PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN AROMA

Download antara lain terapi rendam kaki air hangat dan aroma terapi lavender. Air hangat dan aroma lavender dapat menyebabkan terjadinya vasodilatas...

1 downloads 499 Views 141KB Size
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI

RESTU ZARASTIKA I1031131026

NASKAH PUBLIKASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI (Comparison of Foot Soak in Warm Water Therapy and Lavender Aromatherapy Effectiveness to Decrease Blood Pressure in Patients with Hypertension) Restu Zarastika1, Sukarni2, Herman3 Program Studi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, email: [email protected] 2 Program Studi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak 3 Program Studi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak 1

ABSTRAK Hipertensi menyebabkan 9,4% kematian di dunia. Di Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sambas terdapat 16.225 kejadian hipertensi dan di Kecamatan Selakau terdapat 985 kejadian pada tahun 2016. Penanganan hipertensi selain farmakologi antara lain terapi rendam kaki air hangat dan aroma terapi lavender. Air hangat dan aroma lavender dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan pre test and post test design with two comparison treatments pada 30 responden. Uji analisis yang digunakan adalah Uji T dan Uji Wilcoxon. Hasil pada penelitian ini didapatkan rata-rata responden berusia 50,17 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, responden terbanyak memiliki riwayat hipertensi dan tidak mengonsumsi obat-obatan antihipertensi. Hasil pre-post test terapi rendam kaki air hangat adalah p value= 0,000 untuk sistolik dan p value= 0,001 untuk diastolik. Hasil pre-post test aroma terapi lavender adalah p value= 0,000 untuk sistolik dan p value= 0,000 untuk diastolik. Hasil perbandingan kedua intervensi tersebut setelah diberikan terapi rendam kaki air hangat dan aroma terapi lavender didapatkan p value= 0,591 untuk sistolik dan p value= 0,075 untuk diastolik. Simpulan penelitian menunjukkan terapi rendam kaki air hangat dan aroma terapi lavender efektif menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua intervensi tersebut. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi alternatif yang mudah diterapkan pada penderita hipertensi di lingkungan masyarakat ataupun di puskesmas.

Kata Kunci : Aroma terapi lavender, penurunan tekanan darah, terapi rendam kaki air hangat.

1

ABSTRACT Background: Hypertension has caused 9,4% of death in the world. In West Kalimantan, particularly, in Sambas Regency, it has been reported 16.225 cases of hypertension and 985 cases of hypertension have been reported in Selakau District during the year of 2016. Beside of pharmacological treatment, another way to deal with hypertension is by through foot soak in warm water therapy and lavender aromatherapy. The use warm water and lavender aroma can cause vasodilatation which can decrease blood pressure. Aim: To analysis the comparison of foot soak in warm water therapy and lavender aromatherapy effectiveness to decrease blood pressure in patients with hypertension at Working Area of Selakau District Health Center. Method: Used quasy experiment with pre test and post test design with two comparison treatments to 30 respondents. The data analysis applied T Test and Wilcoxon Test. Results: Respondent’s age is 50,17 years, most of them are dominated by female, the most dominant respondents have hypertension history and do not consume antihypertension. The result of pre-post test of foot soak in warm water therapy show p value= 0,000 for systolic and p value= 0,001 for diastolic. The pre-post test of lavender aromatherapy result in p value= 0,000 for systolic and 0,000 for diastolic. The comparison result from both intervensions after the given treatments of foot soak in warm water therapy and lavender aromatherapy show p value= 0,591 for systolic and p value= 0,075 for diastolic. Conclusion: Foot soak in warm water therapy and lavender aromatherapy are equally effective to decrease the blood pressure of hyertension patients. However, there is no significant difference between both of intervensions. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi alternatif yang mudah diterapkan pada penderita hipertensi di lingkungan masyarakat ataupun di puskesmas. Keywords: Lavender aromatherapy, decrease blood pressure, Foot soak in warm water therapy. PENDAHULUAN Hipertensi

keadaan

Tekanan darah normal adalah 120-

tekanan darah tinggi yang abnormal

129/80-84 mmHg. Dikatakan hiper-

yang diukur setidaknya tiga kali dalam

tensi stase 1 jika tekanan darah 140-

waktu yang berbeda dan memiliki

159/90-99 mmH, hipertensi stase 2

gambaran klinis seperti sakit kepala

160-179/100-109 mmHg, hipertensi

kadang disertai mual dan muntah,

stase 3 ≥180/110. Jika tekanan darah

penglihatan kabur, cara berjalan yang

seseorang >140/<90 mmHg, maka

tidak

disebut hipertensi sistolik terisolasi

mantap,

adalah

nokturia,

dan

pembengkakan (Corwin, 2009).

(Heart Foundation, 2016)

2

Hipertensi jika tidak segera

hipertensi dengan angka kejadian 985

diatasi akan menyebabkan komplikasi,

(Dinkes Kabupaten Sambas, 2017).

seperti stroke, infark miokard, gagal

Hipertensi dapat diatasi dengan

ginjal, kerusakan otak, dan kejang,

terapi farmakologi dan nonfarmako-

serta

2014).

logi. Pengobatan secara farmakologi

Hipertensi telah menyebabkan 9,4 juta

dapat menyebabkan terjadinya efek

kematian di seluruh dunia setiap

samping seperti sakit kepala, pusing,

tahunnya (Kemenkes RI, 2014).

lemas,

kematian

(Aspiana,

mual,

serta

juga

dapat

Pada tahun 2014 prevalensi

menyebabkan rebound hypertention

peningkatan tekanan darah pada usia

(Neal, 2006; Kabo, 2008, dalam

≥18 tahun di Asia berada pada

Hidayah,

peringkat

Ilkafah, 2016).

ketiga

dengan

angka

kejadian sebesar 25,3% pada laki-laki

Damanik,

Elita,

2015;

Terapi lain yang memiliki efek

dan 24,2% pada perempuan. Di

samping

Indonesia kejadian hipertensi pada

nonfarmakologi, antara lain hipno-

tahun 2014 sebesar 24% pada laki-laki

therapy, masase, aroma terapi, nafas

dan 22,6% pada perempuan (WHO,

dalam, musik klasik, senam kebugaran

2015).

jasmani (SKJ), yoga, bekam, Spiritual Di Kalimantan Barat angka

minimal

Emotional

adalah

Freedom

terapi

Technique

kejadian hipertensi tahun 2016 sebesar

(SEFT), senam kaki, terapi diet, dan

35.726

terapi

kejadian

dan

berada

rendam

kaki

air

hangat.

diperingkat tertinggi ketiga di antara

Walaupun tidak memberikan efek

10 penyakit lainnya (Dinkes Propinsi

samping

Kalimantan

Di

nonfarmakologi seperti hipnotherapy,

Kabupaten Sambas angka kejadian

masase, bekam, dan pijat refleksi sulit

hipertensi tahun 2016 juga menduduki

dilakukan secara mandiri karena terapi

peringkat tertinggi di antara kabupaten

tersebut membutuhkan seorang yang

lainnya dengan angka kejadian sebesar

telah

16.225 kejadian. Kecamatan Selakau

sedangkan aroma terapi dan terapi

menjadi peringkat tertinggi keempat di

rendam

Barat,

2017).

Kebupaten Sambas yang menderita

3

yang

ahli

kaki

berbahaya,

untuk

air

terapi

melakukannya,

hangat

mudah

dilakukan

secara

mandiri

oleh

penelitian

penderita hipertensi.

kedua

Aroma terapi adalah minyak essensial

yang

dapat

yang terapi

membandingkan tersebut

dalam

menurunkan tekanan darah. Oleh

digunakan

karena itu peneliti ingin mengetahui

sebagai suatu perawatan tubuh atau

bagaimana perbandingan efektivitas

penyembuhan

terapi rendam kaki air hangat dan

penyakit

(Jaelani,

2009). Berdasarkan penelitian yang

aroma

telah dilakukan oleh Soraya (2014);

penurunan

Gultom, Ginting, dan Silalahi (2016);

penderita hipertensi sehingga pada

serta pada systemic review yang telah

akhirnya diketahui intervensi manakah

dilakukan oleh Hur, Lee, Kim, Ernst

yang lebih efektif dalam menurunkan

(2010); diketahui bahwa aroma terapi

tekanan darah.

lavender

efektif

diberikan

ini

merupakan

test design with two comparison

menerapkan

treatments.

pengobatan air (Potter dan Perry,

Jumlah

2014). Berdasarkan penelitian yang Pratika

pada

dengan rancangan pre test and post

meningkatkan relaksasi otot, mende-

oleh

darah

digunakan adalah quasy experiment

mengurangi edema dan inflamasi,

dan

terhadap

penelitian kuantitatif. Desain yang

hangat dapat meningkatkan sirkulasi,

dilakukan

tekanan

METODE Penelitian

Merendam kaki dengan air

luka,

lavender

pada

penderita hipertensi.

bridemen

terapi

populasi

pada

penelitian ini adalah 167 orang dan

(2012);

dilakukan

Santoso (2015); Solechah, Masi, dan

pengambilan

sampel

menggunakan teknik non probability

Rottie; diketahui bahwa ada pengaruh

sampling dengan metode purposive

terapi rendam kaki air hangat terhadap

sampling.

penurunan tekanan darah penderita

Jumlah

sampel

pada

masing-masing kelompok adalah 15

hipertensi.

orang, sehingga total responden pada

Terapi rendam kaki air hangat

penelitian ini adalah 30 orang.

dan aroma terapi lavender efektif

Kriteria inklusi pada penelitian

menurunkan tekanan darah, namun

ini adalah penderita hipertensi yang

sejauh ini peneliti belum menemukan

berusia 45-55 tahun dengan 4

nilai

tekanan darah sistolik 140-159 mmHg

atas kapas kemudian dihirup selama

dan tekanan darah diastolik 80-99

10 menit. Pengukuran tekanan darah

mmHg

dilakukan

serta

mengonsumsi

obat

sebelum

dan

sesudah

Captopril atau tidak mengonsumsi

diberikan terapi rendam kaki air

obat. Kriteria eksklusinya adalah

hangat atau aroma terapi lavender

responden yang dalam perawatan

dengan menggunakan spygmomano-

terapi nonfarmakologi lain selain yang

meter air raksa dan stetoskop. Kedua

diteliti dan responden yang memiliki

terapi dilakukan selamam tujuh hari

penyakit

berturut-turut.

Diabetes

Mellitus

dan

gangguan ginjal lainnya.

Penelitian ini dilakukan di

Pada kelompok terapi rendam

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

kaki air hangat, kaki dimasukkan ke

Selakau dari tanggal 22 Mei-15 Juni

dalam baskom yang telah berisi air

2017. Seluruh data hasil penelitian di

hangat 38ºC kemudian ditutup dengan

analisis dengan menggunakan Uji T

handuk

Berpasangan, Uji Wilcoxon, dan Uji T

selama

10

menit.

Pada

kelompok aroma terapi lavender,

Tidak Berpasangan.

letakkan minyak lavender 5 tetes di HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1. Data karakteristik usia responden Variabel Usia 45-55 tahun

Mean Rendam Kaki

Aroma Terapi

50,47

49,87

f total 30

Mean Total ± SD 50,17±3,030

Tabel 2. Data Karakteristik jenis kelamin, riwayat hipertensi, dan riwayat minum obat responden Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Riwayat Hipertensi Ya Tidak Riwayat Minum Obat Ya Tidak

f Aroma Terapi

Rendam Kaki

f Total

(100%)

3 12

2 13

5 25

16,67 83,33

11 4

9 6

18 12

60,00 40,00

0 15

2 13

2 28

6,67 93,33

5

Analisis Bivariat Tabel 3. Data tekanan darah setelah diberikan terapi rendam kaki air hangat Tekanan Darah

n

Sistolik

15

Diastolik

15

Pre Test Mean ± SD 145,99 ± 6,73173 Median (Min-Max) 94,43 (84,14-98,71)

Post Test Mean ± SD 138,60 ± 6,75675 Median (Min-Max) 90,43 (81,00-94,43)

p 0,000 0,001

Tabel 4. Data tekanan darah setelah diberikan aroma terapi lavender TD

n

Sistolik Diastolik

15

Pre Test Mean± SD 145,59 ± 6,96741 91,44± 4,73295

Post Test Mean± SD 137,16 ± 7,70386 87,34 ± 4,82894

p 0,000 0,000

Tabel 5. Hasil analisis perbandingan kedua terapi Variabel Tekanan Darah Sistolik Post Test Terapi Rendam Kaki Air Hangat Sistolik Post Test Aroma Terapi Lavender

Mean ± SD

p

138,60 ± 6,75675 137,16 ± 7,70386

0,591

Diastolik Post Test Terapi Rendam Kaki Air Hangat Diastolik Post Test Aroma Terapi Lavender

90,14 ± 3,34594 87,34 ± 4,82849

0,075

Berdasarkan Tabel 1 dan 2,

yang signifikan antara sebelum dan

dapat disimpulkan bahwa rata-rata

sesudah diberikan terapi rendam kaki

usia responden pada penelitian ini

air hangat, p value= 0,000 pada

adalah 50,17 tahun dengan jenis

tekanan darah sistolik dan p value=

kelamin

0,001 pada tekanan darah diastolik.

terbanyak

yaitu

pada

perempuan. Pada Tabel 1 dan 2 juga

Berdasarkan Tabel 4 dapat

dapat dilihat bahwa responden pada

disimpulkan bahwa ada perbedaan

penelitian ini terbanyak memiliki

tekanan darah sistolik dan diastolik

riwayat hipertensi dengan jumlah 18

yang signifikan antara sebelum dan

orang. Pada penelitian ini responden

sesudah diberikan terapi rendam kaki

yang tidak mengonsumsi obat-obatan

air hangat, p value= 0,000 pada

berjumlah paling banyak yaitu 28

tekanan darah sistolik dan p value=

orang.

0,000 pada tekanan darah diastolik. Berdasarkan Tabel 3 dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan

Berdasarkan Tabel 5 dapat

tekanan darah sistolik dan diastolik

disimpulkan

6

bahwa

tidak

ada

perbedaan yang bermakna antara

yang

secara

teratur

tekanan darah sistolik dan diastolik

ningkatkan aliran darah dan produksi

setelah diberikan terapi rendam kaki

nitrit oksida di dalam tubuh walaupun

air hangat dan aroma terapi terapi

telah mengalami pertam-bahan usia.

lavender pada penderita hipertensi di

Nitrit

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

pembentukan

Selakau, p value= 0,591 pada tekanan

Relaxing

darah sistolik dan p value= 0,075 pada

membuat pembuluh darah cenderung

tekanan darah diastolik.

lebih

oksida

dapat

akan

merangsang

Endothelial

Factor

elastis

me-

Derive

(EDRF)

sehingga

yang

dapat

mengurangi tahanan perifer dan kerja PEMBAHASAN

jantung lebih efisien sehingga curah

Karakteristik Responden 1) Usia Tingginya hipertensi

angka

pada

disebabkan

jantung

usia

karena

usia

Adiputra, 2015; Putriastuti, 2016)

tersebut

Jarang melakukan

hipertensi. menurut

risiko

Hal Sudewa,

ini

menderita dikarenakan

Ismanto,

menurunkan

bergerak kecepatan

lebih

kuat

sehingga

Proses ini yang terjadi secara terus

kejadian

menerus

sampai

tua

dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi.

disebabkan karena pada saat mereka muda

jarang

meningkatkan tekanan darah di arteri.

hipertensi pada usia 50 tahun juga

lebih

sehingga

darah

tekanan darah untuk diturunkan.

berusia

tubuh

lancar membuat jantung memompa

seseorang, maka akan semakin sulit

angka

membuat

aliran darah. Aliran darah yang tidak

dan

Rompas (2014), semakin tua umur

Tingginya

aktivitas

atau berolahraga saat berusia muda

Semakin tua umur seseorang akan tinggi

dan

tekanan darah (Aripin, Sawitri, dan

tahun

hampir memasuki masa lanjut usia.

semakin

berkurang

menyebabkan terjadinya penurunan

kejadian 50

akan

Hal tersebut juga diperparah dengan

mereka

usia yang semakin tua. Semakin tua

menerapkan kebiasaan hidup yang

umur seseorang akan terjadi proses

kurang sehat seperti jarang ber-

degeneratif

olahraga atau jarang beraktivitas fisik.

yang

menyebabkan

pembuluh darah akan mengalami

Berolahraga atau beraktivitas fisik 7

kekakuan. Kekakuan pembuluh darah

menyebabkan terjadinya peningkatan

yang terjadi ditambah dengan adanya

tekanan

aliran yang tidak lancar dan terjadi

hipertensi, namun hal ini bertolak

secara terus menerus inilah dapat

belakang dg angka kejadi di dunia dan

menyebabkan terjadinya hipertensi.

di Indonesia pada tahun 2014 yang

2) Jenis Kelamin

mana laki-laki lebih banyak menderita

Tingginya

angka

kejadian

darah

dan

terjadilah

hipertensi.

hipertensi pada wanita disebabkan

3) Riwayat Hipertensi

karena proses menopause. Menurut

Pada penelitian ini didapatkan

Solechah, Masi, dan Rottie (2017),

responden terbanyak memiliki riwayat

perempuan yang belum menopuase

hipertensi.

akan

hormon

turunkan secara genetik melalui gen

esterogen yang memiliki peran dalam

NPPA dan NPPB yang berada di

meningkatkan kadar (HDL). Ketika

dalam peredaran darah. Kedua gen

seorang perempuan telah memasuki

tersebut

umur 45-55 tahun, maka kuantitas

kelebihan

sodium

atau

garam.

esterogen

Kelebihan

sodium

atau

garam

dilindungi

akan

oleh

mulai

berkurang

Hipertensi

akan

dapat

membuat

di-

tubuh

kuntitasnya secara alami. Hal inilah

meningkatkan volume darah didalam

yang menyebabkan perempuan yang

tubuh sehingga terjadilah peningkatan

telah beruasi >45 tahun lebih berisiko

tekanan darah atau hipertensi (Jaya

menderita hipertensi.

dkk, 2014).

Tingginya

kejadian

Tingginya jumlah responden

hipertensi pada perempuan dalam

yang memiliki riwayat hipertensi pada

penelitian ini disebabkan karena rata-

penelitian

rata responden yang perempuan telah

mereka tidak terlalu mengkhawatirkan

menua dan telah memasuki masa

riwayat hipertensi yang dimilikinya

menopause. Perempuan yang telah

sehingga mereka tetap menerapkan

memasuki masa menopause akan

gaya hidup dan kebiasaan yang sama

mengalami penurunan esterogen dan

dengan orang tua mereka yang juga

juga akan diikuti dengan penurunan

menderita hipertensi. Di dalam sebuah

kadar

keluarga biasanya cenderung memiliki

HDL.

angka

Hal

inilah

yang

8

ini

disebabkan

karena

kebiasaan yang sama, seperti pola

ngatakan tidak mengkonsumsi obat

makan dan pola aktivitas yang kurang

antihipertensi karena merasa lebih

sehat. Seperti yang telah diketahui,

baik

bahwa gaya hidup yang kurang sehat

observasi pemeriksaan tekanan darah

merupakan salah satu faktor risiko

mereka lebih dari normal. Tingginya

untuk menderita hipertensi.

tingkat ketidakpatuhan minum obat

4) Riwayat Minum Obat

disebabkan karena para responden

Sebanyak dua orang responden

walaupun

berdasarkan

hasil

merasa tubuhnya sudah membaik dan

pada penleitian ini mengonsumsi obat

mereka

Captopril. Menurut Heart Foundation

dengan ketidakpatuhan minum obat

(2016),

dapat meningkatkan risiko terkena

Captopril

adalah

jenis

tidak

menyadari

antihipertensi golongan ACE Inhibitor

penyakit

dengan dosis 12,5-50 mg sehari dua

lainnya.

kali.

Perbedaaan Tekanan Darah

Captopril

bekerja

sebagai

yang

lebih

bahwa

berbahaya

penghambat degradasi kinin termasuk

Penderita Hipertensi Sebelum dan

bradikinin yang akan menyebabkan

Sesudah Diberikan Terapi Rendam

efek vasodilatasi sehingga meng-

Kaki Air Hangat

hasilkan efek antihipertensi yang kuat

Responden

yang

rutin

(Ilkafah, 2016). Efek inilah yang

diberikan terapi rendam kaki air

menyebabkan terjadinya penurunan

hangat selama 10 menit setiap hari

tekanan darah.

dalam 1 minggu mengatakan bahwa

Dua

puluh

delapan

orang

mereka selalu merasakan lebih rileks

lainnya tidak mengkonsumsi obat

setelah direndam kakinya dengan air

antihipertensi. Menurut Mutmainah

yang bersuhu 38ºC. Keadaan rileks

dan Rahmawati (2010), kepatuhan

atau tenang dapat menurunkan tekanan

minum obat secara teratur dapat

darah.

mengontrol tekanan darah penderita

Terapi rendam kaki air hangat

hipertensi, sehingga dapat mengurangi

ini telah terbukti dapat menurunkan

risiko kerusakan organ-organ dalam

tekanan darah. Menurunnya tekanan

jangka panjang. Responden yang tidak

darah disebabkan karena panasnya air

mengonsumsi

yang digunakan untuk merendam pada

obat

rata-rata

me-

9

penelitian ini adalah 38ºC yang

mmHg. Penurunan tekanan darah

merupakan termasuk rentang nilai

diastolik

suhu yang efektif untuk menurunkan

penurunan tahanan perifer. Suhu panas

tekanan darah seseorang. Berdasarkan

akan

penelitian yang dilakukan Ilkafah

berdilatasi. Arteriol akan berdilatasi

(2016), Suhu air hangat 35-40ºC

apabila

mempunyai efek dalam menurunkan

parasimpatis.

tekanan

menyebabkan penurunan tekanan pada

darah

pada

penderita

hipertensi. Pada

ini

disebabkan

membuat

diberi

pembuluh

ransangan

Vasodilatasi

oleh

darah

saraf arteriol

arteri di belakangnya dan membuat hasil

penelitian

darah mengalir dengan lancar. Hal

ditemukan bahwa sebanyak 9 orang

tersebut akan menyebabkan terjadinya

responden mengalami penurunan rata-

penurunan tahanan perifer total dan

rata tekanan darah di bawah 140

terjadilah penurunan tekanan darah

mmHg pada tekanan darah sistolik.

diastolik (Karch, 2010).

Penurunan tekanan darah sistolik

Perbedaaan Tekanan Darah

disebabkan oleh penurunan frekuensi

Penderita Hipertensi Sebelum dan

jantung dan kontraktilitas jantung.

Sesudah Diberikan Aroma Terapi

Suhu panas yang ditransfer oleh air ke

Lavender

kaki seseorang akan memberikan efek vasodilatasi

yang

dimana

Responden

yang

rutin

akan

diberikan aroma terapi selama 10

merangsang pusat-pusat baroreseptor

menit setiap hari dalam 1 minggu

untuk

vaso-

mengatakan bahwa mereka merasakan

kontriksi. Akibat dari respon tersebut

lebih rileks dan merasakan tidur

menyebabkan vasodilatasi vena dan

mereka

arteriol di seluruh sistem sirkulasi

menghirup aroma terapi lavender. Hal

perifer sehingga terjadi penurunan

ini disebabkan oleh linalool yang

frekuensi jantung dan kontraktilitas

memiliki efek sedatif dan linalyl asetat

jantung (Guyton, 2007).

yang memiliki efek narkotik. Kedua

menghambat

pusat

Sebanyak 7 orang responden mengalami

penurunan

lebih

nyenyak

setelah

zat ini dapat meningkatkan rasa

rata-rata

nyaman,

tekanan darah diastolik di bawah 90

menekan

agresi

serta

menekan kecemasan (Ali dkk, 2015).

10

Aroma terapi lavender efektif

Lindquist, 2010; Huang, Fang, dan

menurunkan tekanan darah karena

Fang, 2014).

mengandung linalyl asetat, 1,8-cineol,

Sebanyak 8 orang responden

linalool , cis-ocimene, trans-ocimene,

pada penelitian mengalami penurunan

3-octanone, α-pinene, caryophyllene,

tekanan darah diastolik di bawah 90

merol, borneol, terpinen-4-ol, dan

mmHg. Hal ini dikarenakan zat-zat

lavaendulyl asetat (Hidayat, Rosnaeni,

pada

dan

Zat-zat

talamus yang membuat saraf vagus

merangsang

saraf

menyampaikan impuls parasimpatis

kemudian

akan

ke

Hendranata,

tersebut

akan

olfaktorius merangsang

yang

2010).

hipotalamus

untuk

lavender

jantung.

merangsang

Ransangan

parasimpatis

akan

hipo-

saraf

menyebabkan

merangsang pusat vasomotor di bagian

terjadinya vasodilatasi pada arteriol.

medial.

ke-

Tervasodilatasinya arteriol menye-

mudian akan disampaikan ke nukleus

babkan terjadinya penurunan tahanan

motorik dorsalis saraf vagus. Saraf

perifer yang akan membuat tekanan

vagus akan menyampaikan impuls

diastolik menurun (Guyton, 2007;

parasimpatis ke jantung sehingga

Karch, 2010).

terjadi penurunan frekuensi jantung

Perbedaan

dan kontraktilitas jantung (Guyton,

Rendam Kaki Air Hangat dan

2007).

Aroma Terapi Lavender Terhadap

Rangsangan

Pada

hasil

tersebut

penelitian

di-

Efektivitas

Penurunan

temukan sebanyak 10 orang responden

Tekanan

Terapi

Darah

Penderita Hipertensi

mengalami penurunan rata-rata te-

Setelah dilakukan uji statistik

kanan darah sistolik di bawah 140

didapatkan hasil p value= 0,591 pada

mmHg. Sama halnya dengan terapi

tekanan darah sistolik dan p value=

rendam kaki air hangat, penurunan

0,075 pada tekanan darah diastolik,

frekuensi jantung dan kontraktilitas

sehingga dapat disimpulkan bahwa

jantung yang disebabkan oleh aroma

tidak ada perbedaan efektivitas yang

terapi lavender inilah yang membuat

signifikan antara kedua terapi terhadap

terjadinya penurunan tekanan darah

penurunan tekanan darah penderita

sistolik (Guyton, 2007; Snyder dan

hipertensi

11

di

Wilayah

Kerja

Puskesmas

Kecamatan

Selakau.

Aroma

terapi

lavender

Walaupun tidak ada perbedaan yang

mengandung zat-zat seperti linalool

signifikan antara kedua terapi, aroma

dan linalyl asetat yang memiliki efek

terapi lavender dapat menurunkan

menenangkan.

tekanan darah sistolik dan diastolik

dirasakan seseorang dapat membantu

lebih banyak dibandingkan dengan

dalam menurunkan tekanan darah

terapi rendam kaki air hangat. Hal

penerita hipertensi. Dilihat dari cara

tersebut

kerjanya, aroma terapi lavender dapat

disebabkan

karena

pada

Ketenangan

aroma terapi mengandung zat-zat

mempengaruhi

seperti linalool dan linalyl asetat

seseorang. Partikel-partikel zat yang

sehingga mempunyai efek yang lebih

terdapat di aroma terapi lavender akan

besar dan lebih lama dibandingkan

menstimulasi saraf olfaktorius yang

dengan terapi rendam kaki air hangat.

kemudian akan dikirim ke sistem

Menurut Rahmawati, Titi, dan

limbik. Stimulan yang dikirim ke sistem

mengatakan

terapi

hipotalamus yang kemudian akan

lavender meninggalkan efek yang

merangsang saraf vagus. Saraf vagus

lebih

dengan

akan menyampaikan impuls para-

mandi air hangat karena mandi dengan

simpatis ke jantung dan terjadilah

air hangat efek yang diberikan segera

penurunan frekuensi dan kontraktilitas

hilang setelah selesai mandi sehingga

jantung (Guyton, 2007; Snyder dan

rasa rileks yang diberikan juga akan

Lindquist, 2010; Huang, Fang, dan

segera berkurang. Hal ini sejalan

Fang, 2014).

lama

aroma

dibandingkan

akan

olfaktorius

Suciana (2015) dalam penelitiannya, bahwa

limbik

saraf

yang

merangsang

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Jika dilihat dari segi usia pada

Kheirkhah, Pour, Nisani, dan Haghani

masing-masing kelompok, kelompok

(2014),

hasil

aroma terapi lavender memiliki lebih

bahwa dengan aroma terapi mawar

banyak usia di bawah 50 tahun dan

skor ansietas lebih banyak turun

memiliki

dibandingkan dengan kelompok terapi

dibandingkan dengan kelompok terapi

rendam kaki air hangat dan kelompok

rendam kaki air hangat yang memiliki

kontrol.

rata-rata usia 50,47 tahun. Hal inilah

yang

mendapatkan

12

rata-rata

49,87

tahun

yang menyebabkan pada kelompok

dapat memicu terjadinya hipertensi.

aroma terapi lavender lebih banyak

Makanan tinggi lemak seperti daging

mempengaruhi tekanan darah sistolik

sapi mengandung lemak jenuh yang

maupun diastolik dibanding terapi

tinggi. Lemak di dalam hidangan

rendam kaki air hangat. Menurut

memberikan

Sudewa, Ismanto, dan Rompas (2014),

ningkakan kolesterol darah terutama

semakin tua umur seseorang, maka

lemak hewani yang mengandung

akan semakin sulit tekanan darah

lemak

diturunkan. Hal ini dikarenakan telah

menjadi

terjadi

perubahan-perubahan

yang

hipertensi yang diawali dengan proses

alami

pada

darah.

aterosklerosis pembuluh darah akibat

Perubahan-perubahan tersebut seperti

terbentuknya gel busa. Kemudian gel

berkurangnya elastisitas pembuluh

busa

darah dan berkurangnya kesensitifan

perlemakan yang kemudian akan

baroreseptor.

menyebabkan

pembuluh

Pada hasil penelitian juga didapatkan

sebanyak

11

kecenderungan

jenuh.

Hiperkolesterolemia

faktor

akan

me-

risiko

terjadinya

membentuk

terjadinya

bercak

disrupsi

endotelium pembuluh darah. Semakin

orang

bertumbuhnya gel pada akhirnya akan

mengalami kenaikan tekanan darah.

menyebabkan

Pada awalnya tekanan darah mereka

sklerosis lanjut (Jauhari, 2013 dalam

berada di bawah 160 mmHg pada

Manawan, Rattu, dan Punuh, 2016;

tekanan darah sistolik dan 100 mmHg

Saputra dan Anam, 2016).

pada tekanan darah diastolik, namun

Adapun

terjadinya

alasan

lain

artero-

yang

terjadi peningkatan di atas tekanan

mereka katakan adalah mereka sedang

darah tersebut. Berdasarkan hasil

banyak yang dipikirkan ataupun dalam

wawancara selama intervensi kepada

keadaan stres. Perasaan stres pada

responden

me-

seseorang dapat memacu jantung

ngatakan baru saja mengkonsumsi

bekerja lebih cepat. Meningkatnya

makanan tinggi lemak seperti daging

frekuensi

sapi.

menyebabkan peningkatan tekanan

tersebut,

Konsumsi

mereka

makanan

jantung

tersebut

dapat

asin,

darah. Menurut Ariasti dan Pawitri

makanan manis, dan makanan lemak

(2016), ansietas, takut, nyeri, dan stres

13

emosi dapat mengakibatkan stimulasi

memiliki riwayat hipertensi yang

simpatik yang dapat meningkatkan

berjumlah 18 orang dan tidak

tekanan darah, curah jantung, dan

mengonsumsi obat antihipertensi

tahanan frekuensi perifer.

yang berjumlah 28 orang. 2) Terdapat perbedaan tekanan darah

Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh

yang signifikan antara sebelum

peneliti masih memiliki keterbatasan.

dan sesudah diberikan terapi

Adapun keterbatasan dalam penelitian

rendam kaki air hangat.

ini antara lain:

3) Terdapat perbedaan tekanan darah

a) Peneliti tidak mampu mengontrol

yang signifikan antara sebelum

pola makan responden sehingga

dan sesudah diberikan aroma

terjadi kenaikan tekanan darah

terapi lavender.

pada beberapa responden. b) Suasana

lingkungan

4) Tidak terdapat perbedaan yang tempat

signifikan antara terapi rendam

tinggal responden berbeda-beda,

kaki air hangat dan aroma terapi

sehingga ada beberapa responden

lavender

yang

tekanan darah di Wilayah Kerja

diberikan

terapi

dalam

keadaan lingkungan yang tidak

terhadap

penurunan

Puskesmas Kecamatan.

tenang.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah:

KESIMPULAN DAN SARAN

1) Bagi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan,

dapat

Bagi

ditarik

penelitian ini sebagai informasi

1) Diketahui bahwa rata-rata usia

atau evidance based di lingkungan

responden pada penelitian ini

pendidikan keperawatan untuk

adalah 50,17 tahun dengan total

meningkatkan pengetahuan se-

jenis kelamin terbanyak adalah

belumnya.

perempuan yang berjumlah 25 Pada

responden

penelitian

terbanyak

di-

sarankan untuk menjadikan hasil

kesimpulan sebagai berikut:

orang.

pendidikan

2) Bagi Penelitian Selanjutnya

ini

Disarankan kepada pe-

adalah

neliti

14

selanjutnya

untuk

me-

ngontrol gaya hidup dan pola

lebih

makan

men-

menyarankan agar masyarakat

dapatkan hasil yang lebih efektif.

menggunakan terapi rendam kaki

Disarankan juga untuk penelitian

air hangat.

responden

agar

murah,

maka

peneliti

selanjutnya untuk menyetarakan DAFTAR PUSTAKA Ali, B., Al-Wabel, N. A., Shams, S., Ahamad, A., Khan, S. A., Anwar, F. (2015). Essensial Oils Used in Aromatherapy: A Systemic Review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 5(8); 601-611.

jumlah jenis kelamin di antara laki-laki dan perempuan agar ada keseimbangan antara keduanya. 3) Bagi Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Bagi

Unit

Pelayanan

Ariasti, D., dan Pratiwi, T. N. (2016). Hubungan Antara Mekanisme Koping Terhadap Stres dengan Kejadian Hipertensi pada Warga di Desa Ngelom Sroyo Jaten Karanganyar. Jurnal Ilmu Kesehatan Kosala, 4(1).

Kesehatan Puskesmas disarankan menjadikan terapi rendam kaki air hangat atau aroma terapi sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk

menurunkan

tekanan

Aripin, Sawitri, A. A. S., dan Adiputra, N. (2015). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Orang Dewasa di Banyuwangi: Studi Kasus Kontrol. Public Health and Preventive Medicine Archive, 03(02); 141-149. Aspiana, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kardiovaskuler: Aplikasi NIC NOC. Jakarta: EGC. Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media. Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. (2017). Statistik Jumlah Kasus Hipertensi di Kabupaten Sambas dari Tahun 20142016. Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat. (2017). Statistik Jumlah

penderita hipertensi darah di puskesmas. 4) Bagi Masyarakat Bagi

masyarakat

yang

menderita hipertensi disarankan untuk menggunakan terapi rendam kaki air hangat atau aroma terapi lavender

sebagai terapi

alternatif yang mudah dilakukan secara mandiri untuk menurunkan tekanan darah karena kedua terapi ini telah terbukti tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya, namun jika masyarakat ingin memilih terapi yang

15

Kasus Hipertensi di Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2016. Gultom, A. B., Ginting, S., dan Silalahi, E. L. (2016). The Influence of Lavender Aroma Therapy on Decreasing Blood Presure in Hypertention Patients. International Journal of Public Health Science (IJPHS), 05(04); 470-478. Guyton, A. C. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.

Antara Tamalanrea Makassar. Pharmacon, Jurnal Ilmiah Farmasi, 05(02); 228-235. Jaelani. (2009). Aroma Terapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Jaya, H., Triwani, T., Yasin, H., Marwoto, J., dan Lukman, L. (2014). Hubungan Pola Dermatoglifi dengan Hipertensi Essensial. Jurnal Keperawatan Soedirman, 9(2), 126-133. Karch, A. M. (2010). Buku Ajar Farmakologi Keperawatan. Jakarta: EGC.

Heart Foundation. (2016). Guidline for the Diagnosis and Management of Hypertension in Adults. Melbourne: National Heart Foundation of Australia. Hidayah, N., Damanik, S. R. H., dan Elita, V. (2015). Perbandingan Efektivitas Terapi Musik Klasik dengan Aromaterapi Mawar Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. JOM, 02(02); 1317-1326. Hidayat, M., Rosnaeni, dan Hendranata, F. (2010). Reppelent Effect of Lavender, Rose, and Rosemary Oil on Aedes Aegypti Mosquitoes. Jurnal Medika Planta, 01(01); 67-74.

Kheirkhah, M., Pour, N. S. V., Nisani, L., Haghani, H. (2014). Comparing The Effects of Aromatherapy with Rose Oils and Warm Foot Bath on Anxiety in The Firts Stage of Labor in Nulliparous Women. Iran Red Crescent Med J., 16(9); 1-5. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Infodatin: Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Manawan, A. A. (2016). Hubungan antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian Hipertensi di Desa Tandengan Satu Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. PHARMACON, 5(1 ).

Huang, S. H., Fang, L., dan Fang, S. H. (2014). The Effectiveness of Aromatherapy with Lavender Essensial Oil in Relieving Post Arthroscopy Pain. JMEG, 2014(2014); 1-9.

Mutmainah, N., dan Rahmawati, M. (2010). Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat dan Keberhasilan Terapi pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Daerah Surakarta. Pharmacon, 11(02); 51-56). Putriastuti, L. (2016). Analisis Hubungan Antara Kebiasaan

Ilkafah. (2016). Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Obat Antihipertensi dan Terapi Rendam Air Hangat di Wilayah Kerja Puskesmas 16

Olahraga dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Usia 45 Tahun ke Atas. Jurnal Berkala Epidemiologi, 04(02); 225236. Rahmawati, I., Titi, S. S., dan Suciana, F. (2015). Efektivitas Mandi Air Hangat dan Aroma Terapi Lavender Terhadap Insomnia pada Lansia. PROFESI, 13(01); 6-9. Saputra, O., dan Anam, K. (2016). Gaya Hidup sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Pesisir Pantai. Majority, 05(03); 118-123. Solechah, N., Masi, G. N. M., Rottie, J. V. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien dengan Hipertensi di Puskesmas Bahu Manado. Ejournal Keperawatan, 05(01). Snyder, M., dan Lindquist, R. (2010). Complementary and Alternative Therapies in Nursing, Edition 6th. New York: Springer. Sudewa, I. W. B., Ismanto, A. Y., dan Rompas, S. (2014). Pengaruh Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Werdhi Agung Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Keperawatan, 02(02).

17