PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI TENTANG PELAKSANAAN DIET HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RS. RAJAWALI BANDUNG Dadang Darmawan 1 Siti Zulfa 2
ABSTRAK Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industralisasi dapat memacu meningkatnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi tidak menampakkan gejala (Brunner & Suddarth, 2002: 896). Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmHg. Kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia. Prevalensi 6 - 15% pada orang dewasa sebagai proses degeneratif, hipertensi hanya ditemukan pada golongan orang dewasa. Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta penduduk Indonesia yang kontrol hanya 4%. Terdapat 50% penderita hipertensi tidak menyadari hipertensi (Tyas Kusuma Dewi, 2013). Diet adalah pembatasan asupan nutrisi tertentu. ( wikipedia.org/diet) Pengendalian hipertensi dengan diet tujuannya untuk melakukan pencegahan primer, deteksi awal dan penanganan memadai untuk mencegah terjadinya komplikasi. Dalam pelaksanaan diet perlu adanya motivasi dari dalam diri penderita maupun dari keluarga. Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dari tiap individu sebelum melakukan tindakan atau perilaku. Rumah Sakit Rajawali merupakan Rumah Sakit Yayasan Kemanusiaaan yang memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Data Penyakit di Poliklinik Penyakit Dalam RS Rajawali Bandung Bulan Mei - Oktober 2013 adalah : hipertensi 410 (46.17%), Typoid 57 (6.42%), DM type II 321 (36.15%) Hepatitis 33 (3.72%) dan Decomp 67 (7.55%) Dapat disimpulkan jika Hipertensi mencapai urutan paling tinggi sebanyak 410 (46.17 %). Penelitian dilakukan dengan menilai motaivasi sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Metode yang digunakan adalah Pre experiment. Hasil penelitian terdapat perbedaan rata-rata motivasi pasien hipertensi sebelum dilakukan promosi kesehatan tentang pelaksanaan diet hipertensi adalah 1,56 dengan standar deviation 0,128 sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan 1,69 dengan standar deviation 0,120 Pvalue = 0,432 > α (0,05). Rentang nilai mean 0,13 sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan berpengaruh terhadap motivasi pasien hipertensi tentang pelaksanaan diet hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Rajawali Bandung Kata Kunci : Motivasi, diet hipertensi, promosi kesehatan
tidak
PENDAHULUAN Meningkatnya arus globalisasi
menyadari
hipertensi
(Tyas
Kusuma Dewi, 2013).
disegala bidang dengan perkembangan
Sebagian besar kasus hipertensi
teknologi dan industri telah banyak
di masyarakat belum terdeteksi dan
membuat perubahan pada perilaku dan
tidak diketahui penyebabnya. Keadaan
gaya
ini
hidup
pada
masyarakat.
tentu
sangat
berbahaya
yang
Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi,
menyebabkan kematian dan berbagai
industralisasi
dapat
memacu
komplikasi seperti stroke. Hipertensi
meningkatnya
penyakit
seperti
merupakan penyebab kematian nomor
hipertensi.
Hipertensi
merupakan
tiga
setelah
penyakit
stroke
dan
mencapai
6,7%
dari
penyebab utama gagal jantung, stroke
tuberkulosis
dan ginjal. Disebut sebagai “pembunuh
populasi kematian pada semua umur di
diam-diam” karena orang hipertensi
Indonesia. Prevalensi hipertensi secara
tidak menampakkan gejala (Brunner &
nasional
Suddarth, 2002: 896).
kelompok umur 25 - 34 tahun sebesar
Hipertensi sistem
peredaran
adalah
gangguan
31,7%.
Pada
7% naik menjadi 16% pada kelompok
yang
umur 35 - 44 tahun dan kelompok
menyebabkan kenaikan tekanan darah
umur 65 tahun atau lebih menjadi 29%
di atas normal yaitu 140/90 mmHg.
(Survey Kesehatan Nasional , 2007
Kecenderungan peningkatan prevalensi
dalam Eka 2011: 3)
menurut peningkatan usia. Prevalensi 6
World Health Organization (WHO)
- 15% pada orang dewasa sebagai
tahun 2012 menunjukkan hipertensi
proses degeneratif, hipertensi hanya
adalah salah satu kontributor paling
ditemukan
orang
penting untuk penyakit jantung dan
dewasa. Banyak penderita hipertensi
stroke yang bersama-sama menjadi
diperkirakan sebesar 15 juta penduduk
penyebab kematian dan kecacatan
Indonesia yang kontrol hanya 4%.
nomor satu. Hipertensi memberikan
Terdapat 50% penderita hipertensi
kontribusi
pada
darah
mencapai
golongan
kematian
untuk hampir 9,4 akibat
juta
penyakit
kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini
diIndonesia sebesar 31,7%, dimana
juga
kondisi
hanya 7,2% penduduk yang sudah
seperti gagal ginjal dan kebutaan.
mengetahui memiliki hipertensi dan
Hipertensi diperkirakan mempengaruhi
hanya 0,4% kasus yang minum obat
lebih dari satu dari tiga orang dewasa
hipertensi.
meningkatkan
risiko
berusia 25 tahun ke atas, atau sekitar
Rumah
satu miliar orang di seluruh dunia
merupakan
(WHO 2012).
Kemanusiaaan
Sakit
Rumah
Rajawali
Sakit
yang
Yayasan
memberikan
Prevalensi hipertensi tertinggi
pelayanan asuhan keperawatan. Data
di dunia berada di negara Afrika (46%
Penyakit di Poliklinik Penyakit Dalam
orang dewasa) sedangkan prevalensi
RS Rajawali Bandung Bulan Mei -
terendah ditemukan di negara Amerika
Oktober 2013 adalah : hipertensi 410
(35% orang dewasa) menurut WHO
(46.17%), Typoid 57 (6.42%), DM
(2012). Data tersebut dapat dipastikan
type II 321 (36.15%) Hepatitis 33
bahwa negara yang berpenghasilan
(3.72%) dan Decomp 67 (7.55%)
tinggi
Dapat disimpulkan jika
memiliki
hipertensi
(35%
prevalensi
rendah
orang
dewasa)
dibandingkan kelompok pendapatan rendah dan menengah (40% orang dewasa)
berkat
kebijakan
publik
mencapai
urutan
Hipertensi
paling
tinggi
sebanyak 410 (46.17 %). Penataksanaan diperlukan
untuk
hipertensi mencegah
multisektoral sukses dan akses yang
keberlangsungan
lebih baik ke perawatan kesehatan bagi
target dalam waktu lama sehingga
Negara dengan penghasilan tinggi.
menurunkan kesakitan dan kematian.
Hasil Riset Kesehatan Dasar
Berbagai
studi
kerusakan
organ
merekomendasikan
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
bahwa hipertensi dapat diturunkan
peningkatan yang tinggi.
ini
dengan melakukan modifikasi gaya
terlihat dari hasil pengukuran tekanan
hidup, mengontrol berat badan, tekanan
darah pada usia 18 tahun ke atas
darah, latihan/olah raga, diet sehat,
ditemukan
menurunkan konsumsi alcohol dan
prevalensi
Hal
hipertensi
rokok.
Akhir-akhir
direkomendasikan
ini
selanjutnya penyakit arteri coroner,
penekanan
dimana penyakit ini terjadi karena
pencegahan, deteksi dini, evaluasi dan
adanya
penatalaksanaan penyakit hipertensi
pada arteri (Martuti : 2009). Sedangkan
harus
hasil
dilakukan
melalui
promosi
penyempitan/penyumbatan
penelitian
Fazidah
(2005)
kesehatan dan modifikasi gaya hidup
menemukan sebanyak 90,9% penderita
sehat
stroke mempunyai riwayat hipertensi.
(Joint
National
Committee,
2003).
Hasil
studi
pendahuluan
Studi-studi lain menunjukkan,
menunjukkan bahwa: 5 orang pasien
diet tinggi sodium bisa meningkatkan
mengatakan bahwa mereka mengetahui
tekanan darah. Semakin sedikit sodium
mengenai diet hipertensi tetapi mereka
yang
malas
dikonsumsi,
semakin
baik
untuk
menjalankannya
tekanan darah, meskipun menggunakan
dikarenakan
obat pengontrol tekanan darah.
mengandung banyak garam seperti
Dampak
yang
yang
ikan asin, 2 orang pasien lainnya
menjalankan diet hipertensi terhadap
mengatakan bahwa tidak nikmat kalau
tubuh kita dapat menyebabkan gejala
harus makan dengan garam yang
stroke, jika keadaan ini tidak diketehui
sedikit, karena tidak ada rasanya, dan 3
sejak
orang
maka
kemungkinan
tidak
menutup
lainnya
mengatakan
bahwa mereka menjalankan diet yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan
seharusnya karena mereka termotivasi
permanen pada otak. Selain stroke juga
ingin lekas sembuh.
menyebabkan
ini
pasien
dapat
bisa
hal
bila
makanan
tidak
dini
timbul
suka
gagal
jantung,
Motivasi
umum
adanya
kekuatan
dimana ada penurunan gerak jantung
mengacu
dalam
sehingga
dorongan yang menggerakkan kita
jantung dalam memompa darah tidak
untuk melakukan sesuatu. Oleh karena
dapat memenuhi keperluan tubuh yang
itu
terus menerus membutuhkan oksigen
hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan
dan
(Notoatmodjo: 2005). Motivasi dibagi
memompa
zat
nutrisi.
darah
Dampak
yang
pada
secara
motivasi
berhubungan
dengan
menjadi 2 jenis yaitu motivasi intrinsic
menggunakan pengetahuan dan skill
dan
yang
motivasi
ekstrinsik.
Motivasi
dimiliki
untuk
memberikan
instrinsik berasal dari dalam diri
asuhan proses perawatan (Yura &
sendiri, biasanya timbul dari perilaku
Walsh, 1983 dalam Hong 20,10).
yang
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dapat
sehingga
memenuhi
manusia
kebutuhan
menjadi
puas.
melalui
wawancara
terhadap
10
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar
responden diketahui bahwa 8 dari 10
yang merupakan pengaruh dari luar
responden menyatakan bahwa 8 orang
atau
setuju
lingkungan.
Perilaku
yang
dengan
pengetahuan
dilakukan dengan motivasi ekstrinsik
mempengaruhi
penuh
pelaksanaan diit hipertensi dan 2 orang
dengan
kesangsian
kekhawatiran,
apabila
tidak
tercapai
kebutuhan.
menyatakan
motivasi
tidak
dalam
setuju
bahwa
pengetahuan mempengaruhi motivasi
Pendekatan
edukasi
dengan
dalam pelaksanaan diit hipertensi. 4
promosi kesehatan merupakan salah
dari 10 responden menyatakan pernah
satu salah satu cara terbaik untuk
mendapat
memberikan informasi dan motivasi
Pelaksanaan diet hipertensi, namun
yang dapat dipercaya pada masyarakat
mereka tidak mengetahui mengenai
dan
Pelaksanaan diet, sedangkan 6 orang
membantu
individu
mengembangkan
kemampuan
mengatakan
penyuluhan
pernah
mengenai
mendapatkan
membuat keputusan dan memberikan
penyuluhan dan 3 orang hanya tahu
pencitraan pada
untuk
tentang tanda dan gejala hipertensi, 3
menggali dan mengembangkan sikap
orang tahu tentang definisi penyakit
dan tindakan yang semestinya (Kozier
hipertensi. Oleh sebab itu maka perlu
& Erb, 2008: Naidono & Wills, 2000).
dilakukan
penelitian
“Pengaruh
Promosi
Promosi dilakukan
masyarakat
kesehatan efektif
Kesehatan
dalam
Terhadap Motivasi Pasien Hipertensi
memanajemen penyakit kronis seperti
Tentang Pelaksanaan Diet Hipertensi di
hipertensi
perawat
yang
tentang:
karena
perawat
Poliklinik
Penyakit
Dalam
RS.
mendapatkan informasi atau jawaban
Rajawali Bandung?”`
dengan cara menyebarkan kuesioner
METODOLOGI PENELITIAN
kepada responden, dimana pemberian
1.
kuesioner dilakukan sebanyak 2 kali,
Desain Penelitian Desain
yang
penelitian
digunakan
eksperimen
adalah
desain
yang pertama pada saat pre test, lalu diberikan
promosi
kesehatan,
dan
eksperimen One Group Pretest Posttest
pemberian kuesioner kedua yaitu post
Design, jadi dalam desain penelitian
test.
eksperimen One Group Pretest Posttest
3.
Design ini sudah dilakukan observasi
Metode Analisis Data Data
diolah
dengan
pertama (pretest) sehingga peneliti
menggunakan analisa univariat yang
dapat menguji perubahan-perubahan
bertujuan untuk mengetahui distribusi
yang terjadi setelah adanya perlakuan,
frekuensi dan proporsi dari variabel
tetapi dalam desain penelitian ini tidak
motivasi
ada kelompok kontrol (pembanding).
hipertensi
Pretest
diberikan promosi
merupakan
pengukuran
responden mengenai diet sebelum
dan
sesudah
kesehatan serta
motivasi pasien hipertensi sebelum
analisa tabulasi silang menggunakan
dilakukan atau diberikan intervensi
perangkat lunak komputer.
(pemberian promosi kesehatan tentang
Analisa
bivariat
digunakan
diet hipertensi). Selanjutnya posttes
untuk menyatakan analisa terhadap dua
adalah pengukuran motivasi pasien
variabel, yaitu satu variabel bebas dan
hipertensi setelah diberikan intervensi.
satu variabel terikat. Pada penelitian ini
2.
analisis yang digunakan adalah uji t
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah
yaitu membandingkan beda dua mean
data primer yaitu data yang diambil
kelompok atau sampel apakah berbeda
secara langsung dari responden dengan
atau tidak. Uji t yang digunakan adalah
menggunakan metode angket berupa
uji t beda dua mean dependen karena
daftar pernyataan yang diajukan secara
kelompok data yang dibandingkan
tertulis
datanya
kepada
responden
untuk
saling
mempunyai
ketergantungan dan subjeknya sama diukur dua kali.
Untuk melihat nilai mean pada masing-masing variabel dapat dilihat
Setelah dilakukan pengolahan,
pada tabel Paired Samples Statistics
maka data dianalisis sesuai dengan
pada kolom mean dan kolom Std.
tenik atau uji analisis yang digunakan.
Deviation
Teknik
digunakan
deviasi pada masing-masing variabel.
peneliti adalah uji t dependen. Setelah
Sedangkan untuk melihat perbedaan
data dientri dan dijumlahkan, maka
nilai mean dan standar deviasi dari
tahap selanjutnya adalah melakukan uji
hasil keduanya tersebut, dapat dilihat
normalitas
untuk
pada tabel Paired Samples Test pada
melihat kenormalan distribusi data dan
kolom mean dan pada kolom Std.
menentukan teknik analisis apa yang
Deviation.
analisis
yang
yang
bertujuan
akan digunakan. Uji normalitas yang
untuk
Untuk
melihat
melihat
standar
perbedaan
digunakan adalah nilai skewness dibagi
motivasi
standar
pelaksaan diet hipertensi sebelum dan
bilamana
error.
Dengan
hasilnya
ketentuan
normal
(nilai
pasien hipertensi
tentang
sesudah di berikan promosi kesehatan
skewness dibagi standar error hasilnya
di Poliklinik
kurang
maka
Rajawali Bandung dapat dilihat pada
dependen
nilai p value pada kolom “sig(2-
parametrik, dan bilamana hasilnya
tailed)”. Uji statistik yang digunakan
tidak normal (nilai skewness dibagi
pada analisis ini menggunakan tingkat
standar error hasilnya lebih dari 2 dan
kemaknaan 5% (alpha 0,05).
dari
menggunakan
2 uji
dan
-2) t
Penyakit Dalam RS.
-2) maka menggunakan uji t dependen
Setelah data diperoleh hasilnya,
nonparametrik. Setelah dilakukan uji
maka dilakukan penyimpulan atau
normalitas, hasil yang didapat adalah
kesimpulan data, di mana, jika p value
kedua data distribusi nilainya normal,
≤
sehingga dalam analisis data dalam
perbedaan motivasi pasien hipertensi
penelitian ini menggunakan teknik
tentang
analisis uji t dependen parametrik.
sebelum
0,05
maka,
artinya
pelaksaan dan
terdapat
diet
hipertensi
sesudah
diberikan
promosi kesehatan. Sedangkan jika p
1.
Gambaran
value > 0,05 maka, artinya tidak
Hipertensi
terdapat perbedaan motivasi pasien
Sesudah
hipertensi
tentang
Kesehatan
hipertensi
sebelum
diberikan
promosi
pelaksaan dan
diet
sesudah kesehatan.
Motivasi
Pasien
Sebelum Diberikan
Dan Promosi Tentang
Pelaksanaan Diet Hipertensi Setelah
dilakukan
analisis
Sedangkan untuk melihat pengaruh
univariat mengenai motivasi pasien
dari promosi kesehatan, maka peneliti
hipertensil
melakukan penilaian. Dimana penilaian
diberikan promosi kesehatan tentang
dilakukan dengan cara :
pelaksanaan diet hipertensi, didapatkan
Pengaruh
data sebagai berikut :
=Y-X
Keterangan : Y : Nilai mean setelah perlakuan (Post Test) :
X
:
Nilai
mean
sebelum perlakuan (Pre Test)
Setelah data diperoleh hasilnya, maka dilakukan
penyimpulan
atau
kesimpulan data, di mana, jika nilai X ≤ nilai Y maka promosi
kesehatan
berpengaruh terhadap motivasi psien hipertensi tentang pelaksanaan diet hipertensi. Sedangkan jika X > Y maka promosi kesehatan tidak berpengaruh terhadap motivasi pasien hipertensi tentang pelaksanaan diet hipertensi. HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
dan
sesudah
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi Tentang Pelaksanaan Diet Hipertensi pada Pasien Hipertensi Sebelum Dan Sesudah di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Rajawali Bandung Variabel
Dengan ketentuan jika hasil
sebelum
Motivasi (Pre Test) 1. Motivasi Rendah 2. Motivasi Tinggi Motivasi (Post Test) 1. Motivasi Rendah 2. Motivasi Tinggi
Frekuensi
Persentase (%)
7
43.8
9
56.3
5
31.3
11
68.8
Berdasarkan
hasil
penelitian
dari 16 responden diketahui bahwa hampir seluruh responden sebelum diberikan mempunyai
promosi motivasi
kesehatan yang
tinggi
mengenai pelaksanaan diet hipertensi
3.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
yaitu sebanyak 9 responden (56,3 %)
Terhadap Pengetahuan Pekerja
dan hampir seluruh responden setelah
Seks
diberikan
kesehatan
Penyakit
mempunyai motivasi yang tinggi pula
Sebelum
sebanyak 11 responden (68,8%).
Berikan Pendidikan Kesehatan
2.
pendidikan
Perbedaan
Motivasi
Komersial Menular Dan
Sedangkan
Pasien
Mengenai Seksual
Sesudah
untuk
Di
melihat
Hipertensi Tentang Pelaksanaan
pengaruh dari pendidikan kesehatan,
Diet Hipertensi Sebelum Dan
maka peneliti melakukan penilaian.
Sesudah Di Berikan Promosi
Dimana penilaian dilakukan dengan
Kesehatan.
cara :
Tabel 2 Distribusi Rata-Rata Motivasi Pasien Hipertensi Tentang Pelaksanaan Diet Hipertensi l Sebelum Dan Sesudah Diberikan Promosi Kesehatan Di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Rajawali Bandung
Variabel
Me an
Stan dar Devia tion
Std. Error Mean
Motivasi Pretest
1,56
0,512
0,128
Post Test
1,69
0,479
0,120
Pengaruh
=Y-X
Keterangan : Y : Nilai mean setelah perlakuan (Post Test) : X : Nilai mean
P val ue
N
sebelum perlakuan (Pre Test) Berdasarkan
0,43 2
hasil
penelitian
didapatkan bahwa rata-rata motivasi 16
pasien
hipertensi
mengenai
pelaksanaan diet hipertensi sebelum Hasil uji statistik didapatkan
diberikan promosi
pvalue 0,432 > α (0,05), maka dapat
1,56
disimpulkan
promosi
perbedaan
bahwa yang
tidak
signifikan
ada antara
sedangkan
kesehatan adalah setelah
kesehatan
diberikan mengenai
pelaksanaan diet hipertensi diketahui
motivasi pasien hipertensi mengenai
nilai
pelaksanaan diet hipertensi sebelum
hipertensi
dan
rentang nilai mean motivasi pasien
sesudah
kesehatan.
di
berikan
promosi
rata-rata
hipertensi
motivasi
pasien
adalah 1,69. Sehingga
sebelum
diberikan promosi
dan
sesudah
kesehatan adalah
0,17. Jadi dapat disimpulkan bahwa
mengalami
promosi
peningkatan.
kesehatan
berpengaruh
perubahan
dan
terhadap motivasi pasien hipertensi
Motivasi berasal dari bahasa
tentang pelaksanaan diet hipertensi di
latin yang berarti to move. Secara
Poliklinik
umum mengacu pada adanya kekuatan
Penyakit
Dalam
RS.
Rajawali Bandung.
dorongan yang menggerakkan kita
PEMBAHASAN
untuk berperilaku tertentu. Oleh karena
1.
Gambaran Pengetahuan Pekerja
itu dalam mempelajari motivasi kita
Seks Komersial Sebelum Dan
akan
Sesudah Diberikan Pendidikan
keinginan,dorongan
Kesehatan
Didalam konsep motivasi juga kita
Tentang
Penyakit
mempelajari
Menular Seksual Berdasarkan
berhubungan
hasil
penelitian
dengan
hasrat,
dan
tujuan.
sekelompok
fenomena
yang mempengaruhi sifat, kekuatan,
pada tabel 4.1 diatas, diketahui dari 16
dan
responden
manusia (Quinn,1995 dikutip oleh
bahwa
hampir
seluruh
responden sebelum diberikan promosi
mengenai
pelaksanaan
diet
dari
tingkah
laku
Notoatmodjo, 2010)
kesehatan mempunyai motivasi yang tinggi
ketetapan
Handoko (1998) berpendapat motivasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu
hipertensi yaitu sebanyak 9 responden
motivasi
(56,3%) dan motivasi rendah sebanyak
Motivasi instrinsik berasal dari dalam
7 responden (43,8 %). Sedangkan
dirinya sendiri, biasanya timbul dari
hampir
perilaku
seluruh
diberikan mempunyai
responden
promosi motivasi
setelah
kesehatan
yang
dan
dapat
instrinsik.
memenuhi
kebutuhan sehingga manusia menjadi
tinggi
puas. Motivasi ekstrinsik berasal dari
sebanyak 11 responden (68,8%) dan
luar yang merupakan pengaruh dari
motivasi rendah sebanyak 5 responden
luar atau lingkungan. Perilaku yang
(31,3%). Hal tersebut menunjukkan
dilakukan dengan motivasi ekstrinsik
bahwa
penuh
motivasi
yang
ekstrinsik
pasien
hipertensi
sesudah diberikan promosi kesehatan
dengan
kekhawatiran
,
kesangsian
apabila
tidak
tercapai
kebutuhan.
seseorang
mempengaruhi
penderita
hipertensi untuk berperilaku/bertindak
Penelitian
Kharisna
(2010),
yang menghubungkan jus mentimun
patuh tidaknya terhadap diet hipertensi. Keluarga
berfungsi
sebagai
dengan hipertensi, menunjukkan bahwa
sistem pendukung bagi anggotanya.
penderita yang rajin mengonsumsi jus
Anggota keluarga juga memandang
mentimun
dapat
bahwa orang yang bersifat mendukung
darah.
Hasil
selalu siap memberikan pertolongan
dilakukan
oleh
dan bantuan jika diperlukan. Dukungan
Mardiyati (2009) juga menunjukan
keluarga adalah sikap, tindakan dan
bahwa kepatuhan penderita hipertensi
penerimaan
dalam menjalankan diet hipertensi
penderita
seperti
keluarga
secara
menurunkan penelitian
teratur
tekanan yang
diet
mencegah
rendah
garam
timbulnya
dapat
penyakit
keluarga yang
terhadap
sakit.
merupakan
Dukungan
suatu
bentuk
perhatian, dorongan yang didapatkan
hipertensi. Dari penelitian tersebut
individu
dapat disimpulkan bahwa, perilaku
hubungan interpersonal yang meliputi
berkaitan dengan kebiasaan yang dapat
perhatian, emosional dan penilaian.
menghasilkan
bersifat
Keluarga dipandang sebagai suatu
Sehingga
sistem, jika terjadi gangguan pada
positif
suatu
maupun
negatif.
perilaku penderita secara
rutin
yang
hipertensi
mengkonsumsi
yang jus
dari
orang
lain
melalui
salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi
seluruh
sistem.
mentimun dapat menurunkan tekanan
Sebaliknya disfungsi keluarga dapat
darah dalam tubuh penderita hipertensi,
pula menjadi salah satu penyebab
dan
terjadinya
perilaku
penderita
yang
menghindari konsumsi garam setiap
gangguan pada anggota
keluarga (Purwanto, 2005).
harinya dapat mencegah timbulnya
Dukungan petugas kesehatan
penyakit hipertensi. Begitu juga dalam
sangatlah besar bagi penderita, dimana
penelitian ini, menunjukkan bahwa
petugas adalah pengelola penderita
pengetahuan,
sebab petugas adalah yang paling
motivasi
dan
sikap
sering
berinteraksi,
sehingga
sehingga pasien merasa termotivasi
pemahaman terhadap kondisi fisik
untuk
maupun psikis menjadi lebih baik
Dalam hal ini dukungan keluarga
dengan sering baik. Sehingga dapat
merupakan sumber motivasi ekstrinsik
mempengaruhi
dan
bagi pasien hipertensi yang mempunyai
menerima kehadiran petugas kesehatan
peranan penting dalam membangkitkan
dapat
motivasi
rasa
percaya
ditumbuhkan
dalam
diri
penderita dengan baik.
melakukan
diet
instrinsik
hipertensi.
dari
pasien
hipertensi agar mau melakukan diet
Hubungan yang telah lama
hipertensi. Menurut Handoko (2001)
dilakukan seseorang sebagai pasien,
motivasi
bidan, perawat atau dokter (sebagai
dorongan yang timbul dari diri pasien
tenaga
dalam
kesehatan)
akan
memiliki
instrinsik
melakukan
merupakan
suatu
tindakan
pengaruh terhadap tingkat kepatuhan
berupa dorongan untuk menghindari
yang
risiko
diberikan
kepada
tenaga
yang
dihadapi,
mengatasi
kesehatan. Pasien yang telah mengenal
rintangan, menyesuaikan kamampuan
dengan baik terhadap tenaga kesehatan
diri terhadap orang lain, mempelajari
tempat berobat, maka akan cenderung
orang lain serta dorongan mencari jalan
lebih patuh dari pada terhadap mereka
lain dalam melakukan suatu tindakan,
yang belum begitu kenal begitu pula
misalnya
penanganan oleh tenaga kesehatan
kepercayaan.
terhadap pasiennya akan cenderung
2.
dipatuhi mereka
saran-sarannya yang
sebagainya kemungkinan
kurang
Hasil
dari
pada
ramah
dan
penelitian
disebabkan
diatas karena
adanya dukungan dari keluarga dalam pelaksanaan diet hipertensi
yang
minat,
Perbedaan
kebutuhan
Motivasi
Hipertensi Diet
Dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pvalue 0,432 > α (0,05), maka
dari
perbedaan
pasien hipertensi
Di
Berikan Promosi Kesehatan.
dapat disimpulkan bahwa
diri
Hipertensi
Sesudah
mempengaruhi dorongan yang timbul dalam
Pasien Mengenai
Pelaksanaan Sebelum
dan
yang
tidak ada
signifikan
antara
motivasi pasien hipertensi mengenai
bermanfaat
pelaksanaan diet hipertensi sebelum
pengetahuan dan motivasi seseorang.
dan
sesudah
di
berikan
promosi
kesehatan.
dalam
mempengaruhi
Peningkatan motivasi melalui pemberian promosi kesehatan ini pada
Morgan
(1986)
dalam
dasarnya memang sesuai dengan hasil
Notoatmodjo (2010) menggambarkan,
penelitian
ini,
jika keadaan internal seseorang tidak
kesehatan
berpengaruh
seimbang
maka
terdorong
untuk
terhadap
akan
peningkatan
melakukan
suatu
dilihat dari perbedaan nilai mean yang ada.
suatu
beberapa
dimana
jika
tujuan
motivasi
promosi
individu
tindakan atau perilaku untuk mencapai tujuan,
dimana
Akan
tetapi
yang
masih
responden
dapat
terdapat
yang
tidak
tersebut tercapai maka akan terjadinya
mengalami peningkatan motivasi atau
keseimbangan
mempunyai tingkat motivasi
yang
menyebabkan
seseorang akan merasa puas atau lega.
sama.
Jika kebutuhan sudah terpenuhi, maka
penerimaan
ketegangan akan menurun dan kondisi
orang itu berbeda. Dimana penerimaan
menjadi seimbang kembali.
informasi sebagai motivasi menurut
Wood Commision 1973,
(1926, On
dan
Health
dalam
Hal
tersebut
yang
informasi
Education,
oleh faktor umur, pendidikan, dan
Fitriani,
2011)
kegiatan-kegiatan
ditujukan
untuk
pengalaman yang pernah diperoleh. 3.
Pengaruh Promosi Kesehatan
yang
Terhadap
meningkatkan
Hipertensi
Motivasi
Pelaksanaan
keputusan
Sebelum
tepat
sehubungan
dengan
pemeliharaan
kesehatan,
sehingga
berdasarkan
dapat
Diet
Dan
Hipertensi
Sesudah
Di
Berikan Promosi Kesehatan
pengalaman-
diperoleh
Pasien Mengenai
kemampuan seseorang dan membuat
yang
setiap
Notoatmodjo (2007) dapat dipengaruhi
merupakan
pengalaman
pada
Join
menjelaskan bahwa promosi kesehatan
yang
dikarenakan
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan bahwa rata-rata motivasi pasien
hipertensi
mengenai
pelaksanaan diet hipertensi sebelum
adalah mencapai perilaku kesehatan
diberikan promosi
(health
1,56
sedangkan
promosi
kesehatan adalah setelah
kesehatan
rata-rata
hipertensi
yang
didasari
diberikan
dengan pengetahuan yang baik dan
mengenai
tepat.
pelaksanaan diet hipertensi diketahui nilai
behaviour)
motivasi
Hal tersebut sejalan dengan
pasien
pendapat Craven dan Hirnle (1996,
adalah 1,69. Sehingga
dalam Herawani, 2011) menjelaskan
rentang nilai mean motivasi pasien
bahwa
hipertensi
penambahan
sebelum
diberikan promosi
dan
sesudah
promosi
kesehatan
adalah
pengetahuan
dan
kesehatan adalah
kemampuan seseorang melalui teknik
0,17. Jadi dapat disimpulkan bahwa
praktik belajar atau intruksi, dengan
promosi
tujuan untuk mengingat fakta atau
kesehatan
berpengaruh
terhadap motivasi pasien hipertensi
kondisi
tentang pelaksanaan diet hipertensi di
memberikan
Poliklinik
pengarahan diri (self direction), aktif
Penyakit
Dalam
RS.
Rajawali Bandung. WHO
nyata,
dengan
dorongan
cara terhadap
memberikan informasi-informasi atau
(1954),
sebagaimana
ide baru.
dikutip oleh Notoatmodjo S (2007),
Fitriani
(2011)
bahwa pemberian promosi kesehatan
bahwa
adalah suatu upaya untuk menciptakan
mempengaruhi
perilaku masyarakat yang kondusif
memiliki pengetahuan dan motivasi
untuk
promosi
tentang ilmu kesehatan, termasuk cara
kesehatan berupaya agar masyarakat
hidup sehat dan teratur, sehingga
mengetahui atau menyadari bagaimana
mereka
memelihara kesehatan mereka. Lebih
menerapkan
dari
pada
pencegahan penyakit dalam kaitannya
sekedar
dengan kesehatan dan keselamatan
pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
kesehatan,
itu
akhirnya
artinya
promosi
kesehatan
bukan
hanya
meningkatkan
masyarakat, namun yang lebih penting
sebab
promosi
menjelaskan
kesehatan seseorang
mengerti
itu
dan
dapat dalam
dapat
prinsip-prinsip
seseorang
yang
telah
mendapatkan
informasi
pengetahuan
melalui
pendidikan
kesehatan
atau pemberian
dapat
juga
Poliklinik
Penyakit
Dalam
RS.
Rajawali Bandung pada 16 responden, maka
dapat
diambil
kesimpulan
Hampir
seluruh
responden
serta memiliki keterampilan dalam
sebelum
diberikan
melaksanakan
kesehatan mempunyai
memiliki nilai, sikap dan motivasi yang
sebagai berikut :
positif terhadap prinsip hidup sehat,
1.
hal
yang
berkaitan
promosi motivasi
dengan pemeliharaan, pertolongan, dan
yang tinggi mengenai pelaksanaan
perawatan kesehatan.
diet hipertensi yaitu sebanyak 9
Rogers Notoatmodjo,
(1974, 2007)
dalam
responden (56,3%) dan motivasi
menjelaskan
rendah
sebanyak
responden
bahwa perilaku yang didasari oleh
(43,8
pengetahuan
seluruh
responden
daripada perilaku yang tidak didasari
diberikan
promosi
oleh pengetahuan. Apabila penerimaan
mempunyai motivasi yang tinggi
perilaku baru atau adopsi perilaku
sebanyak 11 responden (68,8%)
didasari
dan motivasi rendah sebanyak 5
akan
oleh
lebih
langgeng
pengetahuan,
pemahaman, kesadaran, dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
lenggeng
Sebaliknya
apabila
(long
Sedangkan
hampir setelah kesehatan
responden (31,3%). 2.
lasting).
perilaku
%).
7
Tidak
ada
perbedaan
yang
signifikan antara motivasi pasien
tidak
hipertensi mengenai pelaksanaan
didasari oleh pengetahuan, pemahaman
diet
dan kesadaran maka tidak akan berlan
sesudah
SIMPULAN
kesehatan dengan nilai pvalue 0,432
di
sebelum
berikan
dan
promosi
> α (0,05)
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai
hipertensi
Terdapat
pengaruh
promosi
pengaruh promosi kesehatan terhadap
kesehatan
terhadap
motivasi
motivasi
pasien
hipertensi
tentang
pasien hipertensi
pelaksanaan
diet
tentang
hipertensi
di
3.
pelaksanaan diet
hipertensi
di
Poliklinik Penyakit Dalam RS.
misalnya Focus Group Discussion, In
Rajawali Bandung , dimana nilai
Depth Interview atau metode lain yang
mean pre test adalah 1,56 dan nilai
dianggap
post test adalah 1,69. Sehingga
didapatkan hasil yang lebih bervariasi.
didapatkan perbedaan nilai rata-
Penelitian
rata (mean) antara pengukuran
dipersiapkan antara lain mengenai
pertama
pilihan lokasi penelitian, reponden,
(pretest)
dan
kedua
(posttest) adalah 0,13
lebih
sesuai,
harus
sehingga
benar-benar
cara maupun alat pengumpul data dan
SARAN
segala
1.
dengan
Bagi Pasien Hipertensi
sesuatu jalannya
yang
berhubungan
penelitian.
Hal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tersebut bertujuan agar penelitian yang
dijadikan bahan pertimbangan untuk
dilakukan dapat sesuai dengan keadaan
meningkatkan motivasi pasien terhadap
respoden serta menambah wawasan
diet hipertensi
ilmu pengetahuan.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
bahan
meningkatkan
informasi upaya
untuk promosi
kesehatan dalam memotivasi pasien hipertensi untuk selalu memperhatikan pelaksanaan dietnya 3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar
dapat
lebih
mengembangkan
pemikiran dan kreatifitas sehingga dapat mengupas segala permasalahan tentang Pelaksanan diet hipertensi. Cara
pengumpulan
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Reneka Cipta.
data
dapat
dilakukan dengan metode yang berbeda
Braverman ER. (2006).Penyakit jantung & penyehatannya secara alami. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Budiarto, E. 2001. Penelitian Epidemiologi. Jakarta : Salemba Medika Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. 2010. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Bandung : Dinkes Jawa barat. Handoko, (2001). Konsep Dasar Motivasi dan Perilaku. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, AA. (2004). Pengantar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika ________(2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik analisa data. Salemba Medika Hasibuan. (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi. Jakarta : Sinar Grafika Offset Leksokumoro N. (2009). Intisari menu sehat. Jakarta : Gramedia Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan. Salemba Medika Jakarta ________ (2007) Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba medika. Notoatmodjo. (2003). Metode Penelitian Klinis. Jakarta : Rineka Cipta _________(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Mansjoer, Arif, et all. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Padwanita K. (2001). Pengendalian hipertensi. Bandung : ITB Pearce, Evelyn C. 2002. anatoni fisiologi untuk para medis. Jakarta : PT Gramedia Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2001. Penuntun Diit Edisi 2. Jakarta : Gramedia. Purwati, dkk. (2004). Perencaan menu untuk penderita tekanan darah tinggi. Jakarta : PT Penebar Swadaya Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Bandung : Nuha Medika Rokhaeni, Heni. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Pendidikan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita. Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Winardi. (2001). Motivasi dan pemotivasianya. Jakarta : Bumi Aksara Waspadji,Soparman; Waspadji, Sarwono, (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.