PENILAIAN STANDAR CARA BUDIDAYA YANG BAIK PADA USAHA

Download pangan khususnya produk budidaya perikanan (The Global Aquaculture ... Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran umum penera...

0 downloads 386 Views 257KB Size
261

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

PENILAIAN STANDAR CARA BUDIDAYA YANG BAIK PADA USAHA TAMBAK SUPER INTENSIF Andi Indra Jaya Asaad, Mudian Paena, dan Muhammad Chaidir Undu Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian mengenai penilaian standar cara budidaya yang baik pada usaha tambak super intensif telah dilakukan pada bulan Maret 2014 di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tingkat penerapan standar cara budidaya yang baik pada tambak super intensif berdasarkan panduan Best Management Practice yang dikeluarkan oleh Global Aquaculture Alliance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan cara budidaya yang baik masih pada tingkat rendah dan menengah sehingga masih diperlukan upaya penataan yang besar. Variabel-variabel yang masih memerlukan perbaikan yaitu Pengelolaan Buangan Limbah Air, Pengelolaan Sedimen, gudang dan pembuangan sampah, pengeloaan bahan kimia dan obat-obatan. KATA KUNCI: cara budidaya ikan yan baik, tambak super intensif, Global Aquaculture Alliance

PENDAHULUAN Kegiatan usaha akuakultur telah mengalami pengembangan sistem yang meliputi penerapan metode budidaya dan teknologi yang inovatif untuk mencapai insentif keuntungan dan pemenuhan target dari otoritas pengembangan akuakultur. Tujuan pemenuhan pangan untuk konsumsi lokal sudah beralih ke arah pemenuhan kebutuhan pangan secara global salah satunya untuk tujuan ekspor. Hal ini sebagai konsekuensi dari meningkatknya kebutuhan primer terhadap protein ikan, dimana sekitar 2,6 miliar orang bergantung pada konsumsi ikan untuk pemenuhan protein. Diperkirakan sekitar 160 juta ton ikan dikonsumsi penduduk dunia (Tucker et al., 2008; UNEP, 2008 dalam Fujaya, 2013; FAO, 2009 dalam Fujaya, 2013). Pada Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010–2014 disebutkan bahwa capaian sementara rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada tahun 2011 adalah 31,64 kg/kapita dimana terdapat peningkatan sebesar 4,81% dibandingkan pada tahun 2010 (30,48 kg/kapita). Hal ini membawa dampak pada peningkatan penggunaan sumber daya dan dampak terhadap lingkungan dibandingkan teknologi akuakultur secara tradisional. Perubahan sistem akuakultur juga meningkatkan kesadaran masyarakat dan advokasi (Tucker et al., 2008) khususnya tentang kualitas keamanan pangan dan sertifikasi pelaksanaan akuakultur. Target produksi perikanan budidaya yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 adalah sebesar 13,97 juta ton (PERMEN KP no 3 Tahun 2014). Perikanan budidaya baik land-based ataupun sea-based merupakan salah satu jalan untuk implementasi industrialisasi di Indonesia untuk mendukung pencapaian target tersebut. Menurut Effendi (2004) bahwa sistem produksi berbasis land-based terpisah dari perairan yang menjadi sumber air dalam sistem tersebut, sehingga dibutuhkan rekayasa teknologi untuk sistem pengairan baik menggunakan saluran atau pipa. Salah satu contohnya adalah budidaya tambak. Salah satu pengembangan teknologi perikanan budidaya di Indonesia yaitu pengembangan sistem budidaya tambak dengan teknologi super intensif. Perkembangan sistem budidaya air payau ke arah super intensif berkonsekuensi terhadap penggunaan input yang lebih besar dibanding pola dasar suatu tambak sebagai sistem akuakultur semi terbuka. Ciri umum sistem akuakultur sistem semi terbuka yaitu masih bergantung pada alam untuk penyediaan 3 jasa ekologi: suhu, oksigen, asimilasi limbah; unit produksi lebih banyak pada campur tangan manusia, sudah dapat mengatur kebutuhan air (Tidwell, 2012).

Page 277 of 1000

Page 1 of 13

Penilaian standar cara budidaya yang baik ..... (A. Indra Jaya Assad)

262

Dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan No. 21/PDSI/HM.310/II/2014 (2014) disebutkan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan pengembangkan inovasi baru dalam budidaya udang. Salah satu teknologi yang diterapkan adalah teknologi supra intensif berbasis blue-economy. Output dari teknologi ini adalah kemampuan peningkatan panen udang. Salah satu penerapan teknologi ini adalah di Kabupaten Barru dengan capaian produksi 153 ton per hektar. Lebih lanjut dijelaskan dalam siaran pers tersebut bahwa teknologi ini merupakan inovasi yang ditemukan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah (Hasanuddin Atjo) dimana penekanannya pada pengintegrasioan sistem budidaya hulu dan hilir. Prinsip utama dalam sistem ini adalah penggunaan benih unggul, standardisasi sarana dan prasarana, penggunaan teknologi budidaya yang akurat dan tepat, pengendalian kesehatan ikan dan lingkungan serta pengelolaan usaha yang baik. Hal ini sejalan dengan Prinsip utama kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan adalah terobosan yang mendorong penguatan system produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas dan skala produksi sekaligus berdampak pada peningkatan daya saing yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012a). Penerapan standarisasi dalam budidaya ikan secara umum termasuk budidaya udang teknologi super intensif telah menjadi suatu kewajiban bagi pelaku usaha pembudidayaan ikan sebagaimana telah disyaratkan dalam regulasi yaitu Undang-Undang dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan standar cara budidaya ikan yang baik melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia no Kep.02/MEN/2007. Pertimbangan utama standar tersebut adalah untuk mewujudkan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan nasional dan internasional (Kepmen KP no 02 Tahun 2007). Undang-Undang no 45 tahun 2009 menyatakan tentang perubahan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan disyaratkan secara khusus kewajiban pengusaha pengelolaan perikanan termasuk perikanan budidaya yaitu untuk pembudidayaan ikan dan perlindungannya; pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan serta lingkungannya. Kebutuhan dalam praktik akuakultur Internasional, Global Aquaculture Alliance telah menyusun petunjuk dan standar sertifikasi untuk Best Aquaculture Practise untuk mendapatkan sertifikasi fasilitas akuakultur budidaya udang. Sertifikasi internasional yang dikeluarkan oleh Global Aquaculture Alliance (GAA) yang berkedudukan di Amerika Serikat bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan pangan khususnya produk budidaya perikanan (The Global Aquaculture Advocate, 2012). Makalah ini merupakan hasil studi pendahuluan terkait distribusi limbah tambak udang super intensif tahun 2014. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran umum penerapan praktek/cara budidaya yang baik pada tambak super intensif berdasarkan peraturan terkait dan panduan dari Global Aquaculture Alliance. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan bagian dari survei pendahuluan dari kegiatan besar penelitian distribusi limbah tambak udang super intensif tahun 2014. Pelaksanaan penelitian dilakukan di tambak super intensif yang berada di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2014. Unit sampel yang sekaligus menjadi unit populasi adalah dua perusahaan budidaya tambak super intensif yang berlokasi di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Kedua perusahaan tersebut tergolong pelaku usaha sebagai pioner dalam pelaksanaan sistem budidaya super intensif di Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan panduan kuisioner yang dirujuk dari panduan GAA. Telah dilakukan juga observasi lapangan di lokasi tambak untuk tujuan konfirmasi data wawancara sebagai proses triangulasi data dalam penelitian (Verschuren et al., 1999). Aktor yang menjadi target wawancara adalah pelaku utama dalam sistem tambak yaitu manajer dan teknisi tambak. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif sederhana dengan melakukan penilaian berdasarkan sistem penilaian (scoring system) dari GAA dengan kategori yaitu (Tabel 1):

Page 278 of 1000

Page 2 of 13

263

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Tabel 1. List pertanyaan berdasarkan panduan Global Aquaculture Alliance GAA

No

Pertanyaan

Kepemilikan dan Kepatuhan Terhadap Peraturan 1 Apakah terdapat dokumen kepemilikan lahan dan penggunaan air dalam fasilitas 1.1 List data dukung dokumen 2 Apakah terdapat dokumen yang membuktikan bisnis usaha memiliki izin 2.1 List data dukung dokumen 3 Apakah terdapat dokumen tentang penerapan aturan tentang lingkungan untuk konstruksi dan operasional tambak 3.1 List data dukung dokumen Hubungan Masyarakat 1 Apakah fasilitas yang ada mengakodomasi penduduk lokal dalam hal tidak menutup akses penangkapan ikan tradisional, hutan mangrove, dan sumber daya publik lainnya (peta yang menunjukkan batasan properti fasilitas, pagar, saluran. Konfirmasi dengan penduduk lokal) 1.1 List pertemuan, korespondensi, aktivitas yang menunjukkan keberadaan fasilitas berinteraksi dengan penduduk lokal untuk mencegah konflik Keamanan dan Fasilitas Untuk Pegawai 3.1 Berapa minimum pembayaran upah, keuntungan yang dipersyaratkan peraturan daerah/nasional (upah/gaji per bulan) 3.2 Apakah fasilitas memenuhi standar penggajian (dokumen pembayaran gaji/upah) 3.3 Apakah fasilitas memenuhi peraturan tentang pekerja anak-anak (dokumen pegawai) 3.4 Apakah fasilitas menyediakan tempat tinggal yang layak untuk pekerja/pegawai sesuai standar lokal/nasional (kelembaban, elevasi ruang dari lantai, kecukupan ruang) 3.5 Apakah air minum yang aman tersedia untuk pekerja/pegawai 3.6 Apakah terdapat kamar mandi/WC untuk pekerja/pegawai 3.7 Apakah disediakan makan untuk pekerja/pegawai yang sesuai dengan budaya konsumsi lokal (konfirmasi data dapur, menu dan wawancara dengan pekerja)

Page 279 of 1000

Page 3 of 13

Kategori pertanyaan Critical Informational Critical Informational Critical

Informational Critical

Scored

Informational

Critical Critical

Scored

Scored Scored Scored

Penilaian Critical Scored (P/F) (0 – 3)

Penilaian standar cara budidaya yang baik ..... (A. Indra Jaya Assad) Lanjutan Tabel 1.

No

264

List pertanyaan berdasarkan panduan Global Aquaculture Alliance GAA

Pertanyaan

Kategori pertanyaan

3.8

Penjelasan singkat mengenai pelayanan kesehatan Scored umum yang terdapat di fasilitas 3.9 Apakah terdapat SOP/rencana respon emergensi Scored untuk kecelakaan kerja/penyakit serius 3.1 Penjelasan singkat mengenai pelatihan untuk Scored keselamatan kerja, kebersihan dan pertolongan pertama bagi pekerja/pegawai 3.11 List perlengkapan pengamanan yang disediakan Scored untuk pekerja/pegawai (masker, sarung tangan, sepatu karet 3.12 Apakah perlengkapan P3K tersedia untuk pekerja/pegawai Konservasi Hutan Mangrove dan Perlindungan Keanekaragaman hayati 4.1 Apakah terjadi penurunan hutan mangrove/lahan Informational basah pada fasilitas selama tahun 1999 4.1.1 Apakah terdapat alih fungsi hutan mangrove/lahan Critical basah yang diizinkan 4.1.2 Apakah terdapat mitigasi alih fungsi dengan Critical penanaman pada area seluas tiga kali atau donasi untuk restorasi hutang mangrove/lahan basah 4.1.2.1 Luasan program penanaman kembali (m2) 4.1.2.2 Kontribusi donasi terhadap program restorasi hutan mangrove/lahan basah (Rp / US$) 4.2 Apakah terdapat fasilitas yang tidak membutuhkan alih fungsi lahan mangrove/lahan basah? 4.2.1 Bagaimana pelaksanaannya 4.2.1.1 Luasan program penanaman hutan mangrove/restorasi lahan basah (m2) 4.2.1.2 Kontribusi donasi terhadap program restorasi hutan mangrove/lahan basah (Rp / US$) 4.3 Apakah terdapat pelindung yang dipasang pada pompa/pipa inlet dan outlet 4.4 Apakah terdapat metode yang tidak mematikan untuk kontrol predator Pengelolaan Buangan Limbah Air 5.1 Apakah terdapat pencatatan (log book) pada monitoring intake air dan limbah air

Page 280 of 1000

Page 4 of 13

Informational Informational Scored

Informational Informational Informational Critical Scored

Critical

Penilaian Critical Scored (P/F) (0 – 3)

265

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Lanjutan Tabel 1.

No

5.2

List pertanyaan berdasarkan panduan Global Aquaculture Alliance GAA

Pertanyaan

Apakah konsentrasi buangan limbah air memenuhi standar kualitas air limbah, atau tidak memenuhi karena tingginya konsentrasi pada intake air, apakah konsentrasi menunjukkan tidak ada peningkatan pada intake dan pembuangan

(catatan : pengukuran kualitas air akan dilakukan selama audit/penilaian sesuai dengan standar panduan GAA dan peraturan pemerintah. Tambak harus terus memenuhi kriteria untuk perpanjangan sertifikasi dan memenuhi kriteria final selama 5 tahun) 5.3 Apakah data buangan limbah air tersedia dalam periode satu tahun, berapa lama periode pencatatan data (minimum 3 bulan data pada saat penilaian) 5.4 Berapa estimasi penggunaan air dalam setahun (m3) 5.5 Berapa rata-rata tahunan konsentrasi dari setiap variable kualitas air 5.5.1 pH 5.5.2 TSS (mg/L) 5.5.3 Fosfat (mg/L) 5.5.4 Total amoniak nitrogen (mg/L) 5.5.5 BOD5 (mg/L) 5.5.6 DO (mg/L0 5.5.7 Khlorida (mg/L) 5.6 Berapa FCR tahunan 5.7 Berapa Protein Conversion Ratio (PCR) tahunan Pengelolaan Sedimen 6.1 Apakah sedimen dikeluarkan dari tambak, tandon 6.1.1

6.2 6.3

Apakah pengeluaran sedimen pada tempat dan lokasi yang sesuai untuk mencegah salinisasi pada tanah dan air permukaan dan tidak berdampak pada ekologi Apakah fasilitas mencegah degradasi area seperti penggalian lubang dan penumpukan tanah Apakah alat pengangkut disediakan tempat yang sesuai dan tidak pada hutang mangrove atau habitat sensitif lainnya

Page 281 of 1000

Page 5 of 13

Kategori pertanyaan

Critical

Informational

Informational Informational Informational Informational Informational Informational Informational Informational Informational Informational Informational Informational Critical

Scored Critical

Penilaian Critical Scored (P/F) (0 – 3)

Penilaian standar cara budidaya yang baik ..... (A. Indra Jaya Assad) Lanjutan Tabel 1.

No

266

List pertanyaan berdasarkan panduan Global Aquaculture Alliance GAA

Pertanyaan

Kategori pertanyaan

Konservasi tanah dan air 7.1 Apakah tambak dikonstruksi pada tanah Informational permeable 7.1.1 Apakah dilakukan pengukuran untuk mengontrol Critical sumber air dan menghindari kontaminasi terhadap akuifer, danau, aliran air atau bentuk air alami lainnya. Apakah kandungan khlorida dari sumur sekitar dan air permukaan dimonitor berkala per triwulan 7.2 Apakah tambak dikontruksi pada lokasi daratan Informational 7.2.1 Apakah kandungan khlorida dari sumur sekitar Critical dan air permukaan dimonitor berkala per triwulan 7.3

Apakah fasilitas tidak menggunakan air tawar dari sumur untuk menurunkan salinitas dalam tambak

Scored

Apakah tidak terjadi salinisasi pada tanah di lokasi sekitar tambak dan saluran Sumber Benur 8.1 Apa jenis spesies udang yang dibudidayakan 8.2 Apakah termasuk non native spesies 8.3 Apakah terdapat regulasi pemerintah tentang budidaya jenis udang tersebut 8.3.1 Apakah fasilitas memenuhi standar regulasi pemerintah 8.3.1.1 List data dukung dokumen 8.4 Apakah pembenihan udang (hathcery)digunakan dalam fasilitas (tidak menangkap dari alam) Gudang dan pembuangan sampah 9.1 Apakah bahan bakar, pelumas dan bahan kimia ditempatkan dan dibuang pada tempat yang aman

Scored

7.4

Informational Informational Informational Critical Informational Critical

Critical

9.2

Apakah bahan bakar, pelumas dan bahan kimia tidak ditempatkan dengan dengan pakan, tempat tinggal pegawai, dapur, atau peralatan panen

Scored

9.3

Apakah bahan bakar, pelumas dan bahan kimia diberi tanda peringatan dan preventif untuk mencegah tumpahan, kebakaran dan ledakan Apakah sampah dari tempat tinggal dan dapur ditempatkan pada tempat tertutup dan tidak lembab untuk mencegah serangga, lalat dan hewan lainnya

Scored

9.4

Page 282 of 1000

Page 6 of 13

Scored

Penilaian Critical Scored (P/F) (0 – 3)

267

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Lanjutan Tabel 1.

No

List pertanyaan berdasarkan panduan Global Aquaculture Alliance GAA

Pertanyaan

9.5

Penjelasan singkat mengenai penanganan sampah yang memenuhi peraturan setempat dan mencegah kontaminasi ke lingkungan (recycling, pembakaran, komposit) 9.6 Penjelasan tentang pengukuran yang digunakan untuk mencegah gangguan hewan, serangga, 9.7 Apakah peyimpanan bahan bakar memenuhi panduan Best Aquaculture Practise Pengelolaan bahan kimia dan obat-obatan 10.1 Jika digunakan, apakah antibiotik digunakan khusus untuk menangani penyakit dan memenuhi instruksi penggunaan dan peraturan nasional 10.2

Apakah tidak ada penggunaan antibiotik yang dilarang dalam pakan, tambak dan penanganan lainnya yang berdampak pada residu dalam udang

10.3

Kategori pertanyaan Scored

Scored Scored

Critical

Critical

Apakah terdapat dokumen dari perusahaan pakan Critical yang menyatakan produksi pakan tidak menggunakan antibiotik atau obat-obatan 10.4 Apakah pakan untuk tujuan pengobatan Informed digunakan 10.4.1 Apakah pakan untuk pengobatan terdapat label Critical produk 10.5 Apakah sudah dilakukan survei tentang bahan Scored kimia untuk mengidentifikasi potensi kontaminasi seperti pestisida, PCB dan logam berat dari sekitar sumber air 10.5.1 Apakah terdapat analisis tentang residu pada Critical udang secara periodik Sanitasi Mikroba 11.1 Penjelasan singkat tentang limbah domestik Informational ditangani untuk mencegah kontaminasi ke lingkungan sekitar (sistem buangan, septic tank, WC) 11.1.1 Apakah limbah domestik dari manusia diangkut Critical keluar untuk mencegah instrusi ke estuari, saluran dan tambak 11.2 Apakah limbah manusia dan hewan tidak Critical digunakan untuk pemupukan tambak 11.3 Apakah tidak ada penggunaan hewan yang tidak Scored diolah untuk pakan

Page 283 of 1000

Page 7 of 13

Penilaian Critical Scored (P/F) (0 – 3)

Penilaian standar cara budidaya yang baik ..... (A. Indra Jaya Assad) Lanjutan Tabel 1.

No

268

List pertanyaan berdasarkan panduan Global Aquaculture Alliance GAA

Pertanyaan

Kategori pertanyaan

Penilaian Critical Scored (P/F) (0 – 3)

Panen dan Transportasi 12.1 Apakah udang dipanen dan transportasinya dalam Scored 0 kondisi suhu dibawah 4,4 C 12.2 Apakah terdapat penggunaan larutan sulfite untuk Informational menjaga bagian kepala pada udang pada saat panen 12.2.1 Apakah terdapat penggunaan larutan sulfite yang Critical memenuhi standar peraturan 12.2.2 Penjelasan umum tentang monitoring konsentrasi Informational sulfite pada jaringan udang dan wadah yang diberi label 12.2.3 Apakah larutan sulfite di deaktivasi sebelum Scored dibuang 12.3 Apakah pekerja yang terdapat luka, infeksi kulit Critical dilarang untuk penanganan panen udang Persyaratan Penelusuran Apakah pencatatan penelusuran dilakukan pada setiap parameter untuk setiap unit produksi dan siklus produksi untuk memudahkan penelusuran dari udang kembali ke unit dan inputnya Bagaimana sistem internal yang dilakukan untuk menjaga proses penelusuran data

Critical

1. Pertanyaan inti (critical questions) yang merupakan hal utama yang harus terdapat dalam praktik budidaya yang baik pada tambak udang. Penilaian didasarkan pada keberadaan indikator dalam sistem tambak. Output penilaian yaitu P (pass) yang berarti terdapat indikator utama dan F (fail) yaitu tidak terdapat indikator utama. 2. Pertanyaan yang dinilai (scored questions) dinyatakan dalam angka dari 0 – 3, dimana, setiap angka mempunyai arti; 0: tidak memuaskan; 1: memerlukan perbaikan besar (major improvement); 2: memerlukan perbaikan kecil (minor improvement); dan 3: memuaskan. Selain kedua scoring system di atas, dalam panduan GAA terdapat pula penilaian data dukung informasi (informational questions) tapi tidak dikuantifikasikan. Penilaian informational questions yaitu pengumpulan data dukung tidak dilakukan dalam penelitian ini karena hal tersebut merupakan privasi dari manajemen internal perusahaan. Output dari penilaian berdasarkan panduan GAA ini adalah nilai yang masuk dalam grade untuk mendapatkan sertifikat Best Aquaculture Practise. Kriteria penilaian total untuk mendapatkan sertifikasi yaitu manajemen perusahaan harus memenuhi 100% critical questions dan 70% dari penilaian scored questions, output penilaian dalam penelitian ini dimodifikasi dengan menggunakan nilai “cut off ” yang setiap kisarannya mempunyai arti yaitu: 0-25% penerapan Best Aquaculture Practice belum memenuhi standar; 25–50% penerapan masih dalam tingkat standar rendah; 50-75%: penerapan masih dalam tingkat menengah standar; dan 75–100% : memenuhi sebagaian besar standar penerapan Best Aquaculture Practice. Keterbatasan penelitian ini adalah standarisasi dan kalibrasi penilaian oleh tim peneliti yang masih perlu ditingkatkan dengan cara melibatkan para pakar, praktisi akuakultur, namun sebagai

Page 284 of 1000

Page 8 of 13

269

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

bagian dari survei pendahuluan, maka informasi ini dapat bermanfaat sebagai data benchmark penilaian penerapan Best Aquaculture Practice pada tambak udang super intensif. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan penilaian yang dilakukan merujuk pada standar penilaian cara budidaya yang baik pada tambak udang yang dikeluarkan oleh GAA, maka didapatkan hasil bahwa dari total critical questions sejumlah 28 pertanyaan, terdapat 24 pertanyaan yang dapat dikonfirmasi pada dua lokasi tambak milik perusahaan tambak super intensif dan 4 pertanyaan yang tidak dapat dikonfirmasi. Hal ini karena poin pertanyaan tersebut tidak tersedia pada kedua lokasi perusahaan tambak yang disurvei. Sedangkan total scored questions sejumlah 24 pertanyaan, terdapat 22 pertanyaan dapat dikonfirmasi dan hanya 2 pertanyaan yang tidak dapat dikonfirmasi. Berdasarkan nilai critical question dan scored questions pada panduan GAA, maka nilai total untuk critical question adalah 100% yang berarti nilai total critical questions adalah 28. Nilai ini didapatkan dari skoring, dimana penilaian F diberi nilai 0 dan penilaian P diberi nilai 1. Sehingga total pertanyaan 28 harus bernilai 28 yaitu 28 pertanyaan dikalikan 1. Dengan kata lain semua variabel dalam kategori critical questions harus dipenuhi (100%). Penilaian scored questions disyaratkan minimal memenuhi 70% dari total variabel scored questions. Total pertanyaan scored questions adalah 24 pertanyaan dengan kisaran penilaian 0–3. Maka nilai total scored questions adalah 24 pertanyaan dikalikan 3 (nilai maksimal) yaitu 72. Sesuai standar panduan GAA, bahwa untuk mendapatkan sertifikasi maka dibutuhkan 70% dari penilaian scored questions. Dengan demikian nilai minimal yaitu 70% dari 72 yaitu 50,4. Pada Gambar 1, terlihat bahwa untuk kategori critical questions yang disyaratkan bernilai 100%, ternyata hanya dapat dipenuhi oleh perusahaan tambak super intensif sebesar 39,29% dan 53,57%. Berdasarkan kriteria (cut off) yang digunakan dalam penelitian ini maka nilai tersebut tergolong kategori tingkat rendah sampai menengah standar penerapan Best Aquaculture Practice untuk tambak udang. Hal ini secara umum menginformasikan bahwa masih perlu upaya yang besar untuk memenuhi variabel-variabel yang tergolong critical questions pada standar GAA. Hasil kuantifikasi tabel pertanyaan untuk critical dan scored questions dapat dilihat pada Gambar 1

Persentase nilai skor

100% 80%

55,56

44,44

53,57

39,29

60% 40% 20% 0%

Critical

Scored

Perusahaan tambak 1

Perusahaan tambak 2

Gambar 1. Persentase nilai critical dan scored questions pada perusahaan tambak super intensif Sedangkan persentase dari kuantifikasi pertanyaan scored questions tidak memenuhi standar penilaian minimal untuk scored questions yaitu 70%, didapatkan persentase nilai oleh perusahaan tambak super intensif hanya 44,44% dan 55,56%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut termasuk dalam kriteria 25–50% dan 50–75% yang berarti penerapan Best Aquaculture Practice tambak udang

Page 285 of 1000

Page 9 of 13

Penilaian standar cara budidaya yang baik ..... (A. Indra Jaya Assad)

270

masih pada tingkat rendah dan menengah. Informasi ini menggambarkan bahwa masih diperlukan upaya yang besar untuk memenuhi standar sertifikasi tambak udang untuk penerapan Best Aquaculture Practise berdasarkan variabel-variabel yang tergolong scored questions pada standar GAA. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa beberapa variabel telah berhasil memenuhi standar GAA khususnya pada critical questions kedua tambak super intensif yaitu variabel hubungan masyarakat, sumber benur, gudang dan pembuangan sampah, panen dan transportasi. Pada keempat variabel tersebut, telah sepenuhnya dipenuhi oleh kedua perusahaan tersebut. Variabel hubungan masyarakat ditentukan oleh keberadaan tambak di lokasi yang sudah lama dan dimiliki oleh tokoh masyarakat Sulawesi Selatan. Hal ini menjadikan persentase kinerja dari masing-masing perusahaan telah mencapai 100%. Variabel sumber benur juga mendapat nilai 100% karena pada kedua perusahaan tersebut terdapat hatcheri untuk pembenihan udang.

Gambar 2. Grafik persentase kinerja perusahaan tambak berdasarkan penilaian critical questions Adapun variabel critical dan scored questions dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Variabel critical dan scored questions

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Variabel Kepemilikan dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Hubungan Masyarakat Keamanan dan Fasilitas Untuk Pegawai Konservasi Hutan Mangrove dan Perlindungan Keanekaragaman hayati Pengelolaan Buangan Limbah Air Pengelolaan Sedimen Konservasi tanah dan air Sumber Benur Gudang dan pembuangan sampah Pengelolaan bahan kimia dan obat-obatan Sanitasi Mikroba Panen dan Transportasi Persyaratan Penelusuran

Page 286 of 1000

Page 10 of 13

271

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Secara kuantifikasi pada variabel critical questions, maka terdapat variabel Pengelolaan Buangan Limbah Air, Pengelolaan Sedimen, gudang dan pembuangan sampah, pengeloaan bahan kimia dan obat-obatan pada kedua tambak tersebut masih memerlukan perbaikan secara besar. Persentase kinerja untuk variabel-variabel tersebut baru sekitar 50% dari persyaratan yang harus dipenuhi sebesar 100%. Berdasarkan pengamatan lapangan, hal tersebut tidak sulit untuk dilaksanakan di kedua perusahaan tambak super intensif, karena masih terdapat area yang masih kosong untuk pembangunan infrastrukur terkait. Pada Gambar 3 ditampilkan tambak pembesaran yang sudah dikonstruksi beton.

Gambar 3 Petak tambak pembesaran super intensif pada dua perusahaan di Kabupaten Barru Secara nasional, Undang-Undang no 45 tahun 2009 tentang perubahan UU 31 telah disebutkan bahwa pelaksanaan usaha perikanan termasuk perikanan budidaya menjadi tanggung jawab pelaku usaha dan pemerintah. Pada pasal 25A disebutkan pelaksanaan bisnis perikanan oleh pelaku usaha wajib memperhatikan standar mutu hasil perikanan. Sedangkan pada level pemerintah/pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk membina dan memfasilitasi pengembangan usaha perikanan agar memenuhi standar mutu hasil perikanan. Sistem bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan dan pemasaran. Penjelasan dalam Kepmen KP No 02 Tahun 2007 disebutkan proses praproduksi meliputi pemilihan lokasi, penentauan tata letak dan konstruksi, pemilihan wadah. Proses produksi pada usaha pembesaran meliputi persiapan lahan/wadah budidaya, penumbuhan pakan alami, pemilihan benih, pengelolaan air, penggunaan pakan, obat, pupuk, probiotik, desinfektan dan bahan kimia lainnya serta pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Hal ini menunjukkan syarat-syarat dalam peraturan perundangan-undangan nasional juga telah disyaratkan dalam variabel-variabel panduan Best Aquaculture Practice. Dengan demikian arah pengembangan tambak-tambak skala intensif atau super intensif adalah upaya pemenuhan penilaian standar cara budidaya yang baik dengan mengadopsi standar/panduan GAA. KESIMPULAN Estimasi standar cara budidaya yang baik pada perusahaan tambak super intensif menunjukkan hasil penilaian yang diadopsi dari panduan Global Aquaculture Alliance (GAA) bahwa masih diperlukan upaya yang besar agar penerapan Best Aquaculture Practice dapat memenuhi standar GAA. Penilaian berdasarkan kategori critical dan scored questions memberikan informasi bahwa penerapan pada perusahaan tambak super intensif masih pada tingkat rendah dan menengah. Perbaikan diperlukan untuk memenuhi standar adalah perbaikan pada variabel Pengelolaan Buangan Limbah Air, Pengelolaan Sedimen, gudang dan pembuangan sampah, pengeloaan bahan kimia dan obat-obatan. DAFTAR ACUAN Effendi, Irzal. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. jakarta Fujaya, Yushinta. 2013. Teknologi Reproduksi Dalam Perspektif Pembangunan Perikanan Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan. Membangun Sumber Daya Kelautan Indonesia (Gagasan dan Pemikiran Guru Besar Universitas Hasanuddin). Editor : Andi Iqbal Burhanuddin, HM. Natsir Nessa, Andi Niartiningsih. IPB Press. Bogor. Global Aquaculture Alliance. 2002. Guidelines for Best Aquaculture Practise. Aquaculture Facility Certification.

Page 287 of 1000

Page 11 of 13

Penilaian standar cara budidaya yang baik ..... (A. Indra Jaya Assad)

272

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012a. Visi, Misi, Grand Strategy dan Sasaran Stategis KKP. Disitir dari http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8278/VISI-MISI-TUJUAN-DAN-SASARAN-STRATEGIS/ ?category_id=65 (November 2012). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor Kep.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 3/PERMEN-KP/2014 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 – 2014. Siaran Pers Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Nomor : 21/PDSI/HM.310/II/2014. KKP Kembangkan Budidaya Udang Supra Intensif. Diakses dari http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/ 10445/KKP-Kembangkan-Budidaya-Udang-Supra-Intensif/. The Global Aquaculture Advocate . 2012. The Global Magazine for Farmed Seafood (ed Nov- Des 2012) Volume 15 Issued 6. USA. Tidwell, James H. 2012. Characterization and Categories of Aquaculture Production System. In Aquaculture Production System (eds : James H. Tidwell). World Aquaculture Society. Wiley Blackwell, John Wiley and Sons Publication. USA. Tucker, Craig S., John A. Hargreaves, Claude E. Boyd. 2008. Aquaculture and The Environment in The United States. In Environmental Best Management Practices for Aquaculture Edited by Craig S. Tucker, John A. Hagreaves. Wiley-Blackwell publishing. USA. Undang-undang nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan UU no 31 tahun 2004. Verschuren, P and Hans Doorewaard. 1999. Designing a Research Project. Lemma B.V. Utrecht. The Netherlands.

Page 288 of 1000

Page 12 of 13

273

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

DISKUSI

Nama Penanya: Tarunamulia Pertanyaan: Konsep GAA dan BAP, semua adalah konsep lama. Selain aspek biotik, apakah melihat aspek lain yang tidak menimbulkan konflik? Tanggapan: Pendekatan pengelolaan perikanan saat ini adalah Ecosystem Approach for Aquaculture yang akan diratifikasi, jadi tidak hanya fokus ke aspek lingkungan yang sempit tetapi ekosistem secara menyeluruh (Ecosystem Approach).

Page 289 of 1000

Page 13 of 13