PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MONTASE KREATIF DENGAN TEKNIK LIHAT, GUNTING, TEMPEL, DAN CERITAKAN (LGTC) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Zaki Al Fuad, Helminsyah, dan Aprian Subhananto STKIP Bina Bangsa Getsempena e-mail:
[email protected] Abstrak Pengembangan Model Pembelajaran Montase Kreatif dengan Teknik Lihat, Gunting, Tempel, dan Ceritakan untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui (1) apakahmodel pembelajaran montase kreatif dengan teknik LGTC dapat memudahkan guru dalam meningkatkan keterampilan siswa SD. (2) rancangan model pembelajaran montase kreatif dengan teknik LGTC dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa SD. (3) gambaran tingkat keberhasilan model pembelajaran montase kreatif dengan teknik LGTC terhadap keterampilan berbicara siswa SD.Penelitian ini dilakukan di kelas III SDIT Al-Azhar Banda Aceh dengan populasi 31 siswa. Penelitian dimulai dengan observasi awal ke sekolah dan diskusi dengan guru-guru di sekolah tersebut. Kegiatan selanjutnya ialah uji coba instrument. Instruement yang digunakan berupa lembar pengamatan keterampilan berbicara siswa, lembar tes keterampilan dan lembar keterlaksanaan rencana model pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan siswa. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan atau keterampilan berbicara siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan mengguanakan model montase kreatif dengan teknik LGTC. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas IV. Hasil uji coba menunjukkan, nilai awal yang didapat yaitu 61,65 meningkat menjadi 80,45 setelah dilakukan uji coba secara luas. Respon dari siswapun menunjukkan bahwa model ini sangat digemari oleh siswa, dan juga sangat membantu guru dalam mengajar. Kata Kunci: Montase Kreatif, Teknik LGTC Abstract Development of Creative Montage Learning Model with View, Scissor, Paste, and Tell Techniques to Improve Speaking Skills of Elementary School Students. The purpose of this study is to find out (1) whether the model of creative montage learning with LGTC techniques can facilitate teachers in improving the skills of elementary students. (2) the design of creative montage learning model with LGTC technique can improve the speaking skill of elementary school students. (3) description of success rate of creative montage learning model with LGTC technique toward students' speaking skill. This research was conducted in class III SDIT Al-Azhar Banda Aceh with population of 31 students. Research begins with early observation to school and discussion with teachers at the school. The next activity is an instrument test. Instruement used in the form of observation sheet of students' speaking skill, skill test sheet and implementation plan of learning model. Data collection techniques used are observations, tests, and interviews. Observations were made to the learning process which included teacher and student activities. While the test is used to measure the level of ability or speaking skills of students after learning by mengguanakan model creative montage with LGTC techniques. The result of the research shows that the improvement of students' speaking skill in grade IV. The test results show, the initial value obtained is 61.65 increased Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|280
to 80.45 after extensive testing. The response from siswapun shows that this model is very popular with students, and also very helpful for teachers in teaching. Keywords: Creative Montage, LGTC Technique jumlah
PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial te ntunya
harus
saling
bahasa
terbanyak
di
dunia,
menjadikan bahasa pemersatu yaitu Bahasa
berinteraksi,
Indonesia sebagai mata pelajaran wajib di
berkomunikasi, dan saling mengenal satu
semua lembaga pendidikan mulai dari
sama lain. Pertanyaan yang muncul adalah
Sekolah
bagaimana
dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam
dan
setiap
manusia
berkomunikasi
berinteraksi
satu
sama
lain?
Dasar
(SD)
sampai
pembelajaran
dengan
bahasa,
tidak
bagaimana pula seseorang bisa memahami
terkecuali Bahasa Indonesia mempunyai
maksud
sedang
komponen-komponen wajib yang harus
dengannya?. Di sinilah
dimiliki oleh setiap pengguna bahasa
dibutuhkan suatu media, yang dinamakan
(penutur), komponen-komponen tersebut
“bahasa”. Bahasa merupakan suatu sistem
dinamakan dengan keterampilan berbahasa,
simbol lisan yang arbiter yang dipakai oleh
yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
suatu
membaca, dan menulis.
dari
berkomunikasi
orang
anggota
yang
masyarakat
untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan
Keempat keterampilan tersebut saling
sesamanya (Dardjowidjojo, 2012). Chaer
berkaitan.
(2009)
bahasa
mulanya mempelajari bahasa dengan cara
bukanlah suatu sistem tunggal melainkan
menyimak selanjutnya berbicara, setelah itu
dibangun
baru membaca dan menulis. Menyimak dan
menjelaskan
oleh
bahwa
sejumlah
subsistem
fonologi, sintaksis, dan leksikon.
Biasanya
anak-anak
pada
berbicara merupakan kaitan komunikasi
Bahasa selain berfungsi sebagai alat
dua arah secara langsung, yang merupakan
komunikasi, juga memiliki fungsi dasar
komunikasi tatap muka atau face to face
seperti yang dikemukakan oleh Kinneavy
communication
dalam Chaer (2009) yaitu fungsi ekspresi,
Tarigan 2008). Namun ada juga yang
fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi
berpendapat bahwa berbicara setara dengan
persuasi, dan fungsi entertainmen. Dalam
ketiga
kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan
membaca, menulis) dan keempatnya saling
sebagai alat berkomunikasi antar penutur
berinteraksi satu sama lain.
untuk pelbagai keperluan dan kepentingan. Indonesia sebagai negara yang memliki Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
(Brooks
keterampilan
Oleh keterampilan
1964,
lain
dalam
(menyimak,
karena
itu
keempat
tersebut
harus
diajarkan |281
secara
bersamaan.
Iskandarwasid
dan
kemudian ide tersebut diaplikasikan dalam
Sunendar (2008) menjelaskan keterampilan
bentuk
berbicara
mengungkapkannya kepada teman-teman.
merupakan
keterampilan
perbuatan
ataupun
memproduksi sistem bunyi artikulasi untuk
Dampak yang timbul dari kesulitan
menyampaikan kehendak. Sama halnya
guru meransang (stimulasi) siswa ialah
dengan
banyak siswa yang masih kurang dalam
keterampilan
menyimak,
keterampilan berbicara juga salah satu
penguasaan
faktor
padahal
penting
informasi.
dalam
Kemampuan
menyampaikan orang
keterampilan
berbicara
berbicara,
merupakan
faktor
yang
penting dalam berkomunikasi. Anak-anak
berbicara sangat berpengaruh terhadap
yang berada pada usia lima sampai dengan
informasi yang diterima oleh pendengar.
delapan
Maulani (2014) mengatakan anak
tahun
stimulasi
sangat
membutuhkan
agar
tugas-tugas
yang ingin mengambil bagian atau ingin
perkembangannya berjalan dengan optimal.
diterima oleh kelompok maka dituntut
Dalam pada itu, pada usia tersebut sering
untuk memiliki keterampilan berbicara,
disebut juga berada pada usia emas atau
karena itu merupakan syarat penting dalam
golden age, untuk itu proses stimulasi yang
bergaul.
tepat tidak dapat diabaikan begitu saja.
Maulani
kemampuan
juga
berbicara
menambahkan baik
Lain dari pada itu, juga disebabkan
merupakan modal utama bagi anak untuk
oleh kurangnya media, metode, model, dan
menjadi
di
teknik mengajar yang diaplikasikan. Di
lingkungan tempat ia berada. Dengan
antara beberapa cara untuk merangsang
demikian dapat disimpulkan keterampilan
munculnya keterampilan berbicara anak
berbicara merupakan aspek yang sangat
adalah
penting untuk dimiliki oleh seorang anak
memunculkan
atau siswa.
menggunakan media gambar. Selama ini
seorang
yang
yang
dihargai
Namun fenomena dilapangan guru sering
mengeluh
karena
kesulitan
dengan
melatih ide
anak
ialah
untuk dengan
anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan mewarnai
gambaratau
menempeli
gambar
teknik
merangsang
anak
untuk
mengkomunikasikan
dan
menyampakan
kertas-kertas kecil, namun jarang sekali
pendapat maupun ide (berbicara), salah satu
guru meminta siswa untuk menceritakan
penyebab siswa sulit mengkomunikasikan
kembali apa yang telah dikerjakanknnya,
ide ketika dia tidak mempunyai ide untuk
atau menceritakan kembali isi dan pesan
disampaikan, untuk itu diperlukan cara
dari
untuk melatih anak memunculkan ide, yang
menempel gambar sering disebut juga
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|282
gambar-gambar
dengan
kolase
tersebut.
guntingan
Teknik
dengan montase. Montase adaalah karya
dikemukakan oleh Thiagarajan & Semmel
dua yang dimensi dianggap seperti karya
(1974) yaitu model define, design, develop
lukisan karena materialnya terdiri dari
dan
gambar-gambar yang sudah jadi hanya
diterapkan untuk siswa sekolah dasar (SD).
karena dipotong-potong lalu dipadukan
Adapun
sehingga menjadi satu kesatuan karya
penelitian ialahsiswa kelas IV Sekolah
ilustrasi.
Dasar Islam Terpadau (SD-IT) Al-Azhar
Montase akan melatih daya khayal
disseminate
Banda
yang
(4D).
menjadi
Aceh.
Semuanya
subjek
Populasi
dalam
merupakan
anak melahirkanide dalam menempatkan
keseluruhan objek yang dikenakan dalam
gambar-gambar
penelitian.
yang
mereka
gunting.
Sedangkan
sampel
adalah
Lihat, Gunting, Tempel, dan Ceritakan
sebagian dari jumlah populasi. Adapun
(LGTC)merupakan
teknik
populasi dalam penelitian ini adalah siswa
montase. Dengan teknik LGTC diharapkan
kelas III SDIT Al-Azhar Banda Aceh.
90% informasi dapat diserap oleh anak.
Menurut Arikunto jika jumlah populasi
Menurut Gunawan (2007) dari beberapa
kurang dari 100, maka semuanya dijadikan
penelitian yang telah dilakukan dapat
sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini
diambil kesimpulan bahwa suatu informasi
adalah siswa kelas III SDIT Al-Azhar yang
dapat diserap yaitu sebesar 90% dari apa
berjumlah 31 siswa.
bagian
dari
yang didengar, dilihat, didiskusikan dan
Pengembangan diawali dengan tahap
dilakukan. Berkaca pada kenyataan bahwa
define,
guru
pendefinisian kebutuhan-kebutuhan yang
mengalami
menstimulasi
dan
kesulitan
dalam
mengembangkan
tahapan
diperlukan
bagi
ini
merupakan
pengembangan
keterampilan berbicara anak usia sekolah
pembelajaran
dasar, untuk itu penulis tertarik melakukan
teknik LGTC. Pendefinisian dilakukan
penelitian
dengan observasi awal di lokasi tempat
pengembangan
model
montase
kreatif
model dengan
pembelajaran yang menggunakan model
dilakukannya
penelitian.
montase kreatif dengan teknik LGTC.
selanjutnya yaitu melakukan identifikasi
Adapun judul penelitian ini adalah “”.
kebutuhan
siswa
dan
Langkah
kebutuhan
pelaksanaan pembelajaran di lapangan termasuk
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
jenis
di
dalamnya
perangkat
pembelajaran yang dibutuhkan, seperti
penelitian pengembangan atau Research
rencana
prosedur
pelaksanaan,
media
and Development (R&D).Desain penelitian
pembelajaran, gambar yang digunakan,
ini mengadopsi model pengembangan yang
jenis kegiatan pembelajaran, alokasi waktu
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|283
disetiap kegiatan pembelajaran, dan lembar
dirancang pada tahapan sebelumnya. Pada
penilaian keterampilan berbicara siswa.
tahap ini dilakukan pengembangan lebih
Tahapan selanjutnya adalah design,
lanjut terhadap rancangan yang telah
tahapan ini berisikan serangkaian kegiatan
dihasilkan. Pengembangan meliputi proses
dalam rangka merancang model yang
maupun produk. Tahapan ini dilaksanakan
diinginkan.
dilakukan
dalam rangka mendapatkan draf awal
berupa seleksi format dan seleksi substansi
model pengembangan yang akan digunakan
materi
selama
pada uji coba lapangan. Draf awal hasil
pembelajaran. Format dapat diadopsi dari
pengembangan selanjutnya diujicobakan
beberapa model pembelajaran yang telah
melalui tahap diseminasi. Tahapan ini
ada dan dikembangkan sesuai dengan
dilakukan
kondisi real di lapangan, yaitu untuk
rancangan model pembelajaran yang telah
meningkatkan keterampilan berbicara siswa
dikembangkan. Hasil diseminasi digunakan
kelas IV SDIT Al-Azhar Banda Aceh.
sebagai
Kegiatan
yang
akan
yang
digunakan
Develop merupakan tahapan setelah format
model
pengembangan
berhasil
secara
bahan
terbatas
untuk
terhadap
memperbaiki
rancangan model pembelajaran yang telah dikembangkan. dilanjutkan dengan merencanakan tindakan pengembangan lainnya seperti uji coba
HASIL PENELITIAN
untuk kegiatan tes awal dan tes akhir bagi
Tahap Pengembangan Perangkat Dalam penelitian ini, pengembangan
kelas uji coba I dan II yang sebelumnya
perangkat pembelajaran mengikuti model
dilakukan validitas tes terlebih dahulu.
pengembangan
Kemudian, merencanakan semua tahapan
dikemukakan
oleh
Thiagarajan & Semmel (1974) yaitu model
yang
define, design, develop dan disseminate
dengan penelitian yang akan dilakukan.
(4D).Tahapan
penelitian
mulai
Adapun rencana tahapan pengembangan
mengembangkan
model
pembelajaran
perangkat dapat dilihat dalam tabel 4.1
montase kreatif dengan teknik LGTC.
akan
dilaksanakan
sehubungan
berikut ini:
Teknik LGTCkepada tim ahli, setelah itu Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Perangkat No Aktivitas 1 Pengembangan model LGTC 2 Validasi model LGTC 3 Uji coba I 4 Uji coba II 5 Refleksi dan revisi Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|284
Discussion
Analisis Awal Berdasarkan hasil analisis awal yang dilakukan,
pengembangan
pembelajaran
dalam
perangkat
yaitu dengan
cara
mengundang beberapa ahli dalam bidang Bahasa Indonesia dan dalam bidang ke-SD-
ini
an . Pada pelaksanaan FGD tentang
adalahteknik LGCT pada kelas IV semester
Montase Kreatif dengan Teknik Lihat,
2.
untuk
Gunting, Tempel, dan Ceritakan (LGTC)
pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan
uji kelayakan model dapat disimpulkan hal-
sebabkan siswa akan lebih memudahkan
hal sebagai berikut:
keterampilan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Dipilihnya
penelitian
(FGD)
teknik
LGTC
berbicara
Selain
itu,
pendekatan ini relevan dengan model ajar LGTC
yang
dikembangkan,
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
karena
Kegiatan Focus Grup Discussion
pelaksanaannya sesuai dengan Kurikulum
(FGD) dilaksanakan oleh peneliti
2013.
bersama dosen dari STKIP Bina Karakteristik siswa perlu menjadi
dasar
dalam
pembelajaran
pengembangan montase
model
kreatif
dengan
Bangsa Getsempena Banda Aceh dilaksanakna di kampus setempat. 2. Narasumber
teknik LGTC. Tujuan peneliti mempelajari
Narasumber yang diundangan adalah
karakteristik
dosen Ahli Bahasa dan dosen dalam
siswa
adalah
untuk
menganalisis kessuian pelaksanaan model
bidang ke-SD-an.
pembelajaran
Dalam pelaksanaan FGD terdapat
montase
kreatif
dengan
teknik LGTC, menganalisa karakteristik
beberapa usulan dan pemikiran
peserta didik juga dilakukan berdasarkan
dikemukakan
masukan tim ahli.
umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
oleh
narasumber
yang secara
a) Kelayakan model LGTC sudah cukup Montase Kreatif dengan Teknik Lihat,
baik.gurumempersiapkan
Gunting, Tempel, dan Ceritakan
kebutuhan yang diperlukan dalam
(LGTC)melalui FGD
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Setelah
model
pembelajaran
Ketika
proses
segala
pembelajaran
montase kreatif dengan teknik LGTC ini
berlangsung
selesai dibuat, maka dilakukan uji validasi
kesempatan sepenuhnya kepada siswa
yang bertujuan untuk melihat kekurangan
untuk dapat terlibat secara aktif
dari
berbicara harus disesuaikan dengan
materi,
kelayakan.
penyajian, Semua
bahasa
dan
instrumen
tersebutdivalidasi melalui Focus Group Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
keadaan
guru
siswa,
kemampuan
memberikan
baik
berbahasa
dari
segi
maupun |285
berpikirnya.Selanjutnya beberapa ahli
prinsip desain pesan pembelajaran dan
yang diundang menyatakan bahwa
keterampilan
model
pengembangan produk yang dilakukan ini
Montase Kreatif dengan
Teknik Lihat, Gunting, Tempel, dan
diarahkan
Ceritakan
(LGTC)
membantu
siswa
Montase
untuk
lebih
interaktif pada siswa SD IT Al-Azhar kelas
Montase
model
Kreatif
media
suatu
produk
Kreatif
berupa
menghasilkan
dapat
pembelajaran
IV yang digunakan untuk meningkatkan dengan
Teknik LGTC ini mudah digunakan, c) Penggunaan
untuk
Penelitian
ini
meningkatkan keterampilanya. b) Model
siswa.
keterampilan
maupun Kreatif dengan
Teknik LGTC.
pembelajaran
dengan
Teknik
Hasil Penelitian
LGTC dapat menciptakan suasana
Setelah teknik LGTC dinyatakan
pembelajaran yang menyenangkan
layak sebagai model pembelajaran.Langkah
siswa
selanjutnya
lebih
tertarik
mengikuti
pembelajaran. Pada
yaitu
menerapkan
model
pembelajaran tersebut.Penerapan dilakukan
pelaksanaan
dalam
di kelas IV SD-IT Al Azhar.Berdasarkan
rangka penyusunan dan Validasi oleh ahli
penerapan model pembelajaran montase
maka
kreatif dengan teknik LGTC, selanjutnya
dapat
FGD
disimpulkan
bahwa
engembangan model pembelajaran montase
dilakukan
kreatif dengan teknik LGTC pada siswa
berbicara siswa dengan mengacu pada
kelas IV SD-IT Al Azhar yang telah
kiteria
dikembangkan
disediakan, seperti tampak pada tabel
dengan
memperhatikan
aspek pembelajaran dan media sebagai
penilaian
terhadap
penilaian/instrumen
kegiatan
yang
telah
berikut:
Tabel 4.2 Kisi-Kisi dan Kriteria Penilaian Indikator
Deskripsi
Seluruh rangkaian gambar yang ditempel diceritakan dengan lancar Setengah atau lebih bagian gambar yang ditempel diceritakan dengan lancar Kelancaran Kurang dari setengah bagian gambar yang ditempel diceritakan dengan lancar Belum mampu bercerita tentang gambar yang telah ditempel Menggunakan kosakata yang tepat dan bervariasi Menggunakan kosakata yang tepat Kosakata Menggunakan kosakat yang kurang tepat Menggunakan koskata yang tidak tepat Tata Bahasa Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
Skor 25 20 15 10 25 20 15 10 25 |286
Menggunakan tata bahasa yang baik Menggunakan bahasa yang kurang tepat Menggunakan bahasa yang bahasa tidak tepat Menyusun gambar menjadi sebuah rangkaian cerita Menyusun gambar menjadi setengah rangkaian cerita Ide/Gagasan Menyusun gambar kurang dari setengah rangkaian cerita Menyusun gambar tidak menjadi sebuah rangkain cerita
20 15 10 25 20 15 10
Tabel 4.3 Katagori Penilaian Keterampilan Berbicara No Skor Katagori 1 90 – 100 Sangat Baik 2 80 – 89 Baik 3 70 – 79 Cukup 4 0 - 69 Kurang Dari
hasil
pelaksanaan pembelajaran teknik
penelitian
rancangan montase
LGTC,telah
kreatif
proses
Pelaksanaan Pembelajaran yang diberikan
model
kepada
dengan
rancangan
untuk
menilai
pembelajaran
ini
apakah dapat
dan
terlaksana sesuai yang telah di rancang dan
dikembangkantidak hanya untuk memenuhi
apakah tercapai tujuan dari pembelajaran
syarat
ini. Dalam pelaksanannya siswa terlebih
administrasi
disusun
guru
semata,
namun
diaplikasikan pada pembelajaran terhadap
dahulu
siswa.Dalam
model
kemampuan awal tentang keterampilan
pembelajaran dinilai dengan menggunakan
berbicara. Berikut disajikan hasil tes awal:
lembar
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pelaksaannya
Keterlaksanaan
NAMA SISWA Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10
dites,
untuk
mengetahui
Rencana
Tabel 4.4 Hasil Tes Awal INDIKATOR IDE / KELANCA KOSA TATA KATA BAHASA GAGASAN -RAN 15 20 20 15 25 20 15 10 20 15 20 10 20 10 15 10 25 10 20 15 15 15 20 20 15 10 15 15 20 20 15 15 15 10 20 15 20 15 15 15
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
TOTAL 70 70 65 55 70 70 55 70 60 65
|287
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32 Siswa 33 Rata-rata
15 10 15 20 15 15 15 10 20 15 10 10 15 15 15 10 15 15 15 10 20 15 10 15,60
10 15 10 15 20 15 25 10 15 15 20 10 15 15 15 15 15 10 20 20 15 20 15 15,15
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
15 15 20 15 15 10 25 20 20 15 10 15 20 20 20 15 20 15 25 25 15 20 15 17,57
15 15 15 15 10 10 20 15 15 10 15 10 10 15 15 10 10 10 10 15 15 15 10 13,33
55 55 60 65 60 50 85 55 70 55 55 45 60 65 65 50 60 50 70 70 65 70 50 61,65
|288
Berkaca pada data di atas, langkah selanjutnya
yang
ialah
mlakukan uji coba terbatas dan uji coba
menerapkan model yang telah dirancang,
secara luas yaitu pada siswa kelas IV SD-
yaitu model pembelajaran montase kreatif
IT Al Azhar. Berikut ini disajikan hasil uji
dengan teknik LGTC. Langkah-langkah
coba terbatas yang melibatkan 5 orang
yang
proses
siswa dan uji coba secara luas yaitu pada
pengembangan terdiri dari beberapa tahap,
siswa kelas IV SD-IT Al Azhar Banda
yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan
Aceh.
dilakukan
dilakukan
gunting, dan lem. Tahap selanjutnya ialah
dalam
digunakan seperti gambar, kertas karton,
NO 1 2 3 4 5
NAMA SISWA Siswa 1 Siswa 8 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 33 Rata-Rata
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Terbatas INDIKATOR IDE / KELANCA KOSA TATA KATA BAHASA GAGASAN RAN 25 20 15 15 20 20 25 25 25 20 20 25 20 20 20 25 25 25 20 20 23 21 20 22
Setelah melakukan uji coba terbatas,
hasil
uji
coba
secara
montase
TOTAL 75 90 90 85 90 86
luas
model
kreatif
dengan
dilakukan juga uji coba secara luas,
pembelajaran
dengan melibatkan seluruh siswa kelas Iv
teknik LGTC dapat dilihat pada tabel
SD-IT Al Azhar Banda Aceh. Adapun
berikut:
.
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|289
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba secara Luas NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
NAMA SISWA Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32 Siswa 33 rata-rata
INDIKATOR TOTAL KELANCA KOSA TATA IDE / RAN KATA BAHASA GAGASAN 25 20 20 25 90 25 20 25 20 90 20 25 20 20 85 20 15 20 25 80 25 10 20 15 70 15 15 20 20 70 25 20 20 20 85 20 20 25 25 90 25 20 20 25 90 20 25 20 20 85 25 20 15 15 75 20 15 15 20 70 25 15 25 20 85 20 20 20 15 75 15 20 15 20 70 15 15 15 10 55 25 15 25 25 90 10 25 20 15 70 20 25 25 25 95 20 20 20 25 85 25 20 15 20 80 20 25 20 20 85 25 25 20 25 95 25 20 20 25 90 15 15 20 20 70 20 15 15 10 60 25 25 20 15 85 15 20 15 10 60 25 20 25 25 95 10 20 25 15 70 25 25 20 20 90 20 20 20 20 80 25 25 20 20 90 20,91 19,85 20 19,70 80,46
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|290
Berdasarkan
data
yang
telah
keterampilan berbicara siswa SD-IT Al
dipaparkan di atas, diketahui nilai rata-rata
Azhar Banda Aceh. Untuk melihat selisih
untuk tes awal ialah 61,65, sedangkan rata-
nilai
rata uji coba secara luas penerapan model
dilakukan uji normalitas dan homogenitas
montase kreatif dengan teknik LGTC ialah
dengan menggunakan SPSS versi 16
80,46. Dengan demikian dapat disimpulkan
dengan rumus Kolmogorov-Smirnov. Hasil
bahwa model pembelajaran montase kreatif
dari pengujian tersebut dapat dilihat pada
dengan teknik LGTC dapat meningkatkan
tabel
rata-rata,
maka
terlebih
dahulu
berikut:
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic NORMALITAS
df .144
Shapiro-Wilk Sig.
33
.081
Statistic
df
.932
Sig.
33
.041
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan output diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,081 lebih besar dari 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Group Statistics Std. Error PRE_POS NILAI_UJI
N
Mean
Std. Deviation
Mean
PRE
33 61.67
8.630
1.502
POS
33 80.45
10.923
1.902
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|291
Hasil pengujian di atas diketahui data
jarang disuruh menceritakan kembali apa
tersebut berdistribusi normal, yaitu 0,81.
yang telah dilakukan. Sehingga siswa sulit
Dengan kata lain nilai yang didapat > 0,05.
mengekpresikan
Begitu pula dengan homogenitas, data
Dengan adanya model montase kreatif,
berdistribusi homogen. Setelah dilakukan
daya imajinasi siswa lebih bagus, sehingga
pengujian normalitas dan homegenitas,
keterampilan siswa untuk menyampaikan
langkah selanjutnya ialah menghitung taraf
sesuatu
signifikan perbedaan kedua nilai tersebut.
sebelumnya. Selain siswa, hasil wawancara
Untuk mengetahui perbedaannya dilakukan
dengan guru menggambarkan bahwa model
pengujian
pembelajaran
seperti
dengan tampak
menggunakan pada
tabel
uji-t,
apa
(berbicara)
yang
dirasakan.
lebih
montase
baik
kreatif
dari
dengan
berikut.
teknik LGTC sangat disukai oleh guru dan
Berdasarkan data pada tabel di atas, data
juga siswa. Karena model ini selain
yang diperoleh berdistribusi normal dan
membuat siswa aktif, juga memunculkan
homogen, sehingga dapat dilaukan uji T
kreatifitas dari siswa. Banyak siswa yang
dengan metode independent sample test.
selama ini kebingungan ketika diminta oleh
Berdasarkan output SPSS 16 pada
guru untuk bercerita di depan kelas, namun
tabel di atas diketahui nilai t hitung = 7,
setelah
753 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan
hampir semua siswa terlihat antusias dan
tabel, nilai t tabel adalah 2,034 dengan
lancar ketika bercerita. Meskipun masih
signifikansi
0,000 < p (0,05). Setelah
terdapat beberapa siswa yang tidak sesuai
proses implementasi selesai dilaksanakan,
apa yang diceritakan dengan apa yang
maka sesuai dengan tahapan selanjutnya
ditempel, namun secara keseluruhan model
dilaksanakan proses diseminasi. Proses ini
ini dapat dikatakan mampu meningkatkan
dilaksanakan
untuk
keterampilan berbicara siswa sekolah dasar.
telah
Berdasarkan hasil konfirmasi kepada
terbukti
guru kelas IV, antusiasme siswa dapat
dengan
mensosialisasikan dikembangkan
tujuan
model dan
yang
telah
efektifitasnya secara empiris.
diimplementasikan
model
ini,
disebabkan karena model montase kreatif
Selain menguji coba model yang
menggunakan gambar-gambar berwarna.
dikembangkan, dalam penelitian ini juga
Lain dari pada itu pembelajaran dengan
dilakukan wawancara dengan siswa di
menghadirkan
sekolah tersebut. Menurut siswa, mereka
sama halnya menghadirkan sesuatu yang
sangat senang belajar dengan cara seperti
konkret pada anak. Sesuai dengan teori
ini. Selama ini mereka hanya diberikan
kognitif Piaget, anak usia 7-11 tahun masih
gambar dan diminta mewarnai, namun
berada pada tahap operasional konkret.
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
gambar-gambar
bercerita
|292
dengan teknik LGTC menunjukkan siswa
KESIMPULAN Hasil dari penelitian yang telah
SD-IT Al Azhar Banda Aceh tidak berada
dilakukan menunjukkan terjadi peningkatan
pada katagori kurang, hanya 3 orang yang
keterampilan berbicara siswa SD-IT Al
berada pada katagori cukup, selebihnya
Azhar Banda Aceh. Hal ini disebabkan
berada pada katagori baik dan sangat baik.
model
Mengacu
pembelajaran
montase
kreatif
pada
penelitian
yang
telah
dengan teknik LGTC merupakan model
dilaksanakan, peneliti memberi beberapa
pembelajaran yang menyenangkan bagi
saran untuk perbaikan kedepannya agara
siswa, mereka memiliki kesempatan untuk
kualitas model yang dihasilkan menjadi
memaksimalkan imajinasi melalui gambar-
lebih baik dari sekarang.
gambar yang tersedia, yang selanjutnya
1. Gambar
yang
digunakan
lebih
mereka tempelkan pada kertas karton
bervariasi, guna memancing semangat
sesuai dengan imajinasi masing-masing
anak.
siswa. Peningkatan keterampilan berbicara
2. Jumlah subjek yang dilibatkan lebih banyak dan tidak berfokus pada kelas
siswa terlihat dari hasil uji coba secara luas.
tertentu.
Dimana nilai rata yang diperoleh melebihi
dihasilkan tidak hanya digunakan pada
dari 80, pdahal nilai rata-rata sebelumnya
satu kelas saja.
Mengingat
model
yang
kurang dari 70. Begitupun dengan rata-rata per indikator mengalami kenaikan. Hasil uji coba model pembelajaran montase kreatif
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|293
DAFTAR PUSTAKA Dardjowidjojo, S. 2012. Psikolinguistik: pengantar pemahaman bahasa manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Chaer, A. (2009). Psikolinguistik kajian teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandarwassid & Sunendar, D. 2008. Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muharrar, S & Verayanti, S. 2012. Kreasi Kolase, Montase, Mozaik Sederhana. Semarang: Esensi Erlangga Group. Nurgiyantoro, B. 2001.Penelitian dalam Pengajaran Bahasadan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Sudarminah, S. 2009. Upaya Peningkatan Pembelajaran Berbicara Dengan Model Pembelajaran Gambar Seri Untuk Siswa Kelas Viiismp Negeri 6 Semarang. Jurnal LEMLIT, Volume 3, Nomor 2 Desember 2009 Sunarsih, S. Pembelajaran Keterampilan Berbicara Model Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dan Teknik Kancing Gemerincing pada Siswa Introver dan Ekstrover di SMP. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Seloka 1 (1) (2012), Hal: 35. Sunaryo, A.2010. “Bahan Ajar Seni Rupa” Handout. Jurusan Seni Rupa UNNES Susanto, M.2012. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa.Yogyakarta: DictiArt Lab Tarigan, H.G.2008.Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Jurnal Visipena Volume 8 Nomor 2, Desember 2017
|294