 3 kategori yaitu < 30
asupan nutrisi juga terhambat
menit cepat, 30-60 menit sedang dan > 60
yang
berdampak pasien sering mengeluh haus dan lapar sampai badan terasa lemas.
menit lambat. Analisis data univariat penelitian
Dari latar belakang diatas peneliti
meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan
tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh
terakhir, pekerjaan dan waktu pemulihan
mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan
peristaltik usus yang disajikan dalam
peristaltik usus pada pasien pasca operasi
bentuk
laparatomi di ruang rawat inap RSUD
bivariat
Pandan Arang Boyolali”.
keterkaitan dua variabel yang saling
proporsi
presentase.
analisis
yang
Analisis dilakukan
berhubungan, untuk mengetahui pengaruh II.
METODOLOGI Jenis
mobilisasi dini terhadap peristaltik usus
penelitian
ini
adalah
dilakukan uji Mann Whitney. Penggunaan
penelitian jenis Quasi Eksperimen dengan
Mann Whitney merupakan pilihan uji non
desain post test only with control group.
parametris untuk menguji efektifitas suatu
Populasi pada penelitian ini adalah 38
perlakuan terhadap suatu besaran variabel
pasien laparatomi pada bulan April 2016
yang ingin ditentukan, dalam hal ini
di ruang rawat inap RSUD Pandan Arang
peneliti membandingkan 2 kelompok
Boyolali.. Teknik pengambilan sampel
yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan
menggunakan teknik purposive sampling
kelompok perlakuan.
yaitu 28 sampel (14 kontrol dan 14 perlakuan). Tahapan
mobilisasi
pada III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok kontrol dilakukan 2 tahap yaitu 15 menit pertama dan 15 menit kedua. Sedangkan
kelompok
perlakuan
1. Karakteristik Responden Hasil dilakukan
penelitian didapatkan
yang
telah
karakteristik
dilakukan 3 tahap yaitu 15 menit pertama,
responden berdasarkan jenis kelamin,
15 menit kedua, 15 menit ketiga.
umur, pendidikan terakhir, pekerjaan
Alat penelitan yang digunakan yaitu SOP mobilisasi dini dan lembar
dan waktu pemulihan peristaltik usus disajikan dalam tabel serta deskripsi.
pemeriksaan auskultasi peristaltik usus. SOP dan lembar pemeriksaan auskultasi peristaltik usus dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan teori yang pernah
5
Tabel 1 Distribusi Jenis Kelamin Kelompok Kontrol & Kelompok Perlakuan (n=14) Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Laki-Laki 5 35,7 6 42,9 Perempuan 9 64,3 8 57,1 Total 14 100,0 14 100,0 Hasil penelitian diketahui
adalah perempuan (70%). Responden
distribusi responden menunjukkan
yang
untuk
sebanyak 30%. Hal ini sesuai dengan
kelompok
kontrol
jenis
berjenis
kelamin
kelamin perempuan lebih banyak
pengertian
yaitu 9 responden (64,3%) demikian
Sjamsuhidayat dan Jong (2010),
juga
lebih
yaitu tindakan bedah yang dilakukan
banyak perempuan yaitu 8 responden
pada bedah digestif dan bedah
(57,1%). Purwandari dkk (2010) di
obstetrik, sehingga angka kejadian
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
laparatomi
dan Rumah Sakit Syafira didapatkan
perempuan.
kelompok
perlakuan
laparatomi
laki-laki
lebih
menurut
tinggi
pada
jenis kelamin responden terbanyak Tabel 2 Distribusi Usia Kelompok Kontrol & Kelompok Perlakuan (n=14) Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) 19-25 2 14,3 3 21,4 26-35 3 35,7 4 28,6 36-45 4 28,6 1 7,2 46-55 3 21,4 3 21,4 56-65 2 14,3 2 14,3 >65 0 0 1 7,2 Total 14 100,0 14 100,0 Hasil
Hasil penelitian diketahui distribusi
responden
berdasarkan
usia kelompok kontrol
paling
di
RSUD
Pandan Arang Boyolali terkait waktu pemulihan
peristaltik
usus
pasca
banyak usia 36-45 tahun yaitu 4
laparatomi menunjukkan bahwa usia
responden
muda lebih cepat waktu pemulihan
(28,6%)
dan
untuk
kelompok perlakuan paling banyak
peristaltik
usia 26-35 tahun yaitu 4 responden
dengan usia tua. Hal ini sejalan dengan
(28,6%).
hasil penelitian Baharestani (2008) yang
6
observasi
ususnya
menunjukkan
dibandingkan
bahwa
pola
penyembuhan usia muda pasca operasi
pemulihan peristaltik ususnya lebih
lebih cepat pada usia tua hal tersebut
cepat. Penelitian ini didukung pula
dikarenakan pada usia muda jumlah
oleh penelitian mengenai hubungan
fibroblast dan kolagen lebih banyak
usia dengan masa penyembuhan yang
dan lebih cepat dalam pembentukan
dipaparkan
jaringan granulasi daripada usia tua.
menjelaskan bahwa semakin tua usia
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
pasien, maka angka komorbiditasnya
jika penyembuhan luka lebih cepat
akan meningkat, respon terhadap fase
maka mobilasasi dini dapat dilakukan
inflamasi, proliferasi, dan maturasi
lebih cepat daripada penyembuhan
mengalami penurunan seiring dengan
luka yang lebih lama, sehingga waktu
pengaruh usia.
Valencia
(2010)
Tabel 3 Distribusi Tingkat Pendidikan Kelompok Kontrol & Kelompok Perlakuan (n=14) Kelompok Kontrol Kelomp k Perlakuan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) SD 1 7,2 3 21,4 SMP 6 42,8 3 21,4 SMA/SMK 6 42,8 6 42,8 Pg.Tinggi 1 7,2 2 14,3 Total 14 100,0 14 100,0 Hasil distribusi
penelitian
responden
diketahui
Nasional (2003), tingkat pendidikan di
berdasarkan
Indonesia dibagi atas 3 tingkat yaitu
tingkat pendidikan kelompok kontrol
pendidikan
paling banyak SMA/SMK yaitu 6
menengah
responden (42,8%) demikian juga
Namun
kelompok perlakuan
paling banyak
terdapat perbedaan. Menurut peneliti
SMA/SMK
6
responden
hal ini dapat terjadi karena perbedaan
(42,8%). Tingkat pendidikan akan
tempat penelitian dan responden yang
membentuk cara berpikir seseorang
digunakan peneliti.
termasuk
yaitu
membentuk
dasar, dan
pendidikan
pendidikan
untuk
jenis
tinggi.
pendidikan
kemampuan
untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan
dengan
penyakit
dan
menggunakan pengetahuan tersebut untuk
menjaga
&Potter, 2010).
kesehatan
(Perry
Menurut Undang-
Undang tentang Sistem Pendidikan
7
Tabel 4 Distribusi Pekerjaan Kelompok Kontrol & Kelompok Perlakuan (n=14) Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Tidak Bekerja 4 28,6 2 14,3 Buruh/Petani 7 50 11 78,5 Wiraswasta 3 21,4 1 7,2 PNS 0 0 0 0 Total 14 100,0 14 100,0 Hasil penelitian diketahui distribusi
responden
berdasarkan
seseorang untuk berperilaku hidup sehat
dkk,
Pekerjaan
banyak buruh/tani yaitu 7 responden
langsung
(50%)
mempengaruhi tingkat pengetahuan
demikian paling
juga
kelompok
banyak
yaitu
buruh/petani yaitu 11 (78,5%). Lingkungan pekerjaan dapat
memang
2008).
pekerjaan kelompok kontrol paling
perlakuan
turut
seseorang.
Hal
secara andil
ini
tidak dalam
dikarenakan
pekerjaan berhubungan erat dengan faktor
interaksi
sosial
kebudayaan,
pengalaman dan pengetahuan, baik
sosial dan budaya berhubungan erat
secara langsung maupun tidak seperti
dengan proses pertukaran informasi
lingkungan kerja yang nyaman dan
yang akan memberikan pengaruh
bersih
seseorang untuk merubah sikap.
akan
mempengaruhi
Hasil distribusi
penelitian responden
sedangkan
dan
menjadikan seseorang memperoleh
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Anestesi (n=28) Anestesi F % Umum 28 100 N=28 28 100
interaksi
didorong ke bawah akan berhenti akibatnya usus meregang dan makanan itu dimuntahkan. Illeus segera sembuh dan usus mulai berjalan kembali
diketahui
tergantung jenis dan lamanya operasi
semuanya
(Bahar, 2012). Pengkajian dan manajemen
menggunakan jenis anestesi umum (100,0%).
pada sistem gastrointestinal pasca
Pembedahan dengan anestesi umum
pembedahan adalah penting karena
akan
sistem
yaitu
8
(Mubarak
28
responden
melumpuhkan
semua fungsi
gastrointestinal
tubuh antara lain saluran pencernaan
bermasalah
yang disebut illeus pasca bedah, Illeus
ketidaknyamanan dan komplikasi bagi
menyebabkan
peristaltik
pasien.
Disfungsi
hingga makanan yang seharusnya
seperti
distensi
gangguan
akan
yang
menimbulkan
gastrointestinal pasca
operasi,
penurunan peristaltik dan pengerasan
pada klien pasca operasi laparatomi di
feses
ruang Perawatan Bedah RSU Dr.
dapat
dicegah
dengan
meningkatkan hidrasi dan aktivitas
Soetomo Surabaya.
yang adekuat (Smeltzer & Bare, 2008).
Penelitian ini menunjukkan
Teori lain menurut Mochtar (2012)
bahwa moblilsasi dini pada pasien
menyebutkan bahwa dengan bergerak
pasca
akan
General Anestesi dapat membantu
merangsang
peristaltik
usus
operasi
laparatomi
dengan
kembali normal. Aktifitas juga akan
proses
pemulihan
membantu mempercapat organ-organ
pasien
dimana
tubuh bekerja seperti semula.
diakukan 6-8 jam pasien post operasi.
2. Pengaruh mobilisasi dini terhadap
Latihan
peristaltik
usus
mobilisasi
dini
mobilisasi
dini
dapat
waktu pemulihan peristaltik usus pada
meningkatkan sirkulasi darah yang
pasien pasca operasi laparatomi di
akan memicu penurunan nyeri dan
ruang rawat inap RSUD Pandan Arang
penyembuhan luka lebih cepat. Terapi
Boyolali.
latihan
Tabel 6 Analisis Mann Whitney (n=28) Pemulihan Peristaltik N Sig. usus Kontrol 14 0,000 Perlakuan 14 N=28 28 100
modalitas
Hasil
penelitian
diketahui
analisis Mann Whitney didapatkan nilai
p
=
0,000
disimpulkan H0 diterima sehingga mobilisasi
dini
<
0,05
maka
ditolak atau H1 ada pengaruh terhadap
waktu
pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang rawat inap RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2011) menemukan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini dengan pemulihan peristaltik usus
dan
mobilisasi yang
merupakan
tepat
untuk
memulihkan fungsi tubuh bukan saja pada bagian yang mengalami cedera tetapi juga pada keseluruhan anggota tubuh. Terapi latihan dapat berupa latihan pasif dan aktif, terapi latihan juga dapat berupa miring kanan kiri, duduk dan berjalan sedini mungkin untuk
meningkatkan
kemampuan
aktivitas mandiri. Pergerakan akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga
juga
mengurangi
nyeri,
menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya justru
akan
mempercepat
penyembuhan pasien. Menggerakkan badan atau melatih kembali otot-otot
9
dan sendi pasca operasi di sisi lain
telah dibuktikan oleh Wiyono dalam
akan
dan
Akhrita (2011) dalam penelitiannya
mengurangi dampak negatif dari beban
terhadap pemulihan peristaltik usus
psikologis yang tentu saja berpengaruh
pada pasien pasca pembedahan. Hasil
baik juga terhadap pemulihan fisik.
penelitiannya
Keberhasilan mobilisasi dini dalam
mobilisasi
mempercepat
pasca
usus
memperbugar
pikiran
pemulihan
pasca
peristaltik
pembedahan
dibuktikan
dalam
telah
penelitian
sebelumnya (Widianto, 2014).
dilakukan
untuk
pasien
membantu
mempercepat
penyembuhan
luka
pasien (Yelinda dkk, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
darah,
pustaka ataupun hasil-hasil penelitian
mencegah komplikasi pasca operasi,
sebelumnya bahwa mobilisasi dini
mencegah
kontraktur,
mampu
mempercepat
proses
mempercepat
penyembuhan
pemulihan
peristaltik
karena
peredaran
dan luka.
relevan
dengan
usus
tinjauan
Dengan bergerak, otot-otot perut dan
pasien yang diberikan mobilisasi dini
panggul
normal
pada kelompok perlakuan lebih cepat
sehingga otot perut menjadi kuat
waktu pemulihan peristaltik ususnya
kembali
daripada kelompok kontrol.
akan
kembali
dan
mempercepat
kesembuhan. Manfaat yang diperoleh
Implikasi
keperawatan
apabila melakukan mobilisasi dini
dimana mobilisasi dini sangat penting
peristaltik usus kembali normal, faal
dalam membantu mempercepat respon
usus dan kandung kemih lebih baik.
peristaltik usus untuk dapat kembali
Mobilisasi
berfungsi,
dini
mempercepat
akan
membantu
organ-organ
maka
setiap
perawat
tubuh
diharapkan melakukan mobilisasi dini
bekerja seperti semula serta dapat
untuk mempercepat waktu pemulihan
mencegah terjadinya thrombosis dan
peristaltik usus pada pasien pasca
tromboemboli (Marlitasari, 2010).
operasi sehingga proses penyembuhan
Mobilisasi
dini
mampu
mempercepat proses pemulihan luka pasca
operasi,
mempercepat
sekaligus
pemulihan
dapat
peristaltik
usus pada pasien pasca operasi. Hal ini
10
operasi
bagi
dapat
memperlancar
karena
diperlukan
bahwa
mempercepat pemulihan usus dan
Mobilisasi dini menjadi hal penting
mengatakan
lebih cepat dan memperpendek waktu rawat inap pasien.
diterima
IV. SIMPULAN 1. Karakteristik
pasien
ada
pengaruh
op
mobilisasi
dini
laparatomi berdasarkan jenis kelamin
pemulihan
peristaltik
paling
kelamin
pasien pasca operasi laparatomi di
perempuan 17 responden (60,7%) .
ruang rawat inap RSUD Pandan
Karakteristik pasien berdasarkan usia
Arang Boyolali.
banyak
post
artinya
jenis
terhadap usus
waktu pada
paling banyak usia 26-35 tahun 7 responden (25%). pasien
Karakteristik
berdasarkan
pendidikan
paling
tingkat
banyak
yaitu
SMA/SMK 12 responden (42,8%). Karakteristik
pasien
berdasarkan
pekerjaan paling banyak sebagai buruh/petani 18 responden (64,3%). Karakteristik jenis
pasien
anestesi
semuanya
28 responden (100%), Karakteristik pasien berdasarkan tingkat kesadaran compos mentis 28 respondn (100%) dan karakteristik pasien berdasarkan tanda-tanda vital (TTV) semuanya dalam kondisi normal. Waktu pemulihan peristaltik usus pada
kelompok
kontrol
paling
banyak yaitu 30- 45 menit sebanyak 7 responden (50%). 3. Pemulihan kelompok jumlah
peristaltik usus
pada
perlakuan
memiliki
paling banyak
yaitu 0-15
menit sebanyak 7 responden (50%). 4. Hasil
analisis
Akhrita,
Zetri. (2011).Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Pemulihan Kandung Kemih Pasca Pembedahan dengan Anestesi Spinal di IRNA B (Bedah Umum) RSUP DR .M Djamil Padang. Skripsi. Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Andalas.Padang.
berdasarkan
menggunakan jenis anestesi umum
2.
V. DAFTAR PUSTAKA
Mann-Whitney
didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 maka disimpulkan H0 ditolak dan H1
Ambarwati, Eny Ratna. 2011. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Bahar. (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Internal Publishing. Baharestani, Mylene Mona. (2008). An Overview of Neonatal and Pediatric Wound Care Knowledge and Considerations. Diakses 4 Desember 2017 dari http://www.owm.com/ostemywoundmanag emetjournal.html. Depkes. (2007). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan. Haryanto dan Diyah. (2013). Efektivitas Pemberian ROM Aktif Terhadap Pemulihan Peristaltik Usus Pasca Operasi Sectio Caesaria Dengan Anestesi Spinal Di Bangsal An-Nisaa’ RSU PKU
11
Muhammadiyah Bantul. Naskah Publikasi S-1 Keperawatan. STIKes Aisyiyah Yogyakarta. Kozier,
B. (2010). Buku Ajar Fundamental keperawatan Konsep Proses Dan Praktik volume 2. Jakarta: EGC.
Moctar, R. (2012). Sinopsis Obstetric. Jakarta: EGC. Mubarak,
WI & Chayatin, N.(2008).Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:.Buku Kedokteran EGC.
Mundy.
(2012). Pemulihan Pasca Operasi Caesar. Erlangga : PT Gelora AksaraPratama.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika. Primariawan. (2010).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Rasyid,
Roslaili and Suheimi, K. (2010).Prevalensi infeksi nosokomial pada luka pasca operasi di bagian kebidanan dan penyakit kandungan rsup. Dr. M. Djamil padang.Project Report. LP UNAND. (Unpublished).
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. Jakarta: EGC. Smeltzer,
12
S. (2008).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.
Valencia Isabel, P. Falabela Anna, F. Lawrence Schachner. (2010). New Development in Wound Care for Infant and Children. Pediatric Journals: Proquest Medical Library. Diakses 4 Desember 2017 dari http://www.proquest.umi.com .