PENGARUH PROGRAM BANK SAMPAH TERHADAP TINGKAT

Download menganalisis pengaruh program bank sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Kabupaten...

1 downloads 565 Views 4MB Size
.i.':t:2;,::.:,a,:.:,'/tta.iatttz 1,:a??::'.aa::a./.t:,tat:t:

,lt;a,j/aja,:':rata?:,:t|.:t:a/t:;t:tlttaa , a a!.:,:raf aa:.t. t lt : r:

?.:t/t:.|,:l:it:t:.,i::,.,i2/a:tt:;..

JI JI]RNAL ILI\{IAH ISSN 2338-3933 VOI,UME 2, NO:\IOR l, JUNI 2014, Halamah 1 - 166

Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, rnulai volume l, dalam satu volume ada Z nomor bcrisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, analisis dan kajian pustaka bidang pendidikan.

Ketua Penyunting Sri Rukiyatiningsih

Wakil Ketua Penyunting Ardialsyah Penyunting Pclakssna Sri yuni Hanifah Ahnrad Ya:ii Suband,'" Wijaya Mistaryono Pelaksana Tata Usaha Sri Ernawati Maulana Yusuf Aditl'a Pembantu Pelaksana Syamsul Gunarvan Zeini Miftah

Alamat Penlunting dan tata Usaha: LPPM STKIP PGRI Bangkalan vahoo.co.id e-mail: lp2mstkippgn miah Hkonoml dlte Kependidikan (LPTK) Dicetak di percetakan, CV SIJ'PER PERDANA, Jl. Krukah Selatan IXBi2A, Suraba,va, e-mail ; sul is_oa se@-vahoo. c o-id

dan Tenaga

.,€ut!r--

1,"*-3P#x*ryI1'l*yg,?,EjIEMBELATARANKoopERATTF

Il,i*Tif yITEAWACHTwEM_ENinil;;;;iffiff iffi,iiilo_ ,);Jl?i#itxi

tt* - ne

?f:J:y:J*****llxoopnnaiieiipd;ffi

TERHADAP PRESTASI BBLAJAR Subandy Widjaya, STKI? pGRI Ban[kahn

PENGARUH PROGRAM BANK SAMPAII TERHADAP TINGKAT PEIYDAPATAN KELUARGA NAiAN,TTT BANK SAMPAH LAVBN--' DER (BSL) Ruski, STKIP pGRI Bangkalan PERBEDAAN ANTARA PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN CONTdiiih TEACHING AND LEARNING INQUIRYTERHADAP TIASIL BELAJAR TIP-E Sunardjo, STKI? pGN

127 -139

140 - 148

Bang-katan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, JUMLAH UNIT USAHA DAN KONTRIBUSI TENAGA KERilTT'NTiANAP PRODUK. rrvrrAs PADA MTKRO, DAN nlrNirucaH ruMKM) hiful Arief,STKIp PGRI Bangkatan'

uslu

krcn

149

- 162

PENGARUH PROGRAM BANK SAMPAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA NASABAH BANK SAMPAH LAVENDER (BSL) DI DESA MLAJAH BANGKALAN Ruski. M.Pd STKIP PGRI Bangkalan, Email : [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, bertujuan untuk Mengetahui dan menganalisis pengaruh program bank sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Kabupaten Bangkalan. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah semua nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) dan penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 nasabah atau penabung dengan menggunakan teknik sampling nonrandom yaitu teknik sampling kebetulan (Accidental Sampling). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner, observasi, dokumentasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan analisis statistik dengan rumus regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari variabel program bank sampah terhadap variabel tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan. Hal ini diketahui dari hasil uji T yaitu nilai thitung (1,993) > ttabel (1.677) . Jadi hipotesis (Ha) yang berbunyi terdapat pengaruh Program Bank Sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan dapat diterima dan Ho ditolak. Kata Kunci : Program Bank Sampah, Tingkat Pendapatan Keluarga Nasabah

ABSTRACT This research is quantitative, aiming to Know and analyze the effect of garbage bank program to the level of family income Garbage Bank customers Lavender (BSL) in the village of Mlajah Bangkalan. As for the study population are all customers of Bank Garbage Lavender (BSL) and this study took a sample of 50 customers or savers to use a sampling technique that is nonrandom sampling technique fluke (accidental sampling). Data collection methods used were questionnaires, observation, documentation and interview. Methods of data analysis used statistical analysis with simple linear regression formula.

From the results of this study concluded that the influence of variable waste bank program to variable levels of family income Garbage Bank customers Lavender (BSL) in the village of Mlajah Bangkalan. It is known from the results of the test T is tcount (1.993)> t table (1,677). So the hypothesis (Ha) which reads Garbage Bank program there are influence on the level of family income Garbage Bank customers Lavender (BSL) in the village of Mlajah Bangkalan acceptable and Ho is rejected. Keywords: Waste Bank Program, Family Income Level Customer

PENDAHULUAN Suatu wilayah dengan lingkungan yang sehat dan sejahtera akan dapat tercapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Begitu juga dengan terwujudnya kondisi lingkungan yang baik dan sehat dapat dilihat dari bagaimana proses pengelolaan sampah yang baik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Pengelolaan sampah adalah “Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah”. Pencemaran lingkungan akibat dari sampah perindustrian maupun dari sampah rumah tangga sangat merugikan manusia. Salah satu dampak negatif sampah bagi manusia dan lingkungannya adalah dampak bagi kesehatan. Hal tersebut terjadi karena adanya tempat pengolahan sampah yang kurang memadai. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Tempat pengolahan sampah terpadu adalah “Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemprosesan akhir sampah”. Sedangkan, dampak negatif sampah terhadap keadaan sosial adalah pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat. Sampah ditimbulkan karena kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan tingkat konsumsi penduduk juga akan tinggi sehingga volume sampah yang dihasilkan juga tinggi dan dapat mengganggu kesehatan lingkungan. Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang ada di pulau Madura. Dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sampang, dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura. Jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan 1.154.827 jiwa dengan luas wilayah 1.001,44 Km2. Kabupaten Bangkalan memiliki 273 Desa, salah satunya adalah Desa Mlajah. Jumlah penduduk di Desa Mlajah 6.918 jiwa (Sumber : BPS Sensus Penduduk 2010). Sehingga, Desa Mlajah merupakan salah satu desa dengan kepadatan penduduk cukup tinggi di Kabupaten Bangkalan yang berpotensi menghasilkan sampah yang tinggi juga.

Langkah penanganan sampah adalah melalui pendirian bank sampah yang sekarang marak bermunculan di sejumlah tempat. Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampahsampah yang mereka kumpulkan. Langkah inilah yang dilakukan oleh salah satu Desa di Kabupaten Bangkalan yakni Desa Mlajah untuk mengatasi masalah sampah. Bank sampah tersebut diberi nama Bank Sampah Lavender ( BSL ). Selain mengelola sampah, Bank Sampah juga membantu menjual hasil kerajinan warga. Hasil kerajinan tersebut terbuat dari sampah-sampah plastik yang dapat dibuat menjadi barang-barang bernilai ekonomi seperti tas, bros, dll. Tabungan dari menabung sampah dan hasil penjualan kerajinan tersebut dapat menambah pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dengan adanya Bank Sampah Lavender ini diharapkan bisa ikut membantu mengatasi masalah sampah, serta dapat meningkatkan pendapatan keluarga nasabah bank sampah terutama di Desa Mlajah. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Program Bank Sampah Terhadap tingkat Pendapatan Keluarga Nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) Di Desa Mlajah Kabupaten Bangkalan”. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan menganalisis pengaruh program bank sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Kabupaten Bangkalan.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Program Bank Sampah Menurut Undang-Undang RI No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 1 “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat”. Didalam artikel Sustaining Partnership (Edisi November:2011) Bank Sampah “merupakan sistem pengolahan sampah berbasis rumah tangga dengan memberikan ganjaran berupa uang kepada mereka yang berhasil memilah dan menyetor sampah. Besarnya uang tergantung dari jenis sampah. Di masyarakat, dikenal dengan sebutan lapak pemulung”. Bank sampah adalah tempat menabung sampah, dimana sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Sampah yang memiliki nilai ekonomis atau nilai jual adalah sampah yang dapat dimanfaatkan kembali dan dapat didaur ulang menjadi suatu produk baru. Jika dalam bank-bank umumnya yang disetorkan berupa uang, sedangkan dalam bank sampah yang disetorkan berupa sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah dan mempunyai nilai ekonomis.

Manajemen Bank Sampah Pengelolaan Bank Sampah mencontoh model salah satu bank berdasarkan fungsinya yaitu bank tabungan. Pengumpulan dana dalam bank sampah berbentuk tabungan yang berisi hasil pengumpulan sampah oleh nasabah yang telah dikelompokkan ke dalam sampah botol, kertas, plastik yang telah dinilai dalam Rupiah. Menurut Alva Dian Fadhilah (2013) “Sama seperti di bank-bank penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat bisa langsung datang ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah yang mereka setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah”. Untuk menjadi nasabah bank sampah, setiap nasabah mendaftarkan diri kepada pengelola bank sampah. Pengelola akan mencatat nama nasabah dan setiap anggota akan diberi buku tabungan secara resmi. Bagi nasabah yang ingin menabung sampah, caranya adalah datang ke kantor bank sampah dengan membawa sampah. Sampah yang akan ditabung tersebut harus sudah dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium dan lainnya dimasukkan ke kantong-kantong yang terpisah. Sampah yang akan ditabung harus dalam kondisi bersih dan kering. Petugas akan melakukan penimbangan, pencatatan, dan memasukkan sampah pada tempat yang telah disediakan. Nasabah yang sudah menabung dapat mencairkan uangnya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Sedangkan untuk jadwal menabung ditentukan oleh pengelola bank sampah. Pencatatan dibuku tabungan akan menjadi patokan berapa uang yang sudah terkumpul oleh masing-masing nasabah, sedangkan pihak bank sampah memberikan harga berdasarkan harga pasaran dari pengepul sampah. Berbeda dengan bank pada umumnya menabung pada bank sampah tidak mendapat bunga. Untuk keperluan administrasi dan upah kerja, pengelola akan memotong tabungan nasabah sesuai dengan harga kesepakatan. Kegiatan Bank Sampah Berdasarkan pengelolaan sampah, bank sampah dalam penelitian ini melakukan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah tersebut diterapkan dalam kegiatan menabung sampah di bank sampah. Timbunan sampah-sampah dapat berkurang akibat sampah tersebut dikumpulkan dan ditabungkan ke bank sampah untuk dijadikan rupiah. Sedangkan penanganan sampah diterapkan dalam kegiatan daur ulang sampah. Menurut Tadir dan Trie Edi (2011:27) Daur Ulang Sampah adalah “Proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah, yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru”. Sampah-sampah didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan yang dapat dijual kembali dalam bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain.

Bentuk – Bentuk Tabungan Bank Sampah Menurut Alva Dian Fadhilah (2013) terdapat dua bentuk tabungan didalam bank sampah, yaitu : 1) Tabungan rupiah Adalah suatu tabungan yang di khususkan untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian di tukar dengan sejumlah uang dalam bentuk tabungan. 2) Tabungan lingkungan Adalah partisipasi perusahaan dan kalangan bisnis untuk pelestarian lingkungan. Tabungan ini tidak dapat di uangkan, tetapi nasabahnya akan di publish ke media sebagai perusahaan atau kalangan bisnis yang melestarikan lingkungan. Selanjutnya akan di berikan piagam BUMI setiap hari lingkungan hidup. 2. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 1, adalah “kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah”. Kegiatan pengurangan sampah terdapat didalam Pasal 20 meliputi kegiatan : a. Pembatasan timbunan sampah b. Daur ulang sampah c. Pemanfaatan sampah Sedangkan untuk kegiatan penanganan sampah terdapat didalam Pasal 22 meliputi kegiatan : a Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai jenis, jumlah dan atau sifatnya. b Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah ke tempat penampungan sementara atau tepat pengolahan sampah terpadu. c Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat penampungan sementara atau dari tempat penampungan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir. Sedangkan menurut Tadir dan Trie Edi (2011:21-22) beberapa cara penanganan sampah sebagai berikut : a. Reduce (Mengurangi) Yaitu meminimalkan barang atau material yang kita gunakan. Semakin banyak yang barang yang digunakan, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. b. Reuse (Memakai kembali) Yaitu menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. c. Recycle (Mendaur ulang) Yaitu mengubah suatu sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barangbarang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama. d. Replace (Mengganti) Yaitu mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

e. Composting (Pengomposan) Yaitu proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen). Jenis-Jenis Sampah Menurut Undang-Undang RI No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang dimaksud dengan “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat”. Menurut Tadir dan Trie Edi (2011:5) “Sampah sebagai hasil buangan dari kegiatan produksi dan konsumsi manusia baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas”. Menurut Tadir dan Trie Edi (2011:10-12), jenis-jenis sampah yaitu : a. Sampah Organik Sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasl dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contoh : Sayuran, Daging, Ikan, Nasi, dan Potongan Rumput, Daun, serta Ranting dari kebun. b. Sampah Anorganik Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah yang tidak mudah busuk adalah sampah yang tersusun dari bahan anorganik yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Contoh : Botol gelas, Plastik, Tas plastik, Kaleng, dan Logam. c. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Sampah atau limbah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Contoh : Baterai, Pestisida (obat serangga), Botol aerosol (botol semprot), Cairan pembersih (karpol), dan Lampu neon.

3. Pendapatan Keluarga Nasabah Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S.Poerwadarminta (2006:264) Pendapatan adalah “Hasil pencarian dari suatu usaha yang didapatkan atas apa yang dibuatnya”. Hasil usaha tersebut dapat berupa upah atau gaji, bunga uang ataupun laba. Secara umum pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh suatu masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa yang dinilai dalam rupiah. Pendapatan total keluarga adalah jumlah total pendapatan dari keluarga baik yang bersumber dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan diluar pekerjaan pokok atau pekerjaan sampingan yang dinilai dengan Rupiah dalam jangka waktu tertentu.

Pendapatan Keluarga Nasabah dari Menabung di Bank Sampah Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh suatu masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa yang dinilai dalam rupiah atas harga yang berlaku pada saat ini. Pendapatan keluarga nasabah dari luar pekerjaan pokoknya adalah jumlah tabungan nasabah di bank sampah yang dinilai dengan Rupiah dalam jangka waktu tertentu. 4. Peranan Bank Sampah Peranan Bank Sampah dapat dilihat dalam teori pertukaran. Menurut Damsar (2010:62) “Teori pertukaran melihat dunia ini sebagai arena pertukaran, tempat orang-orang saling bertukar ganjaran/hadiah”. Menurut George Caspar Homans et. al. dalam Damsar (2010:62) teori pertukaran memiliki asumsi dasar sebagai berikut : a. Manusia adalah makhluk yang rasional, memperhitungkan untung dan rugi. Teori pertukaran melihat bahwa manusia terus menerus terlibat dalam memilih diantara perilaku alternatif, dengan pilihan mencerminkan cost and reward (biaya dan ganjaran) yang diharapkan berhubungan dengan garis-garis perilaku alternatif ini. Semakin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh makin besar kemungkinan suatu perilaku akan diulang. Sebaliknya, makin tinggi biaya atau ancaman hukuman (punishment) yang akan diperoleh, maka makin kecil kemungkinan perilaku yang sama akan diulang. b. Perilaku pertukaran sosial terjadi apabila : 1) perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain. 2) Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuantujuan tersebut. c. Transaksi-transaksi pertukaran terjadi hanya apabila pihak yang terlibat memperoleh keuntungan dari pertukaran itu. Sebuah tindakan pertukaran tidak akan terjadi apabila dari pihak yang terlibat ada yang tidak mendapatkan keuntungan dari suatu transaksi pertukaran. Keuntungan dari suatu pertukaran, tidak selalu berupa ganjaran ekstrinsik seperti uang, barang-barang atau jasa, tetapi juga bisa ganjaran instrinsik seperti kasih sayang dan kehormatan. Bank sampah merupakan institusi lokal yang kekuasaannya tidak begitu besar. Bank Sampah tidak dapat melakukan punishmen (hukuman) kepada masyarakat yang membuang sampah atau menimbun sampah, sehingga Bank Sampah harus menggunakan sistem rewads (ganjaran atau hadiah). Semakin tinggi reward (ganjaran) yang diperoleh makin besar kemungkinan suatu perilaku akan diulang. Rewards yang digunakan oleh bank sampah berbentuk ganjaran ekstrinsik yaitu uang dalam bentuk tabungan, sehingga semakin tinggi reward (ganjaran) yang dirasakan nasabah maka semakin tinggi kemungkinan perilaku menabung sampah di bank sampah akan terulang. Hal tersebut akan mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah dan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan. Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan sampah yang dinilai dengan uang atau Rupiah merubah paradigma

masyarakat tentang sampah. Sampah yang seharusnya dibuang menjadi bermanfaat. Penelitian Terdahulu 1. Judul : Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Nama : Mita Novianty Tehnik analisis : Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif. Hasil penelitian : hasil analisis data disimpulakn bahwa adanya dampak yang positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai setelah adanya pembangunan Bank Sampah. Ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan masyarakat walaupun sedikt tetapi memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat. Tidak hanya pendapatan saja yang mengalami peningkatan, tetapi kesehatan, dan interkasi sosial yang lebih baik diantara masyarakat juga yang paling penting adalah lingkungan yang lebih bersih juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. 2. Judul : Peranan Bank Sampah Gemah Ripah Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Keluarga di Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama : Aan Nuryani. Tehnik analisis : penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil penelitian : Penelitian ini menemukan bahwa peranan bank sampah gemah ripah terhadap kesempatan kerja di kecamatan bantul, kabupaten bantul, daerah istimewa yogyakarta masih kecil yaitu 1.02 %. Peranan bank sampah gemah ripah terhadap pendapatan keluarga di kecamatan bantul, kabupaten bantul, daerah istimewa yogyakartajuga masih kecil yaitu 0,09 %. Faktor penghambat dalam perkembangan bank sampah gemah ripah adalah manajemen bank sampah yang belum baik. 3. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Menabung Sampah Serta Dampak Keberadaan Bank Sampah Gemah Ripah (Kasus Masyarakat Dusun Badegan, Yogyakarta) Nama : Kartini Tehnik analisis : menggunakan metode Analisis Regresi Logistik. Hasil penelitian : Hasil yang didapatkan yaitu variabel yang signifikan pada taraf nyata (α) 10 persen yaitu umur 25
di lingkungan sekitar. Adapun dampak negatif yang dirasakan 9 responden adalah banyaknya pemulung yang ingin mengambil sampah di tempat sampah terpilah pada tengah malam sehingga mengancam keamanan lingkungan Dusun Badegan. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan maka hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah : “adanya pengaruh dari variabel program bank sampah terhadap variabel tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini dilakukan di Bank Sampah Lavender (BSL) yang lokasi kantornya berada di Perumahan Graha Lavender Blok T3 Kelurahan Mlajah Bangkalan. Sedangkan untuk lokasi pegumpulan sampah dari hasil tabungan nasabah berada di desa Bilaporah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Teknik Sampling Nonrandom yaitu Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling), sehingga nasabah yang kebetulan dijumpai peneliti sedang menabung atau menyetorkan sampah ke bank sampah pada jadwal yang telah ditentukan dapat dijadikan sampel penelitian.Ukuran sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 nasabah Bank Sampah Lavender yang dijumpai peneliti dari semua anggota nasabah bank sampah. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan wawancara, kuisioner atau angket, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya dengan tahapan editing, koding, membuat kategori klasifikasi data dan menghitung besar frekuensi data pada masing-masing kategori. Dalam penelitian ini pengukuran variabel X (Program bank sampah) dan variabel Y (pendapatan nasabah bank sampah) menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, persepsi sosial seseorang. Responden diminta menjawab pertanyaan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Sedangkan indikator-indikator dari kedua variabel tersebut adalah : a Program Bank sampah (Variabel X) 1) Harga sampah 2) Jenis-jenis sampah yang dapat ditabungkan 3) Potongan dari tabungan nasabah untuk jasa bank sampah b Pendapatan keluarga nasabah (Variabel Y) 1) Pendapatan sebelum menjadi nasabah bank sampah 2) Pendapatan sesudah menjadi nasabah bank sampah 3) Jumlah tabungan di Bank Sampah

Dengan skala likert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa katakata dan skor. 1. Variabel X, gradasinya adalah : Sangat tidak setuju :1 Tidak setuju :2 Netral :3 Setuju :4 Sangat setuju :5 2. Variabel Y, gradasinya adalah : < Rp.500.000 :1 Rp.500.000 - Rp.1.000.000 :2 Rp.1.000.000 - Rp.3.000.000 :3 Rp.3.000.000 - Rp.5.000.000 :4 > Rp.5.000.000 :5 Sedangkan untuk indikator jumlah tabungan di bank sampah, gradasi yang digunakan berbeda dengan indikator lainnya dari variabel Y karena mengingat harga sampah yang relatif kecil. < Rp.50.000 :1 Rp.50.000 - Rp.100.000 :2 Rp.100.000 – Rp.300.000 :3 Rp.300.000 – Rp.500.000 :4 > Rp.500.000 :5 Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas atau variabel X yaitu program bank sampah terhadap variabel terikat atau variabel Y yaitu tingkat pendapatan keluarga nasabah. Data diolah secara statistik. Adapun persamaan umum Analisis Regresi Linier Sederhana (Rufi’i:2011) adalah : 𝑌 ′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 Keterangan : 𝑌 ′ = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan (tingkat pendapatan keluarga nasabah). 𝑎 = nilai konstan. 𝑏 = angka arah atau kofisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. 𝑋 = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu (program Bank Sampah).

Uji T (uji t) merupakan uji koefisien regresi secara parsial atau satu persatu, apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah. Adapun rumus untuk uji t ( t hitung ) adalah : 𝑟 √𝑛−2

t hitung = √1− 2 𝑟 Dimana : 𝑟 = Koefisien korelasi 𝑛 = Jumlah data 𝑟 2 = Koefisien Determinasi PEMBAHASAN 1. Data Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan peneliti berhasil mengumpulkan 50 responden, yang berjenis kelamin perempuan. Sehingga nasabah Bank Sampah Lavender dominan berjenis kelamin perempuan. Dalam tingkat usia, dapat dikatakan bahwa responden berdasarkan usia 30 - 40 tahun memiliki prosentase terbesar dengan prosentase sebesar 50 % dengan jumlah 25 orang. Sedangkan usia diatas 60 tahun mempunyai prosentase paling kecil sebesar 2 % dengan jumlah 1 orang. Dalam tingkat pendidikan, dapat dikatakan bahwa bahwa nasabah Bank Sampah Lavender yang menjadi responden lebih banyak berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar prosentase 60 % dengan jumlah 30 orang dari 50 responden. Hal tersebut dibandingkan dengan responden berpendidikan SD 0%, SMP 30 %, dan SI 10 %. Dalam jenis pekerjaan responden, dapat diketahui bahwa nasabah Bank Sampah Lavender yang menjadi responden lebih banyak sebagai Ibu Rumah Tangga sebesar prosentase 46 % dengan jumlah 23 orang. Hal tersebut dibandingkan dengan responden bekerja sebagai Pegawai 26 %, Wiraswasta 26 %, dan Pensiun 2 %. Menurut hasil data dapat diketahui bahwa alasan nasabah Bank Sampah Lavender yang menjadi responden mengikuti program Bank Sampah Lavender yaitu untuk mendapatkan pendapatan. Terlihat dari prosentase alasan untuk mendapatkan pendapatan sebesar 52 % dengan jumlah 26 orang dari 50 responden. Sedangkan alasan dapat menjadikan lingkungan lebih bersih prosentasenya sebesar 48 % dengan jumlah 24 orang. Menurut hasil data dapat diketahui bahwa nasabah Bank Sampah Lavender yang menjadi responden keaktifannya menjadi nasabah lebih banyak aktif antara 1 – 2 tahun. Terlihat dari jumlah prosentase 58 % dengan jumlah orang 29 orang. 2. Analisa Data Hasil jawaban responden mengenai harga sampah yang ditetapkan oleh Bank Sampah Lavender, hasil kuisioner menunjukkan 11 responden atau 22 % dari 50 responden yang ada menyatakan tidak setuju jika harga sampah Bank Sampah Lavender sangat tinggi, kemudian 25 responden atau 50 % menyatakan

Netral, 9 responden atau 18 % menyatakan setuju, 5 responden atau 10 % menyatakan sangat setuju. Sedangkan mengenai jenis sampah yang ditabungkan di bank sampah, hasil kuisioner menunjukkan 8 responden atau 16 % dari 50 responden yang ada menyatakan netral jika berbagai jenis sampah dapat ditabungkan di Bank Sampah Lavender, kemudian 15 responden atau 30 % menyatakan setuju, 27 responden atau 54 % menyatakan sangat setuju. Sedangkan mengenai potongan untuk jasa Bank Sampah Lavender (BSL), hasil kuisioner menunjukkan 3 responden atau 6 % sangat tidak setuju jika potongan yang diambil dari tabungan nasabah untuk jasa petugas Bank Sampah Lavender (BSL) sangat rendah, kemudian 21 responden atau 42 % menyatakan netral, 16 responden atau 32 % menyatakan setuju, dan 10 responden atau 20 % menyatakan sangat setuju. Sedangkan, Hasil jawaban responden mengenai jumlah pendapatan keluarga nasabah sebelum menjadi nasabah Bank Sampah Lavender (BSL), hasil kuisioner menunjukkan 6 responden atau 12% dari 50 responden yang ada menyatakan memiliki pendapatan < Rp.500.000 sebelum menjadi nasabah Bank Sampah Lavender (BSL), kemudian 18 responden atau 36 % memiliki pendapatan antara Rp.500.000 - Rp.1.000.000, 15 responden atau 30 % memiliki pendapatan antara Rp.1.000.000 - Rp.3.000.000, 10 responden atau 20 % memiliki pendapatan antara Rp.300.000 – Rp.500.000, 1 responden atau 2 % memilki pendapatan > Rp.5.000.000. Sedangkan jumlah pendapatan keluarga nasabah setelah menjadi nasabah Bank Sampah Lavender (BSL), hasil kuisioner menunjukkan 5 responden atau 10% dari 50 responden yang ada menyatakan memilki pendapatan < Rp.500.000 setelah menjadi nasabah Bank Sampah Lavender (BSL), kemudian 13 responden atau 26 % menyatakan memiliki pendapatan antara Rp.500.000 - Rp.1.000.000, 17 responden atau 34 % menyatakan memiliki pendapatan antara Rp.1.000.000 Rp.3.000.000, 13 responden atau 26 % memiliki pendapatan antara Rp.3.000.000 - Rp.5.000.000, dan 2 responden atau 4 % memiliki pendapatan > Rp.5.000.000. Sedangkan mengenai jumlah tabungan nasabah di Bank Sampah Lavender (BSL), hasil kuisioner menunjukkan 9 responden atau 18 % memiliki jumlah tabungan di Bank Sampah Lavender (BSL) < Rp.50.000 , kemudian 15 responden atau 30 % memiliki tabungan antara Rp.50.000 - Rp.100.000, 18 responden atau 36 % memiliki tabungan antara Rp.100.000 – Rp.300.000, 5 responden atau 10 % memiliki tabungan antara Rp.300.000 – Rp.500.000, dan 3 responden atau 6 % memiliki tabungan > Rp.500.000. Analisa Regresi Linier Sederhana Persamaan regresi linier sederhana yang menjadi model dalam penelitian ini ditentukan dengan meregresikan data hasil kuisioner yaitu program bank sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah. Nilai koefisen yang dihasilkan dengan program SPSS dan proses regresi linier sederhana tersebut ditunjukkan pada tabel dibawah ini : TABEL 4.11 HASIL ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 2,180 2,979 1 X ,527 ,264 ,277 Sumber : Print out SPSS

t

Sig.

,732 1,993

,468 ,052

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana untuk analisa data adalah : Y = 2,180 + 0,527X Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai pendapatan (Y) sebesar 2,180 sebelum adanya program bank sampah (X), dengan kata lain nilai X = 0. Sedangkan pendapatan (Y) akan bertambah dengan adanya program bank sampah (X). Nilai program bank sampah dalam 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan nilai pendapatan keluarga nasabah (Y) sebesar 0,527 per satuannya. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah merupakan harga yang menyatakan besarnya hubungan dan pengaruh dari variable bebas yang dianalisis secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Berikut ini akan penulis sajikan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS. TABEL 4.12 ANALISA KOEFISIEN DETERMINASI Model R R Adjusted R Std. Error Change Statistics Square Square of the F Estimate R Square F Change df1 df2 Sig. Change Change 1

,277a ,076

,057

2,393

,076

3,974

1

48

,052

Sumber: Print out SPSS Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dengan menggunakan SPSS didapatkan koefisen korelasi (R) sebesar 0,277. Nilai ini dapat diartikan adanya hubungan yang lemah antara program bank sampah dengan pendapatan keluarga nasabah. Karena nilai R = 0,277 sangat jauh mendekati nilai 1 (hubungan kuat). Sedangkan nilai diatas juga menunjukkan nilai dan koefisen determinasi (R2) yaitu sebesar 0,076. artinya bahwa pengaruh program bank sampah terhadap pendapatan keluarga nasabah sebesar 7,6% sedangkan sisanya 92,4% dipengaruhi oleh faktor di luar variabel tersebut diatas. Pembuktian Hipotesis Uji T (Uji Signifikan Parsial) Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL 4.13

HASIL PERHITUNGAN UJI T Variabel

T

Sig.

Program Bank Sampah

1,993

,052

Sumber: Print out SPSS Hasil penelitian pengaruh program bank sampah terhadap pendapatan keluarga nasabah untuk menguji hipotesa yang menyatakan program bank sampah berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah, maka digunakan uji t. Nilai t tabel pada tingkat signifikasi 5% derajat bebas (n-k) adalah t tabel = 1.677 Sedangkan jumlah t hitung = 1,993. Kriteria pengujian : Ho diterima jika t hitung < t tabel Ho ditolak jika t hitung ≥ t tabel Ho = tidak terdapat pengaruh Program Bank Sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan. Ha = terdapat pengaruh Program Bank Sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan. Karena thitung (1,993) > ttable (1.677) maka Ho ditolak, yang berarti bahwa terdapat pengaruh program bank sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan. Interpretasi Mengingat program bank sampah mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah, maka Bank Sampah Lavender (BSL) harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam menentukan harga sampah untuk nasabah, Bank Sampah Lavender harus menyesuaikan dengan harga sampah yang berlaku pada saat itu. Harga sampah dapat mengikuti harga yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan atau diajak bekerja sama. Jika harga sampah yang ditetapkan bank sampah terlalu rendah, jumlah tabungan nasabah akan menurun atau tidak mengalami peningkatan. 2. Untuk meningkatkan jumlah nasabah yang menabung, Bank Sampah Lavender dapat memperhatikan dari segi jenis sampah yang dapat ditabungkan di bank sampah. Jika jenis sampah yang ditabungkan berbagai jenis atau semua sampah baik organik maupun anorganik dapat ditabungkan, maka nasabah akan mendapatkan keuntungan dari segi kebersihan karna semua sampah dapat ditabungkan dan dari segi pendapatan atau jumlah tabungan akan meningkat. 3. Selanjutnya dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender maka yang perlu diperhatikan lagi selain dari segi harga dan jenis sampah, potongan untuk jasa bank sampah juga penting untuk diperhatikan. Jika jumlah potongan untuk jasa Bank Sampah Lavender sangat besar atau tinggi, maka nasabah akan mengalami penurunan jumlah tabungan.

Akan tetapi, jika potongan untuk jasa bank sampah sangat kecil atau normal, maka jumlah tabungan nasabah akan meningkat dan tingkat pendapatan keluarga nasabah akan juga mengalami peningkatan. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari variabel program bank sampah terhadap variabel tingkat pendapatan keluarga nasabah Bank Sampah Lavender (BSL) di Desa Mlajah Bangkalan. Hal ini terbukti dari nilai thitung (1,993) > ttabel (1.677). Berdasarkan hasil penelitian hipotesis dengan menggunakan regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa pengaruh program bank sampah (X) terhadap pendapatan keluarga nasabah (Y) menunjukkan nilai positif. Dengan kata lain jika program bank sampah (X) meningkat 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan nilai pendapatan keluarga nasabah (Y) sebesar 0,527 per satuannya.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. BPS. 2010. Sensus Penduduk. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Padang : Kencana. Fadhilah, Alva Dian. 2013. Perlunya Bank Sampah di Indonesia. http://Vhayhone’s.PERLUNYABANKSAMPAHDIINDONESIA.htm Kartini. 2009. Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Menabung Sampah Serta Dampak Keberadaan Bank Sampah Gemah Ripah (Kasus Masyarakat Dusun Badegan, Yogyakarta). Yogyakarta : Institut Pertanian Bogor. Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.cetakan ke-11. Jakarta : Rajawali Pers.

Kaunang, Sandra., dan Agus. 2011. Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Mandiri : Bank Sampah. Jakarta : Sustaining Partnership. Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Profil Bank Sampah Indonesia 2012. Jakarta. Lincolin, Arsyad. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta. Novianty, Mita. 2013. Skripsi : Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Medan : Universitas Sumatra Utara . Nuryani, Aan. 2012. Skripsi : Peranan Bank Sampah Gemah Ripah Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Keluarga di Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP). Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Bangkalan. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Bangkalan : BP3E (Badan Penerbitan Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Bangkalan). Poerwadarminta,w.j.s. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Rufi’i. 2011. Statistika edisi pertama. Surabaya : Universitas Adi Buana Press. Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Tadir, M., dan Trie. 2011. Yuk, Kita Peduli Sampah Sebagai Wujud Cinta Lingkungan. Jakarta : Nusa Jaya. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.