PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT) DALAM PEMBELAJARAN PAI Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Evaluasi Pendidikan”
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Hanun Asrohah, M.Ag
OLEH : ABDUL ROHMAN NIM : F.0.6.4.10.283 KELAS A
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM PASCA SARJANA IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2011/2012 1
PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT) DALAM PEMBELAJARAN PAI Oleh: Abdul Rohman A. Pendahuluan Proses pendidikan akan berlangsung efektif dan memiliki dampak yang berarti bagi proses perubahan dan pembangunan jika dilihat melalui alat ukur kinerja baik proses maupun “produk”-nya. Alat yang selama ini dikenal untuk melihat kinerja tersebut adalah evaluasi pendidikan. Dengan instrumen evaluasi yang baik dan representatif serta valid maka efektivitas dan kualitas pendidikan yang selama ini berjalan dapat dengan mudah terlihat. Salah satu model evaluasi pendidikan yang saat ini dikembangkan Departemen Pendidikan Nasional adalah dengan model penilaian yang dilakukan oleh peserta didik dan antar peserta didik (self assesment).
B. Pengertian dan jenisnya 1. Menurut BPPN Pusat Kurikulum penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kreteria atau acuan yang telah disiapkan.1 2. Menurut Junaidi, penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.2 3. Senada dengan dua pengertian di atas, Mimin Hariyati memdefinisikan penilaian diri atau evaluasi diri merupakan teknik/metode penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri yang berkaitan dengan status, proses dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang dipelajarinya dari suatu mata pelajaran tertentu.3 1
Depdiknas, Model Penilaian Kelas SMP/MTs (Jakarta: BPPPN Pusat Kurikulum, 2010), 40 Junaidi, Modul Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI, 2011), 65 3 Mimin Hariyati, Model dan teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), 67 2
2
4. Kesimpulan penulis, bahwa dalam proses penilaian diri terjadi (a) siswa menghasilkan observasi sendiri baik atas dirinya atau temannya, (b) siswa siswa membuat pertimbangan sendiri, (c) siswa melakukan reaksi sendiri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan dan menghayati kepuasan hasil reaksi sendiri. Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya: a. Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran. b. Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan. c. Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional. Misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.4
C. Pentingnya Penilaian Diri Dalam Pembelajaran PAI Secara umum penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di pembelajaran menurut Sharon K. Ferrett, antara lain: 1) Menjadi mengerti bagimana cara belajar yang terbaik 2) Dapat berkarya dengan potensi kekuatan yang dimiliki dan bersifat alami 3) Belajar untuk menyeimbangkan dan menyatukan gaya belajar yang di sukai dengan gaya belajar yang lain 4) Belajar untuk menggunakan pemikiran yang kritis 5) Belajar untuk merubah kebiasaan dan pola berfikir yang tidak efektif 6) Membuat ransangan yang positif dan memotifasi 7) Bekerja lebih efektif dengan berbagi kalangan 8) Belajar mengatasi stress dan konflik 9) Menggapai prestasi yang lebih baik.5
4
Depdiknas, Model Penilaian Kelas SMP/MTs, 41
3
Sementara itu menurut BPPPN Pusat Kurikulum, penggunaan teknik penilaian diri ini penting karena: 1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri; 2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya; 3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.6 Berdasarkan hasil penelitian oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki multiple intelligence. Diantara multiple intelligence adalah kecerdasan intrapersonal – kecerdasan dalam pemahaman diri.7 Penilaian oleh diri sendiri diharapkan akan lebih mampu aspek dalam (isoteris) dari kepribadian manusai atau siswa. Daniel Goleman, seorang psikolog ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan bukan hanya cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence,8 dan kejujuran, ketekunan, optimisme yang tinggi serta self confidence adalah bagian dari kecerdesan emosional. Dengan adanya teknik evaluasi atau penilaian diri dalam sistem pendidikan kita sangat berharap, tingkat kejujuran,
optimisme serta self confidence generasi muda kita akan lebih baik. Berbagai kasus yang melibatkan pelajar akhir-akhir ini, kasus perkosaan, pelecehan, tawuran, narkoba, dan kriminal lainnya menunjukan lemahnya nurani. Nurani yang sakit menggambarkan, bahwa pendidikan agama selama ini, belum berfungsi efektif. Pendidikan agama saat ini cenderung lebih pada aspek kognitif kurang menyentuh aspek afektif dan pesikomotor. Pendidikan agama juga baru pada tataran formal dan ritual kurang menyentuh aspek pembentuk karakter. Teknik penilaian diri merupakan salah satu model yang diharapkan mampu lebih banyak menggali dan menyentuh nurani dan fitrahnya. 5
Sharon K. Ferrett, Peak Performance Success in College and Beyond (New York: Mc Gran-Hill, 2006), 3 Depdiknas, Model Penilaian Kelas SMP/MTs, 41 7 Adi W. Gunawan, Born to be Genius ( Jakarta: Gramedia, 2003), 25 6
8
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Dari pada IQ, Alih Bahasa : T. Hermay ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), 37 4
Dus, Penilaian diri sebagai teknik penilaian pada hemat penulis akan sangat efektif untuk menggali nilai-nilai spiritual, moral, motif, sikap, bahkan aspek motorik dan kognitif siswa. Dengan teknik ini peserta didik diajak secara objektif untuk melihat ke dalam dan keadaan dirinya sendiri, sekali lagi dengan jujur dan jernih. Dampak positif lain dari efektivitas teknik penilaian diri adalah peserta didik akan dikondisikan dan dibiasakan untuk selalu jujur. Dan jika anak selalu menjaga kondisi sikap dirinya, ini sangat positif bagi upaya pembangunan karakter anak. Masalah yang sekiranya muncul di lapangan adalah kepiawaian para guru untuk menggunakan teknik ini sehingga dapat berlangsung dengan efektif bukannya menjadikan anak takut untuk mengungkapkan kelemahan, kelebihan, dan potensi dirinya, sehingga kurang tergali.
D. Teknik pengembangan Instrumen Penilaian diri Dalam Pembelajaran PAI Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut. 1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. 3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. 4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri. 5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif. 6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak. 9
E. Keunggulan dan Kendalanya E.1 Keunggulan Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Miskipun demikian hasil penilaian diri dapat digunakan guru 9
Junaidi, Modul Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI, 66
5
sebagai bahan pertimbangan untuk memberi nilai10. Teknik penilaian diri memiliki keunggulan, yaitu dapat juga digunakan untuk mengukur seluruh kompetensi baik kognitif, afektif dan juga psikomotor.11 1) Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. 2) Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. 3) Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.12
E.2 Kendala Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan penilaian diri, antara lain: 1. Karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka kemungkinan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan dalam penilaian. 2. Ada kemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karena terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu, pada taraf awal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaah terhadap hasil penilaian diri peserta didik. Guru perlu mengambil sampel antara 10% s.d. 20% untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksi ulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan koreksi, guru dapat mengembalikan seluruh hasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, dengan menunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah 10
Depdiknas, Model Penilaian Kelas SMP/MTs, 40 Mimin Hariyati, Model dan teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, 67 12 Ibid. 11
6
mereka lakukan dalam koreksian pertama. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah-langkah koreksi dan telaahan seperti ini, para peserta didik menjadi terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik, objektif, dan jujur. Apabila peserta didik telah terlatih dalam melakukan penilaian diri secara guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat dipercaya serta dapat dipahami, diinterpresikan, dan digunakan seperti hasil penilaian yang dilakukan oleh guru. 3. Guru harus membaca dan mengevaluasi satu persatu, sehingga hal tersebut membutuhkan waktu dan kesabaran.
F. Contoh – Contoh Penilaian Diri Contoh 1 : Instrumen penilaian diri Guru PAI13
Nama guru : …………………………………….
1. 2. 3. 4.
13
tujuan saya menjadi guru PAI …………………… Pada semester ini saya merasakah suasana yang berbeda tentang … Sikap para siswa pada saya…………………. Dengan kurikulum yang sekarang, pengaruhnya terhadap proses pembelajaran
Junaidi, Modul Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI, 67
7
Contoh Instrumen penilaian diri siswa dalam mata pelajaran PAI14
Nama siswa: ……………………… 1. 2. 3. 4. 5.
Terhadap mata pelajaran PAI saya ………………………………… Tujuan mempelajaran materi PAI .......................................... Terakhir saya melakukan kegitan ibadah praktik pada pelajaran PAI .. Cara-cara yang saya lakukan untuk mempelajari materi PAI Menurut saya, PAI merupakan mata pelajaran yang ............................
Contoh 2 : Dalam bentuk refleksi terkait standard kompetensi yang dipelajari, sebagai berikut:15 1. Apa yang saya pelajari dari meteri PAI hari ini ? …………………………………………………………………………………. 2. Apa saya memahaminya dengan baik ? …………………………………………………………………………………. 3. Dimana kesulitan saya dalam materi tersebut ? ………………………………………………………………………………… 4. Apa saya memerlukan bantuan untuk memahaminya ? ………………………………………………………………………………… 5. Apa saya menginginkan untuk mengetahui lebih dalam ? ………………………………………………………………………………… 6. Apa selama ini saya sudah berbuat sesuai dengan pelajaran tersebut? ………………………………………………………………………………… 7. Jika belum, apa saya merasa bersalah atau tidak ? ………………………………………………………………………………… 8. Jika merasa bersalah, apa yang ingin saya lakukan ? ………………………………………………………………………………… 9. Selanjutnya bagimana ? ………………………………………………………………………………… 14 15
Ibid. Dikembangkan penulis
8
Contoh 3 : Penilaian diri ketrampilan diskusi kelompok16
PENILAIAN DIRI KETERAMPILAN DISKUSI KELOMPOK
Nama Anda
: -----------------------------------------------------
Anggota-anggota kelompok : ----------------------------------------------------Kegiatan kelompok
: -----------------------------------------------------
Untuk No. 1 s.d. 5, tuliskan huruf rating di depan tiap pernyataan: A : selalu benar B : sering benar C : kadang-kadang benar D : tidak pernah benar 1. ---------- Selama diskusi saya mengusulkan ide kpd kel unt didiskusikan 2. ---------- Ketika kami berdiskusi, tiap org diberi kesempatan mengusulkan sesuatu 3. --------- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan 4. --------- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya 5. --------- Selama kerja kelompok, saya…. --------- mendengarkan orang lain --------- mengajukan pertanyaan --------- mengorganisasi ide-ide saya -------- mengorganisasi kelompok -------- mengacaukan kegiatan -------- melamun 6. Selama kegiatan, tugas apa yang Anda lakukan? -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
16
Dikembangkan penulis
9
Contoh 4 : Format Evaluasi Diri Peserta Didik17 Sekolah Mata Pelajaran Nama Kelas/SMT Durasi waktu Aspek yang dinilai
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
17
: ………………………….. : ………………………….. : ………………………….. : ………………………….. : ………………………….. : Psikomotor
SK/KD/PI Memandikan dan mengkafani jenazah Cara memandikan jenazah Cara mengkafani mayat lakilaki Cara mengkafani mayat perempuan Shalat jenazah laki-laki dan perempuan Cara shalat jenazah laki-laki Cara shalat jenazah perempuan Bacaan shalat Mengangkat tangan saat takbiratul ihram Bacaan surat al-fatihah Bacaan takbir ke dua (shalawat kepada Nabi) Bacaan do’a pada takbir ketiga Bacaan doa pada takbir keempat
Komentar Kompeten Tidak Kompeten
Keterangan
V V V V V V V V V V V V V
Mimin Hariyati, Model dan teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, 68-69
10
Contoh 5 : Format Evaluasi Diri Peserta Didik dan atau antar peserta didik18 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/SMT Nama Durasi Waktu Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aspek yang dinilai No.
: SMP N 2 Kutorejo : Pendidikan Agama Islam : VIII/I : …………………………… : 2 jam pelajaran : Memahami macam-macam sujud : 1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah 2. Menyebutkan dalil naqli tentang sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah 3. Mempraktekkan tata cara macam-macam sujud : Kognitif, Afeksi dan Psikomotor
Indikator
Nilai Kompetensi A B C D
Sikap
1.
Menjelaskan pengertian sujud syukur Hafalan dalil naqli tentang sujud syukur Tata cara sujud syukur : a. Gerakannya b. Bacaannya 2. Menjelaskan pengertian sujud sahwi Hafalan dalil naqli tentang sujud sahwi Tata cara sujud sahwi : a. Gerakannya b. Bacaannya 3. Menjelaskan pengertian sujud tilawah Hafalan dalil naqli tentang sujud tilawah Tata cara sujud tilawah: a. Gerakannya b. Bacaannya Keterangan: A : Sangat baik (nilai : 90 - 100) B : Baik (nilai : 80- 89) C : Cukup (nilai : 70 - 79) D : Kurang (nilai : 60 - 69) 18
Dikembangankan penulis
11
Keterangan Sikap: 1. Hormat, dan tertib 2. Kurang hormat dan kurang tertib FORMAT REKAPITULASI HASIL PENILAIAN DIRI
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/SMT Durasi Waktu Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aspek yang dinilai No. Urut 1. 2. 3. 4.
: SMP N 2 Kutorejo : Pendidikan Agama Islam : VIII/I : 2 jam pelajaran : Memahami macam-macam sujud : 1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah 2. menyebutkan dalil naqli tentang sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah 3. Mempraktekkan tata cara macam-macam sujud : Kognitif, Afeksi dan Psikomotor
Nama
1
Nilai Indikator 2 3 4
Rata-Rata Nilai
Sikap
Abdul Rohman Abdul Rohim Abdul Rozak Dsb..
G. Penutup Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak
cukup
untuk
memberikan
gambaran/informasi
tentang
kemampuan,
keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Penilaian ini merupakan masukan bagi pendidik di kelas dan bagi pimpinan sekolah untuk meningkatkan kinerja pendidik dan staf dimasa mendatang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adi W. Gunawan. 2003. Born to be Genius. Jakarta: Gramedia Daniel Goleman. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Dari pada IQ, Alih Bahasa : T. Hermay. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Depdiknas. 2010. Model Penilaian Kelas SMP/MTs . Jakarta: BPPPN Pusat Kurikulum. Junaidi. 2011. Modul Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI. Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI Mimin Hariyati. 2007. Model dan teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Sharon K. Ferrett. 2006. Peak Performance Success in College and Beyond. New York: Mc Gran-Hill.
13