PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP

Download JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015. 45 ... Kata kunci: Pendapatan Sektor Pariwisata, Kinerja Keuangan Daerah, Pertumbuhan UKM,...

0 downloads 507 Views 406KB Size
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015

PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI DIY DENGAN PERTUMBUHAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Merynda Puspitaningrum Program Studi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak: Pengaruh Pendapatan Sektor Pariwisata Terhadap Kinerja Keuangan Daerah Di Provinsi Diy Dengan Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (Ukm) Sebagai Variabel Intervening. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan Daerah dan pengaruh Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan Daerah dengan Pertumbuhan UKM sebagai variabel intervening. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pendapatan Sektor Pariwisata tahun 2006 – 2012 Kabupaten/Kota di Provinsi DIY, Kinerja Keuangan Daerah tahun 2006 – 2012 Kabupaten/Kota di Provinsi DIY, dan Pertumbuhan UKM tahun 2006 -2012 Kabupaten/Kota di Provinsi DIY. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Sektor Pariwisata berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Daerah dengan nilai thitung 6,457 lebih besar dari ttabel, (6,457>2,0301) dan signifikansi 0,000< 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa Pendapatan Sektor Pariwisata berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Daerah, tetapi Pertumbuhan UKM tidak mengintervening hubungan pengaruh Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan Daerah. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar - 0,01071454, lebih kecil dari ttabel 2,0301 (-0,01071454 < 2,0301) dan signifikansi sebesar 0,256 (0,256 > 0,05). Kata kunci: Pendapatan Sektor Pariwisata, Kinerja Keuangan Daerah, Pertumbuhan UKM, Provinsi DIY. Abstract The Effect Of Tourism Sector Revenue To Regional Financial Performance In Diy Province With The Growth Of Small Medium Enterprise (Smes) As Intervening Variable. This research aims to determine the influence of Tourism Sector Revenue toward Regional Financial Performance, and the influence of Tourism Sector Revenue toward Regional Financial Performance with The Growth of SMEs as intervening variable. This research was conducted in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Province according to fiscal year 2006 – 2012. The research subjects in this study was Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Province. The research object was the Tourism Sector Revenue in 2006 – 2012 Regency/City in DIY, Regional Financial Performance in 2006 – 2012 Regency/City in DIY, and The Growth of SMEs in 2006 – 2012 Regency /City in DIY. The collecting data technique was documentation. The analysis technique used in this research was simple regression analysis and multiple regression analysis. The results of this study were: (1) The Tourism Sector Revenue influences the Regional Financial Performance, as shown by tcount 6.457 > ttable 2.0301 and sig. 0.000, (0.000 < 0.05). (2) The Tourism Sector Revenue influences the Regional Financial Performance, but The Growth of SMEs isn’t as intervening variable, as shown by thitung 0,01071454 is smaller than ttable 0,256 and sig. 0,256 greater than 0.05 (0,256 > 0,05). Keywords: Tourism Sector Revenue, Regional Financial Performance, Growth SMEs, DIY Province.

45

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015

sebesar 77,3% lebih tinggi daripada Pendapatan

PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Asli Daerah yang hanya 12,8%. Sektor pariwisata

2004 (pengganti Undang-Undang Nomor 25

di DIY memang sangat potensial sebagai salah

Tahun

Daerah,

satu penyumbang PAD. Salah satu sumber PAD,

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan

yakni pajak dan retribusi daerah. Potensi wisata

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

yang terdapat di Provinsi DIY tersebar di setiap

mengurus

dan

kabupaten/kota. Setiap daerah memiliki daya

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

tarik wisata masing-masing. Sektor ini berpotensi

peraturan

untuk menggerakkan perekonomian di suatu

1999)

tentang

sendiri

Pemerintah

urusan

pemerintah

perundang-undangan.

Diteruskan

dengan pasal 1 yang menjelaskan bahwa dalam

wilayah, dalam hal ini Provinsi DIY.

pelaksanaan Otonomi Daerah terdapat empat

Spillane (1994) dalam Kesatria (2010)

elemen penting yang diserahkan Pemerintah

menerangkan

Pusat kepada Pemerintah Daerah. Keempat

menciptakan permintaan, baik konsumsi, maupun

elemen tersebut adalah Desentralisasi Politik,

investasi yang

Desentralisasi Fiskal, Desentralisasi Administrasi

menimbulkan kegiatan

dan Desentralisasi Ekonomi. Konsekuensi dari

jasa.

adanya Otonomi Daerah, maka harus disertai

melakukan kegiatan belanja, sehingga

dengan peningkatan kinerja dan akuntabilitas

langsung menimbulkan permintaan pasar barang

pemerintah daerah agar tujuan desentralisasi

dan jasa yang istilahnya disebut Tourism Final

kekuasaan dapat tercapai. Kenyataan yang terjadi

Demand. Selanjutnya Tourism Final Demand

adalah masih besarnya tingkat ketergantungan

wisatawan secara tidak langsung menimbulkan

keuangan daerah terhadap pusat. Dana subsidi

permintaan akan barang modal dan bahan baku

yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah

untuk

semakin meningkat dari tahun ke tahun.

wisatawan akan barang dan jasa tersebut yang

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

(DIY)

Selama

bahwa

kegiatan

pada

gilirannya produksi

berwisata,

berproduksi

pariwisata

barang dan

wisatawan

memenuhi

akan

akan secara

permintaan

istilahnya disebut Investment Derived Demand.

merupakan salah satu daerah otonom di tingkat

Dalam

provinsi. Terdapat 4 kabupaten dan 1 kota di

wisatawan

DIY, yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten

transportasi,

Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung

akomodasi lain, industri kerajinan dan industri

Kidul, dan Kota Yogyakarta. Ketergantungan

produk konsumen, industri jasa, rumah makan,

terhadap pemerintah pusat di DIY juga masih

restoran dan lain-lain. Hal tersebut merujuk pada

cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dalam

perkembangan dan pertumbuhan UKM. Unit

struktur

2010

usaha UKM akan beragam sebagai penyedia

menunjukkan bahwa proporsi transfer dari pusat

permintaan wisatawan, baik barang maupun jasa.

APBD

DIY

pada

tahun

46

usaha

untuk

diperlukan

memenuhi investasi

komunikasi,

permintaan di

perhotelan

bidang dan

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015

Keadaan tersebut dari tahun ke tahun semakin

Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan

meningkat, pertumbuhan UKM di Yogyakarta

Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

juga

dengan Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah

meningkat.

UKM

juga

potensial

berkontribusi menyumbang PAD melalui pajak

(UKM) sebagai Variabel Intervening.

daerah yang dibebankan kepada pelaku UKM. Dalam penelitian ini menggunakan Pertumbuhan

METODE PENELITIAN

Usaha Kecil Menegah (UKM) sebagai variabel

Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristiknya, penelitian ini

intervening sebagai bentuk modifikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni

termasuk

Komang

2011.

Penelitian Korelasional merupakan tipe penelitian

Pertumbuhan UKM dipilih sebagai variabel yang

dengan karakteristik masalah berupa hubungan

membuat

antara

korelasi antara dua variabel atau lebih. Dalam

variabel bebas dan terikat karena melihat kondisi

penelitian ini hubungan korelasional yang diteliti

lapangan di Provinsi DIY ini memang banyak

adalah Kinerja Keuangan Daerah di Provinsi DIY

bermunculan UKM yang menjadi penggerak

sebagai variabel dependen dan Pendapatan Sektor

perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan

Pariwisata sebagai variabel independen. Untuk

kearifan

penelitian ini penulis menambahkan satu variabel,

Widiastuti

hubungan

lokal

pada

tidak

tahun

langsung

Yogyakarta

dan

memang

dalam

lingkungan mendukung tumbuh kembang UKM.

yaitu

Sisi positif dari banyaknya jumlah pelaku UKM

intervening.

penelitian

Pertumbuhan

UKM

korelasioanl.

sebagai

variabel

di DIY juga dirasakan pemerintah daerah, di

Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian

mana pemungutan pajak dari pelaku UKM akan

ini termasuk penelitian arsip. Penelitian Arsip

memberikan dampak positif bagi keuangan

(Archival

daerah.

terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa

Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan

dukungan

positif

Research)

arsip

data.

merupakan

Dalam

penelitian

penelitian

ini

dibutuhkan data yang berhubungan dengan

untuk

perkembangan Kinerja Keuangan Daerah di

variabel-variabel

Provinsi DIY. Peningkatan kinerja keuangan

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas

dengan

Pariwisata (Dinpar) DIY dan Dinas Perindustrian

mengoptimalkan

pemanfaatan

dan

penelitian.

pengembangan potensi dan sumber daya yang

Perdagangan

Koperasi

terdapat di daerah secara efektif dan efisien.

(Disperindagkop

dan

untuk

mengetahui

(1)

tersebut

dan

UKM)

DIY

UKM dengan

mengajukan surat permohonan untuk melakukan

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan

Data

penelitian

Pengaruh

terkait

data

Penelitian sekunder,

ini

Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Kinerja

menggunakan

Keuangan Daerah (2) Pengaruh Pendapatan

penelitian terhadap arsip, yang merupakan data 47

jenis

data.

yaitu

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015

internal yang ada di Pemerintah Daerah Provinsi

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

DIY.

terdapat dalam buku statistik yang diterbitkan

Tempat dan Waktu Penelitian

BPS, Dinpar DIY, dan Disperindagkop dan UKM

Penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah

DIY

yang

sifatnya

terbuka

umum.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui

Pengumpulan

Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata

mendokumentasikan data yang dibutuhkan dalam

(Dinpar), dan Dinas Perindustrian, Perdagangan,

buku statistik yang terdapat di perpustakaan

Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM).

kantor BPS DIY. Data yang dipakai dalam

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari –

penelitian adalah:

Maret 2015.

a. Data Statistik Keuangan dengan melihat pada Realisasi

Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini

data

untuk

dilakukan

Penerimaan

dengan

masing-masing

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi DIY tahun 2006 – 2012.

adalah Provinsi Daerah Instimewa Yogyakarta. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah

b. Data Statistik Kepariwisataan dengan melihat

Pendapatan Sektor Pariwisata tahun 2006 – 2012

pada kontribusi sektor pariwisata terhadap

Kabupaten/Kota

PAD yang ada di

Keuangan

di

Daerah

Kabupaten/Kota Pertumbuhan

Provinsi tahun

di

UKM

DIY, –

2006

Provinsi tahun

Kinerja 2012

DIY,

dan



2012

2006

masing – masing

Kabupaten/Kota di Provinsi DIY tahun 2006 – 2012. c. Data Statistik Disperindagkop dan UKM

Kabupaten/Kota di Provinsi DIY.

dengan melihat pada jumlah UKM di

Teknik Pengumpulan Data

Provinsi DIY tahun 2005 – 2012.

Metode

yang

digunakan

untuk

Teknik Analisis Data

pengumpulan data adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan

data

sekunder

dengan

Penelitian

cara

ini

menggunakan

data

sekunder untuk keseluruhan variabel, yaitu

melihat atau menyalin catatan kertas kerja yang

Pendapatan

dianggap berhubungan dengan penelitian. Data

Keuangan Daerah, dan Pertumbuhan UKM.

sekunder merupakan sumber data penelitian yang

Berikut ini adalah tahapan analisis data:

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

Uji Asumsi Klasik

media perantara (diperoleh dan dicatat pihak

Sektor

Pariwisata,

Kinerja

Uji Normalitas

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,

Uji normalitas bertujuan untuk menguji

catatan atau laporan historis yang telah tersusun

apakah dalam model regresi variabel penggangu

dalam

yang

atau residual memiliki distribusi normal. Untuk

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

menguji normalitas data, terdapat dua cara yang

(Nur Indriantoro dan Supomo, 2013: 147).

digunakan, yaitu analisis grafik dan analisis

arsip

(data

dokumenter)

48

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015

statistik. Jika data menyebar di sekitar garis

adalah yang bersifat homokedastisitas. Penelitian

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

ini

pola distribusi normal, maka model regresi

pengambilan keputusan adalah jika signifikansi

memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika

dari variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka

data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak

tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali,

mengikuti

2011).

garis

diagonal

atau

histogram

menggunakan

Uji

Glejser.

Kriteria

menunjukkan pola distribusi yang tidak normal,

Pengujian Hipotesis

maka model regresi tidak memenuhi asumsi

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian

normalitas. Normalitas juga dapat dilihat dengan

ini, berdasarkan Gambar 2 halaman 32 pada

membandingkan nilai kurtosis dan skewness dari

Paradigma Penelitian, peneliti memecah gambar

residual. Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka

menjadi dua bagian, yaitu Panel A dan Panel B

distribusi tidak normal (Imam Ghozali, 2011).

Panel A Pendapatan Sektor Pariwisata

Uji Autokorelasi

model

regresi

linier

ada

Kinerja Keuangan Daerah

(X)

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

c

(Y)

Panel B

korelasi Pertumbuhan UKM

antarkesalahan pengganggu (residual) periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)

a

(Z)

b

Pengujian dilakukan dengan Durbin-Watson (DW). Bila hasil uji D-W di bawah -2 berarti terjadi Pendapatan Sektor Pariwisata

autokorelasi positif, hasil DW yang menunjukkan

(X)

antara -2 dan 2, maka tidak terjadi autokorelasi

autokorelasi negatif (Imam Ghozali, 2011). Uji Heteroskedastisitas heteroskedastisitas

bertujuan

untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varian

dari

residual

satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain

homokedastisitas

dan

tetap jika

maka

disebut

berbeda

disebut

Kinerja Keuangan Daerah (Y)

Keterangan: a,b,c,c’ = koefisien regresi Gambar 1. Panel A Pengaruh Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan Daerah dan Panel B Pengaruh Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan Daerah dengan Pertumbuhan UKM sebagai variabel intervening

dan jika hasil uji bernilai di atas +2, maka terjadi

Uji

c ’

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik 49

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 Jika pengaruh X terhadap Y menurun Gambar Panel A menggambarkan Hipotesis H1,

bahwa

Pendapatan

Sektor

langsung

terhadap

berpengaruh

menjadi nol (0) dengan memasukkan variabel Z,

Pariwisata

maka

Kinerja

Pariwisata

H2,

bahwa

Pendapatan

Sektor

terhadap

Kinerja

berpengaruh

mediasi

sempurna

(perfect

mediation). Namun demikian, jika pengaruh X

Keuangan Daerah. Panel B menggambarkan Hipotesis

terjadi

terhadap Y menurun tidak sama dengan nol dengan memasukkan variabel Z, maka terjadi mediasi parsial (partial mediation) (Imam

Keuangan Daerah dengan Pertumbuhan UKM

Ghozali, 2011). Standard eror koefisien a dan b

sebagai variabel intervening.

ditulis dengan sa dan sb dan besarnya standard

Analisis Regresi

eror pengaruh tidak langsung (indirect effect)

Adanya pengaruh variabel intervening dapat

adalah sab yang dihitung dengan rumus:

dideteksi secara langsung dengan melihat pada Gambar 3. Berdasarkan pada Gambar 3 Panel A

sab =

dan Panel B, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Uji Signifikansi dengan Uji t

Y = a1+ cX (1) Z = a2 + aX (2) ’ Y = a3 + c’X + bZ (3) Keterangan : X : Pendapatan Sektor Pariwisata Y

:

Z

:

Kinerja Keuangan Daerah yang dipengaruhi Pendapatan Sektor Pariwisata Kinerja Keuangan Daerah yang dipengaruhi Pendapatan Sektor Pariwisata dengan Pertumbuhan UKM sebagai variabel intervening Pertumbuhan UKM

A

:

Konstanta

Y’

:

Untuk menguji signifikansi pada hipotesis pertama yaitu dengan melihat nilai thitung pada hasil

regresi

kemudian

membandingkannya dengan nilai ttabel. Jika nilai thitung > ttabel menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel depanden signifikan. Untuk menguji signifikansi pada hipotesis kedua, yaitu mengetahui pengaruh langsung atau

a,b,c,c’ :

analisis

koefisien regresi

tidak

langsung

variabel

independen

terhadap variabel dependen dengan adanya

Variabel Z disebut intervening atau

variabel intervening. Perhitungan nilai t dari

mediator jika persamaan (1) X secara signifikan

koefisien ab dengan rumus:

mempengaruhi Y (atau c ≠ 0), persamaan (2) X

t=

secara signifikan mempengaruhi Z (atau a ≠ 0),

Kriteria pengujian dengan menbandingkan nilai

dan

signifikan

thitung dengan ttabel. Jika nilai thitung > nilai ttabel,

mempengaruhi Y dengan mengontrol X (atau b

mka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi

≠ 0).

(Imam Ghozali, 2011).

persamaan

(3)

X

secara

50

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2006 HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-

– 2012.

HASAN

c. Pertumbuhan UKM

Data Khusus

Pertumbuhan

a. Kinerja Keuangan Daerah 2006 – 2012 Berikut

ini

adalah

ketiga

UKM

merupakan

suatu

keadaan yang menunjukkan adanya perubahan

rasio

jumlah unit UKM yang meningkat dari waktu ke

pengukuran Kinerja Keuangan Daerah dan

waktu. Penelitian ini melihat Pertumbuhan UKM

cara menghitungnya:

yang terjadi di Provinsi DIY dari tahun 2006 –

1) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan 2) Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Penerimaan APBD tanpa subsidi 3) Rasio Desentralisasi Fiskal Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Penerimaan Daerah (TPD) (Abdul Halim, 2008)

2012. Suatu keadaan dapat dikatakan tumbuh apabila mengalami perbedaan yang dapat diukur secara

kuantitatif.

Untuk

mengetahui

Pertumbuhan UKM dari tahun 2006 – 2012, peneliti menggunakan data jumlah UKM dari tahun 2005 – 2012. Pertumbuhan UKM dilihat dari

selisih

jumlah

UKM

tahun

yang

bersangkutan

dengan

jumlah

UKM

tahun

sebelumnya sehingga dapat diketahui berapa b. Pendapatan Sektor Pariwisata

besar pertumbuhannya.

Pendapatan Sektor Pariwisata merupakan

Tabel 1. Data Penelitian

penghasilan dalam bentuk sejumlah uang yang diperoleh

dari

aktivitas



No

aktivitas

kepariwisataan yang terjadi di suatu daerah,

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

dalam hal ini daerah Provinsi DIY. Pendapatan Sektor Pariwisata juga berperan penting sebagai sumber PAD bagi sebuah daerah otonom. Indikator yang dipilih untuk mengukur Pendapatan Sektor Pariwisata ada lima, yaitu (a) kontribusi

pajak

kontribusi

hotel

pajak

dan

restoran;

tontonan/hiburan;

(b) (c)

kontribusi retribusi ODTW (Objek Daya Tarik Wisata);

(d)

retribusi

perizinan

usaha

pariwisata; dan (e) retribusi penggunaan aset milik Pemda. Kelima indikator tersebut dilihat kontribusinya

terhadap

PAD.

Data

yang 51

Pendapatan Sektor Pariwisata (Variabel X) 0,009072086 0,035129673 0,265822414 0,366581973 0,536447581 0,010971466 0,037193336 0,001179949 0,175112246 0,279899194 0,014963046 0,046950982 0,055369773 0,353646192 0,329763316 0,013301177 0,051397644 0,044185866 0,200775815

Kinerja Keuangan Daerah (Variabel Y) 1,110239625 0,995173733 1,042120495 1,277171244 1,236549381 0,635788642 0,63177396 0,514668416 0,956833464 1,091628709 0,751475809 0,28903783 0,476439171 0,860724056 1,0652192 0,530884737 0,64831799 0,49196452 0,941515549

Pertumbuhan UKM (Variabel Z) 0,004297 0,004297 0,004297 0,004297 0,004297 0,041417 0,041417 0,041417 0,041417 0,041417 0,003965 0,003965 0,003965 0,003965 0,003965 0,015174 0,015174 0,015174 0,015174

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 0,28821602 0,036267574 0,056495947 0,046426398 0,249092574 0,282346903 0,021911828 0,057403896 0,04239634 0,171795847 0,246288794 0,038878793 0,103045073 0,152494826 0,241392119 0,318595734

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1,221592983 0,672254629 0,70235501 0,539110888 0,942587841 1,282414989 0,370218199 0,567064115 0,32648919 0,88012 1,205068047 0,434757153 0,613433134 0,375070807 0,872811333 1,430748834

Keterangan

0,015174 0,01908 0,01908 0,01908 0,01908 0,01908 0,01955 0,01955 0,01955 0,01955 0,01955 0,00198 0,00198 0,00198 0,00198 0,00198

N Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

Nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,763 dan nilai Asymp Sig 0,606 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Uji Autokorelasi Tabel 4. Hasil Uji Autokolerasi dengan Uji Durbin-Watson

Hasil Uji Statistik dan Pembahasan

Model 1 (Constant) Pendapatan Sektor Pariwisata Pertumbuhan UKM

Uji Normalitas 2.

Hasil

Uji

Pendapatan

Normalitas Sektor

35 0,763 0,606

Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2015

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Tabel

Unstandardized Residual

Variabel Pariwisata

Durbin-Watson

1,423

terhadap Kinerja Keuangan daerah Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2015 Nilai DW 1,423, nilai ini dibandingkan dengan Keterangan

Unstandardized Residual

N

35

Kolmogorov-Smirnov Z

0,663

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,772

nilai tabel signifikansi 0,05 jumlah sampel 35 (n) dan jumlah variabel independen 2 (K=2) = 1,165 maka diperoleh nilai du 1,584. Nilai DW 1,423

a. Test distribution is Normal.

lebih kecil dari batas atas (du) yakni 1,584 dan kurang dari (4-du) 4-1,584 = 2,416 dapat

Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2015

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,663 dan nilai

Uji Heteroskedasitas

Asymp Sig 0,772 > 0,05 maka dapat disimpulkan

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel

bahwa data berdistribusi normal. Tabel

3.

Hasil

Uji

Normalitas

Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Variabel

Kinerja Keuangan Daerah

Pendapatan Sektor Pariwisata dan Pertumbuhan

UKM

Model 1 (Constant) Pendapatan Sektor Pariwisata

terhadap

Kinerja Keuangan Daerah

52

Sig. 1,000 1,000

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 Hasil uji Glejser di atas menunjukkan bahwa

Dari persamaan tersebut, diketahui nilai

tidak ada satupun variabel independen yang

konstanta sebesar 0,548 yang berarti jika

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

variabel Pendapatan Sektor Pariwisata (PSP)

dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas

dianggap

konstan,

maka

nilai

signifikansinya di atas 5% (0,05), yaitu sebesar

Keuangan

Daerah

adalah

0,548.

1,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa model

koefisien regresi dalam persamaan tersebut

regresi

yang

tidak

mengandung

adanya

heteroskedastisitas

Kinerja Nilai

menunjukkan angka sebesar 1,775

menjelaskan

bahwa

setiap

peningkatan

Pendapatan Sektor Pariwisata sebesar 1 poin, maka akan meningkatkan Kinerja Keuangan

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedasitas Variabel Pendaatan Sektor Pariwisata dan

Daerah

Pertumbuhan UKM terhadap Kinerja

koefisien regresi bernilai positif, maka dapat

Keuangan Daerah

disimpulkan

Model

sebesar

1,775%.

bahwa

Pendapatan

Pariwisata berpengaruh

Sig.

Oleh

terhadap

karena

Sektor Kinerja

Keuangan Daerah. 1

(Constant) 1,000 Pendapatan Sektor Pariwisata 1,000 Pertumbuhan UKM 1,000 Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2015

Nilai koefisien determinasi sebesar 0,558. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa

sebesar

55,8%

variasi

Kinerja

Keuangan Daerah dapat dijelaskan oleh Uji Hipotesis I Tabel

7.

Ringkasan

variasi Hasil

Regresi

Pariwisata,

sedangkan sisanya sebesar 44,2% (100% 55,8%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

Pendapatan

Sektor

Pariwisata

terhadap

Kinerja

dimasukkan dalam model ini.

Keuangan Keuangan

Variabel Dependen R2 thitung ttabel Signifikansi Konstanta Koefisien

Sektor

Linier

Sederhana

Variabel Independen

Pendapatan

Uji

signifikansi

dapat

dilakukan

dengan membandingkan nilai thitung dengan

Pendapatan Sektor Pariwisata Kinerja Keuangan Daerah 0,558 6,457 2,0301 0,000 0,548 1,775

nilai ttabel atau dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan nilai pada tingkat signifikansi yang telah ditentukan, yaitu sebesar 0,05. Tabel 15 menunjukkan nilai thitung sebesar 6,457 jika

Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2015

dibandingkan dengan nilai ttabel untuk n

Persamaan regresi sebagai berikut:

sebanyak 35 pada tingkat signifikansi 0,05

KKD = 0,548 + 1,775PSP

sebesar 2,0301, maka nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (6,457 > 2,0301). Nilai 53

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 probabilitas signifikansi sebesar 0,000 juga

Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2015

menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai Persamaan Regresi

signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05

(1) PU = 0,018 + (-0,023)PSP

(0,000 ≤ 0,05).

(2) KKD = 0,484 + 1,854PSP + 3,464PU

Berdasarkan hasil uji signifikansi

Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang

dengan uji t tersebut, maka dapat disimpulkan

menyatakan bahwa Pendapatan Sektor Pariwisata

bahwa variabel Pendapatan Sektor Pariwisata berpengaruh

terhadap

Kinerja

berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Daerah

Keuangan

dengan Pertumbuhan UKM sebagai variabel

Daerah secara signifikan. Dengan demikian, hipotesis

pertama

yang

intervening. Berdasarkan hasil uji hipotesis

menyatakan

menggunakan SPSS 16.0 For Windows, hasil

Pendapatan Sektor Pariwisata berpengaruh

penelitian

terhadap Kinerja Keuangan Daerah diterima.

8.

Ringkasan

Hasil

Pendapatan

Regresi

Sektor

intervening

Pariwisata

9.

Hasil

Pendapatan Pertumbuhan

Regresi

Sektor

Pendapatan

analisis regresi yang uji t dan signifikansi juga menunjukkan

bahwa

tidak

ada

pengaruh

intervening dari Pertumbuhan UKM, di mana nilai thitung sebesar 0,01071454 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 2,0301 dan nilai signifikansi sebesar 0,256 di mana angka tersebut lebih besar dari batas toleransi sebesar 0,05. Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung

Linier

t=

Pariwisata,

UKM

pengaruh

Daerah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil

Pendapatan Sektor Pariwisata Pertumbuhan UKM 0,058 -1,432 2,0301 0,162 0,018 -0,023

Ringkasan

hubungan

Sektor Pariwisata terhadap Kinerja Keuangan

Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2015 Tabel

Pendapatan

Keuangan, tetapi Pertumbuhan UKM tidak meng-

Linier

terhadap Pertumbuhan UKM Variabel Independen Variabel Dependen R2 thitung ttabel Signifikansi Konstanta Koefisien

bahwa

Sektor Pariwisata berpengaruh terhadap Kinerja

a. Uji Hipotesis II Tabel

menunjukkan

terhadap

t

(-0,023) (3,464) 7,435876706 = - 0,01071454 Berdasarkan perhitungan dengan rumus di

Kinerja Keuangan Daerah

=

Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Intervening

Kinerja Keuangn Daerah Pendapatan Sektor Pariwisata Pertumbuhan UKM

R2 thitung ttabel Signifikansi Konstanta Koefisien

0,576 6,577 2,0301 0,162

-

0,484

0,484

sebesar 2,0301, maka nilai thitung jauh lebih kecil

1,854

3,464

dari nilai ttabel (- 0,01071454 < 2,0301). Nilai

atas, diperoleh nilai thitung sebesar - 0,01071454

1,156

jika dibandingkan dengan nilai ttabel untuk n

2,0301 0,000

sebanyak 35 pada tingkat signifikansi 0,05

54

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 probabilitas

signifikansi

sebesar

0,256

pendapatan daerah untuk meningkatkan kinerja

menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai

keuangan

di

daerah

sehingga

mengurangi

signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05.

ketergantungan terhadap pemerinth pusat. Dalam penelitian ini, dinas yang terkait adalah Dinas

KESIMPULAN DAN SARAN

Pariwisata di mana salah satu sumber pendapatan

Kesimpulan

daerah berasal dari sektor pariwisata, maka

a. Pendapatan Sektor Pariwisata berpengaruh

potensi

yang

ada

di

masing-masing

terhadap Kinerja Keuangan di Provinsi DIY

kabupaten/kota harus tetap dikembangkan agar

pada tahun 2006 – 2012. Hal ini ditunjukkan

mendukung kemandirian keuangan daerah.

dengan nilai thitung sebesar 7,620 yang lebih

Terkait dengan ketersediaan data, dinas

besar dari nilai ttabel yaitu 2,0301 (7,620 >

pemerintahan sebaiknya menyajikan data-data

2,0301) dan nilai probabilitas signifikansi

statistik secara lengkap dan berkala agar dapat

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat

diakses masyarakat umum dengan mudah. Selain

signifikansi yang ditentukan, yaitu 0,05

itu, data untuk kepentingan penelitian agar

(0,000 ≤ 0,05).

dipermudah aksesnya.

b. Pendapatan Sektor Pariwisata berpengaruh

b. Bagi Masyarakat

terhadap Kinerja Keuangan Daerah, tetapi

Masyarakat dapat

selaku mendukung

pengendali

Pertumbuhan UKM tidak meng-intervening

pemerintahan

program

hubungan

pengaruh

Pendapatan

Sektor

pemerintah dengan memberikan kritik dan saran

Pariwisata

terhadap

Kinerja

Keuangan

terhadap kinerja pemerintah jika dilihat dari segi

Daerah. Perhitungan nilai t diperoleh nilai

keuangan dengan diterbitkannya data statistik

thitung sebesar -0,01071454 jika dibandingkan

keuangan dan ditujukan untuk umum. Masyarakat

dengan nilai ttabel untuk n sebanyak 35 pada

juga bisa menyampaikan aspirasinya untuk

tingkat signifikansi 0,05 sebesar 2,0301, maka

pemerintahan yang lebih baik dengan cara-cara

nilai thitung jauh lebih kecil dari nilai ttabel

yang sesuai ketentuan. Oleh karena itu, kebijakan

(0,01071454 < 2,0301). Nilai probabilitas

yang dibuat pemerintah akan sesuai kebutuhan

signifikansi sebesar 0,256 menunjukkan nilai

masyarakatnya, terutama di daerah.

yang lebih besar dari nilai signifikansi yang

2.

telah ditentukan yaitu 0,05.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran

Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan

a. Bagi Pemerintah Daerah Pemerintah

daerah

penelitian yang sejenis dan dapat menambahkan selaku

yang

atau mengganti variabel dalam penelitian yang

berwenang dalam mengelola keuangan daerah

akan dilakukan.

sebaiknya lebih memaksimalkan sumber-sumber 55

JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 Wisatawan dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Retribusi Obyek Pariwisata 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.” Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Spillane, James J. (1991). Ekonomi Pariwisata : Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Kesatria Sipayung. (2011). “Analisa Penerimaan Pariwisata dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Sepuluh Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Periode 2005 – 2010.” Skripsi. MET – FEB Universitas Padjadjaran Bandung

DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. (2008). Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Ayu Febrianti Puspitasari. (2012). “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun Anggaran 20072011.” Skripsi. Malang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Brawijaya. Dinas Pariwisata. (2013). Ringkasan Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata. Yogyakarta: Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindagkop) melalui http://disperindagkop.jogjaprov.go.id/ pada 7 November 2014. Ferry Pleanggra. (2012). “Analisis Pengaruh Jumlah Obyek Wisata, Jumlah

56