PENGETAHUAN DAN MOTIVASI STAKEHOLDERS TENTANG

Download tentang Desa Siaga dan motivasi stakeholders dalam pelaksanaan Desa Siaga di. Desa Bedono ... 14 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, ...

0 downloads 568 Views 368KB Size
PENGETAHUAN DAN MOTIVASI STAKEHOLDERS TENTANG DESA SIAGA DI DESA BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Yulita Nur Farida1), Emi Sutrisminah2) Abstrak : Desa Siaga merupakan salah satu strategi dalam rangka mendukung visi misi pembangunan kesehatan jangka 2010-2014. Salah satu sasaran pengembangan Desa Siaga adalah pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, dana, tenaga, dan sarana. Dalam hal ini adalah kepala desa, camat, dunia usaha, dan stakeholders lainnya. Dalam pelaksanaan desa siaga, ada banyak kendala yang dihadapi stakeholders sehingga Desa Siaga yang sudah terbentuk tidak dapat mengalami perkembangan mencapai Desa Siaga Aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan stakeholders tentang Desa Siaga dan motivasi stakeholders dalam pelaksanaan Desa Siaga di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh stakeholder desa siaga di desa Bedono yang masuk dalam Forum Kesehatan Desa Siaga yang berjumlah 48 orang, sample yang diambil dengan menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu Sampling Jenuh. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden tentang Desa Siaga sebanyak 37 orang (77,08%) baik dan motivasi responden dalam pelaksanaan Desa siaga kurang sebanyak 27 orang (56,25%). Simpulan pada penelitian ini pengetahuan responden tentang Desa Siaga baik dan motivasi responden dalam pelaksanaan Desa Siaga kurang.

Kata kunci

: Pengetahuan dan Motivasi, Stakeholders, Desa Siaga

14

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 13-24

Abstract : Alert Village is one of the strategies in order to support the vision and mission of the 2010-2014 term health development. One of the goals Alert Village development is expected to support the policies, funding, personnel, and facilities. In this case is the head of the village, district, businesses, and other stakeholders. In the implementation of idle village, there are many constraints faced by stakeholders to alert village that has formed can not reach the village has developed Active Standby. The purpose of this study was to determine the knowledge of stakeholders about the alert village and motivation of stakeholders in the implementation of the Alert Village in the Bedono Village District Sayung Demak. The study was a descriptive cross sectional approach. Population are all stakeholders in the rural village of standby Bedono included in the Alert Village Health Forum of 48 people, samples were taken by using the Sampling Saturated nonprobability sampling. Instrument used was a questionnaire. Results showed respondents awareness of the Alert Village total of 37 people (77.08%) of respondents in both motivation and implementation of village less idle as many as 27 people (56.25%). Conclusions in this study the respondents knowledge about both alert village and motivation of respondents in the implementation of alert village less.

Keyword : Knowledge and Motivation, Stakeholders, prepared village

Yulita Nur Farida, Emi Sutrisminah, Pengetahuan Dan Motivasi Stakeholders …

swasta dan masyarakat madani, 2)

PENDAHULUAN Keputusan Republik

15

Menteri

Kesehatan

Indonesia

Nomor

Melindungi

kesehatan

masyarakat

dengan menjamin tersedianya upaya

574/Menkes/SK/IV/2000 menetapkan

kesehatan yang paripurna,

Visi Pembangunan Kesehatan, yaitu

bermutu,

Indonesia Sehat 2010. Visi tersebut

Menjamin

menggambarkan bahwa pada tahun

pemerataan sumberdaya kesehatan, dan

2010 bangsa Indonesia hidup dalam

4)

lingkungan yang sehat, berperilaku

kepemerintahan yang baik (Kemenkes

hidup bersih dan sehat serta mampu

RI, 2010: 5).

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara

adil

dan

merata,

dan

merata,

berkeadilan,

ketersediaan

Menciptakan

Kesehatan

dan

tata

sebagai

3)

kelola

hak

azasi

manusia ternyata belum menjadi milik

sehingga memiliki derajat kesehatan

setiap

yang

Sejak

berbagai hal seperti kendala geografis,

dicanangkan Visi Indonesia Sehat 2010

sosiologis, dan budaya. Kesehatan bagi

telah banyak kemajuan yang dicapai.

sebagian

Akan tetapi kemajuan-kemajuan itu

kemampuannya

tampaknya masih jauh dari target yang

berpengetahuan

ingin dicapai pada tahun 2010 (Menkes

rendah masih perlu diperjuangkan

RI,

secara

setinggi-tingginya.

2006:

1).

Oleh

sebab

itu,

manusia

Indonesia

penduduk

yang

karena

terbatas

serta dan

yang

berpendapatan

terus-menerus

dengan

pembangunan kesehatan dalam kurun

mendekatkan

waktu lima tahun ke depan (2010-

kesehatan

2014) harus lebih diarahkan kepada

kemampuan mereka. Di samping itu,

beberapa hal prioritas (Kemenkes RI,

kesadaran masyarakat bahwa kesehatan

2010: 1).

merupakan investasi bagi peningkatan

Visi

Pembangunan

akses

cara

dan

pelayanan

memberdayakan

Kesehatan

kualitas sumberdaya manusia juga

Tahun 2010-2014 adalah “Masyarakat

masih harus dipromosikan melalui

Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”,

sosialisasi dan advokasi kepada para

dengan Misi 1) Meningkatkan derajat

pengambil kebijakan dan pemangku

kesehatan

kepentingan (stakeholders) di berbagai

masyarakat,

melalui

pemberdayaan masyarakat, termasuk

16

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 13-24

jenjang

administrasi

(Menkes

RI,

2006: 1).

dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri dengan tujuan terwujudnya

Dalam

rangka

mendukung

masyarakat desa yang sehat, peduli,

tersebut,

dan tanggap terhadap permasalahan

Kementerian Kesehatan menetapkan

kesehatan di wilayahnya. Kriteria Desa

strategi,

adalah

Siaga adalah apabila desa tersebut telah

pemberdayaan masyarakat, swasta, dan

memiliki sekurang-kurangnya sebuah

masyarakat

madani

dalam

Pos Kesehatan Desa (Syafrudin dan

pembangunan

kesehatan

melalui

Hamidah, 2009: 194). Salah satu

dan

global.

sasaran pengembangan desa

yang

dilakukan

dengan

adalah pihak-pihak yang diharapkan

tersebut

adalah

pembangunan

kesehatan

salah

kerjasama

nasional

Kegiatan strategi

satunya

memfasilitasi pencapaian kesehatan dengan

berupaya

percepatan

seluruh

dukungan

kebijakan,

dan

peraturan perundang-undangan, dana,

derajat

tenaga, sarana, dan lain-lain. Dalam hal

penduduk

ini adalah kepala desa, camat, pejabat

peningkatan bagi

memberikan

mengembangkan

kesiap-

pemerintah

lainnya,

donatur,

Desa

(Ismawati S, dkk, 2010: 82).

Desa

Siaga

yang

dikembangkan sejak tahun 2006 sesuai

dan

dunia

siagaan di tingkat desa yang disebut Siaga.

siaga

stakeholder

Stakeholder

adalah

usaha, lainnya

individu,

dengan Keputusan Menteri Kesehatan

kelompok atau organisasi, perempuan

Nomor

564/Menkes/SK/VIII/2006

maupun

tentang

Pedoman

kepentingan, terlibat atau terpengaruh

Pengembangan

Pelaksanaan

Desa

Siaga,

laki-laki,

yang

memiliki

telah

(positif ataupun negatif) dari suatu

berkembang dan masih terus perlu

aktivitas atau proyek (Sumarto, 2009:

dilakukan pembinaan (Kemenkes RI,

135). Stakeholders dalam desa siaga

2010: 5).

adalah orang-orang yang tergabung

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya

memiliki

dalam Forum Kesehatan Desa Siaga.

kesiapan

Forum Kesehatan Desa merupakan

sumber daya dan kemampuan serta

wadah partisipasi masyarakat dalam

kemauan

mengembangkan

untuk

mencegah

dan

mengatasi masalah kesehatan, bencana,

kesehatan

di

pembangunan tingkat

desa

atau

Yulita Nur Farida, Emi Sutrisminah, Pengetahuan Dan Motivasi Stakeholders …

kelurahan

untuk

merencanakan,

17

mengembangkan program desa siaga

menetapkan, koordinasi dan penggerak

dan

kegiatan, serta monitoring evaluasi

Kesehatan

pembangunan kesehatan di desa yang

Masyarakat) yang telah terbentuk, dan

terdiri

dengan

tidak adanya pelatihan pengembangan

perangkatnya, Badan Perwakilan Desa

desa siaga untuk para stakeholder.

(BPD), tim penggerak PKK, Lembaga

Sehingga dari kendala tersebut, desa

Swadaya Masyarakat (LSM), Kader,

siaga yang sudah terbentuk tidak dapat

Tokoh Masyarakat, dan tokoh agama

mengalami perkembangan mencapai

(Runjati, 2010: 102).

desa siaga yang sesungguhnya yaitu

dari

Kepala

Desa

Stakeholder mempunyai peranan yang

penting

UKBM

(Upaya

Bersumber

daya

desa siaga aktif.

pelaksanaan

Berdasarkan Profil Data Kesehatan

pengembangan desa siaga diantaranya

Indonesia tahun 2011, tercatat 24.547

memberikan kebijakan, sarana dan

desa (31,7%) dari 77.465 desa yang

dana

desa

ada di Indonesia telah menjadi Desa

siaga, mengkoordinasikan penggerakan

Siaga Aktif (Pusat Promosi Kesehatan,

masyarakat untuk berperan aktif dalam

Kemenkes

penyelenggaraan

Kesehatan

cakupan desa siaga aktif Provinsi Jawa

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Tengah tahun 2011 sebesar 100% dan

yang ada, melakukan pembinaan untuk

semua kabupaten/kota se Jawa Tengah

terselenggaranya kegiatan desa siaga

telah mencapai target SPM (Standar

secara teratur dan lestari, dan lain-lain

Pelayanan

(Ismawati S, dkk, 2010: 122).

cakupan selama tiga tahun terakhir

untuk

dalam

mengikuti

penyelenggaraan

Upaya

RI,

2012).

Minimal).

Sedangkan

Pencapaian

Ketua Forum Kesehatan Desa

menunjukkan peningkatan yaitu dari

menyatakan bahwa dalam pelaksanaan

60,38% pada tahun 2009 menjadi

pengembangan desa siaga, ada banyak

79,02% tahun 2010 dan 100% pada

kendala yang dihadapi oleh para

tahun 2011 (SPM Bidang Kesehatan

pemangku kepentingan antara lain

Kab/kota Provinsi Jawa Tengah, 2011).

kurangnya sarana dan fasilitas dalam

Demak

merupakan

salah

satu

desa siaga, kurangnya partisipasi dari

Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah

masyarakat

yang sudah cukup maju. Ada banyak

untuk

ikut

18

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 13-24

potensi yang dimiliki oleh Kota Demak

(80%) yaitu desa Sriwulan, Bedono,

yang

dan

Purwosari, Sidogemah, Timbulsloko,

Demak.

Surodadi, Sidorejo, dan Banjarsari;

Demak memiliki 249 Desa dan pada

Strata Madya (0%); dan strata Purnama

tahun 2011 seluruh Desa tersebut telah

(20%) yaitu desa Gemulak dan Tugu

menjadi Desa Siaga (100%), namun

(Data Desa Siaga Puskesmas Sayung I,

sampai dengan tahun 2013 belum

2011).

dapat

memandirikan

memajukan masyarakat

semua Desa Siaga menjadi Desa Siaga Aktif.

Data

Kabupaten

Dinas

Demak

Kesehatan tahun

2013

Desa Bedono merupakan salah satu

desa

yang

Kecamatan

ada

di

Sayung, Desa

wilayah

Kabupaten

menjelaskan bahwa dari semua desa

Demak.

siaga (249 desa), 63,45% (158 desa)

melaksanakan program desa siaga

merupakan desa siaga aktif. Adapun

sejak tahun 2008, namun sampai

strata desa siaga di wilayah Kabupaten

dengan tahun 2011 desa Bedono masih

Demak yaitu strata Pratama sebanyak

termasuk kriteria desa siaga strata

41,77% (104 desa), strata Madya

pratama.

sebanyak 48,19% (120 desa), strata

sebuah Pos Kesehatan Desa (PKD)

Purnama sebanyak 8,43% (21 desa),

dengan satu bidan desa dan telah

dan strata Mandiri sebanyak 1,61% (4

terbentuk

desa).

(FKD), namun forum tersebut tidak

Desa

Bedono

Bedono

Forum

telah

memiliki

Kesehatan

Desa

Desa Siaga aktif di Puskesmas

dapat berjalan. Kegiatan desa siaga

Sayung I menempati urutan ke-19 dari

yang dilaksanakan di PKD dan masih

27 Puskesmas yang ada di Wilayah

berjalan

Kabupaten

posyandu balita dan posyandu lansia.

Demak.

Wilayah

sampai

saat

ini

hanya

Puskesmas Sayung I terdiri dari 10

Hasil wawancara terhadap Bidan

desa dan sudah menjadi desa siaga

Desa Bedono menyatakan bahwa tidak

(100%), namun hanya ada dua desa

aktifnya

yang telah menjadi desa siaga aktif

disebabkan

yaitu desa Tugu dan Gemulak. Adapun

diantaranya tidak adanya dorongan dari

strata desa siaga di wilayah Puskesmas

Kepala

Sayung I, antara lain: Strata Pratama

pertemuan

Forum

Kesehatan

oleh

Desa

beberapa

untuk

rutin,

Desa hal

melaksanakan

kesibukan

dari

Yulita Nur Farida, Emi Sutrisminah, Pengetahuan Dan Motivasi Stakeholders …

masing-masing Kesehatan

pengurus

Forum

kesehatan masyarakat, survei deskriptif

serta

kurangnya

digunakan untuk menggambarkan atau

mereka

dalam

memotret masalah kesehatan serta

Desa,

pengetahuan

19

pelaksanaan pengembangan desa siaga.

yang

Sedangkan tidak berjalannya program

sekelompok penduduk atau orang yang

desa

tinggal

siaga

yang

lainnya

seperti

ambulan desa, tabulin, donor darah,

terkait

dengan

dalam

kesehatan

komunitas

tertentu

(Notoatmodjo, 2012: 36).

dan lain-lain disebabkan karena kurang

Metode yang digunakan dalam

terlibatnya para pengurus FKD dalam

penelitian ini adalah cross sectional

pelaksanaan

yaitu

program

desa

siaga

tersebut.

suatu

penelitian

untuk

mempelajari dinamika korelasi antara

Berdasarkan

studi pendahuluan

faktor-faktor

di

Bedono

dengan cara pendekatan, observasi atau

Kecamatan Sayung Kabupaten Demak

pengumpulan data sekaligus pada suatu

pada bulan Februari 2013 dengan

saat

melakukan

(Notoatmodjo, 2012: 37).

yang

dilakukan

Desa

wawancara

lagsung

terhadap 10 stakeholders di Desa Bedono,

didapatkan

dengan

time

(point

Populasi

dalam

efek,

approach).

penelitian

ini

(tiga)

adalah stakeholder utama desa siaga di

stakeholders dapat menjelaskan konsep

desa Bedono yakni orang-orang yang

Desa Siaga secara umum dan 7 (tujuh)

masuk dalam Forum Kesehatan Desa

stakeholder

dapat

Siaga sejumlah 48 orang yang terdiri

menjelaskan konsep Desa Siaga secara

dari Kepala Desa 1 orang, Perangkat

umum.

Desa

lainnya

Para

3

risiko

tidak

stakeholder

menyatakan bahwa

mereka

juga jarang

dilibatkan dalam pelaksanaan desa siaga, fasilitas yang ada di desa

18

orang,

Badan

Permusyawaratan Desa 9 orang, dan Tim Penggerak PKK 20 orang. Dalam

penelitian

cara

terbatas, serta mereka sibuk dengan

pengambilan

kegiatannya masing-masing.

teknik nonprobability sampling yaitu

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini

adalah

penelitian deskriptif. Dalam bidang

sampel

ini

sampling

jenuh.

penelitian

ini

menggunakan

Sampel

adalah

48

dalam orang

stakeholder utama desa siaga yang ada

20

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 13-24

di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat

bertujuan untuk

menjelaskan

mendeskripsikan

atau

Distribusi Frekuensi

Kategori

F

%

Baik

37

77,08

Kurang

11

22,92

Total

48

100,00

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh

karakteristik setiap variabel penelitian

hasil

(Notoatmodjo, 2012: 182). Analisis

memiliki pengetahuan baik sebanyak

univariat

37 responden (77,08%), dan kurang

ini

dilakukan

dengan

mendeskripsikan variabel yang ada

bahwa

mayoritas

responden

sebanyak 11 responden (22,92%).

yaitu pengetahuan stakeholders tentang

Menurut Notoatmodjo (2010: 27)

desa siaga dan motivasi stakeholders

pengetahuan adalah hasil pengindraan

dalam pelaksanaan desa siaga yang

manusia, atau hasil tahu seseorang

disajikan dalam bentuk prosentase dan

terhadap objek melalui indra yang

tabel distribusi frekuensi.

dimilikinya. Pengetahuan sendiri juga

Pada penelitian ini data ordinal

dipengaruhi

oleh

beberapa

faktor

yang terhitung prosentasenya dengan

diantaranya pekerjaan dan pengalaman.

menggunakan

Mubarak (2011: 83-84) menyatakan

rumus

prosentase

(Riyanto, 2013: 100): F P=

bahwa lingkungan pekerjaan dapat membuat

X 100%

N Keterangan: P = Prosentase F = Jumlah Jawaban Benar N = Jumlah Skor Total HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Responden tentang Desa Siaga Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Stakeholderstentang Desa Siaga

seseorang

memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara

langsung

maupun

tidak

langsung dan berdasarkan pengalaman, orang cenderung berusaha melupakan pengalaman

yang

kurang

baik.

Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu

menimbulkan

mendalam seseorang. akhirnya

dalam

emosi

Pengalaman dapat

kesan

yang

kejiwaan baik

membentuk

ini sikap

Yulita Nur Farida, Emi Sutrisminah, Pengetahuan Dan Motivasi Stakeholders …

21

positif dalam kehidupannya. Sehingga

Jika pengetahuan ini dikaitkan

dengan pekerjaan dan pengalaman

dengan pelaksanaan Desa Siaga, ada

responden sebagai pengurus di dalam

penelitian

Forum Kesehatan Desa Siaga dapat

Rahayu Putri (2010) yang menyatakan

menjadikan

bahwa ada hubungan yang bermakna

responden

mempunyai

pengetahuan yang baik.

sebelumnya

dari

Mugi

antara pengetahuan tentang Desa Siaga

Hal tersebut juga didukung oleh

dengan perilaku dalam pengembangan

hasil distribusi jawaban responden

Desa Siaga. Sehingga dengan melihat

yang

menyebutkan bahwa seluruh

hasil diatas seharusnya perilaku yang

responden sudah mengerti tentang

didasari oleh pengetahuan akan lebih

Desa

yang

langgeng daripada perilaku yang tidak

mengatasi

didasari oleh pengetahuan (Mubarak,

Siaga

adalah

masyarakatnya masalah

desa

dapat

kesehatan,

kegawatdaruratan

bencana,

kesehatan

mandiri

sebanyak

(100%)

dan

dan

2011: 82), dan seharusnya Desa Siaga

secara

yang telah terbentuk di Desa Bedono

48

responden

dapat

berjalan

mayoritas

responden

menjadi Desa Siaga dengan strata yang

dan

lebih

adalah

dengan

kenyataannya Desa Siaga di Desa

masyarakat yang sehat, peduli dan

Bedono sampai saat ini masih berada

tanggap

pada

terhadap

desa

masalah-masalah

kategori

kesehatan di desanya sebanyak 46

Pratama.

responden (95,8%). Sehingga dengan

2.

responden tahu tentang pengertian dan tujuan Desa Siaga, maka responden akan

dengan

mudah

menjawab

pertanyaan yang selanjutnya karena pengertian

dan

tujuan

merupakan

konsep dasar dari Desa Siaga dan dapat menjadi

kunci

untuk

menjawab

pertanyaan tentang Desa Siaga.

Akan

aktif

mengerti tentang tujuan Desa Siaga terwujudnya

tinggi.

dengan

Desa

tetapi

Siaga

pada

strata

Motivasi Responden dalam Pelaksanaan Desa Siaga Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Stakeholders dalam Pelaksanaan Desa Siaga Distribusi Frekuensi Kategori F % Baik

21

43,75

Kurang

27

56,25

Total

48

100,00

22

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 13-24

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil

bahwa

yang menyebutkan bahwa mayoritas

mayoritas

responden

pengetahuan

kurang

pernyataan Saya akan melaksanakan

sebanyak 27 responden (56,25%), dan

program desa siaga meskipun tidak ada

baik sebanyak 21 responden (43,75%).

gaji khusus untuk para pemangku

memiliki

Motivasi dapat diartikan sebagai

responden

tidak

setuju

dengan

kepentingan sebanyak 22 responden

kekuatan yang terdapat dalam diri

(45,83%).

individu, yang menyebabkan individu

merupakan bagian dari faktor motivasi

tersebut bertindak atau berbuat (Uno,

eksternal

2012: 3). Motif menurut penyebabnya

dengan kurangnya motivasi eksternal

dibagi

motif

responden

Motif

responden menjadi kurang.

menjadi

ekstrinsik

dua

dan

yaitu

intrinsik.

Pernyataan

yaitu

imbalan.

tersebut

Sehingga

menyebabkan

motivasi

ekstrinsik yaitu motif yang berfungsi

Penelitian terdahulu dari Vina

karena adanya rangsangan dari luar,

Rani Wibawanti (2009) menyatakan

dan motif intrinsik yaitu motif yang

bahwa

berfungsi tanpa rangsangan dari luar

motivasi kerja. Pada dasarnya imbalan

tetapi

sendirinya

merupakan karakteristik atau kualitas

sesuatu

dari objek pemuas yang dibutuhkan

sudah

terdorong

dengan

untuk

berbuat

gaji

berpengaruh

(Notoatmodjo, 2010: 50-51). Motivasi

oleh

terjadi apabila seseorang mempunyai

mempengaruhi motivasi atau dapat

keinginan

untuk

mengubah arah tingkah laku dari suatu

atau

objek ke objek lain yang mempunyai

melakukan tindakan

dan suatu dalam

kemauan kegiatan rangka

mencapai

seseorang

terhadap

yang

dapat

nilai imbalan yang lebih besar.

tujuan tertentu (Uno, 2012: 6). Oleh

Menurut Notoatmodjo (2010: 129-

karena keinginan responden seperti

130), ada dua cara untuk meningkatkan

mengharapkan adanya imbalan bagi

motivasi

pengurus Forum Kesehatan Desa Siaga

(direct motivasion)

tidak terpenuhi sehingga menyebabkan

memberikan materi atau nonmateri

motivasi responden kurang.

kepada orang secara langsung untuk

yakni

metode

langsung

yaitu dengan

Hal tersebut juga didukung oleh

memenuhi kebutuhan merupakan cara

hasil distribusi jawaban responden

yang langsung dapat meningkatkan

Yulita Nur Farida, Emi Sutrisminah, Pengetahuan Dan Motivasi Stakeholders …

motivasi kerja, dan metode tidak langsung (indirect motivasion) yaitu memberikan kepada anggota suatu organisasi berupa fasilitas atau saranasarana kesehatan. Desa Siaga sendiri merupakan desa

yang

penduduknya

memiliki

kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana

dan

kegawatdaruratan

kesehatan secara mandiri (Menkes RI, 2006: 3). Dari pernyataan tersebut dapat

diketahui

bahwa

dalam

pelaksanaan Desa Siaga dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan maupun iming-iming tertentu. Selama ini pelaksanaan Desa Siaga di Desa Bedono mengalami kendala terkait dengan pelaksanaan Desa Siaga. Para pemangku kepentingan tidak pernah mendapatkan

pelatihan

pengembangan

Desa

keikutsertaan

masyarakat

Siaga

dalam serta dalam

program Desa Siaga masih kurang. Simpulan 1. Mayoritas

pengetahuan

stakeholders tentang Desa Siaga adalah baik 2. Motivasi stakeholders dalam pelaksanaan Desa Siaga masih kurang

23

DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota. Provinsi Jawa Tengah. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Iqbal, Muhammad. 2007. Analisis Peran Pemangku Kepentingan dan Implementasinya dalam Pembangunan Pertanian. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/ publikasi/p3263071.pdf. Diunduh 3 April 2013. Ismawati, S., dkk. 2010. Posyandu & Desa Siaga Panduan untuk Bidan & Kader. Yogyakarta : Nuha Medika. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta. Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

24

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 13-24

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (PrinsipPrinsip Dasar). Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Runjati. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. Satari, Mieke H & Wirakusumah Firman F. 2011. Konsistensi Penelitian Bidang Kesehatan. Bandung : PT Trans Info Media.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sumarto, Hetifah Sj. 2009. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance : 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Syafrudin & Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Widayatun, Tri Rusmi. 2009. Ilmu Perilaku M.A. 104. Jakarta : Sagung Seto. Yulifah, Rita & Yuswanto Tri Johan Agus. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medik