Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Peran Keluarga Dalam Penanganan Anak dengan Penyakit ISPA Di RSUD Piru Dary1, Dhanang Puspita2, Jolanda Fretty Luhukay1 1. 2.
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
INFORMASI
Korespondensi
[email protected]
Keywords: ARI, role of family, toddler
ABSTRACT Acute respiratory infection (ARI) is an acute infection disease that involves the respiratory organs. The number of ARI cases in RSUD Piru in 2015 were around 122 patients in the classification of outpatients. In 2016, ARI patients increased to 165 patients with the classification that 21 were inpatients and 144 were outpatients. Whereas in 2017, the number of ARI patients increased to 244 patients with a classification that all were outpatients. This research was aimed at elaborating the family role in treating ARI toddler-patients. The method used in this research was qualitative with phenomenology approach. The technique used to collect the data was through a deep interview. Research participants for this study were determined by the researcher (purposive sampling). The participants in this study were 10 parents who have toddlers (1-5 year-old children) with ARI. ARI contains three themes, they are: (1) family knowledge, (2) family role, (3) the prevention of ARI contagion. Conclusion: The family role in treating childrenpatients of ARI was through traditional treatment. If the traditional treatment did not work, then they brought their toddlers to the hospital to get the medicine from medics.
Abstrak Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan. Angka kejadian ISPA di RSUD Piru pada tahun 2015 sebanyak 122 orang dengan klasifikasi semua pasien rawat jalan, pada 2016 penderita penyakit ISPA meningkat menjadi 165 orang dengan klasifikasi 21 penderita yang di rawat di Rumah Sakit dan 144 penderita rawat jalan. Sedangkan pada tahun 2017 penderita ISPA meningkat menjadi 244 orang, dengan klasifikasi semua pasien rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan peran keluarga dalam penanganan anak dengan ISPA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam. Partisipan penelitian ditentukan sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan oleh peneliti, (purposive sampling). Partisipan dalam penelitian ini adalah 10 orang yang memiliki anak usia balita (1 – 5 Tahun) dengan penyakit ISPA. Hasil penelitian terhadap partisipan mengenai peran keluarga dalam penanganan anak dengan penyakit ISPA meliputi tiga tema yaitu: (1) pengetahuan keluarga, (2) peran keluarga, (3) pencegahan penularan ISPA. Kesimpulan: Peran keluarga yang dilakukan dalam penanganan anak dengan ISPA dengan cara pengobatan tradisional. jika pengobatan tradisional tidak membuahkan hasil barulah keluarga akan membawa balitanya berobat ke RS untuk mendapatkan obat dari tenaga kesehatan. Kata kunci: balita, ISPA, peran keluarga
35
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Pendahuluan
negara-negara
Infeksi
Saluran
dengan
pendapatan
Pernafasan perkapita rendah dan menengah (Aries,
Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi 2015).
Di
Indonesia
kasus
ISPA
akut yang melibatkan organ saluran berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pernapasan.
Saluran
nafas
yang dan keluhan penduduk adalah 25,0%.
dimaksud adalah organ mulai dari Empat provinsi dengan ISPA tertinggi hidung sampai alveoli paru (Intan, adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, 2014). ISPA disebabkan oleh virus, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur jamur
dan
bakteri
Streptococcus.
Staphylococcus, (Riskesdas, 2013).
Staphylococcus
dan
Di Maluku angka kejadian ISPA
Streptococcus merupakan bakteri gram meningkat. Menurut profil kesehatan positif. Staphylococcus tumbuh pada provinsi Maluku (2014),
penyakit
lingkungan dengan temperatur 15 – dengan angka kejadian tertinggi adalah 45ºC, sedangkan Streptococcus tumbuh ISPA, dari tahun 2012 angka kejadian pada lingkungan dengan temperatur ISPA
berada
pada
posisi
pertama
suhu 37ºC. Timbulnya gejala ISPA dengan jumlah 15.443 kasus, terjadi biasanya cepat, yaitu dalam waktu peningkatan pada tahun 2013 sebanyak beberapa jam sampai beberapa hari. 21.537 kasus, dan tahun 2014 angka Gejalanya meliputi demam, batuk, dan kejadian menjadi 145.782 kasus (Profil sering juga nyeri tenggorokan, pilek, kesehatan Provinsi maluku, 2014). ISPA sesak napas, mengi, atau kesulitan sampai bernapas (WHO, 2007).
saat
penyakit
World ISPA
kesehatan Health adalah
morbiditas
dan
dunia.
Organization penyebab mortalitas
masih
menular
Saat ini ISPA masih menjadi menyebabkan masalah
ini
Menurut Rendahnya (2007) pemukiman,
merupakan
infeksi
kematian
yang balita.
kualitas
lingkungan
serta
pengetahuan
utama masyarakat tentang kesehatan yang penyakit kurang,
menyebabkan
penyakit
ini
menular di dunia, hampir 4 juta orang masih menjadi ancaman yang berbahaya meninggal di dunia akibat ISPA setiap bagi balita. Tingginya insiden penyakit tahun (WHO, 2007). Tingkat mortalitas ini tidak terlepas dari faktor penularan ISPA sangat tinggi pada bayi, anak- yang mudah terjadi dan faktor sosioanak, dan orang lanjut usia, terutama di ekonomi masyarakat (Profil Kesehatan
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Kota Ambon, 2014). Angka kejadian lain adalah : peran sebagai penyedia, ISPA di RSUD Piru pada tahun 2015 perawatan anak, sosialisasi anak, peran sebanyak 122 orang dengan klasifikasi pendidikan, dan peran afektif. Alasan semua pasien rawat jalan, pada 2016 mengapa orang tua memegang peranan penderita penyakit ISPA meningkat penting bagi kesehatan anak karena menjadi 165 orang dengan klasifikasi 21 kehidupan seorang anak ditentukan oleh yang di rawat di RS dan 144 menjalani lingkungan keluarga (Stela, 2016). rawat jalan. Sedangkan pada tahun 2017
Penanganan
yang
penderita ISPA semakin meningkat masing-masing menjadi 244 orang, dengan klasifikasi Menurut semua pasien rawat jalan.
orang
penelitian
Florentina
dilakukan tua
yang
(2013),
berbeda. dilakukan
keterlambatan
Balita merupakan individu yang pencarian layanan kesehatan merupakan masih
berada
pada
masa
tumbuh salah satu penyebab tingginya kematian
kembang. Sistem imun pada usia ini akibat ISPA. Faktor-faktor yang dapat masih
relatif
rendah
dibandingkan memengaruhi
perilaku
pencarian
dengan usia-usia selanjutnya. Sistem pelayanan kesehatan antara lain status imun yang belum sempurna pada balita sosial ekonomi, usia ibu, pendidikan menyebabkan
balita
rentan
terkena ibu, persepsi orang tua, usia anak, jenis
infeksi, yang salah satunya adalah kelamin anak, jumlah balita dalam ISPA. Pencegahan ISPA sangat erat keluarga. Berdasarkan wawancara yang kaitannya dengan sistem kekebalan dilakukan oleh peneliti, sebagian orang tubuh yang dimiliki oleh seseorang. tua yang sadar akan kesehatan anak, ISPA sangat rentan kepada balita, itulah lebih memilih untuk membawa anak ke mengapa kasus ISPA sebagai penyakit Rumah Sakit, namun ada juga orang tua dengan prevalensi sangat tinggi di dunia yang membawa ke Puskesmas dan juga juga menunjukkan angka kematian anak orang yang
sangat
tinggi
yang
penting
yang
dibandingkan memerhatikan
penyakit lainnya. Orang tua memiliki dibiarkan peran
tua
dalam
tidak
kesehatan
saja.
terlalu
anak,
Berbeda
dan
dengan
masa penelitian yang dilakukan Cipto (2015)
pertumbuhan anak, sekaligus dalam peran keluarga dalam pencegahan anak proses pencegahan dan penanggulangan dengan
penyakit
ISPA,
berkaitan
penyakit ISPA. Peran orang tua antara dengan tingkat pengetahuan orang tua,
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
semakin rendah tingkat pengetahuan
anak usia balita (1 –5 Tahun) dengan
orang tua semakin tinggi resiko anak
penyakit
dengan penyakit ISPA, karena kurang
menggunakan
adanya perhatian orang tua terhadap
Huberman. Analisa data model Miles
kebersihan anak. Berbeda dengan cara
dan Huberman terdiri dari tiga tahap,
pencegahan orang tua di Ambon, orang
yang pertama Reduksi data, yang
tua menggosok minyak kayu putih ke
kedua Penyajian data, yang ketiga
badan anak, memberikan perasan jeruk
kesimpulan. Penelitian ini di lakukan
nipis dicampur kecap, atau memberikan
di RSUD Piru, pada tanggal 16 –30
minyak campuran pala, cengkih yang
April 2017.
ISPA.
Analisa
model
Miles
data dan
sudah diracik untuk diminum karena dapat dipercaya mampu meredakan rasa sakit karena batuk yang dirasakan anak, namun
ada
juga
orang
tua
yang
membawa anaknya untuk diurut karena dipercaya kondisi anak akan lebih ini
Hasil Penelitian
dilaksanakan
pada
Bulan Mei 2017 yang bertempat di
membaik dari sebelumnya. Penelitian
Hasil dan Pembahasan
bertujuan
untuk
rumah partisipan.
Partisipan yang
menguraikan bagaimana peran yang
diteliti adalah orang tua yang memiliki
dilakukan keluarga dalam penanganan
anak dengan penyakit ISPA, berjumlah
anak dengan penyakit ISPA di Ambon.
10 orang,
kelamin laki-laki dengan klasifikasi
Metode Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam yang
disajikan
secara
deskripsi.
Partisipan penelitian ditentukan sesuai dengan
1 diantaranya berjenis
karakteristik
yang
sudah
ditentukan oleh peneliti, (purposive sampling). Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki
umur, orang tua yang memiliki anak usia 2 tahun 1 orang, 3 tahun 2 orang, 4 tahun 3 orang, 5 tahun 4 orang. Hasil wawancara kepada partisipan mengenai peran keluarga dalam penanganan anak dengan penyakit ISPA meliputi tiga tema yaitu: (1) pengetahuan keluarga, (2) peran keluarga, (3) mencegah penularan
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Pengetahuan keluarga Pengetahuan
penyakit
ISPA
yang
mengenai
diketahui keluarga adalah batuk yang
ISPA ialah dari 10 keluarga, 7 keluarga
tidak sembuh, nyeri tenggorokan, dan
menganggap bahwa penyakit ISPA
membuat balita sesak napas. Semua
merupakan penyakit batuk biasa yang
partisipan mengatakan ciri-ciri yang
terjadi
sama. Seperti kutipan berikut:
karena
Sedangkan
3
keluarga
Ciri-ciri
perubahan keluarga
yang
cuaca. lain
“ciri-cirinya tuh, “beta anak ni
menganggap ISPA adalah penyakit
babatu
karena adanya gangguan di saluran
tenggorokan saki, baru tambah akang
pernapasan seperti yang dikatakan
biking kaya mau hosa bagitu ade”
dokter.
(Q4P3A2).
Berikut kutipan hasil wawancara pada keluarga: “Yang saya tahu anak saya ini sakit batuk, sampe bikin dia kaya mau sesak
seng
sembuh-sembuh,
(“Ciri-cinya adalah “anak saya mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh, tenggorokan sakit, sampai sesak nafas.”)
napas bagitu ade” (Q3P3A1). “Kurang tau lai ade, yang saya tahu anak saya ini sakit batuk karena cuaca yang tidak menentu seperti penyakit musiman begitu ade. Deng dia jua sering bermain di tanah-tanah, abuabu”. (Q3P2A1)
“ciri-cirinya tuh, “beta anak ni babatu seng
sembuh-sembuh,
tenggorokan
saki, baru tambah akang biking kaya mau hosa bagitu dek” (batuk-batuk tidak
sembuh,
tenggorokan
sakit,sampai sesak napas). Soalnya kalau dong bermain tu ade seng pastiu
“ade nona usi jua seng tau lai kata
hujan atau panas, dong barmaen saja,
ISPA ini penyakit apa, yang usi tau
namanya jua anak-anak”. (Q4P4A2)
Cuma ade ini sakit karena cuaca yang tidak stabil, soalnya disini tuh kadang
Penyebab ISPA yang partisipan
panas, panas sekali, kadang juga
ketahui disini adalah karena cuaca yang
hujan, tambah makan es-es jadi usi
tidak
kira dia sakit karena itu” (Q4P6A1).
mengkonsumsi makanan ringan/jajan,
teratur,
anak
sering
dan sering berdekatan dengan anggota keluarga yang merokok.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Seperti kutipan berikut:
. Seperti pernyataan partisipan berikut
“suami saya seorang perokok aktif
ini:
ade, dan suami saya ketika merokok
“Saat itu yang bisa saya lakukan
tidak di luar rumah ade jadi asapnya
untuk sementara saya memberikan air
langsung ke anak-anak namanya juga
hangat untuk diminum, setelah selesai
anak-anak jadi kalo su barmaen deng
mandi saya juga rutin menggosokan
dong bapa dong barmaeng saja ade
minyak kayu putih di badan anak saya
nona, terus cuaca yang tidak menentu,
ade, trus usi bawa dia ka tukang urut
ketiga karena anak saya lebih sering
karena usi rasa mungkin karena dia
mengkonsumsi makanan ringan, dan
terlalu sering barmaen jadi badan-
minuman dingin seperti fruitamin”
badan sakit yang bikin dia sampe
(Q1P1A1).
babatu” (Q1P6A2)
(“suami saya seorang perokok aktif, dan suami saya ketika merokok tidak di
Alasan
partisipan
melakukan
luar rumah jadi asapnya langsung ke
tindakan pengobatan sendiri karena
anak-anak namanya juga anak-anak
pengalaman keluarga, dan juga biaya
jadi kalau sudah bermain bersama
yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.
bapaknya mereka akan bermain saja,
Berikut peryataan partisipan:
terus cuaca yang tidak menentu, ketiga karena
anak
saya
lebih
sering
“karena
tindakan
pengobatan
tradisional merupakan tindakan yang
mengkonsumsi makanan ringan, dan
turun-temurun
minuman dingin seperti fruitamin”
merasakan hal yang sama” (Q9P9A9)
(Q1P1A1).
dan
saya
juga
“saya juga memikirkan biaya untuk pulang balik dari rumah ke rumah
Peran keluarga pada Penderita ISPA Pengobatan penanganan
sendiri yang
merupakan
pertama
kali
dilakukan partisipan bila ada balitanya yang tiba-tiba sakit dengan pengobatan tradisional, jika pengobatan sendiri tidak
membuahkan
keluarga berobat ke RS.
sakit” (Q9P10A2).
hasil
barulah
Tindakan dilakukan
selanjutnya apabila
yang
pengobatan
tradisional tidak mengalami perubahan yaitu dengan membawa balita untuk diperiksa di RS atau puskesmas Berikut peryataan partisipan.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
“Belum sepenuhnya berhasil ade,
“ lebih memperhatikan anak, kadang-
karena anak saya masih batuk sampai
kadang memberikan perasan jeruk
mau sesak napas, terus saya bawa ke
nipis dicampur kecap, memberikan air
Rumah Sakit untuk mendapatkan obat
hangat untuk diminum, menggosokan
” (Q1P4A3)
minyak kayu putih setelah selesai topu badan. Itu saja perlakuan khusus yang
“ Belum berhasil ade, karena anak saya masih batuk sampai mau sesak
saya berikan kepada anak saya ”. (Q6P2A2)
napas, terus saya bawa lagi ke Rumah Sakit untuk mendapatkan obat, tetapi
Harapan keluarga agar anak cepat
karena biaya jadi tidak bisa untuk
sembuh, dan bisa beraktifitas seperti
rawat inap, jadi rawat jalan saja ”
biasanya. Berikut peryataan partisipan :
(Q1P3A3)
“Harapan saya sebagai orang tua agar anak saya cepat sembuh dan bisa
Ada beberapa perlakuan khusus yang diberikan keluarga kepada balita
sehat seperti anak-anak yang lain.” (Q10P10A1)
yang menderita ISPA. “ Harapan saya sebagai orang tua
Berikut peryataan partisipan : “Saya
lebih
memperhatikan
kebersihan diri anak, anak saya, sering, menggosokan minyak kayu putih setelah selesai mandi. Itu saja
agar anak saya cepat sembuh dan bisa bermain seperti teman-teman yang lain, dan bisa menjadi anak yang berguna ” (Q10P7A1)
perlakuan khusus yang saya berikan Pencegahan Penderita ISPA
kepada anak saya” (Q6P4A2)
Cara “
pencegahan
yang
Saya
lebih
memperhatikan
dilakukan keluarga juga hanya dengan
kebersihan
anak
saya,
membatasi
sering
aktifitas
balita
yang
membatasi ade agar tidak terlalu
terserang ISPA dari anggota keluarga
bermain, tidak boleh terlalu makan es,
yang lain, dengan alasan anaknya
memperhatikan jam makan anak ”
masih terlalu kecil, jadi tidak ada cara
(Q6P7A2)
lain untuk mencegah agar tidak terjadi penularan kepada anggota keluarga yang lain.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Berikut peryataan partisipan :
kacil jadi seng bisa terlalu mau
“Iya ade, jadi anak saya ini kan masih kecil tidak ada banyak tindakan yang
bisa
saya
mencegah
agar
lakukan
untuk
tidak
terjadi
larang-larang dia lai ”. (Q8P6A1) Pembahasan Pengetahuan tentang ISPA
penularan ke anggota keluarga yang lain.
Yang
bisa
saya
lakukan
Pengetahuan merupakan faktor yang
penting
dalam
membentuk
membatasi saja aktifitasnya dengan
tindakan seseorang (over behavior)
anggota keluarga yang lain. Karena
(Paramitha,
dia masih kecil juga saya takut nanti
merupakan hasil dari tahu dan ini
malah membuat dia merasa berbeda”
terjadi
(Q8P2A1).
penginderaan terhadap suatu objek
2013).
setelah
tertentu
Pengetahuan
orang
melakukan
(Notoatmodjo
2010).
partisipan
tentang
Keluarga tidak mendapatkan informasi
Pengetahuan
dari
cara
penyakit ISPA pada balita bahwa
pencegahan ISPA agar tidak terjadi
penyakit ISPA adalah penyakit batuk,
penularan,
membatasi
flu, dan demam biasa, yang disebabkan
aktifitas anaknya. Dari 10 partisipan 6
karena kondisi cuaca yang sering
partisipan mengatakan hal yang sama.
berganti-ganti,
Berikut peryataan partisipan :
dari musim panas ke musim hujan, atau
orang
“tidak
lain
mengenai
langsung
mendapatkan
misalnya
pergantian
informasi
karena musim panas yang terlalu
tentang cara pencegahan dari orang
berlebihan dan terlalu banyak bermain
lain. Saya sendiri yang langsung
di luar rumah, yang menyebabkan anak
melakukan tindakan”. (Q8P2A3)
mereka
“ Iya ade nona, usi jua kurang tau lai
Mereka menganggap penyakit ISPA
mau bikin bagaimana supaya
adalah
seng
menderita penyakit
penyakit yang
ISPA. tidak
terjadi penularan di anggota keluarga
membahayakan anak mereka. Mereka
yang lain, yang usi tau, usi Cuma jaga
menganggap penyakit ISPA adalah
membatasi dia, dari dia ade, nona,
penyakit batuk biasa yang sering terjadi
soalnya dia ade masi kacil taku jang
pada anak-anak. Berdasarkan jawaban
sampe akang tajangke (menular) pa
partisipan dapat disimpulkan bahwa
dia ade to nona. Soalnya ade ni masih
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
partisipan masih belum memahami
penelitian yang dilakukan oleh Eva
tentang penyakit ISPA
(2013) status gizi pada anak sangat
Secara
klinis
ISPA
penting, karena status gizi yang baik
adalah penyakit yang disebabkan oleh
akan meningkatkan daya tahan tubuh
virus atau infeksi gabungan virus-
dan kekebalan tubuh anak, sehingga
bakteri, tetapi dianggap hanya penyakit
anak tidak mudah terkena penyakit
biasa yang sering timbul dan tidak
infeksi. Semakin rendah status gizi
berbahaya
menghilang
balita maka semakin rendah pula daya
dengan sendirinya. Mayarakat masih
tahan tubuh balita, maka semakin
kurang
informasi
rentan
mengenai
Partisipan juga kurang memahami
penyakit ISPA, sehingga partisipan
mengenai gejala penyakit ISPA, secara
kurang memahami tentang pola hidup
umum partisipan mengatakan gejala
bersih
beberapa
penyakit ISPA hanya batuk, flu, seperti
sering
halnya ketika anak hanya sakit flu dan
merokok di dalam rumah dan asapnya
batuk biasa. Menurut WHO (2007)
langsung dihirup oleh anak. Asap
gejala ISPA meliputi demam, batuk,
rokok
dan sering juga nyeri tenggorokan,
serta
penyakit
bisa
mendapatkan
kesehatan
terkhususnya
dan
partisipan
sehat, yang
dapat
ada
suaminya
mengganggu
saluran
balita
pernapasan termasuk ISPA. Menurut
pilek,
Prabu dkk dalam Wijaya (2014) asap
kesulitan bernapas.
rokok
dapat
pertahanan
merusak paru
mekanisme
sehingga
akan
memudahkan terjadinya ISPA. Partisipan memerhatikan satunya
juga
nutrisi
anak
kurang salah
makanan yang dikonsumsi
oleh anak. Dari 10 responden, ada 7 responden yang mengatakan bahwa anaknya yang sedang sakit sering mengkonsumsi jajan dan es. Nutrisi anak yang baik dapat membantu anak dalam proses penyembuhan. Menurut
sesak
untuk
napas,
terinfeksi.
mengi,
atau
Peran keluarga pada Penderita ISPA Peran
keluarga
merupakan
tindakan nyata yang harus dilakukan oleh keluarga dalam merawat anggota keluarga terutama dalam mencegah ISPA
pada
balita
karena
balita
merupakan kelompok yang rentan tertular penyakit (Ali, 2010). Peran orang tua merupakan penanganan yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga
yang
lain.
Keluarga
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
merupakan
unit
terkecil
dari
penanganan
masyarakat
yang
berkumpul
dan
keluarga sebelum membawa anak ke
tinggal dalam suatu rumah tangga, satu
RS adalah dengan cara-cara tradisonal,
dengan yang lainnya saling bergantung
partisipan
dan berinteraksi, bila salah satu atau
menggosokan minyak kayu putih, dan
beberapa
membawa anak untuk di bawa ke
anggota
keluarga
yang
awal
tukang
maka
menggosokan
keluarga
memengaruhi
yang
urut.
sering
Penanganan minyak
dengan
kayu
putih
(Riska,2016).
sudah menjadi kebiasaan dari dulu
Orang tua memiliki peran yang penting
karena dipercaya ketika anak setelah
dalam
diberikan minyak kayu putih anak
masa
lain
anggota
dilakukan
mengatakan
mempunyai kesehatan kurang baik, akan
yang
pertumbuhan
anak,
sekaligus dalam proses pencegahan
menjadi
dan penanggulangan penyakit ISPA.
beristirahat di malam hari.
Ada
macam-macam
nyaman
ketika
yang
Menurut penelitian yang dilakukan
dilakukan orang tua seperti: peran
oleh zulfa (2017) minyak kayu putih
sebagai penyedia, perawatan anak,
diproduksi
sosialisasi anak, peran pendidikan, dan
Melaleuca
leucadendra
dengan
peran afektif, peran orang tua yang
kandungan
terbesarnya
adalah
dimaksud disini adalah peran orang tua
eucalyptol (cineole). Hasil penelitian
dalam perawatan anak dengan penyakit
tentang khasiat cineole menjelaskan
ISPA. Peran yang dilakukan orang tua
cineol
bisa berupa apa saja yang menyangkut
(mengencerkan
dahak)
tentang
bronchodilating
(melegakan
kesehatan
memberi
obat,
peran
lebih
anak,
seperti
memperhatikan
kebersihan diri anak. Sebagian
dari
memberi
daun
efek
tumbuhan
mukolitik
pernafasan), anti inflamasi. Menurut Dornish dkk dalam Zulnely (2015)
besar
partisipan
minyak
atsiri
eucalyptus
bisa
mengatakan memahami mengenai cara
digunakan untuk pengobatan herbal
penanganan terhadap anggota keluarga
yang bermanfaat untuk mengobati rasa
yang
ISPA.
sesak di dada karena pilek atau asma
Keluarga memeriksakan penderita ke
dengan cara mengoleskan pada dada
tempat pengobatan untuk mendapatkan
untuk melonggarkan dada yang terasa
pengobatan.
sesak. Mengobati sinus dengan minyak
menderita
penyakit
Partisipan
mengatakan
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
atsiri eucalyptus dengan menghirup
lebih
uap udara hangat yang sebelumnya
dibandingkan dengan plasebo (Julia,
telah diteteskan beberapa tetes minyak
2016).
atsiri eucalyptus ke dalamnya. Nadjib dkk
(2014)
dalam
penelitiannya
menyebutkan
terdapat
menunjukkan
bahwa
mengurangi
Menurut (2009)
Amir
dan
menyatakan
gejala
Hanafiah
bahwa
tradisi
yang
adalah sesuatu yang identik dengan
minyak
adat istiadat, kebiasaan kuno, sistem
globulus
kepercayaan yang memengaruhi sikap
efektif sebagai antibakteri dan layak
dan pengetahuan mereka tentang sakit
dipertimbangkan
dan upaya penyembuhannya. Pada
esensial
dari
bukti
efektif
uap
Eucalyptus
penggunaannya
dalam pengobatan atau pencegahan
masyarakat
pedesaan
pasien
pengobatan
tradisional
dengan
infeksi
saluran
pernapasan di rumah sakit.
khususnya, ini
masih
menduduki tempat teratas dibanding
Penggunaan minyak atsiri, salah
dengan pengobatan-pengobatan yang
satunya eucalyptus dengan metode
lain.
inhalasi juga dilakukan dalam sebuah
pengobatan sendiri sebelum keluarga
uji klinik dengan metode randomized
mengantar anak yang menderita ISPA
double-blind, placebo-controlled pada
dibawa ke RS atau puskesmas karena
obat semprot (spray) menggunakan
pengalaman
lima
didapat dari keluarga terdekat ataupun
minyak
citriodora,
atsiri
Eucalyptus
(Eucalyptus globulus,
Adapun
keluarga
atau
tetangga-tetangga
mencari
informasi sebelah
yang rumah,
Mentha piperita, Origanum syriacum,
selain itu pengobatan dengan cara
and Rosmarinus officinalis) dilakukan
tradisonal juga tidak memiliki efek
pada pasien dengan masalah infeksi
samping dan biaya yang dikeluarkan
saluran pernafasan atas di enam klinik
juga tidak banyak, partisipan juga
di Israel. Aromatic spray atau placebo
mengatakan
digunakan sebanyak lima kali sehari
dikeluarkan untuk ke RS juga lumayan
selama tiga hari dengan dosis empat
besar,
semprotan
sebagian
diarahkan
setiap pada
kalinya bagian
yang
belakang
bahwa
dan
juga besar
menggunakan
biaya
rata-rata partisipan
asuransi
yang hampir tidak
kesehatan
tenggorokan. Evaluasi terhadap gejala
seperti BPJS. Namun keluarga akan
menunjukkan bahwa aromatic spray
tetap membawa anak ke Rumah sakit
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
tetapi ketika penanganan awal dengan menggunakan
cara-cara
Cara penularan utama sebagian
tradisional
besar ISPA adalah melalui droplet
belum berhasil mengatasi penyakit,
yang keluar dari hidung dan mulut
keluarga baru membawa anak untuk
penderita, tetapi penularan melalui
diperiksa di puskesmas, dokter praktik
kontak (termasuk kontaminasi tangan)
atau Rumah Sakit untuk mendapatkan
dan aerosol pernapasan yang infeksius
pengobatan lebih lanjut di Rumah
dalam jarak dekat. Menurut penelitian
sakit, tetapi hal ini biasa dilakukan
yang dilakukan oleh Siti Sundari dkk
ketika anak sudah parah barulah
(2014),
dibawa ke tenaga kesehatan.
masih kurang. Perilaku atau kebiasaan
Selain membawa ke RS, di rumah
keluarga
juga
informasi
mengenai
ISPA
tidak sehat yang biasa dilakukan ibu
memberikan
tanpa disadari yang memiliki resiko
beberapa perlakuan khusus kepada
terjadinya ISPA pada Balita dimulai
anak dengan penyakit ISPA, seperti
dari yang paling dominan meliputi
memberikan
obat
kebiasaan ibu tidak menutup hidung
menggosokan
minyak
dari kayu
dokter, putih,
dan
mulut
ketika
batuk,
tidak
menjaga kebersihan diri anak, dan
menjauhkan anak dari orang yang
lingkungan sekitar tempat tinggal,
sedang sakit infeksi saluran pernapasan
dengan
cepat
akut, tidak segera mencuci tangan
sembuh dan dapat beraktifitas seperti
dengan sabun apabila tangan terkena
anak-anak yang lain.
cairan hidung dan mulut ketika batuk,
harapan
agar
anak
Pencegahan Penyakit ISPA Pencegahan penyakit ISPA ini tidak terlepas dari peran orang tua yang sebenarnya harus mengetahui cara-cara pencegahan ISPA. Partisipan mengatakan bahwa partisipan juga tidak tahu bagaimana agar tidak terjadi penularan kepada anggota keluarga yang lain, partisipan hanya membatasi anaknya dari anggota keluarga yang lain agar tidak terjadi penularan.
tidak menjauhkan Balita sakit dari anggota
keluarga
lainnya,
tidak
membawa Balita untuk diimunisasi lengkap, tidak selalu menyediakan buah dan sayur dalam menu makanan sehari-hari (Ananditha, A. C. 2017).. Banyak hal bisa dilakukan keluarga untuk mencegah agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarga yang lain,
bisa
kebersihan
dengan diri
cara
anak,
menjaga kebersihan
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
lingkungan, mengajarkan anak untuk
balitanya yang tiba-tiba sakit, dengan
selalu mencuci tangan, bukan hanya
cara menggosokan minyak kayu putih,
dengan
ataupun dibawa ke tukang urut. Jika
membatasi
aktifitas
anak
dengan keluarga lain saja. Mencuci
pengobatan
tangan
mencegah
membuahkan hasil barulah keluarga
penyakit diare dan ISPA (Infeksi
membawa balita berobat ke RS untuk
Saluran Pernafasan Atas) yang menjadi
mendapatkan
penyebab utama kematian pada anak-
kesehatan. Selain itu, saat di rumah
anak.
keluarga
terbukti
(I
dapat
Gusti,
2015).
Menurut
tradisional
obat
dari
memberikan
tidak
tenaga beberapa
penelitian yang dilakukan oleh Intan
perlakuan khusus kepada anak dengan
(2014). Pencegahan bisa dilakukan
penyakit ISPA yaitu menggosokan
dengan:
minyak
Menjaga keadaan gizi agar
kayu
putih,
menjaga
tetap baik, imunisasi lengkap, Menjaga
kebersihan diri anak, dan lingkungan
Kebersihan
dan
sekitar tempat tinggal, dengan harapan
anak
agar anak cepat sembuh dan dapat
berhubungan langsung dengan anak
beraktifitas seperti anak-anak yang
penderita ISPA, pengobatan segera.
lain.
Perorangan
Lingkungan,
mencegah
Daftar Pustaka Kesimpulan
Aries W Estherina Nawangsari P.
Pengetahuan
partisipan
tentang
penyakit ISPA pada balita bahwa penyakit ISPA adalah penyakit batuk, flu, dan demam biasa, yang disebabkan karena kondisi cuaca yang sering berganti-ganti. sangat
penting
pencegahan penyakit.
Keluarga dan
dalam
berperan proses
penanggulangan
Pengobatan
tradisional
merupakan pengobatan yang pertama kali dilakukan partisipan bila ada
Pengetahuan Pencegahan Kejadian
Ibu Ispa
Tentang Menurunkan
Ispa
Pada
Balita.2015;8(2):107–116 Ananditha, A. C. (2017). Pengalaman Ibu Tentang Gaya Hidup Yang Menyebabkan Anak Beresiko Obesitas. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(2). Ali,Z.Pengantar
keperawatan
keluarga.jakarta:EGC.2010
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
Amir & Hanafiah, Jusuf. Etika
Pneumona Pada Balita Di Puskesmas
Kedokteran Dan Hukum Kesehatan
Pabuaran
Edisi 4.Jakarta:EGC.2009
Tangerang.2014;11(3):375–385
Cipto R, Siti A, Mariyam, Peran
I Gusti Made Geria Jelantik, I Gusti
Keluarga Prasejahtera Dengan Upaya
Ayu
Pencegahan
Saluran
Pengetahuan,
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita
Ketersediaan
Di
Kecamatan
Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
Batang.
Untuk Mencegah Diare Dan ISPA
Infeksi
Desa
Kandeman
Depok Kabupaten
Oktober 2015;8(2):149–160
Pada
Tumpeng
Rai
Kota
Astarini.Hubungan Sikap
Ibu
Sarana
Ibu
Rumah
Dan Dengan
Tangga
Di
Kelurahan Ampenan Tengah Kota Eva Supriatin. Hubungan Faktor-
Mataram.2015;9(1):48–51
Faktor Dengan Kejadian ISPA pada Balita
Di
Puskesmas
Bandung.
Jurnal
X
Kota
Keperawatan
Indonesia 2013;1(1):39-46
Julia
B,
Jane
Buckle,
Respiratory
care.
Clinical
aromatherapy
(Third
Edition).
London: Florentina Dian, Lidwina Triastuti,
editors.
Churchill
Livingstone;2016.p. 353–72.
Monica Septianingsih. Peran Orang Tua Dalam Melakukan Pencegahan ISPA Pada Anak PrasekolahDi Desa Dukun Kabupaten Magelang.2013 Intan
Silviana.
Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit ISPA Dengan Perilaku Pencegahan ISPA Pada Balita Di PHPT Muara Angke
JAKARTA
UTARA.2014;11(3):402–411 IGK
Wijaya,
Hubungan
Herwanti
Kebiasaan
Nadjib BM, Amine FM, Abdelkrim K, Fairouz S, Maamar M. Liquid and vapour phase antibacterial activity of eucalyptus
globulus
essential
oil
susceptibility of selected respiratory tract pathogens. American Journal of Infectious Disease. 2014;10(3):105– 17 Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Promosi
Bahar. Merokok,
Imunisai Dengan Kejadian Penyakit
Kesehatan. Rineka Cipta:Jakarta Profil Kesehatan Provinsi Maluku. Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (1) 2018
tahun 2014. diakses tanggal 26
Puskesmas
Tuminting
Kota
January 2017
Manado.2016;3(2):75-81
Profil Kesehatan Kota Ambon. Dinas
Siti Sundari, Pratiwi, Khairudin.
Kesehatan Kota Ambon. Tahun 2014.
Perilaku Tidak Sehat Ibu yang
diakses tanggal 26 January 2017
Menjadi Faktor Resiko Terjadinya ISPA Pneumonia pada Balita.
Paramitha A, Amatus Y, Abram Babakal.
Hubungan
2014;2(3):141-147
Tingkat
Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu
WHO. Pencegahan dan pengendalian
Tentang ISPA Dengan Kemampuan
infeksi saluran pernapasan akut
Ibu Merawat Balita ISPA Pada Balita
(ISPA) yang cenderung menjadi
Di
epidemi dan pandemi di fasilitas
Puskesmas
Bahu
Kota
Manado.2013;1(1)
pelayanan kesehatan. jenewa:WHO 2007.
Riset
Kesehatan
Penelitian
Dan
Dasar.
Badan
Pengembangan
Zulfa Auliyati Agustina, Suharmiati.
Kesehatan, Kementrian Kesehatan
Pemanfaatan Minyak Kayu Putih
RI.2013
(Melaleuca leucadendra Linn) sebagai Alternatif Pencegahan ISPA:
Riska W, Amatus Ismianto, Michael
Studi Etnografi di Pulau Buru. Jurnal
Karundeng. Hubungan Peran Orang Tua
Dalam
Pencegahan
Kefarmasian Indonesia
ISPA
2017;7(2):120–126
Dengan Kekambuhan ISPA Pada Balita Di Puskesmas Bilalang Kota
Zulnely, Gusmailina, Evi kusmiati.
Kotamobagu.2016:4(1) Stela
Olivya,
Rondonuwu.
Joost
Prospek Eucaliptus citriodora L,
Hubungan
sebagai minyak atsiri potensial.
Peeki
2015;1(1):120–126
Tingkat
Pengetahuan Orang Tua Dengan Pencegahan
Infeksi
Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak Usia
Balita
Di
Wilayah
Kerja
.