PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

Download Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni ... MANUSIA DALAM. MENINGKATKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT .... manusia. Pengembangan sumb...

1 downloads 569 Views 635KB Size
Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI DESA UMBANUME KECAMATAN PIRIME KABUPATEN LANNY JAYA Onius Wakerkwa NIM. 110816021 ABSTRACT Human resources development can be seen from two aspects formal education and non-formal. Human resources that develops or forward even say will can contribute to the community development. The government of Kecamatan Pirime, especially Umbanume village encourage people to improve education good formal and non-formal to accelerate the development of any individuals and families. From reality is that man is will determine the ability of the community in a village to develop himself, although in the village is in its natural resources. Such things this is what is one of them are in the land of Papua, where natural resources which is abundant, but yet to be in full by the community Papua itself, so that other group which should enjoy the result of natural resources on in the land of Papua. The participation of the Umbanume village still at a low rate to moderate. Human resources affect public participation in the Umbanume village, it means the higher education someone so the higher the level of participation. Keywords: development, human resources, participation

1

PENDAHULUAN Dalam

masyarakat,

rangka

untuk

maka

didorong

setiap masyarakat untuk dapat

mencapai suatu kemajuan, maka

meningkatkan

potensi-potensi

baik dalam bentuk pendidikan

yang

ada

di

dalam diri seseorang haruslah dikembangkan. Bila dikembangkan secara teratur, terencana akan

dapat

membawa

pada

suatu tingkat sosial tertentu. Sebagaimana bahwa

di

formal, maupun informal. Jadi

dapat

pengembangan

dikatakan, sumber

daya

manusia dapat dilihat dari dua aspek pendidikan formal dan

diketahui,

daerah

pendidikannya

non

formal.

Sumber

daya

perdesaan,

manusia yang berkembang atau

terutama di kawasan Indonesia

maju dapatlah dikatakan akan

bagian Timur, termasuk Papua.

dapat

Papua Bagian Barat masih jauh

bagi pembangunan masyarakat.

tertinggal dibandingkan masya-

Sebab

rakat

dapat dikatakan bilamana sese-

yang

Indonesia

ada

Bagian

di

bagian

Barat

dan

memberikan dari

orang

kontribusi

aspek

sosiologis

mendapatkan

atau

Tengah. Itulah sebabnya pada

meningkat pendidikannya, maka

program-program

dia

nan

daerah

salah

pembangu-

bidang

yang

rakat sekitarnya.

Sebab kebanyakan masyarakat berdiam

di

perdesaan

kecamatan Pirime Propinsi Papua masih

rendah,

sehingga kurang berpengaruh terhadap

peningkatan

pem-

bangunan masyarakat di daerah ini.

Oleh

sebab

ini,

bagi

pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan 2

status

sosialnya di lingkungan masya-

satu

rata-rata

naik

maka

bangan sumber daya manusia.

ini

akan

tertinggal,

diprioritaskan adalah pengem-

yang

juga

pembangunan

Kontribusi

sumber

daya

manusia dalam rangka peningkatan pembangunan pada aspek pengembangan kursus.

:

pelatihan,

Misalnya

pelatihan

perbengkelan, montir, komputer, pertukangan langsung

yang

dapat

memberikan

penghasilan/pendapatan selesai

secara

mengikuti

non formal seperti itu.

jika

pendidikan

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Dalam

kaitan,

dengan

itu

aktivitas yang dilakukan sesuai

pemerintah Kecamatan Pirime,

fungsi

khususnya

terhadap

Desa

Umbanume

atau

penyesuaian

posisi

atau

tempat

mendorong masyarakat supaya

seseorang

dapat meningkatkan pendidikan

Sebagai suatu fungsi merupakan

baik formal maupun non formal

suatu proses apabila seseorang

agar supaya dapat meningkatkan

melaksanakan hak dan kewaji-

pembangunan dari setiap indi-

bannya sesuai dengan kedu-

vidu maupun keluarga.

dukannya, maka ia menjalankan

Menurut Miftha Thoha (1995) peranan sebagai suatu rangkaian perilaku teratur yang ditimbulkan karena jabatan tertentu, atau suatu

masyarakat.

suatu peran. Dengan demikian

Konsep Peranan

adanya

dalam

diri

tugas

utama

yang

harus

dilakukan terhadap sesuatu. Konsep Sumber Daya Manusia

yang

Manusia sebagai sumber daya

dikenal dengan jabatan tertentu

bagi suatu organisasi tidak sama

serta

karakteristiknya dengan sumber

dengan

kantor

kata peranan sebagai bagian dari

adanya

suatu

kantor

daya alam dan finansial. Sumber

Menurut Soerjono Soekanto (1990) peranan adalah aspek dinamis dari status. Peranan ini selanjutnya berwujud kegiatan yang merupakan suatu fungsi kepemimpinan yang berusaha melaksanakan atau menyaksikan sesuatu yang menjadi kepentingan bersama. Peranan yang melekat pada diri

seseorang

lebih

banyak

menanjak atau bersumber dari

daya manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah makhluk yang kompleks dan keterpaduan tubuh dan jiwanya, yang

tidak

dapat

dilakukan

sebagai mana kedua sumber lainnya dalam kegiatan bisnis. Suatu organisasi harus memiliki suatu

sumber

daya

manusia

yang kompetitif, sehingga tak mengalami kemunduran. Oleh karena itu, perlu dilakukan salah satu kegiatan secara berencana 3

dan

berkelanjutan

untuk

serta peningkatan aspek non

mengembangkan sumber daya

fisik melalui akumulasi bidang

manusia.

pendidikan dan latihan. Hal yang

Pengembangan sumber daya manusia

ditujukan

mewujudkan

untuk

manusia

pem-

bangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas dan terampil, mandiri

dan

memiliki

rasa

kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, kreatif, dan inovatif, disiplin dan orientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, kegiatan pengembangan

sumber

daya

manusia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membentuk para pegawai agar menguasai berbagai

kemampuan

yang

dibutuhkan

organisasi

untuk

melakukan

pekerjaan

secara

efektif dan efisien yang berfokus pada

usaha

untuk

tahankan

dan

eksistensi

organiasi

memper-

meningkatkan (Barthos,

1999) Selanjutnya,

Noatmodjo

(2003) mengungkapkan bahwa pengembangan

sumber

daya

manusia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu peningkatan gizi 4

sama

juga

ditekankan

oleh

Prjono (1996: 34), bahwa perlu investasi pada pegawai melalui program pendidikan pelatihan dan

gizi/kesehatan,

agar

pegawai dapat bekerja secara efisien dan efektif. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah

yang

diinginkan

organisasi

oleh

bersangkutan.

Sedangkan pelatihan (training) ialah merupakan bagian ari suatu proses

pendidikan,

yang

tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang (Notoatmodjo, 2003) Mobilitas dan Pengembangan SDM Konsep mobilitas sosial yang dikenal, seperti yang dikemukakan

Sorokin,

sebagaimana

dikutip Jaspan, (1976) adalah sebagai

berikut

:

“Mobilitas

horisontal, dimaksudkan adalah

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

suatu peralihan individu atau

barang

obyek-obyek sosial lainnya dari

memenuhi kebutuhan manusia.

suatu

ke

Juga telah disinggung bahwa

kelompok sosial lainnya yang

tenaga manusia dengan tingkat

sederajat, sedangkan mobilitas

teknologinya

vertikal

untuk menghasilkan barang dan

kelompok

sosial

dimaksudkan

adalah

dan

untuk

dapat

dipakai

perpindahan individu atau obyek

jasa

sosial dari kedudukan lainnya

memenuhi kebutuhan manusia.

yang tidak sederajat”.

Garis-Garis Besar Haluan Negara

Jadi dapat dikatakan mobili-

yang

jasa

telah

diperlukan

untuk

mengisyaratkan

tas, seperti yang dikemukakan

perluasan

Polak (1974) sebagai berikut:

kesempatan kerja, serta pening-

“Mobilitas

dimaksudkan

katan mutu dan perlindungan

kemungkinan dan kesempatan

kerja merupakan kebijaksanaan

untuk

pokok. Sumber daya manusia

fisik

memindah-kan

tempat

dan

bahwa

kediaman, yang ada hubungan

yang

dengan alat pengangkatan dan

terlindung

lalu

kepercayaan diri yang tinggi.

lintas

modern.

Mobilitas

bermutu

pemerataan

tunggi

akan

mempunyai

hosisontal dimaksudkan suatu

Dan

perusahaan dalam pekerjaan dan

punyai bantuan yang besar sekali

atau

dalam meningkatkan produksi.

kedudukan

bersifat

sebagai

geseran

dalam

sedangkan

yang

tidak

suatu

per-

hirarki

mobilitas

sosial, vertikal

dalam arti, pergeseran status, baik keatas maupun kebawah”. Di

atas

telah

disebutkan

selanjutnya

dan

akan

mem-

Lain dari sumber daya alam yang

bermanfaat

bergantung faatan

oleh

tidaknya

kepada manusia,

pemanmaka

sumber daya manusia mempunyai

keistimewaan

bahwa sumber daya meliputi

Pemanfaatan

segala

sesuatu

dapat

manusia tidak dapat seenaknya

dipakai

untuk

menghasilkan

diperlakukan oleh orang lain.

yang

sumber

sendiri. daya

5

Misalnya

oleh

atasannya.

Di samping itu pemanfaatan

Manusia mempunyai daya cipta

sumber daya manusia tidak lepas

dan daya nalar. Apabila peman-

dari suasana sosial dan budaya

faatan

tempat

sumber

daya

alam

ia

menjadi

bergantung kepada manusia (di

masyarakat.

luar

yang

antropologi kita melihat bagai-

peman-

mana dalam masyarakat lama di

faatan sumber daya manusia

dalam masyarakat kita dikatakan

tidak lepas dari kemauan dan

bahwa

motivasi. Sebagai contoh kita

membuka

ambil

maka

sumber

daya

bersangkutan),

maka

dari

sejarah.

Kita

Dalam

warga

apabila

keputusan

mereka

ladang,

pemimin

akan

misalnya,

agama

mengetahui bahwa upaya dapat

mengadakan

hidup kuat manusia perlu makan.

Pemimin

Tetapi manusia tidak mau makan

(rimata) akan menentukan kapan

kalau menurut pendapatnya ia

pekerjaan

akan mencapai sesuatu dengan

Sedangkan apabila dalam waktu

menolak makan. Masih ingatkah

awal tersebut pada saat akan

anda

india

menuai pekerjaan ditangguhkan.

mogok

Kemudian diadakan upacara lain

makan untuk menekan penjajah

dan baru dilanjutkan melakukan

inggris. Jadi di sini sampai bahwa

pekerjaan.

dalam

bagaimana

penggunaan

sejarah Gandhi

tenaga

manusia

tidaklah begitu saja diatur oleh orang lain. Sebaliknya, supaya mereka

dapat

tenaganta

mencurahkan

sefektif

mungkin

maka manusia yang bersangkutan harus mempunyai motivasi yang

tinggi

jaannya.

6

tentang

peker-

suatu

akan

agama

upacara. tersebut

dapat

dimulai.

Tinjauan Psikologis Di atas telah kita singgung bahwa keefektifan sumber daya manusia

banyak

kepada

dirinya.

psikologis

dalam

bergantung Tinjauan bagian

ini

terutama akan dititik beratkan pada motivasi. Banyak orang berpendapat

bahwa

tanpa

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

motivasi

tindakan

seseorang

akan hambar. Sebetulnya untuk tentang

sebut. Apabila kebutuhan ini sangat

sukar

menggeneralisasikan kebutuhan

manusia,

karena tidak ada dua orang pun yang memiliki kebutuhan yang sama. Tetapi untunglah ada titiktitik persamaan kebutuhan untuk masing-masing manusia. Karena itu terdapat beberapa buah teori tentang

kebutuhan

manusia,

teori yang akan kita angkat adalah teori kebutuhan menurut seorang ahli psikologi, Abraham Maslow.

paling

dasar

adalah

kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini adalah yang paling pertama yang haris dipenuhi. Kebutuhan ini adalah kebutuhan primair seperti yang kita gambarkan di atas. Hal ini meliputi kebutuhan akan

belum terpenuhi kebutuhan lain terdominasi olehnya. Bagi orang yang kelaparan segalanya adalah hanya kebutuhan untuk menghilangkan

rasa

pemeliharaan

atau

makanan dan minuman, kebutuhan akan oksigen, kebutuhan akan beriistirahat, dan kebutuhan akan perlindungan dari

laparnya

itu.

Setelah kebutuhan ini terpenuhi maka kebutuhan fisioligis tidak mungkin dapat mempergunakan keterampilan, kecakapan, pengetahuan, dan sikapnya dengan tepat.

Mereka

akan

sangat

kurang produktif dalam kerjanya. Tingkat yang di atas dari kebutuhan

Menurut Maslow kebutuhan yang

hal-hal kekurangan unsur ter-

fisiologis

adalah

kebutuhan akan keamanan dan perlindungan.

Kebutuhan

ini

masih banyak bertalian dengan kebutuhan fsiologi. Di antaranya termasuk kebutuhan rasa aman dari gangguan fisik. Aman dalam arti terlindung dari bahaya yang mengganggu

kepada

Yang

tinggi

lebin

kebutuhan

akan

rasa

badan. meliputi aman

secara ekonomi dan rasa aman dan terlindung dalam diri. Rasa aman secara ekonomis maksudnya

bukan

hanya

dapat 7

memenuhi kebutuhan fisiologis,

Kita ingin bergaul dan mendapat

melainkan juga rasa keyakinan

tempat di antara teman dan

akan dapat memenuhi kebu-

kerabat. Kebutuhan ini bersifat

tuhan ini sekarang dan seterus-

mental dan pikiran, sehingga

nya, dengan lebih menyenang-

pemenuhannya

kan tanpa rasa khawatir atau

Tindakan dan perbuatan sese-

kesukaran. Di samping itu orang

orang yang mendapat tempat

ingin tahu juga bagaimana orang

dan pengakuan dari lingkungan

lain

masyarakatnya

menganggap

dirinya,

tingkah laku mana yang dapat diterima baik dalam masyarakat. Apabila hal ini tidak diketahui, orang tidak dapat berniat atau tidak akan tahu harus berbuat bagaimana. Jadi secara singkat orang ingin mendapat rasa aman secara

diri.

Orang

mempunyai rasa

yang

aman (fisik,

ekonomis dan diri) akan lebih mampu

mengerahkan

segala

daya dan upayanya. Dengan kata lain, betul-betul dapat menjadi sumber

daya

manusia

yang

efektif. Kebutuhan

sangat

sukar.

akan

lebih

mampu mengembangkan diri. Pengembangan diri ini akan tercapai

dalam

pemenuhan

kebutuhan akan rasa bangga (self

esteem).

mendapat

Orang

ingin

penghargaan

dan

merasa dapat mencapai tingkat yang

berharga.

Orang

ingin

dikenal oleh orang lain sebagai orang

yang

berkarya,

ingin

mendapat prestise, kebebasan, dan

mempunyai

status

yang

tinggi. Pendeknya orang ingin mendapat martabat. Kebutuhan dalam kelompok ini umumnya

sosial

(afiliasi)

akan sangat menonjol dalam

adalah tingkat yang lebih tinggi

kalangan

dari yang sudah disebutkan di

Kebanggaan ini sangat berpe-

atas. Manusia tidak dapat merasa

ngaruh

benar-benar senang tanpa dapat

penting sebagai dorongan untuk

memenuhi kebutuhan sosial. Kita

memumpuk kepercayaan diri.

ingin disayangi dan menyayangi. 8

orangyang dalam

berada.

berkarya,

jadi

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Sanford memberi catatan ter-

manusia

menjadi

seperti

itu

hadap

hirarki

kebutuhan

karena

menurut

Maslow

ini.

sesame temannya dalam suatu

Sanford

dalam

kenyataan

Kata

berkelompok

masyarakat.

dengan

Memang

dalam

memang tingkatan kebutuhan

criteria atau film ada gambaran

itu tidak serapi itu, baik tingkat

seolah-olah

maupun batasnya. Kata Sanford,

seseorang anak yang dibesarkan

kebutuhan itu sebanarnya ber-

oleh

baur. Perbatasan antara kelima

dapat

tingkat

seorang

kebutuhan

itu

tidak

dapat

sekelompok

kera

berkembang pemuda

terjadi besar

menjadi

yang

tahu

terlalu jelas. Dalam perbatasan-

sopan

nya seringkali terdapat suatu

keadaan yang agak mustahil.

lapisan yang tumpang tindih

Ingat ceritera Tarzan !

(overlapping)

dan

Setiap

Tinjauan Sosio – Kultural

bergaul.

Suatu

kelompok

atau

masyarakat mempunyai tata nilai

Seperti telah disinggung di

yang sesuai dengan kebudayaan

muka tindakan dan tingkah laku

yang dipangku oleh anggota

manusia banyak pula dipenga-

atau warganya. Dengan sendiri-

ruhi oleh lingkungan sosial dan

nya bukan hanya kelompok yang

budaya. Sebelum membicarakan

mempengaruhi tindakan sese-

tentang aspek sosial dan budaya

orang

dari tindakan manusia marilah

dayaan

terlebih dahulu kita lihat arti kata

warga kelompok tersebut. Dalam

sosial terlebih dahulu. Menurut

hubungan

orang ahli sosial berasal dari kata

Koentjaningrat

Yunani

empat sistim nilai-nilai budaya

Socius

yang

artinya

melainkan yang ini

sangat

juga

kebu-

dipangku

oleh

professor

Dr.

menunjukkan

teman. Jadi sosial artinya segala

yang

penting

dalam

sesuatu hal yang melibatkan

pembangunan sekarang ini.

orang lain. Para ahli yakin bahwa

9

Tinjauan Ekologis

walaupun bukan pada musim-

Dalam hubungan ini ekologi dapat didefinisikan sebagai studi tentang

hubungan

kelompok

dengan lingkungannya (Ogburn dan Nimkoff, 1960). Sebetulnya ekologi

merupakan

cabang

boilogi yang menyelidiki hubungan

antara

tumbuhan

dan

nya. Atau keadaan lain yang memungkinkan manusia mendapat

buah

yang

diawatkan.

Akan tetapi betapapun manusia tetap

mempunyai

hubungan

dengan lingkungan. Sepanjang

sejarah

kita

melihat bahwa manusia telah

hewan dengan lingkungannya.

mengalami

perubahan

Akan tetapi ekologi juga sudah

usahanya

untuk

menjadi

dengan

kebutuhannya. Kelompok manu-

sosiologi, sehingga kita menge-

sia yang meramu bahan dari

nal

lingkungan atau berburu belum

sangat

ekologi

erat

manusia

(human

ecology).

dalam

memenuhi

dapat hidup menetap. Karena

Kita

menyadari

bahwa

manusia sangat bebas dalam lingkungannya. walaupun

Akan

begitu

tetapi

pengaruh

lingkungan masih tetap dapat dirasakan, walaupun sangat tidak langsung

sifatnya.

Misalnya

lingkungan

tidak

dapat

menyediakan bahan kebutuhan yang memadai untuk jangka waktu yang lama. Demikian pula masyarakat

yang

hidup

dari

penggembalaan ternak, sering berpindah-pindah.

musim buah tertentu saatnya.

Kehidupan

Manusia tidak dapat memakan

dimungkinkan

buah tertentu kalau bukan dalam

pandai bertani, mengolah tanah

musimnya.

dari

Sekarang

manusia

bercocok

hanya

setelah

mausia

tanam

banyak

essence buah. Misalnya essence

Dengan demikian juga memung-

durian,

kinkan

kelompok

yang

lebih

kita

merasakan rasa dan bau durian 10

hasil

lebih

sudah pandai membuat sari atau memungkinkan

dari

menetap

meramu. masyarakat

besar.

Pada

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

mulanyabertani sederhana, dengan

masih

sangat

mungkin terjadi tempat-tempat

misalnya

hanya

penumpukan hasil atau tempat

tugal.

mencari barang yang diperlukan.

mempunyai

Hal itu mungkin terjadi pada

menggunakan

Merekan

belum

cangkulatau

Tetapi

jalur lalu lintas atau pertemuan

kemudian dengan kepandaian

antara lalu-lintas darat dengan

memelihara

sungai.

kinkan

bajak. ternak

para

memung-

petani

Apabila

hal

tersebut

itu

terjadi mungkin tumbuh permu-

memperoleh hasil yang lebih

kiman yang makin ramai, yang

besar lagi. Bahkan pada suatu

penduduknya

saat mereka mampu meman-

bergantung

faatkan tenaga hewan. Begitulah

tanam. Dari hal seperti itu dapat

sumber daya yang mula-mula

tumbuh kota. Walaupun kota

hanya tenaga manusia kemudian

tidak selamanya tumuh karena

bertambah

adanya pemusatan pemukiman

dengan

tenaga

tidak kepada

sangat bercocok

hewan. Makin lama terbentuklah

karena

organisasi

rapi.

ramai. Kota juga dapat tumbuh

yang

dari pusat keagamaan atau pusat

yang

Pembagian

lebih

pekerjaan

pertama pun lahirlah. Makin

lama

perdagangan

makin

pemerintah.

hasil

mereka

Dari yang digambarkan di

mungkin mencapai sedemikian

atas dapat ditarik kesimpulan

sehingga tidak lagi habis untuk

bahwa

dikonsumsikan

tingkat

keterampilan

sendiri

seke-

manusia berubah sesuai dengan

kemudian

lahir

perubahan lingkungannya. Kita

tukar-menukar dengan sesame

lihat juga bahwa yang berubah

keluarga

lingkungan

bukan hanya saran fisik tetapi

kelompoknya. Bahkan mungkin

juga perluasan pemukiman yang

terjadi

mendorong

luarga.

Maka

dalam pertukaran

dengan

kampong lain. Dari keadaan ini

makil

banyaknya

penghuni. Dengan demikian juga

11

intensitas

pergaulan

antara

anggota

masyarakat

makin

meningkat.

juga yang mendorong perubahan tersebut ternyata kebutuhan yang berubah. Keadaan ini selanjutnya menunjukkan bahwa keefektifan sumber daya manuberubah

sesuai

dengan

perubahan lingkungan. Di dalam waktu

meramu

hasil

mereka

sangat sedikit, karena mereka hanya mengambil saja segala bahan tumbuhan dan hewan yang ditemui. Tidak ada usaha untuk meningkatkan produksi. Apabila daerah

tempat tum-

buhan atau hewan sudah mulai kekurangan akan tumbuhan dan hewan yang diperlukan merekan pindah mencari tempat baru. Penggembala

pun

demikian

pula. Apabila tempat rerumputan telah

petani

dan

perkotaan,

bertambah.

Jadi

keintensifan

kerja dituntun dari para petani atau pedagang, juga pengrajin. Dari hal ini kita melihat pula sikap untuk mengembankan diri sangat penting. Dengan demikian usaha pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak terhindarkan. manusia

Sumber

daya

dituntut kreatif

dan

supaya dinamis. Dari uraian di atas dapat dilihat dengan tegas bahwa

ada

perbedaan

yang

sangat nyata antara sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dapatlah sumber

dikatakan daya

alam

bahwa hanya

merupakan factor produksi. Jauh dari itu sumber daya manusia menunjukkan : -

Sebagai faktor produksi

berpindah. Usaha untuk mening-

-

Sebagai

kerja

menipis

untuk meningkatkan hasil terus

mereka

katkan

mulai

rakat

walaupun tingkat awal, usaha

Dari uraian di atas kita lihat

sia

Lain halnya dengan masya-

tidak

terlihat,

insan

yang

utuh

yang memerlukan pemeliha-

mereka hanya terutama mencari

raan

dan

pengembangan

daerah baru.

secara lahiriah dan batinah. Itulahmakna tinjauan psiko-

12

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

logis, sosio-kultural terhadap sumber daya manusia. Pengembangan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu : aspek fisik dan

aspek

non

fisik.

Upaya

pengembangan kualitas sumber daya manusia diarahkan kepada kedua aspek tersebut. Upaya mengembangkan kualitas fisik diupayakan

melalui

program-

program kesehatan

dan

Sedangkan

mengem-

bangkan

untuk kualitas

non

Stoner,

menjelaskan

bahwa

perbedaan

adalah

program

tersebut pendidikan

dalam organisasi berusaha untuk mengembangkan

keterampilan

bagi pekerjaan dimasa yang akan datang,

sedangkan

dimaksudkan tahankan prestasi

untuk

dan kerja

pelatihan memper-

memperbaiki yang

sedang

berjalan

gizi. fisik

(1986)

Selanjutnya, yang agak sering dengan

pendapat

dikemukakan

tersebut

Fillipo,

(1985)

tersebut, maka upaya pendidikan

menjelaskan bahwa perbedaan

dan

paling

antara pendidikan dan program

(Notoadmodjo,

pelatihan dalam organisasi ialah

pelatihan

diperlukan.

yang

1992).

bahwa pendidikan berhubungan

Penggunaan

istilah

pendi-

dikan dan pelatihan dalam suatu organisasi biasanya disamakan menjadi DIKLAT (pendidikan dan pelatihan). Walaupun demikian teori istilah pendidikan dapat dibedakan

dengan

pelatihan.

Perbedaan tersebut baik dalam hal

tujuan

maupun naannya.

atau metode

sasarannya pelaksa-

dengan

menambah

penge-

tahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kita, sedangkan

pelatihan

berhubungan nambah

adalah

dengan

me-

pengetahuan

dan

keterampilan/kecakapan melakukan

suatu

untuk

pekerjaan

tertentu. Jadi menurut pendapat ini

pendidikan

adalah

untuk

menambah pengetahuan secara

13

menyeluruh, tihan

sedangkan

adalah

pela-

menambah

keterampilan/kecakapan. Kemudian,

bahwa

program

dengan mengetahui bahaimana dan mengapa serta lebih banyak berhubungan dengan pekerjaan pelatihan

lebih

banyak bersifat praktis. Selajutnya,

Kindleberger,

(dalam Mamole, 1976) mengemukakan bahwa : “Ukuran tunggi rendahnya pembangunan ekonomi

adalah

pendapatan

perkapita dimana perkembangan ekonomi tambahan

menunjukkan dalam

suatu

pendapatan

perkapita suatu Negara”. Jadi dikatakan bahwa bilamana berjalan

pertumbuhan baik,

maka

rakat.

Moekyat

(1991)

yang

sering dengan pendapat ter-

pendidikan adalah berhubungan

sedangkan

busi pada pendapatan masya-

ekonomi dengan

sebut

dikemukakan

Yoder

(dalam Martoyo, 1996) mengatakan bahwa pelatihan berarti mendidik

dalam

arti

sempit

terutama dengan instruksi, tugas khusus, dan disiplin. Pelatihan adalah

pene-rapan

terutama

terhadap peningkatan kecakapan dank arena itu diperlukan untuk mempelajari bagaimana melaksanakan

tugas-tugas

tertentu;

sedangkan pendidikan menitik beratkan pada proses pengembangan

dan

pengertian

mengandung

tentang

partum-

buhan dan kematangan. Konsep Pembangunan Masyarakat Desa. Moeljarto

Tjokrowinoto

(dalam buku Taliziduhu Ndraha)

demikian juga pendapatan per-

yang

kapita dari masyarakat akan naik.

Pembangunan Masyarakat Desa

Jadi dengan adanya pengem-

merupakan suatu bentuk tin-

bangan sumber daya manusia

dakan kolektif suatu masyarakat

yang berkualitas, maka diharap-

desa

kan akan dapat menciptakan

meningkatkan

lapangan kerja yang tentunya

masyarakat tersebut dalam arti

akan turut memberikan kontri-

material dan spiritual.

14

mengatakan

yang

bertujuan taraf

bahwa

untuk hidup

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Sumber

Saparin

mengung-

telah dicantumkan dalam pola

kapkan bahwa Pembangunana

dasar

Masyarakat Desa adalah peng-

pembangunan masyarakat desa,

khususan

pengertian

maka tujuan jangka pendek yang

Community Development yang

hendak di capai adalah : untuk

berarti pembangunana masya-

menaikkan

rakat

dan kehidupan rakyat, khususnya

dari

sebagai

keseluruhan,

dan

gerak

taraf

penghidupan

dengan tujuan untuk menaikan

di

penghasilan serta taraf hidup

menciptakan situasi dan kondisi,

warga

kekuatandan kemampuan desa

masyarakat

yang

bersangkutan.

dan

Pembangunan

masyarakat

desa, bagian dari pembangunan nasional, tentu saja mempunyai tujuan-tujuan yangtidak terlepas dari pembangunan secara keseluruhan. Karena kondisi pedesaan

mempunyai

tertentu,

baik

desa-desa

operasional

spesifikasi

dalam

bidang

sosial, maupun ekonomi, maka

yang

masyarakat

desa

berarti

dalam

suatu tingkat yang lebih kuat dan nyata untuk tahap-tahap pembangunan Sedangkan panjang

selanjutnya. tujuan

adalah

jangka “mencapai

masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila yang di restui oleh Tuhan Yang Maha Esa.

tujuan pembangunan di pede-

Disamping itu tujuan pokok

saan lebih sering di tekankan

untuk meningkatkan taraf hidup

pada bidang ekonomi sebab

masyarakat,

kondisi

masyarakat mempunyai tujuan-

ekonomi

yang

pada

umumnya sangat memprihatin-

tujuan

kan. Oleh karena itu, tujuan

strategis dan dapat memper-

jangka pendek lebih di arahkan

cepat proses pembanginan desa

pada peningkatan taraf hidup

antara lain :

masyarakatnya.

yang

pembangunan sifatnya

lebih

Sebagaimana

15

1.

2.

Memperlancar

sarana

3. Meningkatkan bidan pendi-

hubungan dan komunikasi

dikan secara merata sehingga

untuk lebih membuka desa

akan dapat mengurangi arus

terhadap daerah sekitarnya

pelajar ke kota, dan tenaga

sehingga

terdidik akan tetap tinggal di

tidak

menjadi

daerah yang terisolasi

desa

Meningkatkan dan menyem-

desa yang lain yang belum

purnakan struktur adminis-

maju.

trasi

pedesaan

beserta

membimbing

4. Modernisasi

di

personalnya sebagai usaha

pengangkutan

menciptakan pembangunan

berangsur

desa yang lebih terarah dan

sifat isolasi desa.

efisien. Kalau

desa

kita

anggap sebagai satu sisi dari pembangunan masyarakat desa, maka menurut Bintarto (1983) hal ini bertujuan : 1. Memberi

gairah

dan

semangat hidup baru serta menghilangkan monotoni dari kehidupan di desa, sehingga warga desa tidak akan merasa jemu

dengan

lingkungan

hidupnya 2. Meningkatkan

kesejahteraan

sosial ekonomi warga desa sehingga dapat menahan arus urbanisasi

secara

menghilangkan

tumpuan bangan

bidang

akan

5. Modernisasi

modernisasi

warga

merupakan bagi

pengem-

berteknologi

per-

desaan dan proses pengembangan warga desa dapat diikutsertakan. Dengan

menekankan

pada

peningkatan

taraf

hidup,

terutama dalam bidang ekonomi, bukan lainnya bidang

berarti

bidang-bidang

diabaikan,

terutama

pembangunan

mental

spiritual. Sesuai dengan hakekat pembangunan

di

Indonesia,

pembangunan masyarakat desa juga

menginginkan

adanya

keseimbangan dan keselarasan antara pembangunan fisik dan pembangunan mental spiritual.

16

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

Hal ini diakui oleh asumsi bahwa

rong terciptanya pembangunan

pembangunan adalah berpang-

yang lebih baik yang merupakan

kal dan bertujuan pada diri

tujuan

manusia

bersangkutan.

itu

tujuam

sendiri,

hingga

pembangunan

terlepas

dengan

tidak

pernyataan

“Menciptakan manusia sebagai objek

dan

subjek

suatu

faktor

pendorong

agar pembangunan masyarakat desa

dapat

dengan

berjalansesuai

keinginan

masyarakat

dapat

dijadikan

sehingga

masyarakat

yang

Pembahasan

Secara umum keadaan di Desa Umbanume saat ini dapat dikatakan masih banyak yang

pembagunan”. Adapun

dari

pendorong dalam pembangunan desa. Dengan demikian layaklah

perlu dibenahi untuk menuju kea

rah

mandiri,

masyarakat baik

dalam

yang bidang

pendidikan masyarakat maupun dalam

bidang

perekonomian

rakyat. Keadaan

pendidikan

dari

of

masyarakat Desa Umbanume ini

pengem-

masih sangat rendah dimana

bangan) harus mengetahui baik

tingkat pendidikan masyarakat

faktor-faktor

pendorong.

hanya sebatas lulus sekolah

pendotong

dasar saja, dibandingkan dengan

dapat diidentifikasi maka faktor ii

warga masyarakat yang mau

akan ditinjau dari sosial budaya,

melanjutkan pendidikan seting-

politik dan ekonomi.

kat yang lebih tinggi lagi. Hal ini

kalau

seorang

development

Meskipun

agent

(badan

faktor

Yang dimaksud dengan faktor pendoton kondisi,

adalah baik

kondisi-

kondisi

fisik

maupun kondisi non-fisik yang dapat membantu dan mendo-

disebabkan

beberapa

faktor,

antara lain masalah ekonomi keluarga yang pas-pasan saja untuk kebutuhan minimal dan masalah

fasilitas

pendidikan

didesa ini yang memang belum 17

ada pendidikan tingkat lanjutan pertama maupun lanjutan atas. Untuk

tingkat

pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Umbanume masih rendah.

Dengan

demikian

lanjutan ini, warga masyarakat

tentunya sangat mempengaruhi

harus bersekolah di kecamatan

tingkat kesejahteraan masya-

yang jaraknya cukup jauh dari

rakat tersebut. Sedangkan yang

desa

itu

pernah memperoleh pendidikan

warga yang ingin menyekolah-

non formal hanya sedikit saja,

kan anaak mereka ke tingkat

dimana

yang

mengikuti

umbanume.

lebih

Untuk

tinggi

harus

memikirkan biaya yang cukup besar

untuk

ukuran

Sedangkan

untuk

keadaan

ekonomi keluarga dari warga masyarakat

Desa

Umbanume

saat ini dapat dikatakan masih rendah,

yakni

masyarakat

pendapatan

yang

rata-rata

pernah

kursus-kursus

berbagai bidang. Sumber daya manusia (SDM)

warga

masyarakat Desa Umbanume.

mereka

di

Desa

kurang

Umbanume

dan

tentunya

mempengaruhi

tingkat

masih sangat parti-

sipasi atau tingkat kesejahteraan masyarakat, karena pendidikan mereka kurang memadai. Sebagin besar masyarakat di

bekerja di bidang pertanian saja

desa

hanya

ini

tingkat

pendidikannya

masih

rendah

penghasilan sebulannya kurang

yang

pada

tingkat

dari

Hanya

pendidikan Sekolah Dasar saja

sebagian kecil masyarakat yang

dan tingkat SLTP/SLTA masih

mempunyai penghasilan di atas

banyak yang belum menyadari

1 juta rupiah, yakni mereka yang

hal ini.

pekerjaannya sebagai peternak

Hal

mampu 1

juta

memperoleh rupiah.

Umbanume masih

ini

tentunya

mem-

dan Pegawai Negeri Sipil dan

pengaruhi partisipasi masyarakat

sopir saja.

yang hanya pada posisi yang rendah

18

sehingga

kesempatan

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

untuk

menyekolahkan

anak

Papua, dimana Sumber Daya

mak-

Alam yang berlimpah, tapi belum

simum. Dimana motivasi untuk

dimanfaatkan secara maksimal

menyekolahkan

oleh

mereka

masih

kurang anak

mereka

masyarakat

Papua

sampai pada jenjang yang lebih

sendiri,

tinggi sebetulnya sangat besar

golongan lainnya yang justru

namun

menikmati

banyak

terhalang

pula

dengan

yang

masalah

ekonomi keluarga yang paspasan.

sehingga

itu

hasil

sumberdaya

akhirnya dari

pada

di

Tanah

alam

Papua ini. Masyarakat di Desa Umba-

Masyarakat

masih

kurang

nume sangat sadar akan hal ini,

memperhatikan pendidikan non

sehingga

formal

untuk meningkatkan pendidikan

yang

sebetulnya

mereka

berupaya

merupakan jalan keluar untuk

anak-anak

meningkatkan

penghasilan

harapan bantuan dari pihak yang

keluarga.

sekali

sudah mengecap hasil sumber

mereka biaya

Namun

mempunyai yang

harus

lagi

kendala dikeluarga

cukup banyak untuk itu. Dari

kenyataan

Namun

yang

ada

kelaparan

yang akan menentukan kemam-

berlimpah.

puan masyarakat di suatu desa untuk mengembangkan dirinya sendiri, walaupun di desa itu sangat berlimpah sumberdaya yang

demikian

inilah yang merupakan salah satu kendala

yang

ada

ironisnya

ada

sebagian masyarakat Papua mati sumberdaya

Hal

dengan

daya alam mereka.

bahwa manusia itu sendirilah

alamnya.

mereka

di

tanah

di

daerah alamnya

yang sangat

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan

terdahulu,

maka

pada

Bab

dapatlah

disimpulkan secara umum hasil penelitian ini sebagai berikut :

19

1. Tingkat

pendidikan

formal

Dengan

demikian

responden menujukkan pada

tingkat partisipasi masyarakat

kategori yang masih rendah

Desa Umbanume masih pada

dimana sebanyak 46% masih

tingkat yang rendah sampai

berpendidikan

sedang.

rendah

dan

38% berpendidikan sedang dan hanya 6% saja yang dapat dikategorikan berpendidikan tinggi.

Dengan

demikian

masyarakat

di

desa

Umbanume

ini

masih

berpendidikan rendah. 2. Tingkat ponden

pendapatan dapat

res-

dikatakan

3. Masyarakat yang mempunyai pendidikan nonformal tingkat partisipasi mereka lebih baik dari

mereka

yang

mempunyai

hanya

pendidikan

formal saja. 4. Sumber Daya Manusia (SDM) mempengaruhi

partisipasi

masyarakat

di

masih rendah sampai sedang,

Umbanume,

artinya

yakni

tinggi pendidikan seseorang

responden

sebanyak

40%

berpenghasilan

rendah dan 46% berpenghasilan sedang dan sisanya 14% saja yang berpenghasilan

20

tinggi.

maka

makin

tinggi

tingkat partisipasi.

desa makin pula

Jurnal Holistik, Tahun IX No. 17A / Januari - Juni 2016

DAFTAR PUSTAKA

Bettelheim. B., Feral Children and Austictec Children, dalam Understanding Society (Ed : Social Science Fondation Cource Team) London : Mac Milan, 1970 Flippo. B.E. 1985, Manajemen Personalia, Jakarta, Erlangga. Hattab. S. 1977, Pendidikan Ketrampilan dan Keilmuan di Indonesia, Jakarta, Gunung Agung Hasibuan. M. 1986, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gunung Agung. Handoko. H.T, 1987, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yokyakarta, BPFE Inkelees Alex. 1986, Modeenisasi Manusia : dalam Modernisasi dan Dinamika pertumbuhan, Myron Weiner, Yokyakarta, Gadjah Mada University Press. Jaspen. M.A. 1976, Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial di Indonesia, Jakarta, Gunung Agung. Mamole. J. 1976, Ekonomi Pembangunan, Manado Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Martoyo. S. 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yokyakarta, BPFE. Moekiyat 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung, Mandar Maju Nasution. S. 1998, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Notoadmodjo. S. 1992, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineke Cipta.

21

Obrunn, W. F dan Nimkoff, M.F, A Handbook of Sociology, London : Reretledge and Keogen Paul, 1960 Polak Mayor. 1974, Sosiologi Pengantar Ringkas, Jakarta, Ikhtiar baru. Sanford, A.C, Human Relations : The Theory and Practice of Organization Behavian Colous : Charles E. Merril, 1997 Soekanto. S, 1970, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. _________, 1982, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial, Jakarta, Ghalia Indonesia Soemardjan. S. 1983, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, Jakarta, Rajawali Press. Stoner. J. 1986, Manajemen, Jakarta Intermedia. Suroto. 1989, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Erlangga. Sartono. 1990, Pokok Dalam Pembangunan Masyarakat Desa, Bandung.

22