PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO
SUPRIANTO Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Rio Monoarfa, SE. Ak, M.Si (Pembimbing I) Lukman Pakaya, S.Pd, MSA (Pembimbing II) ABSTRAK Suprianto. NIM 9214 09 010. 2013. Skripsi “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Provinsi Gorontalo”. Program Studi Strata Satu Akuntansi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. Tahun 2013. Dibawah bimbingan Bapak Rio Monoarfa, SE. Ak, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Lukman Pakaya, S.Pd, MSA selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada pemerinta Provinsi Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yakni data yang digunakan dalam angkaangka, dan jenis data yang digunakan yakni data sekunder berupa time series (runtut waktu) yaitu dokumen Laporan Realisasi APBD dari taun 2003 sampai dengan 2012. Tekhnik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis regeresi sederhana dengan melalui pengujian koefisien regresi menggunakan uji t. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa variabel PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio kemandirian daerah. PAD berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap derajat desentralisasi. PAD berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap rasio ketergantungan daerah. Sedangkan rasio varians PAD dipengruhi oleh jumlah PAD positif dan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan secara umum PAD memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Kata Kunci : PAD, Kinerja Keuangan
pada pertanggung jawaban tidak hanya input
Pendahuluan
tetapi
mempertimbangkan
output
dan
Perubahan sistem penganggaran yang outcome. Artinya bahwa penyusunan APBD dianut
dari
traditional
budget
menjadi bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan
performance budget (Halim dan Iqbal, 2012: ekonomi makro dan sumber daya yang xii). Performance
budget
menganjurkan tersedia, mengalokasikan secara tepat sesuai
anggaran harus disusun dengan penekanan kebijakan pemerintah dan mempersiapkan
kondisi
bagi
pelaksanaan
pengelolaan berpengaruh. Hal ini untuk mengetahui lebih
anggaran secara baik melalui Pendapatan lanjut apakah hasil tersebut disebabkan Asli Daerah.
karena
good
planing
dan
kerja
keras
Selaras dengan tujuan otonomi daerah pemerintah daerah atau tidak. Menurut yaitu menuntun kemandirian suatu daerah Mahmudi (2007: 124) selisih lebih realisasi sehingga
upaya
harus
dilakukan
oleh pendapatan
merupakan
selisih
yang
pemerintah daerah untuk mengoptimalkan diharapkan (favourable variance), sedangkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam selisih kurang merupakan selisih yang tidak rangka
membiayai
aktifitas
operasional diharapkan (unfavourable variance).
pemerintah daerah melalui pendapatan asli
Laporan keuangan Provinsi Gorontalo
daerah yang berasal dari pajak dan retribusi triwulan 1 tahun 2012 terlihat bahwa adanya daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan surplus anggaran hal ini dikarenakan realisasi hal yang sangat penting dalam proses anggaran masih dibawah target anggaran. pembangunan daerah. Menurut Halim dan Namun pada realisasi pendapatan masih jauh Iqbal (2012: 27) masalah yang paling besar dari
target
realisasi
walaupun
dana
pasca otonomi daerah adalah ketergantungan perimbangan masih sangat mendominasi pemerintah
daerah
terhadap
dana pendapatan.
Selain
itu
realisasi
perimbangan dari pemerintah pusat. Hal ini penghimpunan pajak mengalami penurunan disebabkan lemahnya pengelolaan potensi sebesar 24,65% dari target anggaran 2012 yang ada di daerah. Oleh karena itu perlu dibandingkan tahun anggarn sebelumnya adanya manajemen pendapatan sehingga mencapai
31,48%.
Hal
ini
diduga
setiap daerah memahami potensi pendapatan penyebabnya adalah kebijakan pemerintah yang
dimiliki
daerah
memaksimalkan membiayai
dan
dapat untuk
pendapatan
kegiatan
Bea
Balik
Nama
untuk Kendaraan bermotor yang berasal dari luar
pemerintahan
dan daerah Provinsi Gorontalo.
pelayanan publik. Pada
membebaskan
Berdasarkan laporan kajian ekonomi prinsipnya,
anggaran regional Provinsi Gorontalo dari tahun 2008
pendapatan merupakan batas minimal jumlah sampai
tahun
2012
terlihat
kinerja
pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh pendapatan asli daerah masih fluktuasi atau oleh pemerintah daerah (Mahmudi, 2007: belum
menentu
bahkan
mengalami
123). Kinerja pendapatan daerah dinilai baik penurunan pada tahun 2011 yaitu sebesar apabila realisasi melampaui target anggaran. 37,30 Miliar dengan nilai capaian 30,37% Namun perlu diidentifikasi lebih lanjut dari target anggaran dibandingkan tahun komponen pendapatan apa yang paling 2010 senilai 130,90 Miliar dengan nilai
capaian
sebesar
122,58%
dari
target d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang
anggaran walaupun terjadi peningkatan pada
sah.
tahun 2012 yaitu sebesar 39,07 milyar dengan hasil capaian 24,17 %. Hal ini Kinerja Keuangan mengindikasikan bahwa terjadi pertumbuhan
Kinerja merupakan pencapaian atas
pendapatan yang kurang sehat (negatif). apa yang direncanakan, baik oleh pribadi Menurut Mahmudi (2007: 125) pertumbuhan atau organisasi (Sularso dan Restianto, 2011: pendapatan
dikatakan
positif
apabila 111). Jika hasil capaian sesuai dengan yang
kecenderungannya (trend) meningkat.
direncanakan, artinya kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik namun apabila hasil
Tinjauan Pustaka
capaian tidak sesuai dengan rencana maka
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
kinerja
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi
Pemerintahan
(SAP)
pendapatan Asli daerah adalah hak pemeritah daerah
yang
diakui
sebagai
penambah
ekiuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
dan
tidak
perlu
dibayar
kembali. Yuwono dalam Julitawati, Dkk (2012: 5) menyatakan bahwa pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas yang menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oeh pemerintah. Dalam pasal 6 Undang-Undang No 33 Tahun 2004 sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:
dipisahkan
baik.
Laporan
Keuangan daerah yang dapat dijadikan pedoman dalam menganalisis yaitu Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Mahmudi (2007: 121) Laporan Realisasi anggaran (LRA) yang dipublikasikan memberikan
pemerintah informasi
daerah
yang
sangat
bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan. Dengan laporan keuangan dapat dilakukan analisis pendapatan asli daerah antara lain dengan cara: 1) Analisis Varians (Selisih anggaran) Analisis Varians anggaran Pendapatan dilakukan
dengan
cara
menghitung
selisih antara realisasi PAD dengan PAD yang dianggarkan (Mahmudi, 2007: 123). Dalam biasanya
Laporan
Realisasi
telah
dicantumkan
anggaran selisih
membantu pengguna laporan keuangan
b) Retribusi Daerah Pengelolaan
kurang
anggaran dan realisasi yang sangat
a) Pajak Daerah
c) Hasil
dinilai
Kekayaan
yang
dalam laporan
memahami keuangan.
dan
menganalisa
Informasi
yang
dihasilkan dari analisis ini menunjukan 4) Rasio Derajat Desentralisasi tingkat pencapaian kinerja keuangan. Analisis Varians =
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kontribusi PAD terhadap total
(Mahmudi, 2007: 123)
penerimaan
daerah.
Semakin
tinggi
kontribusi PAD maka semakin tinggi 2) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
kemampuan
daerah
dalam
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
menyelenggarakan desentralisasi. Rasio
bermanfaat untuk mengetahui apakah
ini dirumuskan sebagai berikut:
suatu daerah telah mampu membiayai Derajat Desentralisasi
kegiatan dan
pemerintahan,
pelayanan
=
pembangunan
kepada
masyarakat
(Mahmudi, 2007: 128)
(Wenny, 2012: 43). Rasio kemandirian keungan daerah dihitung dengan cara membandingkan pendapatan
asli
antara daerah
jumlah dengan
pendapatan transfer pemerintah pusat, provinsih dan pinjaman daerah. Rasio ini
Teknik Analisis Data Setelah
data
terkumpul
dengan
lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas data untuk kedua vriabel yang diteliti, untuk dapat mengetahui data dari
di hitung dengan rumus:
variabel bebas dan variabel tak bebas yang
RasioKemandirian =
akan digunakan terdistribusi normal atau
(Mahmudi, 2007: 128)
tidak, maka dilakukan uji normalitas data. Sedangkan untuk analisis data, peneliti
3) Rasio Ketergantungan Daerah Rasio
ketergantungan
melakukan langka-langka sebagai berikut:
daerah
ini 1) Mencari persamaan regresi bermanfaat untuk mengetahui tingkat 2) Melakukan uji linearitas ketergantungan daerah terhadap keberartian.
dan
uji
pemerintah pusat. Semakin tinggi angka 3) Melakukan uji koefisien korelasi dan uji rasio ketergantungan daerah maka koefisien determinasi. semakin tinggi ketergantungan daerah Analisis data diakukan dengan terhadap pemerintah pusat. Rasio ini dihitung dengan rumus:
menggunakan
regresi
sederhana
rumus sebagai berikut: Rasio Ketergantungan Daerah
(Mahmudi, 2007: 128)
Ŷ= a + bX (Sugiyono, 2009: 261)
dengan
Ŷ = Subbyek dalam variabel independen
nilai
alpha.
Jika
nilai
yang diprediksikan
signifikansi lebih kecil dari
a = nilai Y ketika nilai
alpha yang digunakan maka
X = 0 (Konstan)
H0 ditolak. Sebaliknya jika
B = Koifisien regresi,
nilai signifikansi dari statistik
X = Subyek pada variabel independen yang
KS lebih besar dari alpha yang
mempunyai nilai tertentu.
digunakan maka H0 diterima Hasil pengujian normalitas data untuk
1.1.
setiap variabel
Uji Normalitas Data Uji
normalitas
bermanfaat
dependen
yang diamati
untuk dengan menggunakan SPSS adalah sebagai
mengetahui distribusi data dalam variabel berikut : dependen yang diamati dalam penelitian. 1) Pengujian
Normlitas
Data yang baik dan layak digunakan dalam
Varians
PAD,
penelitian
adalah
memiliki
menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov
distribusi
normal.
melakukan
Smirnov (KS) sebesar 1.867. Sedangkan
pengujian asumsi normalitas data tersebut
nilai Z pada tingkat signifikansi 5%
dapat
menggunakan
adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS
pengujian metode Kolmogorov Smirnov
lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho
(KS). Adapun hipotesis yang akan diuji
diterima.
adalah:
disimpulkan bahwa data rasio Analisis
H0
dilakukan
data
yang
Untuk
dengan
: Data variabel yang diamati berdistribusi normal
H1
: Data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal
Jika
nilai
Kolomogorov
Smirnov untuk variabel yang diuji lebih besar dari nilai Ztabel
maka
Pengujian
Ho
ditolak.
juga
dapat
dilakukan membandingkan
Hasil
demikian
Analisis analisis
dapat
Varians PAD telah berdistribusi normal. 2) Pengujian
Normalitas
Data
Rasio
Kemandirian, Hasil analisis diperoleh nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) sebesar 0,931. Sedangkan nilai Z
: 5%
Kriteria uji :
Dengan
Data
dengan nilai
signifikansi untuk KS dengan
pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel rasio kemandirian telah berdistribusi normal. 3) Pengujian
Normalitas
Ketergantungan,
Data
Hasil
Rasio analisis
menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov
Smirnov (KS) sebesar 0,757. Sedangkan diperoleh sebanyak empat model regresi nilai Z pada tingkat signifikansi 5% yang menggambarkan arah dan bentuk adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS pengaruh dari jumlah PAD terhadap masinglebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho masing rasio indikator kinerja keuangan. diterima.
Dengan
demikian
dapat
Adapun model analisis regresi yang
disimpulkan bahwa data variabel rasio dipakai adalah model regresi semi log dengan ketergantungan
telah
berdistribusi pendekatan
normal.
Pemilihan
4) Pengujian
Normalitas
Desentralisasi,
Data
Hasil
lin-log model
(linear-logaritma).
ini
didasarkan
pada
Derajat pertimbangan tujuan yang ingin dicapai dari analisis proses analisis ini yakni untuk mengetahui
menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov besarnya nilai Y (kinerja keuangan) akibat Smirnov (KS) sebesar 0,560. Sedangkan adanya perubahan persentase variabel X nilai Z pada tingkat signifikansi 5% (jumlah PAD). Ini didasarkan pada fungsi adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS model lin-log yang berguna untuk melihat lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho perubahan Y secara absolut akibat adanya diterima.
Dengan
demikian
dapat perubahan
persentase
pada
variabel
X
disimpulkan bahwa data variabel rasio (Gujarati, 2010 : 213). Dengan demikian desentralisasi PAD telah berdistribusi model analisis regresi yang akan dianalisis normal.
adalah sebagai berikut : 1) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Analisis Varians PAD
Hasil Analisis Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
jumlah PAD terhadap kinerja
Variasi PAD 0 1Ln PAD
2) Model pengaruh jumlah PAD terhadap
keuangan Provinsi Gorontalo selama tahun
Rasio Kemandirian
2003-2012. Indikator kinerja keuangan yang
Rasio Kemandirian 0 1Ln PAD
digunakan sebanyak empat rasio yakni Analisis Varians PAD, Rasio Kemandirian, Rasio
Ketergantungan
dan
Derajat
Desentralisasi. Untuk melihat pengaruh dari jumlah PAD terhadap kinerja keuangan
3) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan 0 1Ln PAD 4) Model pengaruh jumlah PAD terhadap
dilakukan dengan pendekatan analisis regresi
Derajat Desentralisasi
data dengan cara meregresikan jumlah PAD
Derajat Desentralisasi 0 1Ln PAD
(X) dengan setiap rasio kinerja keuangan yang
diamati.
Dengan
demikan
akan
Rekapitulasi hasil analisis regresi untuk masing-masing model adalah sebagai berikut :
1) Pengujian pengaruh
Jumlah PAD
terhadap Varians PAD Berdasarkan hasil analisis yang telah
1) Model pengaruh jumlah PAD terhadap dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk Varians PAD
variabel jumlah PAD dalam model pertama
Rasio Efektifitas PAD = −2,159E6+0,314Ln(PAD)
(pengaruh
jumlah PAD terhadap Varians
2) Model pengaruh jumlah PAD terhadap PAD) adalah sebesar 2,886. Sedangkan nilai Rasio Kemandirian t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan Rasio Kemandirian 1,698 0,081Ln PAD derajat bebas 38 adalah sebesar 2,024. Jika 3) Model pengaruh jumlah PAD terhadap dibandingkan antara nilai t-hitung yang Rasio Ketergantungan
diperoleh dengan nilai t-tabel maka nilai t-
Rasio Ketergantungan 2,772 0,083Ln PAD
hitung masih lebih besar dari t-tabel sehingga
4) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan Derajat Desentralisasi Derajat Desentralisasi 0,894 0,045Ln PAD
95% jumlah PAD berpengaruh signifikan terhadap Varians PAD Provinsi Gorontalo
Pengujian
Pengaruh
Jumlah
PAD
Terhadap Kinerja Keuangan Provinsi Gorontalo selama Periode 2003-2012 Setelah
model
regresi
diperoleh,
selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk mengetahui signfikansi pengaruh jumlah
selama tahun 2003-2012. Adapun besar pengaruh dari jumlah PAD terhadap Varians PAD sebesar 0.314 Ini berarti bahwa setiap kenaikan
jumlah PAD sebesar 1% akan
diikuti dengan peningkatan varians PAD sebesar 31.4 %.
PAD terhadap kinerja keuangan. Untuk keperluan itu dilakukan pengujian koefisien regresi dengan menggunakan uji t. Jika nilai mutlak t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (N-k-1) maka Ho
Secara
eksplisit
hasil
pengujian
jumlah PAD terhadap setiap
jenis indikator kinerja keuangan adalah sebagai berikut
pengaruh
Jumlah
PAD
terhadap Rasio Kemandirian Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel jumlah PAD dalam model kedua (pengaruh
ditolak.
signifikansi
2) Pengujian
Kemandirian) Sedangkan
jumlah PAD terhadap Rasio adalah nilai
t-tabel
sebesar
8,998.
pada
tingkat
signfikansi 5% dan derajat bebas 38 adalah sebesar 2,024. Jika dibandingkan antara nilai t-hitung yang diperoleh dengan nilai t-tabel
maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t- 1% akan diikuti dengan penurunan Rasio tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian Kemandirian sebesar 8,3 %. pada
tingkat
disimpulkan
kepercayaan bahwa
95%
dapat
PAD
yang
jumlah
diperoleh
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
rasio
kemandirian
Provinsi
4) Pengujian pengaruh
Jumlah PAD
terhadap Derajat Desentralisasi Berdasarkan hasil analisis yang telah
Gorontalo selama tahun 2003-2012. Adapun dilakukan diketahui nilai mutlak t-hitung besar pengaruh dari jumlah PAD terhadap untuk variabel jumlah PAD dalam model Rasio Kemandirian sebesar 0,081. Ini berarti keempat (pengaruh
jumlah PAD terhadap
bahwa setiap kenaikan jumlah PAD sebesar Derajat Desentralisasi) adalah sebesar 6,566. 1% akan diikuti dengan peningkatan rasio Sedangkan kemandirian sebesar 8,1 %.
nilai
t-tabel
pada
tingkat
signfikansi 5% dan derajat bebas 38 adalah sebesar 2,024. Jika dibandingkan antara nilai
3) Pengujian pengaruh
Jumlah PAD t-hitung yang diperoleh dengan nilai t-tabel
terhadap Rasio Ketergantungan
maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t-
Berdasarkan hasil analisis yang telah tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dilakukan diketahui nilai mutlak t-hitung pada
tingkat
untuk variabel jumlah PAD dalam model disimpulkan ketiga (pengaruh
jumlah PAD terhadap diperoleh
Rasio Ketergantungan) adalah sebesar 8,815. terhadap Sedangkan
nilai
t-tabel
pada
kepercayaan bahwa
dapat
PAD
yang
jumlah
berpengaruh derajat
95%
secara
desentralisasi
signifikan Provinsi
tingkat Gorontalo selama tahun 2003-2012. Adapun
signfikansi 5% dan derajat bebas 38 adalah besar pengaruh dari jumlah PAD terhadap sebesar 2,024. Jika dibandingkan antara nilai Rasio Kemandirian sebesar 0,045. Ini berarti t-hitung yang diperoleh dengan nilai t-tabel bahwa setiap kenaikan jumlah PAD sebesar maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t- 1% akan diikuti dengan peningkatan derajat tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian desentralisasi sebesar 4,5%. pada
tingkat
disimpulkan
kepercayaan bahwa
95%
dapat
PAD
yang 1.1.1. Penafsiran Koefisien Determinasi
jumlah
diperoleh
berpengaruh
terhadap
rasio
secara
ketergantungan
signifikan Provinsi
Model Regresi Koefisien determinasi mencerminkan
Gorontalo selama tahun 2003-2012. Adapun besarnya pengaruh perubahan variabel bebas besar pengaruh dari jumlah PAD terhadap dalam menjalankan perubahan pada variabel Rasio Kemandirian sebesar -0,083. Ini berarti tidak bebas secara bersama-sama, dengan bahwa setiap kenaikan jumlah PAD sebesar tujuan untuk mengukur kebenaran dan
kebaikan hubungan antar variable dalam diperoleh sedangkan sisanya sebesar 31,9% model yang digunakan. Besarnya nilai R2 dipengaruhi oleh faktor lain. Model yang berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 memperoleh koefisien determinasi tertinggi semaikn mendekati satu maka model yang selanjutnya adalah pengaruh PAD terhadap diusulkan dikatakan baik karena semakin rasio ketergantungan (67,2%) diikuti oleh tinggi variasi variabel dependen yang dapat model pengaruh PAD terhadap derajat dijelaskan oleh variabel independen.
desentralisasi (53,1%). Sedangkan model
Nilai koefisien determinasi untuk yang
mempunyai
setiap model yang diperoleh dari hasil terendah
adalah
koefisien model
determinasi
pengaruh
PAD
analisis yang telah dilakukan adalah sebagai terhadap varians PAD yakni hanya sebesar berikut :
0,180 atau sekitar 18%.
Tabel 11. Nilai Koefisien Determinasi Setiap Model Regresi Nilai
Model
R
Model Pengaruh Jumlah PAD
Pengaruh R-Square
PAD
Terhadap
Analisis
Varians PAD Provinsi Gorontalo Selama Periode 2003-2012
0,424
0,180
0,825
0,681
Terhadap Varians PAD Model Pengaruh Jumlah PAD
Pembahasan
Mengenai pengaruh PAD terhadap analisis varians PAD Provinsi Gorontalo,
Terhadap Rasio Kemandirian
dari
Model Pengaruh Jumlah PAD
menghasilkan koefisien regresi yang positif.
Terhadap
Rasio
0,820
0,672
Ketergantungan
yang
telah
dilakukan
Ini menandakan semakin besar jumlah PAD yang diperoleh maka rasio varians PAD juga
Model Pengaruh Jumlah PAD Terhadap
analisis
Derajat
0,729
0,531
Desentralisasi
akan semakin meningkat. Meskipun memiliki koefisien
regresi
yang
positif
namun
berdasarkan hasil pengujian secara statistika Berdasarkan hasil analisis di atas menyimpulkan bahwa jumlah PAD tidak terlihat bahwa model yang mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap koefisien determinasi tertinggi adalah model variasi PAD. Hasil ini juga didukung dengan pengaruh jumlah PAD terhadap rasio nilai koefisien determinasi yang hanya kemandirian yakni sebesar 0,681. Koefisien sebesar 18% artinya varians PAD hanya determinasi ini menunjukkan bahwa sebesar 18% dipengaruhi oleh jumlah PAD Rasio Kemandirian Provinsi sedangkan sisanya sebesar 82% rasio varians Gorontalo selama periode 2003-2012 ebesar PAD dipengaruhi oleh faktor lain. pengaruh
68,1% dipengaruhi oleh jumlah PAD yang
Pengaruh
PAD
Rasio Ini menandakan semakin besar jumlah PAD
Terhadap
Kemandirian Provinsi Gorontalo Selama yang diperoleh maka rasio ketergantungan daerah
Periode 2003-2012 Bedasrkan
analisis
yang
akan
semakin
telah pengujian
secara
dilakukan menghasilkan koefisien regresi menyimpulkan
menurun. statistika
terdapat
Hasil juga
pengaruh
yang
yang positif. Hal Ini menandakan semakin signifikan dari jumlah PAD terhadap rasio besar jumlah PAD yang diperoleh maka rasio ketergantungan daerah. Koefisien regresi kemandirian daerah juga akan semakin sebesar
-0,083
meningkat. Hasil pengujian secara statistika peningkatan
menunjukkan
PAD
sebesar
setiap
1%
akan
juga menyimpulkan terdapat pengaruh yang menurunkan rasio ketergantungan sebesar signifikan dari jumlah PAD terhadap rasio 8,3%. kemandirian sebesar
daerah.
0,081
peningkatan
Koefisien
regresi
menunjukkan
PAD
sebesar
Adapun besar pengaruh dari PAD
setiap terhadap
1%
rasio
ketergantungan
daerah
akan Provinsi Gorontalo selama periode 2003-
meningkatkan rasio kemandirian sebesar 2012 ditunjukkan oleh koefisien determinasi 8,1%.
sebesar 0,672. Nilai ini berarti 67,2% rasio Adapun besar pengaruh dari PAD ketergantungan Provinsi Gorontalo selama
terhadap rasio kemandirian daerah Provinsi periode 2003-2012 dipengaruhi oleh jumlah Gorontalo
selama
ditunjukkan
oleh
periode
2003-2012 PAD yang berhasil dihimpun sedangka
koefisien
determinasi sisanya sebesar 32,8% dipengaruhi oleh
sebesar 0,681. Nilai ini berarti 68,1% rasio variabel lain. kemandirian
Provinsi
Gorontalo
selama
periode 2003-2012 dipengaruhi oleh jumlah Pengaruh
PAD
Terhadap
Derajat
PAD yang berhasil dihimpun sedangka Desentralisasi Provinsi Gorontalo Selama sisanya sebesar 31,9% dipengaruhi oleh Periode 2003-2012 variabel lain.
Mengenai pengaruh PAD terhadap variasi
Pengaruh
PAD
Ketergantungan
Terhadap Provinsi
Selama Periode 2003-2012
derajat
desentralisasi
Provinsi
Rasio Gorontalo, dari analisis yang telah dilakukan
Gorontalo menghasilkan koefisien regresi yang positif. Ini menandakan semakin besar jumlah PAD
Mengenai pengaruh PAD terhadap yang diperoleh maka derajat desentralisasi variasi
rasio
ketergantungan
Provinsi daerah juga akan semakin meningkat. Hasil
Gorontalo, dari analisis yang telah dilakukan pengujian menghasilkan koefisien regresi yang negatif. menyimpulkan
secara terdapat
statistika pengaruh
juga yang
signifikan dari jumlah PAD terhadap derajat 1) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan desentralisasi sebesar
daerah.
0,045
peningkatan
PAD
Koefisien
regresi
menunjukkan
setiap
sebesar
1%
jumlah PAD berpengaruh secara positif tidak signifikan terhadap varians PAD.
akan 2) Jumlah PAD berpengaruh secara positif
meningkatkan derajat desentralisasi sebesar
dan
4,5%.
Kemandirian Adapun besar pengaruh dari PAD
terhadap
derajat
desentralisasi
signifikan
terhadap
daerah
Tingkat
selama
periode
2003-2012.
daerah 3) Jumlah PAD berpengaruh secara positif
Provinsi Gorontalo selama periode 2003-
dan
2012 ditunjukkan oleh koefisien determinasi
Daerah selama periode 2002-2013.
signifikan
sebesar 0,531. Nilai ini berarti 53,1% derajat 4) PAD
rasio
berpengaruh
Ketergantungan
secara
signifikan
desentralisasi Provinsi Gorontalo selama
terhadap derajat desentralisasi daerah
periode 2003-2012 dipengaruhi oleh jumlah
Provinsi Gorontalo selama periode 2003-
PAD yang berhasil dihimpun sedangka
2012
sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain.
Saran
Hasil Penelitian ini tidak sejalan
Berdasarkan simpulan di atas maka
dengan penelitian selanjutnya yang dilakukan saran
yang
dianggap
relevan
dengan
oleh Thesaurianto (2003: 57) menyatakan peneitian adalah sebagai berikut: Kepada bahwa meskipun pertumbuhan PAD terus pemerintah daerah agar lebih menggali meningkat dari tahun ke tahun namun derajat sumber-sumber pendapatan daerah sehingga desentralisasi masi terlihat fluktuatif. Hal ini target
pendapatan
dapat
dicapai
serta
dikarenakan komponen penerimaan lain juga menurunkan tingkat ketergantungan daerah ikut meningkat sehingga menggambarka walaupun pemerintah Provinsi Gorontalo bahwa kemampuan keuangan yang rendah.
masih membutuhkan dana transfer dalam rangka percepatan pembangunan daerah. Untuk
PENUTUP
hasil
analisis
dan
pembahasan diatas secara umum disimpulkan bahwa PAD merupakan komponen yang berpengaruh terhadap kinerja pendapatan Provinsi Gorontalo.
selanjutnya
agar
menambah variable yang mempengaruhi
Simpulan Berdasarkan
peneliti
kinerja keuangan sehingga dapat menambah wawasan
lebih
luas,
serta
menambah
populasi dan periode pengamatan sehingga dapat dijadikan dasar penilaian kinerja yang lebih akurat.
Riau. Tesis. Medan
DAFTAR PUSTAKA Darise,
Nurlan.
2009.
Pengelolaan Ladjin,
Keuangan Daerah. Jakarta. Indeks Florida,
Asha.
2006.
Pendapatan
Asli
Terhadap
Kinerja
Pengaruh
Daerah
(PAD)
Dan
Kota
Propinsi Sumatera Utara.
Di
Tesis.
Gujarati, Damodar N. 2010. Dasar- Dasar Ekonomitrika Buku 1 Edisi
5.
Jakarta. Salemba Empat Iqbal.
Keuangan
Akuntansi
2012.
Pengaruh
Daerah
(PAD)
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Provinsi
Keuangan
Aceh.
Syiah
Pemerintah Di
Provinsi
Sumatra Utara. Skrisi. Medan Pemerintah
Tentang
Republik
Standar
Akuntansi
Pemerintahan. Jakarta. 2010
21 Tahun 2011tentang Pedoman
Jakarta .2011
Eksternal
2011. Asli
Pada
Keuangan
Riyadi,Agung. 2009. Faktor Internal Dan
Kuala. Banda Aceh Kindi.
kemandirian
Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal
Akuntansi Pascasarjana
Alokasi
Dan
Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor
Kinerja
Pendapatan
Dana Alokasi Umum
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010
Dana Perimbangan
Kurniawan,
Daerah,
Jakarta. Peraturan
Terahadap
Di
Efektifitas Pendapatan Asli
Kabupaten/Kota
2012.
Asli
Yogyakarta.
Rasio
Daerah
Empat
Pendapatan
Daerah.
Laporan
Pengaruh
Yogyakarta.
Dkk.
Tengah). Tesis.
Analisis
2009.
Daerah.
Daerah.
Ebit
Era
STIM YKPN.
Tingkat
Salemba
Dan
Keuangan
Pengelolaan
Keuangan
Julitawati,
2007.
2012.
Kusufi.
Di
Dana Alokasi Khusus Terhadap
UUPP STIM YKPN dan
Fiskal
Propinsi Sulawesi
Muliana.
dan
Analisis
Otonomi Daerah (Studi Kasus Di
UPP
Medan
Halim
Kemandirian
Pemerintah Mahmudi.
Kabupaten
2008.
Semarang.
Keuangan
Halim
Nurjanna.
Pengaruh Daerah,Dana
Umum, Dana Alokasi
Kinerja
Yang Keuangan
Mempengaruhi PDAM
Kota
Surakarta. Jurnal. Surakarta Sugiyono.
2009.
Statistika
Untuk
Khusus Terhadap
Kinerja
Keuangan Dengan
Belanja Modal Sularso dan Restianto. 2011. Pengaruh
Sebagai
Variabel
Intervening
Kabupaten Dan Kota Provinsi
Penelitian. Bandung. Alfabeta
Di
Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi Belanja Modal Dan
Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten/Kota Di Jawa
Daerah Dan Retribusi Daerah.
Tengah. Jurnal ISSN 2088-2106.
Jakarta. 2009
Purwokerto Thesaurianto,
Wenny,Cherrya
Kuncoro.
Pengelolaan Terhadap
2003.
Analisis
Pengaruh Pendapatan Asli
Analisis Daerah
Daerah
(PAD) Terhadap
Kinerja
Kemandirian
Daerah.
Keuangan Pada
Pemerintah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun
2012.
Keuangan
Tesis. Semarang.
28
Dhia.
2009
Tentang
Pajak
Kabupaten
dan Kota Di Propinsi
Sumatera
Selatan. Jurnal Ilmiah
STIE MDP