PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA

Download A. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak. 1. Pengertian Orang Tua. Orang tua terdiri dari ayah, ibu serta saudara adik dan kakak. Orang tua a...

0 downloads 498 Views 134KB Size
PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Ahmad Tarmizi dan Sulastri Dosen Tetap FITK UIN Sultan Thoha Syaifuddin, Jambi dan Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah

‫اﻟﺨﻼﺻﺔ‬ ‫ اﻟﺼﻼح ﯾﻜﻮن ﺑﺰرع اﻷﺧﻼق اﻟﺤﻤﯿﺪة ﻓﻲ اﻟﻄﻔﻞ ﻣﻨﺬ‬،‫ اﻻﺑﻦ اﻟﺼﺎﻟﺢ ﺣﻠﻢ و أﻣﻨﯿﺔ ﻛﻞ أم و أب‬: ‫ و اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺼﻼﺣﺔ ﻻ ﺗﻜﻦ ﺑﺎﻷواﻣﺮ و اﻟﻘﻮاﻧﯿﻦ ﺑﻞ ﯾﻜﺘﺴﺒﮭﺎ اﻟﻄﻔﻞ ﻣﻤﺎ ﺣﻮﻟﮫ و ﯾﺮاھﺎ‬،‫ﺳﻨﻮاﺗﮫ اﻷوﻟﻰ‬ ‫ و ﻓﻲ أﻏﻠﺐ اﻟﺤﯿﺎن ﺗﻜﻮن طﺮﯾﻘﺔ اﻟﺘﺮﯾﺒﺔ‬،‫ ﺛﻢ ﻓﻲ اﻟﺒﯿﺌﺔ اﻟﻤﺤﯿﻄﺔ ﺑﮫ‬،‫ﻣﺘﺠﺴﺪة ﻓﻲ ﺗﺼﺮﻓﺎت واﻟﺪﯾﮫ‬ ‫ﻓﻄﺮﯾﺔ ﺑﻤﻌﻨﻰ أن اﻟﺼﺢ و اﻟﺨﻄﺄ أﻣﻮر ﺑﺪﯾﮭﯿﺔ و ﻟﻜﻨﮭﺎ ﻓﻲ ھﺬه اﻷﯾﺎم أﺻﺒﺤﺖ ﻏﯿﺮ ذﻟﻚ إذا اﺧﺘﻠﻔﺖ‬ ‫ ﻓﻨﺠﺪ ﻛﺜﯿﺮ ﻣﻦ اﻵﺑﺎء واﻷﻣﮭﺎت ﯾﺒﺤﺜﻮن ﻋﻦ‬،‫اﻟﻤﻮازﯾﯿﻦ اﺧﺘﻠﻔﺖ اﻵراء ﺣﻮل اﻟﺼﻮاب و اﻟﺨﻄﺄ‬ ‫ ﻟﺬا ﻧﺘﻌﺮف ﻓﻲ اﻟﻄﻮر اﻟﺘﺎﻟﯿﺔ ﻋﻠﻰ أﻓﻀﻞ ﺗﻠﻚ اﻟﻄﺮق‬،‫طﺮق ﺗﺮﯾﺒﺔ اﻷطﻔﺎل و ﺗﻨﺸﺄﺗﮭﻢ ﺗﻨﺸﺄه ﺳﻮﯾﺔ‬ ‫ ھﺬه اﻟﺤﺎﻟﺔ اﻟﻮاﻟﺪﯾﻦ ﻣﺤﺮﻛﺎ رﺋﯿﺴﯿﺎ ﻓﻲ ﺗﺤﺴﯿﻦ‬.‫و اﻟﺘﻲ ﻗﺪ ﺗﻜﻮن ھﻲ اﻷﻧﻔﻊ و اﻷﺻﻠﺢ ﻷوﻟﺪﻧﺎ‬ .‫إﻣﻜﺎﻧﺎت اﻷطﻔﺎل وﺳﯿﻠﺔ ﻟﺘﺤﻔﯿﺰ وﺗﻘﺪﯾﻢ اﻟﺘﺴﮭﯿﻼت اﻟﻤﺨﺘﻠﻔﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﺤﺘﺎج إﻟﯿﮭﺎ‬ ‫ ﻓﻲ ﻣﺮﺣﻠﺔ اﻟﻄﻔﻮﻟﺔ اﻟﻤﺒﻜﺮة‬،‫ دور اﻵﺑﺎء واﻷﻣﮭﺎت‬: ‫ﻛﻠﻤﺎت اﻟﺒﺤﺚ‬ keberhasilan yang sangat tinggi dalam

Pendahuluan Islam kehidupan

sangat manusia

memperhatikan sejak

menentukan

tumbuh

kembang

dini.

karakter anak selanjutnya. Oleh karen

Dimulai dari fase kandungan sampai

itu peranan kedua orang tua (suami

pada kedewasaan. Sehingga seorang

dan

ibu yang sedang hamil diperbolehkan

pendidikan anak yang dimulai dari

untuk membatalkan puasanya, jika

dalam kandungan.

dihawatirkan dapat membahayakan janin

atau

yang

sangat

besar

dalam

Hubungan kasih sayang suami

sedang

isteri yang mengikat mereka berdua

dikandung atau disusuinya. Semua itu

tetap bersama dan dari kasih sayang

membuktikan bahwa Islam sangat

inilah

menghargai kehidupan manusia.

ketenangan pikiran, kebahagiaan jiwa,

Dalam

anak

isteri)

pandangan

Islam

terlahir

ketenteraman

hati,

dan kesenangan jasmaniah. Dengan

pendidikan harus diberikan semenjak

kasih

sayang

ini

juga

dapat

dalam kandungan. Karena pendidikan

memperkuat rasa kebersamaan antar

yang dilakukan sejak dini memiliki

anggota keluarga, kekokohan pondasi

keluarga, dan menjaga keutuhannya.

cinta

kasih,

Firman Allah dalam Al Quran surah

kebersamaan akan membuat kapal

Arrum ayat 21 yang berbunyi:

tersebut selamat sampai ketepian. Karena

itulah

keharmonisan

sebuah

dan

pernikahan

ْ‫أَزْ وَ اﺟًﺎ أَﻧﻔُ ِﺴ ُﻜ ْﻢ ِّﻣﻦْ ﻟَﻜُﻢ َﺧﻠَﻖَ أَنْ آﯾَﺎﺗِ ِﮫ وَ ﻣِ ﻦ‬

bukanlah tujuan tapi ia adalah awal

‫ﻓِﻲ إِنﱠ وَ رَ ﺣْ َﻤﺔً ﻣﱠﻮَ دﱠةً ﺑَ ْﯿﻨَﻜُﻢ وَ َﺟﻌَ َﻞ إِﻟَ ْﯿﮭَﺎ ِﻟّﺘَ ْﺴ ُﻜﻨُﻮا‬

dari perjuangan bersama antara suami

َ‫ت ذَﻟِﻚ‬ ٍ ‫َﻵﯾَﺎ‬

ٍ‫َﯾﺘَﻔَﻜﱠﺮُ ونَ ِﻟّﻘَﻮْ م‬

dan isteri. Suami isteri harus terus menjaga

Artiya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.(QS. Ar Ruum:21).

dan memperkuat tali kasih di antara mereka berdua, baik sebelum masa kelahiran

anak

mereka

maupun

setelahnya. Memperkuat rasa cinta dan kasih sayang merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena itu, menjaga keutuhan kasih sayang termasuk dalam perintah Allah

Cinta dan kasih sayang dapat menciptakan rasa saling menghormati dan

saling

bekerja

sama,

bahu-membahu dalam menyelesaikan setiap

problem

menghadang

yang

dalam

datang perjalanan

kehidupan suami isteri, sehingga ia sangat berperan dalam menciptakan keseimbangan mental anak. Rumah tangga ibarat sebuah perahu seorang suami adalah nahkodanya sedangkan isteri

sebagai

penumpang

yang

bersedia di bawa berlayar kemanapun oleh nahkodanya. Maka tak terelakkan dalam pelayaran tersebut akan di temui gelombang, angin kencang bahkan badaipun akan datang, maka dengan

dan

merupakan

salah

satu

cara

mendekatkan diri kepada sang khalik. Memelihara keharmonisan dan kehangatan bagi pasangan suami dan isteri juga berperan penting untuk mewujudkan

kebahagiaan

dan

keseimbangan mental dan psikolois anak. Banyak terlihat di masyarakat kita tentang kasus anak yang tumbuh menjadi

pribadi

terganggu

secara

psikologis akibat keretakan hubungan atau bahkan perceraian orang tuanya. Bila setiap hari sang anak hanya disugukan dengan pertengkaran dan perselisihan orangtua tentunya hal itu akan tertanam dalam diri anak dan

menjadi contoh bagi anak kedepannya,

terang

benderang.

wajar jika di masa mendatang anak

Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:

akan cenderung mudah melakukan pertengkaran dan perselisihan. Menjaga hubungan kedekatan dan kehangatan

orang

tua

dan

anak

merupakan modal yang sangat penting bagi anak dalam menapaki masa

Rasulullah

(‫)رواه اﻟﺒﺨﺎري‬. ‫ُﻛ ﱡﻞ ﻣَﻮْ ﻟُﻮْ ٍد ﯾُﻮْ ﻟَﺪُ َﻋﻠَﻰ‬ ‫ﺼﺮَ ا ِﻧ ِﮫ أَوْ ﯾُ َﻤ ِ ّﺠﺴَﺎﻧِ ِﮫ‬ ّ ِ َ‫ ﻓَﺄَﺑَﻮَ اهُ ﯾُﮭ ّ َِﻮدَاﻧِ ِﮫ أَوْ ﯾُﻨ‬،ِ‫ا ْﻟ ِﻔﻄْﺮَ ة‬ Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka orang tuanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari).

depannya. Karena dengan kedekatan anak

dan

orang

tuanya

dapat

menciptakan kelancaran komunikasi antara seorang

keduanya. anak

Maka,

tatkala

menghadapi problem

dan kendala dalam hidupnya, orang tua dapat berdiri di dekat anak selayaknya seorang sahabat sejati, Sehingga tidak akan ada rahasia antara anak dan orangtua. Bahkan anak akan merasa

aman

dan

nyaman

yang

ahirnya akan melahirkan sifat positif.

Menurt Ahmad Tafsir (2008:35) Fitrah yang di maksud dalam hadits di atas adalah potensi. Potensi adalah kemampuan; jadi fitrah yang dimaksud adalah pembawaan. Ayah-ibu dalam hadits

ini

adalah

lingkungan

sebagaimana yang di maksud oleh para ahli pendidikan. Kedua-duanya itulah, menurut hadits ini yang menentukan perkembangan seseorang. Pendidikan

anak

hendaknya

dimulai sejak dini sebagai usaha Perkembangan Anak Usia Dini Seorang

anak

terlahir

dalam

keadaan fitrah, artinya seorang anak terlahir dalam keadaan bersih laksana kertas putih yng belum dituliskan apapun di atasnya. Akan tetapi seorang anak memiliki potensi yang sangat luar biasa jika mampu menggalinya. Maka jika

orangtuanya

mampu

mengeluarkan mutiara dari dalam diri anak tersebut maka ia akan bersinar

membantu anak agar fitrah yang disebut dengan kecakapan/ability baik fisik maupun non fisik (Nana Syaodih 2004:92) itu agar dapat berkembang secara

maksimal

ketentuan

dalam

sesuai

dengan

syari’at

Islam.

Karena salah satu misi kependidikan pertama

Nabi

SAW

adalah

menanamkan aqidah yang benar, yaitu aqidah tauhid, fenomena

alam

memahami dan

seluruh

kemanusiaan

sebagai suatu kesatuan, suatu yang

holistik. Dalam kerangka tauhid, SDM

kecerdasan

adalah manusia yang memiliki kualitas

Setelah lahir, sel-sel otak mengalami

yang seimbang: beriman, berilmu, dan

mielinasi dan membentuk jalinan yang

beramal;

batin;

kompleks, sehingga nantinya anak

berkualitas secara emosional, rasional,

bisa berpikir logis dan rasional. Selain

dan sosial/memiliki EQ, IQ, dan SQ

otak, organ sensoris seperti pendengar,

yang

penglihatan,

cakap

tinggi

lahir

dan

(Azyumardi

Azra,

1990:55-56). Berdasarkan

terjadi

sangat

penciuman,

pesat.

pengecap,

perabaan, dan organ keseimbangan Undang-undang

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

juga

berkembang

pesat

(Gardner,

1993:23).

Pendidikan Nasional yang dimaksud

Hasenstab dan Horner (1982:122)

Anak Usia Dini adalah kelompok

mengatakan bahwa pendidikan anak

manusia yang berusia 0-6 tahun

usia dini dimulai tiga tahun sampai

(Depdiknas, 2002:3-4). Anak usia dini

dengan enam tahun

adalah kelompok anak yang berada

dikatakan

dalam

dan

prasekolah, dan pada masa ini anak

perkembangan yang bersifat unik,

mengalami perkembangan yang sangat

dalam arti memiliki pola pertumbuhan

pesat baik fisik, maupun psikis atau

dan

(koordinasi

kejiwaan. Sehingga pembelajaran pada

motorik halus dan kasar), intelegensi

masa ini bagaikan mengukir di atas

(daya pikir, daya cipta, kecerdasan

batu ”at ta’allumu fi al sighari ka al

emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial

naqshi ’ala al hajari”.

emosional (sikap dan prilaku serta

Berdasarkan

proses

pertumbuhan

perkembangan

yang sering

sebagai

pendidikan

keunikan

dalam

agama), bahasa dan komunikasi yang

pertumbuhan dan perkembangannya,

khusus

tingkat

anak usia dini terbagi dalam empat

pertumbuhan dan perkembangan anak.

tahapan, yaitu: (a) masa bayi lahir

Perkembangan anak usia dini

sampai 12 bulan, (b) masa balita usia

sebenarnya dimulai Sejak pranatal.

1-3 tahun, (c) masa prasekolah usia

Usia dini merupakan usia yang sangat

3-6 tahun, (d) masa kelas awal SD 6-8

penting

tahun.

sesuai

bagi

dengan

perkembangan

anak

Pertumbuhan

dan

sehingga disebut golden age. Pada saat

perkembangan anak usia dini perlu

itu, perkembangan otak sebagai pusat

diarahkan pada peletakan dasar-dasar

yang tepat bagi pertumbuhan dan

tahap-tahap

perkembangan

seutuhnya,

kematangan. Dalam Al Quran surah

yaitu pertumbuhan dan perkembangan

Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT.

fisik, daya pikir, daya cipta, sosial

menjelaskan asal mula penciptaan

emosional, bahasa dan komunikasi

manusia.

yang

manusia

seimbang

sebagai

dasar

pembentukan pribadi yang utuh. Berbagai

hasil

Artinya:

yang

“Dan

disebut

proses

sesungguhnya

Kami telah menciptakan manusia itu

penelitian

dari suatu saripati (berasal) dari

menunjukkan bahwa ada hubungan

tanah.

yang sangat kuat antara perkembangan

saripati itu air mani (yang disimpan)

yang dialami anak pada usia dini

dalam tempat yang kokoh (rahim).

dengan keberhasilan mereka dalam

Kemudian air mani itu Kami jadikan

kehidupan

selanjutnya.

Misalnya,

segumpal darah, lalu segumpal darah

anak-anak

yang

dalam

itu kami jadikan segumpal daging, dan

lingkungan (baik di rumah maupun di

segumpal daging itu Kami jadikan

KB atau TK) yang kaya interaksi

tulang belulang, lalu tulang belulang

dengan menggunakan bahasa yang

itu Kami bungkus dengan daging.

baik

terbiasa

Kemudian Kami jadikan ia makhluk

mengucapkan

yang (berbentuk) lain. Maka Maha

dan

benar

mendengarkan kata-kata

hidup

akan

dan

dengan

benar,

Kemudian

Kami

jadikan

sehingga

Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling

ketika mereka masuk sekolah, sudah

Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23):

mempunyai modal untuk membaca

12-14).

(http://www.whitehouse.gov/infocus/e arlychild-hood/sect2.html).

Dari makna ayat diatas jelas Al Quran telah mengungkap asal mula

Aspek-aspek perkembangan anak

kejadian manusia. Barulah pada abad

usia dini meliputi:

ke 15 silam para ahli biologi meneliti

1. Aspek Perkembangan Kognitif

tentang organ tubuh manusia yang

Pertumbuhan dan perkembangan manusia

berarti

dalam

substansi dasar kehidupan manusia

struktur dan fungsi ciri-ciri manusia.

adalah protein, sari-sari makanan yang

Perubahan-perubahan itu terjadi dalam

kita makan berasal dan hidup dari

kemajuan

tanah.

terus

perubahan

berasal dari “saripati tanah” sebagai

menerus

dalam

Dengan

adanya

proses

metabolise

dalam

tubuh

yang

intuisi, bukan atas dasar analisis

diantaranya

menghasilkan

sperma

rasional. Kesimpulan yang diambil

(laki-laki) dan ovum (sel telur wanita)

merupakan kesimpulan dari sebagian

dalam rahim, kemudian berproses ke

kecil yang diketahuinya, dari suatu

pembentukan manusia seperti yang di

keseluruhan yang besar. Anak akan

jelskan

berpendapat bahwa pesawat terbang

dalam

ayat

tedahulu

(Shihab:2002).

berukuran kecil karena itulah yang

Piaget (Sumantri, dkk. 2009:1-15) mengemukakan

bahwa

proses

perkembangan kognitif anak dari kecil

mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang lewat. c.

Tahap Operasional Konkret (7–11

hingga dewasa melalui empat tahap

Tahun)

perkembangan, yaitu:

Pada tahap ini anak mulai berpikir

a.

Tahap Sensori Motor (0–2 Tahun)

logis dan sistematis untuk mencapai

Pada

kegiatan

pemecahan masalah. Masalah yang

intelektual anak hampir seluruhnya

dihadapi dalam tahap ini bersifat

merupakan gejala yang diterima secara

konkret. Anak akan merasa kesulitan

langsung melalui indera. Pada saat

bila menghadapi masalah yang bersifat

anak mencapai kematangan dan secara

abstrak. Pada tahap ini anak menyukai

perlahan

soal-soal

tahap

ini,

mulai

keterampilan

memperoleh

berbahasa,

menerapkannya

pada

mereka

objek-objek

memahami hubungan antara benda

Anak

Praoperasional

tersedia

d. Tahap Operasional Formal (11–15 Tahun)

b. Tahap

telah

jawabannya.

yang nyata. Pada tahap ini anak mulai

dengan nama benda tersebut.

yang

mencapai

tahap

perkembangan ini ditandai dengan (2–7

pola pikir seperti orang dewasa. Anak

Tahun)

telah dapat menerapkan cara berpikir

Perkembangan yang pesat dialami

terhadap permasalahan yang konkret

oleh anak pada tahap ini. Anak

maupun abstrak. Pada tahap ini anak

semakin memahami lambang-lambang

sudah dapat membentuk ide-ide dan

bahasa

berpikir tentang masa depan secara

yang

digunakan

untuk

menunjukkan benda-benda. Keputusan yang

diambil

hanya

berdasarkan

realistis. Menurut

Hasan

Langgulung

(1992:267-268) pandangan teori Jean

hal-hal baru. Awal masa anak-anak

Piaget

ditandai

terhadap

perkembangan

oleh

moralitas

dengan

kognitif anak dari semenjak lahir

paksaan, suatu masa dimana anak

sampai dewasa dapat disimpulkan

belajar mematuhi peraturan secara

bahwa ada tiga proses pokok yang

otomatis melalui hukuman dan pujian.

terlibat ketika kanak- kanak berreaksi

Periode ini juga masa penegakan

atau

disiplin dengan cara yang berbeda, ada

mengintegrasikan

pengalaman

kedalam operasi mental. Pertama

ada

menggabungkan kedalam

yang

disiplin

otoriter,

assimilasi,

yaitu

lemah dan demokratis. Ciri khas yang

pengalaman

baru

dimiliki fase ini adalah perkembangan

atau

dipusatkan untuk menjadi manusia

garis-garis

besar

pola-pola yang ada.

social (belajar bergaul dengan orang

Kedua akomodasi, yaitu dimana

lain).

struktur mental yang ada sebagai respon

dikenakan

terhadap

lngkungn

yang

berubah.

Rasulullah menjelaskan

SAW.

dalam

sebuah

telah hadits

bahwa pada masa ini orangtua sudah

Ketiga proses paling penting yang

bisa

memulai

menanamkan

mempengaruhi pertumbuhan kognitif

kedisiplinan kepada anak-anak dengan

adalah keseimbangan (eguilibration),

mengajar dan memerintahkan mereka

dimanna

mencapa

untuk mengerjakan solat. Bahkan

keseimbangan antara hal yang dulunya

apabila umurnya sudah 10 tahun,

sudah di fahami dan kemasukan

seorang ayah boleh memukul anaknya

(input) yang baru.

jika

2. Aspek Perkembangan Fisik

Rasulullah SAW telah bersabda:

kanak-kanak

enggan

mengerjakan

solat.

awal

ْ‫ﺐ ﺑْﻦِ َﻋ ْﻤﺮِ و ﻋَﻦ‬ ٍ ‫ﺷﻌَ ْﯿ‬ ُ ْ‫َﺟ ِﺪّ ِھﻘَﺎ َل ﻋَﻦْ أَﺑِﯿ ِﮫ ﻋَﻦ‬

berlangsung dari dua sampai enam

‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ِ رَ ﺳُﻮ ُل ﻗَﺎ َل‬ َ ‫ﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ ﱠ‬ َ ‫ﺳﻠﱠ َﻢ‬ َ َ‫أَوْ ﻻدَ ُﻛ ْﻢ ﻣُﺮُ وا و‬

tahun, oleh para pendidik dinamakan

ِ‫َﻋﻠَ ْﯿﮭَﺎ وَ اﺿْﺮِ ﺑُﻮ ُھ ْﻢ ِﺳﻨِﯿﻦَ َﺳ ْﺒﻊِ أَ ْﺑﻨَﺎ ُء وَ ُھ ْﻢ ﺑِﺎﻟﺼﱠﻼة‬

sebagai usia pra-sekolah. Pada awal

‫أﺧﺮﺟﮫ( ا ْﻟ َﻤﻀَﺎﺟِ ﻊِ ﻓِﻲ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﮭ ْﻢ وَ ﻓ ِ َّﺮﻗُﻮا َﻋﺸْﺮٍ أَ ْﺑﻨَﺎ ُء وَ ُھ ْﻢ‬

masa anak-anak dianggap sebagai saat

‫)اﻟﺼﻼة ﻛﺘﺎب ﻓﻲ اﺑﻮداود‬

belajar

Artinya: “Dari ‘Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh

Masa

kanak-kanak

untuk

ketrampilan mengulang

mencapai

karena dan

anak

senang

berbagai senang mencoba

tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!” (HR. Abu Daud dalam kitab sholat).

berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka

Perkembangan

motorik

merupakan

perkembangan

pengendalian

sebayanya

bahkan

teman

orangtuanya

(Santrock,1995: 225).

3. Aspek Perkembangan Bahasa

syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar keterampilan

motorik

halus.

Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru terjadi perkembangan motorik halus.

Potensi

berbahasa

merupakan

suatu keampuan yang dimiliki semua manusia yang diperoleh tanpa melalui pembelajaran khusus. Serta waktu yang

diperlukan

relatif

singkat,

sehingga tanpa disadari seorang anak sudah dapat berkomunikasi dengan orang-orang

di

sekitarnya

dalam

berbagai keperluan apapun. Namun

Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti

berjingkrak-jingkrak,

melompat,

dan

berlari

kesana

kemari, hanya demi kegiatan itu

pada kenyataannya semua itu tidaklah secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap

mengambil

resiko.

sudah

dapat

Walaupun memanjat

tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama. Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka

seiring

perkembangaan

dengan

fisik,

mental,

intelektual dan sosialnya.

sendiri tapi mereka sudah berani

mereka

dengan

gerakan jasmaniah

melalui kegiatan pusat syaraf, urat

dan

berlomba

Menurut Johan Amos Comenius dalam Kartini Kartono (2007: 34-35) berpendapat

bahwa

perkembangan

bahasa seseorang terdiri dari empat periode perkembangan, yaitu: a.

Periode Sekolah-Ibu (0-6 Tahun) Pada periode ini hampir semua

usaha

bimbingan-pendidikan

berlangsung di lingkungan keluarga,

terutama

aktivitas

ibu

sangat

Pada periode ini anak mulai

mempengaruhi proses perkembangan

diajarkan bahasa latin sebagai bahasa

anak. Hart & Risley (Morrow, 1993)

kebudayaan.

mengatakan umur 2 tahun, anak-anak

diajarkan kepada anak agar anak

memproduksi

mencapai

rata-rata

dari

338

Bahasa

taraf

ucapan yang dapat dimengerti dalam

berbudaya.

setiap jam, cakupan lebih luas adalah

d. Periode

ini

perlu

beradab

dan

Sekolah-Universitas

antara rentangan 42 sampai 672. 2

(18-24 Tahun)

tahun lebih tua anak-anak dapat

Pada periode yang terakhir ini

mengunakan kira-kira 134 kata-kata

anak

pada jam

pembudayaan

yang berbeda, dengan

muda

rentangan 18 untuk 286.Oleh karena

nilai-nilai

itu,

mempelajari

perkembangan

bahasa

anak

ditandai oleh keseimbangan dinamis

mengalami dengan

ilmiah,

proses

menghayati di

samping

macam-macam

ilmu

pengetahuan.

atau suatu rangkaian kesatuan yang

Manurut Conny R. Semiawan

bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan

(2000: 128-136) tahap perkembangan

yang sederhana menuju tututran yang

bahasa anak terdiri dari empat tahap,

lebih kompleks.

yaitu:

b. Periode Sekolah-Bahasa-Ibu (6-12

a.

Tahun) Pada

Perkembangan Bahasa Usia Bayi Secara

periode

ini

anak

baru

umum

mengeluarkan

ucapan

bayi pada

mulai saat

mampu menghayati setiap pengalaman

usianya 10-16 bulan, walaupun pada

dengan

kenyataannya

pengertian

bahasa

sendiri

ada

juga

yang

(bahasa ibu). Bahasa ibu ini digunakan

memerlukan waktu lebih lama dari itu.

untuk berkomunikasi dengan orang

Sebelum

lain, yaitu untuk mendapatkan impresi

kata-kata, terlebih dahulu membuat

dari luar berupa pengaruh, sugesti

ocehan misalnya dengan ucapan baa,

serta transmisi kultural dari orang

maa atau paa. Mengoceh ini mulai

dewasa, dan untuk mengekspresikan

terjadi saat usia sekitar 3-6 bulan.

kehidupan batinnya kepada orang lain.

Tujuan komunikasi yang dilakukan

c.

oleh bayi pada usia dini ialah untuk

Periode Tahun)

Sekolah-Latin

(12-18

anak-anak

mengucapkan

menarik perhatian orang tua dan orang

lain yang ada di sekitarnya. Pada

c.

Perkembangan

umumnya, bayi menarik perhatian

Bahasa

Usia

Sekolah

orang lain dengan membuat kontak

Pada

tahap

ini

penekanan

mata, membunyikan ucapan, serta

perkembangan berubah dari bentuk

menggerak-gerakkan tangan.

bahasa ke isi dan penggunaan bahasa.

Biasanya kata-kata anak yang pertama

kali

muncul

Anak-anak

telah

mencapai

tahap

adalah

kreatif dalam perkembangan bahasa.

nama-nama orang penting yang ada

Bahasa kreatif anak dapat didengar

disekitarnya,

dalam bentuk nyanyian atau sajak.

nama-nama

binatang,

dan benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Anak-anak

d. Perkembangan

yang telah

Membaca

dan

Menulis

memasuki usia 18-24 bulan mulai

Salah

satu

mengucapkan pernyataan dengan dua

berpengaruh

kata.

membaca

b. Perkembangan Bahasa Anak Usia

kesediaan

faktor

pada anak

yang

perkembangan

usia

orang

dini tua

untuk

Dini

menyediakan

Beberapa anak usia pra sekolah

menciptakan suasana yang kondusif

memiliki

kesulitan

dalam

bagi

bahan

ialah

bacaan

perkembangan

dan

kemampuan

mengucapkan kelompok konsonan,

membaca anak. Kegiatan membaca

misalnya untuk mengucapkan kata

yang dilakukan secara alamiah dalam

setrika, mangga, dan lain-lain. Pada

suasana kehidupan sosial memiliki

usia

efektifitas

yang

mengembangkan ungkapannya lebih

peningkatan

kemampuan

dari dua kata-kata setiap kalimatnya.

pada anak. Anak usia tujuh atau

Anak-anak mulai berbicara dengan

delapan

urutan kata yang menunjukkan suatu

pengetahuan tentang huruf, suku kata

pendalaman yang meningkat terhadap

dan kata. Siswa kelas tiga dan empat

aturan yang komplek tentang urutan

sudah mampu menganalisis kata-kata

kata-kata yang diucapkan. Pada usia

baru

ini

mulai

orthograpik dan inferensi kontekstual.

mampu mengembangkan pengetahuan

Siswa kelas lima dan enam sudah

ini,

anak-anak

anak-anak

juga

sudah

sudah

tentang makna dengan cepat.

dapat

tahun

dengan

tinggi

telah

untuk membaca

memperoleh

menggunakan

pola

mulai membaca dari keterampilan

sesuatupun, dan Dia memberi kamu

decoding menuju ke pemahaman.

pendengaran, penglihatan dan hati, agar

4. Aspek

Perkembangan

kamu

bersyukur".(QS.Al-Nahl:78).

Sosio-Emosional Dari ayat di atas jelas bahwa

Pada fase anak-anak yang dimulai dari usia sebulan sampai usia sekitar tujuh

tahun.

Pertumbuhan

potensi-potensi indera dan psikologis, seperti pendengaran, penglihatan, dan hati nurani sudah sangatlah sempurna, maka seorang anak sudah mulai memiliki

rasa

suka

atau

marah

terhadap sesuatu, rasa ingin tau yang sangat besar dan keinginan untuk bersosialisasi dengan sesama teman sebaya lainnya. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan

hati,

hasrat

akan

penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak

mementingkan

diri

sendiri,

meniru, perilaku kelekatan. Firman Allah dalam surat Al-Nahl ayat 78 yang menjelaskan bahwa manusia telah diberi bekal oleh Allah SWT. Panca

indera

semenjak

manusia

"Dan

Allah

mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan

dapat

mempersiapkan

diri

anak

dengan cara membiasakan dan melatih hidup

yang

berbicara,

baik.

Seperti

makan,

dalam bergaul,

penyesuaian diri dengan lingkungan, dan

berperilaku.

Pembiasaan

ini

terutama pada aspek-aspek afektif (al-infi’ali), sebab jika aspek ini tidak dibiasakan

sedini

mungkin

maka

ketika masa dewasanya akan sulit dilakukan. Begitu juga pengenalan aspek-aspek doktrinal agama, terutama yang berkaitan dengan keimanan. Menurut Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, (2008:370) seorang

ahli

psikoanalisis

mengidentifikasi perkembangan sosial anak dengan beberapa tahapan yaitu: Pertama, tahap Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun. Pada tahap ini bila anak merespon rangsangan, maka ia akan

dilahirkan. Artinya:

dengan bekal tersebut setiap orangtua

tidak

mengetahui

mendapatpengalaman

yang

menyenangkan dan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman

yang kurang menyenangkan akan

tertentu. Bila anak mampu menguasai

menimbulkan rasa curiga.

suatu

Kedua,

tahap

Autonomy

keterampilan

tertentu

dapat

vs

menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya

Shame & Doubt (mandiri vs ragu),

bila tidak menguasai, menimbulkan

usia 2-3 tahun. Pada masa ini anak

rasa rendah diri.

sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh

Peranan

otot-otot tubuhnya. Maka jika masa ini

Perkembangan Anak Usia Dini

anak sudah merasa mampu menguasai

Orangtua

dalam

Syariat Islam dengan gamblang

anggota tubuhnya dapat meimbulkan

menjelaskan

rasa

terhadap

anaknya

mulai

dari

memberi

penunaian

kewajiban

sampai

hak

banyak

perawatan

dan

pemeliharaan

(al

otonomi,

lingkungan kepercayaan

sebaliknya tidak

atau

terlalu

bila

peranan

orang

tua

bertindak maka akan menimbulkan

hadanah), sejak dalam kandungan

rasa malu dan ragu-ragu.

sampai menjelang dewasa. Hadanah

Ketiga, tahap Initiative vs Guilt

artinya

memberikan

pemeliharaan

(berinisiatif vs bersalah), usia 4-5

secara menyeluruh, baik dari segi

tahun. Pada masa ini anak akan

kesehatan

menunjukkan sikap mulai lepas dari

maupun dari segi pendidikan dan

ikatan orang tua, anak dapat bergerak

perkembangannya.

bebas

dan

berinteraksi

dengan

lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif,

sebaliknya

dapat

menimbulkan rasa bersalah. Keempat,

tahap

Industry

diri), usia 6 tahun-pubertas. Pada masa ini anak telah memasuki masa dewasa, sehingga ia sudah dapat melaksanakan

memerlukan

sendiri. suatu

mental,

sosial,

Guna memenuhi kewajiban dan hak tersebut maka setiap orang tua memiliki

peranan

masing-masing

dalam keluarga, sehingga ketika ibu dan ayah merasakan dukungan dari

vs

Inferiority (percaya diri vs rasa rendah

tugas-tugasnya

fisik,

Dan

keterampilan

satu sama lain, kompetensi keduanya sebagai orang tua akan tumbuh, dan interaksi dengan anak menjadi lebih efektif.

Hal

tersebut

juga

dapat

dijadikan indikator kepuasan dalam pernikahan yaitu adanya kesepakatan

pemberi rasa aman, sebagai kepala

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” QS. Ath Thalaq: 7. Bagitupun dalam hadits yang

keluarga,

sebagai

anggota

dari

diriwayatkan oleh imam Ahmad dan

kelompok

sosialnya

serta

sebagai

Muslim dijelaskan bahwa pemberian

dari

nafkah kepada keluarga sangat besar

orang tua mengenai pengaturan peran mereka. a.

Peranan seorang suami Ayah sebagai suami dari istri dan

anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,

pendidik,

anggota

pelindung,

masyarakat

lingkungannya. memberikan

dan

Kewajiban nafkah

yang

halal

sangatlah dituntut dalam Islam karena semua

itu

akan

mempengaruhi

perkembangan prilaku dan akhlak seorang anak nantinya. Dalam Al Quran dijelaskan

pada surah

Al

Baqarah ayat 233 dan Ath Thalaq ayat 7.

pahalanya. Dari abu hurairah, ia berkata: rasulullah saw. bersabda, “sedinar engkau infakkan dijalan Allah, sedinar engkau infakkan dalam (membebaskan hamba, sedinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin dan sedinar yang engkau infakkan kepada keluarga, maka yang lebih besar pahalanya adalah yang engkau infakkan kepada keluargamu”. (HR. Ahmad dan Muslim).(Syekh Faishal, 2005:2462).

{‫َﻻ ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ ﱠﻦُﮭُﺗَﻮْﺴ ِﻛ َو ﱠﻦُﮭُﻗ ْز ِر ُﮫَﻟ ِدﻮُﻟْﻮَﻤْﻟا ﻰَﻠَﻋ َو‬

Selain memberi nafkah yang halal,

‫ةﺮﻘﺒﻟا] { ﺎَﮭَﻌ ْﺳ ُو ﱠﻻِإ ٌﺲْﻔَﻧ ُﻒﱠﻠَﻜُﺗ‬: 233]

selaku orangtua yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, maka

Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.” QS. Al Baqarah: 233. ‫ْﻖِﻔْ ُﻨﯿْﻠَﻓ ُﮫُﻗ ْز ِر ِﮫْﯿَﻠَﻋ َرِﺪُﻗ ْﻦ َﻣ َو ِﮫِﺘَﻌَﺳ ْﻦ ِﻣ ٍﺔَﻌ َﺳ وُذ ْﻖِﻔْ ُﻨﯿِﻟ‬ ‫ﻒِﻠَﻜُﯾ َﻻ ُ ﱠ ُهﺎَﺗآ ﺎ ﱠﻤ ِﻣ‬ ّ ُ ‫ُ ﱠ ُﻞَﻌْﺠَﯿَﺳ ﺎَھﺎَﺗآ ﺎ َﻣ ﱠﻻِإ ﺎًﺴْﻔَﻧ ُ ﱠ‬ ‫قﻼﻄﻟا] اًﺮْﺴُﯾ ٍﺮْﺴُﻋ َﺪْﻌَﺑ‬: 7[ Artinya:“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

setiap orangtua harus meninggalkan generasi yang kuat. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)mereka” (An Nisa: 9). Pengertian lemah dalam ayat ini adalah lemah iman, lemah fisik, lemah

intelektual

dan

lemah

ekonomi.

ibu dapat direkam oleh anak-anaknya

Pengabaian salah satu dari empat hal

semenjak dari dalam kandungan, baik

ini adalah ketimpangan yang dapat

itu

menyebabkan

seimbangan

gerak gerik lainnya dapat dirasakan

pada anak. Imam Ibnu Katsir dalam

oleh seorang anak. Contohnya jika

mengomentari pengertian lemah pada

sang ibu lagi bersedih maka janin di

ayat ini memfokuskan pada masalah

dalam kandungan akan merasa gelisah

ekonomi. Beliau mengatakan selaku

tak

orang

mendengar

ketidak

tua

hendaknya

meninggalkan

keadaan

tidak

anak-anak

perbuatan,

menentu

perkataan,

karena

bunyi

anak

apapun

dapat diluar

dirinya termasuk ia akan mengenali

mereka dalam keadaan miskin.

suara ibu dan ayahnya.

Peranan Seorang Isteri

Peranan Seorang Anak

Seorang ibu selain sebagai istri

maupun

Anak sebagai pelaksana peranan

dan ibu dari anak-anaknya, ia juga

sesuai

berperan

rumah

perkembangannya baik fisik, mental,

tangga, sebagai pengasuh dan pendidik

sosial, dan spiritual. Pada masa ini

anak-anaknya, pelindung, dan sebagai

Anak diibaratkan sebuah tanaman

salah satu kelompok dari peranan

yang tumbuh, sehingga peran orang

sosialnya

tua adalah sebagai tukang kebun, dan

untuk

serta

mengurus

sebagai

anggota

dengan

masyarakat dari lingkungannya, di

sekolah

samping itu juga ibu dapat berperan

dimana anak tumbuh dan matang

sebagai

sesuai pertumbuhannya yang wajar

pencari

nafkah

tambahan

dalam keluarganya. Memilih

merupakan

tingkat

rumah

kaca,

dengan pola asuh yang di berikan shalehah

setiap orang tua. Sebagai tukang

keshalehan

kebun orangtua berkewajiban untuk

generasi penerus keluarga, karena ia

menyirami, memupuk, merawat, dan

akan menjadi penentu dalam mendidik

memelihara terhadap tanaman yang

anak-anakya

tak

ada dalam kebun tersebut. Dapat

terelakkan jika peranan ibu sangat

dikatakan bahwa apa yang akan terjadi

penting dalam kehidupan seorang anak

pada

menjadi

istri

tolak

yang ukur

kelak.

Maka

karena segala tindak tanduk seorang

anak

tergantung

pada

pertumbuhan

secara

wajar

dan

lingkungan yang memberi perawatan. Allah dalam firman-Nya telah

kepada keluarga akan perbuatan yang dapat menjaga diri melalui nasehat dan pengajaran.

Yang

menjelaskan bahwa mendidik dan

dimaksud al-ahl (keluarga),

disini

mengajar anak menjadi kebutuhan

mencakup istri, anak-anak, budak baik

pokok dan suatu kewajiban bagi orang

laki/perempuan.

tua. Untuk itu Islam menutut bagi

Sedangkan (1999:7507)

bekal dengan pendidikan (khususnya

anjuran untuk memberikan pendidikan

pengajaran agama) yang terbaik untuk

dan pengetahuan mengenai kebaikan

anak-anaknya. Firman Allah dalam

terhadap diri dan keluarga. Beriman

surat At Tahrim yang berbunyi:

saja tidaklah cukup, iman mestilah

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(Qs. At-Tahrim: 6)”.

dipelihara baik untuk keselamatan diri

(2004:326) juga menjelaskan berkaitan dengan surat Ah Tahrim ayat 6

meliputi, istri, anak-anak dan seluruh yang ada di bawah tanggung jawab suami,

dengan

mendidik

membimbing

mereka

agar

dan

semuanya

terhindar dari api neraka. Dan lagi Ahmad

Mushthafa

(1989:261-262)

juga

Al

Maraghi

memberikan

penafsirannya berupa, mengajarkan

memberikan

dan rumah tangga. Sebab dari rumah tangga itulah dimulai menanamkan iman dan memupuk Islam. Karena dari rumah tangga itulah akan terbentuk umat. Dan dalam umat itulah akan tegak masyarakat Islam. Masyarakat Islam adalah suatu masyarakat yang bersamaan

pandangan

hidup,

bersamaan penilaian terhadap alam. Menurut

tersebut. Yaitu memberikan makna pada “memelihara keluarga” yang

ini

Hamka

setiap orangtua harus memberikan

Menurut M. Quraish Shihab

ayat

menurut

pendidikan

tafsir

(tafsir

ayat-ayat

al-ayat

Al-

Tarbawih), Abuddin Nata (2002:198) memberikan

penjelasan,

“quuanfusakum”

berarti

bahwa membuat

penghalang datangnya siksaan api neraka,

dengan

cara

menjauhkan

perbuatan maksiat, memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah

Allah

SWT.

Sedangkan

“wa

dapat berlangsung dengan baik maka

ahlikum” adalah keluarga yang terdiri

mampu menumbuhkan perkembangan

dari istri, anak, pembantu, dan budak,

kepribadian anak menjadi manusia

diperintahkan

menjaganya

dewasa yang memiliki sikap positif

dengan cara memberikan bimbingan,

terhadap agama, kepribadian yang kuat

nasehat

dan mandiri, potensi jasmani dan

untuk

dan

pendidikan

kepada

mereka.

rohani

serta

intelektual

yang

berkembang secara optimal. Sehingga perilaku-perilaku

Jenis Pola Asuh Orangtua Setiap

orangtua

menginginkan anak-anak

yang

pola

asuh

ini

selalu

kemudian di teliti dan muncullah

terbaik

bagi

beberapa teori untuk menyimpulkan

Hal

inilah

mereka.

pola-pola

pengasuhan

yang

kemudian mendorong orangtua untuk

berkembang. Berikut empat tipe pola

memiliki pola asuh tertentu dalam

asuh

mengasuh anak-anak mereka baik

Baumrind

sadar maupun tidak. Pola Asuh adalah

(2004:97).

gambaran yang dipakai oleh orang tua

1. Pola asuh demokratis

untuk mengasuh (merawat, menjaga

yang

dikembangkan

dalam

Agus

oleh

Dariyono

Pola asuh Demokratis adalah pola

atau mendidik) anak (Singgih D.

asuh

Gunarsa, 1991: 108-109).

kepentingan anak, akan tetapi tidak

Sedangkkan Thoha

menurut

ragu-ragu

memprioritaskan

mengendalikan

mereka.

yang

Orang tua dengan pola asuh ini

mengemukakan bahwa pola asuh orang

bersikap rasional, selalu mendasari

tua adalah suatu cara terbaik yang

tindakannya

dapat ditempuh orang tua dalam

pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe

mendidik anak sebagai perwujudan

ini juga bersikap realistis terhadap

dari rasa tanggung jawab kepada anak.

kemampuan anak, tidak berharap yang

Peran keluarga menjadi penting untuk

berlebihan

mendidik anak baik dalam sudut

kemampuan anak.

tinjauan

(1996:109)

Chabib

yang

agama,

kemasyarakatan

tinjauan maupun

sosial

Orang

pada

yang

tua

tipe

rasio

atau

melampaui

ini

juga

tinjauan

memberikan kebebasan kepada anak

individu. Jika pendidikan keluarga

untuk memilih dan melakukan suatu

tindakan, dan pendekatannya kepada

norma, berkepribadian lemah, cemas

anak bersifat hangat. Sehingga hasil

dan menarik diri, pemalu dan tidak

dari

percaya diri untuk mencoba hal yang

pola

asuh

ini

menjadikan

karakteristik anak yang mandiri, dapat

baru.

mengontrol diri, mempunyai hubungan

3. Pola asuh permisif

baik

dengan

mampu

Sifat

menghadapi stress, mempunyai minat

centered

terhadap hal-hal baru, dan koperatif

ketetapan keluarga di tangan anak.

terhadap orang-orang lain.

Pola asuh permisif atau pemanja

2. Pola

teman,

asuh

otoriter

(parent

oriented) Pola

pola yakni

biasanya

otoriter sebaliknya

untuk

mutlak

pengawasan

dituruti,

biasanya

children

segalaaturan

yang

dan

memberikan sangat

longgar

memberikan kesempatan pada anaknya

cenderung menetapkan standar yang harus

ini

orangtua

pengawasan

asuh

asuh

melakukan yang

sesuatu cukup

tanpa darinya.

dibarengi dengan ancaman-ancaman.

Mereka cenderung tidak menegur atau

Misalnya, kalau tidak mau makan,

memperingatkan anak apabila anak

maka tidak akan diajak bicara. Orang

sedang dalam bahaya, dan sangat

tua tipe ini juga cenderung memaksa,

sedikit bimbingan yang diberikan oleh

memerintah,

Apabila

mereka. Namun orang tua tipe ini

anak tidak mau melakukan apa yang

biasanya bersifat hangat, sehingga

dikatakan oleh orang tua, maka orang

seringkali disukai oleh anak. Sehingga

tua tipe ini tidak segan menghukum

pola asuh permisif akan menghasilkan

anak. Orang tua tipe ini juga tidak

karakteristik

mengenal

dalam

impulsive, agresif, tidak patuh, manja,

komunikasi biasanya bersifat satu arah.

kurang mandiri, mau menang sendiri,

Orang tua tipe ini tidak memerlukan

kurang percaya diri, dan kurang

umpan balik dari anaknya untuk

matang secara sosial.

mengerti mengenai anaknya. Sehingga

4. Pola asuh penelantar.

menghukum.

kompromi,

dan

pola asuh ini akan menghasilkan karakteristik

anak

yang

penakut,

anak-anak

yang

Tipe Penelantar. Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan

pendiam, tertutup, tidak berinisiatif,

biaya

yang

sangat

minim

pada

gemar menentang, suka melanggar

anak-anaknya. Waktu mereka banyak

digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga

Penutup

kadangkala biayapun dihemat-hemat

Setiap anak memiliki keperibadian

untuk anak mereka. Termasuk dalam

yang sangat unik, sehingga tinggal

tipe ini adalah perilaku penelantar

orangtua mengelola dan membentuk

secara fisik dan psikis pada ibu yang

potensi tersebut berdasarkan prinsip

depresi.

pada

perkembangan anak, maka pendidikan

umumnya tidak mampu memberikan

anak usia dini harus berlandaskan pada

perhatian fisik maupun psikis pada

kebutuhan anak, yang disesuaikan

anak-anaknya pola asuh penelantar

dengan

akan

karakteristik

lingkungan di sekitarnya, dalam hal ini

anak-anak yang moody, impulsive,

orangtua menjadi penggerak utama

agresif, kurang bertanggung jawab,

yang

tidak mau mengalah, Self Esteem

mengoptimalkan potensi anak dengan

(harga diri) yang rendah, sering bolos,

cara menstimulus dan menyediakan

dan bermasalah dengan teman.

berbagai fasilitas yang dibutuhkan

Ibu

yang

depresi

menghasilkan

Dari beberapa pola asuh yang

nilai-nilai

sangat

yang

berpengaruh

dianut

dalam

anak.

sudah dijelaskan di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap pola asuh

Daftar Pustaka

tersebut pasti memilik sisi positif dan

Al-Maraghi, Mushtafa , Ahmad. 1989, Terjemah. TafsirAl-Maraghi, (28), Semarang: CV. Toha Putra. Azra, Azyumardi. 1990, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

sisi negatif, ibarat mata uang koin maka disetap dari sisi dua mata uang tersebut memiliki makna tersendiri. Maka dari keempat model pengasuhan diatas, pola asuh demokratislah yang paling baik. Karena pola asuh ini menempatkan

anak

dan

orangtua

sejajar. Tidak ada hak anak yang dilanggar juga hak orangtua yang dilanggar;

kewajiban

anak

dan

orangtua sama-sama dituntut dalam pola asuh demokratis ini.

Conny R. Semiawan. 1999/2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. Depdiknas,2002, Kurikulum Hasil belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas).

Gardner, H. 1993, Frame of Mind: the Theory of Multiple Intelligences, New York: Basic Books. Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. HAMKA. 1999, Tafsir Al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional. Hasenstab. 1982, Comprehensive Intervention with Hearing-Impaired Infants and Preschool Children, London: An Aspen Publication. Hasenstab. 1982, Comprehensive Intervention with Hearing-Impaired Infants and Preschool Children, London: An Aspen Publication. Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga Kartini Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju.

Al-Tarbawiy), Jakarata: Grafindo Persada.

PT.

Raja

Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Gru Santrock W John. 1995. Life Span Development, Jakarta: PT Erlangga, 1995. Shihab, M. Qurasaish. 2002, Tafsir Al Misbah pesan, kesandan keserasian Al Quran Vol.10 Jakarta: Lentera hati. Shihab, Quraish. 2004, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Langgulung, Hasan. 1992, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna.

Syekh Faishal bin Abdul Aziz Ali Mubarak Qodhil Jaufi, Bustanul Ahbar Muhktasyar Nailul Authar, terj. Mu’ammal Hamidi dkk, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005).

Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tafsir, Ahmad. 2008, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Munandar, Utami. 1999, Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nata, Abuddin. 2002, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al ayat

Thoha, chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka pelajar (IKAPI)