Pengelolaan Kas yang Efektif pada Organisasi Nirlaba Ari Khusuma
Sumber : http://www.quantico.usmc-mccs.org
Organisasi nirlaba merupakan organisasi non profit yang berfokus untuk mendukung suatu isu atau topik yang dinilai menarik perhatian publik. Organisasi ini bertujuan untuk mengusung ide atau tujuan yang tidak bersifat komersil demi kepentingan keuntungan atau mencari laba. Kita ketahui bahwa organisasi nirlaba mempunyai sifat khusus dibandingkan organisasi bisnis yaitu mewujudkan perubahan pada individu dan kelompok masyarakat. Dalam pelaksanaannya, organisasi nirlaba tidak memiliki laporan laba rugi dan tidak memiliki laporan perubahan ekuitas sebagaimana organisasi bisnis. Hal ini dikarenakan organisasi nirlaba tidak dimiliki oleh entitas manapun dan laporan yang disajikan dianalogikan sebagai laporan aktivitas yang dikelola organisasi.
Secara garis besar, laporan keuangan dalam suatu organisasi nirlaba meliputi; laporan keuangan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dalam suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Kas merupakan komponen utama dalam berjalannya suatu organisasi nirlaba. Melalui kas, dana mengalir masuk menjadi sumber daya organisasi dan mengalir keluar sebagai biaya. Terkadang aliran dana yang masuk tidak sepenuhnya sesuai dengan aliran dana yang keluar. Oleh karena itu, pengelolaan kas menjadi perhatian serius dalam pengelolaan keuangan organisasi. Pengelolaan uang kas dimulai sejak proses perencanaan, penerimaan uang, pengeluaran uang, pengendalian atau kontrol arus uang masuk dan keluar, serta pelaporan penggunaan uang kas. Tujuan utama dari pengelolaan kas adalah menjamin tersedianya dana tunai pada saat yang diperlukan. Sehingga dapat mendukung kegiatan organisasi
secara tidak langsung dengan menyediakan kebutuhan uang sesuai dengan yang dianggarkan pada saat diperlukan. Pengelolaan kas dalam suatu organisasi nirlaba biasanya dalam bentuk uang tunai, dana tersimpan dalam brankas, dan dana organisasi yang tersimpan di bank. Pengelolaan ini terbatas pada penerimaan dan pengeluaran dalam satu periode sesuai dengan perencanaan anggaran. Sehingga penting untuk dilakukan pembuatan estimasi (proyeksi) arus kas masuk dan keluar secara periodik, baik itu setahun, semester, triwulan bahkan bulanan.
Gambar 1. Proyeksi Kas dan Antisipasinya 2
Adapun manfaat dari pembuatan estimasi (proyeksi) arus kas masuk dan keluar, antara lain : 1. Dapat memberikan peringatan bagi pengurus organisasi terhadap kemungkinan kehabisan kas sehingga memperkecil kemungkinan terhambatnya kegiatan
organisasi. Pengurus dapat mengambil keputusan untuk menunda pengeluaran lain yang dinilai bukan prioritas utama. 2. Dapat memberikan informasi mengenai kelebihan dana kas, dimana informasi ini dapat digunakan untuk investasi jangka pendek guna pemanfaatan dana berlebih atau untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan yang tertunda.
Sumber : https://spielraum.xing.com
Tidak semua orang mampu memahami pengelolaan kas yang efektif dalam suatu organisasi nirlaba. Dalam pengelolaan kas organisasi, kita dituntut untuk tidak hanya sekedar mahir dalam teknis pengelolaan keuangan, tetapi juga kemampuan membaca situasi dan keahlian manajerial pada arus kas. Berikut beberapa tips atau cara pengelolaan kas yang efektif untuk organisasi nirlaba : 1. Penyusunan Anggaran Arus Kas Anggaran arus kas dan pembaruan kondisi keuangan sangat membantu memastikan bahwa organisasi nirlaba dapat membayar berbagai pengeluaran. Sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengelola pendapatan dan pengeluaran secara efisien. 2. Kolaborasi Dalam pengelolaan kas, kolaborasi antar staf dinilai sebagai faktor utama dari manajemen kas yang dapat mempengaruhi manajemen organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya kolaborasi, kita dapat memperhatikan keterlibatan
seluruh pihak dalam organisasi berdasarkan kepentingan dan tingkatan prioritas, stake holder, board, anggota, konstituen, manajemen, staf, dan komunitas melalui pertukaran informasi, pendapat dan berbagai pertimbangan dari pihak organisiasi sehingga dapat memberikan hasil yang efektif. 3. Fleksibiltas dan Kepekaan Dalam pengelolaan kas, feksibilitas dan kepekaan dinilai sebagai suatu kemampuan dan mekanisme untuk dapat beradapatasi dan mengantisipasi berbagai perubahan kondisi/situasi, serta menciptakan berbagai alternatif dan inovasi. Dengan adanya fleksibilitas dalam pengelolaan kas, organisasi nirlaba dapat menyesuaikan kondisi keuangan dengan perubahan yang terjadi, untuk menekan atau menghindari berbagai kemungkinan atau risiko, dan melihat adanya peluang di masa yang akan datang. 4. Informasi dan Pengetahuan Dengan informasi dan pengetahuan yang memadai, serta kecakapan para pengelola keuangan dan sistem kebijakan yang terintegrasi, dapat menjamin peningkatan keterampilan operasional yang menunjang pada peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan kas. Transfer informasi dan pengetahuan ini dapat diberikan melalui jasa konsultan untuk memberikan gambaran dan langkah yang tepat dalam pengelolaan kas organisasi. Keberhasilan pengelolaan kas tidak terlepas dari adanya perencanaan dan penganggaran yang matang sehingga tujuan dapat tercapai. Dengan adanya pengelolaan kas yang baik, kita dapat menyajikan informasi kepada penyedia sumber daya (donatur) mapun pada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan untuk pengalokasian sumber daya kepada organisasi nirlaba. REFERENSI : 1.
Ikatan Akuntan Indonesia (2010). PSAK 45: Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
2.
Pahala Nainggolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta: Yayasan IntegrasiEdukasi.
3.
Webadmin (2016). Manajemen Keuangan LSM pada website www.keuanganlsm.com