PENGETAHUAN PERAWAT PELAKSANA DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE

Download Pelaksanaan discharge planning yang tidak optimal menyebabkan pasien yang ... Penelitian ini bertujun untuk mengetahui hubungan pengetahuan...

0 downloads 349 Views 321KB Size
PENGETAHUAN PERAWAT PELAKSANA DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH THE NURSES’ KNOWLEDGE AND THE IMPLEMENTATION OF DISCHARGE PLANNING AT MEURAXA HOSPITAL BANDA ACEH Ahmad Nurjihaduddin1; Devi Darliana2 1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan,FakultasKeperawatanUniversitasSyiah Kuala Banda Aceh Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syah Kuala Banda Aceh E-mail: [email protected];[email protected]

2

ABSTRAK Discharge planning merupakan suatu proses pendidikan kesehatan kepada pasien yang dimulai dari sejak pasien masuk ke rumah sakit hingga pulang mengenaimedication, environment, treatment, health teaching, outpatient referal, dan diet. Pelaksanaan discharge planning yang tidak optimal menyebabkan pasien yang pernah di rawat dan di rawat kembali dengan penyakit yang sama akibat tindakan keperawatan di rumah secara kontinu. Pengetahuan tentang discharge planningakan membuat seorang perawat sadar bahwa pentingnya discharge planning sehingga akan melaksanakannya secara baik dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujun untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 60 perawat pelaksana dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 8 februari s/d 20 Juli 2016 menggunakan kuesioner.Metode analisa data mengunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian pengetahuan perawat tentang discharge planning dalam kategori kurang 51,7% dan pelaksanaan discharge planning dalam kategori kurang 68,3% sehingga terdapat hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016 (P-value 0,003 < α 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning.Perawat diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan melaksanakan discharge planningsecara optimaldan diharapkan kepada pengambil kebijakan agar menyediakan pelatihan, leaflet dan media untuk melakukandischarge planning sehingga dapat menfasilitasi perawat untuk melakukandischarge planningdenganbaik. Kata kunci: Pengetahuan, Pelaksanaan discharge planning

ABSTRACT Discharge planning is a process of giving health education to patients from entering the hospital to their returning in the form of medication, environment, treatment, health teaching, outpatient referral, and patients’ diet. Giving inappropriate implementation of discharge planning could probably cause the patients to suffer the same disease and require them take retreatment at the hospital. The knowledge of discharge planning will make nurses understand the importance of discharge planning which will lead them to have a continuous good work. This study aims at finding out the correlation between the nurses’ knowledge and the implementation of discharge planning at wards of General Hospital of Meuraxa Banda Aceh in 2016. This is a correlative descriptive research using cross sectional design. The samples of this study were 60 nurses and were chosen using total sampling technique. The data collection was conducted from 8 Februari to 20 July, 2016. The instrument used is questionnaire. For the purpose of data analysis, Chi-Square statistics was chosen. The results show that the knowledge of discharge planning is categorized as low with 51.7%, and the implementation of discharge planning is also low with 68.3% which indicate there is a correlation between the nurses’ knowledge of discharge planning and its implementation at wards of General Hospital of Meuraxa Banda Aceh in 2016 (P-value 0.003 < α 0.05). It can be concluded that there is a significant correlation between the nurses’ knowledge of discharge planning and its implementation. It is suggested that the nurses improve their knowledge and implement discharge planning optimally and the decision makers provide training, leaflet and media to facilitate nurses to attain the required competency in conduction discharge planning. Keywords: Knowledge, Discharge planning Implementation.

1

PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan instansi perawatan kesehatan professional yang komperhensif dengan menyediakan pelayanan kesehatan rawat inap, rawat jalan, serta gawat darurat yang di lakukan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.Dengan begitu rumah sakit menjadi sebagai tumpuan harapan masyarakat untuk mendapatkan hidup yang sehat atau sejahtera.Oleh karena itu pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit harus di tingkatkan karena untuk mencapai kualitas hidup pasien (Pohan, 2007, p.32). Perencanaan pemulangan (discharge planning) adalah proses sistematis yang bertujuan menyiapkan pasien meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan program perawatan yang berkelanjutan di rumah atau di unit perawatan komunitas (Nursalam, 2012, p.228). Program perencanaan pemulangan (discharge planning)pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan dan pengetahuan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi, aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi khusus yaitu tanda dan gejala penyakit pasien. Adapun program pendidikan kesehatan yang baik sebagai persiapan pulang pasien, dikenal dengan METHOD yaitu: Medication(Obat), Environment (Lingkungan), Treatment (Pengobatan), Health Teaching (Pengajaran kesehatan), Outpatient Referal (fasilitas kesehatan), Diet Pasien (Nursalam, 2012, p.228). Pengetahuan perawat tentang discharge planning sangat di perlukan karena dapat mempengaruhi kelanjutan semua program pengobatan pasien ketika sampai di rumah. Pengetahuan tentang discharge planningakan membuat perawat sadar akan pentingnya discharge planning dan dapatmenyadari bahaya yang dapat terjadi bila discharge planning tidak dilaksanakan secara kontinu (Notoatmodjo, 2010, p.27). Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Pada

Pasien Di Ruang Rawat Inap Di RSUD Meuraxa Banda Aceh METODE Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua perawat pelaksana dan tidak termasuk perawat managerial di ruang penyakit dalam pria dan wanita, ruang rawat bedah pria dan wanita serta ruang saraf dengan menggunakan teknik total sampling. Adapun jumlah sampel adalah 60 orang perawat.Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 08 februari s/d 20 Juli 2016 menggunakan kuesioner dalam bentuk multiple choice.Metode analisa data bivariat mengunakan uji statistik Chi-Square. HASIL Data yang diperoleh berdasarkan kuesioner terhadap 60 responden adalah sebagai berikut: Tabel 1. Data Demografi Perawat Pelaksana RSUD Meuraxa Banda Aceh No Data Frekuensi Persentase Demografi 1 Usia Dewasa Muda 13 21,7 (21-30 tahun) 39 65 Dewasa Tengah 8 13,3 (31–40 tahun) Dewasa Akhir (41 – 50 tahun) 2 Jenis Kelamin Laki-Laki 13 21,7 Perempuan 47 78,3 3 Pendidikan Terakhir 36 60 D3Keperawatan 24 40 S1Keperawatan 4 Status Pekerjaan 25 41,7 PNS 35 58,3 Non PNS

2

No Data Frekuensi Persentase Demografi 5. Masa Kerja < 1 Tahun 7 11,7 ≤ 2 Tahun 24 40 3- 6 Tahun 20 33,3 > 6 9 15 Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa distribusi umur yang tertinggi adalah 31- 40 tahun yang termasuk dalam kategori dewasa tengah sebanyak 39 orang (65%). Frekuensi jenis kelamin tertinggi adalah perempuan sebanyak 47 orang (78,3 %). Frekuensi pendidikan terakhir tertinggi adalah DIII sebanyak 36 orang (60 %). Ditinjau dari status pekerjaan, distribusi yang paling banyak adalah Non PNS sebanyak 35 (58,3 %). Masa kerja perawat yang paling tinggi ≤ 2 Tahun sebanyak 24 (40 %) perawat. Tabel 2. Pengetahuan Perawat Pelaksana RSUD Meuraxa Banda Aceh No Pengetahuan Frekuensi Persentase Perawat 1 Baik 29 48,3 2 Kurang 31 51,7 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang discharge planning berada dalam kategori kurang sebanyak 31 responden (51,7%). Tabel 3. Pelaksanaan Discharge planning di RSUD Meuraxa Banda Aceh No Pelaksanaan Frekuensi Persentase Discharge planning 1 Baik 19 31,7 2 Kurang 41 68,3 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa pelaksanaan discharge planningdi ruang rawat inap rumah sakit umum daerah meuraxa Banda Aceh berada dalam kategori kurang sebanyak 41 responden (68,3 %). Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Perawat Pelaksana Dengan Pelaksanaan Discharge planning RSUD Meuraxa Banda Aceh

Penget ahuan Peraw at Baik Kurang Jumlah

Pelaksanaan Discharge planning Total Pvalue Baik Kurang F % F % F % 15 51,7 14 48,3 29 100 0,003 4 12,9 27 87,1 31 100 19 68,3 41 31,7 60 100

Berdasarkan tabel 4 Menunjukkan bahwa dari 31 perawat dengan pengetahuan discharge planning kurang, terdapat 27 (87,1%) perawat yang melaksanakan discharge planning dengan kategori kurang dengan nilai P-value 0,003 < α (0,05) di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016. PEMBAHASAN Gambaran pengetahuan perawat tentang discharge planning Hasil dari tabel dapat disimpulkan bahwa sebanyak 31 (51,7%) perawat mempunyai pengetahuan yang kurang tentang discharge planning di ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016. Pengetahuan perawat adalah segala informasi yang diperoleh perawat secara terbiasa terhadap objek yang akan diingat oleh perawat tentang hal yang diketahui. Pengetahuan perawat diperoleh melalui pendidikan formal ataupun informal. Pengetahuan discharge planning yang umum harus diketahui diantaranya berupa pengetahuan tentang pengertian, tujuan, manfaat, prinsip, faktor risiko, METHOD, prosedur discharge planning (Octaviani & Darmawan, 2015, p.51). Gambaran pelaksanaan discharge planning Hasil dari tabel disimpulkan bahwa sebanyak 41 (68,3%) perawat yang melaksanakan discharge planning dengan kategori kurang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016. Pelaksanaa discharge planning adalah suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang di 3

lakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan juga pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang. Pelaksanaan discharge planning berupa memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien untuk mencegah terjadi komplikasi penyakit. Sehingga pasien dan keluarga mengerti apa yang terjadi dan bisa melakukan pencegahan komplikasi sejak dini. Discharge planning di lakasanakan sejaka pasien masuk ke rumah sakit hingga pasien di pulang (Nursalam, 2012, p.228). Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning Setelah di lakukanuji statistik (uji Chi-Square) di peroleh nilai P-value 0,003 < α (0,05) dapat dilihat di Continuity Correction di kolom Asymp. Sig. (2-Sided), sehingga hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan pengetahuan perawat pelaksana dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016. Pengetahuan perawat tentang discharge planning sangat penting dalam pemberian discharge planning. Hal ini karena perawat dapat mempengaruhi semua program pengobatan pasien dalam pelaksanaan discharge planning. Pengetahuan tentang discharge planningakan membuat seseorang perawat sadar akan pentingnya discharge planning dan mengetahui bahaya yang dapat terjadi bila discharge planning tidak dilaksanakan secara kontinu (Notoatmodjo, 2010, p.27). Perawat adalah salah satu anggota tim dalam pelaksanaan discharge planning, Perawat perlu mengkaji setiap pasien datang dan pasien pulang dengan mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, serta menentukan tujuan yang diharapkan kegiatan ini dilakukan bersama pasien dan keluarga, perawat perlu memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan asuhan

keperawatan yang di lakukan oleh keluarga di rumah untuk mencegah terjadinya komplikasi. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Susanto (2014) juga mendukung penelitian ini yaitu ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning Uji hipotesis menggunakan korelasi Spearman Rho menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,008 yang lebih kecil dari 5% (0,008<0,05). Berdasarkan data demografi bahwa pendidikan terakhir yaitu D3 keperawatan 36 perawat (60%) merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan perawat tersebut mengenai pelaksanaan discharge planning di buktikan dengan hasil dari 60 perawat, diantaranya 31 perawat (51,7%) memiliki pengetahuan kurang dan 29 perawat (48,3) memiliki pengetahuan yang baik. Jadi hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning di karenakan apabila perawat memiliki pendidikan yang tinggi atau pengetahuan yang baik maka pelaksanaan discharge planningakan baik. Pengetahuan kurang dikarenakan tidak adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada perawat dalam melaksanakan discharge planning dan masih banyak diantaranya berpendidikan D3 keperawatan yaitu 36 perawat (60%) dan masa kerja ≤ 2 tahun sebanyak 24 perawat (40%), sehingga pendidikan dan pengelaman kerja dapat mempengaruhi pengetahuan dan pelaksanaan discharge planning, Masa kerja < 2 tahun mempengaruhi pengalaman kerja sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan terutama pelaksanaan discharge planning kurang baik. Discharge planning sangat penting untuk pasien karena dengan adanya pelaksanaan discharge planning baik maka akan dapat mencegah terjadinya komplikasi dan dapat menambahkan pengetahuan kepada pasien. KESIMPULAN Pengetahuan perawat tentang discharge planning masih berada dalam kategori kurang karena masih banyak perawat 4

yang pendidikan terakhir adalah D3 keperawatan, masa kerja <2 tahun sehingga pelaksanaan discharge planning urangbaik. Hasilpenelitianiniyaitu ada hubungan antara pengetahun perawat pelaksana dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016. Bagi Perawat Meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan tentang discharge planning baik secara formal atau informal sehingga pada akhirnya mampu melaksanakan discharge planning dengan baik. Bagi Rumah Sakit Diharapkan kepada pengambil kebijakan agar menyediakan pelatihan, lefleat, media lainnya untuk memfasilitasi perawat dalam melakukan discharge planning dengan baik. REFERENSI Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta Nursalam.(2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta Nursalam.(2012). Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta . Salemba Medika Jakarta Octaviani & Darmawan.(2015). Hubungan antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge planning di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II Dustira Cimahi. Bandung http://jurnalkeperawatan.stikesaisyiyahbandung.ac.id/ di akses pada tanggal 25 Februari 2016 Pohan,I. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian Dan Penerapan. Jakarta: EGC

5