PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DALAM

Download 6 Apr 2017 ... Metode apakah yang digunakan guru dalam pembelajaran mengonstruksi ... Kata kunci: Metode pembelajaran, mengonstruksi teks n...

0 downloads 529 Views 245KB Size
Penggunaan Metode Pembelajaran... (Khairuna, Saifuddin Mahmud, & Sa’adiah)

285

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DALAM MENGONSTRUKSI TEKS NEGOSIASI PADA KELAS X SMA NEGERI 1 DARUL IMARAH oleh Khairuna*, Saifuddin Mahmud**, & Sa'adiah** [email protected], [email protected], & [email protected] ABSTRAK Penelitian berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran dalam Mengonstruksi Teks Negosiasi Pada Kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah.” Rumusan masalahnya adalah (1) Metode apakah yang digunakan guru dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah? (2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah? (3) Bagaimanakah hasil pembelajaran siswa dalam mengonstruksi teks negosiasi pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah?. Sumber data dalam penelitian ini dilakukan pada dua orang guru bidang studi bahasa Indonesia yang mengajar pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Analisis data yang digunakan melalui pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam data I guru tidak mencantumkan metode dalam RPP, tetapi proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik dan sintak model discovery learning. Selanjutnya, dalam data II guru mencantumkan metode STAD dalam RPP dan proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan metode yang dicantumkan di dalam RPP. Hasil pembelajaran pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah dalam mengonstruksi teks negosiasi dalam data I berada pada nilai rata-rata 59 (KKM 70). Kata kunci: Metode pembelajaran, mengonstruksi teks negosiasi ABSTRACT The title of this “Study is Using of Learning Method in Constructing Negosiation Text to Grade X in SMA Negeri 1 Darul Imarah.” The problems of this study are (1) what the method used by teacher in constructing negosiation text to grade X in SMA Negeri 1 Darul Imarah? (2) How’s the learning process of constructing negosiation text to grade X in SMA Negeri 1 Darul Imarah? (3) How’s the result of student in constructing negosiation text to grade X in SMA Negeri 1 Darul Imarah? The data of this research is collecting from two teacher in Indonesian Language subject that teach to grade X in SMA Negeri 1 Darul Imarah. The collecting data in this research is observation technique. Data analysis of this research is qualitative approach and descriptive. The results show that in data I teacher doesn’t use any method in plan of RPP, but the learning process uses scientific approach and discovery learning model. In data II, the teacher uses the method STAD of RPP and learning process uses method of RPP. The result of studying process of students in grade X SMA Negeri 1 Darul Imarah in constructing negosiation text in data I has the everage score 59 (KKM 70). *

Mahasiswa Jurusan PBSI FKIP Unsyiah Dosen Jurusan PBSI FKIP Unsyiah

**

286 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 2 No. 3 ; Juli 2017:285-296

Keywords: Learning method, constructing negosiation text Pendahuluan Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Thobroni (2013:19) mengatakan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses secara sadar yang bersifat permanen dan mengubah perilaku secara praktis pada keaktifan siswa dalam merespons dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa atau lingkungannya. Dalam pembelajaran, siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar. Proses pembelajaran mengacu pada standar proses. Dalam standar proses terlibat beberapa komponen pembelajaran di antaranya guru, siswa, materi yang dipelajari, dan metode yang digunakan. Guru dan siswa berperan penting dalam sebuah interaksi dengan materi pelajaran yang diajarkan. Suryosubroto (2009:2) mengatakan bahwa guru berperan sebagai pemimpin dan bertanggung jawab penuh atas instruksi-instruksi yang dilakukan dalam proses mengajar. Guru sebagai pemimpin yang dituntut menguasai materi yang akan diajarkan, sedangkan siswa adalah objek dari proses pembelajaran sebagai pendengar yang diatur dan bertindak sesuai dengan instruksi guru. Selain itu, guru harus menguasai materi dan dapat menggunakan metode pembelajaran terhadap materi yang diajarkan. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan guru untuk menyiasati perubahan perilaku siswa. Menurut Hanafiah (2009:40), “Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar siswa (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style).” Keterampilan dasar mengajar guru (teaching style) adalah keterampilan berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang dimiliki oleh

seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara terencana dan profesional (Rusman, 2012:80). Keberhasilan suatu pembelajaran bergantung kepada bagaimana seorang guru mengemas kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan, bermakna, dan mampu mengembangkan potensi muridanya yang tercermin dalam tujuan pembelajaran yang hendak dicapai (Abidin, 2012:71). Salah satu materi yang terdapat dalam pelajaran bahasa Indonesia, yaitu mengonstruksi teks negosiasi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 tahun 2016 Kurikulum Revisi 2016 mata pelajaran bahasa Indonesia jenjang SMA kelas X memuat kompetensi dasar 4.11 tentang “Menkonstruksi teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, dan penutup) dan kebahasaan.” Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan (Kemendikbud, 2014:121). Pembelajaran teks negosiasi dimaksudkan untuk membantu siswa terampil dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuan melalui berpikir kritis dan kreatif. Dalam teks negosiasi juga dapat terjadi sebuah tanggapan terhadap usulan program dari pihak pertama kepada pihak kedua. Tujuan pembelajaran teks negosiasi adalah siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam bertindak untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Guru harus memahami materi mengonstruksi teks negosiasi dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi tersebut. Guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran yang tepat untuk mengantarkan materi mengonstruksi teks negosiasi kepada siswa. Penggunaan metode yang bervariasi dapat mengurangi kebosanan

Penggunaan Metode Pembelajaran... (Khairuna, Saifuddin Mahmud, & Sa’adiah)

siswa. Metode merupakan salah satu komponen pembelajaran yang paling penting. Metode dapat diartikan sebagai cara-cara umum yang dipergunakan guru untuk mencapai tujuan tertentu (Johar dkk., 2006:25). Senada dengan pendapat tersebut, Hamalik (2013:26) mengatakan bahwa metode adalah cara yang dipergunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode digunakan untuk memunculkan aktivitas siswa berinteraksi edukatifdalam kegiatan belajar-mengajar. Fungsi metode adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu proses yang mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar (Johar dkk., 2006:20). Tujuan pembelajaran mengacu pada hasil yang diharapkan. Pengetahuan metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh peserta didik, sebab berhasil atau tidaknya peserta didik sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode yang digunakan guru. Zain (2006:75) mengatakan bahwa penggunaan suatu metode bersesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus dalam setiap kali pertemuan. Dengan demikian, guru harus memilih dan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan situasi, materi pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Isjoni, 2010:15). Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang aktivitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajar

287

sesama siswa (Johar dkk., 2006:31). Dalam penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa dan juga peran guru dalam mengatur siswa bekerja secara berkelompok. Isjoni (2010:62-64) mengatakan bahwa peran guru dalam pelaksanaan metode kooperatif, yaitu (1) guru sebagai fasilitator, (2) guru sebagai mediator, (3) guru sebagai director-motivator, dan (4) guru sebagai evaluator. Ada beberapa metode pembelajaran yang lazim digunakan dalam pembelajaran menulis, di antaranya metode-metode tersebut yang sesuai dipakai dalam mengonstruksi teks negosiasi, yaitu sebagai berikut. 1) Metode Two Stay Two Stray Langkah-langkah metode two stay two stray adalah sebagai berikut: (1) Siswa dibagi dalam kelompok 4 orang. (2) Guru mengajukan pertanyaan atau topik untuk dibahas. (3) Siswa semula berkerja sama dalam kelompokterlebih dahulu, setelah selesai, dua orang siswa dari masingmasing kelompoknya meninggalkan kelom-pok dan bertamu di kelompok lain di dekatnya. (4) Dua orang yang tinggal dalam setiap kelompok bertugas menjelaskan hasil kerja atau membagikan informasi yang diperoleh kelompoknya semula kepada dua orang tamunya. Siswa tamu kembali ke kelompok semula dan membagikan informasi yang diperolehnya selama bertamu kepada anggota kelompoknya. (5) Anggota kelompok mencocokkan hasil pemikiran kelompok semula dengan hasil bertamu (Warsono, 2012:235). 2) Metode concept mapping Langkah-langkah metode concept mapping adalah sebagai berikut. (1) Guru mempersiapkan potonganpotongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama.

288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 2 No. 3 ; Juli 2017:285-296

(2) Guru memberikan ke-sempatan kepada peserta didik untuk mencoba membuat peta yang mengambarkan hubu-ngan antar konsep dan membuat garis hubung serta menuliskan kata atau kalimat yang menjelaskan hubungan antar konsep. (3) Kumpulkan hasil kerja peserta didik dan bandingkan dengan konsep yang benar dan dibahas satu persatu. (4) Guru mengajak seluruh siswa untuk melakukan koreksi atau evaluasi dan merumuskan beberapa kesimpulan terhadap materri yang dipelajari (Suprijono, 2009:88). 3) Metode practice-rehearsal-pairs Langkah-langkah metode practicerehearsal-pairs adalah sebagai berikut. (1) Pilihlah sejumlah keterampilan atau prosedur yang ingin dikuasai siswa. (2) Buatlah pasangan. Dalam setiap pasangan berikan dua peran, yaitu (1) penjelas atau pemeraga; dan (2) pemeriksa. (3) Penjelas atau pemeraga menjelaskan data atau memperagakan cara mengerjakan keterampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan dan/atau pemeragaan itu benar. Pemeriksa memberi dorongan dan memberikan pelatihan bila diperlukan. (4) Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberi keterampilan atau prosedur yang lain untuk dikerjakan. (5) Proses itu berlanjut hingga semua keterampilan di ulang (Silberman, 2009:238). 4) Metode example non example Langkah-langkah metode example non example adalah sebagai berikut. (1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. (2) Guru menempelkan gambar di papan atau menayangkan lewat OHP. (3) Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan kepada siswa

(4) (5) (6) (7)

(8)

untuk memperhatikan/mengalisis gambar. Siswa berdiskusi dalam kelompok (2-3 orang siswa). Hasil diskusi dari hasil analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusi. Mulai dari komentar/hasil diskusi, guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulan (Johar dkk., 2006)

5) Metode demonstration Langkah-langkah metode demonstration adalah sebagai berikut. (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Guru menyajikan gambar sekilas materi yang akan disampaikan. (3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan. (4) Menunjukkan salah satu siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan. (5) Seluruh siswa memerhatikan demonstration dan menganalisisnya. (6) Guru membuat kesimpulan (Suprijono, 2010:130). 6) Metode explicit instruction Langkah-langkah metode explicit instruction adalah sebagai berikut. (1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. (2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. (3) Membimbing pelatihan. (4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. (5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan (Suprijono, 2010:130). 7) Metode concept sentence Langkah-langkah metode concept sentence adalah sebagai berikut. (1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. (2) Guru menyampaikan materi secukupnya.

Penggunaan Metode Pembelajaran... (Khairuna, Saifuddin Mahmud, & Sa’adiah)

(3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang siswa secara heterogen. (4) Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan. (5) Setiap kelompok membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci. (6) Hasil diskusi kelompok di diskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru. (7) Kesimpulan (Suprijono, 2010:132). 8) Metode student teams achievement devision Langkah-langkah metode student teams achievement devision adalah sebagai berikut. (1) Guru membentuk kelompok secara heterogen yang isinya sekitar 4-6 orang. Dalam pengertian heterogen ada siswa yang cepat belajar, lambat belajar, rata-rata, ada siswa laki-laki dan siswa perempuan, dari berbagai suku dan ras. (2) Guru melakukan presentasi dan menyajikan pelajaran. (3) Guru memberikan tugas kelompok. (4) Guru membolehkan siswa yang cepat belajar untuk mengajari siswa yang lambat belajar sampai pada akhirnya semua siswa menjadi tahu. (5) Guru memberikan kuis/soal. Dalam hal ini, tidak boleh ada siswa yang saling memberi tahu. (6) Guru melakukan evaluasi dan refleksi (Warsono, 2012:197). Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 bahwa Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Suatu silabus memuat beberapa penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan pelajaran, antara lain (a) identitas mata pelajaran; (b) identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; (c) kompetensi inti; (d) kompetensi dasar; (e) materi pokok; (f) pembelajaran; (g) penilaian; (h) alokasi waktu, dan (i) sumber belajar. Rencana pelaksanaan

289

pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Narwanti, 2012:33). Komponen RPP terdiri atas: (1) identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan; (2) identitas mata pelajaran; (3) kelas/semester; (4) materi pokok; (5) alokasi waktu; (6) tujuan pembelajaran; (7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; (8) materi pembelajaran; (9) metode pembelajaran; (10) media pembelajaran; (11) sumber belajar; (12) langkah-langkah pembelajaran; dan (13) penilaian pembelajaran. Hasil Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang menjadi data dalam penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran dalam mengonstruksi teks negosiasi pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah. Adapun cara yang digunakan oleh peneliti guna mendapatkan data, yaitu mengamati dua orang guru bidang studi bahasa Indonesia yang mengajar pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah. Masing-masing data diperoleh dan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu metode yang digunakan guru pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah, proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah, dan hasil pembelajaran pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah, kemudian ketiga hal tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan masing-masing data sehingga didapatkan kesimpulan. Metode yang Digunakan Pada Kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah Hasil analisis RPP pada data I dapat disimpulkan bahwa dalam mengonstruksi teks negosiasi guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang jelas. Pada kegiatan inti, guru seolah

290 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 2 No. 3 ; Juli 2017:285-296

menggunakan metode pembelajaran imajinasi karena dalam langkah pembelajaran yang direncanakan berbunyi “Guru meminta siswa siswa berimajinasi sebagai seorang bos/pimpinan untuk menawarkan barang atau jasa” sehingga kegiatan tersebut menggambarkan guru menggunakan metode imajinasi. Namun, pada langkah berikutnya tidak menggambarkan metode tersebut. Dalam RPP pada komponen metode pembelajaran guru tidak mencantumkan nama metode hanya merencanakan pendekatan dan sintak model. Pendekatan dan model yang direncanakan guru saling berhubungan serta metode pembelajaran yang digunakan tidak ada. Di dalam RPP pendekatan dan model pembelajaran yang direncanakan adalah pendekatan saintifik dan sintak model discovery learning. Pendekatan saintifik tidak cocok digunakan sebagai metode pembelajaran dalam materi mengonstruksi teks negosiasi karena saintifik lebih memfokuskan pada kegiatan mengamati, mempertanyakan, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan/membangun jejaring. Selain itu, penggunaan sintak model discovery learning juga tidak efektif disandingkan dengan pendekatan saintifik karena keduanya adalah tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam pembelajaran bukan cara yang digunakan untuk mengantarkan materi pembelajaran. Oleh karena itu, sintak model yang cocok digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi adalah sintak model kooperatif yang terdiri dari enam fase. Penggunaan pendekatan dan sintak model tanpa adanya metode pun tidak sesuai dengan materi mengonstruksi teks negosiasi. Hal ini disebabkan karena dalam bernegosiasi dibutuhkan kerjasama siswa bukan didasarkan atas individu siswa sehingga mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan kegiatan penutup kegiatan pembelajaran menjadi tidak jelas. Guru seharusnya dapat memadukan berbagai metode kooperatif

yang dapat mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa mampu mencapai KD dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPP. Berdasarkan hasil pengamatan RPP pada data II maka metode yang digunakan guru dalam mengonstruksi teks negosiasi adalah metode student teams achievement division (STAD). Metode ini adalah salah satu metode pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Suprijono (2012:133). Metode pembelajaran aktif ini digunakan untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Langkah-langkah metode STAD, yaitu (1) guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa (2) guru menyajikan pelajaran (3) guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok (4) guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa (5) pertanyaan yang diberikan guru tersebut dijawab pada lembar kerja (6) tim yang meraih prestasi tertinggi diberikan penghargaan, dan (7) guru menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan data RPP yang telah dianalisis sebelumnya, guru menggunakan metode pembelajaran STAD yang dirincikan pada kegiatan inti pembelajaran. hal ini dilakukan guru untuk memudahkan siswa mengingat materi mengonstruksi teks negosiasi. Metode STAD adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi meskipun metode yang digunakan guru tersebut tidak sesuai dengan materi mengonstruksi teks negosiasi. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah Pengamatan data I dilakukan pada Kamis tanggal 6 April 2017 pada guru bidang studi bahasa Indonesia yang mengajar pada kelas X MIPA 3. Materi yang akan diajarkan, yaitu mengonstruksi

Penggunaan Metode Pembelajaran... (Khairuna, Saifuddin Mahmud, & Sa’adiah)

teks negosiasi dalam bentuk narasi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, proses pelaksanaan pembelajaran tentang materi mengonstruksi teks negosiasi masih dapat dikategorikan tidak efektif. Proses belajar-mengajar yang dilakukan pada kelas X MIPA 3 tidak menggunakan metode yang jelas. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang jelas. Guru seolah menggunakan metode tertentu namun pada langkah berikutnya tidak mencerminkan metode tersebut. Guru mengawali proses pembelajaran dengan memberi salam dan meminta siswa merapikan kursi dan meja serta meminta siswa menyimpan buku pelajaran yang tidak berhubungan dengan bahasa Indonesia. Selesai siswa mengambil buku bahasa Indonesia, guru melanjutkan pembelajaran dengan menginformasikan materi mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi dengan menyuruh siswa mencari di halaman berapa materi mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi tersebut berada. Selanjutnya, guru menggali pengetahuan siswa dengan menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang mengonstruksi. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru. Beberapa siswa menjawab mengonstruksi adalah sama dengan menyusun dan sebagian siswa yang lain menjawab tidak mengetahuinya. Guru melanjutkan dengan menanyakan pernahkah di antara mereka yang bernegosiasi dengan media tulis. Siswa kembali menanggapi pertanyaan guru dengan menjawab pernah. Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa dan siswa bertanya apakah negosiasi hanya tentang pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Guru kembali menanggapi pertanyaan dari siswa. Setelah guru menanggapi dan memberi penguatan terhadap jawaban siswa, guru memberi motivasi guna mempelajari materi mengonstruksi teks

291

negosiasi dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Guru menulis sebuah contoh surat permohonan dan meminta siswa memerhatikan contoh surat yang di tulis. Kemudian, semua siswa memerhatikan contoh surat permohonan. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal yang di tulis dalam surat pengajuan dan penawaran. Siswa merespons pertanyaan guru dengan memberi tanggapan hal-hal yang diperlukan dalam surat pengajuan dan penawaran. Guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta siswa berimajinasi sebagai seorang bos/pimpinan yang sedang menawarkan barang/jasa. Guru meminta siswa menuliskan surat penawaran berdasarkan imajinasi masing-masing dengan tetap memerhatikan struktur dan kebahasaan dalam bernegosiasi. Guru membagikan kertas double folio kepada setiap siswa. Setelah semua siswa mendapatkan kertas double folio, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis surat penawaran berdasarkan imanjinasi masing-masing. Siswa mengikuti instruksi guru. Siswa menyiapkan tugas yang diberikan guru. Siswa menulis surat penawaran berdasarkan imajinasi masingmasing. Di sela waktu, guru menanyakan apakah tugas yang diberikan sudah siap dikerjakan. Siswa menanggapi pertanyaan guru. Guru memberi arahan kepada siswa, bagi siswa yang telah selesai diminta untuk mengumpulkan surat penawaran di meja masing-masing. Setelah semua siswa mengumpulkan hasil kerja, guru bersama siswa menyimpulkan materi mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi. Guru merangkum pembelajaran yang telah dipelajari. Guru menanyakan kembali mengenai materi mengonstruksi teks negosiasi agar siswa dapat mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru meminta siswa membaca kembali mengenai materi mengonstruksi teks negosiasi serta meminta siswa untuk membaca materi tentang debat yang akan

292 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 2 No. 3 ; Juli 2017:285-296

dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Siswa menyimak arahan guru. Kegiatan pembelajaran dengan materi mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi sudah selesai. Data II diperoleh pada Kamis tanggal 21 April 2017 dengan materi pembelajaran, yaitu mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi pada kelas X IPS 2. Proses pelaksanaan pembelajaran dimulai dari kegiatan pendahuluan, yaitu siswa bersiap dan memberi salam kepada guru. Guru menjawab dalam dan menanyakan keberadaan siswa yang lain. Siswa menanggapi pertanyaan guru dan mencari siswa yang belum berada di kelas. Setelah seorang siswa mencari temannya yang lain, guru melanjutkan pembelajaran dengan menginformasikan materi mengenai mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan beberapa pertanyaan berkenaan dengan mengonstruksi teks negosiasi dan narasi yang diketahui siswa. Selanjutnya, guru memberikan motivasi mengenai materi mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang manfaat mempelajari materi mengonstruksi teks negosiasi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa tidak langsung menanggapi pertanyaan dari guru. Guru memberikan penguatan terhadap pertanyaan. Setelah itu, siswa menanggapi pertanyaan guru. Selesai memamparkan materi pelajaran, memberikan apersepsi, dan motivasi. Guru melanjutkan dengan membentuk kelompok siswa. Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 4 sampai 5 orang per kelompok. Guru membentuk kelompok siswa dengan memisahkan siswa laki-laki dan siswa perempuan. Kemudian, guru memberikan surat penawaran dari home industri bernama “LADZIDZAN.” Surat penawaran tersebut dibagikan kepada setiap kelompok. Setelah semua siswa mendapat surat penawaran, guru bertanya

mengenai isi surat yang telah diterima oleh siswa. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru. Beberapa siswa menjawab bahwa isi surat penawaran tersebut tentang penawaran pembukaan cabang terbaru LADZIDZAN. Beberapa siswa yang lain juga menanggapi dengan menjawab bahwa surat tersebut berisi penawaran harga roti dan ice cream dalam rangka pembukaan cabang baru. Setelah siswa dan guru mengetahui isi surat tersebut, guru membagikan kertas double folio kepada setiap kelompok. Kemudian, guru meminta setiap kelompok menulis sebuah surat balasan kepada LADZIDZAN berdasarkan isi surat penawaran yang telah diterima oleh siswa. Siswa mendengar instruksi guru dan mulai menulis surat balasan penawaran dengan berdiskusi serta bekerja sama di dalam kelompok. Guru memandu siswa secara keseluruhan membuat surat balasan. Tujuannya adalah supaya semua siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan tidak ada satu kelompok pun yang tidak membuat tugas yang diberikan oleh guru. Guru membimbing dan mendatangi setiap kelompok untuk membantu kesulitan-kesulitan siswa dalam membuat surat balasan. Guru menanyakan apakah ada kelompok yang telah selesai mengerjakan tugas membuat surat balasan penawaran. Kelompok yang telah selesai menanggapi pertanyaan guru dan menanyakan kemana harus mengumpulkan tugas. Guru menanggapi pertanyaan siswa serta memberi arahan bagi yang belum selesai. Kegiatan pembelajaran berikutnya dilanjutkan dengan menilai hasil kerja yang telah dikumpulkan siswa. Guru menilai kelompok yang mampu menyusun surat balasan yang baik dan benar dengan tetap memerhatikan struktur teks negosiasi. setelah itu, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang membuat surat balasan paling menarik. Penghargaan yang diberikan berupa nilai yang paling tinggi kepada kelompok yang paling bagus. Pada akhir kegiatan, guru

Penggunaan Metode Pembelajaran... (Khairuna, Saifuddin Mahmud, & Sa’adiah)

merefleksi pembelajaran dengan meminta siswa menyimpulkan pembelajaran yang baru berlangsung. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membuat simpulan. Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Setelah mendengar kesimpulan dari siswa, guru merangkum pembelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru meminta siswa belajar kembali mengenai materi mengonstruksi teks negosiasi serta meminta siswa membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuaan yang akan datang, yaitu mengenai debat. Siswa menyimak arahan guru. Pada akhir penutup, guru memberi nasihat kepada siswa. Kegiatan pembelajaran mengenai materi mengonstruksi teks negosiasi yang telah dilaksanakan guru telah selesai. Hasil Pembelajaran Pada Kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah Hasil pembelajaran yang diperoleh dari siswa kelas X MIPA 3 yang hadir dan mengumpulkan tugas, yaitu siswa yang memperoleh nilai tertinggi 83 dan yang terendah 60. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah berada pada nilai 59 (
293

baik pembelajaran kelompok (cooperative) maupun pembelajaran aktif yang dapat menyeimbangkan kemampuan-kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diketahui bahwa guru tersebut tidak menggunakan metode yang jelas dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Hasil pembelajaran yang diperoleh pada kelas X IPS 2 yang hadir dan mengumpulkan tugas, yaitu siswa yang memperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan yang terendah adalah 68. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas X IPS 2 adalah 79 (>KKM 70). Nilai yang diperoleh pada kelas X IPS 2 sudah memenuhi syarat KKM yang telah ditetapkan untuk pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil pembelajaran, siswa mampu mencapai nilai di atas KKM karena guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Hasil belajar diperoleh berdasarkan hasil kerja sama siswa di dalam kelompok. Kelompok yang memperoleh nilai 100 mereka menulis surat balasan dengan memahami isi surat secara cermat dan membaca berulangulang. Kelompok yang memperoleh nilai terendah, mereka memang tidak membaca serta tidak mencermati isi surat dengan tepat. Mereka hanya menulis surat balasan dengan asal-asalan tanpa menghiraukan tepat atau tidak tepat penyusunannya itu. Hasil pembelajaran di kelas X IPS 2 sudah baik meskipun masih ada beberapa penulisan surat yang masih salah serta kejelasan penggunaan metode yang dipakai tidak tepat. Oleh karena itu, perlu adanya keseriusan belajar serta penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan pengolahan dan analisis data I dan Data II tentang “Penggunaan Metode Pembelajaran dalam Mengonstruksi Teks Negosiasi Pada Kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah” sudah terlaksana dengan baik. Hasil data I dan data II mengenai RPP yang telah disusun

294 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 2 No. 3 ; Juli 2017:285-296

oleh kedua guru bidang studi bahasa Indonesia sudah benar sesuai dengan komponen-komponen RPP Revisi 2016. Dari segi isi, kedua guru tersebut menyusun RPP secara berbeda. Dalam RPP data I, guru tidak mencantumkan metode pembelajaran, tetapi guru hanya menggunakan pendekatan saintifik dan sintak model discovery learning. Dalam data I, pada awal kegiatan inti guru seperti menggunakan metode imajinasi, namun pada langkah berikutnya tidak menggambarkan metode imajinasi tersebut sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak jelas. Pada data II, RPP yang telah disusun menggunakan beberapa metode pembelajaran khususnya dalam mengonstruksi teks negosiasi guru menggunakan metode STAD. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai oleh kedua guru tersebut sudah terarah dengan jelas. Selain itu, penentuan ranah psikomotorik pada indikator pencapaian yang dirumuskan sudah tepat. Kegiatan pembelajaran dirumuskan secara sistematis sesuai dengan metode yang dicantumkan dalam RPP. Dalam hasil pembelajaran yang diperoleh pada kelas X tersebut sangat berbeda. Pada kelas X MIPA 3 siswa banyak tidak mampu mencapai nilai diatas KKM, sedangkan pada kelas X IPS 2 siswa mampu mencapai nilai diatas KKM yang diharapkan. Namun, pada kedua kelas hasil belajarnya masih ada sedikit keliru di dalam produk yang dihasilkan. Aplikasi proses pembelajaran pada kedua kelas terlaksana seperti rumusan RPP. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang diamati, guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD membuat siswa lebih aktif daripada guru yang tidak menerapkan metode dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Hal ini karena penggunaan metode pembelajaran dapat menjadikan siswa bersemangat dalam belajar. Penggunaan metode dalam mengonstruksi teks negosiasi dapat menjadikan siswa berkomunikasi dan

berbagi pemikiran sesama siswa yang lain sehingga siswa tidak hanya vacum pada perintah guru. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan data II, pelaksanaan pembelajaran dalam mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi guru menggunakan metode STAD. Metode STAD adalah salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat. Hal ini karena penggunaan metode STAD tidak digunakan untuk menulis melainkan untuk kegiatan diskusi atau bertanya-jawab. Oleh karena itu, penggunaan suatu metode juga bergantung kepada materi yang diajarkan. Pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi ini bisa terorganisasi dengan baik karena guru telah merencanakan materi terlebih dahulu yang disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD). Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang terdapat pada lampiran. Pengamatan dilakukan selama dua hari, yaitu data I diperoleh pada kelas X MIPA 3 dan data II diperoleh pada kelas X IPS 2. Aktivitas yang diamati sesuai dengan kegiatan inti, yaitu langkahlangkah mengonstruksi teks negosiasi dalam bentuk narasi. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran yang peneliti amati bahwa data II menggambarkan aktivitas guru dan siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Keaktifan guru dan siswa ini dilakukan melalui cara belajar aktif dan menyenangkan. Guru menggunakan metode STAD untuk mengantarkan materi mengonstruksi teks negosiasi kepada siswa. Dengan menggunakan salah satu metode pembelajaran aktif maka hasil belajar siswa kelas X IPS 2 dapat mencapai nilai ketuntasan di atas KKM.

Penggunaan Metode Pembelajaran... (Khairuna, Saifuddin Mahmud, & Sa’adiah)

Hasil belajar sangat penting dilakukan agar mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Hasil pembelajaran pad akelas X IPS 2 dapat dikatakan memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memang antusias dalam menyusun surat balasan tentang penawaran dari home industri. Hasil belajar yang diperoleh pada kelas X MIPA 3 dan kelas X IPS 2 jelas berbeda. Pada kelas X MIPA 3, siswa banyak tidak mampu memenuhi nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Nilai siswa rata-rata berada dibawah KKM, yaitu 70, sedangkan pada kelas X IPS 2 nilai siswa berada di atas nilai KKM. Pemerolehan nilai yang tuntas bergantung pada cara yang digunakan guru untuk menciptakan suasana belajar sehingga siswa mudah memahami materi. Penggunaan metode dalam pembelajaran menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasai isi materi yang diajarkan. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data I dan data II dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran dalam mengonstruksi teks negosiasi pada kelas X SMA Negeri 1 Darul Imarah adalah sebagai berikut. 1) Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengonstruksi teks negosiasi pada kelas X MIPA 3 dan kelas X IPS 2 berbeda. Berdasarkan analisis data I, guru tidak menggunakan metode apapun, tetapi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik dan sintak model discovery learning, sedangkan analisis data II, guru menggunakan metode pembelajaran STAD meskipun metode tersebut tidak tepat digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi teks. 2) Aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung disesuaikan dengan RPP yang disusun. Dalam data

295

I, proses pelaksanaan pembelajaran dijabarkan berdasarkan pendekatan saintifik dan sintak model discovery learning. Awal kegiatan guru seperti menggunakan imajinasi. Namun pada langkah berikutnya tidak menggambarkan guru masih menggunakan metode tersebut. Pada data II, guru menggunakan metode STAD. Penggunaan metode STAD dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk siswa. hal tersebut dapat memberi dorongan kepada siswa untuk lebih aktif dalam memecahkan masalah dan/atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata, meskipun penggunaan metode STAD tersebut tidak tepat digunakan untuk mengostruksi teks negosiasi. 3) Hasil belajar pada kedua kelas sangat berbeda. Hal ini karena kelas tersebut diajarkan oleh guru yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Pada kelas X MIPA 3 nilai rata-rata siswa berada di bawah KKM, sedangkan pada kelas X IPS 2 nilai siswa berada di atas KKM. KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Daftar Pustaka Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Ali, Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Alwasilah, A. Chaedar. 2009. Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Emzir.

2013. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

296 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 2 No. 3 ; Juli 2017:285-296

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni.

Johar,

2010. Cooperative Bandung: Alfabeta.

Learning.

Rahmahdkk., 2006. Strategi Belajar Mengajar. Darussalam, Banda Aceh. FKIP UNSYIAH.

Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X. Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. 2015. Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kemendikbud. Kosasih, E. 2014. Jenis-jenisTeks. Bandung: YramaWidya. Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mustofa, Arifdan Muhammad Thobroni. 2013. Belajar dan Pembelajaran; Pengembangan Wacanadan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: AR- Ruzz Media. Narwanti, Sri dan Somadi. 2012. Panduan Menyusun Silabus dan Rencana Pembelajaran: Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Familia. Permendiknas. 2016. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendiknas.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia. Sudaryono. 2012. Dasar-DasarEvaluasi. Yogyakarta: GrahaIlmu. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning (Teoridan Aplikasi Paikem). Jakarta: Pustaka Pelajar. Suprijono, Agus. 2009. “Cooperative Learning Teoridan Aplikasi”. Ebook, (Online), (http://history22education.wordpress .com.,diaksespada 5 April 2017). Suryosubroto. 2009. Proses Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.

Belajar Jakarta:

Wahyuni, Sri danAbd. Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama. Warsonodan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.