PENGARUH PERUBAHAN ARUS KAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PT. FAJAR

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan ...

0 downloads 399 Views 872KB Size
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

PENGARUH PERUBAHAN ARUS KAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PT. FAJAR SURYA WISESA TBK

Gunawan Arisdianto [email protected] Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT Go public companies should show good financial condition, as good financial performance showed a good business management. This study aims to identify and analyze the effect of changes in cash flow of operation, cash flow of investment, and cash flows of financing on level of profitability of the company at PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Analyses were performed using multiple linear regression analysis of the financial data PT Fajar Surya Wisesa Tbk from 2009 until 2013, and hypothesis testing using the F test and t test. The results showed that the cash flow of operation, cash flow of investment, and cash flow of financial does not have a significant impact on profitability, because of significant value more than 0,05. Dominant influence on profitability shown by the cash flow of operations,that showed by the biggest of standardized beta coefficients, but this impact is not significant, that showed by significant value more than 0,05. Keywords: cash flow of operation, cash flow of investment, cash flow of financial, profitability

ABSTRAK Perusahaan yang sudah go publik sebaiknya menunjukkan kondisi keuangan yang baik, karena kinerja keuangan yang baik menunjukkan pengelolaan usaha yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda pada data keuangan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013, serta pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas karena semua variabel mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Pengaruh dominan terhadap profitabilitas ditunjukkan oleh arus kas operasi, hal ini dapat dilihat dari nilai standardized beta coefficients yang paling besar tetapi besarnya pengaruh ini tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Kata kunci: arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, profitabilitas

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

2 PENDAHULUAN Pasar modal mempunyai peran besar bagi perekonomian negara. Pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti pasar modal secara fisik. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatannya. Perusahaan yang sudah go publik sebaiknya menunjukkan kondisi keuangan yang baik, karena kinerja keuangan yang baik menunjukkan pengelolaan usaha yang baik. Kinerja keuangan yang baik yang tercermin dalam laporan keuangan berguna bagi pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut sebagai acuan untuk keputusan investasi. Agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Jenis-jenis analisis yang bisa digunakan dalam menilai kinerja keuangan, menurut Munawir (2007:36) terdapat 8 teknik analisis, yaitu analisis perbandingan laporan keuangan, trend procentage analysis, laporan dengan prosentase berkomponen, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis ratio, analisis perubahan laba kotor, dan analisis break event. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) menurut Munawir (2007:37) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Laporan arus kas (cash flow) menjadi laporan yang dianggap perlu sejak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan PSAK No. 2 tertanggal 7 September 1994 dan berlaku mulai 1 Januari 1995 yang merekomendasikan untuk memasukkan laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan. Keputusan BAPEPAM No. Kep 80/PM/96, tertanggal 17 Januari 1996 juga menyatakan tentang kewajiban emiten menyertakan laporan arus kas (cash flow) dalam laporan keuangan berkala kepada Bapepam. Arus kas perusahaan dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan (Trisnawati dan Wahidahwati, 2013). Arus kas dari aktivitas operasi dapat diukur dengan perubahan dalam modal kerja. Arus kas dari aktivitas operasi ini misalnya arus kas yang dikarenakan pembayaran atas piutang, penjualan persediaan. Arus kas dari aktivitas investasi termasuk peningkatan atas asset yang tidak lancar, peningkatan investasi kepada anak perusahaan, penjualan atas asset yang tidak lancar dan penjualan atas anak perusahaan. Sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu penjualan saham, pembayaran deviden dan pelunasan pinjaman. Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang mampu dicapai oleh perusahaan. Profitabilitas sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham. Besarnya profitabilitas juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return on Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2012:157) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

3 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kertas industri yang bertujuan untuk memperoleh profit yang besar. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar profitabilitas yang dimiliki. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk? 2. Apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk? 3. Apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk? 4. Di antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, manakah yang berpengaruh dominan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk? Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas operasi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas investasi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas pendanaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis manakah di antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, yang berpengaruh dominan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk.

TINJAUAN TEORETIS Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2007:190) adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2012:6) dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Investasi saham Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa membeli, menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan, meskipun juga berhak atas rugi yang diperoleh perusahaan (apabila rugi). Kondisi tersebut menjadikan laporan keuangan bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan pada masa-masa yang akan datang, rasio keuangan disini memegang peranan yang penting. 2. Pemberian Kredit Dalam analisis laporan keuangan yang menjadi tujuan pokok adalah kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan berserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

4 3. Kesehatan Pemasok (Supplier) Perusahaan tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus-menerus, analisis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas pemasok, kondisi keuangan, kondisi keuangan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi opsi sehari-hari. 4. Kesehatan Pelanggan (Customer) Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memnuhi kewajiban jangka pendeknya. 5. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. 6. Pemerintah Pemerintah melakukan analisis laporan keuangn perusahaan untuk menentukan pajak yang harus dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri. 7. Analisis Internal Pihak internal perusahaan sendiri akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk emmentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. 8. Analisis pesaing Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. 9. Penilaian Kerusakan Kadangkala analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai penentu besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Kas Kas memiliki arti yang sangat penting bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. Tanpa adanya kas yang tersedia maka kegiatan produksi akan terganggu, seperti tidak dapat menyediakan biaya bahan baku, bahan penolong, upah, gaji, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengeluaran tunai lainnya. Jika bagian produksi terhambat maka akan mengakibatkan munculnya masalah lain di bidang lain. Begitu pentingnya kas, maka manajer keuangan harus mengelola kas dengan baik Keynes dalam Husnan dan Pudjiastuti (2008:105) menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas yaitu : 1. Motif transaksi, hal ini berarti bahwa perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi reguler maupun yang tidak reguler. 2. Motif berjaga-jaga, hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah. 3. Motif spekulasi, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh keuntunggn dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasanya jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingkat bunga diperkirakan turun, maka perusahaan akan merubah kas yang dimiliki menjadi saham, dengan harapan saham akan naik apabila memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan (dan mungkin telah) turun..

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

5 Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan arus kas (cash flow) menurut Darsono dan Ashari (2010:22) adalah laporan yang menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri dari kas dari/untuk kegiatan operasional, kas dari/untuk kegiatan investasi, dan kas dari/untuk kegiatan pendanaan. 1. Kas dari/untuk kegiatan operasional Kas dari/untuk kegiatan operasional adalah kas yang diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang dan untuk pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya lainnya. Aktivitas operasi adalah aktivitas pendapatan utama perusahaan (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah: a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa b. Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa d. Pembayaran kas kepada karyawan e. Peneriman dan pembayaran kas oleh perusahan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya f. Pembayaran kas atau peneriman kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. 2. Kas dari/untuk kegiatan investasi Kas dari/untuk investasi adalah kas dari penjualan aktiva tetap dan untuk pembelian aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktivitas jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan arus arus kas masa depan. Contoh arus kas dari pendapatan investasi adalah: a. Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tak berwujud, aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. b. Peneriman kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain. d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan lembaga keuangan) e. Pembayaran kas sehubungan dengan fotores contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. d. Kas dari/ untuk kegiatan pendanaan Kas dari/ untuk kegiatan pendanaan adalah kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjan/bank, laba ditahan dan dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal, membayar deviden, membayar pokok hutang bank. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

6 a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen saham lainnya b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya. d. Pelunasan pinjaman e. Pembayaran kas dari penyewa guna usaha (leasee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang brekaitan dengan sewa untuk usaha pembiayaan. Tujuan Analisis Laporan Kas Tujuan utama laporan arus kas menurut Trisnawati dan Wahidahwati (2013) adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam : 1. Menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa yang akan datang. 2. Menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor. 3. Menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas. 4. Menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. Rasio Profitabilitas Analisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan karena perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan. Rasio profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2012:81) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang tertentu. Ada beberapa macam rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas. Menurut Hanafi dan Halim (2012:81) ada tiga rasio yang sering digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity. Darsono dan Ashari (2010:80) mengatakan bahwa rule of thumb pada setiap rasio profitabilitas adalah hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecil dari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil daripada investasi pada deposito berjangka. 1. Profit Margin Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan laba-rugi (baris paling akhir). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus: Laba Bersih Profit Margin = Penjualan Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Rasio ini cukup bervariasi dari industri ke industri, sebagai contoh: industri retailer cenderung mempunyai profit margin yang lebih rendah dibandingkan dengan industri manufaktur.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

7 2.

3.

Return On Asset (ROA) Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: Laba Bersih ROA = Total Aktiva Return On Equity (ROE) Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: Laba Bersih ROE = Total Ekuitas Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.

Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Arus kas operasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 2. Arus kas investasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 3. Arus kas pendanaan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 4. Salah satu di antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh dominan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk

METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek tertentu yang diteliti. Adapun gambaran dari obyek penelitian ini adalah PT. Fajar Surya Wisesa Tbk di Bursa Efek Indonesia. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel karena penelitian ini bersifat studi kasus dan data yang digunakan adalah data yang berupa laporan keuangan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Arus Kas Operasi (AKO) Arus kas operasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas operasi dalam penelitian ini diukur dengan perubahan arus kas operasi (ΔAKO) dengan rumus sebagai berikut: AKO t - AKO t-1 Δ AKO = AKO t-1

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

8 Keterangan: Δ AKO : Perubahan arus kas operasi AKO t : Arus kas operasi periode t AKO t-1 : Arus kas operasi sebelum periode t 2. Arus Kas Investasi (AKI) Arus kas dari aktivitas investasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara kas. Arus kas investasi dalam penelitian ini diukur dengan perubahan arus kas investasi (ΔAKI) dengan rumus sebagai berikut: AKI t - AKI t-1 Δ AKI = AKI t-1 Keterangan: Δ AKI : Perubahan arus kas investasi AKI t : Arus kas investasi periode t AKI t-1 : Arus kas investasi sebelum periode t 3. Arus Kas Pendanaan (AKP) Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal perusahaan dan pinjaman perusahaan. Arus kas investasi dalam penelitian ini diukur dengan perubahan arus kas pendanaan (ΔAKP) dengan rumus sebagai berikut: AKPt - AKP t-1 Δ AKP = AKP t-1 Keterangan: Δ AKP : Perubahan arus kas pendanaan AKP t : Arus kas pendanaan periode t AKP t-1 : Arus kas pendanaan sebelum periode t 4. Profitabilitas (ROA) Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang mampu dicapai oleh perusahaan. Tolak ukur profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Rumus Return On Assets (ROA) adalah: Laba Bersih Return On Assets = x 100% Total Aktiva Teknik Analisis Data Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi perangkat hasil dan penemuan baru atau dalam bentuk pembuktian dari hipotesis. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan sebagai variabel independent (bebas) terhadap profitabilitas (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Rumus regresi linier berganda menurut Sugiyono (2011:192) adalah: ROA = a + b1 AKO + b2 AKI + b3 AKP Keterangan: ROA : variabel terikat profitabilitas a : konstanta b1,… b3 : koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 3 AKO : variabel bebas arus kas operasi AKI : variabel bebas arus kas investasi AKP : variabel bebas arus kas pendanaan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

9 2.

Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2007:112) adalah: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Menurut Ghozali (2007:99) ketentuan dalam pengujian multikolonieritas adalah: 1) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolonieritas). 2) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas. c. Uji Heteroskesdastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2007:105) dasar analisis heteroskedastisitas adalah : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Analisis Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi didalamnya 3. Uji Kelayakan Model dengan Uji F Uji F dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh simultan antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap profitabilitas. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan taraf signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan: a. Jika taraf signifikansi uji F < 0,05, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA). b. Jika taraf signifikansi uji F > 0,05, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA).

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

10 4. Koefisien Determinasi Berganda (R2) Analisis koefisien determinasi berganda merupakan alat ukur untuk melihat kadar keterikatan antara variabel bebas dan terikat secara simultan. Analisis koefisien determinasi berganda menunjukkan persentase hubungan dari variasi turun naiknya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap profitabilitas 5. Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap profitabilitas. Kriteria pengujian dengan uji t adalah sebagai berikut: a. Jika taraf signifikansi uji t < 0,05, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA). b. Jika taraf signifikansi uji t > 0,05, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA). 6. Koefisien Determinasi Partial (r2) Analisis koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Angka koefisien determinasi parsial (r2) yang paling besar menunjukkan kontribusi variabel bebas yang paling dominan terhadap variabel terikatnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Variabel Deskriptif variabel dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang variabel-variabel yang diamati, yaitu variabel bebas arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP), serta variabel terikat profitabilitas (ROA). Analisis deskriptif masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: Arus Kas Operasi (X1) Arus kas operasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas operasi dalam penelitian ini diukur dengan perubahan arus kas operasi (ΔAKO) dengan rumus sebagai berikut: AKO t - AKO t-1 Δ AKO = AKO t-1 Perhitungan arus kas operasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk adalah sebagai berikut: Tabel 1 Arus Kas Operasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Tahun Arus Kas Operasi Perubahan AKO 2008 1.107.948.970.952 2009 -1.107.948.970.952 -2,00 2010 1.164.934.536.805 -2,05 2011 1.911.187.311.872 0,64 2012 422.204.679.850 -0,78 2013 209.910.765.040 -0,50 Maksimum 0,64 Minimum -2,05 Rata-Rata -0,94 Sumber: Data diolah peneliti

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

11

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa arus kas operasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami fluktuasi. Arus kas operasi tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,64. Arus kas operasi terendah dialami pada tahun 2010 yaitu sebesar 2,05. Rata-rata arus kas operasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 adalah sebesar -0,94. Arus Kas Investasi (AKI) Arus kas dari aktivitas investasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara kas. Arus kas investasi dalam penelitian ini diukur dengan perubahan arus kas investasi (ΔAKI) dengan rumus sebagai berikut: AKI t - AKI t-1 Δ AKI = AKI t-1 Perhitungan arus kas investasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk pada tahun 2009 sampai 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Arus Kas Investasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Tahun Arus Kas Investasi Perubahan AKI 2008 -36.004.551.679 2009 -125.258.849.657 2,48 2010 -810.592.209.866 5,47 2011 -648.856.170.673 -0,20 -0,53 2012 -303.873.874.236 2013 -174.576.080.632 -0,43 Maksimum 5,47 Minimum -0,53 Rata-Rata 1,36 Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa arus kas investasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami fluktuasi. Arus kas investasi tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 5,47. Arus kas investasi terendah dialami pada tahun 2012 yaitu sebesar -0,53. Rata-rata arus kas investasi PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 adalah sebesar 1,36. Arus Kas Pendanaan (AKP) Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal perusahaan dan pinjaman perusahaan. Arus kas investasi dalam penelitian ini diukur dengan perubahan arus kas pendanaan (ΔAKP) dengan rumus sebagai berikut: AKP t - AKP t-1 Δ AKP = AKP t-1 Perhitungan arus kas pendanaan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk pada tahun 2009 sampai 2013 adalah sebagai berikut:

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

12 Tabel 3 Arus Kas Pendanaan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Tahun Arus Kas Pendanaan Perubahan AKP 2008 -1.073.331.505.342 2009 -742.706.512.691 -0,31 2010 -353.291.053.390 -0,52 2011 -1.389.989.566.246 2,93 2012 -87.678.215.180 -0,94 2013 -27.899.984.345 -0,68 Maksimum 2,93 Minimum -0,94 Rata-Rata 0,10 Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa arus kas pendanaan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami fluktuasi. Arus kas pendanaan tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,93. Arus kas pendanaan terendah dialami pada tahun 2012 yaitu sebesar -0,94. Rata-rata arus kas pendanaan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 adalah sebesar 0,10. Profitabilitas (ROA) Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang mampu dicapai oleh perusahaan. Tolak ukur profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Rumus Return On Assets (ROA) adalah: Laba Bersih Return On Asset = Total Aktiva Perhitungan Return On Assets PT. Fajar Surya Wisesa Tbk pada tahun 2009 sampai 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 4 Return On Assets PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA 0,08 2009 276.728.714.277 3.671.234.906.908 0,06 2010 283.001.824.437 4.495.022.404.702 0,03 2011 132.338.923.785 4.936.093.736.569 0,00 2012 5.292.462.870 5.578.334.207.456 -0,04 2013 -249.057.875.558 5.692.060.407.681 0,08 Maksimum -0,04 Minimum 0,02 Rata-Rata Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa Return On Assets PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan. Return On Assets tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,08. Return On Assets terendah dialami pada tahun 2013 yaitu sebesar -0,04. Rata-rata Return On Assets PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013 adalah sebesar 0,02.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

13 Rekapitulasi Data Penelitian Dari analisis deskripsi di atas, maka data direkapitulasi dan diolah dengan menggunakan software statistik SPSS kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F, dan Uji t. Rekapitulasi data yang akan diolah adalah sebagai berikut: Tabel 5 Rekapitulasi Data Penelitian Tahun AKO AKI AKP ROA 2009 -2,00 2,48 -0,31 0,08 2010 -2,05 5,47 -0,52 0,06 2011 0,64 -0,20 2,93 0,03 2012 -0,78 -0,53 -0,94 0,00 2013 -0,50 -0,43 -0,68 -0,04 Sumber: Tabel 1, 2, 3, dan 4

Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan sebagai variabel independent (bebas) terhadap profitabilitas (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6 Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model 1

(Constant) AKO AKI AKP

Unstandardized Coefficients B Std. Error -,041 ,020 -,077 -,007 ,040

,029 ,009 ,013

Standardized Coefficients Beta -1,821 -,390 1,342

t -2,000

Sig. ,295

-2,643 -,774 3,081

,230 ,581 ,200

a. Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah peneliti

Tabel 6 menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap variabel terikat profitabilitas (ROA) serta dapat menginformasikan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari tabel 6 diperoleh model regresi linier berganda sebagai berikut: ROA = 0,041 - 0,077 AKO - 0,007 AKI + 0,040 AKP Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Nilai konstanta sebesar 0,041 Menunjukkan bahwa jika variabel bebas arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) sama dengan nol, maka profitabilitas (ROA) akan sebesar 0,041 satuan. 2. Nilai koefisien arus kas operasi (AKO) sebesar -0,077 Menunjukkan jika arus kas operasi (AKO) meningkat satu satuan, maka akan dapat menurunkan profitabilitas (ROA) sebesar -0,077 satuan dengan asumsi variabel bebas arus kas investasi (AKI) dan arus kas pendanaan (AKP) konstan. Arah pengaruh bernilai negatif, artinya jika arus kas operasi meningkat, maka profitabilitas turun.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

14 3. Nilai koefisien arus kas investasi (AKI) sebesar -0,007 Menunjukkan jika arus kas investasi (AKI) meningkat satu satuan, maka akan dapat menurunkan profitabilitas (ROA) sebesar -0,007 satuan dengan asumsi variabel bebas arus kas operasi (AKO) dan arus kas pendanaan (AKP) konstan. Arah pengaruh bernilai negatif, artinya jika arus kas investasi meningkat, maka profitabilitas akan menurun. 4. Nilai koefisien arus kas pendanaan (AKP) sebesar 0,040 Menunjukkan jika arus kas pendanaan (AKP) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,040 satuan dengan asumsi variabel bebas arus kas operasi (AKO) dan arus kas investasi (AKI) konstan. Arah pengaruh bernilai positif, artinya jika arus kas pendanaan meningkat, maka profitabilitas akan meningkat. Dari model tersebut diketahui adanya pengaruh arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA) yang dilihat dari koefisien regresi ≠ 0. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2007:112) adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil:

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: ROA 1,0

Expected Cum Prob

,8

,5

,3

0,0 0,0

,3

,5

,8

1,0

Observed Cum Prob

Gambar 1 Uji Normalitas Dari gambar 1 diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

15 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Menurut Ghozali (2007:99) ketentuan dalam pengujian multikolonieritas adalah: 1. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolonieritas). 2. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7 Nilai Tolerance Dan VIF Variabel Tolerance VIF Arus kas operasi (AKO) 0,110 3,451 Arus kas investasi (AKI) 0,179 5,582 Arus kas pendanaan (AKP) 0,240 4,175 Sumber: Data diolah peneliti

Dari ketiga variabel bebas yang ada diketahui memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka penelitian ini bebas dari multikolonieritas. Uji Heteroskesdastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2007:105) dasar analisis heteroskedastisitas adalah : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Scatterplot Dependent Variable: ROA Regression Studentized Residual

1,5

1,0

,5

0,0

-,5

-1,0 -1,5 -1,5

-1,0

-,5

0,0

,5

1,0

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 2 Uji Heteroskesdastisitas

1,5

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

16 Dari gambar 2 diketahui bahwa titik-titik data tersebar di daerah antara 0 – Y dan tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi yang terbentuk diidentifikasi tidak terjadi Heteroskesdastisitas. Karena data yang diolah sudah tidak mengandung heteroskesdastisitas, maka persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dapat dipergunakan untuk penelitian. Uji Kelayakan Model dengan Uji F Uji F dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi linear berganda. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan taraf signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan: 1. Jika taraf signifikansi uji F < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak

digunakan artinya arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). 2. Jika taraf signifikansi uji F > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak layak digunakan artinya arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) secara simultan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 8 Uji Kelayakan Model dengan Uji F ANOVAb Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares ,009 ,000 ,009

df 3 1 4

Mean Square ,003 ,000

F 7,004

Sig. ,269 a

a. Predictors: (Constant), AKP, AKI, AKO b. Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,269 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak layak digunakan, artinya arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) secara simultan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Koefisien Determinasi Berganda (R2) Analisis koefisien determinasi berganda merupakan alat ukur untuk melihat kadar keterikatan antara variabel bebas dan terikat secara simultan. Analisis koefisien determinasi berganda menunjukkan persentase hubungan dari variasi turun naiknya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS didapatkan hasil sebagai berikut:

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

17 Tabel 9 Koefisien Determinasi Barganda (R2) Model Summaryb Model 1

R ,977 a

R Square ,955

Adjusted R Square ,818

Std. Error of the Estimate ,02036

Durbin-W atson 2,388

a. Predictors: (Constant), AKP, AKI, AKO b. Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa koefisien determinasi berganda (R2) atau R Square adalah sebesar 0,955 atau 95,5%, hal ini berarti bahwa arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) secara bersama-sama mampu menjelaskan turun naiknya profitabilitas (ROA) sebesar 95,5%, sedangkan sisanya sebesar 4,5% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Pengujian Hipotesis dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap profitabilitas. Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan taraf signifikansi dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan: 1. Jika taraf signifikansi uji t < 0,05, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA). 2. Jika taraf signifikansi uji t > 0,05, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 10 Uji Pengaruh Parsial dengan Uji t Coefficientsa

Model 1

(Constant) AKO AKI AKP

Unstandardized Coefficients B Std. Error -,041 ,020 -,077 -,007 ,040

,029 ,009 ,013

Standardized Coefficients Beta -1,821 -,390 1,342

t -2,000

Sig. ,295

-2,643 -,774 3,081

,230 ,581 ,200

a. Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah peneliti

1. Pengujian hipotesis 1 Uji parsial antara variabel bebas arus kas operasi (AKO) terhadap profitabilitas (ROA), dengan nilai signifikasi 0,230 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

18 2. Pengujian hipotesis 2 Uji parsial antara variabel bebas arus kas investasi (AKI) terhadap profitabilitas (ROA), dengan nilai signifikasi 0,581 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas arus kas investasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 3. Pengujian hipotesis 3 Uji parsial antara variabel bebas arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA), dengan nilai signifikasi 0,200 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Koefisien Determinasi Partial (r2) Analisis koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Angka koefisien determinasi parsial (r2) yang paling besar menunjukkan kontribusi variabel bebas yang paling dominan terhadap variabel terikatnya. Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 11 Koefisien Determinasi Parsial (r2) a Coefficients

Model 1 (Constant) AKO AKI AKP

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t -,041 ,020 -2,000 -,077 ,029 -1,821 -2,643 -,007 ,009 -,390 -,774 ,040

,013

1,342

3,081

Sig. ,295 ,230 ,581 ,200

Correlations Zero-order Partial Part -,567 ,723

-,935 -,612

-,563 -,165

,152

,951

,657

a.Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah peneliti

Tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat koefisien determinasi parsial (r2) antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu: 1. Koefisien determinasi parsial (r2) antara variabel arus kas operasi (AKO) terhadap profitabilitas (ROA) yaitu sebesar (-0,567)2 = 0,321. Artinya pengaruh arus kas operasi terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 32,1% tergolong rendah karena besarnya di antara 0,20 – 0,399. 2. Koefisien determinasi parsial (r2) antara variabel arus kas investasi (AKI) terhadap profitabilitas (ROA) yaitu sebesar (0,723)2 = 0,523. Artinya pengaruh arus kas investasi terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 52,3% tergolong sedang karena besarnya di antara 0,40 – 0,599. 3. Koefisien determinasi parsial (r2) antara variabel arus kas pendanaan (AKP) terhadap profitabilitas (ROA) yaitu sebesar (0,152)2 = 0,023. Artinya pengaruh arus kas pendanaan terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 2,3% tergolong sangat rendah karena besarnya di antara 0,00 – 0,199. Dari tabel 11 juga diketahui bahwa arus kas investasi (AKI) mempunyai pengaruh dominan terhadap profitabilitas (ROA) karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsial (r2) yang lebih besar dari pada variabel bebas lainnya.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

19 Pembahasan Pembahasan Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (Uji t), dapat diketahui bahwa arus kas operasi (AKO) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sebesar 0,230. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis bahwa ”Arus kas operasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk”. Penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian Ratmawati dan Amanah (2013) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Wahidahwati (2013) serta penelitian Ginting (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham. Pembahasan Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Profitabilitas Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t menunjukkan bahwa arus kas invetasi (AKI) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sebesar 0,581. Hasil penelitian ini tiadak mendukung hipotesis bahwa ”Arus kas investasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk”. Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian Trisnawati dan Wahidahwati (2013) serta penelitian Ginting (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap profitabilitas. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratmawati dan Amanah (2013) yang menyatakan bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Pembahasan Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (Uji t), dapat diketahui bahwa arus kas pendanaan (AKP) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 sebesar 0,200. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis bahwa ”Arus kas pendanaan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk”. Penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian Ratmawati dan Amanah (2013) yang menyatakan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Wahidahwati (2013) serta penelitian Ginting (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap return saham. Pembahasan Pengaruh Dominan Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap profitabilitas adalah arus kas operasi (AKO), hal ini dapat dilihat dari nilai standardized beta coefficients yang paling besar yaitu -1,821, dengan arah negatif. Penggunaan standardized beta coefficients didasarkan atas pendapat Ghozali (2007:88) bahwa standardized beta coefficients dapat mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis bahwa ”Arus kas investasi berpengaruh dominan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh ini tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,230.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

20 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya investor di BEI pada saat mengambil keputusan akan membeli atau menjual saham PT. Fajar Surya Wisesa Tbk tidak didasarkan pada informasi akuntansi berupa arus kas operasi, tetapi lebih banyak pada informasi lain selain informasi akuntansi, seperti rumor. 2. Arus kas invetasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan karena investor dalam mengambil keputusan akan membeli atau menjual saham PT. Fajar Surya Wisesa Tbk tidak didasarkan pada informasi akuntansi berupa arus kas investasi. 3. Arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan karena investor dalam mengambil keputusan akan membeli atau menjual saham PT. Fajar Surya Wisesa Tbk tidak didasarkan pada informasi akuntansi berupa arus kas pendanaan, tetapi lebih banyak pada informasi lain. 4. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap profitabilitas adalah arus kas operasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh ini tidak signifikan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian berkaitan dengan penelitian ini hendaknya menambah jumlah variabel dalam penelitian, misalnya menggunakan variabel rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas. 2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak dan tahun pengamatan yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA Darsono dan Ashari. 2010. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (Tips Bagi Investor, Direksi, dan Pemegang Saham). Penerbit Andi. Yogyakarta. Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ginting, S. 2012. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Volume 2, Nomor 01, April 2012. Hal. 39-48. Hanafi, M dan A. Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Harahap, S.S. 2007. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Ke-14. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Ratmawati, A dan L. Amanah. 2013. Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Keputusan Investasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 1 Nomor 1, Januari 2013Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Cetakan ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung. Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Cetakan Kelima. Penerbit BPFE. Yogyakarta

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 12 (2014)

21 Trisnawati, W dan Wahidahwati. 2013. Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi Dan Pendanaan Serta Laba Bersih Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 1 Nomor 1, Januari 2013.