PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS PADA

Download terdapat pengaruh musik terapi terhadap penyelesaian matematis pada anak dengan gangguan ... PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MAT...

0 downloads 457 Views 209KB Size
JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO.1, APRIL 2015: 1 – 17___________________________________________________

Peran Terapi Musik terhadap Penyelesaian Matematis pada Anak dengan Simptom Gangguan Konsentrasi Al Thuba Septa Priyanggasari Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang Abstract Studies about the role of music therapy to the completion of mathematical questions on three subjects (N=3), children with attention deficit symptoms were placed at psychology service center for children with special need, at Malang. Music therapy was applied, where the children is only listening to the music without any activities in 10 minutes. The aim of music therapy are to condition the children in order to be more calm and ready to accept the lesson well. Data collection used were within-subject design. Data analyzed used a chi square for one sample test. The result showed that there were effect of music therapy to the completion of mathematical questions on children with attention deficit symptoms. The accuracy effect turned into two from three of the subject (p= 0,05) and the speed effect turned into two from three of the subject (p= 0,05). Keywords: role of music therapy, mathematical question, children with attention deficit symptoms Abstrak Penelitian ini terkait dengan peran terapi music pada penyelesaian matematis pada tiga subyek dengan gangguan konsentrasi di Lembaga Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Malang. Subyek diperdengarkan musik tanpa melakukan aktivitas apapun selama 10 menit. Tujuan terapi musik adalah untuk mengkondisikan anak agar tenang dan siap menerima pelajaran. Pengumpulan data menggunakan desain within subject. Chi square digunakan dalam rangka menganalisa data. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh musik terapi terhadap penyelesaian matematis pada anak dengan gangguan konsentrasi. Dampak akurasi pada dua dari tiga subyek (p=0.05) dan kecepatan berdampak pada dua dari tiga subyek (p=0,05). Kata kunci : terapi music, pertanyaan matematis, anak dengan gangguan konsentrasi

Pengantar1 Penelitian

ini

dalamnya

diilhami

pendidikan

khusus,

yaitu

pendidikan bagi peserta didik yang

oleh

semakin banyaknya anak berkebutuhan

memiliki

khusus (ABK). ABK adalah anak yang

mengikuti proses pembelajaran karena

memiliki

sehingga

kelainan fisik, mental, sosial dan atau

membutuhkan penanganan yang khusus

yang memiliki kecerdasan atau bakat

pula. Penanganan khusus termasuk di

istimewa (Pramono, 2009a). Hingga saat

keadaan

khusus

tingkat

kesulitan

dalam

ini ABK di Indonesia terus meningkat

Korespondensi: Al Thuba, S. Priyanggasari, Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Jl. Terusan Raya Dieng, No. 62-64 Malang, Tlp./Faks. 0341-578820. Email: [email protected]

jumlahnya. Pada Hari Autis Sedunia yang jatuh pada 8 April 2008 diketahui bahwa prevalensi ABK saat ini mencapai 1

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

10 anak dari 100 anak. Berdasarkan data

kesulitan dalam memusatkan perhatian

ini menunjukkan 10 persen populasi

pada tugas atau kegiatan bermain, (3)

anak-anak adalah ABK dan mereka

tidak

harus mendapatkan pelayanan khusus

percakapan, (4) tidak bisa mengikuti

(Ningrum, 2009).

perintah dan sering gagal menyelesaikan

Salah satu bentuk seorang anak memiliki

kebutuhan

khusus

adalah

adanya simptom gangguan konsentrasi. Simptom

gangguan

bisa

berkonsentrasi

dalam

tugas-tugas yang diberikan di sekolah, (5) sering menyela atau mengganggu teman yang sedang bermain.

konsentrasi

Sofar

Alaudin

mendapatkan

berhubungan dengan kemampuan anak

diagnosis simptom gangguan konsentrasi

untuk

dan

sejak usia 6 tahun, ketika ia masih

sangat

terdaftar sebagai siswa TK PGRI Mekar

akan

Panumbangan. Subjek sulit memperoleh

mengalami kendala dalam memfokuskan

nilai yang baik pada tugas-tugas yang

konsentrasi,

dan

diberikan sekolah. Hal ini disebabkan

terus

oleh kecerobohan yang dilakukan ketika

Perilaku seperti ini akan

mengerjakannya, sulitnya berkonsentrasi

memperhatikan

berkonsentrasi. terganggu

Anak

konsentrasinya perhatian

menyelesaikan menerus.

yang

menyulitkan

tugas orang

secara tua

dan

guru

(Meruya, 2008).

terhadap tugas, dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Fenomena tentang anak dengan

Subjek juga tidak mampu menetap pada

simptom gangguan konsentrasi telah

satu tugas maupun permainan yang

banyak disadari oleh masyarakat dalam

dikerjakan karena rentang perhatian

kehidupan nyata. Studi kasus yang

yang pendek dan mudah merasa bosan

dilakukan

sehingga subjek jarang menyelesaikan

oleh

Indrawan

(2009)

terhadap Sofar Aulidin yang didiagnosis

tugas

mengalami

dikerjakannya. Selain itu subjek juga

simptom

gangguan

maupun

permainan

yang

konsentrasi menunjukkan gejala-gejala

tidak

sebagai berikut: (1) sering mengalami

percakapan, karena perhatiannya mudah

kegagalan dalam memberikan perhatian

beralih kepada stimulus lingkungan dan

penuh pada hal tertentu dan kecerobohan

yang paling mengganggu adalah ketika

pada tugas-tugas sekolah, (2) mengalami

subjek mulai mengganggu dan menyela

2

mampu

bertahan

dalam

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

teman-temannya ketika bermain. Hal ini

dapat mempengaruhi perkembangan otak

menimbulkan permasalahan tersendiri.

(Yunitasari, 2008). Para terapis membagi

Subjek dapat memperoleh label yang

tema musik dalam lima jenis untuk

kurang baik dari teman-temannya yang

kepentingan terapi. Kelima jenis musik

merasa dirugikan. Label yang diberikan

tersebut adalah musik bertema trance,

juga tidak akan baik untuk membentuk

melow, semangat, ceria, dan relaksasi.

kepribadian subjek di masa mendatang.

Jenis

yang

terakhir

adalah

musik

Bertolak pada fenomena tentang

bernuansa lembut, monoton, dan datar.

anak-anak dengan simptom gangguan

Musik inilah yang dimanfaatkan untuk

konsentrasi, penelitian ini dilakukan

meningkatkan

sebagai pembuktian dan sumbangan

menyeimbangkan emosi dengan cara

psikologi untuk memecahkan masalah

menggiring

gangguan

anak.

gelombang alpha. Musik dari jenis

Fenomena gangguan konsentrasi yang

terakhir inilah yang akan digunakan

sering

dalam penelitian (Vombunomb, 2009).

konsentrasi muncul

permasalahan

pada

akan

tersendiri

menjadi di

dunia

konsentrasi pendengar

Penggunaan

terapi

dan menuju

musik

ini

pendidikan, terutama pendidikan anak

diharapkan memberikan pengaruh positif

dan remaja. Apabila simptom gangguan

dalam

konsentrasi

mendapatkan

penyelesaian matematis pada anak-anak

penanganan dengan benar, maka akan

dengan simptom gangguan konsentrasi.

berdampak pada hasil capaian yang

Peningkatan

diperoleh anak. Hasil capaian yang

menyelesaikan soal matematika dapat

dimaksud adalah nilai atau hasil evaluasi

dilihat dari indikator ketepatan dan

belajar anak. Nilai pelajaran akan naik

kecepatan menyelesaikan soal. Dalam

turun

hal ketepatan menyelesaikan soal, anak

tidak

secara

drastis

akibat

meningkatkan

kemampuan

masih

konsentrasinya

terutama saat melakukan pengurangan,

menerima

mengalami

dalam

ketidakmampuan anak mempertahankan dalam

sering

kemampuan

kesulitan,

perhitungan angka desimal, perhitungan

pelajaran. psikologi

prosentase dan pengukuran. Kesalahan

perkembangan telah lama meneliti dan

lainnya adalah penempatan angka atau

berkeyakinan,

nilai tempat dan kurangnya pemahaman

Para

pakar

mendengarkan

JURNAL PSIKOLOGI

musik

3

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

terhadap perhitungan dasar yang sering

Metode

terjadi adalah anak melakukan kesalahan

Populasi dan Sampel

dalam mengukur benda, menghitung

Populasi adalah

banyaknya benda (Delphie, 2009).

dalam

anak-anak

penelitian

dengan

ini

kategori

penyelesaian

penderita simptom gangguan konsentrasi

matematis juga mencakup aspek tentang

yang diindikasikan berada pada tingkat

kecepatan

aspek

ringan sampai sedang, jenis kelamin

ketepatannya. Seorang guru, misalnya

laki-laki, usia 6-12 tahun, memiliki

bisa

Kemampuan di

samping kegiatan

belajar

kemampuan verbal, tidak buta dan tuli,

tujuan

untuk

pernah belajar tentang konsep hitung dan

meningkatkan kecepatan yang mana

penyelesaian soal-soal hitung, mengikuti

anak dapat menghasilkan jawaban yang

kegiatan belajar di sekolah. Subjek yang

benar dengan waktu pengerjaan (durasi)

memenuhi

yang lebih singkat. Penggunaan terapi

penelitian

musik diharapkan menjadi alternatif

berkebutuhan khusus (ABK) di Malang

yang lebih mudah dan efektif untuk

sejumlah 3 anak.

memfokuskan

mengajarnya

dengan

syarat di

sebagai

lembaga

terapi

sampel anak

diterapkan pada anak dengan simptom gangguan

konsentrasi

dalam

Instrumen Penelitian

matematika.

Instrumen yang digunakan dalam

simptom

penelitian ini terdiri dari (1) panduan

gangguan konsentrasi dapat memperoleh

pelaksanaan eksperimen, (2) tritmen atau

peningkatan

perlakuan,

menyelesaikan Sehingga

soal

anak

dengan

dalam

hal

ketepatan

(3)

musik

konsentrasi

maupun kecepatan menyelesaikan soal

Amazing Focus dari Erbe Sentanu

matematika.

produksi Digital Media Player, (4)

Berdasarkan uraian di atas, maka

DVD/VCD player Polytron yang diputar

rumusan permasalahan yang diajukan

dengan volume 007-010, (5) headphone,

dalam penulisan ini adalah “apakah

(6) jam atau timer, dan (7) Lembar

terdapat peran terapi musik terhadap

Kerja.

matematis

Panduan pelaksanaan dibuat oleh

pada anak dengan simptom gangguan

peneliti dan divalidasi oleh penilaian

konsentrasi”

ahli. Hasil validasi oleh peneliaian ahli

kemampuan

4

penyelesaian

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

kemudian

dianalisis

untuk

melihat

validitas dari panduan pelaksanaan terapi musik.

Tritmen

muncul saat terapi.

perlakukan

Instrumen berikutnya adalah musik

berupa

konsentrasi Amazing Focus dari Erbe

pemberian terapi musik. Terapi musik

Sentanu produksi Digital Media Player.

adalah suatu terapi yang menggunakan

Pemilihan musik ini didasarkan pada tiga

musik sebagai media yang digunakan

hal,

secara khusus dalam rangkaian terapi.

sebelumnya yang menggunakan musik

Terapi ini menuntut keadaan dimana

kontemporer sebagai sarana terapi untuk

anak duduk diam di kursi dengan

anak (Barrera, 2002), 2) Amazing Focus

mendengarkan musik melalui headphone

dari Erbe Sentanu adalah salah satu

tanpa

apapun

musik kontemporer yang telah ada di

selama 10 menit. Selama duduk di kursi,

pasaran sehingga mudah diperoleh, dan

anak duduk berhadapan dengan terapis.

3) Pembuatan Amazing Focus memiliki

Di antara kursi terapis dan kursi anak

tujuan untuk meningkatkan konsentrasi.

dipisahkan oleh meja kosong. Terapis

Musik diputar pada DVD/VCD player

merupaan

atau

meminimalisir distraktor yang mungkin

pengkondisan

melakukan

aktivitas

yaitu:

prompt

Polytron

(bantuan) dalam rangka membuat anak

Volume

duduk

menciptakan

diperbolehkan diam,

memberikan yaitu

dengan

cara

1)

adanya

dengan yang

penelitian

volume

dipilih

007-010.

harus

kenyamanan

dapat bagi

memegang tangan anak atau kepala anak

pendengar. Hal ini sangat berpengaruh

untuk memberi isyarat agar anak tetap

pada keadaan subjek penelitian, sehingga

fokus pada terapis dan musik yang

pemilihan

diperdengarkan. Adapun properti yang

secara fleksibel (Aldridge, 2001). Musik

dibutuhkan pada proses ini adalah:

diperdengarkan

ruangan kosong berukuran 3-4 meter

Penggunaan headphone dalam terapi

persegi, dinding ruangan bebas dari

musik dimaksudkan agar gelombang

gambar dan poster, lantai ditutup dengan

suara

karpet polos warna tidak mencolok,

memasuki pusat syaraf dengan tepat.

suasana

cukup

Sehingga otak akan merespon dan

penerangan serta ventilasi. Ruangan

menstimulasi produksi hormon penenang

disetting

yang mengkondisikan tubuh menjadi

ruangan

tenang,

sedemikian

JURNAL PSIKOLOGI

rupa

agar

volume

yang

harus

melalui

dilakukan headphone.

diperdengarkan

dapat

5

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

rileks (Chan et al., 2008). Selain itu,

sebanyak 10 buah. Dua buah dikerjakan

penggunaan headphone dapat membantu

saat pretest dan delapan buah dikerjakan

subjek

gangguan

saat posttest. Untuk dapat mengerjakan

konsentrasi untuk lebih fokus terhadap

Lembar Kerja ini, dibutuhkan instrumen

keseluruhan musik yang diperdengarkan

pendukung: pensil, penghapus, kunci

dan meminimalisir distraktor suara dari

jawaban (untuk digunakan oleh observer

luar

dan terapis/instruktur). Lembar Kerja ini

dengan

simptom

(Aldridge,

headphone

2001).

yang

Adapun

digunakan

dalam

disesuaikan

dengan

kondisi

dan

penelitian ini adalah headphone yang

kemampuan anak, sehingga lembar kerja

dapat menutup seluruh daun telinga.

untuk satu subjek penelitian mungkin

Insrumen berikutnya adalah jam digunakan

lainnya. Soal matematika tersebut dibuat

untuk pewaktu (timer), agar eksperimen

berdasarkan observasi, identifikasi dan

berjalan

asesmen sebelumnya. Soal matematika

maupun

stopwatch sesuai

yang

akan berbeda dengan subjek penelitian

durasi

yang

telah

ditentukan. Penggunaan stopwatch oleh

juga

terapis/instruktur

program

hendaknya

dapat

disesuaikan

dengan

pembelajaran

kurikulum individual

dikontrol agar tidak menjadi perhatian

masing-masing

subjek penelitian. Setelah pemberian

Kurikulum

terapi musik, anak diberikan waktu

Individual

(PPI)

istirahat 5 menit untuk menyesuaikan

Evaluation

Program

dengan keadaan tanpa musik sambil

kurikulum untuk anak berkebutuhan

menunggu soal matematika diberikan.

khusus yang telah disesuaikan dengan

Namun ketika waktu 5 menit tersebut

kebutuhan dan kondisi anak. Kurikulum

dirasakan anak terlalu lama, (yaitu ketika

ini bersifat individual dan didasarkan

anak

perilaku

pada kemampuan dasar awal (baseline).

ketidaksabaran), soal matematika dapat

Identifikasi dan asesmen yang mendasari

segera diberikan tanpa harus menunggu

pembuatan kurikulum PPI dilakukan

selama 5 menit. Setelah soal diberikan,

secara

anak diminta untuk mengerjakannya.

profesional yang ahli di bidangnya

menunjukkan

Lembar matematika 6

Kerja yang

berisi

memiliki

soal paralel

dibantu

subjek

Program

fungsional dengan

Pembelajaran

atau

dan

penelitian. Individual

(IEP)

klinis

guru/terapis

adalah

oleh yang

menangani anak berkebutuhan khusus JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

(Pramono, 2009b). Jumlah soal dalam

terapis/instruktur harus segera mencatat

setiap Lembar Kerja adalah 10 item

durasi anak mengerjakan Lembar Kerja

tanpa pilihan jawaban atau soal dalam

tersebut dan segera mempersilahkan

bentuk mencongak. Soal matematika

anak untuk istirahat. Namum apabila

diberikan dalam bentuk lembar kerja,

waktu

dimana

di

observer dan terapis/ instruktur harus

atasnya sehingga anak hanya mengisikan

segera mencatat nomor-nomor yang

jawabannya. Lembar soal dan lembar

sudah dikerjakan anak dan memeriksa

jawaban tidak dipisah, anak langsung

jawaban anak. Terapis/instruktur tidak

menuliskan jawaban di lembar soal yang

diperkenankan mengambil lembar kerja

diberikan.

untuk

tersebut, sebelum anak menyerahkan

mengerjakan soal hitung tanpa harus

sendiri kepada terapis/instruktur. Hal ini

sesuai

soal-soal

Anak

urutan

sudah

tertulis

dibebaskan

mengerjakan

sudah

habis,

nomor

soal.

Waktu

dikarenakan apabila terapis/instruktur

kesepuluh

soal

hitung

langsung mengambil Lembar Kerja,

dalam setiap Lembar Kerja tersebut

sedangkan anak merasa belum cukup

adalah setengah jam (30 menit), dengan

puas dengan jawabannya dikhawatirkan

asumsi anak dapat mengerjakan setiap

dapat

soal selama 3 menit. Ketika anak selesai

perasaan kurang percaya diri serta

mengerjakan

kekecewaan

mengerjakan

satu

nomor,

observer

memungkinkan pada

diri

timbulnya anak.

Serta

maupun terapis/instruktur harus segera

kemungkinan anak akan kembali merasa

memeriksa

terbuka dengan tritmen berikutnya akan

jawaban

anak

dan

mencocokkan dengan kunci jawaban.

berkurang.

Sehingga observer segera mengetahui ketepatan jawaban yang diberikan anak.

Pengumpulan Data

Apabila anak mengatakan sudah selesai,

Data

tetapi jawaban yang diberikan anak

merupakan

data

skor

masih belum tepat, terapis/instruktur

menghitung

yang

mencangkup

diperkenankan

anak

kecepatan menghitung dan ketepatan

Lembar

menghitung dalam menyelesaikan soal

Kerjanya. Tetapi jika anak menolak

matematika. Data ketepatan menghitung

untuk memeriksa, observer maupun

diperoleh dengan cara menghitung nilai

untuk

mempersilahkan

memeriksa

JURNAL PSIKOLOGI

ulang

dalam

penelitian

ini

kemampuan data

7

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

benar pada Lembar Kerja yang telah dikerjakan dan dikalikan 10 poin. Dalam

Hasil Subjek 1 (MRA, 11 tahun)

1 Lembar Kerja berisi 10 soal hitung

Skor subjek 1 ditabulasi dalam

sehingga poin maksimal yang diperoleh

table 1. Kesimpulan: p > α (0.414 >

dalam setiap sesi adalah 100. Pada setiap

0.05), yang berarti tidak ada pengaruh

sesi, subjek dibebani 1 Lembar Kerja

terapi

yang berisi 10 soal. Data ketepatan

menyelesaikan soal matematika pada

kemudian disebut dengan skor ketepatan.

subjek 1 yang mengalami simptom

Data kecepatan menghitung diperoleh

gangguan konsentrasi..

musik

terhadap

Kesimpulan: p < α

dengan cara membagi skor ketepatan

ketepatan

(0.033 <

yang diperoleh subjek dengan durasi

0.05), yang berarti ada pengaruh terapi

atau waktu yang dibutuhkan subjek

musik

untuk

ketepatan

menyelesaikan soal matematika pada

tersebut. Data kecepatan menghitung dan

subjek 1 yang mengalami simptom

ketepatan menghitung diperoleh pada

gangguan

proses

tritmen

menyelesaikan soal pada subjek 1 secara

diberikan) dan pada proses posttest

bertahap meningkat dari posttest satu ke

(sesudah tritmen diberikan).

posttest berikutnya. Kecepatan Subjek 1

mendapatkan

pretest

skor

(sebelum

terhadap

meningkat Analisis Data

kecepatan

konsentrasi.

secara

Kecepatan

signifikan

pada

posttest ketujuh.

Data yang dianalisis adalah data tiap subjek yang menggunakan uji Chi

Subjek 2 (IAF, 11 tahun)

Square for one sample test. Analisis tiap

Skor subjek 2 ditabulasi dalam

subjek digunakan untuk mengetahui

table 2. Kesimpulan: p < α (0.002 <

pada

0.05) ,yang berarti tidak ada pengaruh

sesi

terapi

keberapa

subjek

mengalami peningkatan skor ketepatan

terapi

maupun

secara

menyelesaikan soal matematika pada

yang

subjek 2 yang mengalami simptom

digunakan dalam analisis ini adalah

gangguan konsentrasi. Pada subyek 2

SPSS for Windows versi 1.6.

terapi musik berpengaruh pada ketepatan

signifikan.

skor

kecepatan

Adapun

program

musik

terhadap

ketepatan

penyelesaian soal. 8

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

Tabel 1

Posttest 2

Posttest 3

Posttest 4

Posttest 5

Posttest 6

Posttest 7

Posttest 8

Ketepatan (X)

70

70

70

70

70

80

80

80

80

Durasi (Y)

23

15

15

14

10

11

8

7

7

3,043

4,667

4,667

5,000

7,000

7,272

10,00

11,42

11,42

3

5

5

5

7

7

10

11

11

Tahap Skor

Kecepatan (X/Y) Pembulatan Kecepatan

Rerata

Posttest 1

Pretest 1&2

Skor Kecepatan dan Ketepatan Penyelesaian Matematis Subjek 1

Posttest 2

Posttest 3

Posttest 4

Posttest 5

Posttest 6

Posttest 7

Posttest 8

Ketepatan (X)

60

80

80

80

90

100

100

100

100

Durasi (Y)

30

15

15

14

16

18

15

17

15

2,000

5,333

5,333

5,714

5,625

5,555

6,667

5,882

6,667

2

5

5

6

6

6

7

6

7

Tahap Skor

Kecepatan (X/Y)

Rerata

Posttest 1

Pretest 1&2

Tabel 2 Skor Kecepatan dan Ketepatan Penyelesaian Matematis Subjek 2

Pembulatan Kecepatan

Posttest 8

Posttest 7

Posttest 6

Posttest 5

Posttest 4

Posttest 3

Posttest 2

Posttest 1

Skor

Rerata

Tahap

Pretest 1&2

Tabel 3 Skor Kecepatan dan Ketepatan Penyelesaian Matematis Subjek 3

60

80

90

90

100

100

100

100

100

Durasi (Y)

16.5

11

12

13

10

11

10

10

10

Kecepatan (X/Y)

3,636

7,272

7,500

6,923

10,00

9,090

10,00

10,00

10,00

4

7

8

7

10

9

10

10

10

Ketepatan (X)

Pembulatan Kecepatan

;

JURNAL PSIKOLOGI

9

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

Ketepatan matematika bertahap

menyelesaikan

pada

subjek

meningkat

2

pada

soal

yang berarti ada pengaruh terapi musik

secara

terhadap ketepatan menyelesaikan soal

posttest

matematika

keempat dan mengalami peningkatan

mengalami

secara signifikan pada posttest kelima.

konsentrasi. Ketepatan menyelesaikan

Posttest kelima hingga kedelapan dilalui

soal hitung pada subjek 3 secara

subjek dengan skor yang stagnan pada

bertahap meningkat pada posttest kedua

nilai maksimal.

dan

Kesimpulan: p > α

(0.096 >

pada

simptom

mengalami

signifikan

subjek

3

gangguan

peningkatan

pada

yang

secara

posttest

keempat.

hingga

kedelapan

0.05), yang berarti tidak ada pengaruh

Posttest

terapi

dilalui subjek dengan skor yang stagnan

musik

terhadap

kecepatan

menyelesaikan soal matematika pada

keempat

pada nilai maksimal.

subjek 2 yang mengalami simptom

Kesimpulan: p > α

(0.109 >

0.05), yang berarti tidak ada pengaruh

gangguan konsentrasi.

terapi Subjek 3 (AEL, 12 tahun)

musik

terhadap

kecepatan

menyelesaikan soal matematika pada

Skor subjek 3 ditabulasi pada tabel

subjek 3 yang mengalami simptom

3. Kesimpulan: p < α (0.002 < 0.05),

gangguan konsentrasi.

Tabel 4

10

Posttest 8

Posttest 7

Posttest 6

Posttest 5

Posttest 4

Posttest 3

Posttest 2

Posttest 1

Subjek

Rerata

Tahap

Pretest 1&2

Skor Ketepatan Subjek 1-3

Analisis Hipotesis

1

70

70

70

70

70

80

80

80

80

Tidak ada pengaruh

2

60

80

80

80

90

100

100

100

100

Ada pengaruh

3

60

80

90

90

100

100

100

100

100

Ada Pengaruh

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

Posttest 2

Posttest 3

Posttest 4

Posttest 5

Posttest 8

Posttest 7

Posttest 1

Tahap

Posttest 6

Pretest 1&2

Tabel 5 Skor Kecepatan Subjek 1-3

1

3

5

5

5

7

7

10

11

11

Ada pengaruh

2

2

5

5

6

6

6

7

6

7

Tidak ada pengaruh

3

4

7

8

7

10

9

10

10

10

Tidak ada pengaruh

Rerata

Subjek

Analisis Hipotesis

simptom

telah menemukan kasus proses belajar

diterapi

asosiatif pada anjing yang salivanya

dengan terapi musik melalui eksperimen

menetes pada saat melihat makanan.

di

Sehingga Pavlov memutuskan untuk

Tiga gangguan atas

subjek

dengan

konsentrasi

yang

menunjukkan

kemampuan

menyelesaikan

matematika

yang

ketepatan

signifikan.

meningkat

melaksanakan kecepatan

peningkatan

terapi

juga

ditandai mengerjakan

hitung

Skor

komperhensif

Skor dengan

menurunnya soal

melakukan

setelah

musik.

meningkat

soal

durasi setelah

penelitian

pertanyaan

lagi apakah

Tabel 4 dan 5 adalah daftar tabulasi skor subjek 1 hingga subjek 3

hal

lain

satu

seperti

jenis

dapat

bel

atau

cahaya.

proses

belajar

hubungan

yang

stimulus-

respons yang bersifat otomatis atau refleks (bawaan) (Atkinson, et al, 2001). Perilaku perilaku

Diskusi

anjing

Pengkondisian klasik merupakan salah

yang dikelompokkan dalam tabel skor kecepatan dan skor ketepatan.

menjawab

diajarkan mengasosiasi makanan dengan

memanfaatkan

melaksanakan terapi musik.

agar

lebih

responden

yang

merupakan

bersifat

otomatis.

Pengkondisian

klasik

(classical

conditioning)

berperan

atau

memunculkan

kali

situasi yang berbeda dengan situasi asli

dikembangkan oleh Ivan Pavlov dengan

atau situasi biasanya. Suatu stimulus

eksperimen anjing dan salivanya. Pavlov

yang

Classical pengkondisian

conditioning klasik

JURNAL PSIKOLOGI

pertama

respon

untuk

memunculkan

tersebut

respon

pada

tertentu 11

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

dioperasikan berpasangan dengan pada

2005).

saat yang sama untuk memunculkan

mengkondisikan mereka untuk menyukai

respon

musik dengan beat cepat (misalnya

refleks.

Stimulus

lain

itu

Apabila

rock),

dikondisikan untuk memunculkan respon

musik

refleks yang dimaksud (Alwisol, 2007).

menyukai

lingkungan

maka musik

mereka

akan

rock

pula.

Dalam hal ini, masyarakat kita

Pengkondisian lingkungan dapat terjadi

baik sengaja maupun tidak telah lama

apabila lingkungan mengapresiasi lebih

menerapkan conditioning pada musik

pada

terhadap anak dari mulai anak masih

Misalnya,

bayi. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan

(kelompok

teman

masyarakat yang melantunkan nina bobo

berperilaku

seolah

mereka

sangat

(lullaby) atau lagu pengantar tidur. Dari

menikmati

musik

rock

dengan

masa bayi, anak telah terkondisi menjadi

menunjukkan

relaks ketika mendengarkan nina bobo

dikenakan dan tarian-tarian bernuansa

yang dilantunkan orang tuanya. Nina

rock yang dilakukan ketika mendengar

bobo

musik tersebut,

dari

berbagai

negara

selalu

suatu

aliran

jika

musik

dalam

peer

sebaya)

atribut

rock

tertentu. group mereka

yang

maka remaja yang

memiliki komponen-komponen musik

bergabung dengan peer group tersebut

yang

Dapat

juga akan terkondisi menyukai musik

dipastikan nina bobo memiliki efek yang

rock. Begitu juga dengan aliran musik

sama

lainnya.

bersifat

menenangkan.

terhadap

anak-anak

mendengarkannya,

yaitu

yang

Aplikasi terapi musik berprinsip

ketenangan

yang mengiring otak mereka menuju

pada

gelombang

akhirnya

(2000) & Alwisol (2007) menjelaskan

mereka jatuh tertidur. Hal tersebutlah

dalam kaitannya dengan respon refleks,

yang membuat musik relaksasi secara

pada

berangsur menjadi musik kesukaan anak

istilah-istilah

(Djohan, 2006, Djohan, 2009).

stimulus (US), yaitu stimulus yang

alfa

sehingga

pengkondisian

pengkondisian berikut:

klasik.

klasik

Beoree

dikenal

unconditioned

Pada perkembangan berikutnya,

belum menjadi kebiasaan. Stimulus ini

anak yang beranjak menjadi remaja

juga disebut stimulus asli; unconditioned

mulai

dari

response (UR), yaitu respon yang belum

sekitarnya (Santrock,

menjadi kebiasaan. Respon ini juga

melakukan

lingkungan di 12

modeling

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

asli

response (UR) yaitu perasaan senang.

mengikuti stimulus asli; conditioned

Jika perlakuan tersebut terus diulang

stimulus (CS), yaitu stimulus yang sudah

maka respon senang ini akan menjadi

menjadi kebiasaan atau stimulus yang

conditioned response (CR).

disebut

respon

asli.

Respon

dipelajari (dikondisikan); conditioned

Demikian pula dengan respon lain

response (CR), yaitu respon yang sudah

yang

menjadi kebiasaan atau respon yang

memperdengarkan musik, seperti respon

dipelajari (dikondisikan).

duduk tenang. Apabila pada anak-anak

Subjek penelitian terapi musik adalah

anak-anak

gangguan

dengan

ini diperdengarkan musik yang bersifat

simptom

relaksasi, maka musik ini akan menjadi

Anak-anak

unconditioned stimulus (US). Respon

dengan

konsentrasi.

dihasilkan

dengan simptom gangguan konsentrasi

yang

apabila dihadapkan pada soal-soal yang

musik ini adalah perasaan tenang yang

menuntut perhatian tinggi dan rentang

diimplementasikan

dengan

duduk

konsentrasi yang lama seperti soal

tenang.

duduk

tenang

matematika akan merespon tidak senang.

merupakan unconditioned response (UR)

Pada

yang

anak-anak

ini

diperdengarkan

dihasilkan

dari mendengarkan

Perilaku dihasilkan

dari mendengarkan

musik konsentrasi dari jenis musik

musik yang bersifat relaksasi. Jika

kontemporer yang meditatif dan bersifat

setelah

relaksasi.

menjadi

unconditioned stimulus (US), peneliti

unconditioned stimulus (US). Respon

memasangkannya dengan soal hitung

yang

sebagai conditioned stimulus (CS), maka

musik

Musik

dihasilkan ini

ini

akan

dari

adalah

mendengarkan

perasaan

senang

yang

memberikan

terjadi

adalah

musik

sebagai

unconditioned

Jika

stimulus (US) dan conditioned stimulus

sebagai

(CS) direspon dengan unconditioned

unconditioned stimulus (US), peneliti

response (UR) yaitu perilaku duduk

memasangkannya dengan soal hitung

tenang. Jika perlakuan tersebut terus

sebagai conditioned stimulus (CS), maka

diulang maka respon duduk tenang ini

yang

unconditioned

akan menjadi conditioned response (CR)

stimulus (US) dan conditioned stimulus

Apabila respon yang dihasilkan

(CS) direspon dengan unconditioned

dari mendengarkan musik ini adalah

unconditioned setelah

response

memberikan

terjadi

adalah

JURNAL PSIKOLOGI

(UR).

musik

13

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

perilaku duduk tenang, maka perilaku

diselesaikan dengan cara melakukan

berikutnya yang dimungkinkan muncul

koreksi. Jika perlakuan tersebut terus

adalah perilaku menyelesaikan tugas.

diulang maka respon melakukan koreksi

Perilaku

akan menjadi conditioned response (CR)

menyelesaikan

tugas

merupakan unconditioned response (UR)

dari

yang

memberikan soal matematika.

dihasilkan

dari

mendengarkan

mendengarkan

musik

dan

musik yang bersifat relaksasi. Musik

Berdasarkan hal tersebut, maka

relaksasi memberikan efek relaks dan

faktor yang mempengaruhi peningkatan

suasana kondusif sehingga membantu

kemampuan

anak menumbuhkan keinginan untuk

adalah faktor dari diri subjek dan faktor

menyelesaikan

setelah

dari luar subjek. Faktor dari diri subjek

sebagai

misalnya kurang adanya keinginan untuk

tugas.

memberikan

Jika

musik

penyelesaian

matematis

unconditioned stimulus (US), peneliti

melakukan

memasangkannya dengan soal hitung

disebabkan oleh beberapa hal, contohnya

sebagai conditioned stimulus (CS), maka

adanya stimulus dari luar berupa suara

yang

bising dan suara tawa dari teman-

terjadi

adalah

unconditioned

koreksi.

Hal

ini

bisa

stimulus (US) dan conditioned stimulus

temannya

(CS) direspon dengan unconditioned

untuk belajar berkurang. Hal lain yang

response (UR) yaitu perilaku duduk

mempengaruhi peningkatan kemampuan

tenang dan menyelesaikan soal hitung

penyelesaian matematis yang berasal

yang diberikan. Jika perlakuan tersebut

dari diri subjek adalah faktor makanan.

terus

Anak

diulang

maka

respon

yang

dengan

membuat

simptom

keinginan

gangguan

menyelesaikan tugas karena suasana

konsentrasi

yang

neurotransmitter (seperti yang dialami

kondusif

ini

akan

menjadi

conditioned response (CR).

akibat

adanya

aktivitas

anak ADHD dan autisme) diharuskan

Musik relaksasi juga memberikan

melakukan diet makanan yang biasanya

kondusif

disebut CFGF (Casein Free Glutein

sehingga membantu anak untuk tetap

Free). Hal ini dikarenakan apabila anak-

duduk

menumbuhkan

anak seperti ini mengkonsumsi makanan

meminimalisir

yang mengandung kedua bahan tersebut

efek

relaks

tenang

keinginan kesalahan 14

dan

suasana dan

untuk dari

tugas

yang

telah

(Casein

dan

Glutein)

maka

akan

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

menyebabkan hilangnya kontrol (lost-

bagus

control) pada anak. Sehingga akan

diintervensi,

menyebabkan anak tersebut melakukan

tantrum atau perilaku agresi. Namun

hal-hal yang tidak biasa, diantaranya

apabila mood anak sedang baik, maka

tantrum, tidak dapat mengontrol perilaku

anak akan dengan mudah diarahkan dan

repetitif dan tidak dapat mengontrol

intervensi dapat berjalan dengan baik

konsentrasi.

(Masdar, 2009).

Apabila

anak-anak

ini

sedang dalam kondisi seperti di atas,

kemudian

Hal

dipaksakan

akan

lain

yang

untuk

mengakibatkan

juga

perlu

maka akan sulit untuk dikendalikan dan

diperhatikan adalah waktu pelaksanaan

intervensi yang diberikan tidak akan

eksperimen. Eksperimen terapi musik

berhasil (Pramono, 2009a).

pada jam hening dilakukan siang hari

Faktor lain yang mempengaruhi

setelah anak pulang sekolah. Saat itu,

kinerja subjek adalah mood subjek.

anak cenderung merasa capek adan tidak

Keterlibatan mood mempunyai peran

sesegar saat pagi hari sebelum berangkat

yang penting dalam penurunan perilaku

sekolah. Hal ini juga dapat memicu

sulit konsentrasi. Salah satu pandangan

perubahan mood anak menjadi negatif

yang menonjol adalah bahwa gangguan

(Masdar, 2009). Perlu diperhatikan juga

konsentrasi melibatkan pola genetis yang

kondisi fisik anak saat eksperimen terapi

given

(sudah ada sejak lahir), yaitu

musik dikenakan pada anak. Terdapat

kurang aktifnya otak bagian depan dari

subjek yang sedang sakit saat menjalani

korteks otak besar, bagian otak yang

eksperimen terapi musik. Kondisi yang

bertranggung jawab untuk menghambat

tidak fit, dapat mempengaruhi performa

impuls-impuls dan mempertahankan self

subjek

control (Barkley dalam Nevid, 2003).

eksperimen terapi musik. Pengaruh dari

Apabila pertahanan kontrol diri anak

kondisi

lemah, maka mempengaruhi fluktuasi

memberikan pengaruh negatif (Masdar,

mood anak. Fluktuasi ini nantinya akan

2009). Hal ini dapat ditunjukkan dengan

mempengaruhi

menurunnya skor subjek saat menjawab

intervensi

hasil

yang

dari

sedang

berbagai

dijalaninya,

dalam

menjalani

rangkaian

yang tidak fit pasti akan

Lembar Kerja.

termasuk mengerjakan Lembar Kerja.

Dapat dikatakan bahwa metode

Apabila mood anak yang sedang tidak

terapi musik ini tidak signifikan secara

JURNAL PSIKOLOGI

15

PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENYELESAIAN MATEMATIS

skor

menerima tugas dengan lebih baik.

kecepatan

Apabila kondisi relaks pada otak anak

mengerjakan soal hitung pada anak

dapat bertahan lebih lama, maka anak

dengan simptom gangguan konsentrasi.

juga tidak akan keberatan melakukan

Namun, sumbangan terapi musik untuk

koreksi terhadap tugas yang diberikan

mengobati gangguan cukup bermakna,

untuknya, sehingga terdapat usaha dari

artinya terapi musik cukup pantas untuk

anak untuk meminimalisir kesalahan

dipertimbangkan

yang mungkin terjadi.

statistik

untuk

ketepatan

meningkatkan

maupun

pemakaiannya.

Refleksi dari pengurangan simptom gangguan konsentrasi dapat ditunjukkan

Kepustakaan

dengan lebih aktifnya proses berpikir anak,

sehingga

berdampak

pada

meningkatnya skor ketepatan maupun kecepatan

dalam

mengerjakan

soal

hitung. Pada umumnya peningkatan skor ketepatan

yang

ditunjukkan

subjek

penelitian bersifat bertahap, kemudian stagnan pada skor maksimal. Sedangkan pada peningkatan skor kecepatan yang ditunjukkan fluktuatif

subjek

penelitian

lebih

meskipun

secara

umum

meningkat secara bertahap.

Hal ini

menunjukkan bahwa pada dasarnya efek dari tritmen jam hening juga bertahap. Tahapan peningkatan ini sesuai dengan prinsip conditioning (pembiasaan). Anak dengan simptom gangguan konsentrasi dibiasakan

mendengarkan

musik

relaksasi pada tritmen terapi musik, agar otak terkondisi relaks sehingga dapat 16

Aldridge, D. (2001). Music therapy research: a review of references in the medical literature. London: Jessica Kingsley Publisher Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., Bem, D. J. (2001). Pengantar psikologi Edisi 11 Jilid 1. Batam: Interaksara. Barrera, M. E., Rykov, M. H., & Doyle, S. L. (2002). The effects of interactive music therapy on hospitalized children with cancer: A pilot study. Wiley Interscience Psycho-ontology, 11, 379–388. Beoree, C. G. (2005). Sejarah psikologi dari masa kelahiran sampai masa modern.Yogyakarta: Prismasophie. Chan, M. F., Chung, Y. F. L., Chung, S. W. A. & Lee, O. K. A. (2008). Investigating the physiological responses of patients listening to music in the intensive care unit. Journal of Clinical Nurshing, 18, 1250–1257.

JURNAL PSIKOLOGI

PRIYANGGASARI

Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus dalam setting pendidikan inklusi. Bandung: Refika Aditama. Delphie, B. (2009). Matematika untuk anak berkebutuhan khusus. Sleman: KTSP. Djohan. (2006). Terapi musik teori dan aplikasi. Yogyakarta: Galangpress. Djohan. (2009). Psikologi Yogyakarta: Galangpress.

musik.

Indrawan, Y. (2009). Studi Kasus: Anak dengan Gangguan Konsentrasi. (Online), (http://www.docstoc.com), diakses pada 13 Maret 2010) Masdar. (2009). Terapi biomedis pada autisme. Disampaikan pada Pelatihan Internal (Tingkat Dasar). Di Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang, 14-16 Februari.

Pramono, Amelia. (2009b). Pendidikan Inklusi (Sekolah Ramah untuk Semua). Disampaikan pada Pelatihan Internal (Tingkat dasar). Di Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang Malang, 14-16 Februari. Santrock, J. W. (2005). Life-span development. Jakarta: Erlangga. Vombunomb. (2009). Pengaruh musik terhadap psikologi manusia. (Online), (http://indonesian.irib.ir, diakses pada 12 Mei 2010). Yunitasari, L. (2008). Terapi musik untuk anak balita, panduan untuk mengoptimalkan kecerdasan anak melalui musik. Yogyakarta: Cemerlang Publishing.

Meruya, P. (2008). Gangguan konsentrasi belajar pada anak. (Online), (http://primagamameruya.wordpre ss.com, diakses pada 12 Mei 2010) Nevid, J. S., Rathus, S. A. & Greene, B. (2003). Psikologi abnormal Jilid 2, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Ningrum, D. W. (2009). Anak berkebutuhan khusus, apa haknya? (Online), (http://dwiwahyuningrum.blogspot .com, diakses pada 12 Mei 2010) Pramono, A. (2009a). Anak berkebutuhan khusus. Disampaikan pada Pelatihan Internal (Tingkat dasar). Di Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang,14-16 Februari. JURNAL PSIKOLOGI

17