Pengembangan Karakter Disiplin pada Pembelajaran PKn kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo-Kabupaten Lumajang.
Novianto Putra Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No 5 Malang Email:
[email protected]
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk: (1) pembelajaran PKn dalam mengembangkan karakter disiplin siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo, (2) perkembangan karakter disiplin siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo, (3) kendala pengintegrasian pendidikan karakter dalam membentuk sikap disiplin siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kata Kunci: pendidikan karakter, karakter disiplin, mata pelajaran PKn. Abstract: This study aims to: (1) Civic learning in developing discipline character for student in the 11th Grade SMA Negeri 1 Pronojiwo, (2) the development of discipline character for student in the 11th Grade SMA Negeri 1 Pronojiwo, (3) the obstacle in integrating character education in creating discipline attitude for student in the 11th Grade SMA Negeri 1 Pronojiwo. Data collection techniques used in this study is the observation, interviews, and documentation. While data analysis techniques used in this study are data reduction, display data, and conclusion. Keywords: character education, discipline character, Civic subject.
PENDAHULUAN Era globalisasi pendidikan merupakan hal yang pokok dan menentukan, terlebih pendidikan yang berkualitas. Sebab pendidikan merupakan pintu dari semua ilmu pengetahuan dan teknologi. pendidikan di Indonesia memiliki peran bagi bangsa untuk mewujudkan tujuan yang dirumuskan, mencerdaskan kehidupan bangsa terdapat dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan merupakan salah satu tujuan dari bangsa Indonesia.
Pendidikan, sebagai usaha sadar yang diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tentu tidak dapat dilepas sedikitpun dari karakter yang diharapkan pemerintah. Bahkan semestinya penentuan akan keberhasilan suatu pembelajaran dalam pendidikan pada materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan tidak dapat dilepas dari nilai moral,etika yang didapat oleh anak didik ketika telah menyelesaikan suatu pembelajaran dari materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran materi apapun dalam Pendidikan Kewarganegaraan harus mengikuti nilai-nilai moral dan etika yang secara tidak langsung diharapkan memiliki dampak positif terhadap perilaku siswa sesuai dengan karakter bangsa Pembangunan karakter jauh lebih sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama, dibandingkan dengan pembangunan bangsa, seperti halnya SMA Negeri 1 Pronojiwo kabupaten Lumajang sebagai salah satu sekolah yang memiliki visi-misi berdaya saing global. Berdasarkan wawancara dari guru PKn di SMA Negeri 1 Pronojiwo, budaya karakter bangsa yang positif tidak mungkin dapat terjadi secara maksimal hanya dengan pembelajaran PKn disekolah, namun membutuhkan banyak aspek yang harus mendukung, misalnya kegiatan ekstrakurikuler, sarana dan prasarana disekolah, maupun dari mata pelajaran lainnya. Demikian juga peran orangtua peserta didik dirumah juga mempengaruhi suksesnya usaha pendidikan karakter yang diterapkan disekolah.
LANDASAN TEORI Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil (Sudrajad,2010). Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Pendidikan formal tentunya tidak akan pernah lepas dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah, salah satunya adalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter, ada beberapa regulasi yang diundangkan sebagai pijakan hukum pelaksanaan pendidikan karakter ditanah air. Dalam rangka menyukseskan pendidikan karakter, khususnya karakter disiplin diri. Disiplin diri peserta didik bertujuan membantu untuk menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi kegiatan
pembelajaran, sehingga mereka mentaati peraturan yang ditentukan. Disini guru harus menumbuhkan sikap disiplin peserta didik, terutama disiplin diri (self-discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, dalan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Maka pada penelitian ini menggunakan cara ilmiah yang berdasarkan pada rasionalitas, empiris dan sistematis dimana bersumber dari perilaku yang diamati peneliti tehadap objek tertentu baik berupa tindakan, perkataan maupun tulisan. Peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jalan Raya Ahmad Yani, Kode Pos 67374, Jawa Timur, Indonesia. Prosedur pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana dikutip Moleong (2011:209) teknik observasi atau catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan berpikir dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. partisipasi Peneliti di lapangan tergantung kebutuhan, bisa dari partisipasi yang pasif dari mulai dari melihat lokasi penelitian, seperti dalam penelitian ini peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PKn di dalam kelas. Interview atau wawancara dapat diartikan sebagai percakapan antara dua orang atau lebih. Menurut Esterberg sebagaimana dikutip Sugiono (2010:231) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dokumentasi sangat penting dalam pengumpulan data, karena dapat melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung, disamping sebagai bahan dalam triangulasi untuk mengecek antara sumber data yang satu dengan yang lainnya.
Pengecekan keabsahan data untuk memperoleh hasil penelitian kualitatif yang dapat dipercaya semua pihak dan disetujui kebenarannya oleh informan yang diteliti. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam pengecekan keabsahan data adalah sebagai berikut: Ketekunan Pengamata, Triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam mewujudkan visi dan misinya, SMA Negeri 1 Pronojiwo selalu menekankan penanaman nilai karakter kepada siswa melalui pembelajaran PKn, dalam penanaman nilai karakter tidak hanya melalui pembelajaran di dalam kelas, namun juga melalui pendidikan diluar kelas. Diharapkan semua siswa dapat menanamkan nilai nilai karakter di dalam dirinya baik di sekolah maupun di luar sekolah, khususnya niali karakter disiplin. A. Pembelajaran PKn dalam mengembangkan karakter disiplin siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo Pembelajaran PKn dalam mengembangkan karakter disiplin siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo, meliputi 3 aspek: (1) menyusun silabus, (2) menyusun RPP, (3) pembelajaran PKn berbasi nilai karakter. Berikut pembahasan yang akan dijabarkan: 1. Penyusunan silabus Di dalam menyusun silabus, guru SMA Negeri 1 Pronojiwo menggunakan standar dalam menyusun silabus adalah, (1) menganalisis SK/KD, (2) menganalis indikator yang hendak dicapai, (3) menganalis nilai pendidikan karakter yang relevan dengan kompetensi dasar, khususnya nilai karakter disiplin, (4) menambahkan sumber belajar yang lebih inovatif. Namun dalam penyusunan silabus harus di analisa dan dipertimbangkan sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi sekolah. Seperti halnya yang tertuang dalam permendiknas ri no 41 tahun 2007 tentang standart proses, menyatakan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran/tema pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus berkarakter harus dicantumkan mengenai nilai nilai karakter yang akan ditanamkan pada peserta didik. Menurut barnawi (2012;73), agar silabus berkarakter dapat disusun dengan baik, diperlukan langkah langkah efektif dalam pengembangannya, seperti: a). Memetakan atau mengkaji standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
b). Menggunakan tabel subtansi nilai/karakter pada standar kompetensi lulusan (SKL) yang memperlihatkan keterkaitan antara SK/KD dan nilai/indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan. c). Mencantumkan nilai nilai karakter dalam silabus. d). Mengidentifikasi materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu atau mengunakan sumber belajar. e). Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dan menerapkan nilai karakter disiplin. f). Menentukan indikator pencapain kompetensi dan nilai karakter yang diharapkan. g). Menentukan jenis penilaian h). Menentukan alokasi waktu kegiatan pembelajaran i). Menentukan sumber belajar j). Mencantumkan nilai karakter disiplin yang tercantum dalam silabus ke RPP k). Mengembangkan proses pembelajaran pesrta didik aktif Berdasarkan paparan data yang terjadi di lapangan,dengan teori dan peraturan pemerintah yang ada, penulis dapat menarik asumsi bahwa, prose penyusunan silabus yang ada di SMA Negeri 1 Pronojiwo kurang memperhatikan setiap aspek yang dianjurkan dalam menyusun silabus. Meskipun silabus yang digunakan di SMA Negeri 1 Pronojiwo merupakan silabus pokok yang diperoleh dari BSNP, namun guru harus tetap memperhatikan setiap komponen yang seharusnya disesuakan dengan kondisi peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan dengan, guru hanya menganalisis SK/KD, indikator yang hendak dicapai, menganalisis nilai pendidikan karakter, dan menambah sumber pembelajaran yang lebih inovatif. Padahal seluruh aspek yang ada di silabus merupakan panduan guru untuk merubah dan menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan siswa. 2. Penyusunan RPP Berdasarkan paparan data dari hasil penelitian, dalam mengembangkan RPP, guru di SMA Negeri 1 Pronojiwo, menjabarkan setiap komponen sesuai dengan ketentuan yang telah dianjurkan oleh BSNP. Penjabaran dalam penyusunan RPP dijelaskan sebagai berikut: a) Menuliskan terlebih dahulu identitas mata pelajaran, yang meliputi: identitas sekolah, kelas, semester, mata pelajaran, alokasi waktu, standart kompetensi.
b) Kompetensi dasar : kompetensi dasar merupakan bentuk penjabaran kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran PKn sebagai rujukan penyusunan indikator. c) Indikator pencampaian kompetensi adalah poin perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dalam RPP yang menjadi acuan penilaian. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan mengunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dengan diukur. d) Pendidikan karakter : pada poin pendidikan karakter bangsa ini, dimuat untuk menjabarkan karakter apa yang akan ditonjolkan dalam setiap indikator dan kompetensi dasar yang akan dicapai. e) Tujuan pembelajaran : mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah disusun. f) Materi pembelajaran : materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dikembangkan dengan mengacu pada materi pembelajaran dalam silabus, yang ditulis dalam bentuk butir butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi, yang penjabaran materi dalam setiap butiran akan dilampirkan. g) Model/metode pembelajaran : model/metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau indikator yang sudah ditetapkan. Pemilihan model/metode pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai. h) Langkah langkah kegiatan pembelajaran : langkah langkah ditulis dengan menggunakan tabel, untuk mempermudah membaca yang merupakan skenario dari guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Langkah langkah pembelajaran ini memuat tiga aspek, yang pertama adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut penjabarannya: (1) Kegiatan awal : kegiatan awal atau sering disebut kegiatan pendahuluan, dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjuk atau membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Bisa disajikan dengan kegiatan apersepsi. (2) Kegiatan inti : kegiatan inti merupakan proses pembelajaran pokok untuk mencapai indikator ketercapaian yang hendak dicapai. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang bagi kreatifitas, dan kemandirian peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, guru mengaitkan dan membangkitkan ingatan siswa tentang materi materi sebelumnya, atau dapat dilakukan dengan cara mengaitkan pokok masalah dengan materi yang akan dibahas. Tahap selanjutnya adalah elaborasi, dimana tahap pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan indikator dilaksanakan di tahap tersebut. Tahap yang terakhir adalah konfirmasi, konfirmasi berisi makna pembelajaran yang telah dilaksanakan. (1) Kegiatan akhir : kegiatan akhir sering juga disebut kegiatan penutup dalam proses pembelajaran, kegiatan tersebut merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dengan bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. i) Sumber atau media pembelajaran : sumber belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu pada sumber belajar yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi dengan mempertimbangkan : (a) sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, (b) sumber belajar di SMA Negeri 1 Pronojiwo, Kabupaten Lumajang berupa media cetak, elektronik, lingkungan fisik, sosial dan budaya, (c) penentuan sumber belajar ditentukan pada SK dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapain kompetensi, dan (d) sumber belajar dan media pembelajaran dipilih yang mutakhir dan menarik. Namun tetap disesuaikan dengan kondisi sekolah. j) Penilaian : prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. Berdasarkan paparan data pada penelitian di SMA Negeri 1 Pronojiwo, suda relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Barnawi di dalam RPP, seharusnya memang memuat aspek yang dijabarkan di dalam teori. Namun di dalam penyusunannya, masi terdapat guru PKn yang hanya meng copy dari internet. Namun di SMA Negeri 1 Pronojiwo, guru tidak mengkopi RPP dari internet melainkan guru berusaha sendiri dan dihubungkan langsung dengan nilai karakter. Dengan demikian guru tidak akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi dalam kelas.
3. Proses pembelajaran PKn Berdasarkan paparan data pada bab sebelumnya, proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Pronojiwo merupakan perwujudan dari RPP yang telah direncanakan, berikut penjabarannya: a) Kegiatan awal : merupakan pendahuluan, dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjuk untuk membangkitkan motifasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Bisa disajikan dengan kegiatan apersepsi, pada kegiatan ini merupakan kegiatan penanaman nilai disiplin dan religious yang ditunjuk untuk mengawali pelajaran dengan berdoa terlebih dahulu. b) Kegiatan inti: kegiatan inti merupakan proses pembelajaran pokok untuk mencapai indikator ketercapaian yang hendak dicapai. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang untuk kreatifitas, dan kemandirian peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru mengaitkan dan membangkitkan ingatan sisiwa tentang materi materi sebelumnya, pada tahap ini terdapat unsur gemar membaca yang ditanamkan oleh guru, dan pada tahap ini juga terdapat nilai karakter disiplin. Tahap selanjutnya adalah elaborasi, dimana tahap pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan indikator dilaksanakan di tahap tersebut. Tahap yang terakhir pada tahap ini adalah konfirmasi, konfirmasi berisi makna pembelajaran yang telah dicapai, atau dapat dilakukan dengan cara menyamakan presepsi dalam pembelajaran. c) Kegiatan akhir : kegiatan akhir sering disebut juga kegiatan penutup dalam prose pembelajaran. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan dengan bentuk rangkuman atau kesimpulan. Paparan data pada penelitian diatas, dapat dinilai suda relevan dengan teori yang ada, menurut Barnawi (2012:81), nilai nilai karakter harus diaplikasikan dalam proses pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi sampai konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan guru melibatkan peserta didik dalam mencari informasi, mengunakan media, memfasilitasi inteeraksi peserta didik, dan mendorong peserta didik mengamati berbagai gejalah. Sedangkan elaborasi merupakan kegiatan peserta didik yang didorong untuk membaca, menulis, mendalami, membuat
kesimpulan, dan menyajikan hasil eksplorasi, dan konfirmasi merupakan kegiatan guru memberikan apresiasi kepada peserta didik, menambah informasi yang harus dikuasi peserta didik, dan mendorong peserta didik untuk mengunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk menguatkan penguasaan kompetensi dasar agar pembelajaran lebih bermakna. Berdasarkan pembahasan peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pembelajaran didalam kelas harus berpatok pada RPP yang telah direncanakan. Di dalam proses pembelajaran sudah menjadi tanggung jawab seorang guru menjadi fasiltas bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, misalnya guru memfasilitasi sebagai narasumber dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan mengunakan bahasa yang baku dan benar, membantu menyelesaiak nmasalah, hal tersebut merupakan tindakan guru yang merupakan proses pembelajaran nilai peduli dan santun. B. Perkembangan Karakter Disiplin Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo Pendidikan karakter disiplin menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan, mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini telah menyerambah dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan, menentang kepada guru, tidak disiplin baik waktu, gaya berpakaian, bicara, dan tingkah laku. Tanpa pendidikan karakter, khususnya nilai karakter disiplin, hal ini akan menghambat para sisiwa untuk mengambil keputusan yang sejalan dengan tujuan dari pendidikan karakter. Pendidikan karakter akan memperluas wawasan para siswa tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang akan membuat mereka mampu mengambil keputusan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Perkembangan karakter disiplin siswa di SMA Negeri 1 Pronojiwo sangat baik meskipun tidak dapat dinilai dengan cepat, namun perkembangan karakter mereka mengalami peningkatan, meskipun ada sebagian siswa yang tidak sesui dengan tujuan yang diharapkan sekolah. Namun melalui pelajaran PKn siswa dituntut untuk mendalami pendidiksn karakter, khususnya karakter disiplin. Jadi mau tidak mau semua siswa harus mempelajari dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari mereka baik di luar sekolah maupun di dalam sekolah.
C. Kendala Pengintegrasian Pendidikan Karakter Disiplin dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo Faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter di sekolah merupakan faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang memang datang dari diri siswa sendiri, artinya kesanggupan sisiwa untuk melaksanakan nilai yang telah diterimanya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar dirinya, misalnya orang tua, guru, masyarakat, dan media massa. Berdasarkan paparan data diatas, maka penulis menarik kesimpulan, bahwasannya faktor penghambat yang terdapat dilapangan merupakan faktor penghambat yang relevan dan sumber yang dirujuk. Hal tersebut terbukti dengan adanya faktor internal yang mnghambat pengintegrasian pendidikan karakter disiplin, yaitu sikap siswa yang kurang berminat mempelajari pembelajaran nilai. Hal tersebut tentunya bukan diawali dari faktor internal saja, namun didukung pula oleh faktor eksternal juga, yaitu dari guru mata pelajaran, hali ini dibuktikan bahwasannya guru mata pelajaran, khususnya pelajaran PKn, ketika proses pembelajaran guru kurang variatif dan interaktif kepada peserta didik sehinga pelajaran cenderung membosankan bagi siswa.
Kesimpulan 1). Pembelajaran PKn dalam mengembangkan karakter disiplin siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo melipiti tiga aspek: (1) menyusun silabus dengan menganilisis silabus pokok dari BSNP yang hanya dianalisis ulang dari indikator dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa disekolah, (2) menyusun RPP dengan mengembangkan hasil analisa dari silabus, yang disusun secara terperinci sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, (3) pembelajaran PKn berbasis nilai karakter disiplin yang merupakan perwujutan dari RPP yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan melaksanakan kegiatan awal yang berisi apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 2). Perkembangan Karakter Disiplin Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Pronojiwo, Perkembangan karakter disiplin siswa sangat baik meskipun tidak dapat dinilai dengan cepat, namun perkembangan karakter mereka mengalami peningkatan, meskipun ada sebagian siswa yang tidak sesui dengan tujuan yang diharapkan sekolah. Namun melalui pelajaran PKn siswa dituntut untuk mendalami pendidikan karakter, khususnya karakter disiplin. Jadi mau tidak mau semua
siswa harus mempelajari dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari mereka baik di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Apalagi dengan diadannya program pembudayaan nilai-nilai karakter: Program pembudayaan nialai karakter yang dimaksud adalah penanaman nilai-nilai karakter yang harus dilaksanakan terus menerus dan diterapkan oleh siapapun di dalam lingkungan sekolah, yang bertujan untuk kebaikan bersama. Apalagi dengan diadannya program pembudayaan nilai-nilai karakter: Program pembudayaan nialai karakter yang dimaksud adalah penanaman nilai-nilai karakter yang harus dilaksanakan terus menerus dan diterapkan oleh siapapun di dalam lingkungan sekolah, yang bertujan untuk kebaikan bersama. 3). Kendala Pengintegrasian Pendidikan Karakter Disiplin dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo, adalah melalui faktor eksternal dan internal, faktor eksternal dipengaruhi oleh faktor lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, pengaruh buruk media massa, dan krisis keteladanan para pemimpin bangsa, sedangkan faktor internal berasal dari minat diri siswa sendiri setra pembelajaran PKn secara teknis didalam kelas.
Saran Hendaknya pendidikan karakter disekolah harus melibatkan semua komponen sekolah, termasuk didalamnya komponen pendidikan, kurikulum mata pelajaran, proses pembelajaran, semua guru mata pelajaran dan warga sekolah, sehinnga pendidikan karakter disekolah sematamata bukan hanya menjadi beban guru PKn, namun penanaman pendidikan karakter merupakan tugas semua warga sekolah, dan yang paling utama adalah dukungan dari lingkungan keluarga.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Barnawi. 2012. Strategi Dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.Yogyakarta: ArRuzz Media. Busrizalti. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan: Negara Kesatuan, HAM & Demokrasi dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Total Media. Dirjen Kelembagaan Pendidikan Nasional. 2001. Manajemen Berbasis Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dwiyanto, Djoko & Ign Saksono, gatot. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Yogyakarta:Ampera Utama. Fitri, agus Zaenal.2012.Reinventing Human Character:Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan dan Budaya Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Megawangi, Ratna. 2004.Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Membangun Bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation. Moleong, lexy j. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya. Mu’in Fathul. 2011. Pendidikan Karakter: Kontruksi Teoritik Dan Praktek. Yogyakarta: ArMedia. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumu Aksara. Sudrajat, akhmal. 2010. Pengembangan Karakter, (online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/pengembangan karakter/), diakses 1 mei 2014 Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif’Kualitatif dan R&D.Bandung:CV.Alvabeta. Samani, M. dan Hariyanto.2011.Pendidikan Karakter:Konsep dan Model.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Takdir, Muhammad. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta: AR RUZZ MEDIA
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Edisi ke lima. Malang:UM PRESS Warsono. 2010. Model Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. (online), (http://repository. UPI.ac.co.id Wyne.2011.Pendidikan Karakter:Sebuah Tawaran Model Pendidikan HolistikIntegralistik.Jakarta:Prenada Media.