Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
PERADABAN ISLAM KAWASAN ARAB MASA TURKI UTSMANI Oleh: M. Syamsudini Abstrak Islam, sebagai salah satu agama besar di dunia lahir di wilayaah Arab. Seiring dengan semakin banyaknya orang Arab yang memeluk agamaini, Islam pun akhirnya mewarnai bentuk budaya di wilayah tersebut. Dalam perjalanan sejarah Islam akhirnya berkembang luas dibeberapa daerah bahkan sampai keluar wilayah jazirah Arab sendiri.Namun, seiring dengan perjalanan sejarah pula akhirnya Arab sebagai wilayah kelahiran Islam, justru agak terlupakan dalam catatan sejarah Islam, khususnya pada masa kekuasaan Usmani. Seiring dengan masa jayanya Usmani atau berkembangnya wilayah-wilayah islam, wilayah Arab yang merupakan pusatnya Islam seolah-olah terlupakan oleh sejarah. Inilah yang disebut sebagai ironi sejarah oleh Azyumardi Azra1Para sejarawan justru lebih tertarik untuk menulis tentang kejayaan Turki Usmani.
Kata Kunci: Peradaban Islam, Kawasan Arab, Turki Utsmani
Pendahuluan Islam, sebagai salah satu agama besar di dunia lahir di wilayaah Arab. Seiring dengan semakin banyaknya orang Arab yang memeluk agamaini, Islam pun akhirnya mewarnai bentuk budaya di wilayah tersebut. Dalam perjalanan sejarah Islam akhirnya berkembang luas dibeberapa daerah bahkan sampai keluar wilayah jazirah Arab sendiri.Namun, seiring dengan perjalanan sejarah pula akhirnya Arab sebagai wilayah kelahiran Islam, justru agak terlupakan dalam catatan sejarah Islam, khususnya pada masa kekuasaan Usmani. Seiring dengan masa jayanya Usmani atau berkembangnya wilayahwilayah islam, wilayah Arab yang merupakan pusatnya Islam seolah-olah terlupakan oleh sejarah. Inilah yang disebut sebagai ironi sejarah oleh Azyumardi Azra1Para sejarawan justru 1
Badri Yatim, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci : Hijaz ( Mekah dan Madinah ) 1800-1925,
lebih tertarik untuk menulis tentang kejayaan Turki Usmani. Makalah kecil ini akan mencoba mengungkap bagaimana perjalanan sejarah kebudayaan Islam di wilayah Arab ketika berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Turki Usmani. Wilayah Arab Don Peretz mengatakan bahwa Timur tengah yang banyak dipahami orang sebagai wilayah Arab penduduknya yang paling dominan adalah kelompok etnik berbahasa Semitik , Turki, dan iran. Sedangkan Arab pada dasarnya bukanlah bahasa seluruh willayah Timur Tengah.Penyebarannya merupakan fenomena baru dalam sejarah.Dua ribu thun yang lalu Arab hanyalah salah satu dalam kata pengantar untuk buku tersebut Azyumardi selanjutnya mengatakan bahwa ironi sejarah kadang memang sulit untuk dihindari. Hal ini selain dikarenakan faktor alamiyah juga karena visi dan persepsi sejarawan dan penulis sejarah tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan sejarah.
477 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
dari banyak bahasas semitik dengan lokusnya di Arabia tengah.Bahasa araab tidak tersebar sampaai penaklukan Arab mmengiringi kelahiran Islam pada abad 78 dimana Arab mencapai posisi kultural yang dominan. Saat itu, bahasa utama di Afrika Utara dan bagian –bagian Iran bukanlah semitik, dan Palestina , Syiria— walau semitik tidaklah berbahasa Arab. Di wilayah ini, sekitar seratus juta penduduk disebut, atau menyebut diri mereka sebagai orang Arab . Walaupun sama – sama Arabnya, tetapi mereka tetap menunjukkan banyak perbedaan dalam berbahasa, yang tidak selalu berbahasa Arab. Istilah Arab belumlah merupakan istilah nasionalitas yang formal, karena di situ tidak hanya satu bangsa Arab – kendatipun banyak nasionalis Arab menyatakan satu. Arab sekarang ini adalah bangsa Mesir, Kerajaaan Saudi Arabia, Kerajaan Hasyimiah Yordan, Republik Lebanon, Republik Irak, Republik Arab Syuria, atau sampai Aden ( Crown Colony of Aden ) atau salah satu dari protektorat Aden, yang menjadi Republik Demokratik Rakyat Yaman Selatan.2 Penaklukan Turki Usmani ( 1517 ) Turki Usmani sebagai kerajaaan Islam yang besar pada masa kejayaannya senantiasa terus melakukan perluasan wilayah. sampai pada akhirnya penguasa Usmani mengetahui bahwa perekonomian daulat Mamalik di Mesir dan Syiria di penghujung abad ke 15 M mengalami kemunduran karena Portugis berhasil menemukan jalan laut Tanjung Harapan.3Dengan demikian terjadilah hubungan dagang langsung antara Eropa dengan India tanpa harus melintasi pelabuhan Mesir dan Arab. Tekanan
ekonomi yang melanda pemerintah Mamalik merupakan salah satu faktor yang mendorong Usmani berambisi ingin menaklukkan Mesir dan Syiria. Alasan lainnya dari upaya penaklukan ini adalah karena Mamalik ( Mesir ) tidak bersikap netral, bahkan menghalangi pasukan logistik tentara Usmani ketika melewati wilayah Mamalik. Hal lainnya adalah karena Mamalik pernah menghalangi utusan dari India yang membawa hadiah ke Istambul.4 Pemerintahan Mamalik yang sedang dilanda krisis ekonomi ini menghadapi kontak senjata dengan Usmani di Marj Dabiq sebelah utara Halb pada tahun 1516 M dengan kemenagan pada pihak Usmani bahkan sultan Mamalik akhirnya terbunuh. Dengan demikian Syiria telah ditaklukkan dan setelah itu Salim ( sebagai sultan ) melanjutkan ekspansinya ke Mesir berhadapan dengan Sultan Mamalik yang baru yaitu Thourman Bey. Sekali lagi, peperangan inipun akhirnya dimenangkan oleh pihak Usmani. Bahkan Hijazpun mengakui kedaulatan Usmani atasnya.Keberhasilan tersebut adalah dikarenakan dalam gerakannya Usmani selalu mengatasnamakan diri sebagai gerakan Islam.5 Bahkan sultan Salim disambut sebagai pihak yang telah memerdekakan kota tersebut dari perbuatan – perbuatan mamalik yang telah melanggar batas. Setelah Syiria jatuh ke tangan Usmani selanjutnya Usmani memasuki Mesir dari arah utara dan Kairo yang dulunya sebagai ibu kota kerajaan lalu menjadi propinsi dari imperium Usmani setelah Mesir berhasil ditaklukkan. Hal demikian berlangsung sampai abad ke 20 M. Namun di beberapa wilayah pinggiran kekuatan politik bangsa Arab masih
2
Don Perezt, The Midle East Today (New York : Westport, Connectikut, and London: Praeger, 1986), hlm 10-11. 3 Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam : Imperium Turki Usmani, Jakarta : Kalam Mulia, 1988, hlm. 19.
:4 Mahmud Shalih Munsi, Haraqah al- Yaqdzah al-‘Arabiyyah, Cairo :Dar al-Fikr al-‘Araby, 1978, hlm. 28. 5 Ahmad Syalabi, Ibid
478 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
bertahan tetapi hanya dalam batas – batas wilayah yang sempit, bahkan banyak di antaranya hanya dalam bentuk keamiran saja.6 Perubahan Politik, Sosial, Budaya dan Lembaga Keagamaan Keberhasilan Usmani dalam menaklukkan Mesir (1517 ), tidak serta merta merubah tatanan sosial yang ada di sana. Justru Usmani tetap melestarikan beberapa sistem kemasyarakatan yang ada dengan berbagai macam modifikasinya.Dalam urusan politik Mesir mempertahankan corak politik yang mandiri.Usmani menyusun barisan pertahanan di Mesir dengan sejumlah pasukan Jennissari, desentralisasi, mengangkat gubernur dari militer, inspektur dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran pendapatan ke Istambul.Karena mereka sudah merasa cukup puas dengan menguasai wilayah dan bangsa Arab seecara politik dan militer.Inilah yang dapat memperkuat propaganda – propaganda keislaman yang selama ini mereka dengungdengungkan. Namun kebijakan-kebijakan politik Usmani di wilayah Arab tersebut membuat negeri-negeri Arab tersebut menjadi terasing dari pergaulan dunia.Pemerintah Usmani yang terlalu disibukkan oleh peperangan di dataran Eropa Timur, telah membuat pembangunan peradaban tidak mengalami kemajuan, kalau bukan malah menjadi mundur.7 Namun di bawah sistem tingkat pemerintahan Usmani yang paling tinggi, struktur kelembagaan yang lama masih dipertahankan sepenuhnya.Peranan utama pemerintahan Usmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan dan 6
Badri Yatim, Ibid, hlm. 2 , Ibid, hlm.3
7
menguasai kaum Badui.Sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak.Di bawah Usmani pula, sistem irigasi Mesir diperbaiki, kegiatan pertanian menuingkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan dikembangkan melalui pembukaan kembali jalur perdagangan antara India dan Mesir.8 Dalam bidang keagamaan, agama yang berkembang di sana tetap mempertahankan sebuah kekuatan sosial dan politik yang terorganisir secara baik. Meskipun rezim Usmani mengangkat seorang hakim kepala dan seorang tokoh pemimpin bagi perhimpunan keturunan Nabi dari Istambul, namun ulama’-ulama’ yang lainnya berasal dari wilayah lokal ( Mesir ) sendiri. Pakar – pakar agama diorganisir ke dalam beberapa madzhab hukum, beberapa nasab suci dan beberapa tarekat.Tokoh – tokoh tersebut bertanggung jawab atas kedisiplinan para pengikutnya.9 Dalam urusan ibadah haji, menyangkut posisi penguasa Usmani sebagai khadim al-haramain para sultan Usmani mengambil langkah-langkah khusus untuk menjamin keamanan bagi perjalanan ibadah haji. Seluruh rute haji di wilayah kekuasaannya ditempatkan di bawah kontrolnya.Kafilah haji yang diorganisasi di bawah pengawasan sultan – sultan Usmani.Setelah itu langsung dapat menuju Makkah tanpa adanya aral sedikitpun. Bahkan sultan Sulaiman (15201566) melepaskan armada yang tangguh di bawah komando gubernur Mesir, Khadim Sulaiman Pasya, guna membebaskan semua pelabuhan yang dikuasai oleh Portugis dan dengan
8
Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Ummat Islam, terjemahan Ghufran A. Mas’adi dari A Histo ry of Islamic Societies, Jakarta : Rajawali Press, 1999, hlm 553 9 Ibid, hlm. 554
479 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
demikian perjalanan haji ke Jedah menjadi aman.10 Pendudukan Napoleon : Implikasi politik dan Keagamaan Kawasan Arab, khususnya Mesir memulai jaman modern ketika terjadi persinggungan antara Barat (Prancis) dan Mesir dengan ekspedisi Napoleon Bonaparte pada tahun 1798. Pada mulanya kehadiran Usmani atas wilayah Arab tak dianggap sebagai bentuk penjajahan, karena bagi mereka bergabung dengan Usmani merupakan persatuan Islam sesuai dengan propaganda penguasa Usmani. Tetapi ketika mereka sadar akan kebohongan tersebut akhirnya mereka melakukan usaha untuk memerdekakan bangsa Arab.11Semangat kemerdekaan ini menggelora setelah terjalin hubungan dengan bangsa Eropa.Hal tersebut mulai terjadi pada abad ke 17 M seiring dengan semakin melemahnya kekuasaan sultan – sultan Usmani.Pada saat itu Mesir mulai melepaskan diri dari kekuasaan Istambul dan akhirnya otonom.12 Bahkan mereka menolak pengiriman hasil pajak yang mereka pungut dengan cara kekerasan dari rakyat Mesir ke Istambul. Begitu pudarnya kekuasaan Usmani atas Mesir waktu itu dapat digambarkan dari perjalanan perang di Mesir bahwa Napoleon mendarat di Alexandria tanggal 2 Juni 1798 dan keesokan harinya ia dapat menguasai daerah tersebut bahkan tidak sampai tiga minggu Napoleon telah berhasil menguasai Mesir.13Begitulah, Mesir yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Usmani dan baru saja melepaskan diri lantas dijajah oleh Prancis dengan pendudukan Napoleon tersebut. 10
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama’ Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Bandung : Mizan, 1994, hlm 69-70. 11 Ahmad Syalabi, Op, Cit,.hlm.77. 12 Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam : Sejarah pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan Bintang, 1992, hlm. 28 13 Ibid, hlm. 29.
Walaupun pendudukan Napoleon atas Mesir hanya berlangsung dalam waktu pendek tetapi mempunyai arti yang mendalam. Ini merupakan permulaan dari periode intervensi Eropa yag langsung terhadap duni Arab, dengaqn konsekwensi-konsekwensi besar di bidng ekonomi dan sosial. Dengan kemenanganya yang dicapai dengan sangat mudah Perancis mencoba mencoba menghancurkan illusi suprioritas dunia Islam yang tak tergoyahkan oleh kafir Barat, dengan demikin Perancis telah meletakkan problema yang mendasar terhadap kemungkinan penyesuaian dirinya menghadapi hubungan baru.Oleh karena itu maka kekacauan psicologis yang ditimbullkan belum dapat dipecahkan. Periode anarchy yang mengikuti penarikan kembali tentara Perancis berakhir dengan munculnya tokoh Muhammad ‘Ali, seorang Albania dari kerajaan Ottoman, berhasil mengangkat dirinya sebagai penguasa yang pada hakekatnya berdiri sendiri di Mesir dan untuk waktu pendek juga menguasai Arabia dan Syiria sampai kekuatan – kekuatan Barat berhasil membatasi geraknya kembali membatasi geraknya kembali terbatas diMesir saja. Uaha Muhammad Ali mencapai kemerdekaan dan mengadakan ekspansi digagaljan oleh kekuasaan Barbar. Dia hanya berhasil mendirikan lembaga gubernuran Ottoman yang turun temurun bagi daerah otonom Mesir dan mulai dengan program reformasi besarbesaran.Mereka berasal dari tentara, oleh karena itu ingin memiliki angkatan perang baru tipe Eropa. Muhammad ‘Ali sendiri adalah seorang Turki yang berbahassa Ottoman bukan Arab. Dia tidak mempunyai gagasasn agar kerajaan Arab ditopang oleh faham kebangsaan seperti kebanyakan pendapat orang-orang Turki pada zamanya bahkan ia sendiri memandang rendah akan hal itu. Tetapi
480 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
dia telah bekrja untuk negeri-negeri Arab yaitu dengan menanam saham kebebasan politik dan kebangkitan angkatan peranf Mesir dan Syiria. Anaknya sendiri , Ibrahim, telah memakai bahassa Arab dan sudah terpengsaruh oleh ide-ide Arab. 14 Ekspedisi Napoleon sendiri selain untuk kepentingan militer juga untuk kepentingan ilmiah.Untuk kepentingan kedua inilah akhirnya dibentuk suatu lembaga ilmiah bernama Institut d’ Egypte.15 Sesuatu yang baru bagi orang Mesir lainnya ialah mesin percetakan, majalah dan surat kabar. Dengan lembaga ini pula untuk pertama kalinya orang Mesir kontak langsung dengan peradaban Eropa yang baru dan asing bagi mereka. Penetrasi kebudayaan Eropa yang mula-mula bercorak keagamaan datang melalui golongan minorias Kristen.Vatikan tetap mengadakan kontak dengan golngan Katolik maronit Libanon sejak abad ke tujuh belas.Golongan Cauchin Itali dan Perancis serta golongan Yesuit beroperasi di Syiria, endeta-pendeta Maronit datang ke Roma dan Paris.Sudah sejak lama Sultan Ottoman mengutuk cetak mencetak dalam bahassa Arab atau Turki.Percetakan pertama di Timur dekat adalah dalam bahasa Ibrani, Grek dan Syiria yang dipergunakan oleh orang – orang Yahudi Lokal dan orang-orang Kristen. Sedang bku-buku dalam bahasa Arab dicetsak di Italia dan dinegeri – negeri lain dan beredar diTimur Dekat. Buku-buku dalam bahassa Turki mulai dicetak di kota Konstantinopel pada tahun 1728. Napoleon membawa sendiri mesin cetak hurup Arab ke Kairo untuk mencetak surat kabar dan pengumumanpengumuman dalam bahasa Arabdan Turki. Orang Islam pertama yang melaksanakan pencetakan dalam bahasa
Arab adalah Muhammad ‘Ali di Mesir antara 1822 ( ketika perscetakan itu didirikan ) dan pada 1842 telah mencetak 243 buah buku , sebagian besar adalah texbook untuk sekolah- sekolah yang baru didirikan oleh Muhammad ‘Ali dan untuk fakultas pendidikan.16 Pertentangan yang berciri agama diantara kekuatan –kekuatan Besar dalam memperbutkan proteksi terhadap tempat-tempat suci dan golongan minoritas Kristen yang menguntungkan itu diperhebat pada abad ke sembilan belas. Missionaris-missilonaris paling aktif di dunia Arab adalah Frech Jesuit dan Missi Protestan Amerika yang memlpertahankan sekolah-sekolah dan kolega- koleganya di Syiria.mereka mjendikan percetakan-percetakan dalam bahasa Arab dan mencetak banyak bukubuku, menyajikannya kembali kepada bangsa Arab karya-karya klasik yang setengah mereka lupakan, dan menerjemahkan untuk mereka sumbersumber pengetahuan Barat. Mereka melatih generasi – generasi m uda Arab dan sekaligus menambah kesadaran mereka terhadap warisan bangsa Arab agar mereka terbangkit oleh pengaruh bangsa Eropa.17 Bermula dari kesadaran adanya kemajuan ilmiah itu pula akhirnya orang Mesir merasa bahwa mereka tertinggal jauh di belakang oleh Barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Kesadaran tersebut akhirnya menuntut mereka untuk berpikikr dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam. Karena kontak Islam dengan Barat sangat lain dengan kontak sebelumnya dimana umat Islam sedang dalam masa kejayaan. Lalu timbullah apa yang disebut sebagai pemikiran dan pembaharuan atau
14
Bernard Lewis, Bangsa Arab Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,188, hlm 180. 15 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam 5,Jakarta : PT Ichtiar Baru Van houve, jilid 5 hlm. 115
16
Bernard Lewis, Op. Cit., hlm. 185. Ibid. hlm. 186.
17
481 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
modernisasi dalam Islam.18 Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya didorong oleh dua faktor yang mendukung yaitu pemurnian ajaran Islam dari unsur asing yang dipandang sebagai penyebab mundurnya Islam dan menimba gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Reformasi dan Pembaharuan Di antara berbagai macam paham yang menyusup dari Barat ke negerinegeri Arab yang paling dinamis adalah paham nasionalisme dan demokrasi. Tersbarnya nasionalisme di sana menimbulkan peerjuangan kemerdekaan dan juga menjadi sebab terputusnya hubungan- hubungan yang sudah terjalin sejak masa yang lampau. Gerakan – gerakan nasionalis Arab itu mula-mula dipelopori oleh golongan muda yang terpelajar dari Syiria dan Libanon alumni “ American University” yang berada di Beirut. Mereka terutama berpsat di Mesir.Gerakan Nasional itu mula-mula tampak sebagai minat yanhg hidup kembali terhadap bahassa Arab klasik, sastra Arab dan berbagai pendidikan tentang sejarah peradaban Islam. Segera mereka sadar akan kemegahan khilafah Arab di masa lampau. Mereka ssadar pula akan hasil-hasil kebudayaan yang disumbangkan oleh masing-masing khalifah. Kesadaran tersebut membesarkan hati mereka untuk menghadapi masa depan. Kebangkitan kaum terpelajar ini membangkitkan pula kesadaran politik dan sejak saat itulah terasa hasrat untuk berjuang menyatukan dan menghidupkan kembali dunia Arab.Rakyat yang dahullu tidak mempunyai hasrat untuk berpoolitik kini semangatnya menjadi berkobar-kobar. Pada awalnya gerakan nassionalisme ini mempunyai dasar yang kuat. Gerakan itu 18
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya, Jakarta :UI Press, 1997, jilid I, hlm 89
bermula dari pendapat yang mmpunyai pikiran bahwa semua bangsa yang berbahasa Arab - tanpamemandang agamanya - pada hakekatnya merupakan satu bangssa dan sama pula kebudayaannya. Tujuan utamanya adalah bersatunya kembali dunia Arab, danjbukan bersatunya dunia Islam.Akan tetapi gerakan itu mengalami berbgai macam kesullitan yang menyebabkan timbulnya perpecahan.19 Di Mesir, benih-benih gagasan nasionalisme tumbuh sejak masa alTahtawi (180-1873) dan Jamaluddin alAfghani. Sedangkan tokoh pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan ini di Mesir adalah Ahmad Urabi Pasha.20Sedangkan di beberapa negeri Arab yang lainnya gagasan Nasionalisme Arab segera menyebar dan mendapat sambutan hangat sehingga nasionalisme itu terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Hal tersebut terjadi di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait. Gerakan ini akhirnya berhasil memerdekakan wilayah masing-masing dari kekuasaan penjajah dan mendirikan negara kesatuan Arab. 21 Kemajuan gerakan nasionalisme juga dipercepat dengan datangnya langsung pengawasan dari bangsa-bangsa Eropa, mula-mula pada garis keliling dunia Arab -Prancis di Algeria, 1830, Inggris di Aden, 1839, -- kemudian baru memsukui daerah pedalaman. Pada tahun 1882 Inggris menduduku Mesir sebagai pusat dunia Arab dan menyebabkan gerakan nasionalisme di Mesir lebih intensip yang pada waktu itu lebih bersifat lokal karena semakin kongkritnya rasa dendam dan desakan-desakan terhadap mereka.Dan 19
Philip K. Hitti, The Arabs: A Short History, Terjemahan oleh Ushuluddin Hutagalung dan O. D. P. Sihombing, Dunia Arab; Sejarah Ringkas. Bandung: Sumur Bandung, t.t., hlm. 246-247. 20 Badri Yatim, SejarahPeradaban Islam, Jakarta ; Rajawali press, 2000, hlm 186 21 Ibid, hlm. 184
482 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
sejak itu pula nasionalisme berubah menjadi gerakan politik.22 Akhirnya di Mesir muncul pan Arabisme yang dipelopori oleh Gamal Abdul Nasser yang tentunya memang telah didahului oleh orang-orang sebelum Nasser sendiri. Dalam sejarah karier politiknnya, Nasser, bagaimanapun memulai karier politiknyadari pejuang nasional mesir.Dalam mata rantai perjuangan nasional Mesir, Nasser muncul pada mata rantai paling kontemporer. Pengalaman Mesir yang diduduki dn dijajah oleh Inggris membuatnya geram. Lebih sengit lagi, kegeraman Nasser diperparah oleh perilaku penguasa Mesir yang hanya menjadi boneka Inggris.Inilah titik tolak seluruh perjuangan politik Nasser. Begitu Nasser berkuasa, ia dengan berbagai cara berupaya melenyapkan praktek imperialasmedan kolonialisme di Mesir. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, Nsser mluaskan kirah politiknya ke wilayah yang lebih luas, yaitu wila yalh Arab. Keterpecahan dunia Arab yang berakibat tidak mampunya Arab membendung berdirinya Israel pada tahun 1948, dan berkoalisinya Israel dengan imperialis, merupakan momok yang selalu menghantui pikiran Nsser. Nasser sepenuhnya menyadari ancaman ini bagi stabilitas duia Arab.Mesir tidak mungkin hassnya memperhatikan diri sendiri, berjuang unjtuk diri sendiri tanpa menoleh kepada dunia Arab secara keselluruhan.mengucilkan diri merupakan sikap politik yang ketinggalan zaman karena saatini dunia sedang saling mempengaruhi antar baglian bagiannya.Maka Mesir harus membuka diri ke arah dunia Arab.Nasser dengan demikian mulai measuki percaturan dunia internasional yang dimulai dengan memasuki kawasan Arab, sebuah awal pan-Arabisme.
22
Bernard Lewis, Op. Cit., hlm. 187.
Dalam keterkaitan dan kebersamaan dunia Arab itu menurut Nasser setiap aksi pertahanan negeri Arab akan berarti pertahanan seluruh Araab. Dan stabilitas atau keamanan dalam negeri masing-masing tidak akan berarti apa-apa kecuali stabilitas dan keamanan serupa terjadi pada bagian lain dunia Arab secara keseluruhan. 23 Sedangkan dalam bidang keagamaan muncul gagasan yang disuarakan oleh al-Tahtawi bahwa orang yang bukan beragama Islam harus diberi kemerdekaan beragama dan Mesir Islam dan Mesir bukan Islam adalah bersaudara. Karena sebelumya, persaudaran yang dikenal di sana adalah persaudaraan Islam saja. Al-Tahtawi juga membuka wacana bahwa pintu ijtihad masih terbuka. Sedangkan mengenai qada’ dan qadar ia berpendapat bahwa orang harus percaya pada qada’ dan qadar Tuhan, tapi juga harus tetap berusaha.24 Di wilayah Arab sendiri muncul gerakan wahabiyah yang di pelopori oleh Muhammad Abd al-Wahhab (1703-1787). Pemikirannya mempengaruhi dunia Islam di masa modern sejak abad ke sembilanbelas, walaupun dia sendiri hidupdi abad sebelumnya. Pemikiran keagamaan yang dibawakannya difokuskan pada pemurnian tauhid , oleh karenanya kelompok ini menamakan dirinya sebagai muwahhidun. Gerakan mereka pertama kali memang bukan gerakan politik, tetapi di bidang keagamaan.Baru setelah adanya kesepakatan antara Muhammad Ibn Abd al Wahhab dengan Muhammad ibn Sa’ud tahun 1744, gerakannya berubah menjadi gerakan politik, tanpa meniggalkan misi awalnya yaitu gerakan pemurnian
23
M. Samsul Hadi, Ideologi Politik Gamal Abdul Nasser, Jakarta : Tesis Program Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1998, hlm.54-58. 24 Harun Nasution, Pembaharuan … , Op. Cit, hlm 42
483 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013
Peradaban Islam Kawasan Arab Masa Turki Utsmani
Islam.25Dengan terjadinya kesepakatan itu maka ajaran Wahabi menjadi ideologi pemersatu kesukuan yang bersilfat keagamaan diwilayah kekuasaan Ibn Sa’ud.Menggemakan kehidupan Nabi, Ibn Sa’ud dan para pengikutntya mengobarkan perang melawan suku-suku disekitarya. Mereka menjadi pemimpin Arabia Tengah baik Spiritual maupun temporal.26 Semenjak abad ke 15 M ada perubahan penting dalam karakter kehidupan keagamaan warga Mesir. Walaupun pada periode awal Mamluk madzhab-madzhab hukum dan madrasah menjadi ekspresi utama bagi Islam sunni, tapi pada perode ini sufisme menjadi semakin berperan. Khalwatiah, Syadzaliyyah, Ahmadiyyah dan beberapa tarekat lainnya diorganisir di bawah kepemimpinan yang memusat, dengan diberi subsidi dengan sejumlah properti yang substansial. Mereka akhirnya menjadi kelompok yang disegani dan menjalankan sebuah peran utama dalam keagamaan dan tradisi seremonial Mesir. Maulid Nabi dan acara-acara peringatan hari kelahiran dan kematian sufi besar di peringati secara besar-besaran. Bahkan ziarah ke beberapa makam para wali menjadi bagian dari rutinitas kehidupan agama warga Mesir.27 Di Mesir, sebagaimana di beberapa wilayah Islam lainnya, praktek – praktek keagamaan di atas menimbulkan sebuah reaksi keagamaan. Pengaruh reformis di Makkah dan Madinah dan reformis dari tarekat sufi semakin tersebar luas di wilayah Turki pada abad ke 18 M. Sedangkan di Istambul dan di Syiria, kalangan Naqsabandiyah dan beberapa ulama reformis lainnya menentang bentuk-bentuk kekeramatan sufisme dan 25
Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta : Logos, 1997, hlm151 26 Badri Yatim, Sejarah Sosial Keagamaan …, Op. Cit., hlm.107. 27 Ira M. Lapidus, Op. Cit., hlm. 554
menyerukan gerakan kembali kepada Qur’an dan Hadits sebagai satu-satunya landasan bagi praktek keagamaan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam :Imperium Turki Usmani, Jakarta : Kalam Mulia, 1988 Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab,Jakarta : Logos, 1997 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama’ Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Bandung : Mizan, 1994 Badri Yatim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Rajawali Press, 2000 Badri Yatim, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci : Hijaz ( Mekah dan Madinah ) 1800-1925, Jakarta : Logos, 1999 Bernard Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah,Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1988 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam 5,Jakarta : PT Ichtiar Baru Van houve, jilid 5 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya, Jakarta :UI Press, 1997, jilid I Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam : Sejarah pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan Bintang, 1992 Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Ummat Islam, terjemahan Ghufran A. Mas’adi dari A Histo ry of Islamic Societies, Jakarta : Rajawali Press, 1999 Mahmud Shalih Munsi, Haraqah alYaqdzah al-‘Arabiyyah, Cairo :Dar al-Fikr al-‘Araby, 1978 .. M. Samsul Hadi, Ideologi Politik Gamal Abdul Nasser, Jakarta: Tesis Program Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1998. Pilip K. Hitti, The Arabs: A Short History, terjemahan Usuluddin Hutagalung dan O. D. P. Sihombing, Dunia Arab: Sejarah Ringkas, Bandung: Sumur Bandung, t.t.
484 Jurnal “TURATS” Vol. 5 No. 1 Desember 2013