PENGEMBANGAN SOFT SKILL SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE

Download serta mengasah dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa baik dengan teman sekelompoknya maupun dengan guru. Hasil pengamatan penelitian ...

0 downloads 419 Views 32KB Size
PENGEMBANGAN SOFT SKILL SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI SMK MUDA PATRIA KALASAN Hadi Rismanto1, Mohammad Munir, M.Pd2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan serta meningkatkan soft skill siswa dengan cara menerapkan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Ada empat soft skill yang menjadi objek dalam penelitian ini, diantaranya adalah disiplin, tanggungjawab, kreatifitas dan komunikasi. Selain itu, penelitian ini juga bermaksud untuk membuktikan apakah metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan soft skill siswa bila dibandingkan dengan metode konvensional ataupun metode ceramah pada proses pembelajaran yang dilakukan siswa kelas X jurusan elektronika industri di SMK Muda Patria Kalasan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa pertemuan, setiap pertemuan menggunakan langkahlangkah : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian 20 siswa yang kesemuanya adalah siswa laki-laki. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Data tentang keaktifan siswa diperoleh melalui pengamatan kelas untuk membandingkan tingkat soft skill siswa pada setiap siklus. Catatan lapangan digunakan untuk menggambarkan tentang kondisi situasi kelas pada setiap siklus. Hasil penelitian menunjukan implementasi metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengembangkan soft skill siswa pada tiap siklus, yaitu kemampuan bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan kelompok, meningkatkan kedisiplinan siswa, menginisiasi siswa untuk semakin kreatif, serta mengasah dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa baik dengan teman sekelompoknya maupun dengan guru. Hasil pengamatan penelitian ini menunjukan adanya peningkatan soft skill siswa pada setiap siklusnya. Persentase hasil peningkatan tersebut dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, pada pra siklus rata-rata persentase soft skill siswa adalah 40.38% (rendah), kemudian pada siklus I adalah 51.79% (cukup), pada siklus II adalah 61.88% (tinggi) dan siklus III adalah 73.82% (tinggi). Data peningkatan tersebut kemudian membuktikan bahwa penerapan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan soft skill siswa kelas X SMK Muda Patria Kalasan. Kata kunci : tindakan kelas, cooperative learning jigsaw, soft skill

1.

Pendahuluan Hard skill akan membantu seseorang untuk memperoleh pekerjaan, sedang soft skill akan membantu seseorang untuk mendapatkan karir kerja yang baik. Setelah lulus kemudian mendapatkan pekerjaan, apakah semuanya akan berhenti disitu saja? Lulus dan mendapat kerjaan. Tentunya tidak, setelah mendapat pekerjaan tentunya seseorang akan berfikir tentang karir, bagaimana agar ketika berada di lingkungan kerja tidak selamanya jadi karyawan saja, tapi bisa memperoleh posisi yang lebih baik dan lebih tinggi. Hal itulah yang selama ini menjadi masalah bagi lulusan SMK. Dibanding lulusan SMA, lulusan SMK memang lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan, namun setelah mendapat pekerjaan kendala yang seringkali ditemui adalah susah untuk memperoleh karir yang baik, hal ini sering disebabkan karena lulusan SMK hanya memiliki bekal hard

skill dan kurang dalam hal soft skill. Padahal soft skill adalah hal yang paling banyak dibutuhkan di dunia industri. Sebuah penelitian yang merupakan tindak lanjut hasil eksploratif terhadap 130 industri pada 16 provinsi di Indonesia ini menyebutkan bahwa kesenjangan terbesar antara kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri dengan kompetensi lulusan SMK adalah aspek soft skill seperti kejujuran, kedisiplinan, komunikasi, inisiatif dan kerjasama tim. Hasil survey pada 50 SMK di Indonesia juga menunjukan bahwa pengembangan soft skill belum mendapat perhatian serius dalam pembelajaran. Menurut Widarto, untuk dapat bekerja baik di industri, maka ada beberapa kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa SMK, di antaranya adalah kejujuran, etos kerja, tanggungjawab, disiplin, menerapkan prinsip-prinsip keselamatan kerja dan kreatifitas (Widarto : 2007). Komponenkomponen itulah yang kemudian memiliki peran penting dalam menentukan kualifikasi yang dibutuhkan industri. Penelitian yang dilakukan oleh widarto dkk pada tahun 2009 menghasilkan rumusan soft skill yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri secara berurutan berdasarkan skala prioritas adalah : disiplin, kejujuran, komitmen, tanggungjwab, rasa percaya diri, etika, sopan santun, kerjasama, kreativitas, komunikasi, kepemimpinan, enterpreneurship dan organisasi. Oleh karenanya diperlukan perangkat kurikulum yang mampu mengintegrasikan muatan soft skil ke dalam dalam proses pembelajaran, sementara soft skill tak perlu berdiri sebagai mata pelajaran. Model integrasi soft skill harus komprehensif yakni mulai dari konteks, input, proses, output dan outcome semuanya harus diperhatikan secara seksama. Berkaca dari realita di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan soft skill memiliki urgensi yang tinggi dalam dunia pendidikan terutama pendidikan kejuruan, sehingga keberadaan soft skill adalah satu keniscayaan agar pendidikan keteknikan di Indonesia dapat menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas dan siap bersaing. Pada teknisnya, soft skill ini dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan ataupun proses belajar-mengajar, namun perlu disadari bahwa untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Lebih jauh lagi, pendidikan soft skill idealnya bukan hanya diterapkan untuk peserta didik saja, tapi juga berlaku untuk pendidik. Pendidik seharusnya memberikan muatanmuatan proses pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Maka dari itu penulis ingin meneliti tentang pengembangan aspek soft skill pada siswa SMK dengan mencoba menerapkan strategi cooperative learning agar siswa terbiasa dan terlatih untuk dapat mengembangkan aspek soft skill pada diri masing-masing siswa. 2.

Pembahasan

Penelitian Pengembangan soft skill siswa Melalui penerapan strategi cooperative learning Tipe jigsaw di SMK Muda Patria Kalasan ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action reseacher). Dengan desain penelitian menggunakan metode Kemmis & Taggart, Penelitian tindakan kelas menggunakan model yang dikembangkan Kemmis & Mc.Taggart ini terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas beberapa tindakan dan dalam setiap tindakan ada beberapa tahap yang harus dilakukan yakni perencanaan (planning), tahap tindakan (acting), tahap pengamatan (observing), tahap refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Muda Patria Kalasan yang beralamat di Jl. Jogja-Solo Km 16 Bogem, Kalasan, Yogyakarta. Waktu yang digunakan penulis dalam proses pengambilan data ini kurang lebih selama delapan pekan, terhitung dari bulan Januari-Maret 2013. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X Jurusan Elektronika Industri SMK Muda Patria Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 20 siswa. Sementara objek pada penelitian tindakan kelas ini adalah soft skill siswa pada mata pelajaran Teori Dasar Elektronika yang dilakukan melalui metode cooperative learning tipe jigsaw. Soft skill yang dikembangkan dibatasi hanya 4 soft skill saja, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dari SMK Muda Patria Kalasan serta karena faktor keterbatasan waktu dari peneliti yang tidak mungkin untuk mengambangkan semua aspek soft skill.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode cooperative learning tipe jigsaw. Metode ini menjadikan siswa sebagai subjek dalam pembelarajan. Siswa dikondisikan dalam lima kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa yang heterogen. Cooperative learning tipe jigsaw memiliki dua jenis kelompok, yakni kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kumpulan siswa yang heterogen, sedangkan kelompok ahli adalah siswa perwakilan dari kelompok asal yang memiliki kesamaan topik materi. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan observasi, dengan dibantu oleh dua kolaborator, pengembangan soft skill siswa dipantau melalui lembar observasi yang instrumennya telah divalidasi oleh para pakar. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini ada dua yakni (1) Terlaksananya pembelajaran Teori Dasar Elektronika (TDE) dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan. (2) peningkatan tiap siklusnya adalah 10% dari hasil pra siklus Melalui lembar observasi yang diamati oleh para kolaborator didapat sebuah data bahwa Sebelum diberlakukan tindakan atau pra siklus, soft skill siswa menunjukan masih rendah yakni ratarata 40,38%, kemudian detelah diberi treatment dan tindakan, rata-rata soft skill siswa mengalami peningkatan menjadi 51.79%. peningkatan yang terjadi pada siklus I ini masuk dalam kategori cukup. Kemudian dilanjut pada siklus II, rata-rata soft skill siswa mengalami peningkatan menjadi 61.88%. peningkatan yang terjadi pada siklus II ini masuk dalam kategori tinggi. Meskipun pencapaian tersebut sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan, namun peningkatan tersebut masuk dalam kategori rendah. Dilanjut pada siklus terakhir yakni siklus III, rata-rata soft skill siswa mengalami peningkatan menjadi 73.82%, peningkatan pada siklus III ini masuk dalam kategori tinggi. Sehingga bila diurut peningkatan soft skill berturut-turut dari pra siklus ke siklus I ke siklus II ke siklus III adalah 11.41%, 10.09%, 11.94%. peningkatan ini sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti 3.

Kesimpulan

Besarnya pengaruh metode cooperative learning tipe jigsaw dalam pengembangan soft skill siswa kelas X SMK Muda Patria Kalasan pada mata pelajaran Teori Dasar Elektronika adalah siklus I sebesar 51.79%, siklus II sebesar 61.88%, siklus III sebesar 73.82%. Metode cooperative learning tipe jigsaw terbukti mampu mempengaruhi ± 10% peningkatan pada tiap siklusnya. Hal ini membuktikan bahwa metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mempengaruhi perkembangan soft skill siswa kelas X SMK Muda Patria Kalasan pada mata pelajaran Teori Dasar Elektronika. Proses pengembangan soft skill siswa kelas X SMK Muda Patria Kalasan pada mata pelajaran Teori Dasar Listrik dilakukan melalui tiga siklus yakni siklus I, siklus II dan siklus III, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Secara umum proses pengembangan soft skill siswa melalui metode cooperative learning berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan bimbingan dalam pembuatan tugas akhir skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab M.Pd, MA selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Bapak Dr. M. Bruri Triyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNY, Bapak Muhammad Munir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY sekaligus sebagai pembimbing tugas akhir skripsi, Bapak Masduki Zakaria, M.T, Selaku Penasehat Akademik, Bapak Handaru Jari, Ph.D. selaku Koordinator Tugas Akhir Skripsi, Bapak Handa Widyantara, selaku Kepala Sekolah serta civitas akademika di lingkungan SMK Muda Patria Kalasan Yogyakarta, Orang tua dan seluruh keluarga, Teman-teman kelas PKS 2011 jurusan Pendidikan Teknik Elektronika.

Daftar Pustaka [1].

Ahmad Rohani, Abu Ahmadi (1991) Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

[2].

Arikunto, Suharsimi (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

[3].

Asmani, Jamal makmur (2011) Tips pintar PTK : penelitian tindakan kelas. Yogyakarta : Laksamana.

[4].

Bancino, Randy. 2007. Soft skill for hard core technical profesionals. Available at : (http://technosoftskills.blogspot.com/2007). Diakses tanggal 3 Maret 2008

[5].

Crow, lester D. & Crow, Alice. (1984) Educational Psycology. Surabaya : PT. Bina Ilmu.

[6].

Depdikbud (1999) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdikbud.

[7].

Engkoswara (1984) Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Bandung : Penerbit Bina Karya.

[8].

Lie, Anita. 2010. Mempraktikan Cooperative Learning di ruang kelas. Jakarta: Gramedia

[9].

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta

[10]. Slavin, Robert E (2009) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusamedia [11]. Trianto (2010) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Prestasi Pustakaraya

[12]. Widarto, Pardjono dan Noto Widodo. 2009. Pengembangan model pembelajaran soft skills dan hard skills untuk siswa SMK. (http://lppmp.uny.ac.id/sites/ lppmp.uny.ac.id/files/5%20Widarto%20FT.pdf, diakses pada 10 September 2012)

Penguji Utama

Pembimbing

Drs. TotokSukardiyono, M.T NIP. 19670930 199303 1 005

Mohammad Munir, M.Pd NIP. 19630512 198901 1 001