PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan...

0 downloads 596 Views 3MB Size
PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD N GOLO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Etimar NIM 12108249030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2016

iv

MOTTO “Kita lebih banyak belajar dengan jawaban dari pertanyaan dan tidak menemukanya dari pada yang kita lakukan saat mempelajari jawabannya” (Lioyd Alexander) Kesabaran usaha dan minat adalah kunci untuk mencapai suatu keberhasilan (Anonim) Tidak ada kata terlambat jadi berjuanglah selagi bisa (Penulis)

v

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ahkir, karya ini dengan sepenuh hati dan keikhklasan kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang setia memberikan do’a, kasih sayang, nasehat dan dukungan, pengorbanan, bimbingan dan motivasi selama ini. 2. Almamater Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa dan Bangsa.

vi

PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA Oleh Etimar Nim 12108249030

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas IV sekolah dasar negeri golo 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan variabel terikat minat belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Penegetahuan Alam kelas IV SD Negeri Golo, dan variabel bebasnya adalah variasi media video. desain penelitiannya yaitu Pretest-Posttest Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Golo, yang berjumlah 49 siswa, dan terdiri dari dua kelas. kelas IVA 26 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas IVB 26 siswa sebagai kelas eksperimen. Intrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket minat belajar dan observasi. Teknik analisis data terdiri atas 3 tahap yaitu tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan hipotesis. Tahap deskripsi data meliputi distribusi data tingkat minat belajar siswa. Tahap prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas. Sedangkan uji tahap hipotesis meliputi uji t, yaitu dengan melihat perbedaan hasil minat belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf signifikasi 5% (alpha=0,05). Hasil penelitian ini adalah: pembelajaran dengan variasi media video berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Golo tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dengan adanya perbedaan hasil post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai sig 7,52 < 0,05, yang artinya ada perbedaan yang hasil signifikasi hasil post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kata kunci: Variasi Media Video, Minat Belajar.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan

rahmat

dan

karunia-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Variasi Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberasilan skripsi ini berkat dan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa juga atas bantuan moral maupun material dari berbagai pihak yang telah banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggitinginya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd., M. A. Rektor UNY yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu Fakultas Ilmu Pendidikan dalam penulisan skripsi. 2. Dr. Haryanto, M. Pd. Dekan FIP UNY yang telah member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi. 3. Drs. Suparlan, M. Pd. I Ketua Jurusan PSD FIP UNY yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi. 4. Ikhlasul Ardi Nugroho, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. viii

5. Dra. Ernawati Budi Listyani, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan member dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Kepala Sekolah, segenap guru, dan siswa kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta yang telah membantu untuk meluangkan waktu untuk membantu penelitian skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNY yang telah memberikan bayak bekal ilmu dan inspirasinya. 8. Unit Pelaksanaan Teknis Perpustakaan UNY, UPP I, UPP II yang telah memberikan pelayanan yang baik sehingga penulis menjadi lebih mudah bersahabat dengan buku. 9. Pemerintah Daerah Kepulawan Mentawai yang telah memberikan biaya pendidikan kepada penulis untuk belajar dan menempuh akademik di Universitas Negeri Yogyakarta. 10. Dinas Kepulawan Mentawai yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 11. Teman-teman kelas I (Mentawai) PGSD FIP UNY angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis. 12. Teman-teman Kampus III UPP II FIP UNY yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi. 13. Masyarakat Gedong Kiwo yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukngan kepada penulis.

ix

x

DAFTAR ISI

hal JUDUL ......................................................................................................................... i PERSETUJUAN .......................................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN............................................................................................. iii PENGESAHAN ........................................................................................................... iv MOTTO ....................................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................................... vii KATA PENGATAR .................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4 C. Batasan Masalah............................................................................................... 4 D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ................................................................................................. 7 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................. 7 2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ................................................................ 9 3. Pirnsip-prinsip Pembelajaran IPA .............................................................. 10 4. Fungsi Pembelajaran IPA di SD ................................................................ 13 5. Ruang Lingkup Pelajaran IPA SD ............................................................ 15 6. Pembelajaran IPA di SD ............................................................................ 17 7. Pengertian Minat Belajar............................................................................ 19 xi

8. Fungsi Minat .............................................................................................. 20 9. Macam-macam Minat ................................................................................ 23 10. Minat Belajar IPA ...................................................................................... 24 11. Faktor-faktor Mempengaruhi Minat Belajar IPA ...................................... 25 12. Unsure-unsur Minat ................................................................................... 26 13. Pengertian Media Pembelajaran ................................................................. 29 14. Manfaat Media Pembelajaran .................................................................... 31 15. Pengertian Variasi Media Video ................................................................ 32 16. Tujuan Penggunaan Variasi Media Video Dalam Pembelajaran ............... 35 17. Manfaat Penggunaan Variasi Media Video Dalam Pembelajaran ............. 38 18. Kelebihan dan Kelemahan Media Video .................................................. 39 19. Penggunaan Media di SD ........................................................................... 41 20. Cara Guru Menggunakan Variasi Media Video di SD .............................. 42 B. Defenisi Operasional Variabel Penelitia .......................................................... 48 C. Penelitian Yang Relevan .................................................................................. 49 D. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 51 E. Hipotesis Tindakan........................................................................................... 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .............................................................................................. 56 B. Waktu dan Tempat ........................................................................................... 57 C. Variabel Penelitian ........................................................................................... 58 D. Populasi Penelitian ........................................................................................... 58 E. Porsedur Penelitian........................................................................................... 59 F. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 61 G. Instrumen Penelitian......................................................................................... 63 H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian........................................................... 72 1. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 72 2. Subjek Penelitian........................................................................................ 73 B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................................ 74 xii

1. Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Perlakuan Minat IPA ............................ 74 2. Deskripsi Penggunaan Variasi Media Video ............................................. 74 3. Deskripsi Hasil Belajar Setelah Perlakuan Minat IPA............................... 79 C. Uji Prasyarat Analisis....................................................................................... 87 1. Uji Normalitas ............................................................................................ 87 2. Uji Homogenitas ........................................................................................ 89 D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 92 E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................................... 96 B. Implikasi ........................................................................................................... 96 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 99 LAMPIRAN ........................................................................................................... 101

xiii

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 57 Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Angket Minat Belajar ................................................. 64 Tabel 3. Distribusi Skor Skala Minat Belajar .......................................................... 65 Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Penggunaan Variasi Media Video ................ 66 Tabel 5. Daftar Ruang Kelas SD Negeri Golo ......................................................... 72 Tabel 6. Daftar Siswa Kelas IV Negeri Golo ........................................................... 73 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sebelum Perlakuan Kelompok Eksperimen ............. 76 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Sebelum Perlakuan Kelompok Kontrol .................... 75 Tabel 9. Hasil Obsevasi Pembelajaran IPA Pertemuan Pertama ............................. 80 Tabel 10. Hasil Obsevasi Pembelajaran IPA Pertemuan ......................................... 82 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Setelah Perlakuan Kelompok Eksperimen ............. 84 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol .................... 86 Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Minat Belajar Siswa IPA ....................................... 88 Tabel 14. Homogenitas Data Sebelum Perlakuan Minat Belajar IPA ..................... 89 Tabel 15. Nilai F Hitung Data Sebelum Perlakuan Minat Belajar IPA ................... 90 Tabel 16. Hasil Homogenitas Data Setelah Perlakuan Minat Belajar IPA .............. 91 Tabel 17. Hasil Nilai F Hitung Setelah Perlakuan Minat Belajar IPA .................... 91

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Rancangan quasi eksperimen Kontrol Group...................................... 56 Gambar 2. Rumus Mean ....................................................................................... 70 Gambar 3. Diagram Batang eksperimen Minat Belajar IPA................................. 77 Gambar 4. Diagram Batang kontrol Minat Belajar IPA ....................................... 79 Gambar 5. Diagram Batang eksperimen Minat Belajar IPA................................. 85 Gambar 6. Diagram Batang kontrol Minat Belajar IPA ..................................... 87 Gambar 7. Siswa Kelas IVA dan IVB Sedang Mengerjakan soal Angket ........... 140 Gambar 8. Siswa Kelas IVA dan IVB Sedang Mengerjakan soal Angket ........... 141 Gambar 9. Pratikum Materi Energi Panas (IPA) Kelas IVB ................................ 141 Gambar 10. Penggunaan Variasi Media Video Tentang Energi Panas (IPA)....... 142

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1. RPP Kelompok Kontrol ................................................................. 102 Lampiran 2. RPP kelompok Eksperime ............................................................. 113 Lampiran 3. Angket Minat Belajar Siswa .......................................................... 126 Lampiran 4. Hasil Sebelum Angket Minat Belajar Kelas Kontrol .................... 127 Lampiran 5. Hasil Sebelum Angket Minat Belajar Kelas Eksperimen .............. 128 Lampiran 6. Hasil Sesudah Angket Minat Belajar Kelas Kontrol ..................... 129 Lampiran 7. Hasil Sesudah Angket Minat Belajar Kelas Eksperimens ............. 130 Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPA Sebelum Sesudah ........... 131 Lampiran 9. Observasi Pembelajaran IPA pertemuan 1 dan 2 .......................... 136 Lampiran 10. Lembar Observasi Instrumen Media Video................................. 138 Lampiran 11. Dokumen Pembelajaran Kelompok Kontrol dan Eksperimen .... 140 Lampiran 12. Penggunaan Variasi Media Video Pelajaran IPA ........................ 141 Lampiran 13. Surat Dinas Perizinan ................................................................. 143 Lampiran 14. Surat Pedoman Izin Penelitian ..................................................... 144 Lampiran 15. Surat Tanda Terima Izin Penelitian ............................................. 145 Lampiran 16. Surat Keterangan SD Negeri Golo .............................................. 146

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di Alam. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar memuat materi tentang pengetahanpengetahuan alam yang dekan dengan kehidupan siswa SD. Menurut Srini M. Iskandar (1997: 16) Ilmu Pengetahuan Alam berguna bagi kehidupan anak di kemudian hari, melatih anak berpikir kritis dan mempunyai nilainilai yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.

Siswa diharapkan dapat

mengenal

dan mengetahui

pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Usman Samatowa, (2006: 3) mata pelajaran IPA dimasukan ke dalam kurikulum suatu sekolah dikarenakan bahwa IPA sanagat bermanfaat bagi bangsa. IPA juga dapat memberikan kesempatan berpikir kritis apabila diajarkan dengan tepat. Melalui pembelajaran IPA dapat membuka kesempatan bagi siswa untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Selain itu IPA juga dapat menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih untuk memecahkan suatu masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimasa yang akan datang. Pembelajaran IPA sebaiknya dapat dilibatkan siswa dalam proses penemuan pengetahuan yang sekaligus dapat memupuk sikap ilmiah dalam diri siswa. Siswa dapat melakukan percobaan dan pengamatan

1

dalam memecahkan suatu masalah, oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Dengan pembelajaran yang

berpusat pada siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas serta rasa keinginantahu siswa. Pentingnya minat belajar dalam pembelajaran IPA, maka dari itu dalam pembelajaran IPA dibutuhkan minat belajar yang tinggi. Salah satu faktor agar proses pembelajaran berjalan dengan baik adalah tingginya minat siswa, jika siswa tidak memiliki minat belajar maka akan merasa sulit dalam mengikuti mata pelajaran IPA. Menurut Cony R. Semiawan (1988: 162) Minat adalah kesenangan terhadap suatu hal yang sifatnya lama dan mendatangkan kepuasan. Dengan demikian agar minat siswa tinggi maka dibutuhkan suatu proses pembelajaran dengan menggunakan media yang menarik perhatian siswa yaitu variasi media video. Cara membangkitkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA, yaitu anak harus memiliki minat terlebih dahulu sebelum mengikuti proses pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik salah satu cara membangkitkan minat siswa adalah menggunaan media dalam pembelajaran yaitu variasi media video. Menurut Ronal Anderson, (1987: 104) variasi media video sudah terbukti bahwa dengan adanya media video dapat membangkitkan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu perlu sebuah tempat untuk menguji kemampuan media video dalam menumbuhkan minat belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA di SD Negeri Golo. Maka minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA

2

kelas 4 SD Negeri Golo dapat meningkat dengan cara menggunakan variasi media video. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Golo minat belajar siswa masih rendah didalam proses pembelajaran IPA berlangsung siswa masih ada yang sibuk sendiri, suka bergurau saat guru menjelaskan pelajaran, maka dari itu belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, KKM yang ditentukan yaitu sebesar 75. Penggunaan media didalam pembelajaran berpengaruh terhadap minat belajar dan KKM yang harus dicapai. Semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin tinggi pula KKM yang ditentukan tercapai. Selain dari hasil minat yang rendah, dalam pembelajaran guru masih menggunakan

metode

konvensional,

yang

sebenarnya

metode

konvensional membosankan bagi siswa. bukti fisik yang terlihat antara lain: sikap siswa yang meletakkan kepalanya kemeja, bermain dengan teman dan mengganggu teman lain yang sedang belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, variasai media video memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran kepada siswa khususnya mata pelajaran IPA pada minat belajar siswa dan SD Negeri Golo dipilih sebagai tempat eksperimen. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti

3

“Pengaruh Variasi Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Golo”

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang dapat ditemui dalam variasi media video terhadap minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPA siswa kela IV SD Negri Golo yaitu: 1. Masih rendahnya tingkat minat belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Golo 2. Media yang digunakan masih media 2 dimensi. 3. Pembelajaran IPA yang dilaksanakan di Sekolah Dasar masih banyak pada materi-materi yang menggunakan ceramah. 4. Masih rendahnya tingkat minat belajar siswa dalam menggunakan variasi media video khususnya mata pelajaran IPA. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dengan melihat keterbatasan pengetahuan penulis dan keterbatasan waktu, maka penulis membatasi penelitian ini pada pengaruh variasi media video dan pengaruhnya terhadap minat belajar dalam mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Golo.

4

D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, identifikasi dan batasan masalah yang dipaparkan di atas, masalah dapat dirumuskan “Apakah terdapat Pengaruh Minat belajar IPA antara siswa yang belajar yang menggunakan

variasi

media

video

dengan

siswa

belajar

yang

menggunakan pelajaran gambar di kelas IV SD Negeri Golo”? E. Tujuan Penelitian Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negri Golo. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Siswa a. Dapat menambah khasana ilmu pengetahuan khusus tentang variasi media video dan minat belajar siswa. b. Memudahkan siswa belajar dan berlatih dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan variasi media video. 2. Manfaat Bagi Guru a. Dapat memberikan informasi tentang penerapan dan pengaruh variasi media video dalam meningkatkan minat siswa dan juga salah satu upaya pemberikan inovasi dalam pembelajaran IPA. b. Memberikan masukan dalam menggunakan media yang tepat dan bervariasi untuk pelajaran IPA.

5

3. Manfaat Bagi Sekolah a. Hasil peneliti dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam menunjang peningkatan kualitas hasil belajar siswa. b. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA

6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis 1. Kajian Ilmu Pengetahuan Alam SD a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Hendro Darmojo (1993 :3) istilah yang digunakan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti “Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”.“Ilmu” artinya suatu pengetahuan yang benar, pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran Ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. Pengetahuan Alam artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya Nash (Henrdo Darmojo, 1993: 3) dalam bukunya The Nature of Natural Science, mengatakan IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui alam. Nash menjelaskan bawah cara IPA mengamati dunia itu bersifat analitis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk perspektif tentang objek

yang

diamatinya. Srini M. Iskandar (1997 :2) menjelaskan bawah Ilmu

7

Pengetahuan Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang ala mini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Selain itu menurut Conant (Maslichah Asy’ari, 2006: 7) sain diartikan sebagai bagunan atau deretan konsep yang saling berhubungan sebagai hasil dari eksperimen dan observasi. Abruscato (Maslichah Asy’ari, 2006: 7) mendefinisikan bawah IPA adalah pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan tentang alam semesta. Menurut Carin dan Sund (Maslichah Asy’ari, 2006: 7) IPA adalah suatu system memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Berdasarkan berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bawah IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang alam yang bersifat rasional dan objektif yang diperoleh melalui rangkaian proses untuk mengungkapkan fakta dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan alam semesta dan segala isinya. IPA merupakan hasil dari suatu eksperimen dan observasi. IPA merupakan suatu ilmu teoritis, namun teori didasarkan dari pengamatan dan percobaan-bercobaan terhadap gejala alam. Fakta-fakta

tentang gejala alam diselidiki dan diuji secara

berulang-ulang melalui bercobaan-bercobaan, berdasarkan hasil percobaan itulah dirumuskan keterangan ilmianya dan teorinya.

8

b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 23) pada prinsipnya pembelajaran sains di Sekolah Dasar membekali siswa kemampuan berbagai cara untuk “mengetahui”dan “cara mengerjakan” yang dapat membantu siswa dalam memahami alam sekitar. Selanjutnya Maslichah Asy’ari (2006: 23) menjelaskan secara rinci tujuan pembelajaran sains di Sekolah Dasar adalah: 1) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat. 2) Mengembangkan keterangan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 5) Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan. Sedangakan pakar-pakar pendidikan dari Unesco (Hendro Darmojo, 1993: 6-7) menyimpulkan bahwa IPA bertujuan untuk: 1. Menolong siswa untuk berpikir logis dan memecahkan masalah-masalah sederhana yang dihadapi sehari-hari.

9

2. Aplikasinya dalam tekhnologi, IPA dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia. 3. Membekali siswa untuk kehidupan yang akan mendatang berorientasi pada keilmuan dan tekhnologi. 4. Menghasilkan perkembangan pola berpikir yang baik. 5. Membantu secara positif siswa untuk memahami mata pelajaran lain. 6. Memberikan

kesempatan

kepada

siswa

mengenal

lingkungannya secara logis dan sistematis. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah untuk menanamkan rasa ingin tahu dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang konsep-konsep IPA yang berhubungan dengan lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan pengetahuannya dapat menjadi bekal dikehidupan dimasa yang mendatang yang berorientasi pada tekhnologi. Selain itu siswa akan mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih menghargai alam sekitar dengan cara ikut menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. c. Prinsip-Prinsi Pembelajaran IPA Menurut Asy’ari (2006: 24) sains merupakan bagian dari kehidupan manusia sehingga pembelajaran sains merupakan

10

interaksi antara siswa dengan lingkungan kehidupannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran sains ditekankan agar berorientasi kepada siswa, sedangkan peran guru hanya sebagai fasilitator. Maslichah Asy’ari (2006: 24-29) menerapkan prinsip-prinsip sains meliputi: 1) Inkuiri Prinsip inkuiri atau penemuan perlu di terapkan dalam pembelajaran sains karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, alam sekitar penuh dengan fakta atau fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak. 2) Konstruktivistik Dalam

pembelajaran

sains

guru

satu-satunya

sumber

pengetahuan siswanya, pengetahuan tidak dipindahkan begitu saja, melainkan perlu dibangun sendiri oleh siswa dengan cara mengaitkan pengetahuan awal yang sudah mereka miliki dalam struktur kognitifnya. a) Salingtemas (Sains-Lingkunan-Tegnologi dan Masyarakat) Sains dan tegnologi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan

prinsip-prinsip

mengembangan

teknologi,

sains sedang

dibutuhkan

untuk

teknologi

akan

memfasilitasi memacu prinsip-prinsip sains yang baru.

11

b) Pemecahan Masalah Dalam pembelajaran sains siswa dapat dilatih suatu masalah agar dapat menjadi bekal untuk masalah

dan

kehidupan dimasa yang mendatang. c) Pembelajaran Permuatan Nilai Penerapan pembelajaran sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu sebaiknya prinsip pembelajaran bermuatan nilai mengambil nilai-nilai yang bersifat universal. d) Pakem

(pembelajaran

aktif,

kreatif,

efektif

dan

menyenangkan) prinsip pakem pada dasarnya merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif melakukan kegiatan aktif maupaun kegiatan yang bersifat motorik. Dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran diharapkan dapat memunculkan kreativitas siswa untuk dapat mengembangkan atau menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Menurut jonh S. Richardson (Hendro Darmojo, 1993: 1112) ada tuju prinsip yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar IPA agar dapat berhasil ketujuh prinsip itu adalah: 1. Prinsip keterlibatan siswa secara siswa

12

2. Prinsip belajar berkesinambungan 3. Prinsip motivasi 4. Prinsip multi saluran 5. Prinsip penemuan 6. Prinsip totalitas 7. Prinsip perbedaan individual Pembelajaran

IPA

disekolah

dasar

pada

dasarnya

mengutamakan proses penemuan dan keterlibatan siswa siswa aktif dalam proses belajarnya. Guru sebaiknya merencanakan proses pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk membangaun dan mengembangkan sendiri pengetahuannya. Ilmu yang diperoleh siswa bukan semata-mata bersumberdari guru, melainkan dari siswa sendiri dan merupakan hasil percobaan dan pengamatan. d. Fungsi Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan hasil konferensi oleh pakar-pakar pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dari UNESCO (Hendro Darmojo, 1993: 67) IPA berfungsi untuk 1) Menolong anak didik agar dapat berpikir logis terhadap kejadian

sehari-hari

dan

sederhana yang dihadapinya.

13

memecahkan

masalah-masalah

2) Aplikasinya dalam teknologi, IPA dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia karena dapat bermanfaat dalam keinginan masyarakat. 3) Membekali anak didik yang akan menjadi penduduk dimasa mendatang untuk berorientasi pada keilmuan dan teknologi. 4) IPA yang di ajarkan dengan baik dapat menghasilkan perkembangan pola berpikir yang baik pula. 5) Secara positif dapat membantu anak didik untuk dapat memahami

mata

pelajaran

lain

terutama

bahasa

dan

matematika. Sedangkan menurut garis-garis besar program Pengajaran (GBPP) fungsi mata pelajaran IPA adalah untuk: 1) Memberian pengetahua tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan buatan dengan kaitannya dengan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan keterampilan proses 3) Pengembangan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan

kesadaran

tentang

adanya

hubungan

keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan

teknologi

dengan

keadaan

lingkungan

memanfaatkannya bagi kehidupan sehari-hari.

14

dan

5) Mengembangkan

kemampuan

untuk

menerapkan

ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bawah fungsi pembelajaran IPA adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa agar dapat berpikir logis dalam berbagai ke hidupan seharihari. IPA juga berfungsi untuk mengajarkan keterampilan yang dapat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Bertolak dari pendapat di atas, pada dasarnya IPA berfungsi untuk

memberikan

bekal

baik

untuk

dapat

melanjutkan

kependidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

menyadarkan

siswa

IPA akan

juga

dapat

keteraturan

berfungsi alam

dan

untuk segala

keindahannya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan menggunakan pencipta-Nya e. Ruang Lingkup Pelajaran IPA SD Berdasarkan permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1) Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, dan kesehatan.

15

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas. 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Keempat ruang lingkup bahan kajian sains di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Maslichah Asy’ari (2006: 24), namun dalam pendapatnya Maslichah Asy’ari menambahkan ruang lingkup materi sains, lingkungan teknologi dan masyarakat (salingtemas) yang merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana. Ruang

lingkup

berfungsi

untuk

membatasi

arah

pembelajaran dalam permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP terdapat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPA, berikut adalah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPA kelas IV yang digunakan dalam penelitian ini adalah Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari (SK) Kompetensi Dasar: 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar sifat-sifatnya.

16

f. Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan teori berkembang intelektual anak menurut piaget, anak yang berusia SD yang berusia sekitar 7-11 tahun berada tahap operasional konkret. Kemampuan dalam berpikir abstrak harus disertai konkret. Penerapan pembelajaran IPA di sekolah dasar sesuai dengan teori piaget (Hendri Darmojo dan Deny kaligis, 1993:22-23) adalah sebagai berikut: 1. Belajar Melalui Perbuatan Hal ini disebabkan perkembangan intelektual anak dan emosionalnya dipengaruhi langsung oleh keterlibatannya secara fisik dan mental dengan lingkungannya, sehingga pembelajaran IPA diupayakan melalui aktivitas konkret. 2. Perlu variasi kegiatan dalam proses belajar mengajar Adanay variasi kecepatan perkembangan intelektual maupaun

emosional

menimbulkan

perbedaan,

sehingga

pembelajaran akan sehingga pembelajaran akan lebih efektif jika dalam pembelajaran disajikan berbagai variasikegiatan agar

dapat

diikuti

dengan

anak

dari

berbagai

tahap

perkembangan. 3. Guru perlu mengenal tingkat perkembangan siswanya Dengan mengenal status perkembangan masing-masing anak, guru akan dapat memberikan kegiatan belajar yang tepat sehingga diharapkan pelajaran akan lebih efektif

17

4. Perlu latihan yang berulang untuk perkembangan berpikir operasional yang dimaksud berpikir operasional menurut piaget ialah meliputi: menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengurutkan,

menggolongkan,

sebagainya.

Maka

mensubstituisikan

pembelajaran

disajikan

dan untuk

mengembangkan semua keterampilan tersebut. 5. Khusus

siswa

kelas

IV,

diberi

kesempatan

untuk

mengembangkan pola berpikir operasi formal. Dalam berinteraksi dengan siswa yang sudah menginjak pada

tahap

formal

hendaknya

anak

dibimbing

kearah

pengembangan kemampuan berpikir formal, misalnya dengan cara membuat hipotesis dan berpikir reflektif-evaluatif. Aktivitas belajar dapat dilakukan dengan pemberian tugas proyek, eksperimen dan diskusi. Berdasarkan pendapat diatas, teori-teori tersebut harus dipertimbangkan

dalam

perencanaan

maupaun

pelaksanaan

pembelajaran, sehingga pembelajaran IPA dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar. Pelaksanaan pembelajaran IPA di upayakan agar terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang konkrit.

18

siswa

2. Tinjauan Minat Belajar di SD a. Pengertian Minat Belajar Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan anatara diri dan diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin pula besar minat. Siswa yang memiliki

minat

terhadap objek tertentu

cenderung untuk

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Menurut G. Stanley Hall, (1891: 4) mengatakan bahwa Minat adalah anak mendapat dorongan yang besar dan minat terhadap anak itu sendiri akan tetapi terutama timbul dari minat terhadap cara mendidik mereka secara benar agar menjadi warga negara yang berguna. Minat sosial juga bisa meningkatkan minat belajar peserta didik, yaitu pengaktualisasi-pengaktualisasi diri memili perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam terhadap semua manusia. Minat tidak dibawah sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap suatu dipelajari dan mempengaruhi serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan

hasil

belajar

dan

menyokong

belajar

selanjutnya. Menurut Heru Suranto (2005: 30) menemukan bahwa minat dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk memilih dan atau

19

melakukan suatu hal atau objek tertentu, diantara sejumlah objek yang tersedia. Minat

muncul

dari

masing-masing

individu

ketika

dihadapkan pada beberapa pilihan akan benda, aktivitas atau hal tertentu untuk kemudian menentukan satu sebagai pilihannya. Seseorang yang menginginkan berprestasi dalam bidang tertentu, secara pasti memiliki minat yang tinggi pada bidang tersebut. Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulus sesuai dengan keadaan tersebut. Minat adalah suatu rasa suka keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. b. Fungsi Minat Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih dan serius dan tidak mudah dalam menghadapi tantangan. Maka siswa rasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yag gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan.

20

Elizabeth B. Hurlock (dalam abdul wahid, 1998: 109-110) mengemukakan bahwa fungsi

minat bagi kehidupan sebagai

berikut: 1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita 2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat 3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas 4) Minat terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Fungsi minat menurut Elizabeth B. Hurlock akan diuraikan satu persatu sebagai berikut: 1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat olah raga maka cita-citanya adalah olahragawan yang berprestasi, sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter. 2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok ditempat temannya meskipun keadaan sedang hujan 3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama diberi pelajaran tapi antara satu anak dengan yang lain mendapatkan pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya

21

daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas mereka. 4) Minat terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka guru tidak akan dirasakan karena semua tugas dikerjakan dengan suka rela. Apabila minat ini tidak terwujud maka menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati The Liang Gie (2004: 57) mengemukakan bawah hubungan dalam memusatkan perhatian, minat mempunyai peranan dalam melahirkan perhatian yang serta merata, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah perhatian dari luar. Oleh karena itu minat mempunyai penngaruh yang besar karena bila sesuatu yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan melakukan sesuatu hal dengan sebaikbainknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila sesuatu itu menarik minat siswa maka, maka ia mudah dipelajari dan mudah disimpan karena adanya minat. Fungsi minat lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk melakukan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda siswa yang

22

sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau

belajar

tetapi

sulit

untuk

tekun

karena

tidak

ada

pendorongnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bawah untuk memperoleh suatu hasil yang baik seorang siswa harus mempunyai minat sehingga akan mendorong ia untuk terus berusaha. c. Macam-Macam Minat Dewa Ketut Sukardi (1993: 117) mengemukakan bahwa ada tiga cara untuk menentukan minat seperti berikut 1) Minat yang diekpresikan (expressed interest). Siswa dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misal: siswa mengatakan bawah dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko dan lain-lain. 2) Minat yang diwujudkan (manifest interest) Siswa dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan beberapa aktif dalam suatu kegiatan, missal: kegiatan olahraga, dan pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian. 3) Minat yang diinventarisasikan (inventorized interest) Menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutannya pilihan untuk

23

aktivitas tertentu. Minat yang diekpresikan dan minat yang diwujudkan keduanya merupakan petunjuk yang bermakna dari minat siswa. d. Minat Belajar IPA Patta Bundu (2006:18) mengatakan bawah minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam berorientasi pada pencapaian dari segi produk, proses dan sikap keilmuan. Maka dari segi produk, siswa diharapkan

dapat

memahami

konsep-konsep

sains

dan

keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari; dari segi proses siswa diharapkan

memiliki

kemampuan

untuk

mengembangkan

pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda dilingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri bertanggung jawab dapat bekerja sama, dan mandiri serta mengenal, dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kegunaan tuhan Yang Maha Esa. Minat belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu minat dari penguasaan produk ilmiah atau produk sains yang mengacu pada perubahan siswa dalam pengetahuan dan pemahamannya yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori yang diperoleh siswa setelah mengalami pembelajaran.Penguasaan

24

produk sains tersebut diperoleh dengan menggunakan angket yang dapat mengukur pengetahuan dan pemahaman tentang fakta, konsep dan teori yang mencakup materi IPA selama penelitian berlangsung. e. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar IPA Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir namun minat merupakan suatu keseluruhan yang dapat berubaubah karena sejak kecil minat anak itu selalu mengalami perubahan. Menurut Tenner (1975: 180) mengatakan bahwa Faktorfaktor yang mepengaruhi minat adalah sebagai berikut: 1) Faktor motif sosial; faktor ini merupakan faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orang tuanya. 2) Faktor emosional; minat erat hubungannya dengan emosi karena

faktor

ini

selalu

menyertai

seseorang

dalam

berhubungan dengan obyek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang

25

dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan. f. Unsur-Unsur Minat Abdul wahid (1998: 14) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan berminat sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsure seperti berikut: 1) Perhatian Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian pemusatan juga tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. Siswa yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Oleh karena itu seseorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran terhadap suatu objek untuk menyertai suatu aktivitas tertentu.

26

2) Perasaan Perasaan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf. Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun

perasaan

tidak

senang.

Perasaan

umumnya

bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Pengertian perasaan disini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang didalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Perasaan sebagai factor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang suatu hal di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang dihatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang. Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Maka perasaan tidak senang akan

27

menghambat dalam melakukan suatu hal, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam beraktivitas. 3) Kemauan Kemauan adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga dengan demikian akan muncul minat individu yang bersangkutan 4) Motif Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan suatu aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Siswa melakukan suatu aktivitas karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk bertindak. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang termotivasi untuk suatu hal, maka dia akan melakukan aktuvitas tersebut dalam rentangan waktu tertentu.

28

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motif merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah sebuah alat motivasi. 3. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Rostina Sundayana (2013: 4), kata Media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Seiring pendapat diatas Arief S. Sardiman, R. Rahardjo, Agung Haryono dan Rahardjito (1986: 6) media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke pengirim pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat diguanakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Banyak batasan yang diberikan orang atau para ahli tentang media yang dikutip Arief S. Sardiman, R. Rahardjo, Agusng Haryono dan Rahardjito (1986 : 6) adalah sebagai berikut : 1) Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Associatin of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika,

29

membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. 2) Gagne (1970), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 3) Briggs (1970), berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Beberapa pendapat diatas Rostina Sundayana (2013: 4), menjelaskan

bahwa

pada

dasarnya

semua

pendapat

tersebut

memposisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan

sebagai

pembawa

pesan

dalam

suatu

kegiatan

pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Beberapa pendapat diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa media merupakan alat bantu atau perantara yang digunakan oleh orang lain untuk menyampaikan pesan atau informasi ke orang lain. Berkaitan dengan pembelajaran disekolah, media adalah alat penghubung atau jembatan yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Media juga dapat mengubah pola pikir siswa yang abstrak menjadi konkret.

30

Dalam proses pembelajaran guru dikenal sebagi sumber belajar bagi siswa yang dapat memberikan informasi atau ilmu. Tetapi alangkah baiknya guru tidak hanya diperlakukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator pelaksana kegiaatan belajar mengajar. Jadi guru harus pintar memilih strategi dan media yang cocok dalam menyampai materi kepada siswa agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Media pembelajaran dapat membantu guru dan siswa ketika melakukan transfer ilmu yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah. a. Manfaat Media Pembelajaran Pemanfaatan sebuah media haruslah sesuai dengan kegunaanya. Media tidak akan berguna kalau tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat berarti jika media dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu penyalur informasi kepada anak didik. Oleh karena itu, perlu sekali bagi guru atau siapa saja yang menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran harus dirancang dengan baik dan dipikirkan bukan hanya pembuatannya media itu sendiri. Pemanfaatan sebuah media harus dirancang dan dipikirkan agar media itu bermanfaat bagi guru dan siswa. Jadi media itu harus direncanakan dan dirancang secara sistematis agar proses pembelajaran menjadi efektif dan menyanangkan.

31

Menurut Arief S. Sardiman, R. Rahardjo, Agusng Haryono dan Rahardjito (1986: 189-197), ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dilakuakan. b. Pengertian Variasi Media Video Penegertian variasi media video tesebut adalah seperangkat yang ditayangkan secara lngsung

dibuat, dirancang, dihimpun,

atau disusun secara sengaja, dan digunakan untuk membantu menanamkan

atau

mengembangkan

konsep-konsep

dalam

pembelajaran.Variasi media video adalah salah satu alat yang digunakan dalam menjelaskan materi tentang perpindahan energi panas pada mata pembelajaran IPA. Variasi media Video merupakan gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan gambar bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa latin, video-vidivisium yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat. Variasi

Media video merupakan salah satu jenis media

audio visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dalam belajar sekaligus melihat gambar.

32

Menurut Azhar Arsyad (2011 :49) menyatakan bahwa video merupakan gambar-gambar dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksi melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa variasi media video merupakan salah satu jenis media-audio visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak. Bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara yang memberikan daya tarik tersendiri. Variasi media Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa variasi media video merupakan salah satu jenis media audio-visual dan menggambarkan suatu objek yang bergerak secara bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Variasi media Video menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. Variasi Media Video adalah segala sesuatu sinyal audio dapat

dikombinasikan

dengan

gambar

bergerak

secara

sekuensial.Program video dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran,

33

karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemontrasikan dengan

animasi

dengan

pengaturan

kecepatan

yang

mendemontrasikan perubahan dari waktu kewaktu. Kemampuan variasi media video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Menurut Daryanto (2010: 88) mengatakan bahwa materi yang memerlukan visualisasi yang mendemontrasikan hal-hal sepaerti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan

tertentu

adalah

paling baik

disajikan

melalui

pemanfaatan tegnologi video. Misalnya perubahan kepongpong menjadi kupu-kupu, akan terlihat detail dan dramatis kalau hal itu divisualisasikan lewat tegnologi video. Oleh karena itulah suatu materi yang telah direkam dalam bentuk video dapat digunakan dengan baik untuk proses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh tanpa kehadiran guru. Karena kemampuan itulah maka tegnologi video banyak digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama dalam system pendidikan, terutama di Negara-negara maju.

34

c. Tujuan Penggunaan Variasi Media Video dalam Pembelajaran Ronal Anderson, (1987: 104) menemukan tentang beberapa tujuan dari pembelajaran penggunaan variasi media video yaitu mencakup tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Tujuan Kognitif a. Dapat

mengembangkan

menyangkut

kemampuan

kemampuan

kognitif

yang

mengenal

kembali

dan

kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak dan sensasi. b. Dapat menunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai mana media foto dan flm bingkai meskipun kurang ekonomis c. Variasi media Video dapat menunjukan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusiawi. 2. Tujuan Afektif Dengan menggunakan efek dan teknik, variasi media video dapat menjadi media yang sanagat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi. 3. Tujuan Psikomotorik a) Variasi media Video merupakan media yang dapat untuk memperhatikan contoh keterampilan yang menyangkut

35

gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara memperlambat

ataupun

mempercepat

gerak

yang

ditampilkan. b) Melalui variasi media video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual terdapat kemampuan siswa sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerak tadi. Melihat beberapa tujuan yang di paparkan di atas, sangatlah

jelas

peran

variasi

media

video

dalam

pembelajaran.Variasi media Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, model-model pembelajaran, dan setiap ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada ranah kognitif, siswa dapat mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak disini mampu bembuat karakter terasa lebih hidup.Selain itu dengan melihat variasi media video, setelah atau sebelum membaca dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pada ranah efektif, variasi media video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi, dan penyikapan dari pelajaran yang efektif. Pada ranah psikomotorik, variasi media video memiliki

keunggulan

dalam

memperlihatkan

bagaimana

sesuatu bekerja video yang merekam kegiatan motorik/gerak

36

dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan tersebut. Sebagai bahan ajar non cetak, variasi media video kaya akan informasi untuk di informasaiakan dalam pembelajaran dapat sampai ke peserta didik secara langsung. Maka dari itu variasi media video, dapat menambah dimensi baru dalam pembelajaran, peserta didik tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program audio, tetapi didalam variasi media video, peserta didik bisa memperoleh keduanya, yaitu gambar bergerak beserta suara yang menyertainya. Menurut Ahmad Rohani, (1997: 98) variasi media video yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi),

meliputi media yang dilihat,

didengar dan dapat dilihat dan didenga diantaranya yaitu: 1) Penerima pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, karena antara melihat dan mendengar dapat dikombinasikan menjadi Satu 2) Dapat menikmati kejadian dalam waktu yang lama pada suatu proses atau peristiwa tertentu 3) Dengan teknik Slow-Motion dapat mengikuti suatu gerakan atau aktivitas yang berlangsung cepat. 4) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu 5) Dapat membangun sikap, perbuatan dan pembangkitan minat dan mengembangkan problema.

37

d. Manfaat

Penggunaan

Variasi

Media

Video

dalam

Pembelajaran Manfaat media video menurut Andi Prastowo (2012 : 302), antara lain: 1. Memberikan pengalaman yang takterdiga kepada peserta didik, 2. Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat, 3. Menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu, 4. Memberikan

pengalaman

kepada

peserta

didik

untuk

merasakan suatu keadaan tertentu, dan 5. Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnaya yang dapat memicu diskusi peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas, keberadaan variasi media video sangat tidak disangsikan lagi di dalam kelas. Dengan variasi media video siswa dapat menyaksikan suatu peristiwa yang tidak bisa disaksikan secara langsung, berbahaya, maupaun lampau yang tidak bisa dibawa langsung kedalam kelas. Siswa pun dapat memutar kembali video sesuai kebutuhan dan keperluan mereka. Pembelajaran variasi media video menumbuhkan minat serta memotivasi siwa untuk selalu memperhatiakan pelajaran.

38

e. Kelebihan dan Kelemahan Variasi Media Video Kelebihan dan keterbatasan variasi media video menurut Daryanto Menurut Drs. Daryanto (2010: 89) berpendapat bahwa kelebihan menggunakan variasi media video, sebagai berikut: 1) Fine detailsartinya : Video terutama terutama media tayangnya televise tidak dapat menampilkan objek sampai yang sekecilsekecilnya dengan sempurna. 2) Size informationartinya : Video tidak dapat menampilkan objek dengan ukuran yang sebelumnya. 3) Thir dimentionartinya : Gambar yang diproyeksikan oleh video berbentuk 2 dimensi, untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasidengan mengatur pengambilan gamabar, letak property, atau pengaturan cahaya. Kekurangannya, antara lain : a) Opposition

artinya

:

Pengambilan

yang

kurang

tepat

menyebabkan timbulnya keraguan penonto dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. b) Setting artinya : Kalau ditampilakan adengan dua orang yang sedang bercakap-cakapan diantara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton untuk menebak dimana kejadian tersebut berlangsung, bisa saja ditafsirkan dipasar, di stasiun atau tempat keramaian lain.

39

c) Material

Pendukung

artinya:

variasi

media

Video

membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilakan gambar yang ada didalamnya. Sedangkan keterbatasan variasi media video, antara lain: 1) Untuk membuat program variasi media video membutuhkan tenaga. 2) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan system proyeksi variasi media video diperbanyak. 3) Penggunaan, peralatan variasi media video harus tersedia di tempat penggunaan. 4) Sifat komunikasikan bersifat satu arah dan satu diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. Berdasarkan media pembelajaran diatas pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan variasi media video. Dalam penayangannya variasi media video tidak dapat berdidri sendiri, variasi media video ini membutuhkan alat aktif untuk menampilkan suara agar terdengar jelas. Sifat komunikasi dalam penggunaan variasi media video hanya bersifat satu arah. Kelebihan dan kelemahan variasi media video: Menurut Ronald

Anderson (1987: 105) variasi media video memiliki

kelebihan,

40

1) Dengan menggunakan variasi media video kita dapat menunjukan kembali gerakan tertentu, 2) Dengan menggunakan alat tertentu dapat diperkokoh baik proses belajara maupun nilai hiburan dari penyajian itu, 3) Dengan variasi media video, informasih dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama. f. Penggunaan Media Video di SD Ada dua macam variasi media video sebagai pembelajaran. Pertama, video yang sengaja dibuat atau di desain untuk pembelajaran. Variasi media Video ini dapat menggantikan guru dalam mengajar. Bersifat interaktif terhadap siswa. Hal inilah yang menjadikan

video

ini

bisa

menggantikan

guru

dalam

mengajar.Variasi media Video ini bisa disebut sebagai “video pembelajaran”.

Guru yang menggunakan variasi media video

pembelajaran semacam ini dapat menghemat energi menjelaskan suatu materi kepada siswa secara lisan. Peran guru ketika memilih penggunaan media pembelajaran ini hanyalah mendampingi siswa, dan lebih bisa berperan sebagai fasilitator. Selain dilengkapi materi video juga dilengkapi dengan soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain sebagainya sesuai dengan kreativitas membuatnya. Bisanya satu video berisi satu pokok bahasan. Kedua, variasi media video yang tidak didesain untuk pembelajaran, namun dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk

41

menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan pembelajaran misalnya video tari-tarian daerah. Dengan menggunakan variasi media video ini siswa dapat melihat secara jelas bagaimana model sebuah tarian. Contoh lain adalah video terjadinya metamorphosis kupu-kupu. Materi ini untuk siswa SD agak sulit untuk diterima karena merupakan sebuah “proses”, apalagi jika disampaikan hanya dengan ceramah saja sehingga terkesan abstrak bagi siwa. Dengan video proses metamorphosis kupu-kupu dapat ditampilkan, selain menarik perhatian siswa dapat menjadikan siswa melihat prosesnya secara lebih detail dan konkret dibandingkan hanya menggunakan media gambar saja. Penggunaan video ini dapat mengaktifkan daya kreaktifitas siswa, menimbulkan pertanyaanpertanyaan siswa kritis siswa serta menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Hanya saja variasi media video membutuhkan penjelasan dan pengarahan lebih lanjut dari guru, karena variasi media video ini bukan video interaktif. Oleh karena itu penggunaan variasi media video ini memerlukan keterampilan guru, agar tercapai dengan baik. g. Cara Guru Menggunakan Variasi Media Video di SD Menurut Cynthia Sparks (200:20) mengatakan bahwa dalam penggunaan variasi media video, guru perlu memperhatikan gagasan sebagai berikut:

42

a) Guru harus mementukan video yang sesuai dengan pelajaran. Pililah video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan akan melibatkan siswa dalam pembelajaran perhatikan pula apakah siswa mampu memotivasi siswa, meperkenalkan konsep baru, memperkuat konsep yang telah di pelajari sebelumnya, atau mampu meningkatkan minat dan memperluas pengetahuan saat ini. b) Memberikan sesuatu yang khusus untuk melihat atau mendengar segmen video. Hal ini akan mendorong keaktifan dan memberikan siswa tujuan untuk dilibatkan. c) Segmen video, video pembelajaran berisi sejumlah informasi, hal ini memungkinkan siswa lebih mudah memenuhi tujuan pembelajaran. d) Melakukan

kegiatan

pra

dan

pasca

menonton

yang

mengintregasikan ke dalam seluruh pelajaran struktur. Kegiatan pra

menonton

dapat

melayani

beberapa

tujuan,

yaitu

memeriksa pengetahuan sebelumnya dan menetapkan tahap belajar

yang

baru.

Kegiatan

pasca

menonton

harus

memungkinkan siswa untuk memperkuat, melihat, menerapkan atau memperluas pengetahuan baru mereka e) Guru dapat memperhentikan sebentar video untuk diskusi singkat atau pertanyaan selama video dihentikan.

43

f) Gunakan

remote

control.

Remote

control

memberikan

fleksibilitas gerakan dan presentasi. g) Jangan lupa frame advance, hal ini memungkinkan memajukan frame-video By frame. Ini adalah fitur yang besar di gunakan untuk memajukan secara rinci peristiwa, seperti anak ayam keluar dari telur. Penggunakan

variasi

media

video

dalam

kegiatan

pembelajaran, guru perlu cermat dalam pemilihan dan penetapan media yang akan digunakan. Kecermatan dan ketepatan dalam memilih media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, di samping itu kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan minat belajar, dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada tofik yang dibahas dalam kegiatan bembelajaran. Memanfaatkan media dalam kegiatan bembelajaran di kelas, sebaiknya guru melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap media pembelajaran. Media pembelajaran yang akan sesuai yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dan proses membelajaran. Dalam pemilihan sebuah media khususnya variasi media video, seorang guru tidak bisa menggunakan video secara asal-asalan. Variasi media Video yang dipilih harus sesuai dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum serta mengacu kepada silabus, yang

44

digunakan pada penelitian ini berdasarkan indikator media pembelajaran sebagai berikut: 1) Menarik perhatian, minat dan pikiran Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa menarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. Seorang siswa yang menaruh minat terhadap pelajaran IPA, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya. Berminat dalam suatu pelajaran yang akan dipelajarinya. 2) Kesesuaian dengan materi Kesesuaian materi dipilh seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dasar terutama dalam menentukan media apa yang akan digunakan khususnya dalam mata pelajaran IPA maka dari itu variasi media video harus sesuai dengan materi dengan itu siswa sangat mudah memahami mata pelajaran dan tidak merasa bosan dalam belajar dan tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

45

3) Interaktif Interaktif

dalam

menyiapkannya

diperlukan

pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan peralatan seperti media video. 4) Mempermudah pemahaman siswa Mempermudah pemahaman salah satu patokan dari kompetensi yang dicapai dan memilih materi yang bisa dimengerti siswa, memilih media yang menarik sesuai dengan kemampuan siswa, siswa melakukan kegiatan belajar dengan senang dan mudah dimengerti dan juga mudah mengerjakan tugas. h.

Tinjauan Tentang Karakteristik Anak SD Masa usia sekolah dasar merupakan tahap perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi keberhasilan proses pembelajaran. Apabila seorang guru memperhatikan karakteristik siswa, maka guru akan menciptakan pembelajaran efektif, bermakna, menyenangkan dan nantinya minat belajar siswa akan meningkat. Menurut Nasution yang dikutip Syaiful Bahdri Djamarah (2002:89) masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas tahun atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar, dan

46

dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya untuk mengubah sikap dan tingkah laku pada dirinya. Pada masa ini sering disebut dengan masa sekolah, karena anak baru pertama kali mendapatkan pendidikan formal melalui sekoalah. Tetapi dapat dikatakan pada usia sekolah ini adalah masa matang untuk sekolah. Masa sekolah, karena anak sudah mendapatkan taman kanak-kanak, sebagai lembaga persiapan bersekolah yang sebenarnya. Masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan aktivitas bermain hanya bertujuan untuk mendapatkan melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Variasi media

video

menjelaskan

menyajikan

informasi,

konsep-konsep

yang

memaparkan rumit,

proses,

mengajarkan

keterampilan, menyingkat atau memper panjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Pintamtiyasrini (1992:46), menyatakan beberapa video yakni, silent video, video strip, sound video and loopfilm. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti akan meneliti seberapa besarkah pengaruh penggunaan variasi media video, terhadap minat belajar siswa dengan judul “Pengaruh Variasi Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Golo”.

47

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan, maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005: 126). Menurut Sugiono, (2007: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Menutut Suharsimi Arikunto (2002: 100) variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Iqbal Hasan (2004: 12) variabel adalah kontruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian merupakan suatu objek yang harus ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah variasi media video khususnya mata pelajaran IPA. 1) Variasi media video Variasi media video adalah salah satu media pembelajaran IPA yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang akan di ajarkan. Variasi media video merupakan media yang memiliki unsur gambar dan suara yang digabungkan dalam satu pita video. Adapun video yang digunakan dalam penelitian ini adalah video yang di download dari

48

youtuby. video yang diambil adalah video yang berisi tentang perpindahan energi panas. Variasi media video dalam penelitian ini adalah media yang dibuat dan ditayangkan secara langsung media ini dibuat dengan tujuan untuk merangsang pikiran anak untuk memahami materi pembelajaran khususnya materi perpindahan

energi panas.

Media ini dibuat dengan tujuan untuk menyalurkan pesan berupa bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, pikiran, minat dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar khususnya materi perpindahan energi panas. Variasi Media video tentang perpindahan energi panas

dibuat sebagus

mungkin agar menarik, sesuai dengan materi, interaktif dan mempermudah siswa dalam belajar khususnya mata pelajaran IPA. 2) Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Minat belajar yang dimaksud dengan penelitian ini adalah nilai angket belajar siswa setelah belajar IPA pada materi perpindahan energ panas. Minat belajar dapat diukur dengan memberikan alat atau instrumen angket berupa angket. Angket diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil pre test dan post test dianalisi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

C. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pengaruh media “video”terhadap pemahaman menyimak dongeng siswa kelas V SD Negeri Panembahan. Penelitian

49

Emy Dwi Kurnia Sari (2011) tentang Pengaruh Media “Video” Terhadap Pemahaman

Menyimak

Dongeng

Siswa

Kelas

V

SD

Negeri

Panembahan”. Skripsi program studi pendidikan guru sekolah dasar, universitas negeri Yogyakarta menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media video berpengaruh positif terhadap pemahaman menyimak isi dongeng siswa kelas V SD Negeri Panembahan. Hal itu terlihat dari nilai post test yang menggunakan media video lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan media video, dengan skor rata-rata pemahaman menyimak dongeng yang menggunakan media video sebesar 13,52 sedangkan pemahaman menyimak dongeng siswa yang tidak menggunakan media video sebesar 9,91. Penelitian Resna Maulida (2010) “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media Video Siswa Kelas IV SD N Kotagede Yogyakarta”. Kemampuan menyimak merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sebelum menguasai kemampuan berbahasa yang lainnya. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan faktor paling penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu benar-benar dipertimbangkan oleh pengajar agar tujuan pembelajaran keterampilan menyimak dapat tercapai. Kemampuan menyimak pada siswa IV Negeri Kotagede Yogyakarta. Penelitian tentang pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Golo. Penelitian Etimar (2016) tentang Pengaruh Variasi Media Video Terhadap

50

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Golo. Skripsi program studi pendidikan guru sekolah dasar, universitas negeri Yogyakarta menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media video berpengaruh positif terhadap minat belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas IV sekolah dasar negeri golo. Hal itu terlihat dari nilai angket setela perlakuan yang menggunakan variasi media video lebih tinggi dari pada yang tidak menggunakan variasi media video, memperoleh minat belajar siswa yang menggunakan media video mean sebesar 77,47 sedangkan minat belajar mata pelajaran ilmu penegetahuan alam yang tidak menggunakan variasi media video mean sebesar 65,96.

D. Kerangka Pikir Pada dasarnya, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai salah satu pembelajaran yang memiliki cakupan materi yang cukup luas. Seorang guru harus mampu menstruktur dan mensistematisasikan materi menggolongkan pola-pola menurut atribut-atribut dari objek atau kejadian. Pada masa operasional konkret anak sudah menerapkan proses berfikir logis tetapi hanya dengan objek atau problem yang konkret. Hal ini berarti siswa SD yang berada dalam fase operasional konkret dapat memahami seriation yang memungkinkan siswa untuk menyusun berbagai rangkaian logis. Mulai mengerti perubahan, proses, dan hubungan dari kejadiankejadian yang lebih kompleks. Mengelompokkan benda-benda yang samake dalam dua atau kelompok yang berbeda. Anak pada tahap ini

51

dapat berfikir secara logis tanpa harus membandingkan pasang demi pasang secara langsung. Anak usia SD berada pada tahap operasional konkret maka anak usia SD mulai berfikir logis tetapi masih terbatas pada hal-hal konkert. Oleh karena itu pembelajaran di SD juga memiliki rasa ingin tahu yang besar dan suka bermain. Oleh karenanya rasa ingin tahu dan bermain maka pembelajaran perlu

berorientasi pada kondisi siswa tersebut. Artinya

sekali waktu guru dapat merancang pembelajaran yang dapat mewadahi rasa ingin tahu dan keinginan bermain. Pada tahap ini anak Sekolah Dasar difasilitasi untuk melakukan kegiatan yang lebih banyak dan luas melalui pengalaman langusng atau objek

konkret.

Atau,

dapat

pula

mereka

di

fasilitasi

untuk

mengelompokkan objek ke dalam berbagai sistem dan menggunakan skema klasifikasi. Tujuan pembelajaran IPA disekolah dasar adalah agar siswa dapat menguasai konsep IPA yang dipelajarai dan akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari mata pelajarannya, Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran, baik penalaran deduktuf maupun penalaran induktif. Maka dari itu, proses pembelajaran yang akan dilakukan harus mampu meningkatkan minat berprestasi siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan mata pelajaran IPA.

52

Siswa selaku salah satu komponen dalam proses pendidikan sanagat mempengaruhi kualitas pengajaran yang dilakukan. Apabila siswa merasa senang dan berminat untuk, maka proses pembelajaran yang dilakukan akan mendapat hasil optimal begitu juga sebaliknya. Konsep Kerangka Pikir Variabel Bebas

Variabel Terikat Lebih efisien

Variasi media video

Lebih efektif

Minat belajar siswa

Lebih mudah dimengerti

Hasil minat belajar

Angket setelah Tahap perlakuan Minat belajar IPA perpindahan energi panas itu masih rendah(kurang dari KKM) kerena guru tidak menggunakan media seperti video

Kegiatan pembelajaran: menarik perhatian dan minat siswa, siswa aktif, pengalaman langsung

Hasil minat belajar IPA dapat mencapai KKM

Pembelajaran dengan menggunakan media video yang bervariasi

53

E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut: “Ada Pengaruh Variasi Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA kelas IVB SD Negri Golo”. pelajaran secara cermat berdasarkan tipe isi

dalam kaitannya dengan

tujuan pembelajaran agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa baik. Namun pada kenyataannya, guru masih kesulitan untuk menciptakan pembelajaran. Metode ceramah masih identik digunakan dalam pembelajaran IPA guru menyampaikan materi dan siswa mendengarkannya. Media pembelajaran yang digunakan pun hanya sederhana, guru biasanya memanfaatkan media yang tersedia di sekolah, tanpa ada upaya untuk mengembangkan

atau

menciptakan

media

yang

inovatif

dalam

pembelajaran. Kondisi proses pembelajaran IPA yang kurang efektif ini ditambah dengan persepsi negatif siswa tentang pembelajaran IPA. Siswa menganggap mata pelajaran IPA adala mata pelajaran yang membosankan, tidak menarik, tidak relevan dengan kehidupan yang sekarang. Dari uraian di atas menunjukkan bawah proses pembelajaran IPA masih perlu untuk dilakukan perbaikan. Mulai dari metode yang digunakan dalam pembelajaran, media pembelajaran,

guru

yang

berkompeten, serta lingkungan pendidikan yang mendukung. Harapan dengan adanya pembaharuan pembelajaran IPA hasil belajar siswa dapat meningkat dengan baik.

54

Pembelajaran yang dapat digunakan siswa adalah dengan memanfaatkan variasi media video untuk menyampaikan materi pelajaran. Melalui variasi media video ini, siswa akan terbantu dalam meningkatkan minat belajar mata pelajaran IPA

55

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sugiyono (12: 114) menjelaskan bahwa desain quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Kontrol Group Design dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi angket untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Angket diberikan kedua nilai rata-rata kedua kelompok setelah adanya perlakuan. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran IPA dengan variasi media video, sedangkan kelompok kontrol dengan minat belajar IPA. Apabila digambarkan, desain penelitian ini angket Control Group Desain menurut Sugiyono (2012: 112) adalah sebagai berikut.

E o1Xo2 K o3 - o4 Gambar 1. Rancangan quasi eksperimen Kontrol Group Design

Keterangan: E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol X = treatment atau perlakuan O1 = Angket sebelum eksperimen O2 = Angket setelah eksperimen O3 = Angket sebelum kontrol

56

O4 X1 X2

= Angket setelah kontrol = Penggunaan Variasi Media Video = Minat Belajar Siswa

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada bulan April tahun pelajaran 2015/2016 dengan jadwal yang disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pertemuan

Eksperimen

Kontrol

Pertemuan 1

Sabtu, 02 April 2016

Selasa, 05 April 2016

Pertemuan 2

Sabtu, 09 April 2016

Selasa, 12 April 2016

Pertemuan 3

Sabtu, 16 April 2016

Selasa, 19 April 2016

2. Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada semester genap bulan Maret 2016. Peneliti memilih tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri Golo yang terletak di kecamatan Umbul harjo kota Yogyakarta. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan alasan tertentu pertama Sekolah Dasar Negeri Golo adalah Tempat Pratik Pengalaman Lapangan dan praktek kerja lapangan (PPL dan PKL) tahun 2015, kedua kelas tersebut memiliki kelas paralel sehingga dapat mendukung penelitian yang dilaksanakan.

57

C. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Didalam variabel eksperimen yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel peneyebeb yang mempengaruhi terjadinya perubahan. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel yaitu: 1. Variabel bebas (independent) adalah variasi media video 2. Variabel (dependent) adalah minat belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri

D. Populasi Penelitian Menurut Tulus Winarsunu (2006: 11) populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan nantinya akan dikenai generalisasi. Ircham Machfoedz (2007: 48) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti kemudian dikenai generalisasi

58

dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 49 siswa. Dalam penelitian ini ada dua kelas yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas IV A dan kelas IV B. kelas IV A berjumlah 26 siswa dan kelas IV berjumlah 23 siswa.

E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian yang harus dilaksanakan.

Langkah-langkah penelitian eksperimen pada

prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Menurut Suharmi Arikunto (2010: 209) proses penelitian secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut. 1. Menyusun rancangan penelitian, memilih tempat penelitian, dan mengurus surat ijin penelitian. 2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai Kompetensi Dasar, Standar Kompetensi dan indikator membuat media pembelajaran variasi media video. 3. Menyusun instrument berupa angket. 4. Menguji coba instrument baik dalam skala kecil maupun besar, mengevaluasi dan menetapkan instrument penelitian. 5. Menentukan kelas penelitian 6. Pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

59

a. Pada pertemuan pertama peneliti membagikan angket kepada siswa kelompok eksperimen dan kelas konrol untuk mengetahui minat belajar siswa dalam mata pelajran IPA sebelum mendapatkan treatment. b. Pertemuan ke dua memberian treatmen (perlakuan). Peneliti memberikan perlakuan (treatment) kepada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang. Treatment yang diberikan kepada siswa kelompok kontrol adalah pembelajaran ilmu pengetahuan alam biasa yang diterima seperti yang diajarkan oleh guru kelas atau tanpa menggunakan media. Maka treatment yang diberikan kepada siswa kelompok eksperimen adalah perlakuan pembelajaran dengan menggunakan variasi media video tentang perpindahan energi panas. Kelas eksperimen dibagi menjadi 5 kelompok kecil, setiap kelompok mendapatkan satu kertas yang beriasi tugas sesuai dengan yang ditayangkan di dalam variasi media video tentang materi perpindahan energi panas. c. Petemuan ketiga, setelah mendapat perlakuan (treatment) peneliti membagikan instrument berupa angket kepada siswa kelompok eksperimen dan kelompok control dengan angket yang sama. Tujuan pemberian post test ini untuk mengukur minat belajar siswa ilmu pengetahuan alam setelah mendapat perlakuan.

60

d. Penganalisan hasil, analisis item. Dilakukan dengan menguji validitas dan reliabilitas instrument. e. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, berdasarkan data yang diperoleh sewaktu uji coba f. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis data g. Membuat laporan penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. 1. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup karena responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 100) yang menyatakan bahwa angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checlist (√). Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan variabel yang

61

diungkap. Dalam pengembangan instrument ini yang ditempuh langkah-langkah menyusun instrument mengacu pada pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana (2003: 98). Dalam menggunakan metode angket, peneliti menggunakan instrument berupa angket. Angket terdiri dari banyak butir angket (item) yang masing-masing mengukur satu variabel.Angket

yang

digunakan adalah angket di gunakan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. angket ini berisi soal ilmu pengetahuan alam yang bisa mengukur pengetahuan siswa tentang perpindahan energi panas. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data minat belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri golo. 2. Observasi Observasi merupakan proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi penelitian ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan, serta dapat dikontrol keandalan dan kesahianya. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran apakah sudah sesuai atau belum dengan rancangan yang telah direncanakan oleh peneliti. Peneliti menggunakan jenis observasi terstruktur dikarenakan peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang variabel yang hendak diamati. Peneliti mengamati, mencatat, menganalisis, serta membuat

62

kesimpulan berdasarkan situasi pembelajaran yang berlangsung menggunakan instrumen berupa lembar observasi.

G. Intrumen Penelitian Suharsimi

Arikunto (2003

:

150) mengemukakan bahwa

instrument penelitian adalah suatu alat bantu pada waktu peneliti menggunakan suatu metode pengumpulan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang mendukung dalam menjawab permasalahan yang diteliti serta mempermudah peneliti untuk menemukan solusi dari permasalahan, mendapat hasil yang baik sehingga mudah diolah. Instrumen angket dalam penelitian ini dibuat untuk mendapatkan data tentang minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam khususnya materi perpindahan energi panas. Instrument ini disusun berdasarkan variabel yang ditetapkan oleh peneliti kemudian dikembangkan dalam bentuk indikator setiap variabel. 1. Kisi-kisi Instrumen a. Angket Angket digunakan sebagai alat utama untuk mengumpulkan data tentang minat belajar IPA khususnya materi perpindahan

63

energi panas. Angket yang diberikan kepada siswa untuk direspon berisi serangkaian pertanyaan yang terbentuk angket.

Minat

belajar IPA dapat diperoleh datanya dari pemberian angket awal (angket sebelum perlakuan) dan angket akhir (angket setelah perlakuan) kepada siswa. Adapun tabel kisi-kisi instrument angket dibawah ini:

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat Belajar Variabel

Indikator

Penelitian Minat Belajar

1. Perhatian

No. Item

Jumlah

Soal

Butir

1, 2, 3,4

6

5, 6 2. Perasaan

7, 8,9, 10

4

3. Kemauan

11,12,131

5

5, 14 4. Motif

16,17,18

5

19,20 Jumlah

20

Berdasarkan kisi-kisi instrument angket di atas, peneliti membuat angket yang kemudian digunakan untuk menilai minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang dikerjakan siswa sebelum dan setelah mendapatkan treatment (perlakuan). Dalam penelitian ini juga, peneliti menyusun angket sebanyak 20 item angket minat belajar. Setiap item angket minat belajar mempunyai 4 pilihan

64

jawaban diberi nilai 4 dengan kriteria tertingggi sampai dengan bobot nilai 1 dengan criteria terendah. Metode ini untuk memperoleh data minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Golo. Penyusunan pernyataan dalam skala minat terdiri atas 4 jawaban pilihan, yaitu selalu (SL), sering (SR), kadanag-kadang (KK), tidak pernah (TP) Tabel 3. Distribusi Skor Skala Minat Belajar No

Jawaban

Positif

Negatif

1

Selalu (SL)

4

1

2

Sering (SR)

3

2

3

Kadang-kadang (KK)

2

3

4

Tidak Pernah (TP)

1

4

b. Observasi Lembar observasi pada penelitian ini disusun untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan variasi media video tentang materi perpindahan energi panas. Pada penelitian ini, lembar observasi disusun berbentuk check list. Peneliti membuat kisi-kisi lembar observasi pembelajaran dengan tujuan memberikan gambaran mengenai berbagai hal yang akan diamati dalam pembelajaran

menggunakan

variasi

media

video

tentang

perpindahan energi panas. Peneliti membuat kisi-kisi instrumen dengan mendasarkan kepada indikator yang terdapat dalam langkah-langkah penggunaan variasi media video tentang materi

65

perpindahan energi panas. Berikut ini kisi-kisi instrumen lembar observasi pembelajaran dengan variasi media video tetang materi perpindahan energi panas yang digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan indikator media pembelajaran sebagai berikut: 1. Menarik perhatian, minat dan pikiran 2. Kesesuaian dengan materi 3. Interaktif 4. Mempermudah pemahaman siswa Tabel 4. Kisi-kisi lembar observasi penggunaan variasi media video No 1

Aspek

Nomor Butir

Jumlah butir

Menarik perhatian, minat dan

1,2

2

3

1

4,5

2

6

1

pikiran siswa.

2

Kesesuaian dengan materi

3

Interaktif

4

Kemampuan mempermudah pemahaman siswa Jumlah

6

H. Validitas dan Reabilitas Penelitian 1. Uji Coba Instrumen Data yang di peroleh berasal dari lapangan, peneliti harus menggunkana instrumen yang baik dan mampu mengambil informasi dari objek atau subjek yang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti harus menguji coba terlebih dahulu instrumen yang dibuat agar

66

instrumen

tersebut

layak

dipakai

dan

dilaksanakan

dalam

mengumpulkan data yang akan diinginkan. a. Validasi Instrumen Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen benar dan valid, sesuai kenyataan, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid. Angket disebut valid apabila angket itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih jika instrument tersebut memiliki mempunyai validitas yang tinggi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian validitas kontruksi (construct validity). Dalam hal ini setelah intrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang diukur dengan berlandaskan teori tertentu menurut (Sugiyono, 2011: 125) setelah instrument dikontruksi oleh ahli, kemudian intrumen diuji coba ke SD yang memiliki kelas yang sama dengan kondisi kelas tempat penelitian. Instrumen diberikan kepada 28 siswa kelas IV SD

67

Negeri Golo. Istrumen yang diuji cobakan kepada siswa kelas IV SD Negeri Golo kemudian dikumpulkan untuk dianalisis datadatanya dengan menggunakan rumus korelasi. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yang mengkorelasikan tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. b. Reliabilitas Instrumen Angket dikatakan reabilitas apabila memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Jika kepada para siswa diberikan angket yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.

I. Teknik Analisis Data Hasil dari angket dianalisis melalui tiga tahap, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan tahap pengujian hipotesis 1. Tahap Deskripsi Data Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat rangkuman distribusi data angket dan posttest dari statistic deskriptif program SPSS 16 for windows. 2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang didtribusi normal atau

68

tidak. Uji statistic yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistic One-Samplekolmogorov-Smirnov Angket. Dengan bantuan program SPSS 16 for windows. Data disebut normal jika taraf siknifikan > 5% b. Uji Homogenitas Suharmi Arikunto (2006: 320) mengemukankan bahwa uji homogenitas dimaksudkan untuk melakukan penngujian atau kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampel-sampel yang diambil dari populasi varian yang sama. Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus: F= Keterangan : Data dikatakan homogen jika nilai F hitung < F tabel nilai taraf siknifikan

> 5% proses penghitungannya diselesaikan dengan

bantuan aplikasi Komputer Statistical Product Service Solutions 16 For windows. 3. Uji Hipotesis Desain penelitian ini adalah non-equivalent control group maka teknik analisis data yang digunakan pengujian hipotesis uji t. uji t digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh penggunaan variasi media video terhadap minat belajar siswa.uji t dipilih karena untuk membandingkan kedua mean dari kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga diketahui

69

perbedaan peningkatan hasil minat belajar antara kedua kelompok. Proses penghitungan diselesaikan dengan bantuan aplikasi komputer SPSS 16 for windws. Data yang sudah terkumpulkan, kemudian diolah dengan menggunkan statistik tertentu. Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul peneliti menggunakan statistik deskriftif. Peneliti menggunakan statistk deskriftif ini, karena dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneliti adalah keseluruhan siswa kelas 4 SD Negeri Golo. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriftif guna menguji hipotesis dengan menggunakan mean. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Mean didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu kemudian dibagi dengan jumlah indivu yang ada pada kelompok tersebut. Untuk mendapatkan mean dapat digunakan dengan rumus sebagi berikut.

Gambar 2. Rumus mean (Sugiyono, 2012: 49) Keterangan: Me = mean (rata-rata) ∑ = epsilon xi = nilai x ke I sampai ke n N = jumlah individu. Median = b + p Keterangan : b = batas bawah, dimana median akan terletak

70

n = banyak data/sampel p = panjang kelas interval f = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = frekuensi kelas median Modus = b+ p Keterangan : b = batas kelas interfal dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas interfal b1 = frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interfal terbanyak dikurangi kelas interfal sebelumny) b2 = frekuensi kelas dikurangi frekuensi kelas interfal berikutnya Untuk memperoleh distribusi frekuensi digunakan perhitungan interval, rentang interval, dan panjang interval. Adapun rumus perhitungan menurut sugiyono (2010: 36) adalah sebagai berikut: Interval kelas = 1+ 3,3 log n (jumlah sampel) Rentang interval = (nilai tertinggi-nilai terendah) + 1 panjang interval = keterangan : f = frekuensi x = titik tengah N = jumlah sampel

71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Golo Yogyakarta yang beralamat di jalan Bantika Baru Kecamatan Umbulharjo 111/855 Yogyakarta. Prasarana yang ada di sekolah sudah cukup memadai. Sekolah ini terdiri beberapa ruangan diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini! Tabel 5. Daftar Ruangan Kelas SD Negeri Golo No

Insfrastruktur

Jumlah

1

Ruang Kelas

12

2

1

4

Ruangan perpustakaan Ruangan kepala sekolah Ruangan Guru

5 6 7 8 9 10 11

UKS Koperasi sekolah Kantin Ruang peralatan Dapur KM/WC Musolah

1 1 1 1 1 4 1

3

1 1

Keterangan Ruangan kelas 1A dan 1B Ruangan kelas 2A dan 2B Ruangan kelas 3A dan 3B Ruangan kelas 4A dan 4B Ruangan kelas 5A dan 5B Ruangan kelas 6A dan 6B Gedung perpustakaan ini sudah cukup bagus Baik Cukup baik, namun masih kurang luas Baik terdapat dua tempat tidur Cukup Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik

SD Negeri Golo juga merupakan tempat pelaksaan praktek pengalaman (PPL) peneliti mengamati permasalahan tahun 2015,

72

selama pelaksanaan PPL peneliti mengamati permasalahan yang ada disekolah tersebut khususnya di kelas IV sehingga dapat menentukan tempat dan subjek penelian yang akan dilaksanakan pada saat peneliti. Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat penelian dikarenakan memiliki kelas paralel sehingga mendukung penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 di kelas IV, yakni kelas IVA yang berjumlah 26 siswa dan kelas IVB yang berjumlah 23 siswa. 2. Subjek Penelitian Subjek penelian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Adapun rincian jumlah siswa kelas IV SD Negeri Yogyakarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini! Tabel 6. Daftar siswa kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Jenis Kelamin No Kelas Jumlah Perempuan Laki-laki 1

IVA

17

9

26

2

IVB

11

12

23

28

21

49

Jumlah

Dalam penelian ini, dua kelas yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki karakteristik yang hamper sama. Karakteristik itu dampak pada usia siswa yang hamper sama. Kemampuan awal siswa diperoleh melalui hasil angket

73

yang

dilakukan

sebelum

penelitian.

Berdasarkan

kesamaan

karakteristik tersebut, peneliti menggunakan seluruh siswa kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta sebagai subjek penelitiannnya. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian didapat dari data sebelum penelitian (angket) dan setelah penelitian (angket) di kelas IV SD Golo Yogyakarta. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data hasil minat belajar IPA. Hal tersebut sesuai penelitian ini yang membahas tentang pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah. Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data ringkasan yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah (total), rata-rata, (mean), persentase (pergentage), sebagainya. 1. Deskripsi Data Angket Minat Belajar Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen a. Deskripsi Data Penelitian Minat belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA 1. Nilai Angket Kelompok Kontrol Berdasarkan hitungan (terlampir) hasil angket yang dilaksanakan pada hari sabtu 2 April 2016 di kelas IVB

74

sebagai kelompok eksperimen dengan memberikan soal angket kepada siswa untuk dikerjakan guna mengetahui pemahaman siswa tentang materi perpindahan energi panas. Tujuan diberikan angket untuk mengetahui apa yang hendak dikerjakan oleh peneliti pada saat pelaksanaan penelitian. Dari hasi hitungan sebelum perlakuan angket dapat skor tertinggi sebesar = 67, skor terendah sebesar =46, standar devisa sebesar = 5,080, range sebesar = 21 dan skor rata-rata (mean) sebesar = 58,00. Untuk lebih mudah dipahami distribusi frekuensi data hasil angket setelah perlakuan kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel distribusi frekuensi untuk variabel minat siswa disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung dengan menggunakan rumus: Interval kelas = 1+ 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 23 k = 1 + 3,3 × 1.361728 k = 1 + 4.493702 k = 5.4937 k=5

75

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Angket Sebelum Perlakuan kelompok Eksperimen No

Interval

Frekuensi

Persentase

1

46-51

2

9

2

52-57

9

39

3

58-63

9

39

4

64-69

3

13

Jumlah

23

100

Berdasarkan tabel 7 distribusi frekuensi data yang telah dikelompokkan di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai interval 46-51 sebanyak 2 siswa atau 9%, nilai interval 52-57 sebanyak 9 siswa atau 39%,

nilai

interval 58-63 sebanyak 9 siswa atau 39% dan nilai interval 64-69 sebanyak 3 atau 13%. Untuk lebih jelasnya data distribusi frekuensi hasil angket sebelum perlakuan kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram batang dibawah ini.

76

Angket Sebelum Perlakuan kelompok Eksperimen 39%

Frekuensi

10 5

39% 13%

9%

0 46-51

52-57

58-63

64-69

Interval

Gambar 3. Diagram Batang Angket Sebelum Perlakuan Eksperimen Minat Belajar IPA Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa nilai yang tertinggi berada diantara interval 52-57 sebanyak 9 siswa atau 39%, nilai interval 58-63 sebanyak 9 siswa atau 39% nilai yang terendah berada diantara interval 64-69 sebanyak 3 siswa atau 4%. 2. Nilai Angket Sebelum Perlakuan Kelompok Kontrol Berdasarkan hitungan (terlampir) hasil angket pada kelompok yang dilaksanakan pada hari selasa 5 April 2016 di kelas IVA mendapat skor tertinggi sebasar 67, skor terendah 46, dan nilai rata-rata sebasar 57,42. Untuk mempermudah penjelasan hasil angket pada kelompok kontrol dapat disajikan dalam tabel distribusi. Berikut ini adalah rangkuman angket hasil minat belajar IPA kelompok kontrol yang dilaksanakan di kelas IVA dapat dilihat dalam bentuk tabel Tabel distribusi frekuensi untuk variabel minat

77

siswa disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung dengan menggunakan rumus: interval kelas = 1+ 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 26 k = 1 + 3,3 × 1.414973 k = 1 + 4.669412 k = 4.669412 k=5 Tabel 8. Distribusi Angket Sebelum Perlakuan Kelompok Kontrol No

Interval

Frekuensi

Persentase

1B 2

51-56

11

42

57-62

14

54

3

63-68

1

4

26

100

Jumlah

Berdasarkan tabel 8 distribusi frekuensi data yang telah dikelompokkan di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai interval 51-56 sebanyak 11 siswa atau 42%, nilai interval 57-62 sebanyak 14 siswa atau 54% dan nilai interval 63-68 sebanyak 1 siswa atau 4%. Untuk lebih jelasnya

data distribusi frekuensi hasil angket sebelum

perlakuan kelompok control dapat disajikan dalam bentuk diagram batang dibawah ini.

78

Frekuensi

Angket Sebelum Perlakuan Kelompok Kontrol 20

42%

54%

10

4%

0 51-56

57-62

63-68

Interval

Gambar 4. Diagram Batang Angket kontrol Minat Belajar Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa nilai yang tertinggi berada diantara interval 57-62 sebanyak 15 siswa atau 54% dan nilai yang terendah berada diantara interval 63-68 sebanyak 1 siswa atau 4% b. Deskripsi Variasi Media Video Perpindahan Energi Panas Pada Mata Pelajaran IPA Pengumpulan data tentang menggunaan media video dikumpulkan dengan menggunakan lember observasi yang telah direncanakan sebelum penelitian. Observasi penggunaan media video dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada hari sabtu, tanggal 26 Maret 2016, selasa, tanggal 28 Maret 2016. jadwal ini disesuaikan dengan jadwal pelajaran. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan dalam penelitian khusus untuk mengamati penggunaan variasi media video terhadap minat belajar IPA pada kelompok eksperimen sebagai berikut.

79

a. Pertemuan I Observasi pembelajaran IPA menggunaan media video dilaksanakan pada hari sabtu di kelas IVB sebagai kelas eksperimen. Data observasi penggunaan media video perpindahan energi adalah sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Observasi Media Video Pada Pembelajaran IPA pada Pertemuan Pertama No 1

Indikator

Aspek yang diamati

Menarik perhatian, minat dan pikiran siswa.

Pada saat pelajaran berlangsung, siswa merasa senang ketika menggunakan media video dan meningkatkan minat berpikir cemerlang ketika menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada saat pembelajaran, siswa merasa senang ketika menggunakan media konkrit dan meniru dari media video tentang materi perpindahan energi panas. Media video sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perpindahan Semua siswa dapat aktif ketika media video digunakan dan bisa menjawab tugas kelompok.

2

Kesesuaian dengan materi

3

Interaktif

Keterlaksanaan Ya Tidak

Komentar -Siswa kelihatan senang Baik dan memuaskan



Baik dan memuaskan √ √

-

Baik sesuai rencana

dan

Masih ada siswa yang tidak aktif

√ -

Siswa yang kurang yang terlibat dalam mengerjakan tugas

4

Kemampuan mempermud ah pemahaman siswa



-



-

Siswa dapat menyelesaikan contoh

80

Masih ada siswa yang belum aktif dalam mengerjakan tugas kelompok Baik dan memuaskan

Berdasarkan tabel 9 hasi observasi kegiatan pembelajran pada pertemuan pertemuan pertama di kelas IVB sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan menggunakan media video, aspek yang ditentukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan penelitian terdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi terdapat butir 4 dan 5. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan media video tentang perpindahan

energi panas ada sebagian siswa yang belum aktif

dalam mengerjakan tugas kelompok dengan menggunakan media, disisi lain siswa yang sedang asyik ngobrol dengan teman sebangkunya. Dengan demikian yang kurang aktif dan tidak paham mengerjakan ketika peneliti memberikan satu contoh soal dipapan tulis. b. Pertemuan II (dua) Observasi

pembelajaran

Ilmu

Pengetahuan

Alam

dengan

menggunakan media video dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2016. Data hasil observasi pada pertemuan ke dua dapat dilihat pada tabel dibawah ini

81

Tabel 10. Hasil Observasi Media Video Pada Pembelajaran IPA pada Pertemuan ke Dua Keterlaksanaan No 1

Indikator Menarik perhatian, minat dan pikiran siswa.

2

Kesesuaian dengan materi

3

Interaktif

Aspek yang diamati Pada saat pelajaran berlangsung, siswa merasa senang ketika menggunakan media video dan meningkatkan minat berpikir cemerlang ketika menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada saat pembelajaran, siswa merasa senang ketika menggunakan media konkrit dan meniru dari media video tentang materi perpindahan energi panas. Media video sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perpindahan Semua siswa dapat aktif ketika media video digunakan dan bisa menjawab tugas kelompok. Siswa yang kurang yang terlibat dalam mengerjakan tugas

Ya

Kemampuan mempermudah pemahaman siswa

-



-

82

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

-

-

Siswa dapat menyelesaikan contoh √

Baik memuaskan

-



√ 4

Tidak





Komentar

-

Berdasarkan

hasi

minat

belajar

tabel

10

observasi

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pertemuan ke II (dua) semua aspek sudah terpenuhi. Aspek-aspek yang ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan pengamatan berjalan dengan baik dan memuaskan. Jadi, kegiatan pembelajaran dapat dinyatakan bawah sudah sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3)

Deskripsi Angket Sesudah Perlakuan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA a. Nilai Angket Setelah Perlakuan kelompok Eksperimen Berdasarkan hitungan (terlampir) hasil angket dari minat belajar siswa yang dilaksanakan pada hari sabtu, 16 April 2016 di kelas B sebagai kelompok eksperimen dengan memberikan soal angket kepada siswa untuk dikerjakan guna mengetahui pemahaman siswa tentang materi perpindahan energi panas setelah mendapat treatmen. Dari hasil hitungan pos test didapat skor tertinggi sebesar 80, skor terendah sebesar 74, standar devisi sebesar 1,592 dan skor rata-rata (mean) sebesar 77,48. Kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel distribusi frekuensi untuk variabel minat siswa disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung dengan menggunakan rumus: Interval kelas = 1+ 3,3 log n

83

k = 1 + 3,3 log 23 k = 1 + 3,3 × 1.361728 k = 1 + 4.493702 k = 5.4937 k=5

Tabel

11.

Distribusi

Frekuensi

Angket

Setelah

Perlakuan Kelompok eksperimen

Interval

Prekuensi

Persentase

74-79

20

87

80-85

3

13

Jumlah

23

100

Berdasarkan tabel 11 distribusi frekuensi data yang telah dikelompokkan di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai interval 74-79 sebanyak 20 siswa atau 87% dan nilai interval 80-85 sebanyak 3 siswa atau 13%. Untuk lebih jelasnya data distribusi frekuensi hasil angket setelah perlakuan kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram batang dibawah ini.

84

Angket Setelah Perlakuan Kelompok Eksperimen

Frekuensi

87% 20 15 10 5 0

13%

74-79

80-85 Interval

Gambar 5. Diagram Batang Angket Eksperimen Minat Belajar Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa nilai yang tertinggi berada diantara interval 74-79 sebanyak 20 siswa atau 87% dan

nilai yang terendah

berada diantara interval 80-85 sebanyak 3 siswa atau 13%. b. Nilai Angket Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol Berdasarkan hitungan (terlampir) yang dilaksanakan pada hari Selasa 19 April 2016 dikelas IVA sebagai kelompok control dengan memberikan soal angket kepada siswa

untuk

dikerjakan

guna

untuk

mengetahui

pemahaman siswa tentang materi perpindahan energi panas.

Tujuan

diberikan

angket

untuk

mengukur

kemampuan siswa setelah pelajaran menggunakan media cetak yang berupa buku. Dari hasil hitung angket didapat skor tertinggi sebesar 78, skor terendah 53, standar devisa sebesar 8,112 range sebesar 25 dan skor rata-rata (mean) sebasar 65,96. Untuk lebih mudah dipahami distribusi

85

frekuensi data hasil angket kelompok kontrol dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel distribusi frekuensi untuk variabel minat siswa disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung dengan menggunakan rumus: interval kelas = 1+ 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 26 k = 1 + 3,3 × 1.414973 k = 1 + 4.669412 k = 4.669412 k=5 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Angket Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol No

Nilai

Frekuensi

Persentase

1

53-58

6

23

2

59-64

11

42

3

65-70

2

8

4

71-76

3

12

5

77-82

4

15

Jumlah

26

100

Berdasarkan

tabel

distribusi

frekuensi

data

yang

telah

dikelompokkan di atas diketahui bahwa yang mendapat nilai interval 5358 sebanyak 6 siswa atau 23%, nilai interval 59-64 sebanyak 11 siswa atau 42%, nilai interval 65-70 sebanyak 2 siswa atau 8%, nilai interval 71-76 sebanyak 3 atau 12% dan nilai interval 77-82 sebanyak 4 siswa atau 15%. Untuk lebih jelasnya

data distribusi frekuensi hasil angket setelah

86

perlakuan kelompok kontrol dapat disajikan dalam bentuk diagram batang dibawah ini. Angket Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol 42%

Frekuensi

15 23% 10

8%

5

12%

15%

0 53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 Interval

Gambar 6. Diagram Batang Angket Kontrol Minat Belajar Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa nilai yang tertinggi berada diantara interval 59-64 sebanyak 11 siswa atau 42% dan nilai yang terendah berada diantara interval 65-70 sebanyak 2 siswa atau 8% 4. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari didtribusi normal atau tidak. Uji statistic yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistic One-Sample

kolmogorov-Smirnov

Angket.

Dengan

bantuan

program SPSS 16 for windows. Data disebut normal jika taraf signifikan > 5%. Hasil penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut uji normalitas angket sebelum perlakuan

87

dan Angket setelah perlakuan masing-masing pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Angket Minat Siswa pada Pelajaran IPA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Angket SBLM P KK N Nor mal Mean Para Std. met Deviation ersa Mos t Absolute Extr eme Positive Diff eren Negative ces Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

SBLM P STLH P STLH KE KK P_KE

26

23

26

23

57.42

58.52

65.96

77.48

3.215

5.080

8.112

1.592

.121

.101

.249

.194

.121

.096

.249

.154

-.110

-.101

-.175

-.194

.617 .840

.485 .973

1.272 .079

.929 .354

Berdasarkan tabel 13 hasil uji normalitas minat belajar siswa pada pelajaran IPA pada tabel hasil uji normalitas angket sebelum perlakuan dan angket setelah perlakuan di atas, dapat diperoleh nilai parameter dan distribusi atau rerata angket adalah kelompok kontrol sebanyak 57,42 dan kelompok eksperimen sebanyak 58,52, nilai parameter dan distribusi atau rerata angket adalah

kelompok

kontrol

88

sebanyak

65,96

dan

kelompok

eksperimen senayak 77,83 dengan demikian dapat dinyatakan bawah data tersebut normal. 2. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Data Angket Sebelum Perlakuan Uji homogenitas bertujuan untuk melakukan penngujian atau kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampelsampel yang diambil dari populasi varian yang sama. Hasil penghitungan homogenitas data angket dapat dilihat pada tabel dibwah ini. Tabel 14. Hasil Homogenitas Data Angket Minat Belajar IPA Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic

df1

df2

Sig.

11.662

10

24

.000

Dari hasil homogenitas diketahui signifikansi sebesar 0,000. Karena lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data angket minat belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi dengan varian yang sama (homogen).

89

Tabel 15. Nilai F hitung Data Angket Minat Belajar IPA Anova Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

df

Mean Square

4132.115

21

196.767

684.342

24

28.514

4816.457

45

F

Sig. 4-

pp6.901

.000

Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifinkan sebasar 0,000 lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bawah data angket sebelum perlakuan minat belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari varian yang sama atau belum ada peningkatan dan diperoleh nilai F hitung 6,901 sedangkan F tabel diketahui 0,05 artinya nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel. b. Uji Homogenitas Data Angket Setelah Perlakuan Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data tersebut mempunyai varian yang sama atau berdeda. Hasil perhitungan pengujian homogenitas data angket dapat dilihat pada tabel berikut

90

Tabel 16. Hasil Homogenitas Data Angket Minat Belajar IPA Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic

.733

df1

df2

Sig.

4

16

.583

Hasil pengujian homogenitas di atas dapat diketahui sebesar 0.583. karena signifikasi lebih besar dari 0,05, makadapat diasumsikan bahwa data angket minat belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal populasi dengan varian yang sama (homogen) Tabel 17. Nilai F hitung Angket Minat Siswa Belajar IPA ANOVA Mean Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

Square

Df

240.475

6

40.079

1134.133

16

70.883

1374.609

22

F .565

Sig. .752

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifinkan sebasar 7,52 lebih kecil dari 0,05, maka

91

dapat dikatakan bawah data angket minat belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari varian yang sama atau belum ada peningkatan dan diperoleh nilai F hitung sebasar 5,65 sedangkan F tabel diketahui sebesar 0,05 artinya nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel.

c. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Golo. Untuk mengetahui pengaruh dari variasi media video ini peneliti mengadakan peneliti dua kelas yaitu kelas IVA dan kelas IVB di SD Negeri Golo. kelas IVB dijadikan sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran penggunaan variasi media video, sedangkan kelas IVA dijadikan sebagai kelompok kontrol yang mendapatkan perlakuan pembelajaran tidak menggunakan media video. Sebagai kelompok kontrol kelas IVA dijadikan sebagai perbandingan hasil minat belajar untuk mengetahui pembelajaran mana yang lebih efektif yang digunakan dalam mata pelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian pada setiap kelas adalah 3 kali pertemuan, pertemuan pertemuan pertama untuk melakukan

92

angket

sebelum

perlakuan,

pertemuan

ke

dua

untuk

pelaksanaan pembelajaran dan ketiga untuk melakukan angket. Penelitian diawali dengan memberikan angket baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk mengetahui hasil minat belajar awal dan diakhiri dengan memberikan angket setelah perlakuan pada kedua kelompok untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Pelaksanaan pembelajaran di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan oleh satu guru agar kedua kelompok mendapatkan pembelajaran dari guru yang sama. Instrumen soal minat hasil belajar IPA dan penggunaan media video yang digunakan untuk angket sebelum perlakuan dan angket setelah perlakuan sudah di validasi dan dinyatakan layak dengan revisi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. syarat untuk melakukan uji t adalah data harus mengikuti distribusi normal dengan varians yang sama (homogen). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh penelitian distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam pengujian ini dilakukan dengan kolmogorov-Smirnov SPSS 16 for. Berdasarkan uji homogenitas diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil angket pada kelompok

93

eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, dalam pembelajaran IPA tentang perpindahan energi panas dengan menggunakan media video adalah sebesar 77,47 sedangkan kelompok kontrol dalam pembelajaran IPA tentang perpindahan energi panas tanpa menggunakan media vodeo adalah sebesar 65,96 Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Golo. Penggunaan variasi media video pada mata pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas. Jika digunakan secara kontinyu maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini disebabkan karena penggunaan media video akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa.

d. Keterbatasan Penelitian Dalam

penelitian

yang

peneliti

lakukan

tentunya

mempunyai keterbatasan, diantaranya yaitu: 1. Peneliti tidak melakukan pengendalian terhadap faktor lain yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

94

2. Soal hasil minat belajar sebelum dan sesudah PBM dengan angket yang sama sehingga terjadi kemungkinan siswa masih mengingat butir soal pada saat angket 3. Pelaksanaan tahap demi tahap dalam pembelajaran media video membutuhkan waktu yang lama khususnya pada tahap pratikum siswa terlalu berantusias melakukan percobaan sehingga pelaksanaan pembelajaran melebihi alokasi waktu yang direncanakan. 4. Kondisi kelas yang sangat ramai ketika tahap pratikum sehingga peneliti harus membantu guru mengondisikan siswa agar suasana belajar menjadi konduktif.

95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan

analisis

penelitian

dan

pembahasan,

dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaru dari penggunaan variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Golo. Hal tersebut dapat dibuktikan analisis data, terhadap perbedaan mean yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dan kelompok control, dimana kelompok eksperimen memperoleh mean sebesar 77,47 sedangkan kelompok kontrol memperoleh mean sebesar 65,96 setelah dilakukan uji t, hasilnya menunjukkan nilai signifikan F hitung yang didapat sebesar 565 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan variasi media video memiliki pengaruh positif terhadap minat belajar IPA, dimana semakin sering digunakan media video maka minat belajar siswa semakin meningkat. Penggunaan variasi media video lebih baik disbanding tidak menggunakan media video. B. Implikasi 1. Bagi Guru Penggunaan variasi media video sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media video dapat membantu peran guru di dalam kelas. Media ini juga dapat menjadi sumber belajar bagi siswa. pengggunaannya pun mampu memusatkan perhatian siswa dan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran.

96

2. Bagi Siswa Digunakan variasi media video dalam pembelajaran, siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran, merasa senang selama proses pembelajaran, tugas yang diberikan oleh guru. C. Saran Video merupakan salah satu dari media pembelajaran. Penggunaan media sangat penting dalam proses pembelajaran karena media mampu menkonkretkan benda-benda abstrak. Penggunaan media juga mampu mengurangi kesalah pahaman antara guru dan siswa dalam penyampaian pesan. Berdasarkan hal tersebut, beberapa saran yang diberikan peneliti di antaranya dijelaskan di bawah ini. 1. Bagi Pihak Sekolah Hendaknya

memfasilitasi

guru

dalam

pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunaan variasi media video, baik sarana dan prasarana maupun penyediaan media yang lain selayaknya untuk digunakan. 2. Bagi Guru a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kreativitas dalam penggunakan

media

pembelajaran

sangat

pembelajaran, membantu

guru

karena

media

dalam

proses

menyampaikan materi. b. Dalam pembelajaran IPA lebih baik guru memberikan suatu objek yang menarik dalam suatu pembelajaran, agar

97

siswa tidak merasa jenuh dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran c. Penggunaan variasi media video sangat membantu dalam mencapai

tujuan

pembelajaran.

Media

video

dapat

membantu peran guru di dalam kelas. Media ini juga dapat menjadi sumber belajar bagi siswa. Pengggunaannya pun mampu memusatkan perhatian siswa dan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. 3. Bagi Siswa Digunakan variasi media video dalam pembelajaran, siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran, merasa senang selama proses pembelajaran, tugas yang diberikan oleh guru.

98

DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih, (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Rinika Cipta. Arief S. Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Abdul Wahid. (1998). Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azhar Arsyad, M.A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Basuki Wibawa. (1993). Media Pengajaran. Jakarta: Gava Media. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Emy Dwi Kurnia Sari. (2011). Tentang Pengaruh Media “Video” terhadap Pemahaman Menyimak Dongeng Siswa Kelas V SD Negeri Panembahan”. Skripsi program studi pendidikan. Giri Wiarto. (2016) Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: Hak Cipta Hendro Darmojo dan Deny Kaligis. (1993) Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud. didikan guru sekolah dasar, universitas negeri Yogyakarta. Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interatif-Inovatif. Yogyakarta: KAUKABA DIPANTARA. M. Ngalim Purwanto. (2002). Pskologi Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. IBRD: LOAN 3496-IND. Syaiful Bahri Djamarar. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta. Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rinika Cipta. Witherington, H. C. (1999). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.

99

Wasti Sumanto. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

100

LAMPIRAN

101

Lampiran 1. RPP Kelompok kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan

: SD Negeri Golo

Kelas/Semester

: IV/2

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Alokasi Waktu

: 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari B. Kompetensi Dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar sifat- sifatnya. C. INDIKATOR 8.1.1 Mendeskripsikan pengertian perpindahan energi panas. 8.1.2 Menyebutkan macam-macam sumber energy panas dan perpindahan energy panas. 8.1.3 Dapat memahami sifat energy panas dan perpindahan energy panas D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat memahami macam energy dan bentuk energy. 2.

Dapat mengetahui cara kerja energy pada suatu benda.

E. MATERI PEMBELAJARAN 1. a. Perpindahan Energi Panas

102

F. MODEL, METODE, DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN 1. Model Pembelajaran : EEK 2. Metode Pembelajaran

: Ceramah, Diskusi,Tanya jawab ,

Penugasan, Demontrasi 3. Pendekatan Pembelajaran : kontekstual G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dan mengucap

Waktu 5 menit

salam. 2. Guru mengajak siswa untuk berdoa 3. Guru mencek kehadiran siswa 4. Apersepsi “Anak-anak pernakah kalian menjemur pakaian dibawah terik matahari? Siswa “pernah Bu” Kalau begitu apa yang terjadi pada pakaian?siswa” kering Bu” Itu artinya hal ini di sebabkan oleh matahari yang memindahkan panasnya ke bumi secara radiasi. 5. Guru menggali informasi dari apersepsi 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Eksplorasi

55 menit

1. Guru menjelelaskan sedikit mengenai perpindahan energy panas 2. Guru memberikan contoh tentang perpindahan energy panas 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan

103

4. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab tentang materi perpindahan energi panas 5. Salah satu siswa diminta untuk mencoba menjawab pertanyaan 6. Guru membimbing siswa yang belum paham tentang perpindahan energi panas. Elaborasi 1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa. 2. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar kerja siswa yang berisi 5 pertanyaan mengenai perpindahan energy panas 3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi pada setiap kelompok Komfirmasi 1. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya di meja guru 2. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum di pahami oleh siswa Penutup

3. Siswa diminta untuk

Alokasi

menyimpulkan materi pelajaran.

Waktu

4. Guru memberikan soal evaluasi

5 menit

5. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

104

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Sumber Belajar : Tim Sains Quara IPA. Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4 Sekolah Dasar. Tutut M. Lestari 2. Media

: Variasi Media Video Perpindahan Energi Panas

I. PENILAIAN Indikator pencapaian kompetensi

Penilaian Teknik

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen Terlampir

Tes Tertulis

Pilihan Ganda

J. KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 Yogyakarta, 3 Mei 2016

Mengetahui Guru Kelas IV A Praktikkan,

Rohmadiati Lestari S. Pd

Etimar

NIP. 19671204 199903 2 002

NIM. 12108

105

Lampiran A. RINGKASAN MATERI a. Panas merupakan salah satu bentuk energi. Kita menghasilkan dan menggunakan energi panas setiap waktu tubuh kita menghasilkan panas agar dapat bekerja. Energi panas dapat berpindah yaitu : energi panas dari mata hari merambat melewati angkasa untuk mencapai bumi, namun merambat energi panas tidak terlihat. Energi panas dari mata hari sampai ke bumi dan mengenai tubuh kita sehingga tubuh kita dapat merasakan panas. Perpindahan panas secara hantaran (Konduksi)Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat dengan cara merambat. Perpindahan panas ini tidak ada bagian zat yang pindah. Contoh : 1. Panas dari api unggun dapat memanaskan besi,sehingga ujung besi yang dipegang menjadi panas

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5. 1. Tuliskan 5 perpindahan energi panas dengan teman kelompokmu No 1 2 3 4 5

Bentuk

106

Soal Evaluasi

Nama

:

Kelas

:

Berilah tanda silang ( x ) a, b, c, dan d dengan benar! 1. Energi panas berpindah dari…. a. Benda panas ke benda panas b. Benda panas ke benda dingin c. Benda dingain ke benda panas d. Benda hangat ke benda panas 2. Kegiatan di bawah ini yang menggunakan energi panas adalah…. 1) Menjemur ikan asin 2) Memasak makanan 3) Mendinginkan makanan 4) Merendam ikan asin a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 2 dan 4 3. Dua buah batu yang akan digesekkan akan menimbulkan… a. Abu c. Listrik b. Asap d. Panas 4. Kita dapat merasakan hangatnya api unggun yang berada di dekat kita karena terjadi perpindahan panas secara ….. a. Konveksi c. Kontraksi b. Konduksi d. Radiasi 5. Udara yang terkena panas akan…. a. Mengembang b. Menyusut

c. Tetap d. Ikut panas

6. Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada zat… a. Gas c. Padat b. Cair d. Gas dan Cair

107

7. Benda berikut bila didekatkan pada nyala lilin, yang paling cepat panas adalah a. Lidi b. Sedotan plastik c. Paku d. Pensil 8. Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas dengan cara radiasi adalah a. Anak ayam berkerumun di bawah lampu b. Paku dipanaskan memakai lilin c. Air mendidih pada panci di atas kompor d. Sendok dipanaskan di atas lilin 9. Alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas adalah .... a. Kipas c. Lampu b. Setrika d. Televise 10. Energi panas yang paling utama berasal dari .... a. Makanan c. Air b. Minyak bumi d. Matahari

B. Kunci Jawaban 1. D 2. A 3. D 4. D 5. D

6. B 7. A 8. D 9. B 10. D

108

C. Pedoman Penilaian 1. Penilaian Kognitif a. Produk Aspek Soal Evaluasi

Kriteria

Skor

Jika jawaban semua benar Jika jawaban benar 19 Jika jawaban benar 18 Jika jawaban benar 17 Jika jawaban benar 16 Jika jawaban benar 15 Jika jawaban benar 14 Jika jawaban benar 13 Jika jawaban benar 12 Jika jawaban benar 11 Jika jawaban benar 10 Jika jawaban benar 9 Jika jawaban benar 8 Jika jawaban benar 7 Jika jawaban benar 6 Jika jawaban benar 5 Jika jawaban benar 4 Jika jawaban benar 3

100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15

b. Prosees Aspek Nama Siswa

Skor 3

Keaktifan 2 1

3

Partisipasi 2 1

2. Penilaian Afektif No Aspek yang diamati 1 1

Kehadiran Dikelas

2

Mengerjakan PR pada pertemuan sebelumnya

109

Nilai

Kriteria 2 3

Nilai 4

3

Perhatian dalam belajar

4

Tanggung jawab

5

Kejujuran

6

Interaksi dengan guru

7

Teliti

8

Sistemati

9

Ketertiban

10

Komunikasi dengan kelompok

11

Semangat

12 13 14 15 16 17 18

Percaya diri Bekerja sama dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain Kerapian Membantu teman yang belum jelas Menghargai waktu Menghargai sikap patuh terhadap guru Sopan santun dalam berbicara Sopan dalam bertindak

19 20

Keterangan : Skor 1 = Kurang Skor 2 = Cukup Skor 3 = Baik Skor 4 = Sangat Baik 3. Penilaian psikomotorik No 1 2 3 4

Aspek yang diamati

Kriteria 1 2

Kemampuan berinteraksi sesama temantemannya Kemampuan berkomunikasi Kemampuan dalam menjawab dalam sebuah pertanyaan Kemampuan dalam bersosialisasi

110

Nilai 3

4

5 6 7 8 9 10 11 12 13

14

15 16 17

18

19 20

Kemampuan menghubungkan materi yang telah diajarkan dalam kehidupan nyata Membentuk pola hidup System nilai pedoman dan pegangan hidup Kemampuan penilaian dan menentukan sikap Kesedihan memperhatiakan dan perduli untuk ikut serta Kemampuan berhubungan dengan kesensitifan akan suatu peristiwa Kemampuan menilai hal-hal secara khas setelah menyadari adanya perbedaan Kemampuan diri dalam penempatan diri dalam gerakan rohani dan jasmani Menirukan perilaku/suri teladan cara mengucap salam yang baik, perilaku yang sopan didepan teman sebaya Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan kebiasaan mengucapkan salam, jabat tangan dan sebagainya Menghargai keputusan Berjabat tangan jika bertemu guru Kreatifitas, kemampuan berprilaku yang disesuaikan dengan sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misalnya : cara bergaul, cara menolong, teman yang membutuhkan. Gerakan kompleks, melakukan sikap moral cara membantu teman yang membutuhkan bantuan sikap yang menyenangkan, terampil Tidak mencontek sewaktu ujian Penyesuaian pola gerakan, menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar

Keterangan : Skor Skor Skor Skor 4. Lembar penilaian No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7

1 = Kuran 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Performan Kognitif psikomotor

111

Skor

Nilai

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

112

Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan

: SD Negeri Golo

Kelas/Semester

: IV/2

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Alokasi Waktu

: 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi 8.Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari B. Kompetensi Dasar 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar sifat- sifatnya. C. INDIKATOR 8.1.1 Mendeskripsikan pengertian perpindahan energi panas. 8.1.2 Menyebutkan sumber-sumber perpindahan energi panas pada suatu benda 8.1.3 Melakukan

praktikum sekaligus mengamati perpindahan energy

panas pada suatu benda dengan benar.

113

D. TUJUAN PEMBELAJARAN 3. Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru perpindahan

energy

panas,

siswa

dapat

memahami

mengenai tentang

perpindahan energy panas dengan benar 4.

Siswa langsung di bagi kelompok untuk melakukan tindakan praktikum dan di sertai benda yang telah di sediakan

5.

Melalui kegiatan kelompok siswa dapat mendeskripsikan hasil perpindahan energi panas dengan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN a. Perpindahan Energi Panas b. Pratikum F. MODEL, METODE, DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN 4. Model Pembelajaran : EEK 5. Metode Pembelajaran

: Ceramah, Diskusi,Tanya jawab ,

Penugasan, Demontrasi 6. Pendekatan Pembelajaran : kontekstual

114

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Awal

Deskripsi Kegiatan 7. Guru membuka pelajaran dan mengucap salam. 8. Guru mengajak siswa untuk berdoa 9. Guru mencek kehadiran siswa 10. Apersepsi “Anak-anak pernakah kalian menjemur pakaian dibawah terik matahari? Siswa “pernah Bu” Kalau begitu apa yang terjadi pada pakaian?siswa” kering Bu” Itu artinya hal ini di sebabkan oleh matahari yang memindahkan panasnya ke bumi secara radiasi. 11. Guru menggali informasi dari apersepsi 12. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

115

Waktu 5 menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi 7. Guru menjelelaskan sedikit mengenai perpindahan energi panas 8. Guru mengambil salah contoh tentang tentang perpindahan energi panas di serta dengan benda 9. Siswa melakukan pengamatan perpindahan pada energy panas (praktikum) 10. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan variasi media video tentang materi perpindahan energi panas 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan 12. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab tentang materi perpindahan energi panas 13. Salah satu siswa diminta untuk mencoba menjawab pertanyaan 14. Guru membimbing siswa yang belum paham tentang perpindahan energi panas. 15. Guru mengajak siswa untuk berkelompok Elaborasi 4. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdidri dari 5 atau 6 siswa. 5. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada setiap kelompok 6. Guru berkeliling memantau perkembangan belajar dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru 7. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan atau diskusi pada setiap kelompok 8. Siswa mengamati video yang ditayangkan oleh guru mengenai tentang perpindahan energy panas

116

5 menit

9. Siswa secara individu mengerjakan hasil pengamatan video yang telah ditayangkan oleh guru. Komfirmasi 6. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya di meja guru 7. Siswa bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum di pahami oleh siswa

Penutup

Alokasi Waktu 8. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi pelajaran. 9. Guru member soal evaluasi 10. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

5 menit

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN 3. Sumber Belajar : Tim Sains Quara IPA. Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4 Sekolah Dasar. Tutut M. Lestari 4. Media

: Variasi Media Video Perpindahan Energi Panas

117

I. PENILAIAN Indikator pencapaian kompetensi

Penilaian Bentuk Instrumen

Teknik

Tes Tertulis

Contoh Instrumen Terlampir

Pilihan Ganda

J. KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 Yogyakarta, 3 Mei 2016

Mengetahui Guru Kelas IV B

Praktikkan,

Joko Suyono S. Pd

Etimar

NIP.

NIM 12108249030

118

Lampiran 16. RINGKASAN MATERI b. Panas merupakan salah satu bentuk energi. Kita menghasilkan dan menggunakan energi panas setiap waktu tubuh kita menghasilkan panas agar dapat bekerja. Energi panas dapat berpindah yaitu : energi panas dari mata hari merambat melewati angkasa untuk mencapai bumi, namun merambat energi panas tidak terlihat. Energi panas dari mata hari sampai ke bumi dan mengenai tubuh kita sehingga tubuh kita dapat merasakan panas. Perpindahan panas secara hantaran (Konduksi)Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat dengan cara merambat. Perpindahan panasini tidak ada bagian zat yang pindah. Contoh : 2. Panas dari api unggun dapat memanaskan besi,sehingga ujung besi yang dipegang menjadi panas 17. Media 1. Pratikum

119

2. Video

LEMBAR KERJA SISWA 1. Tulislah hasil pengamatan kelompokmu terhadap perpindahan energi panas pada sebuah benda 2. Tulislah jawabanmu dibawah ini!

Soal Evaluasi

Nama

:

Kelas

:

Berilah tanda silang ( x ) a, b, c, dan d dengan benar! 11. Energi panas berpindah dari…. e. Benda panas ke benda panas f. Benda panas ke benda dingin g. Benda dingain ke benda panas h. Benda hangat ke benda panas 12. Kegiatan di bawah ini yang menggunakan energi panas adalah…. 5) Menjemur ikan asin 6) Memasak makanan 7) Mendinginkan makanan 8) Merendam ikan asin c. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 1 dan 3 d. 2 dan 4 13. Dua buah batu yang akan digesekkan akan menimbulkan… c. Abu c. Listrik d. Asap d. Panas

120

14. Kita dapat merasakan hangatnya api unggun yang berada di dekat kita karena terjadi perpindahan panas secara ….. c. Konveksi c. Kontraksi d. Konduksi d. Radiasi 15. Udara yang terkena panas akan…. c. Mengembang d. Menyusut

c. Tetap d. Ikut panas

16. Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada zat… c. Gas c. Padat d. Cair d. Gas dan Cair 17. Benda berikut bila didekatkan pada nyala lilin, yang paling cepat panas adalah e. Lidi f. Sedotan plastik g. Paku h. Pensil 18. Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas dengan cara radiasi adalah e. Anak ayam berkerumun di bawah lampu f. Paku dipanaskan memakai lilin g. Air mendidih pada panci di atas kompor h. Sendok dipanaskan di atas lilin 19. Alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas adalah .... c. Kipas c. Lampu d. Setrika d. Televise 20. Energi panas yang paling utama berasal dari .... c. Makanan c. Air d. Minyak bumi d. Matahari

121

3. Kunci Jawaban 1. D 2. A 3. D 4. D 5. D

6. B 7. A 8. D 9. B 10. D

6. Pedoman Penilaian Penilaian Kognitif c. Produk Aspek Soal Evaluasi

Kriteria Jika jawaban semua benar Jika jawaban benar 19 Jika jawaban benar 18 Jika jawaban benar 17 Jika jawaban benar 16 Jika jawaban benar 15 Jika jawaban benar 14 Jika jawaban benar 13 Jika jawaban benar 12 Jika jawaban benar 11 Jika jawaban benar 10 Jika jawaban benar 9 Jika jawaban benar 8 Jika jawaban benar 7 Jika jawaban benar 6 Jika jawaban benar 5 Jika jawaban benar 4 Jika jawaban benar 3

122

Skor 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15

d. Prosees Aspek Nama Siswa

Skor Keaktifan 3 2 1

3

Nilai

Partisipasi 2 1

5. Penilaian Afektif No

Aspek yang diamati 1

1

Kehadiran Dikelas

2 3

Mengerjakan PR pada pertemuan sebelumnya Perhatian dalam belajar

4

Tanggung jawab

5

Kejujuran

6

Interaksi dengan guru

7

Teliti

8

Sistemati

9

Ketertiban

10

Komunikasi dengan kelompok

11

Semangat

12 13 14 15 16 17 18

Percaya diri Bekerja sama dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain Kerapian Membantu teman yang belum jelas Menghargai waktu Menghargai sikap patuh terhadap guru

19

Sopan santun dalam berbicara

20

Sopan dalam bertindak

123

Kriteria 2 3

Nilai 4

Keterangan : Skor 1 = Kurang Skor 2 = Cukup Skor 3 = Baik Skor 4 = Sangat Baik 6. Penilaian psikomotorik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

14

15 16 17

18

19 20

Aspek yang diamati

Kriteria 1 2

Kemampuan berinteraksi sesama teman-temannya Kemampuan berkomunikasi Kemampuan dalam menjawab dalam sebuah pertanyaan Kemampuan dalam bersosialisasi Kemampuan menghubungkan materi yang telah diajarkan dalam kehidupan nyata Membentuk pola hidup System nilai pedoman dan pegangan hidup Kemampuan penilaian dan menentukan sikap Kesedihan memperhatiakan dan perduli untuk ikut serta Kemampuan berhubungan dengan kesensitifan akan suatu peristiwa Kemampuan menilai hal-hal secara khas setelah menyadari adanya perbedaan Kemampuan diri dalam penempatan diri dalam gerakan rohani dan jasmani Menirukan perilaku/suri teladan cara mengucap salam yang baik, perilaku yang sopan didepan teman sebaya Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan kebiasaan mengucapkan salam, jabat tangan dan sebagainya Menghargai keputusan Berjabat tangan jika bertemu guru Kreatifitas, kemampuan berprilaku yang disesuaikan dengan sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misalnya : cara bergaul, cara menolong, teman yang membutuhkan. Gerakan kompleks, melakukan sikap moral cara membantu teman yang membutuhkan bantuan sikap yang menyenangkan, terampil Tidak mencontek sewaktu ujian Penyesuaian pola gerakan, menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar

124

Nilai 3

4

Keterangan : Skor 1 = Kuran Skor 2 = Cukup Skor 3 = Baik Skor 4 = Sangat Baik 7. Lembar penilaian No Nama Performan Siswa Kognitif psikomotor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

125

Skor

Nilai

Lampiran 3. Aangket Minat Belajar Siswa Angket Minat Belajar Siswa

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan tertutup yang harus Anda jawab. Terdapat pilihan jawaban dengan kriteria penilaian sebagai berikt: 1. Selalu = SL 2. Sering = SR 3. Kadang-kadang = KK 4. Tidak Pernah = TP Berikan tanda check list ( ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda! No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pertanyaan

Skor Penilaian SL SR KK

Saya memperhatikan guru pada saat pelajaran Saya memperhatikan saat guru member intruksi tugas kelompok. Saya memperhatikan contoh soal yang diberikan oleh guru dipapan tulis. Saya senang belajar IPA, karena video yang ditampilkan guru sesuai dengan materi yang disampaikan. Saya semangat belajar, karena guru menggunakan video Saya senang apabilah guru menyuruh mengulang pelajaran yang telah disampaikannya Saya suka belajar IPA saya mempersiapkan peralatan belajar sebelum pelajaran dimulai Saya suka mengerjakan tugas dari guru. Saya senang mempelajari pelajaran IPA, karna sesuai dengan materi yang diajarkan. Saya belajar dengan sunggu-sunggu. Saya memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Saya mengikuti pelajaran IPA tanpa ada paksaan dari guru. Saya aktif dalam mata pelajaran IPA. Saya mengumpulkan tugas pada mata pelajaran IPA dengan rapi dan tepat waktu Jika ada teman yang malas belajar mata pelajaran IPA, maka saya mengajak dia untuk belajar bersama-sama Saya mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu Saya selalu memberi dorongan pada teman agar gemar belajar IPA. Saya aktif mengikuti pelajaran IPA, karena guru menggunakan video yang bervariasi Saya melakukan kegiatan di sekolah yang diberikan oleh guru dengan senang hati

126

TP

Lampiran 4. Hasil Sebelum Angket Minat Belajar Kelas Kontrol HASIL ANGKET MINAT BELAJAR SEBELUM PBM KELAS KONTROL NO

KELAS

NO ITEM ANGKET MINAT BELAJAR

IS

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

SKOR

VD

4

3

4

3

3

3

3

4

3

4

4

4

2

2

4

3

4

4

2

4

67

2

FA

4

4

4

2

2

3

4

2

2

4

4

3

4

3

2

2

3

2

2

3

59

3

SDE

2

3

4

2

2

4

2

4

2

4

2

4

3

3

4

3

4

4

2

4

62

4

IYE

2

4

2

4

3

3

2

3

4

2

2

4

3

2

2

2

3

2

4

3

56

5

RDKN

4

2

2

3

3

4

3

2

2

2

2

2

4

3

2

2

4

3

3

4

56

6

EDH

4

4

3

2

2

3

2

4

2

3

2

3

2

3

2

3

3

3

4

4

58

7

RST

4

3

4

2

3

4

2

3

3

4

3

4

3

2

3

4

2

4

4

61

8

NHI

4

2

4

3

2

3

2

2

2

4

3

2

2

3

3

2

2

4

3

4

56

9

RAI

4

2

2

3

2

2

2

4

2

2

2

2

3

4

3

2

3

3

2

3

52

10

SDP

3

4

2

2

4

4

2

2

2

4

2

2

2

2

4

4

2

4

2

4

57

11

AN

4

2

4

2

2

4

2

2

4

3

4

3

3

4

2

3

2

4

2

3

59

12

SWS

4

4

2

2

3

2

3

2

3

4

2

4

2

3

2

4

2

3

3

4

58

AT

3

4

2

3

4

2

2

3

3

2

3

2

3

2

4

3

4

3

2

2

56

NI

4

2

4

3

3

2

4

2

2

3

4

4

2

3

2

3

2

2

3

4

58

15

ANP

4

2

2

2

3

4

3

2

2

4

2

2

2

4

2

4

2

4

3

2

55

16

CLS

3

2

4

2

2

3

2

4

2

2

4

3

2

3

3

3

3

2

2

4

55

17

MDHY

4

2

4

4

2

4

2

3

4

2

2

2

2

2

4

3

4

2

4 60

18

NRJ

4

2

2

2

2

3

3

4

2

3

2

3

4

2

2

3

4

2

2

3

54

19

RW

2

3

2

4

2

2

2

2

3

4

2

2

3

2

3

2

3

2

2

4

51

20

MFPC

4

2

4

3

2

4

3

2

4

2

2

4

2

4

2

3

4

3

3

2

59

21

DK

2

3

2

3

2

3

2

2

3

4

2

4

2

4

3

4

2

3

2

4

56

22

IM

4

2

4

2

4

4

2

2

4

2

4

3

2

2

2

4

3

2

2

3

57

23

DPK

3

4

2

2

2

3

2

3

4

2

2

4

2

3

4

2

2

3

2

4

55

24

WER

3

4

2

4

2

2

3

2

2

4

2

2

4

3

3

3

4

3

4

2

58

25

NAN

4

4

2

3

3

2

2

4

4

4

3

3

3

4

2

2

2

3

3

3

60

26

ADS

4

2

4

2

3

3

2

4

2

4

2

4

3

3

2

2

3

2

3

4

58

87

76

76

71

66

79

65

72

72

81

69

78

70

76

70

74

78

74

70

89

1493

14

IV A

8

1

13

JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

MEAN

57.42307692

MEDIAN

57.5

MAXIMUM

67

MINIMUM

51

N

26

127

Lampiran 5. Hasil Sebelum Angket Minat Belajar Kelas Eksperimen HASIL ANGKET MINAT BELAJAR SEBELUM PBM KELAS EKSPERIMEN

NO

KELAS

NO ITEM ANGKET MINAT BELAJAR

IS

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

SKOR

LND

3

4

4

1

2

3

1

4

2

4

3

3

4

3

4

2

1

1

3

4

56

2

DAB

3

4

4

3

4

3

1

3

2

3

3

3

3

3

2

2

2

3

4

4

59

3

TND

3

4

4

1

2

3

4

4

4

4

4

4

2

4

3

3

2

4

3

4

66

4

DAP

4

4

4

4

1

3

2

2

4

4

4

3

4

3

3

4

4

3

4

3

67

5

MIAAS

3

4

3

4

4

4

3

4

3

2

3

3

2

2

2

4

2

2

2

4

60

6

FDA

4

4

4

1

1

2

3

4

4

3

4

4

2

2

4

2

3

2

4

4

61

7

FJ

4

3

4

1

2

2

1

3

4

3

3

3

3

4

2

3

2

4

2

4

57

8

CJ

3

4

3

1

1

2

1

4

3

3

4

3

3

3

2

3

2

1

3

4

53

9

RN

4

3

4

1

1

2

1

3

4

3

3

2

4

3

3

3

3

3

2

4

56

10

MI

4

3

3

1

1

2

1

3

4

3

4

2

2

3

3

2

3

4

3

4

55

11

NEN

3

4

3

1

1

2

1

4

3

3

4

3

3

3

3

2

3

3

1

4

54

IV B

8

1

12

1

2

3

4

5

6

7

MF

2

3

3

1

1

2

3

3

3

2

2

2

2

2

1

1

2

4

3

4

46

13

ANW

4

4

4

1

1

2

2

4

4

4

2

2

3

4

2

3

4

4

4

4

62

14

GW

2

3

3

2

2

3

2

4

3

2

2

2

4

2

2

2

2

2

4

4

52

15

LO

3

3

4

2

1

4

3

2

3

2

3

3

3

3

3

2

2

4

3

4

57

16

DAP

2

4

4

3

4

2

4

3

4

3

2

3

4

2

3

2

4

2

4

4

63

17

LAA

4

2

4

1

1

4

1

4

4

2

4

2

4

4

2

1

3

2

4

3

56

18

FDH

4

4

4

1

2

3

4

3

4

4

3

4

4

3

4

2

3

3

3

4

66

19

DAJ

3

4

2

2

1

2

1

3

4

3

3

2

3

2

3

3

3

3

4

4

55

20

NNZG

4

4

1

1

4

1

4

4

2

4

2

4

2

4

2

4

2

4

1

4

58

21

ASV

4

4

4

2

1

4

1

4

2

4

2

2

4

4

4

2

3

3

4

4

62

22

ALR

4

4

4

1

1

3

2

4

4

3

4

3

3

4

4

3

2

3

2

4

62

23

DNS JUMLAH

4

2

4

4

4

2

3

1

3

3

4

4

2

3

3

4

4

2

3

4

63

78

82

81

40

43

60

49

77

77

71

72

66

70

70

64

59

61

66

70

90

1346

MEAN

58.52173913

MEDIAN

58

MAXIMUM

67

MINIMUM

46

N

23

128

Lampiran 6. Hasil Setelah Angket Minat Belajar Kelas Kontrol HASIL ANGKET MINAT BELAJAR SETELAH PBM KELAS KONTROL

NO

KELAS

IS

NO ITEM ANGKET MINAT BELAJAR 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

SKOR

VD

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

78

2

FA

4

2

4

3

3

3

3

3

4

4

3

3

2

3

3

4

3

3

3

4

64

3

SDE

4

4

4

3

2

3

2

2

4

4

3

2

4

4

3

4

3

3

2

4

64

4

IYE

2

4

2

4

3

3

4

3

4

2

4

3

3

2

4

2

3

4

3

3

62

5

RDKN

4

4

4

4

3

3

2

4

4

4

4

3

3

4

4

3

2

3

3

4

69

6

EDH

4

4

4

3

4

3

4

3

2

3

3

3

3

4

3

2

3

3

2

3

63

7

RST

4

4

3

4

4

4

3

4

4

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

4

76

8

NHI

4

3

4

3

3

3

4

2

4

3

3

2

4

3

3

2

3

4

3

4

64

1

RAI

4

4

2

4

2

2

2

4

2

4

2

3

3

4

2

2

2

3

3

3

57

SDP

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

4

4

4

4

78

11

AN

4

4

3

2

2

4

2

3

4

3

4

3

2

4

2

3

2

4

2

4

61

12

SWS

4

2

4

4

3

3

4

2

4

2

2

4

4

2

4

4

4

3

2

3

64

13

AT

4

4

4

2

2

3

3

4

2

4

4

3

3

2

4

2

4

2

4

4

64

NI

3

4

2

3

3

2

4

3

2

3

3

3

3

3

4

2

3

3

2

4

59

15

ANP

4

3

2

4

3

4

3

4

2

4

2

2

4

3

3

4

2

3

3

4

63

16

CLS

4

2

3

2

2

3

2

4

2

3

4

3

4

3

2

4

2

3

3

3

58

17

MDHY

4

4

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

78

18

NRJ

4

4

4

4

3

4

3

4

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

76

19

RW

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

3

4

4

4

3

4

4

4

3

4

75

20

MFPC

4

2

2

4

2

4

2

3

2

4

2

4

2

3

4

2

2

3

3

4

58

21

DK

4

2

4

2

3

2

2

2

4

2

4

2

2

4

2

4

3

4

2

4

58

22

IM

3

4

2

3

1

2

4

2

3

4

2

2

4

3

4

2

2

3

4

2

56

23

DPK

4

2

3

3

2

3

2

1

3

3

2

2

2

4

2

3

3

2

4

3

53

24

WER

4

4

4

4

4

3

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

78

25

NAN

3

4

4

3

4

3

3

4

2

3

4

1

3

4

2

2

4

3

4

3

63

26

ADS

4

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

3

4

76

99

90

87

87

76

83

81

84

85

90

86

78

86

90

84

82

82

88

82

95

1715

14

IV A

9 10

JUMLAH MEAN

65.96153846

MEDIAN

64

MAXIMUM

78

MINIMUM

53

N

26

129

Lampiran 7. Hasil Setelah Angket Minat Belajar Kelas Eksperimen HASIL ANGKET MINAT BELAJAR SETELAH PBM KELAS EKSPERIMEN

NO

KELAS

NO ITEM ANGKET MINAT BELAJAR

IS 2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

SKOR

LND

4

4

4

4

4

3

4

3

4

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

76

2

DAB

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

3

4

3

4

3

4

4

3

74

3

TND

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

3

4

4

3

4

76

4

DAP

4

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

78

5

MIAAS

4

4

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

77

6

FDA

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

76

7

FJ

4

4

4

4

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

78

8

CJSB

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

78

9

RN

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

80

10

MI

4

3

4

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

77

11

NEN

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

78

MF

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

78

13

ANW

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

78

14

GW

4

4

4

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

78

15

LO

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

4

76

16

DAP

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

3

4

4

4

4

4

77

17

LAA

4

4

4

4

4

4

3

4

4

3

4

3

4

4

3

4

4

4

4

3

75

18

FDH

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

80

19

DAJ

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

79

20

NNZG

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

79

21

ASV

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

80

22

ALR

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

78

23

DNS

4

4

4

4

3

4

4

3

4

3

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

76

91

90

87

88

90

88

87

90

89

87

91

86

90

92

88

90

88

91

90

89

1782

12

IV B

1 1

JUMLAH MEAN

77.47826087

MEDIAN

78

MAXIMUM

80

MINIMUM

74

N

23

130

Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPA Sebelum dan Setelah Statistics

Setelah t_KE N

Valid

Setelah _KK 23

26

3

0

Mean

77.48

65.96

Median

78.00

64.00

Std. Deviation

1.592

8.112

Variance

2.534

65.798

6

25

74

53

Missing

Range Minimum Maximum Sum

80

78

1782

1715

Setelah Kelompok Eksperimen Cumulative Frequency Valid

Total

Valid Percent

Percent

74

1

3.8

4.3

4.3

75

1

3.8

4.3

8.7

76

5

19.2

21.7

30.4

77

3

11.5

13.0

43.5

78

8

30.8

34.8

78.3

79

2

7.7

8.7

87.0

80

3

11.5

13.0

100.0

23

88.5

100.0

3

11.5

26

100.0

Total Missing

Percent

System

131

Setelah Kelompok Kontrol

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 53

1

3.8

3.8

3.8

56

1

3.8

3.8

7.7

57

1

3.8

3.8

11.5

58

3

11.5

11.5

23.1

59

1

3.8

3.8

26.9

61

1

3.8

3.8

30.8

62

1

3.8

3.8

34.6

63

3

11.5

11.5

46.2

64

5

19.2

19.2

65.4

69

1

3.8

3.8

69.2

75

1

3.8

3.8

73.1

76

3

11.5

11.5

84.6

78

4

15.4

15.4

100.0

26

100.0

100.0

Total

N

Kelompok

Kelompok

kontrol

eksperimen

Valid

26

23

Missing

18

21

Mean

57.42

58.52

Median

57.50

58.00

56a

56a

3.215

5.080

10.334

25.806

Range

16

21

Minimum

51

46

Maximum

67

67

1493

1346

Mode Std. Deviation Variance

Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

132

Sebelum kontrol

Frequency Valid

51

Cumulative Percent

1

2.3

3.8

52

1

2.3

3.8

7.7

54

1

2.3

3.8

11.5

55

3

6.8

11.5

23.1

56

5

11.4

19.2

42.3

57

2

4.5

7.7

50.0

58

5

11.4

19.2

69.2

59

3

6.8

11.5

80.8

60

2

4.5

7.7

88.5

61

1

2.3

3.8

92.3

62

1

2.3

3.8

96.2

67

1

2.3

3.8

100.0

26

59.1

100.0

18

40.9

44

100.0

Total Missing

Valid Percent

Percent

System

Total

3.8

Sebelum eksperimen Frequency Valid

Total

Valid Percent

Cumulative Percent

46

1

2.3

4.3

4.3

52

1

2.3

4.3

8.7

53

1

2.3

4.3

13.0

54

1

2.3

4.3

17.4

55

2

4.5

8.7

26.1

56

3

6.8

13.0

39.1

57

2

4.5

8.7

47.8

58

1

2.3

4.3

52.2

59

1

2.3

4.3

56.5

60

1

2.3

4.3

60.9

61

1

2.3

4.3

65.2

62

3

6.8

13.0

78.3

63

2

4.5

8.7

87.0

66

2

4.5

8.7

95.7

67

1

2.3

4.3

100.0

23

52.3

100.0

21

47.7

44

100.0

Total Missing

Percent

System

133

Uji normalitas sebelum dan setelah One-Sample Kolmogorov-Smirnov angket Sebelum t_KK N Normal Parameters

Sebelum _KE

Setelah _KK

Setelah t_KE

26

23

26

23

Mean

57.42

58.52

65.96

77.48

Std. Deviation

3.215

5.080

8.112

1.592

a

Most

Absolute

.121

.101

.249

.194

Extreme

Positive

.121

.096

.249

.154

Negative

-.110

-.101

-.175

-.194

Kolmogorov-Smirnov Z

.617

.485

1.272

.929

Asymp. Sig. (2-tailed)

.840

.973

.079

.354

Differences

a. angket distribution is Normal.

Uji homogenitas Test of Homogeneity of Variances

Sebelum kelompok kontrol Levene Statistic

df1

df2

11.662

10

Sig. 24

.000

ANOVA Sebelum kelompok control Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

Df

Mean Square

4132.115

21

196.767

684.342

24

28.514

4816.457

45

134

F

Sig. 6.901

.000

Angket of Homogeneity of Variances Setelah kelompok kontrol Levene Statistic

df1

df2

.733

4

Sig. 16

.583

ANOVA Setelah kelompok kontrol Sum of Squares Between Groups

Df

Mean Square

240.475

6

40.079

Within Groups

1134.133

16

70.883

Total

1374.609

22

F

Sig. .565

.752

UJI t Independent Samples angket POSTTEST Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances

F

Equal variances not assumed

45.223

Sig.

.000

t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference

135

-6.688

-7.087

47

27.165

.000

.000

-11.517

-11.517

1.722

1.625

Lower

-14.981

-14.850

Upper

-8.053

-8.183

Lampiran 9. Observasi Pembelajaran IPA pada Pertemuan Pertama dank ke dua Tabel 9. Hasil Observasi Pembelajaran IPA pada Pertemuan Pertama

N o 1

Indikator

Aspek yang diamati

Menarik perhatian, minat dan pikiran siswa.

Pada saat pelajaran berlangsung, siswa merasa senang ketika menggunakan media video dan meningkatkan minat berpikir cemerlang ketika menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada saat pembelajaran, siswa merasa senang ketika menggunakan media konkrit dan meniru dari media video tentang materi perpindahan energi panas. Media video sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perpindahan Semua siswa dapat aktif ketika media video digunakan dan bisa menjawab tugas kelompok. Siswa yang kurang yang terlibat dalam mengerjakan tugas

2

Kesesuaian dengan materi

3

Interaktif

4

Kemampuan mempermuda h pemahaman siswa

Keterlaksa naan Ya Tida k

-Siswa kelihatan senang Baik dan memuaskan



-

Baik dan memuaskan



-



-

Baik dan rencana

sesuai

Masih ada siswa yang tidak aktif √

-



-



-

Siswa dapat menyelesaikan contoh

136

Komentar

Masih ada siswa yang belum aktif dalam mengerjakan tugas kelompok Baik dan memuaskan

Tabel 10. Hasil Observasi Pembelajaran IPA pada Pertemuan ke dua

No 1

Indikator Menarik perhatian, minat dan pikiran siswa.

2

Kesesuaian dengan materi

3

Interaktif

Aspek yang diamati Pada saat pelajaran berlangsung, siswa merasa senang ketika menggunakan media video dan meningkatkan minat berpikir cemerlang ketika menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada saat pembelajaran, siswa merasa senang ketika menggunakan media konkrit dan meniru dari media video tentang materi perpindahan energi panas. Media video sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perpindahan Semua siswa dapat aktif ketika media video digunakan dan bisa menjawab tugas kelompok. Siswa yang kurang yang terlibat dalam mengerjakan tugas

Keterlaksa naan Ya Tidak



-



-

√ 4

Kemampuan mempermud ah pemahaman siswa

137

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

Baik memuaskan

dan

-

-

Siswa dapat menyelesaikan contoh √

Baik memuaskan

-





Komentar

-

Lampiran 10. lembar instrument observasi penggunaan variasi medis video pertemuan pertama dank ke dua LEMBAR INSTRUMEN OBSERVASI PENGGUNAAN VARIASI MEDIA VIDEO

No 1

Hari

: Selasa

Tanggal

: 2 April 2016

Pertemuan

:I

Indikator Menarik perhatian, minat dan pikiran siswa.

Aspek yang diamati 1.

Pada saat pelajaran berlangsung, siswa merasa senang ketika menggunakan media video dan meningkatkan minat berpikir cemerlang ketika menyelesaikan tugas yang diberikan.

2.

Pada saat pembelajaran, siswa merasa senang ketika menggunakan media konkrit dan meniru dari media video tentang materi perpindahan energi panas. Media video sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perpindahan Semua siswa dapat aktif ketika media video digunakan dan bisa menjawab tugas kelompok.

2

Kesesuaian dengan materi

3.

3

Interaktif

4.

4

Kemampuan mempermudah pemahaman siswa

5.

Siswa yang kurang yang terlibat dalam mengerjakan tugas

6.

Siswa dapat menyelesaikan contoh

138

Keterlaksanaan Ya Tidak

Komentar

LEMBAR INSTRUMEN OBSERVASI PENGGUNAAN VARIASI MEDIA VIDEO

No 1

Hari

: Selasa

Tanggal

: 9 April 2016

Pertemuan

: II

Indikator Menarik perhatian, minat dan pikiran siswa.

Aspek yang diamati 1.

Pada saat pelajaran berlangsung, siswa merasa senang ketika menggunakan media video dan meningkatkan minat berpikir cemerlang ketika menyelesaikan tugas yang diberikan.

2.

Pada saat pembelajaran, siswa merasa senang ketika menggunakan media konkrit dan meniru dari media video tentang materi perpindahan energi panas. Media video sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perpindahan Semua siswa dapat aktif ketika media video digunakan dan bisa menjawab tugas kelompok.

2

Kesesuaian dengan materi

3.

3

Interaktif

4.

4

Kemampuan mempermudah pemahaman siswa

5.

Siswa yang kurang yang terlibat dalam mengerjakan tugas

6.

Siswa dapat menyelesaikan contoh

139

Keterlaksanaan Ya Tidak

Komentar

Lampiran 11. Dokumen Pembelajaran Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Gambar 6. Siswa Kelas IVA dan IVB Sedang Mengerjakan sebelum soal Angket

Gambar 7. Siswa Kelas IVA dan IVB Sedang Mengerjakan setelah soal Angket

140

Lampiran 11. Penggunaan Variasi Media Video Pelajaran IPA

Gambar 8.Pratikum Materi Energi Panas (IPA) Kelas IVB

/

141

Gambar 9. Penggunaan Variasi Media Video Tentang Energi Panas (IPA)

142

143

144

145

146