pengaruh terapi relaksasi zikir terhadap penurunan tingkat ... - Neliti

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh terapi relaksasi zikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada penderita dispepsia. Subjek dal...

9 downloads 642 Views 233KB Size
PENGARUH TERAPI RELAKSASI ZIKIR TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA DISPEPSIA EFFECT OF DHIKR RELAXATION THERAPY TO REDUCE ANXIETY LEVELS IN DYSPEPSIA PATIENTS Citra Y. Perwitaningrum Yayi Suryo Prabandari Rr. Indahria Sulistyarini Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Email : [email protected] ABSTRACT This research aimed to seek the effect of Dhikr relaxation therapy to reduce anxiety levels in dyspepsia patients. Subjects in this research were dyspepsia patients who have high and moderate levels of anxiety. Subjects in this research were eight subjects which divided into two groups; four subjects in the experimental group four subjects in the control group. The data was obtained by utilizing Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). This research wasa non-randomized pretest pascatest control design. Analysis to examine this hypothesis using the Mann Whitney U. The result showed that the group was given Dhikr relaxation therapy these anxiety were lower than the group wasn’t given Dhikr relaxation therapy. Keyword: Dhikr relaxation therapy, anxiety, dyspepsia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh terapi relaksasi zikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada penderita dispepsia. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien dispepsia yang memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang sampai dengan berat. Subjek penelitian ini berjumlah 8 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 4 orang kelompok eksperimen dan 4 orang kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Penelitian ini merupakan penelitian non-randomized pretest posttest control design. Skala kecemasan yang digunakan adalah skala HARS yang sudah ada dengan reliabilitas dan validitas sebesar 0,93 dan 0,97. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang diberi terapi relaksasi zikir kecemasannya lebih rendah dari pada kelompok yang tidak diberi terapi relaksasi zikir. Kata kunci : terapi relaksasi zikir, kecemasan, dispepsia.

Gangguan psikofisiologi merupa-

berbagai keluhan fisik yang jelas, tetapi

kan keluhan yang banyak ditemukan di

tidak jarang lebih banyak keluhan fisik

Puskesmas. Penderita datang dengan

yang dilatarbelakangi oleh kondisi psi-

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 147

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

kologis. Penderita mengeluhkan adanya

sedangkan tingkat kecemasan sedikit

gangguan pada organ bagian dalam.

lebih tinggi pada pasien yang mendapat

Salah satunya adalah keluhan pada

pengobatan

bagian pencernaan, meliputi perut mual,

Sebuah studi berbasis populasi Swedia

sakit perut, kembung atau biasa disebut

baru-baru ini menemukan bahwa kece-

dispepsia.

masan tanpa depresi terkait dengan

Data pasien rawat jalan tahun 2010, di rumah sakit seluruh Indonesia

medis

(Kusuma,

2011).

uninvestigated dispepsia dan dispepsia fungsional(Aro dkk, 2009).

menyebutkan bahwa dispepsia berada

Sebuah penelitian yang dilaksana-

pada urutan ke 6 dari 10 penyakit

kan oleh Arinton, Pugud, dan Soewignjo

terbanyak di rumah sakit di seluruh

(2005) di Klinik Penyakit Dalam di RSUD

Indonesia dengan data jumlah kunjungan

Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

sebanyak 163.428. Data pasien rawat

dari tanggal 2 Januari sampai 31 Desem-

inap tahun 2010 tidak jauh berbeda

ber 2005 terhadap pasien yang dapat

dengan pasien rawat jalan, dispepsia

berbahasa Indonesia dengan keluhan

masuk pada urutan ke 5 dari 10 penyakit

dispepsia didapatkan angka prevalensi

terbanyak di rumah sakit di Indonesia

cukup

(Departemen Kesehatan RI, 2011).

(Kusuma, 2011). Hasil penelitian lain

Sebuah hubungan sebab akibat

besar,

yaitu

mencapai

60%

mengemukakan bahwa kecemasan seca-

antara gangguan kejiwaan dan gangguan

ra

pencernaan fungsional telah menjadi

pasien

kontroversi baru-baru ini. Sebuah bukti

Semakin

yang menunjukkan hubungan ini datang

seseorang, semakin tinggi pula tingkat

meta-

keparahan dispepsia fungsionalnya, dan

analysis yang hasilnya menunjukkan bah-

hal ini berlaku sama baik untuk laki-laki

wa dispepsia fungsional dan irritable

maupun perempuan (Kusuma, 2011)

dari

sebuah

penelitian

besar

signifikan

berpengaruh

dengan tinggi

terhadap

dispepsia

fungsional.

tingkat

kecemasan

bowel syndrome (IBS) berhubungan erat

Hasil studi yang dijabarkan di atas

dengan kecemasan dan depresi. Studi

memiliki kesamaan dengan hasil wawan-

yang dilakukan Henningsen, Zimmer-

cara dengan psikolog yang bekerja di

mann, dan Sattel (2003) menunjukkan

salah satu puskesmas di Kabupaten

bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat

Sleman yang mendapatkan bahwa pasien

depresi antara pasien yang mendapat

yang datang ke poli psikologi atas

pengobatan medis dengan yang tidak,

rujukan dokter dari poli umum biasanya

148 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

telah didiagnosis dispepsia. Tidak hanya

tersebut tidak mengalami gangguan pen-

penderita dengan diagnosis dispepsia

cernaan yang serius. Dokter berasumsi

yang dirujuk ke poli psikologi, melainkan

bahwa yang mendasari keluhan pasien

juga penderita dengan gangguan fisik lain

adalah karena masalah psikologis, se-

yang disinyalir berlatar belakang masalah

hingga besar kemungkinan pasien terse-

psikologis (masalah ekonomi, masalah

but mengalami dispepsia psikogenik.

dengan pasangan, kenakalan remaja).

Selain itu, para penderita dispepsia

Banyak pasien yang mengeluhkan ada-

juga kurang memiliki keterampilan dalam

nya konflik dengan pasangan serta masa-

beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

lah ekonomi yang mendasari keluhan

Sebagian dari penderita dispepsia meng-

fisik mereka. Pasien yang dirujuk memi-

aku cemas ketika menghadapi masalah

liki kecenderungan mengalami kecemas-

yang muncul di lingkungan sosialnya.

an, sehingga memunculkan keluhan-

Individu

keluhan dispepsia.

cenderung mengurung diri di rumah bila

yang

mengalami

dispepsia

Kasus yang ditemukan peneliti di

individu tersebut mengalami masalah

sebuah Puskesmas adalah seorang wanita

dan sering berpikiran buruk terhadap

berusia

orang di sekitarnya.

28

tahun,

telah

menikah,

mengeluhkan sering sekali merasa mual,

Istilah dispepsia sendiri mulai gen-

perih di bagian perut, nyeri di bagian

car dikemukakan sejak akhir tahun 1980-

dada sehingga membuatnya sulit ber-

an, yang menggambarkan keluhan atau

nafas. Pasien mengungkapkan bahwa

kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri

dirinya memiliki masalah dengan pasang-

atas nyeri atau rasa tidak nyaman di

an. Pasien mengeluhkan sikap pasangan-

epigastrium, mual, muntah, kembung,

nya yang mulai berubah kasar beberapa

cepat kenyang, rasa penuh, sendawa,

tahun terakhir ini. Pasien sering terlibat

regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar

pertengkaran

di dada (Djojodiningrat,2006).

dengan

pasangan

yang

kamudian membuat pasien merasa cemas

Dispepsia adalah gangguan yang

akan kelangsungan hidup rumah tangga-

terjadi pada saluran pencernaan atas.

nya. Perasaan cemas tersebut semakin

Keluhan yang diutarakan meliputi nyeri

membuat pesien merasakan sakit ter-

ulu hati, pedih, mual yang disertai

utama pada bagian dada dan perut.

dengan muntah, rasa panas di dada dan

Pasien sendiri telah diperiksa oleh dokter

perut, cepat merasa kenyang, kembung

dan menurut diagnosis dokter, pasien

dan mulut terasa pahit karena banyaknya

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 149

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

mengeluarkan gas asam (Hadi 1995).

nom dan sekresi hormon dari kelanjar

Seligman dan Rosenhan (Mulia, 2006)

endokrin. Keluhan pasien dispepsia yang

menyatakan

dispepsia

banyak diutarakan antara lain nyeri ulu

biasanya diderita selama beberapa ming-

hati, perut perih, mual yang disertai rasa

gu atau bulan yang sifatnya episodik atau

ingin muntah, rasa panas di dada dan

terus menerus. Penyebab munculnya

perut, cepat kenyang, kembung, dan

gangguan ini beraneka ragam, salah

banyak mengeluarkan gas asam dari

satunya adalah pikiran dan perasaan

mulut. Gejala dispepsia psikogenik bila

pasien itu sendiri. Gangguan dispepsia

tidak

yang disebabkan oleh masalah psikologis

menjadi dispepsia organik.

bahwa

gejala

ditangani

dengan

tuntas

akan

yang menimbulkan perasaan khawatir

Penanganan dispepsia saat ini lebih

dan cemas pada penderitanya biasa

banyak dari sisi medis. Penanganan dis-

disebut dengan dispepsia psikogenik.

pepsia psikogenik yang ditangani dengan

Kecemasan adalah suatu keadaan

medis biasanya hanya menyelesaikan

emosional yang mempunyai ciri kete-

keluhan fisik yang dirasakan bukan pada

rangsangan fisiologis, perasaan tegang

penyebab

yang tidak menyenangkan, dan perasaan

simtom-simtom

aprehensif bahwa sesuatu yang buruk

(Mulia, 2006).

utama yang

menimbulkan

dispepsia

psikogenik

akan terjadi (Nevid dkk., 2005). Kece-

Penyebab utama yang lebih meng-

masan timbul akibat adanya respons

arah pada adanya kecemasan, diperlukan

terhadap

konflik.

pendekatan

Konflik, baik yang datang dari luar

menangani

maupun dalam diri sendiri, itu akan

lebih diarahkan untuk membantu pende-

menimbulkan respons dari sistem saraf

rita dalam mengatasi kecemasannya,

yang

hormon

sehingga tidak berada dalam kondisi

tertentu. Akibat pelepasan hormon ter-

yang penuh kecemasan dan kekhawa-

sebut, maka muncul perangsangan pada

tiran yang dapat mengganggu sistem

organ-organ seperti lambung, jantung,

fisiologis tubuh (Mulia, 2006).

kondisi

mengatur

stres

atau

pelepasan

pembuluh darah maupun alat-alat gerak (Nevid dkk., 2005).

secara

psikologi

penderita.

dalam

Penanganannya

Salah satu jenis psikoterapi untuk mengatasi kecemasan adalah relaksasi

Kecemasan yang terus menerus

yang menggunakan teknik serangkaian

dirasakan oleh penderita dispepsia akan

gerakan tubuh yang bertujuan untuk

meningkatkan aktivitas sistem saraf oto-

melemaskan

150 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

dan

memberikan

rasa

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

nyaman pada seluruh tubuh (Corey,

masalah

2007). Relaksasi merupakan salah satu

Lawrence, 2002). Tujuan relaksasi adalah

teknik pengelolaan diri yang didasarkan

untuk mengurangi tingkat gejolak fisio-

pada cara kerja sistem saraf simpatis dan

logis individu dan membawa individu ke

parasimpatis.

sudah

keadaan yang lebih tenang baik secara

direlakskan akan menormalkan kembali

fisik maupun psikologis (Rout & Rout,

fungsi-fungsi organ tubuh. Setelah sese-

2002). Namun, dalam penelitian Parga-

orang melakukan relaksasi, dapat mem-

ment, dkk. (1999) dijelaskan bahwa

bantu tubuhnya menjadirelaks, sehingga

berdoa dan melakukan aktivitas penyem-

dapat

aspek

bahan atau kegiatan agama lainnya lebih

membantu

efektif dibandingkan dengan relaksasi

individu untuk dapat mengontrol diri dan

otot progresif. Ungkapan ini menunjuk-

memfokuskan perhatian sehingga dapat

kan bahwa menggunakan terapi relaksasi

mengambil respon yang tepat saat berada

saja tanpa menambahkan aktivitas agama

dalam

terbukti tidak cukup efektif membantu

Ketika

otot-otot

memperbaiki

kesehatan

fisik.

situasi

berbagai

Relaksasi

yang

menegangkan

(Subandi, 2002).

bagi

dirinya

(McNeil

&

individu dalam kondisi sulit yang tidak

Beberapa penelitian menunjukkan

terkontrol. Sebaliknya, penggunaan tek-

efektivitas teknik relaksasi untuk mengu-

nik yang sesuai dengan nilai yang

rangi kecemasan pada berbagai macam

dimiliki pasien akan memberikan hasil

subjek seperti ibu yang menyusui per-

yang lebih baik (Hodge, 2008). Untuk

tama kali, mahasiswi, penderita penyakit

itu, sangat diperlukan sebuah terapi yang

jantung, penderita migrain, penderita

disesuaikan dengan nilai-nilai yang di-

hipertensi, penderita stroke, ibu hamil

anut oleh masyarakat Indonesia, yakni

pertama. Selain itu, relaksasi untuk me-

dengan mengadaptasikan nilai-nilai ke-

nurunkan kecemasan pada penderita

beragamaan yang dimiliki oleh klien.

dispepsia juga telah terbuki keberhasilannya.

Relaksasi sebagai salah satu teknik yang telah terbukti dapat mereduksi

Relaksasi merupakan salah satu

kecemasan pada berbagai subjek juga

teknik dalam terapi perilaku.Relaksasi

telah terbukti efektif mengurangi kece-

merupakan metode atau teknik yang

masan pada penderita dispepsia (Mulia,

digunakan untuk membantu manusia

2006). Namun, hal yang selama ini

belajar

belum pernah diteliti adalah penerapan

mengurangi

atau

mengontrol

reaktivitasfisiologis yang menimbulkan

teknik

relaksasi

untuk

mengurangi

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 151

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

kecemasan yang

pada penderita dispepsia

melibatkan

unsur

antara lain penelitian yang dilakukan

spiritualitas.

oleh Saleh (2010) yang menjelaskan

Faktor spiritual adalah faktor penting

bahwa berzikir dapat menyehatkan saraf,

yang juga memengaruhi proses penyem-

penelitian Sholeh (2006) tentang terapi

buhan dan intervensi psikologis. World

sholat tahajud untuk menyembuhkan

Health Organization (WHO) pada tahun

berbagai penyakit, penelitian Trimulya-

1984

kese-hatan

ningsih (2009) tentang terapi kognitif

manusia seutuhnya ditunjukkan oleh

perilaku religius untuk menangani depre-

empat hal, yaitu sehat secara biologis,

si danpenelitian Purwanto (2006) tentang

psikologis, sosial, dan spiritual (Hawari,

pelatihan

2005). Witmer dan Sweeney (Burke,

mengurangi insomnia. Penelitian-peneli-

Chauvin, & Miranti, 2005) menyatakan

tian

bahwa

diri

bahwa terapi psikologis berdasar keislam-

manusia, mengintegrasikan dan memper-

an dapat dilakukan untuk menyelesaikan

satukan elemen kebutuhan fisik, emosi,

masalah psikologis

menyatakan

elemen

bahwa

spiritual

dalam

relaksasi

tersebut

religiusitas

hasilnya

untuk

membuktikan

dan intelektual di dalam tubuh manusia

Berdasarkan pemaparan di atas,

dalam pertumbuhan dan perkembangan-

dapat disimpulkan bahwa penanganan

nya. Selain itu, Prest dan Keller (Blume,

kecemasan

2006) menyatakan bahwa proses inter-

penting.

vensi terhadap klien yang mempertim-

terbukti dapat mengurangi kecemasan.

bangkan keyakinan agama yang dianut

Berbagai metode relaksasi telah banyak

menjadi

menghindari

dikembangkan seperti relaksasi progresif,

resistensi apabila proses yang dilakukan

relaksasi otot, relaksasi meditasi. Namun,

dirasakan klien sebagai suatu hal yang

pengembangan teknik relaksasi yang

berbeda dengan aturan agama yang

berkaitan dengan keyakinan seseorang

diyakininya. Bagi umat Muslim, keiman-

(faith factor) belum dikaji secara men-

an yang penting adalah percaya pada

dalam apalagi yang mengarah pada keya-

Allah dan Al-Quran sebagai sumber

kinan religi tertentu. Relaksasi dengan

pengetahuan yang sempurna (Hasan,

memasukkan

2006).

dilakukan oleh siapa saja yang yakin

penting

untuk

adalah

Relaksasi

unsur

hal

yang

selama

ini

keyakinan

sangat telah

dapat

Beberapa penelitian yang meng-

terhadap sesuatu dan dapat dipraktikkan

gunakan terapi psikologis dan medis

oleh semua agama (Benson, 2000).

berbasis keislaman juga telah dilakukan,

Penelitian untuk mengetahui pengaruh

152 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

relaksasi yang dikombinasikan dengan

dan perjumpaan dengan Allah SWT (Adz-

unsur spiritual dan religius dirasa perlu

Dzakiey, 2008).

untuk semakin mengoptimalkan penanganan

kecemasan

khususnya

pada

penderita dispepsia. Zikir merupakan bentuk dari unsur spiritual dan religiusitas. Zikir sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dapat membantu individu membentuk persepsi yang lain selain ketakutan, yaitu keyakinan bahwa setiap

stresor

akan

dapat

dihadapi

dengan baik dengan bantuan Allah. Umat Islam percaya bahwa penyebutan Allah

secara

berulang

(zikir)

dapat

menyembuhkan jiwa dan menyembuhkan berbagai penyakit (Subandi, 2009). Saat seorang muslim membiasakan zikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan Allah, berada dalam penjagaan dan lindungan-Nya, yang kemudian akan membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tenteram, dan bahagia (Najati, 2005). Kalimat zikir yang digunakan adalah kalimat Istigfar: Astagfirullahal ’azhiim (Saya mohon ampun kepada Allah yang maha Agung). Kalimat zikir tersebut diucapkan berulang-ulang dengan tujuan sebagai proses pembelajaran dan melatih untuk

membangun

daya juang

dan

kesungguhan demi meraih ridha, cinta

Firman Allah SWT tentang membaca istigfar: “Maka aku katakan kepada mereka : ”mohon ampunlah (istigfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan memberikan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungaisungai” (QS.Nuh: 10-12). Sabda Rasulullah tentang kalimat istigfar: “Barang siapa yang senantiasa beristigfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad). Berdasarkan teori-teori dan penelitian-penelitian

yang

telah

diuraikan,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh pemberian relaksasi zikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol penderita dyspepsia.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 153

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang

Desain Penelitian

digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala untuk meng-

kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen me-

ukur kecemasan. Skala kecemasan yang

rupakan penelitian eksperimen yang dila-

digunakan menggunakan Hamilton an-

kukan tanpa randominasi, namun masih

xietas rating scale (HARS) yang terdiri

menggunakan kelompok kontrol. Pene-

atas 14 komponen (Hamilton, 1959)

litian ini menggunakan model peran-

yaitu (1) Perasaan cemas, (2) Ketegangan,

cangan prates dan pascates dengan

(3) Ketakutan, (4) Gangguan tidur, (5)

menggunakan kelompok eksperimen dan

Gangguan

kelompok kontrol dengan sampel yang

depresi, (7) Gejala somatik, (8) Gejala

ditetapkan secara non random (non

sensorik, (9) Gejala kardiovaskuler, (10)

randomized pretest posttes with control

Gejala pernapasan, (11) Gejala saluran

design) (Hadi, 2000).

pencernaan makanan, (12) Gejala uro-

kecerdasan,

(6)

Perasaan

genital, (13) Gejala vegetatif atau otoSubjek Penelitian

nom, (14) Perilaku sewaktu wawancara.

Subjek dalam penelitian ini adalah

Skala HARS pertama kali diguna-

orang-orang yang memiliki persyaratan

kan pada tahun 1959 yang diperkenalkan

sebagai berikut: (1) Diagnosis gangguan

oleh Max Hamilton. HARS digunakan

dispepsia dari dokter kemudian dirujuk

untuk mengukur tingkat kecemasan pada

ke bagian psikologi; (2) Laki-laki maupun

orang dewasa yang mengalami gangguan

perempuan berusia 20-60 tahun; (3)

kecemasan khusunya kecemasan sesaat

Beragama

sedang

(state anxiety). HARS tidak digunakan

menjalani terapi psikologi kecuali terapi

untuk menegakkan diagnosis gangguan

medis (obat) yang diberikan dokter; (5)

kecemasan yang lebih parah (misalnya,

Tingkat

dalam

depresi, demensia, schizofen, histeria,

kategori sedang sampai dengan sangat

obsesisif kompulsif). Skala HARS tidak

tinggi dengan skor kecemasan antara 21-

dilakukan

56.

karena HARS telah terbukti memiliki

Islam;

(4)

kecemasan

Tidak

berada

uji

coba

terlebih

dahulu

validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi yaitu 0,93 dan 0,97. Hal ini mengartikan bahwa skala HARS telah

154 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

terbukti dapat mengukur tingkat kecemasan sesaat (state anxiety) secara valid. Adapun cara penilaiannya adalah

Sementara tahap pelaksanaan meliputi prates, pascates, intervensi, dan tindaklanjut. Prates, pascates, dan tindak

dengan sistem skoring, yaitu nilai 0 (tidak

lanjut

ada gejala), nilai 1 (gejala ringan, yaitu

angket untuk diisi oleh subjek penelitian.

satu gejala dari pilihan yang ada), nilai 2

Sementara itu intervensi yang diberikan

(gejala sedang, yaitu setengah dari gejala

berupa

yang ada), nilai 3 (gejala berat, yaitu

dengan mengucapkan kalimat zikir dan

lebih dari setengah gejala yang ada), dan

doa. Intervensi dalam penelitian ini

nilai 4 (gejala berat sekali, yaitu semua

menggunakan metode seperti (a) Praktek

gejala ada).

atau latihan relaksasi zikir yang terdiri

dilakukan

terapi

dengan

relaksasi

pemberian

pernafasan

Hasilnya kemudian dijumlah deng-

atas : relaksasi pernafasan dan zikir.

an kategorisasi sebagai berikut : skor

Kalimat zikir yang digunakan dalam

kurang dari 14 berarti tidak ada kece-

penelitian ini adalah dengan membaca

masan, skor 14 – 20 berarti kecemasan

Istigfar:

ringan, skor 21 – 27 berarti kecemasan

mohon ampun kepada Allah yang maha

sedang, skor 28 – 41 berarti kecemasan

Agung). Membaca lafadh Baqiyaatush

berat, dan skor 42 – 56 berarti kecemas-

shalihat: Subhanallah.. wal hamdulillah..

an berat sekali.

wa la ilaaha illallah.. wallaahuakbar

Astagfirullahal’azhiim

(Saya

(Maha Suci Allah dan segala puji bagi Prosedur Intervensi

Allah tiada Tuhan selain Allah dan Allah

Secara umum, prosedur intervensi

Maha Besar). (b) Dialog, ceramah dan

meliputi tahap persiapan penelitian dan

tanya jawab : psikoedukasi tentang

tahap

persiapan

kecemasan, relaksasi dan zikir. (c) Dis-

penelitian meliputi (a) Melakukan need

kusi, mengungkapkan pengalaman terapi:

assessment di lapangan, (b) Perizinan, (c)

evaluasi pelaksanaan terapi relaksasi zikir

Penyusunan rancangan penelitian dan

yang terdiri atas relaksasi pernafasan dan

pembuatan modul terapi relaksasi zikir,

zikir.

pelaksanaan.

Tahap

(d) Seleksi terapis/fasilitator, (e) Persiapan

Proses pemberian intervensi akan

fasilitator untuk melakukan pelatihan, (f)

lebih dijelaskan lebih lanjut dalam tabel

Penentuan dan pencarian subjek pene-

dibawah ini :

litian, dan (g) Penandatanganan persetujuan subjek

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 155

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

Tabel 1. Prosedur pemberian intervensi Hari ke Satu

II

Sesi 1

Waktu 5 menit

Kegiatan Perkenalan • Self presentation

Tujuan Membangun hubungan yang baik dan kerjasama antar peserta dan terapis serta peserta dengan peserta.

2

5 menit

pengisian lembar inform consent

Memperjelas waktu, kontrak yang akan dilakukan selama 3 kali pertemuan yang harus diikuti oleh peserta dan ketentuan main dalam terapi.

3

20 menit

Psikoedukasi : • Kecemasan, relaksasi dan zikir.

Memberi informasi pada peserta mengenai kecemasan, relaksasi dan zikir (pengertian, manfaat, macammacam relaksasi, dampak relaksasi, dll.

4

10 menit

Brain storming

membuat kumpulan pendapat, informasi, pengalaman semua peserta.

5

30 menit

relaksasi pernafasan disertai zikir

untuk menimbulkan rasa aman, menurunkan kegelisahan dan menambah keimanan

6

5 menit

pekerjaan rumah

untuk memonitoring pesarta dalam melakukan relaksasi pernafasan.

1

10 menit

Self presentation tugas rumah

Mengetahui pengaruh tugas rumah terhadap kondisi peserta.

2

30 menit

pengulangan tahap-tahap relaksasi zikir

Mengingat kembali teknik-tekbik yang telah diberikan selama terapi.

3

10 menit

evaluasi metode: • Self presentation • Sharing

Untuk melihat ada tidaknya perubahan atau kemajuan yang dialami peserta setelah menjalani keseluruhan sesi terapi.

4

5 menit

pemberian pascates

Untuk mengukur kembali kondisi peserta setelah diberikan terapi.

5

5 menit

terminasi

Untuk mengakhiri terapi dan memberikan penekanan kepada peserta bahwa proses terapi tidak hanya berhenti sampai disini namun harus terus dilaih sendiri dirumah.

156 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

HASIL PENELITIAN

Teknik Analisis Data Data dianalisis menggunakan teknik statistik perangkat lunak Statistical

Deskripsi Data Penelitian

Product and Service Solution (SPSS) for

Subjek penelitian eksperimen ter-

windows 16.0.Analisis untuk menguji

diri atas 4 orang yang berjenis kelamin

hipotesis dalam penelitian ini meng-

laki-laki dan perempuan.

gunakan Mann Whitney U. Tabel 2. Deskripsi kecemasan subjek kelompok eksperimen Subjek Ss Mj is mw

jenis kelamin Perempuan laki-laki Perempuan Perempuan

usia

skor prates

51 th 42 th 38 th 60 th

29 (berat) 23 (sedang) 36 (berat) 30 (berat)

skor pascates 15 (ringan) 14 (ringan) 16 (ringan) 8 (ringan)

skor gained 14 9 20 22

Tabel 3. Deskripsi kecemasan subjek kelompok kontrol subjek sg pr as aw

jenis kelamin laki-laki perempuan perempuan perempuan

usia

skor prates

59 th 52 th 36 th 38 th

33 (berat) 26 (sedang) 34 (berat) 38 (berat)

skor pascates 30 (berat) 23 (sedang) 26 (sedang) 27 (sedang)

skor gained 3 3 8 11

Tabel 4. Deskripsi statistik perbandingan prates dan pascates kelompok eksperimen dan kelompok kontrol klasifikasi kelompok eksperimen kelompok control min maks rerata SD min maks rerata SD prates 23 36 29,50 5,322 26 38 32,75 4,991 pascates 8 16 13,25 3,593 23 30 26,50 2,886

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 157

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

Hasil Uji Hipotesis Data uji Mann Whiteny U prates dan pascates antara kelompok ekperimen dan kelompok control Tabel 5. Hasil Test Statisticsa prates

pascates

5,000

,000

15,000

10,000

Z

-,866

-2,309

Asymp. Sig. (2-tailed)

,386

,021

b

,029b

Mann-Whitney U Wilcoxon W

,486

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Grouping Variable: kelompok b. Not corrected for ties. Berdasarkan analisis di atas, saat

masan

yang

alami

oleh

penderita

prates terlihat tidak ada perbedaan ting-

dispepsia. Hal tersebut dapat dilihat dari

kat kecemasan antara kedua kelompok.

perbedaan skor kecemasan ketika sebe-

Hal ini ditunjukkan dengan nilai p =

lum diberikan perlakuan dan sesudah

0,386; p > 0,05 (tidak signifikan).

diberikan perlakuan. Terdapat hal-hal

Sedangkan pada saat pascates terlihat ada

yang mendukung keberhasilan terapi,

perbedaan

yang

yaitu semangat subjek dalam mengikuti

singnifikan antara kedua kelompok. Hal

terapi serta kooperatif sehingga muncul

ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,021 ;

suasana yang nyaman dan keterbukaan.

tingkat

kecemasan

p < 0,05 (signifikan). Dari hasil analisis PEMBAHASAN

uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi zikir dalam menurunkan tingkat

Hasil Analisis Kualitatif Secara keseluruhan, hasil peneli-

kecemasan pada pasien dispepsia. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui

tian ini menunjukkan bahwa terapi relak-

bahwa

sasi zikir dapat menurunkan tingkat kece-

kecemasan antara kelompok eksperimen

158 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

terdapat

perbedaan

tingkat

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

yang diberi perlakuan relaksasi zikir

menurunkan tingkat kecemasan pada

dengan kelompok kontrol yang tidak

pasien dispepsia. Hasil uji beda Mann

diberi perlakuan. Pada kelompok ekspe-

Whitney U menunjukkan bahwa ada

rimen

perbedaan

yang

diberi

perlakuan

terapi

tingkat

kecemasan

antara

relaksasi zikir terjadi penurunan tingkat

kelompok eksperimen dan kelompok

kecemasan lebih banyak dibandingkan

kontrol pada saat pascates. Hal ini

dengan kelompok kontrol yang tidak

ditunjukkan dari nilai p < 0,05 yang

diberi perlakuan.

berarti signifikan. Nilai prates tampak

Data

pada

tidak ada perbedaan tingkat kecemasan

menunjukkan

antar kedua kelompok (p = 0,386 ; p >

rerata prates = 29,50 dan pascates=

0,05 yang berarti tidak signifikan), karena

13,25. Hal ini menunjukkan bahwa ada

tingkat

penurunan

yang

eksperimen dan kelompok kontrol sama-

signifikan dari prates (sebelum perlakuan)

sama tinggi. Namun berbeda dengan

ke pascates (setelah perlakuan) pada

nilai pascates yang tampak ada per-

kelompok eksperimen. Penurunan nilai

bedaan tingkat kecemasan yang signi-

rerata prates dan pascates kelompok

fikan antar kedua kelompok (p=0,021 ;

eksperimen sebesar 16,25.

p<0,05 yang berarti signifikan).

kelompok

tingkat

kecemasan

eksperimen

tingkat

kecemasan

kecemasan

antara

kelompok

Data pada kelompok kontrol me-

Hasil penelitian menunjukkan ada-

nunjukkan perubahan tingkat kecemasan

nya penurunan tingkat kecemasan yang

namun nilainya tidak sebesar diban-

signifikan pada kelompok eksperimen

dingkan kelompok eksperimen. Data

pada saat sebelum dan setelah diberikan

tingkat

kelompok

terapi relaksasi zikir. Hal ini disebabkan

kontrol menunjukkan rerata prates =

oleh kesungguhan, semangat dan koope-

32,75 dan pascates = 26,50. Penurunan

ratif para subjek ketika mengikuti terapi

nilai retata prates dan pascates kelompok

relaksasi zikir. Adanya penurunan tingkat

konrol sebesar 6,25. Hal ini menun-

kecemasan para subjek juga dipengaruhi

jukkan bahwa tidak ada penurunan

oleh isi materi yang diberikan berdasar-

tingkat kecemasan yang signifikan dari

kan tahapan-tahapan yang saling berkait-

prates

an, sehingga selama proses terapi subjek

kecemasan

ke

pascates

pada

pada

kelompok

kontrol.

merasakan langsung manfaat dari setiap

Hasil dari penelitian ini menun-

tahap pelaksanaan program terapi. Hal-

jukkan bahwa terapi relaksasi zikir dapat

hal baik yang dirasakan subjek dari tiap-

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 159

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

tiap tahap pelaksanaan terapi membuat

metode atau teknik yang digunakan

subjek

untuk membantu manusia belajar mengu-

memahami

manfaat

langsung

program terapi ini.

rangi atau mengontrol reaktivitas fisio-

Penelitian ini sejalan dengan pene-

logis yang menimbulkan masalah bagi

litian yang dilakukan oleh Benson (2000)

dirinya.Tujuan relaksasi adalah untuk

bahwa respon relaksasi yang melibatkan

mengurangi tingkat gejolak

keyakinan yang dianut akan memper-

individu dan membawa individu ke

cepat terjadinya keadaan rileks. Dengan

keadaan yang lebih tenang, baik secara

kata lain, kombinasi respons relaksasi

fisik maupun psikologis.

dengan

melibatkan

akan

Zikir membantu individu memben-

melipatgandakan manfaat yang didapat

tuk persepsi yang lain selain ketakutan,

dari respon relaksasi itu sendiri. Sungkan

yaitu keyakinan bahwa semua konflik

(Purwanto, 2006), zikir sebagai salah satu

akan dapat dihadapi dengan baik dengan

bentuk

Islam

bantuan Alloh SWT. Saat seorang mem-

merupakan relaksasi religius, dengan

biasakan berzikir, ia akan merasa dirinya

mengucapkan lafadz Alloh secara terus

dekat dengan Alloh SWT, berada dalam

menerus dengan pelan dan ritmis akan

lindungan-Nya

dapat menimbulkan respon relaksasi.

membangkitkan percaya diri, kekuatan,

Pengulangan

disertai

perasaan aman, tentram dan bahagia

keyakinan terhadap kasih sayang-Nya,

(Najati, 2005). Secara biopsikologi, zikir

perlindungan-Nya dan sifat-sifat baik-Nya

akan membuat seseorang merasa tenang

yang lain akan menimbulkan rasa tenang

sehingga menekan kerja sistem syaraf

dan aman.

simpatetis dan mengaktifkan kerja syaraf

ibadah

keyakinan

fisiologis

dalam

lafadz

agama

tersebut

Pasien dispepsia memperoleh man-

yang

kemudian

akan

parasimpatetis (Saleh, 2010).

faat langsung, seperti rasa nyeri ber-

Penelitian ini tidak luput dari

kurang, badan terasa lebih santai, otot-

keterbatasan, diantaranya adalah peneliti

otot kendor, tidur lebih berkualitas, nafsu

ridak melakukan secara mandiri peman-

makan meningkat, tidak mudah tersing-

tauan saat peserta diberikan tugas rumah,

gung, mengelola emosi dengan baik,

peneliti tidak melakukan pengukuran

pikiran lebih tenang, pusing berkurang

lebih lanjut (follow up) setelah proses

dan bersemangat. Hal ini seperti yang

terapi sehingga tidak dapat melihat

diungkapkan

efektivitas

(2002)

McNeil

bahwa

dan

relaksasi

Lawrence merupakan

terapi

ini.

Peserta

yang

menjadi subjek dalam penelitian ini

160 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

DAFTAR PUSTAKA

kurang dapat menggeneralisasi karena subjek yang hanya 4 orang.

Adz-Dzakiey, H.B. (2008). Prophetic Intelligence; kecerdasan Kenabian. Yogyakarta : Penerbit Al Manar.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

terapi

relaksasi

zikir

dapat

menurunkan tingkat kecemasan pada penderita dyspepsia. Saran

Aro Adapun saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1) Melihat efektivitas dari relaksasi zikir pada pasien dispepsia, pasien dispepsia diharapkan bisa terus melakukan relaksasi zikir sebagai upaya pengobatan; (2) Pihak

puskesmas

dapat

kelompok atau individu agar pasien lain tidak

termasuk

P., Talley N.J., Ronkainen J., Storskrubb T., Vieth M., Johansson S.E., et al. (2009). Anxiety is Associated with Uninvestigated and Functional Dyspepsia (Rome III criteria) in a Swedish population-based study. Gastroenterology 137: 94–100.

memberikan

terapi relaksasi zikir ini dalam bentuk yang

Anggraeni. W. N. (2014). Pengaruh Terapi Relaksasi Dzikir untuk Menurunkan Stres pada Penderita Hipertensi Esensial. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya UII.

dalam

subjek

penelitian ini dapat memperolah manfaat dari relaksasi zikir ini; (3) Peneliti selanjutnya dapat menggunakan terapi relaksasi zikir untuk meneliti aspek psikologis lain pada penderita dyspepsia; (4) Peneliti selanjutnya lebih memperhatikan jumlah subjek penelitian agar penelitian dapat digenaralisasi.

Ash-Shiddieqy, T. M. H. (2001). Al-Islam Jilid 1. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. Alkinson, R.L. (1999). Pengantar Psikologi: Jilid 2, terjemahan-edisi kedelapan. Batam Centre: Interaksa. Barlow, D. H. (2002). Anxiety and Its Disorders: The Nature and Treatment of Anxiety and Panic, Second Edition. New York: The Guilford Press.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 161

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

Benson, R. (2000). Keimanan Yang Menyembuhkan : Dasar-Dasar Respons Relaksasi (terjemahan). Bandung: Kaifa. Blackburn, I. M., & Davidson, K. (1994). Terapi Kognitif untuk Depresi dan Kecemasan: suatu petunjuk bagi prakisi, terjemahan. Semarang: IKIP Semarang Press. Carson. Robert C., Butcher, James N. (1992). Abnormal Psychology and Modern Life. Ninth Edition. New York: Harpercollins Publisher. Corey, G. (2007). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Hadi, S. (1995). Gastroenterologi, Edisi ke-6. PT. Alumni: Bandung. Hadi, S. (2000). Metodologi Research 4. Yogyakarta : Penerbit Andi. Halgin, R. P. & Whitbourne, S. K. (2005). Abnormal Psychology: Clinical Perspective on Psychological Disorders. Fourth Edition. New York: McGraw Hill Companies, Inc. Hamilton, M. (1959). The Assesment of Anxiety States by Rating. British Journal of Medical Psychology. 32. 50-55. Hasan, A. B. B. P. (2006). Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Davis, M., Eshelman, E. R., & McKay, M. (1995). Panduan Relaksasi dan Reduksi Stres (Terjemahan), Edisi III. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hawari, D. (2005). Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Djojodiningrat D. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hodge, D.R. (2008). Moving Toward Culturally Competent Practice with Muslims: Modifying Cognitive Therapy with Islamic Tenets. Social Work, 53, (1), 3141.

Durand, V. M. & Barlow, D H. 2003. Essentials of Abnormal Psychology. Pacific Grove: Wadsworth Thomson Learning.

Kalat,

162 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

J. W. (2007). Biological Psychology. California: Thomson Learning, Inc.

Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan ….

Kartono. (2007). Psikologi Wanita 2, Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju. Khairiyah. U. (2013). Pengaruh Terap Dzikir Untuk Menurunkan Stres Pada Penderita Low Back Pain. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya UII. Kirsner. (1994). The Growth of Gastroenterologic Knowledge Durung the Twentieth Century. Lea &Febiger : A Waverly Company. Kusuma, N. H. S., Arinton, I. G., Paramita, H. (2011). Korelasi Skor Dispepsia dan Skor Kecemasan pada Pasien Dispepsia Rawat Jalan Klinik Penyakit Dalam Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health, volume 5, Nomor 3, September 2011. Maimunah, A. (2011). Pengaruh Pelatihan Relaksasi dengan Dzikir untuk Mengatasi Kecemasan Pada Ibu Hamil Pertama. Psikoislamika, Vol. 8, No. 1, Hal. 1-22. McNeil, D.W. & Lawrence, S. M. (2002). Relaxation Training. Ensyclopedia of Psychotherapy. American Psyciatric Association.

Mulia, E. B. (2006). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Taraf Kecemasan Sesaat dan Frekuensi Munculnya Gejala Penyakit pada Penderita Dispepsia Psikogenik. Jurnal Psikologi. Vol. 18, No. 2. Hal. 15-34. Najati, M. U. (2005). Al-Qur’an dan Psikologi (Terjemahan). Jakarta: Aras Pustaka. Nevid, J., Rathus, S., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal, Edisi ke-5, Jilid 1. Erlangga: Jakarta. Ormrod, S. E. (2004). Human Learning: 4th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Pargament, dkk. (1999). The vigil : Religion And The Search For Control In The Hospital Waiting Room. Journal of Health Psychology, 4, (3), 327-341. Pinel, J. P. J. (2009). Biopsikologi. Edisi Ketujuh (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwanto, S. (2006). Pengaruh Pelatihan Relaksasi Religius Untuk Mengurangi Gangguan Insomnia. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gagjah Mada.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016

| 163

Citra Y. Perwitaningrum, Yayi Suryo Prabandari, & Rr. Indahria Sulistyarini

Penyakit. Jakarta: Hikmah, PT. Mizan Publika.

Rathus, S. A., & Nevid, J. S. (1991). Abnormal Psychology. New Jersey: Prentice Hall. Stuart Rout, U. R., & Rout, J.K. (2002). Stress Management for Primary Health Care Profesional. New York : Kluwer Academic Publisher. Sadif. R. S. (2013). Pengaruh Terapi Relaksasi Dzikir Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Haemodialisa. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya UII. Saleh, A. Y. (2010). Berdzikir untuk Kesehatan Syaraf. Jakarta: Penerbit Zaman. Sarafino, E. P. (1998). Health Psychology. Third Edition. Danver: John Willey and Sons. Sholeh, M. (2006). Terapi Sholat Tahajjud : Menyembuhkan Berbagai

and Sundeen. (1998). Buku Keperawatan (alih bahasa) Edisi 3. Jakarta: EGC.

Subandi. (2002). Psikoterapi. Yogyakarta: UGM. Subandi, M. A. (2009). Psikologi Dzikir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyamto., Prabandari, Y. S., & Marchira, C. M. (2009). Pengaruh Relaksasi Otot dalam Menurunkan Skor Kecemasan T-TMAS Mahasiswa Menjelang Ujian Akhir Program Di Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 25 (3) 142149. Trimulyaningsih, N. (2009). Terapi Kognitif Perilakuan Religius untuk Menangani Depresi. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

164 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016