PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2007 – 2014 Oleh: Ade Syahroni & 2Ruzikna
[email protected] 1
1
Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau 2 Dosen Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru 2829 Abstract
This study aims to determine the effect of financial ratios againt stock price at the state-owned bank (SOE) that are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) study period of 2007 - 2014. Financial ratios that use as independent variables is Loan to Deposit Ratio (LDR), Primary Ratio (PR), Return on Assets (ROA), and Net Profit Margin (NPM). While that is used as the dependent variable is the price of shares in state-owned banks (SOE) that are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). The method used to observe the effect of financial ratios on stock prices is by using multiple linear regression. Data used in this research is secondary data, financial reports (annual report) and performance summary. As for the data bank listed on the Stock Exchange for 8 years from 2007 to 2014. Sampling was done by purposive sampling, as for the sample is 4 state owned banks (SOE). Classic assumption test in this study include normality test, multikoliniearitas, heterocedasticity test, autocorrelation test. Analysis data using multiple linear regression analysis, t test, f test, and coefficient of determination test. Analysis data using multiple linear regression analysis with SPSS 16. The results showed that the LDR, ROA, and NPM variables partially affects significantly againts the price of shares in a bank-owned (SOE) that are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX), while PR variable is not significantly effect the price of bank shares owned by the State (SOE) listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). The results of this research simultaneously (f test) showed a significant effect of the LDR, PR, ROA,and NPM variables againts State-Owned Enterprises stock price (SOE) listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Keywords: Financial Ratios, Stock Price, LDR, PR, ROA, NPM
Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Page 1
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman modal oleh investor dalam suatu entitas bisnis yang didalamnya terkandung resiko ketidakpastian. Apabila bisnis tersebut dikelola dengan benar oleh manajer, maka bisa memberikan keuntungan bagi investor sebagai suatu kompensasi atas investasi yang dilakukannya yang dikenal dengan istilah keuntungan dari investasi. Bagi setiap investor yang menanamkan uangnya dalam suatu entitas bisnis perusahaan mengharapkan keuntungan atas investasi yang dilakukannya tersebut. Investor perlu juga mempergunakan berbagai pertimbangan untuk menilai jenis perusahaan yang layak untuk diinvestasikan yang dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi investor, sehinga investor dapat membuat langkah – langkah strategis dengan analisis investasi pada perusahaan – perusahaan dimana investor tersebut melakukan penanaman modal. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Hal ini disebabkan pasar modal dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal ini, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan kelebihan dananya tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (retrun). Sebaliknya, pihak yang memerlukan dana dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi. Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi keuangan karena pasar modal memberikan peluang dan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Fakhruddin, 2006: 43).
Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Harga saham terbentuk sesuai dengan permintaan dan penawaran pasar. Adapun permintaan suatu saham dipengaruhi oleh ekspektasi investor akan perusahan penerbit saham tersebut. Tinggi rendahnya ekspektasi seorang investor akan dipengaruhi dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Semain baik kinerja keuangan suatu perusahaan, akan membuat ekspektasi seorang investor semakin tinggi, sehingga saham tersebut akan diminati dan dengan demikian harga saham juga meningkat. Sebaliknya, jika kinerja keuangan suatu perusahaan tidak baik, maka ekspektasi seorang investor akan rendah sehingga investor tidak berminat berinvestasi pada saham perusahaan tersebut dan membuat harga saham menjadi turun. Darmadji dan Fakhruddin (2001), menyatakan bahwa indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan harga saham. Salah satu alat analisis dalam menilai harga saham adalah melalui analisis fundamental perusahaan melalui analisis rasio keuangan. Menurut Irawati (2005: 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil – hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi. Rasio keuangan dipercaya dapat memberikan suatu indikator yang baik bagi para analisis. Analisis rasio keuangan yang didasarkan pada data keuangan historis memiliki tujuan untuk memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan rasio yang dikenal sebagai rasio keuangan. Secara keseluruhan, rasio – rasio tersebut terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas/rentabilitas (Kasmir, 2008). Page 2
Bank merupakan suatu badan usaha yang bertujuan memberikan kredit dan jasa – jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut Undang – Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu manfaat perbankan dalam kehidupan adalah sebagai model investasi, jika kita berbicara tentang investasi maka itu tidak akan lepas dari yang bernama saham. Lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun terakhir adalah sebanyak 37 bank (www.idx.co.id) yang terdiri dari bank milik negara dan bank milik swasta. pada penjelasan berikut ini terlihat bahwa terdapat hanya empat bank milik negara yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Tetapi dalam kehidupan seharihari bank milik pemerintah juga banyak dikenal oleh semua kalangan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat perdesaan, karena bank pemerintah telah tersebar luas di seluruh pelosok daerah di indonesia ini. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan daftar nama bank milik pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun terakhir, dicantumkan kode saham bank pemerintah yang terdaftar di BEI dan tanggal sejak diperjual-belikan sahamnya di pasar modal.
Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Tabel 1.1 Daftar Nama Bank Milik Negara yang Terdaftar di BEI Tahun 2015 Keterangan N Kode Nama Tanggal o Saham Emiten IPO Bank Negara Pemerintah 25-111 BBNI Indonesia 1996 (Persero)Tbk Bank Rakyat Pemerintah 10-112 BBRI Indonesia 2003 (Persero)Tbk Bank Pemerintah Tabungan 17-123 BBTN Negara 2009 (Persero) Tbk Bank Mandiri Pemerintah 4 BMRI 14-7-2003 (Persero) Tbk Sumber : www.idx.co.id tahun 2015 Tabel 1.1 menggambarkan seluruh nama bank negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015. Peneliti memilih bank milik negara untuk dijadikan sebagai sampel penelitian yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Alasan peneliti memilih bank milik negara karena pada umumnya bank milik negara cenderung memiliki harga saham yang tinggi. Serta bank milik negara juga sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, baik dari masyarakat kalangan bawah maupun masyarakat menengah hingga masyarakat kalangan atas. Bank milik negara merupakan bank yang akte pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungannya dimiliki oleh pemerintah pula. Nilai perusahaan yang baik maka akan berdampak pada harga saham perusahaan. Investor beranggapan bahwa harga saham yang ditawarkan harus sesuai dengan pengorbanan yang dikeluarkan saat ini. Penilaian harga saham dilakukan melalui berbagai perhitungan analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan dilakukan melalui berbagai perhitungan rasio (Kasmir, 2008). Page 3
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Bank Milik Negara ( BUMN ) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2014” 1.2 Tujuan Dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian : 1. Untuk menganalisis LDR, PR, ROA,dan NPM dengan menggunakan analisis rasio keuangan 2. Untuk mengetahui pengaruh LDR, PR, ROA,dan NPM secara parsial terhadap harga saham 3. Untuk mengetahui pengaruh LDR, PR, ROA,dan NPM secara simultan terhadap harga saham B. Manfaat Penelitian : Adapun manfaat yang diperoleh dengan penelitian ini adalah: 1) Bagi Bank milik Negara (BUMN) diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan informasi dan masukan guna untuk memperbaiki kinerja agar lebih baik kedepannya 2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan pemahaman bagi peneliti tentang bagaimana pengaruh dari rasio keuangan terhadap harga saham 3) Bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan, dari hasil penelitian diharapkan menjadi bahan informasi, khususnya mahasiswa untuk penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham 2. KONSEP TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posiisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas satu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut (Munawir, 2004). 2.2 Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain – lainya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap Sofyan Syafri, 2004: 297). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Sedangkan studi yang mempelajari rasio keuangan tersebut disebut analisa rasio keuangan ( Robert Ang, 1997: 18 - 23). 2.3 Rasio Keuangan Bank Menurut Kasmir (2008: 216) sama seperti perusahaan nonbank, untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Dalam penelitian ini, rasio keuangan bank yang digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap harga saham antara lain adalah : 1. Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, Page 4
2008). Loan to Deposit Ratio dapat dihitung dengan rumus : ( )
2. Primary Ratio Primary ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apaah pemodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masu dapat ditutupi oleh capital equity/stockholders equity (Kasmir, 2008). Primary ratio dapat dihitung dengan rumus : ( )
3. Return On Asset Return On Assets (ROA) merupakan rasio antara saldo laba bersih setelah pajak dengan jumlah assets perusahaan secara keseluruhan. ROA juga menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh assets yang dimiliki perusahaan. Menurut Kasmir (2008) ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Besarnya perhitungan pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya. Return on asset dapat dihitung dengan rumus : ( )
4. Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio
(NPM) yang
Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
membandingkan antara laba bersih dengan penjualan. Disamping itu rasio ini juga digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi net profit margin maka semakin baik kinerja operasional perusahaan (Kasmir, 2008). Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus : ( )
3. Kerangka berfikir LDR (x1)
PR (x2) ROA (x3)
Saham (y)
NPM (x4)
Dalam penelitian ini yang menajadi variabel independen (variabel bebas) adalah Rasio Keuangan (x) yang ditunjukkan oleh Indikator Loan to Deposit Ratio (LDR), Primary Ratio (PR), Return On Assets (ROA), dan Net Profit Margin (NPM). Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah Harga Saham (y). 4. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan pada bank milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun alasan pemilihan bank sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut :
Page 5
1. Karena bank yang akan dijadikan objek penelitian merupakan perusahaan yang terdaftar di BEI (go publik). Walaupun penelitian ini meneliti tentang bank milik negara diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi lebih umum dan mewakili dari bank-bank lainnya yang terdaftar di BEI. 2. Karena bank sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern saat sekarang ini, dan peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada bank milik negara, karena peneliti berasumsi bahwa rasio keuangan itu akan sangat berpengaruh terhadap harga saham pada bank milik negara (BUMN) dengan melihat pesatnya perkembangan bank milik pemerintah di tanah air. 3. Karena lembaga keuangan lebih lengkap akunnya sehingga untuk perhitungan rasio keuangan hampir semua data dapat diperoleh dari lembaga keuangan atau bank. 4.2 Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang go publik yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai 2014. B. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representative (Sugiyono, 2013). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
sampling, yaitu sampling purposive adalah teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini berdasarkan defenisi diatas antara lain : Semua bank milik negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan periode pengamatan tahun 2007-2014. Mengeluarkan data laporan keuangan setiap tahun pengamatan. 4.3 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak lansung melalui media perantara yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini data diperoleh dari kantor Bursa Efek Indonesia ( BEI ) cabang Riau di jalan jendral sudirman no 73 pekanbaru dan situs resminya www.idx.co.id lokasi ini merupakan tempat pengambilan laporan keuangan dan harga saham untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada bank milik negara (BUMN) yang tercatat di BEI . Adapun data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Data laporan keuangan bank milik negara ( BUMN ) yang dijadikan sebagai objek penelitian yang terdaftar di BEI pada tahun 20072014 Data harga saham masing-masing lembaga keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga saham penutupan saat diserahkan ke BAPEPAM. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan ( closing price ) per 31 desember 4.4 Teknik Pengumpulan Data Page 6
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode dokumentasi. Metode observasi merupakan telaah pustaka dengan mengamati skripsi-skripsi dan jurnal-jurnal terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi berdasarkan sumber data yang berwujud data sekunder. Data tersebut diperoleh dari kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) cabang Riau di jalan jendral sudirman no 73 pekanbaru dan situs resminya www.idx.co.id . 4.5 Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1.
Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analisis dapat memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan dating untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal) disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun. Yang kedua, perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relative tentang kondisi keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis (Martono, 2004: 65).
2.
Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan. Asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Duwi Priyatno, 2008). Adapun masing – masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Uji Normalitas Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah analisis antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah jika LDR, PR, ROA, NPM signifikasinya diatas kepercayaan 5% maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Dan jika LDR, PR, ROA, NPM signifikasinya dibawah kepercayaan 5% maka model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas (Duwi Priyatno, 2008). B. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemuan adanya kolerasi antar variabel independen (bebas). Untuk mendeteksi masalah multikolinearitas didalam sebuah model regresi linear berganda, kita dapat menggunakan nilai tolerance atau nilai VIF ( Variance Inflation Factor ). Jika nilai tolerance tidak kurang 0,1 atau nilai VIF tidak lebih dari 10 maka dikatakan ada multikolinerita ( Widarjono, 2013:108 ). C. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan unuk menguji apaka dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS dengan ketentuan sebagai berikut:
Page 7
Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas. D. Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masingmasing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut Singgih Santoso (2010) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu : Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. Nilai Statistik Durbin-Watson D D = [ ∑ (ei − ei-1)2 ] / [ ∑ ei2 ] 3.
Analisis Regresi Linear Berganda Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing – masing variabel independen berhubungan positif atau negative untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya beerskala interval atau rasio (Duwi Priyatno, 2008). Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Persamaan dari model regresi berganda tersebut adalah sebagai berikut: Y1 = a+ b1x1+ b2x2+ b3x3+b4x4 Keterangan : Y1 : harga saham a : konstanta X1 : LDR X2 : PR X3 : ROA X4 : NPM b1b2b3b4 : koefisien regresi linear masing-masing variabel Koefisien Determinasi ( R2) Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen yang ditunjukan pada persentase . Dalam penelitian ini, nilai R2 yang digunakan adalah adjusted R2 karena merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pengaruh suatu pertambahan variabel independen kedalam suatu persamaan regresi. Peneliti menggunakan adjusted R2 karena jika jumlah variabel independen lebih dari dua variabel, lebih baik digunakan adjusted R2. 4.
Rumus adjusted R2 : adjusted R2
((
)(
))
Keterangan : R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah parameter dimana : digunakan koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, rumus untuk mencari nilai r2 dikemukakan oleh Duwi Priyatno (2008). 5. HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analisis dapat memperbandingkan rasio sekarang dengan Page 8
yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal) disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun. Yang kedua, perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan sejenisnya (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relative tentang kondisi keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis (Martono, 2004). 5.1.1 Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Milik Negara Tahun 2007 – 2014 Tahun BBNI BBRI BBTN BMRI 0,54 0,63 0,90 0,49 2007 0,64 0,75 1,00 0,55 2008 0,59 0,76 1,00 0,56 2009 0,65 0,70 1,07 0,63 2010 0,67 0,70 1,01 0,71 2011 0,75 0,75 1,00 0,84 2012 0,86 0,83 1,03 0,89 2013 0,90 0,77 1,07 0,87 2014 Sumber : data diolah 2016 dari laporan keuangan bank milik negara periode 2007 – 2014
Diantara bank milik negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitian 2007 – 2014 loan to deposit ratio tertinggi terdapat pada bank BTN yaitu sebesar 1,07 dan loan to deposit ratio terendah terdapat pada bank Mandiri yang memiliki loan to deposit ratio sebesar 0,49. 5.1.2 Primary Ratio Primary Ratio (PR) Bank Milik Negara Periode 2007 – 2014 Tahun BBNI BBRI BBTN BMRI 0,09 0,10 0,10 0,09 2007 0,08 0,09 0,10 0,09 2008 0,08 0,09 0,09 0,09 2009 0,13 0,09 0,09 0,09 2010 0,13 0,11 0,08 0,11 2011 0,13 0,12 0,09 0,12 2012 0,12 0,13 0,09 0,12 2013 0,15 0,12 0,08 0,12 2014 Sumber : data diolah 2016 dari laporan keuangan bank milik negara periode 2007 – 2014
Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Diantara bank milik negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2007 – 2014 diatas yang memiliki Primary Ratio tertinggi terdapat pada bank BNI yaitu sebesar 0,15 maka dapat disimpulkan bank BNI mampu mengelola permodalannya dengan cukup baik. Dan untuk tingkat terendah Primary Ratio terdapat pada dua bank, yaitu bank BNI dan bank BTN yang sama – sama memiliki tingkat Primary Ratio sebesar 0,08. 5.1.3 Return On Asset Return On Asset (ROA) Bank Milik Negara Periode 2007 – 2014 Tahu BBNI BBRI BBT BMR n N I 0,49 2,37 1,64% 1,36% 2007 % % 0,61 2,42 1,48% 1,48% 2008 % % 1,09 2,31 1,27% 1,81% 2009 % % 1,88 2,86 1,83% 2,11% 2010 % % 2,00 3,26 1,71% 2,26% 2011 % % 2,16 3,38 1,67% 2,56% 2012 % % 1,61 3,18 1,63% 2,45% 2013 % % 2,86 3,09 1,07% 2,51% 2014 % % Sumber : data diolah 2016 dari laporan keuangan bank milik negara periode 2007 – 2014
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilihat return on asset tertinggi untuk bank milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitian 2007 – 2014 terdapat pada bank BRI, dengan return on asset sebesar 3,38% dan dinyatakan sehat karena dapat mencapai standar ROA yang telah ditetapkan Bank Indonesia sebesar 0,50%. Dan untuk return on asset terendah berada pada bank BNI yaitu sebesar 0,49% angka tersebut dinyatakan tidak sehat karena tidak mencapai stndar ROA yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Page 9
5.1.4 Net Profit Margin Net Profit Margin (NPM) Bank Milik Negara Periode 2007 – 2014 Tahun BBNI BBRI BBTN BMRI 0,05 0,19 0,14 0,16 2007 0,06 0,19 0,14 0,17 2008 0,10 0,19 0,12 0,19 2009 0,18 0,23 0,17 0,22 2010 0,21 0,28 0,19 0,24 2011 0,23 0,32 0,20 0,27 2012 0,17 0,29 0,19 0,25 2013 0,27 0,29 0,11 0,25 2014 Sumber : data diolah 2016 dari laporan keuangan bank milik negara periode 2007 – 2014
Pada bank milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian 2007 – 2014 net profit margin tertinggi berada pada bank BRI dengan net profit margin sebesar 0,32 dan untuk tingkat terendah net profit margin berada pada bank BNI dengan net profit margin sebesar 0,05. 5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan. Asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 5.2.1 Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk harga saham sebesar 0,54; LDR, ROA dan NPM sebesar 0,200 dan PR sebesar 0,000. Signifikansi variabel Harga saham, LDR, ROA dan NPM lebih besar dari α = 0,05 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan signifikansi variabel PR lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit maka metode yang digunakan adalah statistik nonparametrik. nilai signifikansi untuk variabel PR adalah 0,026 yang merupakan nilai D Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
hitung. Sedangkan nilai D tabel dilihat pada tabel kolmogrov-smirnov tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah sampel (N) 32 adalah 0,224. Maka kesimpulan ada lah data berdistribusi normal. 5.2.2 Uji Multikolinearitas Diketahui bahwa nilai VIF variabel LDR adalah 1,021 dan variabel PR adalah 1,784 yaitu lebih kecil dari 10, sehingga didapat kesimpulan bahwa tidak ada penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yakni hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Sedangkan nilai variabel ROA adalah 10,019 dan NPM adalah 11,261 lebih besar dari 10, sehingga disimpulkan bahwa ada penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yakni hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. 5.2.3
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan diagram pencar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa variabel LDR tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
Berdasarkan diagram pencar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa variabel PR tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
Page 10
interval atau rasio. Berikut ini persamaan dari analisis regresi linear berganda : Y1 Y1 Berdasarkan diagram pencar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa variabel ROA tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
Berdasarkan diagram pencar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa variabel NPM tidak terdapat masalah heterokedastisitas. 5.2.4 Uji Autokorelasi nilai DW adalah 1,431, sedang nilai DW tabel pada α 0,05 dan jumlah data (N) = 32,k = 4 diperoleh nilai dL =1,177 dan dU = 1,732. Nilai DW (1,431) berada di antara nilai dL dan dU, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada didaerah keragu-raguan). 5.3 Analisis Regresi Linear Berganda Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing – masing variabel independen berhubungan positif atau negative untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya beerskala Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
= a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4 = 1725,377 + (-5353,700) x1 +
(-3814,091) x2 + 3515,040 x3 + 1858,663 x4 Y1 = 1725,377 – 5353,700 x1 – 3814,091 x2 + 3515,040 x3 + 1858,663 x4 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Konstanta sebesar 1725,377. Artinya jika LDR (X1), PR (X2), ROA (X3) dan NPM (X4) nilainya adalah 0, maka harga saham (Y) nilainya adalah Rp 1725,377 B. Koefisien regresi variabel LDR (X1) sebesar -5353,700; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan LDR mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar Rp 5353,700. Koefisien bernilai negative artinya terjadi hubungan negative antara LDR dengan harga sahma, semakin naik LDR maka semakin turun harga saham. C. Koefisien regresi variabel PR (X2) sebesar -3814,091; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan PR mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar Rp 3814,091. Koefisien bernilai negative artinya terjadi hubungan negative antara PR dengan harga sahma, semakin naik PR maka semakin turun harga saham. D. Koefisien regresi variabel ROA (X3) sebesar 3515,040; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan ROA mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp 3515,040. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ROA dengan harga saham, semakin naik ROA maka semakin meningkat harga saham. E. Koefisien regresi variabel NPM (X4) sebesar 1858,663; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan NPM mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp 1858,663. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara NPM dengan harga saham,
Page 11
semakin naik NPM maka meningkat harga saham.
semakin
5.4 Analisis Koefisien Determinasi Adjusted R2 (Adjusted R Square) digunakan untuk pengujian regresi dengan lebih dari dua variabel bebas. nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki nilai negatif. Diperoleh nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square) adalah 0.659 atau 65,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (LDR, PR, ROA, dan NPM) terhadap variabel dependen (harga saham) sebesar 65,9 %. Variasi variabel independen yang digunakan dalam model (LDR, PR, ROA, dan NPM) mampu menjelaskan sebesar 65,9 % variasi variabel dependen (harga saham). Sedangkan sisanya sebesar 34,1 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 5.5 Pengujian Variabel LDR, PR, ROA, NPM Secara Parsial (Uji t) Koefisien regresi secara parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (x) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (y). Hasil pengolahan data untuk variabel LDR (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2,570. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 % = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat kebebasan) = (N-k-1) =32-4-1 =27 (N jumlah kasus, k jumlah variabel independen) hasil ttabel sebesar 2,052. Nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-2,570 < -2,052), maka Ha diterima. Artinya LDR (X1) secara parsial ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y). Hasil pengolahan data untuk variabel PR (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 0,155. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 % = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat kebebasan) = (N-k-1) =32-4-1 =27 (N jumlah kasus, k jumlah variabel Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
independen) hasil ttabel sebesar 2,052. Nilai thitung lebih besar dari ttabel (-0,155 > 2,052), maka Ha ditolak. Artinya PR (X2) secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y). Hasil dari pengolahan data untuk variabel ROA (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 2,357. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 % = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat kebebasan) = (N-k-1) =32-4-1 =27 (N jumlah kasus, k jumlah variabel independen) hasil ttabel sebesar 2,052. Nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,357 > 2,052), maka Ha diterima. Artinya ROA (X3) secara parsial ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y). Hasil dari pengolahan data untuk variabel NPM (X4) diperoleh nilai thitung sebesar 0,105. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 % = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat kebebasan) = (N-k-1) =32-4-1 =27 (N jumlah kasus, k jumlah variabel independen) hasil ttabel sebesar 2,052. Nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,105 < 2,052), maka Ha diterima. Artinya NPM (X4) secara parsial ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y) 5.6 Pengujian Variabel LDR, PR, ROA, NPM Secara Simultan (Uji f) Koefisien regresi secara bersamaan (Uji f) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan (bersamaan) terhadap variabel dependen. hasil pengolahan data didapatkan hasil fhitung sebesar 15.992. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % , df 1 = (jumlah variabel-1) = 5-1 = 4 dan df 2 = (N-k-1) =32-4-1 =27 (N jumlah kasus, k jumlah variabel independen), maka hasil Ftabel sebesar 2,728. Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel ( 15,992 > 2,728), maka Ha diterima. Artinya ada pengaruh secara signifikansi antara variabel LDR (X1), PR (X2), ROA (X3), dan NPM (X4) Page 12
secara bersama-sama saham (Y).
terhadap
harga
6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada bank milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 – 2014 maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan variabel LDR, PR, ROA, dan NPM umumnya setiap rasio mengalami fluktuasi dari tahun ketahun periode penelitian yaitu tahun 2007 – 2014. 2. Berdasarkan hasil uji regresi linear Primary Ratio (PR) secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada bank milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode penelitian 2007 2014. 3. Berdasarkan hasil uji regresi linear Loan to Deposit Ratio (LDR), Primary Ratio (PR), Return On Assets (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan (bersamaan) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada bank milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode penelitian 2007 -2014. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan dari penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa analisis rasio keuangan dari tahun ketahun umumnya mengalami fluktuasi maka penulis memberikan saran kepada perusahaan agar dapat Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
lebih meningkatkan rasio keuangan perusahaan agar investor tertarik untuk menanamkan sahamnya kepada perusahaan tersebut. 2. Kepada Investor. Diharapkan investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi di bank milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat mempertimbangkan informasi akuntansi selain rasio keuangan. Misalnya faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi perkembangan saham di pasar modal. 3. Kepada pengelola perusahaan. Diharapkan dapat mempertimbangkan kebijakan keuangan atas dasar perkembangan rasio yang ada untuk menarik investor serta dapat memberikan informasi akuntansi secara transparan, sehingga investor dapat menaruh kepercayaan kepada perusahaan yang bersangutan. DAFTAR PUSTAKA Buku Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia”. Mediasoft Indonesia. Darmadji, Tjiptono dan M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Selemba Empat Fakhruddin, M. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi kedua. Jakarta: Selemba Empat Fred Weston, Eugene. 2004. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke-7. Penerbit Erlangga. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafika Persada. Hidayat, Tahufik. 2010. Buku Pintar Investasi. Jakarta : Media Kita Husnan, Suad. 2003. Dasar – Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. IAI. 2000. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Selemba Empat. Irawati, Susan. 2005. Manajemen Keuangan. Pustaka Bandung. Page 13
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Martalena, dan Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi Martono, 2002. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Ekonisia : Yogyakarta. Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Liberty : Yogyakarta. Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS.cetakan ke-2. MediaKom : Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Nonparametik. Penerbit Pt Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. cetakan ke-16. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen.cetakan ke-1. Alfabeta : Bandung. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE : Yogyakarta. Widarjono, A. 2013. Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya. Edisi Empat, Yogyakarta : UPP, STIM, YKPN Artikel dan Jurnal Eny, Rut. 2007. Jurnal. Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan DER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Food and Baverages yang Terdaftar di BEI. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Handono, Tomi. 2011. Tesis. Analisi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap indeks Harga Saham Individu. Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik : Jakarta. Lambey, Robert. 2012. Jurnal. Analisis Pengaruh Ratio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Bank di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sam Ratulangi : Manado. Nuryana, Ida. 2013. Jurnal. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Jom FISIP Vol. 4 No.1 - Februari 2017
Saham Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Universitas Kanjuruhan : Malang Pribawanti Tika, maya. 2007. Skripsi. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return Saham pada Perusahaan Industri Manufaktur yang Membagikan Deviden di Bursa efe Jakarta. Universitas Negeri Semarang. Rizal. 2012. Jurnal. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Properti dan Real Estate pada Bursa Efek Indonesia. Manajemen, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis, Jakarta Satrio, Ponco. 2009. Skripsi. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan manufaktur di Bursa Efe Indonesia. Universitas Muhammadiyah : Surakarta. Wiasta Janu, Widi. 2009. Skripsi. Analisi Pengaruh Profitabilitas Terhadap harga Saham pada Lembaga Keuangan yang Go Publik di BEI Tahun 2004 – 2007. Universitas Muhammadiyah : Surakarta. Zuliarni, Sri. 2010. Jurnal. Pengaruh Return On asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Devident Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Universitas Riau : Pekanbaru. Sumber Lain : Surat Edaran Bank Indonesia no. 13/1/PBI/2011 www.Google.com
www.idx.co.id www.finance.yahoo.com
Page 14