THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
PENGARUH PEMBERIAN JAHE MERAH TERHADAP PERUBAHAN NYERI DISMINORE Diah Andriani kusumastuti 1) , Dewi Hartinah 2) Prodi DIII Kebidanan,STIKES Muhammadiyah Kudus1) Email :
[email protected] Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Kudus2) Email :
[email protected]
Abstrak Salah satu tanda pubertas bagi perempuan adalah menstruasi yang umumnya terjadi pada usia 10-17 tahun. Sebelum menstruasi terjadi, banyak wanita akan merasakan sakit di perutnya. Dismenore dapat dikurangi dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologi, salah satunya adalah memberikan jahe merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jahe merah untuk perubahan nyeri dismenore siswa di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus 2016. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental pretest-posttest control group design non equivalen dengan 32 siswa di Pondok Pesantren Al-Istiqomah yang mengalami nyeri ringan. Analisis penelitian ini menggunakan uji wilcoxon. Dari analisis perubahan nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberi jahe merah menunjukkan p = 0,000 (p <0,005). Pemberian jahe merah dapat mengurangi efek dismenore pada siswa di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus 2016. Kata kunci: Jahe Merah, dismenore, siswa, Kudus PENDAHULUAN Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Pada usia 11-16 tahun pada laki-laki dan 10-15 tahun pada perempuan (Proverawati & Misaroh, 2009). Salah satu tanda pubertas untuk seorang wanita adalah terjadinya menstruasi yang biasanya terjadi pada usia 10 17 tahun. (Laila, 2011). Proses menstruasi terjadi rata-rata sekitar 2 – 8 hari. Darah yang keluar umumnya sebanyak 10 hingga 80ml per hari (Laila, 2011) .Hampir seluruh perempuan pasti pernah merasakan nyeri menstruasi dengan tingkatan yang berbeda, mulai dari sekedar pegal di panggul dari sisi dalam rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Umumnya nyeri yang biasa terjadi terasa dibawah perut itu terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi. Rasa nyeri akan berkurang setelah keluar darah yang cukup banyak (Proverawati & Misaroh, 2009). Dari 388 wanita keturunan Cina di Amerika Serikat, yang berusia antara 20-34
THE 5TH URECOL PROCEEDING
tahun, dimana seluruhnya baru saja menikah atau berniat hamil. Mereka semua diminta untuk mempunyai buku harian selama 12 bulan atau sampai mereka hamil. Buku harian akan mencatat tingkat stress yang dialami, baik stress di kantor maupun stress pribadi dan juga setiap rasa nyeri yang mereka alami saat menstruasi tiba. Hasilnya menunjukan bahwa, disminore mempunyai insidensi tertinggi pada wanita yang mempunyai tingkat stress yang tinggi dibanding dengan wanita dengan stress yang rendah. Disminore terjadi pada wanita dengan tingkat stress yang rendah sebesar 22% dengan tingkat stress sedang 29% dan dengan tingkat stress yang tinggi sebesar 44%. Tetapi resiko mengalami disminore meningkat 10x pada wanita yang mempunyai riwayat disminore dengan stress tinggi sebelumnya dibanding dengan yang tidak mempunyai riwayat tersebut (Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan Ernawati tahun 2010, dalam suatu penelitian pada 50 orang mahasiswi Semarang ditemukan kejadian disminore ringan sebanyak 18%, disminore sedang sebanyak 62% dan disminore berat 20%. Rasa ketidaknyamanan dari diminore akan mempengaruhi secara emosional dan fisik secara individu sehingga diperlukan tindakan atau pengobatan untuk mengatasi rasa sakit saat menstruasi ini. (Zhu X, 2009).
758
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Permasalahan disminore menjadi hal yang paling sering dikeluhkan oleh perempuan. Disminore umumnya tidak membahayakan tetapi sering mengganggu aktivitas orang yang mengalaminya, karena beberapa mengaku bahwa disminore sering mengganggu aktivits sehari-hari. Disminore juga mengakibatkan gejala seperti pusing, keringat dingin bahka sampai pingsan. Jika hal ini tidak segera ditangani dapat mempengaruhi tingkat kesadaran pasien sehingga mempengaruhi irama jantung (Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut pedoman dari Nur Najmi Laila, bahwa banyak cara untuk meringankan nyeri disminore. Beberapa cara yang paling sederhana seperti mengompres, relaksasi, istirahat, mengkonsumsi obat hingga minum-minuman herbal (Laila, 2011). Nyeri haid jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan secara farmakologis atau non farmakologis. Terapi farmakologis seperti pemberian obat-obatan analgesik untuk meredakan nyeri dengan cara memblok prostaglandin. Terapi non faramakologis yang bisa digunakan yaitu dengan pengobatan herbal, relaksasi, dan akupuntur. Beberapa tanaman yang dpat digunakan yaitu jahe (ginger), kayu manis, kunyit (Anurogo & Wulandari, 2011). Jahe merah merupakan salah satu varian jahe yang memiliki kandungan minyak astiri lebih tinggi dibanding dengan varian jahe lainnya. Minyak astiri yang terkandung dalam jahe merah mengandung kandungan kimia gingerol yang memberikan efek yang kuat dalam menghambat biosintesis prostaglandin (Kuichi, 1982 dalam (Achmad & dkk, 2008)). Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14 Desember 2016 terhadap 8 orang santri Pondok Pesantren AlIstiqomah Kudus didapatkan hasil orang yang mengalami disminore ringan sebanyak 3 orang atau 37,5%, 3 orang mengalami disminore sedang atau 37,5% dan 2 orang mengalami disminore berat atau 25% yang menganggu aktifitas sehari-hari dan memerlukan terapi istirahat yang lebih untuk menghilangkan nyeri yang dialami. Berdasarkan data yang sudah dikaji, peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
“Pengaruh Pemberian Jahe Merah Terhadap Perubahan Nyeri Disminore Pada Santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus”. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA A. Istilah disminorea berasal dari kata Yunani, dis yang artinya sulit, menyakitkan, atau tidak normal; meno artinya bulan; rhea yang berarti aliran. Jika diartikan keseluruhan, disminorea merupakan aliran bulanan yang menyakitkan atau tidak normal. (Laila, 2011). Disminorea adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut atau panggul (Judha, Fauziah, & Sudarti, Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan, 2012).A. Klasifikasi Disminore Menurut Judha, (2012) dkk berdasarkan klasifikasinya, disminore digolongkan berdasarkan jenis nyeri atau tidaknya atau sebab yang dapat diamati, yaitu : 1) Dismenorea Spasmodik Disminorea spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bawah bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Disminorea spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. 2) Disminore Kongesif Disminore kongesif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri bahkan setelah hari pertama haid, penderita disminore kongesif akan merasa lebih baik. (Judha, Fauziah, & Sudarti, Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan, 2012). Menurut Judha, dkk klasifikasi disminore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, yaitu :
759
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
1) Disminora Primer Disminore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarche. Hal itu karena siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarche biasanya bersifat anovulatoir yang disertai nyeri. Rasa nyeri yang timbul sebelum atau bersama dengan menstruasi berlangsung sampai beberapa hari. Sifat nyeri adalah kejang yang berjangkit, biasanya terbatas di perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha (Judha, Sudarti, & Fauziah, Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan, 2012). 2) Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital atau kelainan bawaan di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri yang muncul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, dan malposisi uterus. Disminore yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu biasanya muncul saat usia 20 tahun dan jarang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah menarche. Disminore merupakan nyeri yang sifatnya kolik dan dianggap kontraksi uterus oleh progesteron yang dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri hebat dapat menyebar dari panggul ke punggung dan paha, dan sering disertai mual bagia sebagian wanita ( Dr. Dito Anugrah. Majalah Dokter Kita, Edisi 7-Thn II- Juli 2007 dalam B. Penatalaksanaan Disminore Untuk antisipasi nyeri menstruasi ada beberapa terapi yang dapat dilakukan, antara lain terapi antiprostaglandin, terapi hormonal, terapi bahan alami, dan tentu saja menjalani pola hidup yang sehat. Untuk terapi antiprostaglandin dan terapi hormonal harus melibatkan dokter sedangkan untuk bahan alami dan pola hidup sehat dapat dilakukan sendiri, seperti memperhatikan asupan gizi yang seimbang, istirahat yang cukup, dan olah raga sesuai kebutuhan (Proverawati & Misaroh, 2009). C. disminore dapat dihilangkan dengan beberapa Menurut (Laila, 2011): a. Istirahat yang cukup Istirahat merupakan salah satu hal yang mampu menghilangkan berbagai macam penyakit termasuk nyeri saat menstruasi. Ketika menstruasi datang diperlukan istirahat yang cukup karena untuk mengistirahatkan otot – otot yang tegang saat terjadi kontraksi meluruhnya lapisan endometrium. Istirahat terbukti mampu
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
membantu mengurangi kinerja syaraf yang tegang. Jika kinerja syaraf berkurang maka syaraf menjadi rileks sehingga dapat mengurangi nyeri dismenore saat menstruasi. b. Olahraga teratur Olahraga yang teratur akan membantu melakukan aktivitas sehari-hari sehingga tidak terganggu dengan nyeri dismenore karena olahraga meningkatkan endorfin dalam otak yang membuat rileks dan berfungsi sebagai penawar sakit secara alami. c. Minum minuman hangat Minuman hangat berfungsi sebagai penetral rasa sakit atau nyeri pada saat menstruasi terjadi sebab minuman hangat dapat memberikan sensasi hangat pada tubuh. Suhu yang hangat mampu meminimalkan yang berkontraksi pada perut sehingga menjadi lebih rileks d. Minum Teh Jahe, ramuan kayu manis Teh jahe sangat baik untuk kesehatan tubuh. Jahe yang berkhasiat menghilangkan sakit dan mual. Sedangkan kayu manis juga dapat mengurangi nyeri menstruasi. e. Massase Massase berfungsi untuk mengurangi nyeri. Massase yang dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk pada perut bawah akan membantu mengurangi nyeri menstruasi. f. Melakukan kegiatan yang disukai (membaca, mendengarkan musik, menggambar) Dengan melakukan kegiatan yang disukai maka kita akan lebih fokus pada hobi dan akan melupakan nyeri dismenore. Rasa nyeri mungkin tetap terasa namun paling tidak fokus kita pada hal yang sedang kita lakukan. Ini merupakan salah satu penerapan terapi distraksi. a. Kompres panas Kompres dengan air panas merupakan salah satu hal yang dilakukan turun – temurun. Suhu panas diketahui dapat meminimalkan ketegangan otot, setelah otot rileks rasa nyeri akan berangsur hilang. b. Banyak minum air putih Minum air putih delapan gelas sehari juga dapat mengurangi nyeri saat menstruasi, karena banyak minum air putih pada saat menstruasi berfungsi untuk mencegah penggumpalan cairan dan melancarkan peredaran darah
760
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen dengan desain studi quasy eksperimen Pretest-posttest Non Equivalent Control Group Design yaitu penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini digunakan untuk mencari sebab dan akibat dengan memberikan perlakuan atau suatu teknik perawatan dengan teknik tertentu dibandingkan dengan teknik yang biasa digunakan. Rancangan Pretest-Posttest with Non Equivalent Control Group Design merupakan rancangan desain yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan setelah 15 menit diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat lebih akurat karena sebelum dan sesudah diberi perlakuan (Sugiyono, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri di pondok pesantren Al-Istiqomah Kudus yang masih melanjutkan studinya. Populasinya yaitu 46 orang santri yang mengalami nyeri disminore. Teknik penentuan sample menggunakan teknik purposive sampling. Tehnik Purposive Sampling, yaitu mengambil sampel pada sebagian dari populasi yang ada sesuai kriteria dan keinginan peneliti (Saryono & Setiawan, 2010). Analisis penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, nyeri sebelum diberikan jahe merah dan setelah diberika jahe merah. Analisa bivariat untuk mengetahui adanya terapi komplementer jahe terhadap perubahan nyeri disminore (Riwidikdo, 2008). Analisa statistik menggunakan uji wilcoxon test. Penilaian nyeri disminore sendiri dikategorikan menjadi 3 yaitu 1 - 3 = nyeri ringan ( dapat ditahan, tidak mengganggu aktifitas) 4 – 6 = nyeri sedang (nyeri saat aktifitas berat, menggangu aktifitas) 7 – 10 = nyeri hebat (tidak tertahankan, tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Pondok Pesantren Al – Istiqomah Kudus Berdasarkan diagram diatas sebagian besar umur responden pada kelompok intervensi adalah 13 tahun yaitu sebanyak 7 orang (21,9%)
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
dan kelompok kontrol sebagian besar umur 8 Kelompok Intervensi
6 4
Kelompok Kontrol
2 0
12
13
14
15
16
responden adalah 14 tahun dan 15 tahun yaitu sebanyak 5 orang responden (15,6%). 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus
PENDIDIKAN 50 0
SMA
SMP
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa terdapat 3 orang responden berpendidikan SMA, dan 29 orang reponden (90,6%) berpendidikan SMP. 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mean, Median, dan Modus Nyeri Disminore di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus Variab el
Me an
Me d
Mo d
Kel Interve nsi Kel Kontro l
4,0 31
4,0 00
4,0
3,3 75
3,5 00
1,5a
Std. Dev iasi 1,5 217
M in
Max
1, 5
7,0
1,4 663
1, 0
5,5
Berdasarkan tabel diatas skala nyeri disminore pada kelompok intervensi sebelum diberikan jahe merah memiliki nilai mean 4,031, nilai median 4,000, nilai modus 4 dengan jumlah 5 orang responden, standart deviasi 1,5217 serta nilai minimun 1,5 dan nilai maksimum 7,0. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum diberikan jahe merah memiliki nilai mean 3,375, nilai median 3,500, nilai modus 1,5 dengan jumlah 3 orang respoden, standart deviasi 1,4663 serta nilai minimum 1,0 dan nilai maksimum 5,5.
761
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
4. Distribusi Frekuensi Nyeri Disminore Sebelum Pemberian Jahe Merah dan Air Putih di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus
6. Distribusi Frekuensi Nyeri Disminore Setelah Pemberian Jahe Merah dan Air Putih di Pondok Pesantren AlIstiqomah Kudus Variab el Nyeri Dismin ore Kelom pok Interve nsi Kelom pok Kontrol
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa skala nyeri disminore pada kelompok intervensi sebelum pemberian jahe merah sebagian besar responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 11 orang responden (68,8%). Sedangkan skala nyeri disminore pada kelompok kontrol sebelum diberikan air putih sebagian besar responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 10 orang (62,5%). Variabel Nyeri Dismino re Kel Interven si Kel Kontrol
Kategori Nyeri Disminore
Total
Ringa n F %
Sedang
Berat
F
%
F
%
n
%
4 25, 0
1 1
68, 8
1
6, 3
1 6
10 0
6 37, 5
1 0
62, 5
0
0
1 6
10 0
5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mean, Median dan Modus Nyeri Disminore Setelah Pemberian Jahe Merah dan Air Putih di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus a.
Multiple modes exist. The smallest value is shown Kolmogorov-Smirnova
Variabel
Statistic
Df
Sig.
Diff Kontrol
,236
16
,17
Diff Intervensi
,292
16
,001
Kategori Nyeri Disminore Ringan Sedang Berat F % F % F %
Total N
%
1 1
68 ,8
5
31 ,8
0
0
16
10 0
8
50
8
50
0
0
16
10 0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa skala nyeri disminore pada kelompok intervensi setelah pemberian jahe merah sebagian besar mengalami nyeri ringan yaitu sebanyak 11 orang (68,8%). Sedangkan skala nyeri disminore pada kelompok kontrol setelah pemberian air putih hasilnya terdapat masingmasing 8 orang responden (50%) yang mengalami nyeri ringan dan nyeri Analisa Bivariat 1. Hasil Uji Normalitas Lilliefors Significance Correction Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data tidak normal karena nilai p value< 0,05 yaitu 0,017 pada kelompok kontrol dan 0,001 pada kelompok intervensi. 2. Perbedaan Skala Nyeri Pada Kelmpok Intervensi Sebelum dan Setelah Pemberian Jahe Merah dan Skala Nyeri Setelah Pemberian Air Putih di Pondok ALIstiqomah Kudus
Berdasarkan tabel diatas bahwa skala nyeri disminore disminore pada kelompok intervensi setelah diberikan jahe merah memiliki nilai mean 2,438, nilai median 3,000, nilai modus 1,0 dengan jumlah 6 orang responden, standart deviasi 1,2093 serta nilai minimum 1,0 dan nilai maksimum 4,0. Sedangakan pada kelompok kontrol setelah diberikan air putih memiliki nilai mean 3,313, nilai median 3,250, nilai modus 3,0 dengan jumlah 3 orang responden serta nilai minimum 1,0 dan maksimum 5,0.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Variabe l Nyeri Dismin ore Kel Interve nsi Kel Kontrol
Me an
Me d
Mo d
Std. Devi asi
M in
Ma x
2,4 38
3,0 00
1,0
1,20 93
1, 0
4,0
3,3 13
3,2 50
3,0a
1,27 64
1, 0
5,0
Test Statisticsa
762
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Cara mengatasi disminore ada Intervensi Kontrol Setelah Setelah - Kontrol bermacam-macam dari yang paling sederhana Intervensi Sebelum seperti istirahat, mengkompres dengan air hangat, melakukan hobby, minum-minuman Sebelum Z -3,568b -,632bherbal (teh jahe, kayu manis yang diseduh), pijat, hingga pemberian obat-obat pereda nyeri. (Laila, Asymp. Sig. ,000 ,5272011) . (2-tailed) Pada penelitian ini peneliti mengukur a. Wilcoxon Signed Ranks Test berapa skala nyeri yang dialami oleh masingb. Based on positive ranks. masing responden saat mengalami disminore. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Hasil pengukuran ini dilakukan peneliti selama bahwa hasil uji Wilcoxon Test variabel sebelum hari pertama dan hari kedua menstruasi karena dan setelah pemberian jahe merah pada kebanyakan dari responden mengalami kelompok intervensi dengan nilai p value< 0,05 disminore pada hari-hari tersebut. Setelah diukur skala nyeri yang dialami yaitu 0,000. Hal menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, jadi terdapat pengaruh oleh responden saat mengalami disminore pemberian jahe merah terhadap perubahan skala masing-masing responden diberikan jahe merah nyeri disminore pada santri di Pondok Pesantren kemudian setelah itu akan diukur lagi skala nyeri Al-Istiqomah Kudus. Sedangkan untuk variabel yang dialami oleh responden. Maka dalam sebelum dan setelah pemberian air putih pada penelitian ini peneliti menggunakan jahe merah kelompok kontrol dengan nilai p value< 0,05 untuk mengetahui efek farmakologisnya yaitu 0,527. Hal ini menunjukan bahwa Ha terhadap nyeri disminore. Nyeri Disminore Setelah ditolak dan Ho diterima, jadi tidak terdapat 2. Skala Pemberian Jahe Merah di Pondok pengaruh pemberian air putih terhadap Pesantren Al-Istiqomah Kudus perubahan skala nyeri disminore pada santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri disminore pada kelompok intervensi setelah pemberian jahe merah sebagian besar 3. Analisa Univariat mengalami nyeri ringan yaitu 6 orang responden 1. Skala nyeri disminore sebelum (37,5%), nyeri sedang yaitu 10 orang responden pemberian jahe merah di Pondok (62,5%) dan tidak ada responden yang Pesantren Al-Istiqomah Kudus Tahun mengalami nyeri berat. Berdasarkan hasil yang 2016 diperoleh terlihat bahwa pemberian jahe merah Skala nyeri disminore sebelum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberian jahe merah di Pondok Pesantren Al- perubahan skala nyeri pada kelompok intervensi. Istiqomah Kudus Tahun 2016. Menurut Laila Penelitian mengenai efek farmakologi (2011) banyak faktor yang mempengaruhi jahe merah meliputi senyawa-senyawa fenol, terjadinya disminore seperti faktor kejiwaan, seperti turunan gingerol, shogaol, dan faktor konstitusi, faktor endokrin atau hormon, dan faktor alergi. Beberapa faktor ini dapat gingerdion. Penelitian terhadap gingerol yang mempengaruhi terjadinya disminore primer berasal pada rimpang jahe merah menunjukkan bahwa senyawa-senyawa ini memberikan efek yang terjadi pada remaja. (Laila, 2011). dalam menghambat biosintesis Dismenore dapat menyebabkan keluhan kuat prostaglandin (Kiuchi, 1982 dalam (Achmad & fisik seperti sakit perut bagian bawah, sakit dkk, 2008)). kepala, sakit punggung, paha, panggul, mual, Jahe merah juga mengandung minyak astiri muntah dan masalah kulit lainnya seperti yang kemudian dilakukan percobaan klinik yang munculnya jerawat. (Laila, 2011) Nyeri haid atau disminore jika tidak menunjukkan bahwa larutan 5% minyak astiri segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental jahe bersifat anestesi yang cukup efektif dan fisik individu sehingga mendesak untuk mencegah gangguan mual dan muntah (Geiger, segera mengambil tindakan. (Anurogo & 2005 dalam (Achmad & dkk, 2008)). Wulandari, 2011).
THE 5TH URECOL PROCEEDING
763
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Sifat antihepatotoksik senyawa-senyawa gingerol dan shogaol telah dipelajari pula dan telah dilakukan percoban pada tikus yang menunjukkan bahwa gingerol dan shogaol memperlihatkan efek anti piretik dan analgesik (Tang, 1992 dalam (Achmad & dkk, 2008)). Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian jahe merah terhadap perubahan skala nyeri pada santri di Pondok Pesantren AlIstiqomah Kudus, menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri disminore dan responden juga terlihat lebih rileks dan tenang selama mengalami disminore. Penelitian ini dapat menjadi salah satu cara mengurangi disminore dengan terapi non farmakologis.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Iran Barat yang meneliti secara acak pada dua kelompok yang sama dan diberi plasebo atau jahe dalam bentuk kapsul selama 3 hari di menstruasi pertama siklus. Mereka dinilai keparahan rasa sakit mereka menggunakan skala analog visual. Sebuah skala Likert 5 poin digunakan untuk menilairespon terhadap pengobatan. Hasilnya, penurunan nilai analog visual nyeri pasca terapi pada kelompok jahe secara signifikan lebih besar dibanding kelompok plasebo. Pada kelompok jahe, 29 (82,85%) subyek melaporkan perbaikan gejala mual, dibandingkan dengan 16 (47,05%) pada kelompok plasebo.jadi dapat disimpulkan bahwa Jahe efektif dalam meminimalkan rasa nyeri pada dismenorea primer.( Ensiyeh Jenabi,2013) Analisa Bivariat Pengaruh Pemberian Jahe Merah Terhadap Perubahan Skala Nyeri Disminore Pada Santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian jahe merah terhadap perubahan skala nyeri pada santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus. Pemberian jahe merah merupakan salah satu metode non farmakologis yang digunakan untuk meredakan disminore (Arfiana, 2014).Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Teheran Iran yang meneliti siswa sejumlah 120 orang dengan dismenore primer sedang atau berat. Para siswa semua warga asrama dariUniversitas Shahed. Mereka secara acak menjadi dua kelompok yang
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
sama, satu untuk jahe dan lainnya untuk plasebodalam dua protokol perawatan yang berbeda dengan interval bulanan. Jahe dan kelompok plasebo di kedua protokolmenerima 500 mg kapsul bubuk akar jahe atau plasebo tiga kali sehari. Dalam jahe protokol pertama danplasebo diberikan dua hari sebelum timbulnya periode menstruasi dan terus melalui tiga hari pertamadari periode menstruasi. Dalam jahe protokol kedua dan plasebo diberikan hanya untuk tiga hari pertamadatang bulan. Keparahan nyeri ditentukan oleh sistem penilaian multidimensi verbal dan visualskala analog.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat keparahan nyeri antara jahe dankelompok plasebo untuk protokol satu (P = 0,015) dan protokol dua (P = 0,029). Ada juga perbedaan yang signifikan dalamdurasi nyeri antara kedua kelompok untuk protokol satu (P = 0,017) tetapi tidak untuk protokol dua (P = 0.210).sehingga dapat disimpulkan Pengobatan dismenore primer pada siswa dengan jahe selama 5 hari memiliki signifikan secara statistikefek pada menghilangkan intensitas dan durasi nyeri (Parvin Rahnama,2012) Kandungan jahe merah seperti ; gingerol, gingerdion memberikan efek yang kuat dalam menghambat biosintesis prostaglandin (Kiuchi, 1982 dalam (Achmad & dkk, 2008). KESIMPULAN 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian jahe merah terhadap perubahan skala nyeri pada santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah dibuktikan dengan hasil uji Wilcoxon Signed Rank-Test dengan hasil p value kelompok intervensi 0,000 atau < 0,005. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri disminore pada kelompok intervensi sebelum pemberian jahe merah adalah terdapat 4 orang responden (25,0%) mengalami nyeri ringan, 11 orang responden (68,8%) mengalami nyeri sedang dan 1 orang responden (6,3%) mengalami nyeri berat. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri disminore pada kelompok intervensi setelah pemberian jahe merah adalah terdapat 11 orang responden (68,8%) mengalami nyeri
764
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
ringan, 5 orang responden (31,3%) mengalami nyeri sedang. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri disminore pada kelompok kontrol sebelum pemberian air putih adalah terdapat 6 orang responden (37,5%) mengalami nyeri ringan dan 10 orang responden (62,5%) mengalami nyeri sedang. Sedangkan pada kelompok kontrol setelah pemberian air putih adalah terdapat 8 orang responden (50%) mengalami nyeri ringan dan 8 orang responden (50%) mengalami nyeri sedang. 5. REFERENSI (t.thn.).
Dipetik January 21, 2016, dari www.statistikian.com: http://www.statistikian.com/2014/08/wi lcoxon-signed-rank-test.html Kesehatan : Yang Terjadi Selama Siklus Menstruasi. (2005). Dipetik 1 3, 2016, dari Alodokter: http://www.alodokter.com/yang-terjadiselama-siklus-menstruasi Cara Membuat Wedang Jahe Merah. (2015, Juli 23). Dipetik Januari 12, 2016, dari manfaatjahemerah.com: http://manfaatjahemerah.com/caramembuat-wedang-jahe-merah/ Nyeri Otot Setelah Berlatih? Atasi dengan Jahe! (2015, 2 17). Nyeri Otot Setelah Berlatih? Atasi dengan Jahe! Achmad, S. A., & dkk. (2008). TumbuhTumbuhan Obat Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Andrews, G. (2010). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: Penerbit EGC. Anurogo, D., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jogjakarta: Penerbit Andi. Arfiana, I. (2014). Pengaruh Minuman Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe). Pengaruh Minuman Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap Penurunan IntensitasNyeri Pada Mahasiswa DIV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo, 1-8. Ensiyeh Jenabi, The effect of ginger for relieving of primary dysmenorrhoea, Department of Midwifery, Toyserkan Branch,
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Islamic Azad University, Toyserkan, Iran. Vol. 63, No.1, January 2013 (t.thn.). Dipetik January 21, 2016, dari www.statistikian.com: http://www.statistikian.com/2014/08/wi lcoxon-signed-rank-test.html Kesehatan : Yang Terjadi Selama Siklus Menstruasi. (2005). Dipetik 1 3, 2016, dari Alodokter: http://www.alodokter.com/yang-terjadiselama-siklus-menstruasi Cara Membuat Wedang Jahe Merah. (2015, Juli 23). Dipetik Januari 12, 2016, dari manfaatjahemerah.com: http://manfaatjahemerah.com/caramembuat-wedang-jahe-merah/ Nyeri Otot Setelah Berlatih? Atasi dengan Jahe! (2015, 2 17). Nyeri Otot Setelah Berlatih? Atasi dengan Jahe! Achmad, S. A., & dkk. (2008). TumbuhTumbuhan Obat Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Andrews, G. (2010). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: Penerbit EGC. Anurogo, D., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jogjakarta: Penerbit Andi. Arfiana, I. (2014). Pengaruh Minuman Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe). Pengaruh Minuman Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap Penurunan IntensitasNyeri Pada Mahasiswa DIV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo, 1-8. Bangun, A. (2012). Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Bandung: Indonesia Publishing House. Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media . Hastono, S. P. (2007). Analisa Data Kesehatan. Depok. Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika. Judha, M., Fauziah, A., & Sudarti. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Kasdu, D. (2005). Solusi Problem Wanita Dewasa Cetakan I. Jakarta: Puspa Swara.
765
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Kurniawati, N. (2010). Sehat & Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur. Bandung: Qanita. Laila, N. N. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Jogjakarta: Buku Biru. Leppert, P. (2004). Primary care for women 2nd edition. Lippicontt-William & Wilkins. Manuaba, I. (2009). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Manuaba, I. G. (2006). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Genikologi dan KB. Jakarta: EGC. Martini, N. C., & dkk. (t.thn.). Perbandingan Efek Analgesik Perasan Rimpang Jahe Merah Zingiber officinale var. rubrum Thelaide) Dengan Aspirin Dosis Terapi Pada Mencit (Mus musculus), 518 - 524. Murray, R. K., & dkk. (2009). Biokimia Harper. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC. Proverawati, A., & Misaroh, S. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Jogjakarta: Nuha Medika. Purwanto, B. (2013). Herbal an Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha Medika. Rahnama, Parvin et al ( 2012) Effect of Zingiber officinale R. rhizomes (ginger) onpain relief in primary dysmenorrhea: a placeborandomized. BMC Complementary and Alternative Medicine, 12:92 Rahayu, D. (2014, 9 7). Proposal Pengaruh Konsumsi Jahe Asam terhadap Penurunan Dismenore). Dipetik 12 11, 2015, dari scribd: https://www.scribd.com/doc/23898687 8/Proposal-Pengaruh-Konsumsi-JaheAsam-terhadap-Penurunan-Dismenore Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Rusnoto, Cholifah, N., & Retnosari, I. (2015). Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat di Desa
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan , 29-39. Saryono, & Sejati, W. (2009). Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Offset. Saryono, & Setiawan. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S I dan S II. Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono, D. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Universitas Sumatera Utara. (t.thn.). Dipetik 1 4, 2016, dari Universitas Sumatera Utara: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/43244/4/Chapter%20II.pdf Wikipedia. (2014, Agustus). Wikipedia Remaja. Dipetik 12 11, 2015, dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas: https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja Wiknjosastro. (2007). Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: EGC. Zhu X, e. (2009). Chinese Herbal Medicine For Primary Dysmanorrhoea (review). Cochrane Lib
766
ISBN 978-979-3812-42-7