PENGUJIAN PERSONAL FINANCIAL BEHAVIOR, PLANNED

Download Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi. Volume 9, No.1, Tahun 2014. 1. Pengujian Personal Financial Behavior, Planned Behavior terhadap Self Contro...

0 downloads 547 Views 152KB Size
Pengujian Personal Financial Behavior, Planned Behavior terhadap Self Control Behavior Dengan Theory Planned of Behavior Adrie Putra [email protected] Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan bukti tentang pentingnya perilaku pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik pada dasarnya sangat dibutuhkan karena dengan pengelolaan keuangan yang baik akan meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) peningkatan kesejahteraan baik barang maupun konsumsi pangan meningkat dari 47,71% menjadi 50,66%, hal ini menjadi cermin pentingnya pengelolaan keuangan. Didasarkan pada Theory Planned of Behavior, bahwa perilaku merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan yang menonjol mengenai perilaku tersebut. Orang dapat saja memiliki berbagai macam keyakinan terhadap suatu perilaku, namun ketika dihadapkan pada suatu kejadian tertentu, hanya sedikit dari keyakinan tersebut yang timbul untuk memengaruhi perilaku. Sedikit keyakinan inilah yang menonjol dalam memengaruhi perilaku individu. Berdasarkan pentingnya pengelolaan keuangan tersebut, penelitian ini bermaksud untuk memberikan bukti tentang perilaku pengelolaan keuangan,yang tercermin dari perilaku dan sikap yang digambarkan dengan variable ; power prestige, retention time, subjective norms, behavioral control, intentions, behaviors dan conscientiousness. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dimana objek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang ada pada Universitas di Jakarta. Keyword: Self Control Behavior, Personal Financial Behavior, Planned Behavior

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 1

mengingat

1. Pendahuluan Pengelolaan keuangan dirasakan

pertumbuhan

pendapatan

biasaya diiringi dengan peningkatan

sangat penting dewasa ini, mengingat

keinginan

saat

konsumsi

batasnya. Hal ini ditunjukkan dengan

masyarakat yang terus meningkat seiring

semakin tingginya tingkat konsumsi

dengan

pendapatan

masyarakat menurut data Badan Pusat

masyarakat dan pertumbuhan ekonomi

Statistik pada bulan Maret 2012 adalah

yang

47,71%

ini

pertumbuhan

peningkatan

semakin

membaik.

Tingkat

(wants)

yang

masyarakat

tidak

ada

mengkonsumsi

kesejahteraan menjadi tujuan seseorang

makanan yang merupakan basic needs,

dalam

pendapat

dan 52,29% masyarakat menkonsumsi

tingkat

produk non makanan, seperti perumahan

akan

dan fasilitas rumah tangga sebesar

tersebut.

19,86%, dan 18,81% untuk konsumsi

Sepertinya pandangan tersebut saat ini

barang dan jasa, dan hanya 1,73%

tidak

Tingkat

dipergunakan untuk asuransi. Tingkat

pendapatan yang tinggi tanpa diiringi

non-performing loan yang cukup tinggi

dengan pengelolaan yang baik maka

sebesar 4,97% menunjukkan tingkat

tidak akan mendatangkan kesejahteraan

irrational masyarakat dalam memenuhi

bagi seseorang.

keinginannya.

bekerja,

banyak

mengatakan

semakin

penghasilan

seseorang

semakin

sejahtera

begitu

tinggi

orang

relevan

Pengelolaan

maka

lagi.

keuangan

dari

Tingginya

tingkat

konsumsi

pendapatan saat ini khususnya bagi para

masyarakat diiringi dengan tingginya

masyarakat

tingkat pemenuhan keinginan dengan

urban

sangat

penting

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 2

Terlihat

dari

sumber

permasalahan

diserap

oleh

kesulitan

keuangan.

masyarakat menurut Indonesia Banking

cenderung

kepada

Statistic yang dikeluarkan oleh Bank

pengelolaan

Indonesia adalah sebesar Rp. 57.462

masyarakat

Milliar pada bulan Juli 2013, dimana

mementingkan

tingkat non-perforing loan atau kredit

dibandingkan

macet yang terjadi adalah 4,97% dari

faktor- faktor seperti power pretige

jumlah

menjadi

menggunakan jumlah

hutang.

kredit

yang

yang

diberikan

oleh

bank.

munculnya Tetapi

lebih

kesalahan

dalam

keuangan kota

hal

dimana besar

pemenuhan

lebih keinginan

pemenuhan

yang

pada

kebutuhan,

dirasa

perlu

Tingginya tingkat kredit macet tersebut

diperhatikan. Power prestige bukan satu-

menunjukkan indikasi rendahnya iterasi

satunya penyebab kesulitan keuangan,

keuangan yang ada pada masyarakat,

factor lain seperti sikap, norma subjektif,

dan hal ini yang mendorong penelitian

kontrol prilaku, niat, perilaku dan kehati-

ini untuk dapat memberikan bukti bahwa

hatian

pembelajaran

faktor-faktor yang mendukung seseorang

mengenai

pengelolaan

keuangan merupakan hal yang penting

(Conscientiousness)

menjadi

dalam mengelola keuangannya.

dan sangat diperukan untuk menunjang

Dari apa yang dijabarkan pada

tingkat kesejahteraan yang dinginkan

sebelumnya, tujuan dari penelitian ini

oleh masyarakat.

adalah untuk menguji faktor-faktor yang

Pengelolaan keuangan yang baik

mempengaruhi

menghidarkan

dari

dalam pengelolaan keuangan pribadi,

financial distress dan financial problem.

dan juga untuk melihat faktor-faktor

Tingkat pendapatan bukan satu-satunya

yang

dapat

seseorang

perilaku

berpengaruh

self-control

terhadap

niat

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 3

seseorang dalam melakukan prilaku self-

Theory of planned behavior menjelaskan

control dalam pengelolaan pribadi yang

bagaimana perilaku

didasarkan pada teori planned behavior.

diprediksi melalui determinan perilaku

tertentu

dapat

tersebut. 2. Tinjauan Pustaka

Theory

2.1 Theory Planned of Behavior (TPB)

of

planned

behavior

mengacu pada teori yang menyatakan

Penelitian ini didasarkan pada

bahwa perilaku merupakan fungsi dari

theory of

behavior

informasi atau keyakinan yang menonjol

(TPB) merupakan pengembangan dari

mengenai perilaku tersebut. Orang dapat

theory of reasoned action (TRA) yang

saja

telah

keyakinan terhadap

teori

planned

dikembangkan terlebih

dahulu

memiliki

berbagai

macam

suatu perilaku,

oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein

namun ketika dihadapkan pada suatu

pada 1975.Teori

kejadian tertentu,

ini

mengasumsikan

hanya

sedikit dari

bahwa perilaku seseorang tidak hanya

keyakinan tersebut yang timbul untuk

dikendalikan

memengaruhi

oleh

dirinya

sendiri

perilaku.

Sedikit

(kontrol penuh individual), tetapi juga

keyakinan inilah yang menonjol dalam

membutuhkan

kontrol

yaitu

memengaruhi

ketersediaan

sumber

dan

(Ajzen,1991).

kesempatan

bahkan

tertentu, sehingga perlu

daya

ketrampilan

perilaku

Berdasarkan

Teori

individu

Reasoned

ditambahkan

Action, apabila seseorang dievaluasi dan

(perceived

disarankan untuk berperilaku positif

behavioral control) yang dipersepsikan

(attitude), dan jika mereka berpikir orang

akan memengaruhi niat dan perilaku.

lain

konsep

kontrol

perilaku

akan

menyarankan

agar

dia

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 4

berperilaku (subjective norm), ini akan

sebagai evaluasi positif atau negatif

menimbulkan dampak intensitas lebih

mengenai perilaku yang relevan yang

tinggi

terbentuk dari keyakinan mengenai hasil

dan

mereka

akan

senang

termotivasi melakukan jalan tersebut

yang

(berperilaku). Sikap

tersebut. Norma

dengan

norma

akan

diterima

atas

perilaku

subjectif

adalah

subjektif memiliki korelasi yang tinggi

persepsi seseorang mengenai referensi

(Sheppard,

yang

Hartwick,

1988). Namun,

hal

&

ini

Warshaw,

bertentangan

signifikan.

Sementara

control

perilaku, adalah identik dengan model

dengan tingginya hubungan antara sikap

perilaku

dan

Fishbein dan Ajzan, yakni kesulitan

perilaku

tersebut

tidak

secara

langsung. Sikap dan keyakinan akan

yang

norma

perilaku.

subjektif

dengan

perilaku

berkorelasi melalui

tinggi

yang

diterima

dikemukakan

untuk

oleh

mendapatkan

kesiapan

Theory of Planned Behavior

dan perilaku

secara khsusus menghubungkan antara

nyata juga disebabkan oleh lingkungan.

beliefs atau keyakinan dengan attitudes.

(Fishbein & Ajzen, 1975).

Berasarkan hal tersebut seseorang akan

(behavioral intention)

Faktor mempengaruhi meliputi terhadap

determinan planned

yang behavior

sikap positif atau negative target

perilaku,

norma

mengevaluasi sikap terhadap perilaku yang

ditentukan

oleh

aksesibilitas

keyakinan mereka, dimana keyakinan merupakan

probabalisitas

subyektif

subyektif dan kontrol perilaku yang

bahwa perilaku akan berdampak pada

diterima (perceived behavior control).

sesuatu yang pasti (Fishbein & Ajzen,

Sikap terhadap suatu perilaku dikenali

1975). Keluaran yang diharapkan atas

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 5

sesuatu yang dilakukan

merupakan

menyentuh kontrol diri (self control).

Variabel

Hal ini mengacu pada alasan bahwa

antara

sukses atau tidaknya seseorang juga

harapan

salah satunya turut dipengaruhi oleh

model dari nilai harapan. tersebut

menghubungkan

keyakinan,

sikap

dan

(expectation).

kontrol diri (Tangney, Baumeister &

2.2 Self-Control Theory

Boone 2004).

Self pengelolaan sebuah

dalam

control keuangan

aktivitas

yang

seseorang

untuk

penghematan

dengan

hal

Self-control biasanya melibatkan

merupakan

upaya untuk menghindari preferensi

mendorong

jangka pendek agar mencapai preferensi

melakukan

jangka panjang (Karlsson,

menurunkan

1998).

Mempertegas hal ini, Nofsinger (2005)

(Otto,Davies&

mengatakan

Chater 2004). Pengelolaan keuangan

mengontrol

pribadi juga menuntut adanya pola hidup

melawan

yang memiliki prioritas. Pada dasarnya

untuk

kekuatan dari prioritas (the power of

berlebihan

priority) berpengaruh juga pada tingkat

membelanjakan

kedisiplinan seseorang ketika mengelola

keinginan bukan kebutuhan, sehingga

keuangannya.

self-control

pembelian

merupakan

impulsive

Kedisiplinan kesadaran

diri

yang

bahwa

seseorang

pengeluarannya keinginan

atau

membelanjakan atau

dorongan

uang

dengan uang

dengan

secara

kata

lain

berdasarkan

berhubungan

dengan

untuk

mengelola keuangan secara lebih baik

mematuhi aturan serta kemampuan diri

(Baumeister,2002). Dengan demikian,

untuk menyesuaikan dirinya dengan

self-control dalam pengelolaan keuangan

perubahan, maka secara eksplisit telah

merupakan strategi yang digunakan oleh

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 6

individu untuk mencegah pemborosan

dugaan

dalam alokasi keuangan.

pernyataan diatas, dimana hypotesis

Dari pembahasan diatas maka

sementara

(hypothesis)

atas

tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

dapat dibentuk kerangka penelitian dan

Conscien tiousnes

Kontrol

Norma

Niat

Perilaku

Power Prestige

Retention Time

Gambar 1. Kerangka Penelitian Adapun dugaan sementara (hypothesis)

H1 :

Conscientiousness

berpengaruh

yang dapat dibangun dari penelitian ini

terhadap niat melakukan self-control

adalah sebagai berikut :

dalam

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 7

mengelola keuangan pribadi. H2 :

Conscientiousness

berpengaruh

terhadap perilaku melakukan self-

control dalam mengelola keuangan pribadi. H8 :

Power-prestige

berpengaruh

control dalam mengelola keuangan

terhadap niat melakukan perilaku

pribadi.

self-control

H3 :

Kontrol

perilaku

berpengaruh

terhadap niat melakukan self-control dalam mengelola keuangan pribadi. H4 :

Kontrol

perilaku

berpengaruh

terhadap perilaku melakukan selfcontrol dalam mengelola keuangan pribadi.

keuangan

pribadi

berpengaruh terhadap perilaku selfcontrol

dalam

mengelola

Norma

subjektif

dalam mengelola keuangan pribadi. Norma

terhadap

H9 :

Power-prestige

berpengaruh

terhadap

perilaku

melakukan

perilaku

self-control

dalam

mengelola keuangan pribadi. H10 :

Retention-time

berpengaruh

dalam mengelola keuangan pribadi. H11 :

Retention-time

berpengaruh

terhadap perilaku melakukan selfcontrol dalam mengelola keuangan

berpengaruh

terhadap niat melakukan self-control

H7 :

keuangan pribadi.

pribadi.

keuanganpribadi. H6 :

mengelola

terhadap niat melakukan self-control

H5 : Niat melakukan self-control dalam mengelola

dalam

3. Metodologi Penelitian Karakteristik penelitian ini adalah

berpengaruh

termasuk dalam penelitian kausalitas,

perilaku melakukan self-

dalam penelitian ini menggunakan data

subjektif

primer, dimana responden yang diambil Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 8

adalah

mahasiswa

Universitas

yang

datang dari berbagai tempat di daerah

penjelasan dari hasil analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

JaBoDeTaBek, dimana syarat yang ada adalah sudah memiliki penghasilan.

3.1 Analisis Deskriptif

Adapun alat bantu yang dipakai untuk memebrikan

bagi

kuesioner dilakukan dengan jumlah

dengan

kuesioner yang disebar adalah sebanyak

menggunakan metode Partial Least

200 kuesioner dan diterima kembali

Square (PLS) dengan menggunakan

sebanyak 200 kuesioner. Penyebaran

analisis jalur (path analysis). Penelitian

kuesioner

ini dibagi menjadi dua bagian yaitu

mendatangi

analisis

mewawancarai sesuai dengan butir-butir

penelitian

responden

bukti ini

adalah

deskripsi dan

empiris

Pada penelitian ini penyebaran

demografi

inferensial,

dari adapun

dilakukan

pertanyaan

dengan

responden

yang

ada

pada

cara dan

lembar

kuesione

Tabel: 1 Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Keterangan Jumlah Kuesioner yang dikirim Kembali karena alamat tidak dikenal

200 eksemplar -

Jumlah Pengiriman

200 eksemplar

Kuesioner yang kembali

200 eksemplar

Prosentase yang kembali

100 %

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 9

Kuesioner yang bisa dipakai

200 eksemplar

Prosentase yang bisa dipakai

99 %

Sumber : data olahan

adalah pada tingkat SMU sebanyak 107

3.2. Demografi Responden Karakteristik

demografi

dari

orang atau 54% dari responden, dan

responden yang di lihat dari usia adalah

bekerja

rata-rata pada usia 25 tahun dengan

sebanyak 148 orang atau 74% dari

bentang usia mulai

responden. Berikut tabel Demografi dari

20 - 60 tahun.

Dengan tingkat pendidikan rata rata

sebagai

pegawai

swasta

responden :

Tabel: 2. Demografi Responden                    Keterangan 

           Jumlah 

Jenis Kelamin Laki-laki

35%

Perempuan

65%

Usia rata-rata

25 tahun

Tingkat Pendidikan Formal SMU

52%

D3

18%

S1

23%

S2

6%

Lainnya

1%

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 10

Status Menikah

17%

Tidak Menikah

83%

Pekerjaan PNS

5%

Swasta

73%

Wirausaha

20%

Lainnya

2%

Pendapatan per Bulan Rp 1 – Rp 999.999

6%

Rp 1 Jt – Rp 4,999,9999

43%

Rp 5 jt – Rp 9,999,999

38%

Rp 10 jt – 29,999,999

12%

≥ Rp 30.000.000

1% 4 orang

Rerata jumlah Keluarga Pengguna Operating Sistem (OS) Android Ya

69%

Tidak

31%

Sumber : data olahan 3.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Average Variance Extracted (AVE),

dengan Program Smart PLS

yang nilainya harus diatas 0,6. Hal ini

Untuk menguji validitas dari hasil penelitian,

dapat

dilihat

dari

nilai

menunjukkan

bahwa

variabel

yang

digunakan dalam penelitian ini dapat

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 11

dikatakan

valid.

Sedangkan

untuk

Reliable.

Pada

penelitian

Alpha

pada

ini

nilai

menguji Reliabilitas memakai angka

Cronbach

tabel

3

yang terdapat pada kolom Cronbach

menunjukkan nilai diatas 0,7, yang

Alpha, dimana nilai Cronbach Alpha

berarti variabel yang digunakan adalah

harus diatas 0,7 untuk dapat dikatakan

realibel.

Tabel : 3 Overview Composite AVE

Cronbachs R Square

Reliability

Redundancy Communality

Alpha

CONSCIENTIOUSNESS

0.6677

0.8678

0.0000

0.8109

0.5677

0.0000

KONTROL PRILAKU

0.8461

0.9166

0.0000

0.8182

0.8461

0.0000

NIAT

0.6367

0.8401

0.4405

0.7143

0.6367

0.0680

NORMA SUBJEKTIF

0.6592

0.7911

0.0000

0.6705

0.5592

0.0000

PERILAKU

0.6887

0.8689

0.5318

0.7745

0.6887

0.3641

POWER PRESTIGE

1.0000

1.0000

0.0000

1.0000

1.0000

0.0000

RETENTION

0.7497

0.8564

0.0000

0.6783

0.7497

0.0000

Sumber : Data olahan signifikansi dapat dilihat dari nilai T-

4. Hasil Analisis dan Pembahasan Penelitian ini menggunakan path analisis SmartPLS,

dengan pada

program program

bantuan ini

statistik yang nilainya diatas 1,64. Pada penelitian ini nilai T-statistik

nilai

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 12

Tabel : 4 Bootstraping Original

Sample

Standard

Standard

T Statistics

Sample(O)

Mean

Devi

Error

(|O/STERR|)

(M)

(STDEV)

0.1507

0.1652

0.0850

0.0850

1.7720 *

0.1099

0.1212

0.0645

0.0645

1.7030*

KONTROL PRILAKU -> NIAT

0.4281

0.4247

0.1031

0.1031

4.1528*

KONTROL PRILAKU -> PERILAKU

0.3121

0.3115

0.0822

0.0822

3.7964*

NIAT -> PERILAKU

0.7292

0.7318

0.0712

0.0712

10.2490*

NORMA SUBJEKTIF -> NIAT

0.0259

0.0560

0.0896

0.0896

0.2895

NORMA SUBJEKTIF -> PERILAKU

0.0189

0.0407

0.0645

0.0645

0.2932

POWER PRESTIGE -> NIAT

-0.1739

-0.1674

0.0713

0.0713

2.4397*

POWER PRESTIGE -> PERILAKU

-0.1268

-0.1220

0.0530

0.0530

2.3933*

RETENTION -> NIAT

0.2021

0.1937

0.0865

0.0865

2.3368*

RETENTION -> PERILAKU

0.1473

0.1431

0.0668

0.0668

2.2064*

CONSCIENTIOUSNESS -> NIAT CONSCIENTIOUSNESS -> PERILAKU

Sumber : Data olahan

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 13

Dari table 4 dapat dilihat bahwa nilai Tpada

statistic berpengaruh

conscientiousness

terhadap

niat

seseorang

bahwa

conscientiousness

secara

langsung

berpengaruh

berpengaruh

terhadap

secara

niat,

tidak

dan

langsung

melakukan self-control dalam pengelolaan

terhadap perilaku atau dengan kata lain H1

keuangannya.

dan H2 diterima.

Conscientiousness

merupakan kepribadian seseorang tentang

Orang

yang

berprilaku

kehati-hatian yang dimilikinya seperti

conscientiousness

terlihat pada sikap yang terorganisir, rapih

memperhatikan

dan teliti. Sikap conscientiousness juga

keuangannya dengan terencana dan sebaik

menunjukkan bahwa orang seperti ini

mungkin, dimana niat dari self control

merupakan orang yang fokus dan cukup

mendorong perilaku self-controling yang

ambisius dalam mencapai targetnya (Feist

ada pada diri orang tersebut, dimana pada

2012). Pada penelitian ini membuktikan

penelitian ini responden wanita sebes

ar 65% dengan rata-rata umur 25 tahun

terhadap perilaku self-monitoring, atau H3

dengan penghasilan Rp1.000.000 sampai

dan H4 diterima.

dalam

melakukan

pengeluarannya.

pengaruh terhadap seseorang

terhadap

pengelolaan

keuangan

dan

berpengaruh

pengeluaran

yang mengacu

kepada kemudahan atau

kesulitan individu terkait dengan sumber

Pada kontrol prilaku, juga memiliki

langsung

detail

Kontrol perilaku mengacu pada

dengan Rp. 4.999.999 memiliki perilaku berhati-hati

cenderung

niat dan prilaku

untuk melakukan perilaku self-control

self–controling

dalam mengelola keuangan pribadi. Faktor

pribadi

kontrol secara

daya dan kesempatan yang dimilikinya

prilaku

tidak

secara juga

langsung

inilah

yang

menentukan

pada

akhirnya

intensi/niat

dan

akan perilaku

tertentu. Kemudahan atau kesulitan yang dihadapi individu berkaitan dengan ada

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 14

atau

tidaknya

yang

perilaku tersebut, sebaliknya semakin kecil

memfasilitasi dan menghalangi performa

niat seseorang untuk melakukan perilaku

perilaku self-control dalam mengelola

self-controldalam

keuangan pribadi.

pribadi, semakin kecil pula keberhasilan

Pada

faktor-faktor

pengujian

hipotesis

mengelola

keuangan

prediksi perilaku tersebut.

selanjutnya, dapat dilihat hasil yang sangat

Pada pengujian hypothesis 6 dan 7

signifikan, bahwa niat self-controlling

tentang pengaruh norma subjektif terhadap

dalam

sangat

niat dan perilaku self control pengelolaan

dalam

keuangan pribadi tidak terbukti atau

pengelolaan keuangan atau dengan kata

dengan kata lain H6 dan H7 ditolak. Norma

lain H5 diterima. Pada teori Plannned

subjektif merupakan persepsi individu

Behaviour niat berperilaku merupakan

tentang

variabel

yang dirasakan untuk melakukan atau

pegelolaan

berpengaruh

pribadi

terhadap

perantara

perilak

dalam

membentuk

pengaruh atau tekanan sosial

perilaku. Hal ini berarti, perilaku individu

tidak

pada umumnya didasari oleh adanya niat

controldalam mengelola keuangan pribadi.

seseorang untuk berperilaku. Niat untuk

Pengaruh sosial ini datang dari orang-

melakukan perilaku self-control dalam

orang disekitarnya yang dianggap penting

mengelola keuangan pribadi merupakan

dan dijadikan acuan seperti teman, orang

kecenderungan yang akan mendorong

tua, rekan di kantor, dan lain lain). Melihat

seseorang

dari responden pada penelitian ini, hal ini

untuk

melakukan

perilaku

tersebut atau sebaliknya. Semakin

besar

melakukan

perilaku

self-

dipengaruhi oleh rerata umur yang cukup niat

seseorang

muda,

dan

memiliki

rerata

tingkat

untuk melakukan perilaku self-control

pendidikan setaraf Sekolah Menengah

dalam

Umum (SMU), faktor ini menyebabkan

mengelola

keuangan

pribadi,

semakin besar pula keberhasilan prediksi Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014

norma

subjektif

tidak

berpengaruh

15

signifikan terhadap niat secara langsung

tersebut, dengan demikian orang dengan

dan prilaku self-controling pengelolaan

power prestige tinggi cenderung tidak

keuangan pribadi secara tidak langsung.

memiliki niat terhadap niat akan self-

merupakan

controling pengelolaan keuangan, dan niat

cerminan dari sikap pemakaian uang

tersebut juga akan berdampak kepada

sebagai simbol status, hal ini akan

prilaku

berdampak

pengelolaan

pengelolaan keangan pribadi penelitian ini

keungan pribadi. Power pretige pada

seiring dan memperkuat penelitian yang

penelitian

dilakukan sebelumnya, yang dilakukan

Power

prestige

negatif

ini

bagi

berpengaruh

signifikan

terhadap

self-controling

dengan arah negatif, yang dapat dilihat

oleh Robert & Martinez 1997.

dari koefisien pada tabel 4. (original

Perencanaan

dan

pengelolaan

sample) atau dengan dapat dikatakan

keuangan berkaitan erat dengan waktu,

bahwa hypothesis 8 dan 9 diterbukti (H8

pada penelitian ini peneliti menemukan

dan H9 diterima).

bahwa perencaan keuangan yang dilihat

Hal

disebabkan

rerata

umur

dari retention time berpengaruh terhadap

responden yang cukup muda, dan masih

niat

memerlukan

pengakuan

sosial,

pengelolaan keuangan pribadinya dan niat

achievment

dari pihak lingkungannya,

juga retention time berpengaruh secara

orang dengan power prestige tinggi akan

tidak langsung terhadap perilaku seseoran

membelanjakan

akan self-controling pengelolaan keuangan

status

uangnya

untuk

mendapatkan kepuasan dan orang dengan

pada

self-controling

pribadinya.

cenderung

Pada penelitian ini hypothesis 10

memiliki

dan 11 diterima (H10 & H11 diterima).Hal

compulsive buyer yang tinggi pula untuk

ini cenderung disebabkan oleh rerata

mendapatkan pengakuan power prestige Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014

tingkat pendapatan yang ada pada kisaran

power

prestige

merupakan

orang

tinggi

seseorang

yang

16

Rp 1.000.000 – Rp 4.999.999 per bulan

5. Kesimpulan

sebesar 43%. Retention time merupakan

Penelitian ini menunjukan bahwa

perilaku seseorang untuk mengatur uang

pengelolaan keuangan yang baik sangat

yang dimiliki dalam bentuk penganggaran

diperlukan

uang yang dimilikinya sehingga mereka

kesejahteraan, hal ini ditunjukan dengan

memebelanjakan

tingginya

uangnya

secara

untuk

tujuan

tingkat

peningkatan

conscientiousness,

bijaksana. Orang dengan retention time

retention time dan kontrol perilaku yang

yang tinggi berusahaa untuk membuat

menunjukkan

masa depan mereka lebih aman, dengan

terhadap niat dan perilaku seseorang akan

cara penganggaran dan menabung dan

self-controling akan pengelolaan keuangan

berusaha

pribadi.

untuk

menunda

pemenuhan

keinginan (wants) mereka.

tingkat

yang

signifikan

Penelitian ini juga menunjukan

Orang dengan retention time uang

bahwa pada umumnya orang cenderung

tinggi individu yang tidak cenderung

untuk melakukan perencanaan (planned)

menjadi compulsive shoppers, dan sebagai

keuangan disebabkan karena ada hal yang

individu

tidak

yang

menginginkan

jaminan

pasti

pada

waktu

yang

masadepannya. Dengan demikian mereka

Retention

akan berprilaku bahwa uang merupakan

seseorang melakukan penundaan terhadap

sumber daya yang harus dikelola dengan

keinginannya

baik sehingga orang dengan skor retention

kepastian akan masa depan seseorang.

time yang tinggi cenderung lebih cermat

Dengan

dalam

seeorang untuk melakukan self-controling

membelanjakan

dan

memiliki penggaran yang baik.

mereka

menunjukkan

akan.

time

untuk

demikian

bahwa

mendapatkan

memunculkan

niat

terhadap pengeluaran yang akan dilakukan oleh orang terebut.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 17

Keterbatasan pada penelitian ini adalah objek penelitian yang ada adalah mahasiswa

yang

telah

memiliki

penghasilan. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya, penelitian memasukkan

objek yang

dan lebih

jangkauan luas,

variabel-variabel

serta lainnya

yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 18

Referensi Fishbein, M., & Ajzen, I. “Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research”. 1975 Reading, M.A: Addison –Wesley. Ajzen,. “The Theory of Planned Behavior”. Organizational behavioral and human decision processes 50, 1991 pp.179-211. Sheppard, B.H.; Hartwick, J. & Warshaw, P.R. (1988). “The theory of reasoned action: A meta-analysis of past research with recommendations for modifications and future research”. Journal of Consumer Research, 15, pp.325– 343. Philipp E. Otto, Greg B. Davies & Nick Chater. „Note on ways of saving: mental mechanisms as tools for self-control?” Global Business and Economics Review, Vol. 9.2004. pp 227-254 June P. Tangney, Roy F. Baumeister, Angie Luzio Boone. “High SelfControl Predicts Good Adjustment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success. Journal of Personality”.2004. Blackwell Publishing. Karlsson, N. Mental Accounting and Self Controlling. Psychological Reports, , 28, No. 2, 1998. pp1- 15 Nofsinger, J.R. ("Social Mood and Financial Economics", Journal of Behavioral Finance, 6. 2005. Roy, F, Baumeister “ Yielding to Temptation: Self –Control Failure, Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior” Journal of Consumer Research.2002. pp.670676. Feist, Gregory J. "Predicting interest in and attitudes toward science from personality and need for cognition." Personality and

Individual Differences 52.7 2012: 771-775. Roberts, J.A and Martinez, C. R. (1997), “The Emerging Consumer Culture in Mexico:An Exploratory Investigation of Compulsive Buying in Mexican Young Adults”, Journal of International Consumer Marketing, vol. 10, pp. 7-3

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9, No.1, Tahun 2014 19