PENGARUH NILAI TAKSIRAN TERHADAP MOTIVASI NASABAH DALAM

Download PENDAHULUAN. Dewasa ini lembaga pegadaian mulai banyak diminati di kalangan masyarakat. Meningkatnya kebutuhan membuat masyarakat menjadi...

0 downloads 328 Views 398KB Size
PENGARUH NILAI TAKSIRAN TERHADAP MOTIVASI NASABAH DALAM MENGGADAIKAN EMAS DI UNIT GADAI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO

NAFILA BALADRAF

PROGRAM STUDI S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO 2013

1.

PENDAHULUAN Dewasa ini lembaga pegadaian mulai banyak diminati di kalangan masyarakat.

Meningkatnya kebutuhan membuat masyarakat menjadikan pegadaian sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat ekonomi lemah dalam memenuhi kebutuhan. Masyarakat menjadikan pegadaian sebagai alternatif pilihan karena dianggap memiliki kelebihan dibanding lembaga keuangan lainnya, yaitu (Khasmir, 2009; 265): 1) Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga. Hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit. 2) Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya. 3) Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai dengan kehendaknya nasabahnya. Seiring dengan perkembangannya pegadaian tidak hanya untuk kalangan ekonomi menengah kebawah lagi tetapi juga menjangkau kalangan ekonomi menengah keatas untuk memperoleh pinjaman uang secara praktis. Melihat besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa gadai maka bank tertarik untuk membuka Unit Gadai, hal ini dapat dilihat dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Adanya

UU

tersebut

memberikan

peluang

bagi

perbankan

syariah

untuk

mengembangkan produk-produk syariah, salah satunya produk rahn atau lebih dikenal dengan Gadai. Syarat dari produk rahn yaitu barang yang dijaminkan adalah emas karena nilai emas terus bertambah sehingga dapat dijadikan investasi. Berbeda dengan gadai konvensional, gadai syariah atau rahn tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan dengan memberlakukan biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan dihitung dari nilai barang bukan dari jumlah pinjaman. Pengambilan pinjaman maksimal 85% dari harga taksiran untuk emas batangan dan % dari harga taksiran untuk perhiasan. Melihat potensi dari pertumbuhan ekonomi, dan kebutuhan masyarakat provinsi Gorontalo akan pegadaian syariah maka pada tahun 2010, tepatnya pada hari Rabu 4 Agustus Bank Syariah Mandiri membuka Unit Gadai Syariah di provinsi Gorontalo. Unit Gadai Bank Syariah Mandiri memberikan banyak kemudahan bagi nasabahnya, misalnya: nasabah berada di luar kota sementara suratnya sudah jatuh tempo maka biaya

pemeliharaannya akan dipotong ditabungannya. Selain itu pinjaman dari nasabah dicairkan di tabungan nasabah. Berdasarkan data dari Unit Gadai Bank Syariah Mandiri cabang Gorontalo, perkembangan jumlah nasabah selama tiga tahun berturut-turut, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Perkembangan Jumlah Nasabah Produk Rahn Setiap Tahun Unit Gadai Bank Syariah Mandiri Tahun 2010-2012 No Tahun

Jumlah Nasabah

1

2010

132

2

2011

178

3

2012

68

Total

378

Sumber: Unit Gadai Bank Syariah Mandiri, 2013 Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun pertama pembukaan Unit Gadai Bank Mandiri Syariah yaitu tahun 2010 dalam waktu empat bulan (Agustus-Desember) jumlah nasabah mencapai 132 orang, yang kemudian meningkat pesat menjadi 178 orang, namun pada tahun 2012 jumlah nasabah merosot hingga menjadi 68 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri diperoleh beberapa faktor penyebab merosotnya jumlah nasabah yaitu prosedur pencairan, nilai taksiran, dan biaya pemeliharaan. Penelitian ini terilhami dari penelitian yang dilakukan oleh Hamzah Gufron dengan judul “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Produk Qardh Dengan Gadai Emas Di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan”. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Nilai Taksiran Terhadap Motivasi Nasabah Dalam Menggadaikan Emas Di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo”.

II. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1.

Kajian Teoretis

2.1.1 Definisi Nilai Taksiran Nilai taksiran emas adalah nilai emas yang diagunkan nasabah kepada bank, yang besarnya tergantung dari kualitas (berat) dan kualitas (karatase) barang jaminan serta HDE (Harga Dasar Emas) (Buku Pedoman Penaksir BSM).

2.1.2 Motivasi 2.1.2.1. Pengertian Motivasi Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo dan Ihalauw (2005; 25) berpendapat bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam individu yang menyebabkan dia bertindak. Menurut Maslow, kebutuhan manusia berjenjang atau bertingkat, mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai yang paling tinggi, tingkatan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Kotler dan Keller, 2009; 179): 1.

Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar manusia agar dapat bertahan hidup, seperti makanan, pakaian, perumahan.

2.

Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi kebutuhan rasa aman dalam bekerja, keamanan untuk merdeka atau bebas ancaman.

3.

Kebutuhan akan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang, meliputi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dan berafiliasi dengan orang lain.

4.

Kebutuhan untuk dihargai, yaitu kebutuhan manusia untuk merasa dihargai, diakui keberadaanya, diakui eksistensinya, prestise, kekusaan, dan penghargaan dari orang lain.

5.

Kebutuhan akan aktualisasi diri, kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang dengan menggunakan, kemampuan, keahlian dan potensi dirinya secara maksimal.

2.1.3. Gadai Syariah 2.1.3.1. Pengertian Gadai Syariah Gadai dalam fiqh disebut Rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan (Sudarsono, 2008: 164).

2.2.

Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut,

"nilai taksiran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri”.

III.

METODE PENELITIAN

3.1.

Disain Penelitian

Disain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat kausalitas dengan teknik analisis regresi sederhana. Menurut Kuncoro (2011; 19) kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Adapun hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Disain Penelitian X

Y

Keterangan : X = Nilai Taksiran Y = Motivasi

3.2.

Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah variabel nilai taksiran (X) dan variabel

motivasi nasabah (Y). Nilai taksiran emas adalah nilai emas yang diagunkan nasabah kepada bank, yang besarnya tergantung dari kualitas (berat) dan kualitas (karatase) barang jaminan serta HDE (Harga Dasar Emas) (Buku Pedoman Penaksir BSM). sedangkan motivasi menurut Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo dan Ihalauw adalah dorongan dari dalam individu yang menyebabkan dia bertindak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Maslow tentang tingkatan kebutuhan manusia, dimana peneliti lebih fokus pada kebutuhan nasabah dibandingkan keuntungan yang akan diperoleh dalam menggadaikan emas.

3.3.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni, Kuesioner,dan

studi kepustakaan. Kuesioner ini ditujukan kepada nasabah yang menggunakan jasa Gadai di BSM cabang Gorontalo.

3.4.

Teknik analisis data

3.4.1. Pengujian Normalitas Data Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linear baik sederhana maupun berganda adalah data variabel dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H0

: Data variabel dependen berdistribusi normal

H1

: Data variabel dependen tidak berdistribusi normal



: 5%

Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari  , terima dalam hal lainnya.

3.4.2. Analisis Regresi Sederhana Regresi linier sederhana adalah regresi linier dimana variabel yang terlibat di dalamnya hanya dua, yaitu satu variabel terikat, Y (motivasi) dan satu variabel bebas, X (nilai taksiran). Rumus yang akan digunakan dalam analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut (Sugiono, 270; 2012): γ = a + bx Y

: variabel dependen (motivasi nasabah)

X

: variabel nilai taksiran

b

: intercept /konstanta regresi

3.4.3. Pengujian Model Regresi Secara Keseluruhan (Uji F) Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh

juga digunakan untuk

membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya

(goodnesse of fit). Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut (Supangat, 2010; 364): 1. Penentuan Hipotesis Ho

: seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signifikan)

H1

: minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signifikan)

2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signifikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F. 4. Penentuan Kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai F-hitung yang diperoleh dengan F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima 5. Kesimpulan

3.4.4. Pengujian Pengaruh Variabel Bebas Secara Parsial (Uji t) Setelah diketahui bahwa model regresi yang dibangun telah sesuai, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian pengaruh variabel bebas terhadap motivasi nasabah. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut (Ghozali, 210; 2009) : 1. Penentuan Hipotesis Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut : Pengujian Pengaruh Nilai Taksiran Terhadap Motivasi Nasabah H0

: β = 0 (tidak terdapat pengaruh nilai taksiran terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri)

H1

: β ≠ 0 (terdapat pengaruh nilai taksiran terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri)

2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signifikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji

Dalam melakukan uji signifikansi pengaruh dalam model regresi akan digunakan uji t. 4. Penentuan Kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai t-hitung yang diperoleh dengan t-tabel. Jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel maka Ho ditolak. Selebihnya diterima 5. Kesimpulan

3.4.5. Penafsiran Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah merupakan ukuran (besaran) untuk menyatakan tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk persen (menunujukkan seberapa besar persentase keragaman y yang dapat dijelaskan oleh keragaman x), atau dengan kata lain seberapa besar x dapat memberikan kontribusi terhadap y (Supangat, 2007; 350). Nilai koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Untuk mencari nilai koefisien determinasi dilakukan dengan menggunakan rumusan sebagai berikut : KD  rs 2 100%

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1. Deskripsi Variabel 4.1.1. Variabel Nilai Taksiran Aspek yang diamati dalam hal kesesuaian penetapan nilai taksiran antara lain standar penilaian yang digunakan, kesesuaian penaksiran karatase serta kesesuaian penaksiran berat emas/perhiasan yang digadaikan. Untuk nilai taksiran, responden menilai bahwa Unit Gadai Bank Syariah Mandiri pada umumnya memberikan nilai taksiran yang lebih rendah terhadap emas/perhiasan yang mereka akan gadaikan dibandingkan tempat lain. Hal ini sejalan dengan

penilaian responden yang menganggap penetapan standar taksiran yang digunakan di Bank Syariah Mandiri relatif lebih rendah. Namun rendahnya nilai taksiran yang diberikan oleh pihak Unit Gadai Bank Syariah Mandiri terhadap emas/perhiasan yang mereka miliki tidak membuat nasabah kehilangan minat untuk menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri.

4.1.2.2. Variabel Motivasi Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya jaminan dan rasa aman merupakan motivasi utama responden dalam menggadaikan emas/perhiasan di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri. Ini terlihat dari skor yang mencapai 4,156. Aspek selanjutnya yang menjadi motivasi nasabah dalam menggadaikan emas/perhiasan di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri adalah keinginan untuk dihargai (4,063), pelayanan karyawan yang baik dalam berinteraksi dengan nasabah (3,922) serta sebagai wadah aktualisasi diri (3,891). Adapun motivasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi relatif lebih rendah. Ini terlihat dari skor yang dicapai oleh dua pernyataan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan baik untuk perumahan maupun untuk kebutuhan dasar yang masing-masing sebesar 3,281 dan 2,969. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi utama nasabah dalam memilih tempat untuk menggadaikan emas/perhiasan yang mereka miliki lebih dominan ke hal-hal yang bersifat ke rasa aman dan kenyamanan

4.1.3. Penngujian Normalitas Data Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Hasil Pengujian Normalitas Data Menggu nakan SPSS One -Sam ple Kolm og o r ov-Sm ir no v T es t N Normal Parameters

a,b

Mos t Ex treme Dif f erences

Mean Std. Dev iation A bs olute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z A sy mp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated f rom data.

Sumber: Olahan,2013

Motiv as i 64 3.2428 .53008 .099 .077 -.099 .789 .562

Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) sebesar 0,789. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1,96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel dependen (motivasi) telah berdistribusi normal.

4.1.3.1.Model Analisis Regresi Hasil analisis regresi yang diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Menggunakan SPSS Coe fficientsa

Model 1

(Cons tant) Nilai Taksiran

Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 1.233 .244 .725 .087

Standardized Coef f icients Beta .729

t 5.047 8.378

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: Motivas i

Sumber: Olahan, 2013 Berdasarkan hasil analisis regresi di atas maka model regresi antara nilai taksiran (X) dengan motivasi nasabah dalam menggadaikan emas (Y) adalah sebagai berikut : 𝒀 = 𝟏, 𝟐𝟑𝟑 + 𝟎, 𝟕𝟐𝟓𝑿 + 𝒆 Model tersebut memperlihatkan bahwa koefisien regresi untuk kesesuaian nilai taksiran sebesar 0,725. Koefisien regresi yang positif ini menunjukkan adanya pengaruh yang searah dari nilai taksiran terhadap motivasi nasabah. Dengan kata lain semakin baik tingkat kesesuaian nilai taksiran terhadap emas/perhiasan yang digadaikan oleh nasabah maka motivasi mereka untuk menggadaikan emas/perhiasan di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri juga akan semakin tinggi pula.

4.1.3.2. Pengujian Model Regresi Pengujian model regresi ini dilakukan dengan menggunakan uji F dengan tahapan sebagai berikut : 1.

Penentuan Hipotesis Ho :seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signifikan) H1 :minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signifikan)

2.

Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signifikansinya (alpha) sebesar 5%.

3.

Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F.

4.

Penentuan Kriteria Uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai F-hitung yang diperoleh dengan F-tabel. Nilai F-tabel diperoleh dari tabel distribusi F pada nilai signifikansi yang telah ditentukan dan dengan derajat bebas df1=k dan df2=n-k-1. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima

5.

Kesimpulan Hasil analisis menunjukkan nilai F-hitung untuk model regresi antara kesesuaian nilai taksiran dengan motivasi adalah sebesar 70,189. Sedangkan nilai F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas df1=k=1 dan df2=n-k-1=64-1-1=62 adalah sebesar 3,996. Jika dibandingkan antara kedua nilai F ini maka nilai Fhitung lebih besar dari nilai F-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dibangun telah sesuai dengan data. Dengan kata lain penggunaan model regresi linear telah cocok.

4.1.4. Pengujian Hipotesis Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Hipotesis Ho : β = 0 (tidak terdapat pengaruh dari kesesuaian nilai taksiran terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri) H1 : β ≠ 0 (terdapat pengaruh dari kesesuaian nilai taksiran terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri) 2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signifikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji

Dalam melakukan uji signifikansi pengaruh dalam model regresi akan digunakan uji t. 4. Penentuan Kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai t-hitung yang diperoleh dengan t-tabel. Adapun nilai t-tabel diperoleh dari daftar distribusi t pada nilai signifikansi yang telah ditetapkan dan dengan derajat bebas (df) = n-k-1. Jika nilai thitung lebih besar dari t-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel maka Ho diterima 5. Kesimpulan Hasil analisis sebelumnya diketahui nilai t-hitung untuk variabel kesesuaian nilai taksiran adalah sebesar 8,378. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas n-k1=64-1-1=62 sebesar 1,999. Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai thitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kesesuaian nilai taksiran terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri.

4.1.5. Koefisien Determinasi Setelah diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari nilai taksiran terhadap motivasi maka langkah selanjutnya adalah menganalisis seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh kesesuaiam nilai taksiran terhadap motivasi. Untuk keperluan tersebut digunakan analisis koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0% - 100%. Semakin besar nilai koefisien determinasi suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas yang terdapat dalam model terhadap variabel tak bebasnya juga semakin tinggi. Nilai koefisien determinasi diperoleh dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (R) dari model yang diperoleh kemudian dikalikan 100 persen. Analisis di atas memperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,729. Dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya maka diperoleh nilai koefisien determinasi dari model regresi sebesar 0,531. Nilai ini berarti bahwa sebesar 53,1% variabilitas motivasi nasabah untuk menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri dipengaruhi oleh nilai taksiran yang diberikan oleh

Unit Gadai Bank Syariah Mandiri terhadap emas/perhiasan yang akan digadaikan sedangkan sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

4.2.

Pembahasan Nilai taksiran emas adalah nilai emas yang diagunkan nasabah kepada bank atau pihak

pegadaian. Besarnya nilai taksiran ini dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari berat emas/perhiasan yang akan digadaikan serta kadar (karat) dari emas/perhiasan yang akan digadaikan. Umumnya nilai taksiran tidak sama dengan harga pasar, selain itu jumlah pinjaman yang diberikan juga lebih kecil dari nilai taksiran barang gadai, hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kerugian. Besarnya nilai taksiran ini akan menjadi landasan bagi bank dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah. Semakin besar nilai taksiran yang diberikan bank terhadap emas/perhiasan yang akan dijaminkan maka semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh nasabah demikian pula sebaliknya Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data penelitian dapat dikatakan bahwa penilaian responden mengenai kesesuaian penetapan berat dan kadar emas yang diberikan oleh Unit Gadai Bank Syariah Mandiri terhadap emas/perhiasan yang akan mereka gadaikan sudah sesuai. Namun untuk penetapan nilai taksiran nasabah masih merasa kurang puas. Menurut mereka nilai taksiran yang diberikan oleh pihak Unit Gadai Bank Syariah Mandiri terhadap emas/perhiasan mereka relatif lebih rendah dibandingkan tempat lain. Meskipun demikian, rendahnya nilai taksiran tersebut bagi sebagian nasabah tidak menjadi kendala dan tetap memilih untuk menggadaikan emas di BSM. Sedangkan faktor utama yang memotivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri adalah jaminan dan kepercayaan akan keamanan barang yang digadaikan. Selain itu bentuk pelayanan yang diberikan oleh karyawan terhadap nasabah sehingga membuat nasabah merasa senang dan merasa dihargai juga merupakan faktor yang memotivasi mereka dalam memilih Unit Gadai Bank Syariah Mandiri sebagai tempat untuk menggadaikan emas/perhiasan yang mereka miliki. Sedangkan motivasi nasabah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi relatif lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa alasan utama nasabah dalam menggadaikan emas/perhiasan mereka di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri bukanlah untuk mendapatkan penghargaan ekonomi namun lebih kepada kenyamanan

dan rasa aman. Hal ini sesuai dengan teori kebutuhan Maslow, dimana kebutuhan akan keamanan merupakan kebutuhan tingkat kedua setelah kebutuhan fisiologis. Adapun untuk mengetahui kaitan antara penetapan nilai taksiran dengan motivasi dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Hasil analisis sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari nilai taksiran terhadap motivasi. Koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa jika nilai taksiran yang diberikan oleh bank terhadap emas/perhiasan yang akan mereka gadaikan maka motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri juga akan semakin meningkat. Adapun hasil pengujian secara statistik terhadap pengaruh nilai taksiran terhadap motivasi menunjukkan hasil yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Adapun besar pengaruh penetapan nilai taksiran terhadap motivasi nasabah sebesar 53,1%. Sedangkan sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh penetapan nilai taksiran mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam menentukan motivasi seseorang untuk menggadaikan emas/perhiasan yang mereka miliki. Hal ini terkait dengan masalah ekonomi karena tinggi rendahnya nilai taksiran akan menentukan jumlah pinjaman yang bisa diperoleh nasabah. Semakin besar nilai taksiran emas/perhiasan yang diberikan oleh Unit Gadai Bank Syariah Mandiri maka semakin besar juga nilai pinjaman yang bisa diperoleh nasabah, hal ini sesuai dengan teori Khasmir yang menyatakan bahwa besarnya nilai taksiran mempengaruhi besarnya jumlah pinjaman yang akan diterima oleh nasabah (2009; 265). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamzah Gufron yang menyatakan bahwa Jumlah harga taksiran barang berpengaruh positif terhadap minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang motivasi yang merupakan bagian dari minat. Walaupun dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari nilai taksiran terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri, namun rendahnya nilai taksiran yang diberikan oleh pihak Unit Gadai Bank Syariah Mandiri terhadap emas yang mereka miliki tidak membuat nasabah kehilangan motivasi untuk menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah, hal ini disebabkan oleh adanya rasa aman serta kenyamanan yang diberikan oleh Unit Gadai Bank Syariah Mandiri. Selain itu motivasi nasabah

dalam menggadaiakan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri karena Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah pertama di Provinsi Gorontalo yang membuka Unit Gadai Syariah. Uraian diatas sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori yaitu: Dari Abu Hurairah ra dari nabi Muhammad SAW bersabda: sungguh dari kalian mengambil seutas tali dan kemudian pergi pagi-pagi (dan saya mengira beliau berkata) ke gunung. Dan mencari kayu bakar, kemudian ia menjualnya, lalu dia makan dan bersedekah, lebih baik baginya daripada meminta-minta dari orang lain. (HR. AlBukhori) Dalam hadits di ini jelas dikatakan bahwa lebih baik memberi daripada meminta-minta, oleh karena itu orang yang menggadaikan lebih baik daripada orang yang meminta-minta.

V.

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh simpulan bahwa nilai taksiran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap motivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri. Artinya, semakin baik tingkat kesesuaian nilai taksiran terhadap emas/perhiasan yang digadaikan oleh nasabah maka motivasi mereka untuk menggadaikan emas/perhiasan di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri juga akan semakin tinggi. Adapun besarnya pengaruh penetapan nilai taksiran terhadap motivasi nasabah sebesar 53,1%, sedangkan sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi variabel lain. Sedangkan faktor utama yang memotivasi nasabah dalam menggadaikan emas di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri yaitu adanya jaminan kepercayaan dan keamanan barang yang digadaikan.

5.2.

Saran Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan kepada pimpinan Unit Gadai Bank

Syariah Mandiri untuk dapat lebih meningkatkan kenyamanan dan rasa aman di Unit Gadai Bank Syariah Mandiri DAFTAR PUSTAKA Amelia Yusmita. 2010. Pengaruh Nilai Taksir Barang Jaminan Gadai Ar-Rahn Terhadap Peningkatan Omzet Di Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru Sukoharjo Tahun 20072009. Thesis. Pekalongan. STAIN Pekalongan.

Anshori Abdul Ghofur. 2006. Gadai Syariah Di Indonesia Konsep, Implementasi Dan Institusionalisasi. Yogyakarta: UGM Press. Azwar Saifuddin. 2001. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Untuk Survey Opini Publik. Yogyakarta: LKiS. Ghozali Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gufron Hamzah. 2011. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Produk Qardh Dengan Gadai Emas Di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara Khasmir. 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kuncoro Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kotler Philip dan Keller Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi 13. Jakarta: Penerbit Erlangga Mowen John C. dan Minor Michael. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1 Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga Prasetijo Ristiyanti dan Ihalauw J.O.I John. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV Andi Offset. Sambas Ali Muhidin, 2011, Dasar-dasar Metode Statistika untuk Penelitian, Bandung: Pustaka Setia. http://sambas.staf.upi.edu/2013/01/16/methode-succesive-interval-msi/ Sholihin Ahmad Ifham. 2010. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sofyandi Herman dan Garniwa Iwa. 2007. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudarsono Heri. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia

Sudjana. 2002. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito Sugianto Dwi Natalia. 2008. Pengaruh Nilai Jaminan Terhadap Pemberian Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Purwakarta. Skripsi. Bandung: Fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Sugiono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. . 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Supangat Andi. 2010. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, Dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syariah Mandiri. Buku Pedoman Penaksir BSM. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 2. Jakarta: Balai Pustaka. Tjiptono Fandy dan Nunnaly. 2004. Marketing scale. Yogyakarta: CV Andi Offset. Wahyuni Rina. 2007. Analisis Terhadap Taksiran Harga Barang Gadaian Pada Perum Pegadaian Cabang Suci Bandung. Thesis. Bandung: UNIKOM www.bi.go.id www.syariahmandiri.co.id