PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN “Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi” Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015 ISBN: 978-979-3456-52-2
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPRESIF BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB DHARMA BHAKTI BANTUL Meiriawan SLB Dharma Bhakti Bantul, Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis ekspresifbagi anak anak tunarungukelas IV SLB DHARMA BHAKTI Bantul melalui penggunaan media gambar berseri.Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Data utama berupa diskripsi proses dan hasil belajar siswa ditunjang dengan data hasil observasi. Hasil penelitian dianalisis secara diskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,tes, wawancara Hasil penelitian penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis ekspresif anak tunarungu kelas IV SLB DHARMA BHAKTI Bantul. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan menulis ekspresif dari hasil tindakan siklus I dan II mengalami peningkatan skor yang signifikan dengan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal 60. Kata kunci: media gambar berseri, menulis ekspresif PENDAHULUAN Pembelajaran menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan membaca, berbicara, dan menyimak. Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis ekspresif bagi anak tunarungu, keempat keterampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi secara seimbang dan terpadu. Oleh karena itu pembelajaran menulis perlu diintegrasikan dengan pembelajaran membaca, menyimak dan berbicara. Terlebih bagi anak tunarungu, aktifitas menulis ekspresif/mengarang merupakan kemampuan berbahasa yang tingkatannya paling tinggi, dikarenakan dalam aktivitas tersebut anak tunarungu diajarkan untuk berimajinasi, berfikir abstrak sesuai dengan taraf berpikirnya. Menulis ekspresif merupakan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi dan merupakan bagian akhir dari tingkatan kemampuan menulis. Anyaswati (Henry Guntur, 2005: 10) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan individu dalam mengembangkan potensi dirinya maupun interaksi dengan dunia di sekelilingnya. Kemampuan menulis ekspresif didasari oleh penguasaan bahasa sebelumnya yaitu
kemampuan mendengarkan atau menyimak, kemampuan membaca, dan kemampuan berbicara. Setelah hal tersebut dikuasai anak maka langkah selanjutnya adalah melatih anak untuk menulis huruf dari huruf kecil sampai huruf besar (Nursisto 2000: 5). Pembelajaran menulis ekspresif yang ditemui di SLB Dharma Bhakti Bantul, banyak anak tunarungu yang belum dapat menguasai kemampuan dasar dalam pembelajaran menulis ekspresif.Berbagai hambatan dalam menulis ekspresif/mengarang diantaranya: anak tunarungu mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan kata yang tepat, kesulitan dalam penguasaan kalimat dan ejaan serta memaknai lambang bunyi berupa kata. Kemampuan perkembangan bahasa anak tunarungu yang terbatas menyebabkan anak tunarungu kurang dalam mengembangkan ide/ gagasan, fungsi pendengaran yang tidak berfungsi semestinya mengakibatkan anak kurang dapat menangkap ucapan lewat kata yang didengarnya, sehingga berpengaruh pada keberhasilan menulis. Kemampuan konsentrasi dalam membaca bibir yang lemah akan akan berpengaruh pada kemampuan menuliskan kata yang diucapkan. Anak cenderung menulis kata sesuai yang ia eja. Di SLB Dharma Bhakti Bantul dalam pelaksanaan pembelajaran menulis ekspresif
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015
185
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN “Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi” Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015 ISBN: 978-979-3456-52-2 dengan jam pelajaran yang masih sangat minim, peserta didik kurang mempunyai kesempatan untuk mengaplikasikan kedalam wujud karya yang nyata. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi anak tunarungu dalam pembelajaran menulis maka perlu mengadakan berbagai upaya dan mencoba alternatif baik strategi maupun media pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik mampu menangkap bahasa lisan dan menuangkan dalam tulisan, melalui tindakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis ekspresif. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggunakan gambar berseri sebagai media pembelajaran dalam menulis ekspresif. Penggunaan gambar berseri bertujuan untuk peningkatan pembelajaran menulis, agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat terserap dengan sebanyak-banyaknya oleh peserta didik sebagai penerima informasi dan juga diharapkan akan lebih menarik perhatian peserta didik. Dengan melihat gambar akan memudahkan anak berpikir semi konkrit, sehingga anak lebih mudah mengungkapkan pikiran kedalam suatu bentuk tulisan. Alasan memilih gambar berseri sebagai media pembelajaran dalam keterampilan menulis ekspresif, karena mudah dibuat oleh guru waktu mengajar dan mudah diperagakan. Dengan melihat gambar berseri merupakan satu input untuk merangsang anak tunarungu mengungkapkan perasaan, ide, pikiran kedalam bentuk tulisan. Dengan media gambar berseri pula anak terlatih menggunakan kemampuan kedua indera yaitu indera visual dan indera pendengaran bagi anak yang mengalami tingkat ketunarunguan ringan (R. Angkowo dan A. Kosasih, 2007: 28). Diharapkan pula dengan media gambar berseri anak akan lebih mudah memusatkan perhatian, sehingga akan mengembangkan minat dan mendorong serta menstimulasi pengungkapan gagasan anak secara tertulis. Gambar rangkaian kegiatan atau kriteria disajikan secara berurutan, akan melatih anak mengungkapkan peristiwa dan kegiatan yang apabila dirangkaikan akan menjadi suatu kriteria. Berdasarkanlatar belakang masalah dan identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan menulis ekspresif bagi anak tunarungu kelas IV SLB Dharma
Bhakti Bantul melalui penggunaan media gambar berseri. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDLB Tunarungu di SLB DHARMA BHAKTI Bantul yang beralamat di Piyungan. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDLB Tunarungu sebanyak 2 siswa. Penelitian dilakukan pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 selama 3 bulan. Subyek Penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2005: 99) adalah benda, keadaan, hal atau orang tempat data untuk variabel melekat dan yang dipermasalahkan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa tunarungu kelas Dasar IV di SLB DHARMA BHAKTI Bantul pada tahun ajaran 2014/ 2015, orang yang terdiri dari satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Model atau desain yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Hopkins (Suhadjono, 2006:105). Uji validitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan konsultasi ke dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru kelas. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah kualitatif. Data yang berupa informasi atau fenomena dengan membandingkan, yaitu untuk menganalisa data informasi dan fakta-fakta yang diperoleh untuk dapat merumuskan kesimpulan, yaitu menganalisis data dengan kata-kata atau kalimat sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis ekspresif anak tunarungu setelah diberi tindakan pembelajaran dengan media gambar berseri. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan pembelajaran menulis ekspresif serta hasil perbandingan perolehan skor dari masing- masing siswa.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015
186
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN “Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi” Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015 ISBN: 978-979-3456-52-2
Tabel 10. Perbandingan skor kemampuan menulis ekspresif anak sebelum mendapat tindakan, setelah tindakan I, dan setelah tindakan II No
Subjek
Sebelum tindakan skor kriteria
Setelah tindakan I skor kriteria
Peningkatan kenaikan
Setelah tindakan II skor kriteria
Peningkatan
1.
Fiy
40
Amat kurang
47
Kurang
7
70
Cukup
23
2.
Ay
26
Amat kurang
45
Kurang
20
62
Cukup
17
Dari tabel di atas bila dalam bentuk diagram
diberi tindakan, setelah tindakan siklus I, dan
atau
setelah tindakan siklus II secara jelas dapat
grafik
akan
terlihat
secara
jelas
peningkatan dari waktu ke waktu sebelum
dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3. Grafik kemampuan menulis ekspresif sebelum tindakan, sesudah tindakan siklus I, dan setelah tindakan siklus II
Sesuai tabel dan grafik, dapat dideskripsikan sebagai berikut: Melalui gambar berseri sebagai media utama dalam menulis ekspresif terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada tiap tahapan. Kemampuan menulis ekspresif yang diperoleh Fiy sebelum mendapat tindakan memperolrh skor 40 dan masuk dalam kriteria amat kurang, setelah tindakan I mendapat skor 47 dan masuk dalam kriteria kurang, setelah tindakan II skor yang diperoleh menjadi 70 dan masuk dalam kriteria cukup (diatas KKM). Setelah digunakannya media gambar berseri dalam menulis ekspresif terdapat peningkatan kemampuan dari semula sebelum mendapat tindakan skor yang diperoleh 26 masuk dalam kriteria amat kurang, setelah mendapat tindakan I dapat memperoleh skor 45 masuk dalam kriteria kurang, dan setelah diadakan tindakan pada
siklus II dapat memperoleh skor 62 yang berarti subyek Ay masuk dalam kriteria cukup (diatas KKM). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis ekspresif anak tunarungu kelas III SLB DHARMA BHAKTI Bantul. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan menulis ekspresif dari hasil tindakan siklus I dan II mengalami peningkatan skor yang signifikan dengan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal 60. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis ekspresif meliputi: guru membagikan gambar berseri dan peserta didik akan berusaha mengucapkan kata dan kalimat yang ada di
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015
187
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN “Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi” Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015 ISBN: 978-979-3456-52-2 gambar tersebut, guru membetulkan ucapan yang salah, sebelum menuliskan kata dan kalimat. Selanjutnya anak menuliskannya dalam bentuk karangan sesuai dengan bimbingan guru. Tindakan siklus I yang belum memperoleh pencapaian skor di atas KKM, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II yaitu dengan dengan penggunaan media gambar berseri yang diberi warna, serta menggunakan kertas warna sesuai pilihan anak. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan saran sebagai berikut a. Bagi Guru: Dalam pembelajaran menulis ekspresif hendaknya menggunakan media gambar berseri yang bervariasi agar ide/gagasan anak berkembang, sehingga penguasaan kosa kata anak bertambah. Guru hendaknya meneruskan materi yang sudah disampaikan sesuai dengan prosedur yang telah dilakukan dalam penelitian ini. c. Bagi Orang Tua: Diharapkan partisipasi aktif dari orang tua agar memantau perkembangan menulis ekspresif bagi anaknya secara kontinyu.Penggunaan media gambar berseri hendaknya juga dipergunakan dirumah dengan bimbingan orang tua agar terjadi kesinambungan antara pembelajaran di rumah dan di sekolah. d. Bagi Peserta Didik: Peserta didik harus lebih sering dilatih menulis ekspresif baik dengan bimbingan guru di sekolah maupun oleh orang tuanya di rumah. Peseta didik harus lebih aktif belajar menulis ekspresif dengan tema yang ada di alam sekitar.
DAFTAR PUSTAKA Atmo,S. Pendidikan Bagi Anak Disgraphia. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Burhan Nurgiyantoro. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarSDLB –B.Jakarta. Edja Sajaah & Dardjo Sukarjo. 1995. Pendidikan Anak Tunarungu. Depdiknas Gorys Keraf. 1995. Eksposisi. Jakarta: Gramedia. Henry Guntur Tarigan. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. _______.1994. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Angkasa. Hernawati. 2009. Menulis Eksploitasi Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kemampuan Berbahasa. Bandung: UPI. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Rosda Karya. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka Cipta. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa. Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. R. Angkowo & A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo Samuel A, Kirk and Gallangher Lames J. Alih bahasa oleh Moh Amin 1990. Pendidikan Luar Biasa, Benica, Jakarta. Soejono, A. 1983. Metodik Khusus Bahasa Indonesia. Bandung, Bina Karya. Suharsimi Arikunto, Suharjono dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi.(2007). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: PT.Burni Aksara. Sutjihati, T 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. PT. Refika Aditama. Udin S.W. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Wardani. 1995. Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdikbud.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015
188