PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH (Studi Kasus kelas X di Laboratorium Agama MAN Parakan Temanggung Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh: VITA YULIANTI G000090078
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
i
ii
ABSTRAK Media pembelajaran merupakan salah satu fasilitas yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar, salah satunya yaitu laboratorium agama. MAN Parakan Temanggung adalah satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri yang mempunyai laboratorium agama di wilayah Temanggung. Dengan proses belajar mengajar yang monoton siswa akan merasakan kejenuhan saat proses belajar mengajar, maka adanya media pembelajaran di laboratorium agama akan membantu dalam peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adalah bagaimana peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh (tentang materi ibadah Haji) dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran di laboratorium agama MAN Parakan Temanggung tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh dan mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran di laboratorium agama MAN Parakan Temanggung tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan fenomena dari seluruh data yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan induktif. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa, guru, dan yang berhubungan dengan laboratorium agama MAN Parakan Temanggung. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran berperan positif terhadap proses pembelajaran Fiqh yaitu: Pertama, dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui langsung bagaimana tata cara pelaksanaan haji. Kedua, dapat digunakan untuk mengamati langsung peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah haji. Ketiga, dapat memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat. Keempat, dapat membangkitkan semangat belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Kelima, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indera siswa. Keenam, dapat mengatasi kekurangan kemampuan yang dimiliki siswa. Peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh dapat dilihat dari rata-rata hasil ulangan dan nilai praktik yang meningkat sebanyak 79,04% dari tahun pelajaran 2006/2007 (sebelum ada media pembelajaran) dengan tahun pelajaran 2012/2013 (sesudah ada media pembelajaran). Faktor pendukung: adanya fasilitas penunjang untuk siswa dapat mengamati dan memahami pelajaran khususnya mata pelajaran Fiqh, partisipasi dari guru-guru agama dan guru yang sudah pernah melaksanakan haji, semangat siswa untuk mencoba dan memahami langsung tentang pelaksanaan ibadah haji. Faktor penghambat: fasilitas belum lengkap, lokasi yang belum menyerupai seperti aslinya, jam pelajaran yang terbatas. Kata kunci: Media Pembelajaran, Mata Pelajaran Fiqh, dan Ibadah Haji
iii
agama juga membantu siswa lebih memahami tentang keagamaan. MAN Parakan Temanggung adalah suatu lembaga pendidikan yang mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Sekolah tersebut juga mempunyai media pembelajaran yang berkualitas. banyak pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh sekolah tersebut. Salah satu fasilitas yang tidak dimiliki oleh sekolah lain di wilayah Temanggung yang mendukung pembelajaran siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yaitu adanya laboratorium agama untuk membantu proses belajar mengajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) khususnya mata pelajaran Fiqh. Laboratorium agama di MAN Parakan Temanggung dilengkapi dengan alat atau media pembelajaran seperti: (1) peralatan jenazah yang meliputi: boneka, kain kafan, ember, gayung untuk memandikan jenazah bahkan di sana juga telah disiapkan liang lahat untuk praktik penguburan jenazah, (2) peralatan untuk haji dan umrah yang meliputi: ka’bah tiruan, pakaian ihram, jumarat dan lain-lain. Selain alat praktikum, di laboratorium agama juga sudah dilengkapi dengan LCD proyektor, biasanya LCD ini digunakan untuk mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam seperti digunakan untuk penayangan film-film sejarah Islam. Berkaitan dengan latar belakang di atas, bahwa dengan adanya laboratorium agama yang lengkap dan modern akan meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada mata pelajaran Fiqh. Karena sebelum adanya laboratorium
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan sangat berkaitan dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional, fasilitas (sarana dan prasarana), anggaran dan sebagainya, apalagi dihubungkan dengan kualitas lulusan atau sering disebut lulusan pendidikan (Sagala, 2009: 14). Maka, Potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu salah satunya dengan sarana dan prasarana atau media pembelajaran yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan peserta didik. Media pembelajaran dalam perspektif pendidikan merupakan salah satu instrumen yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu yang berkembang saat ini adalah lengkapnya sarana prasarana atau fasilitas sekolah yang berupa media pembelajaran. Salah satu sarana dan prasarana yaitu laboratorium. Laboratorium sebagai media pembelajaran akan membantu dalam proses belajar mengajar. Dalam dunia pendidikan antara lain terdapat laboratorium IPA dan Bahasa yang sudah tidak asing lagi. Tetapi ada laboratorium lain yang perlu diketahui, yaitu laboratorium agama. Di laboratorium agama ada beberapa media pembelajaran untuk membantu siswa belajar dan membantu guru mengajar. media pembelajaran di laboratorium agama selain membantu dalam proses belajar mengajar media laboratorium
1
agama proses belajar mengajar dengan cara yang monoton akan menimbulkan kejenuhan kepada siswanya.
bertujuan, dan terkendali (Rusman. 2012: 160). Fungsi media pembelajaran yaitu: Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran, sebagai pengarah dalam pembelajaran, sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa, meningkatkan hasil dan proses pembelajaran, mengurangi terjadinya verbalisme, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera (Rusman, 2012: 162). Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain (Rusman. 2012: 164).
B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran dengan media pembelajaran di laboratorium agama MAN Parakan temanggung tahun pelajaran 2012/2013 . LANDASAN TEORI Peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan terutama (KUBI, 2007: 870). Peran juga dapat dikatakan sesuatu yang melakukan atau keikutsertaan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Peran dalam teori sosiologi disebut dengan peran sosial yaitu suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Seseorang dikatakan berperan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya (Abdulsyani, 2002: 94). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
2
Peranan media pembelajaran yaitu: a. Dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik. b. Dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. c. Dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil. d. Dapat mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat. e. Dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan bagian demi bagian untuk diamati secara terpisah. f. Dapat mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar secara langsung melalui telinga. g. Dapat mengatasi peristiwaperistiwa alam, memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan keadaan sekitar. h. Dapat memberikan kesamaan/kesatuan dalam pengamatan terhadap sesuatu yang pada awal pengamatan peserta didik berbeda-beda. i. Dapat membangkitkan motivasi kegiatan belajar peserta didik. Prinsip media pembelajaran, yaitu: a. efektivitas, pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan dalam pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi b. Relevansi, kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik materi pelajaran, potensi dan perkembangan sisw serta dengan waktu yang tersedia. c. Efisiensi, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
harus benar-benar memperhatikan bahwa media tersebut murah tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga. d. Dapat digunakan, media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menambah pemahaman siswa dan meningkatkan kualias pembelajaran. e. Kontekstual, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa (Rusman, 2012: 167). Jenis media pembelajaran yaitu: a. Media visual, yaitu media yang berkaitan dengan penglihatan. b. Media audio, yaitu media yang penggunaannya menekankan pada aspek pendengaran. c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. d. Media kinestetik (gerak), yaitu media jenis ini lebih menekankan pengalaman dan analisis suasana dalam penerapannya. Jenis media pembelajaran dalam penelitian ini adalah Media kinestetik adalah media yang penggunaan dan pemfungsiannya memerlukan sentuhan antara guru dan siswa atau perlu perasaan mendalam agar pesan pembelajaran bisa diterima dengan baik. Biasanya media jenis ini lebih menekankan pengalaman dan analisis suasana
3
dalam penerapannya. Sebab media tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi lingkungan dan suasana juga bagian dari pembelajaran. (Musfiqon, 2012: 94). Salah satu jenis media ini yang akan peneliti pakai dalam penelitiannya yaitu jenis demonstrasi. Demonstrasi merupakan teknik dan media pembelajaran yang bersifat kinestetik (bergerak). Metode demonstrasi dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh. Fiqh yaitu atau hukum Islam adalah hukum tentang amal perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. mata pelajaran Fiqh dalam kurikulum 2004 dimaksudkan sebagai bagian dari Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan, dan keteladanan (Mudlofir, 2011: 52). Adapun fungsi mata pelajaran Fiqh pada madrasah Aliyah adalah untuk: Penanaman nilai-nilai kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt. Sebagai jalan mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat, pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah
dan masyarakat, pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan lebih dahulu pada lingkungan keluarga, pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Fiqh Islam, perbaikan kesalahankesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari, pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqh/hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Mudlofir, 2011: 53). Materi mata pelajaran Fiqh pada kelas X tentang ibadah haji meliputi: pengertian haji yang berarti menyengaja atau mengunjungi, maksudnya sengaja mengunjungi ka’bah dan sekitarnya untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT pada waktu tertentu, dengan cara tertentu, dan secara tertib. Syarat wajib haji ada empat, yaitu: Islam, baligh, berakal, mampu dalam berbagai hal, misalnya dalam biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang ditinggalkannya. Para ulama berpendapat bahwa rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilakukan. Urutan tata cara pelaksanaan ibadah haji yaitu: Pada tanggal 8 zulhijjah memulai ihram dari miqat yang telah ditentukan kemudian mandi, memakai kain ihram, shalat fardlu atau sunah, berniat haji dan berangkat ke Mina dengan memperbanyak bacaan talbiyyah, Shalat fardlu lima kali di Mina, Wukuf di padang Arofah, Mabit (bermalam) di Muzdalifah, Melempar jumrah Aqabah, Tahallul awal (berlepas diri dari kain ihram),
4
Thawaf ifadlah, Sa’i, Berjalan dari bukit Sofa ke bukit Marwah, Tahallul tsani, Mabit (bermalam) di Mina.
disebut dengan “pengamatan atau observasi”. (Ali, 1982: 91). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang letak geografis, sarana dan prasarana, kondisi umum yang ada di MAN Parakan Temanggung, penggunaan media pembelajaran di laboratorium agama dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh. (3) dokumentasi, dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2012: 143). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, struktur organisasi sekolah, denah lokasi, keadaan guru, karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana, struktur pengurus laboratorium agama dan lain-lain.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau penelitian kualitatif yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6). Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X, guru, dan yang berhubungan dengan laboratoratorium agama MAN Parakan Temanggung. Metode yang digunakan adalah (1) Wawancara, Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung (siswanto: 2012: 58). Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang media pembelajaran di laboratorium agama dan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh secara langsung dari responden serta faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran di laboratorium agama. (2) Observasi, Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, menggunakan teknik yang
HASIL PENELITIAN Berhubungan dengan Peran media pembelajaran di laboratorium agama MAN Parakan Temanggung adalah sebagai berikut: dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui langsung bagaimana peristiwa yang terjadi, misalnya siswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana ibadah haji melalui praktik atau kegiatan langsung dengan media pembelajaran yang ada di laboratorium agama yang menyerupai keadaan aslinya, dapat digunakan untuk mengamati langsung bagian-bagian yang perlu diamati seperti peralatan untuk ibadah haji, dapat memungkinkan
5
terjadinya kontak langsung dengan masyarakat, misalnya berkunjung ke Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, dapat membangkitkan semangat belajar siswa dengan menggunakan metode baru, seperti demonstrasi, dapat mengatasi batasbatas ruang, waktu dan panca indera siswa. tidak semua peralatan memungkinkan untuk disimpan di kelas dan digunakan di kelas, media pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam menggunakan waktu, media laboratorium dapat di lihat atau dijangkau semua siswa tanpa siswa mengalami kesulitan. Pada pelaksanaan dan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Fiqh pada materi haji di MAN Parakan Temanggung yaitu: Berkumpul dihalaman untuk diberikan pengarahan teknis acara. a. Pemaparan materi disampaikan di masjid b. Praktik ihram, kegiatannya meliputi: bersuci, berpakaian ihram kemudian shalat dhuha, mengucapkan niat “labbaika allahumma hajja” atau nawaitu al hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala” dari miqat yaitu masjid, kemudian berangkat menuju Arafah disertai membaca talbiyah. Tempatnya berada dihalaman depan ruang ketrampilan yang seolah-olah adalah masjidil Haram/Mekkah. c. Praktik Wukuf, kegiatannya meliputi: berjalan dari Makkah ke Arafah. Arafah di misalkan di halaman depan kelas XII Bahasa, mendengarkan khotbah Wukuf, memperbanyak talbiyah. d. Praktik Mabit, kegiatannya meliputi: berjalan dari Arafah menuju Muzdalifah. Muzdalifah
dimisalkan di halaman depan GOR dengan membaca talbiyah, kemudian mabit/istirahat walaupun hanya sejenak, kemudian mengumpulkan batu kerikil untuk melontarkan jumrah, batu kerikil sudah tersebar atau sudah di sediakan oleh guru. Kemudian seolah-olah setelah lewat tengah malam (menjelang pagi) menuju Mina. e. Praktik melontar jumrah, Mabit, dan Tahallul di Mina, kegiatannya meliputi: berjalan dari Muzdalifah menuju ke Mina. Mina dimisalkan di lapangan basket. Kemudian memasuki kemah yang telah disiapkan, istirahat sambil menunggu waktu melontar jumrah yang telah ditetapkan. Kemudian melontar jumrah aqabah, kemudian Tahallul awal (memotong minimal tiga helai rambut). Kemudian Mabit, kemudian melontar jumrah ula, wustho, dan aqabah (untuk tanggal 11, 12, dan 13). f. Praktik Thawaf Ifadlah, Sa’i, Tahallul tsani, dan Thawaf wada’, kegiatannya meliputi: mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, kemudian berlarilari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali pulang pergi, kemudian mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad. g. Penutupan, penutupan yang disertai dengan tanya jawab dilaksanakan di Halaman madrasah kemudian kembali ke kelas.
6
Peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa dapat di lihat dari rata-rata nilai ulangan dan nilai praktik setelah menggunakan media pembelajaran. Rata-rata siswa kelas X yaitu sebanyak 388 siswa mendapat nilai rata-rata lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu lebih dari 75. Dan yang mendapat kurang dari 75 hanya 2 orang siswa saja dari total siswa yang berjumlah 390 siswa terbagi dalam 12 kelas. Jika dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa yang diperoleh sebelum adanya media pembelajaran di laboratorium agama, nilai siswa lebih rendah daripada setelah menggunakan media pembelajaran di laboratorium agama. Rata-rata nilai siswa yang sudah melebihi 75 hanya sebanyak 64 orang siswa, sedangkan yang masih di bawah 75 yaitu sebanyak 249 siswa dari total jumlah siswa kelas X yang berjumlah 313 siswa terbagi dalam 8 kelas. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media Pembelajaran di Laboratorium Agama di MAN Parakan Temanggung Tahun Pelajaran 2012/2013. a. Faktor Pendukung, Adanya fasilitas penunjang untuk siswa dapat mengamati dan memahami pelajaran khususnya mata pelajaran Fiqh.Pada proses pembelajaran pada materi haji sudah tersedianya alat atau media visual atau kinestetik yang bisa menggambarkan kondisi asli di Mekkah, Partisipasi dari guruguru agama dan dewan guru yang sudah pernah melaksanakan haji membantu pelaksanaan praktik haji, Semangat siswa untuk
mencoba dan memahami langsung tentang pelaksanaan ibadah haji, Pembimbing yang profesional mulai dari guru yang sudah menjadi pembimbing haji, guru yang pernah melaksanakan haji, dan guru Fiqh yang berpengalaman dalam praktik pelaksanaan ibadah haji. b. Faktor penghambat, fasilitas yang terdapat di laboratorium agama belum lengkap. Dalam ibadah haji, tidak lengkapnya pakaian ihram yang memenuhi semua siswa baik siswa laki-laki maupun perempuan, okasi yang belum menyerupai tempat haji seperti aslinya, jam pelajaran yang terbatas hanya dua jam pelajaran, kurangnya kesadaran siswa sehingga ada beberapa peralatan di laboratorium yang rusak. KESIMPULAN 1. Media pembelajaran berperan positif terhadap proses pembelajaran Fiqh yaitu: Pertama, dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui langsung bagaimana tata cara pelaksanaan haji. Kedua, dapat digunakan untuk mengamati langsung peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah haji. Ketiga, dapat memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat. Keempat, dapat membangkitkan semangat belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Kelima, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indera siswa. Keenam, dapat mengatasi
7
kekurangan kemampuan yang dimiliki siswa. 2. Peran media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh dapat dilihat dari rata-rata hasil ulangan dan nilai praktik yang meningkat dari tahun 2006/2007 yang mencapai 20,44% meningkat sebanyak 79,04% pada tahun 2012/2013 mencapai 99,49% siswa yang mendapat nilai rata-rata lebih dari 75. 3. Faktor pendukung: adanya fasilitas penunjang untuk siswa dapat mengamati dan memahami pelajaran khususnya mata pelajaran fiqh, partisipasi dari guru-guru agama dan dewan guru yang sudah pernah melaksanakan haji, semangat siswa untuk mencoba dan memahami langsung tentang pelaksanaan ibadah haji. Faktor penghambat: fasilitas yang terdapat di laboratorium agama belum lengkap, lokasi yang belum menyerupai tempat haji seperti aslinya, jam pelajaran yang terbatas hanya dua jam pelajaran.
pembelajaran yang ada di laboratorium agama. 2. Bagi siswa, Kesadaran dari siswa dalam pemanfaatannya dan perawatan peralatan atau media pembelajaran yang sudah tersedia, memperhatikan apa yang diinstrusikan atau diajarkan guru sebelum menggunakan media pembelajaran. 3. Bagi guru, penggunaan media pembelajaran di laboratorium dapat digunakan secara rutin untuk semua kelas, memberikan motivasi tentang kesadaran diri kepada siswa dalam hal penggunaan, pemanfaatan, perawatan media pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arsyad,
SARAN
Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1. Bagi kepala sekolah, Menunjuk beberapa guru untuk mengelola laboratorium agama, meningkatkan kualitas media pembelajaran yang ada di laboratorium agama, meningkatkan atau menambah perlengkapan atau fasilitas yang diperlukan siswa dalam laboratorium agama, meningkatkan penggunaan media
Bakry, Nazar. 1994. Fiqh dan Ushul Fiqh. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
8
Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto: STAIN Press.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rusman.
Miles, B. Mathew dan A, Michael Huberman. 1992. Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, Arief S. dkk. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mudlofir, Ali. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Mizan.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.
Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Siswanto, Victorius Aries. 2012. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Yogyakarta. Graha Ilmu. Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
9
Sudjana,
Nana. 2012. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan Pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana. Syarafuddin, dkk. 2008. Studi Islam 2. Surakarta: LPID
10