Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
PERBANDINGAN SISTEM PENGONTROLAN PID KONVENSIONAL DENGAN PENGONTROLAN CMAC, FUZZY LOGIC DAN ANN PADA WATER LEVEL PRESSURIZER Restu Maerani, Syaiful Bakhri Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir
ABSTRAK PEMBANDINGAN SISTEM PENGONTROLAN PID KONVENSIONAL DENGAN PENGONTROLAN CMAC, FUZZY LOGIC DAN ANN PADA WATER LEVEL PRESSURIZER. Sistem pengontrolan berbagai parameter dalam pengoperasian di pressurizer sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan reaktor daya PWR. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan metode pengontrolan yang paling tepat, untuk mendapatkan tingkat keselamatan yang tinggi. Pengontrolan yang paling mudah dan paling banyak digunakan adalah PID controller karena struktur yang kuat dan sederhana. Sedangkan pengontrolan lainnya yang juga bisa digunakan adalah CMAC (Cerebellar Model Articulation Controller), Fuzzy Logic serta ANN (Artificial Neural Networks) yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Studi ini mengkaji berbagai paradigma pengontrolan ini sehingga diharapkan dapat dipilih model sistem pengontrolan yang lebih tepat, akurat serta memiliki sistem yang dapat mendukung kinerja pressurizer dengan baik. Sedangkan untuk lebih memberikan gambaran detil, kajian dikhususkan pada keempat pengontrolan tersebut dalam aplikasinya dipengukuran water level pressurizer pada reaktor daya tipe PWR . Kata Kunci : Pressurizer, PID, CMAC, ANN, Fuzzy Logic
ABSTRACT COMPARISON BETWEEN THE CONVENTIONAL PID CONTROL SYSTEM AND CMAC, FUZZY LOGIC AND ANN CONTROL SYSTEM FOR PRESSURIZER WATER LEVEL. Controlling systems various parameters in the operation in the pressurizer is necessary to ensure the safety of PWR power reactor . Various studies have been conducted to obtain the most appropriate control methods , to obtain a high level of safety . Control of the easiest and most widely used is a PID controller for robust and simple structure . While other control that can also be used is CMAC ( Cerebellar Model Articulation Controller ), Fuzzy Logic and ANN ( Artificial Neural Networks ), each of which has advantages and disadvantages . This study examines the control paradigm is expected to be selected so that the control system is more precise, accurate and have a system that can support good performance with the pressurizer . Meanwhile, to further provide a detailed overview, studies devoted to the application of the four systems for controlling water level in the pressurizer power reactors type PWR . Keywords : Pressurizer, PID, CMAC, ANN, Fuzzy Logic
PENDAHULUAN
untuk mengendalikan sprayer, heater, katup
Pressurizer merupakan komponen penting
otomatis dan sistem relief. Sistem pengontrolan
yang menjaga kestabilan tekanan dari panas
ini berperan dalam menjaga kestabilan tekanan
yang dihasilkan oleh bejana reaktor agar dapat
pada
digunakan pada steam generator dengan porsi
komponen sprayer apabila tekanan pressurizer
yang tepat. Pressurizer memiliki elemen air dan
terlalu tinggi, ataupun sebaliknya mengaktifkan
uap, dan untuk menjaga keseimbangan air dan
heater apabila tekanan menurun.
pressurizer
dengan
mengaktifkan
uap tersebut maka dibutuhkan pengontrolan
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
129
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Untuk
mengatur
mekanisme
kerja
pengontrolan Fuzzy Logic. Pengkajian ini juga
pressurizer ini sesuai dengan permintaan daya
diharapkan
operasi reaktor dibutuhkanlah sebuah sistem
meningkatkan pemahaman tentang berbagai
pengontrolan. Salah satu pengontrolan yang
metode kontrol yang ada, sekaligus rekomendasi
umum
yang lebih obyektif tentang metode pressurizer
digunakan
pengontrolan
adalah
PID
menggunakan
(Proportional
Integral
Derivative). Pengontrol PID terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen Proporsional (P), komponen Integral (I) dan komponen Derivatif (D). Pengontrol PID akan menghasilkan aksi
memberikan
pengontrolan
terbaik
kontribusi
saat
positif
implementasi
pembangunan reaktor daya PWR nantinya.
TEORI Gambaran Singkat Pressurizer Pengontrolan Level Permukaan Airnya
kontrol dengan membandingkan kesalahan atau
Pressurizer
merupakan
dan
sebuah
tabung
error yang merupakan selisih dari process
penjaga kesetimbangan panas yang datang dari
variable dan set point sebagai masukan. Teknik
bejana reaktor agar nantinya panas tersebut
pengontrolan
dapat dipergunakan pada steam generator untuk
lainnya,
yaitu
dengan
menggunakan Fuzzy Logic, memiliki cara yang
memanaskan
lebih sederhana dalam memberikan keputusan
sebagai penggerak turbin. Posisi pressurizer di
seperti
tipikal sebuah PWR terlihat di Gambar 1. Di
halnya
manusia
berpikir,
dengan
air
yang akan
dipergunakan
menafsirkan data dan mencari solusi yang lebih
dalam
tepat. Beberapa riset juga berupaya mencari
terdapat dua bagian yang terisi oleh air
teknik
seperti:
sedangkan bagian lainnya merupakan ruang
pengontrolan level air dengan menggunakan
untuk uap panas. Pada kondisi kondisi steady
Cebellar
Controller
state air yang berada dalam kondisi saturasi
(CMAC), dan penggunaan Artificial Neural
berkisar 60% dan selebihnya 40% adalah uap
Networks (ANNs) dalam pemodelan untuk
panas.
sistem pemetaan pada reaktor PWR.
berfungsi untuk menjaga kestabilan dari uap
pengontrolan Model
terbaik
Articulation
kungkungan
Kemudian
pressurizer
terdapat
itu
sendiri
sprayer
yang
Dari berbagai metode pengontrolan yang
tersebut agar tidak terlalu panas. Sedangkan
ada, perlu dilakukan pengkajian lebih dalam
apabila tekanan uap terus menurun maka
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
pressurizer memiliki sistem pemanas cadangan,
tentang unjuk kerja dari pengontrolan yang
sehingga panas yang diteruskan ke steam
disebutkan di atas. Dari hasil pengkajian
generator selalu dalam kondisi stabil. Dengan
makalah
tentang
kata lain, pressurizer sangat penting untuk
perbandingan sistem pengontrolan pressurizer
menghindari overpressure sekaligus menjaga
dari
seperti
kestabilan panas yang dihasilkan dari teras
pengontrolan menggunakan PID konvensional,
reaktor agar air pendingin tidak mendidih. Dari
dengan dukungan CMAC (Cerebellar Model
sisi
Articulation
sebagai penghalang dari peristiwa overpressure
yang
Network 130
ini
akan didapat
dibandingkan di
Controller),
(ANN)
dan
referensi,
Artificial juga
Neural
menggunakan
keselamatan,
sistem
pressurizer
juga
agar radio nuklida tidak mencapai lingkungan. Vol.17 No. 3 Agustus 2013
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Gambar
1
mengilustrasikan
posisi
pendingin karena perubahan suhunya akan
pressurizer berikut detil konstruksinya. Pada
mempengaruhi level permukaan air sekaligus
dasarnya sistem utama pressurizer terdiri dari
tekanan dari bagian gas di pressurizer.
beberapa komponen seperti pressurizer vessel,
Pada dasarnya level permukaan air di
surge line, electric immersion heaters dan spray
pressurizer pada tipikal paradigma kontrol PWR
system. Sebagai catatan sistem pressurizer ini
menjadi salah satu parameter seberapa banyak
juga dilengkapi juga dengan beberapa katup
air pendingin primer yang tersimpan di untai
(tidak nampak dalam gambar), seperti safety
primer reaktor. Pengontrolan level ini juga
valves, isolation valves dan relief valves serta
relatif sederhana dengan mengintegrasikannya
pressurizer relief tank sebagai pendukung sistem
pada pengaturan sistem pengisian air pendingin
pengaman sekaligus kontrol. Gambar 1(b) juga
di kalang primer melalui level chemical and
menunjukkan
akan
volume control system (CVCS). Jika level air
mengakomodasi dua jenis surge sekaligus yaitu
pressurizer menurun melewati set value yang
volume insurge, yaitu saat masuknya air
sudah ditetapkan sebelumnya maka sejumlah air
pendingin primer dan out surge saat keluarnya
ditambahkan, namun apabila meningkat maka
sejumlah
sejumlah
surge
volume
line
air
yang
pendingin
untuk
air
harus
dibuang
dari
sistem
mempertahankan temperatur pendingin pada set
pendingin. Proses ini terjadi secara berterusan
point tertentu seiring perubahan beban terhadap
dengan pengontrolan seperti ditunjukkan di
PWR. Dengan kata lain perubahan volume yang
Gambar 2.
terjadi karena kontraksi dan ekspansi air
(a) (b) Gambar 1. (a) Posisi pressurizer pada rangkaian reaktor nuklir tipe PWR berikut (b) detil konstruksinya (1) Vol.17 No. 3 Agustus 2013
131
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Gambar 2. Sistem pengontrolan level air pada pressurizer (2) Gambar 2 menunjukkan sistem pengontrolan
ekspansi atau kontraksi pendingin primer yang
level di pressurizer PWR dengan tiga masukan
dapat dipantau dari Tavg dan dimanfaatkan untuk
kendali seperti masukan level air berikut level
pengontrolan. Jadi, filosofi pengontrolan yang
referensinya, laju pengisian dan laju ekstraksi
sesuai ilustrasi di Gambar 2 adalah bagaimana
alirannya. Sistem pengontrolan seperti terlihat di
mengontrol
Gambar 2, juga dilengkapi sistem pengaman
perubahan
dimana jika terjadi penurunan level air yang
reaktor sehingga beban kerja CVCS terhadap
tajam, maka sistem isolasi akan menutup
fluktusi
pressurizer sekaligus mematikan pemanas agar
terkurangi.
tidak terbakar.
level
air
temperatur permintaan
Walaupun
suhu
dengan
mengikuti
rata-rata
pendingin
daya
pembangkitan
rerata
mempengaruhi
Laju pengisian biasanya dilakukan dengan
tekanan dan level air di pressurizer, namun pada
merubah sudut katup pengisian aliran agar level
kenyataannya sedikit sekali aksi pengontrolan
air bersesuaian dengan referensinya. Perlu
yang dilakukan pada level dibandingkan dengan
dicatat bahwa referensi set point level air sangat
tekanannya walaupun pada kondisi transien.
tergantung dari perubahan suhu air rata-rata
Karena itu maka kontrol level relatif tidak
pendingin reaktor (Tavg), baik itu dengan metode
mempengaruhi
kontrol dengan perhitungan uap air yang
tekanan pressurizer. Namun, terlepas dari
konstan, suhu rata-rata air yang konstan maupun
seberapa
gabungan
banyak
dibutuhkan, sistem ini tetaplah membutuhkan
terdapat di Jepang. Jika suhu rerata pendingin
metode kendali yang tepat akurat dan tepat
naik Tavg, maka ia akan mengakibatkan ekspansi
untuk dipergunakan di PWR. Oleh karena itu
volume air
dibagian selanjutnya berbagai riset tentang
keduanya
yang
seperti
akan
yang
menaikkan
level,
sering
sama aksi
beban
yang
pengontrolan pengontrolan
sebaliknya jika suhu rerata turun maka kontraksi
metode
akan menurunkan levelnya. Dengan kata lain,
dilakukan akan dikaji serta dibandingkan.
132
pengontrolan
sekali
sudah
pernah
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
PID Controller Konvensional
Secara umum, blok diagram pengontrolan PID
PID (Proporsional, Integral, Derivative)
pada pressurizer ditunjukkan di Gambar 3. Perlu
adalah pengontrolan dengan unsur P,I dan D
dicatat bahwa set point dari level pressurizer
berupa model matematika dengan masukan
jika dihitung berdasarkan fungsi suhu salah satu
Gain+Integral+Derivative(3). PID merupakan
contohnya ditunjukkan di Gambar 4 berikut ini.
pengontrolan konvensional, yang merupakan
Kendali
perhitungan
PID
(algoritma)
bentuk matematis yang sangat baik karena dapat
melibatkan 3 nilai konstan parameter yang
mengubah error menjadi nol. Yaitu dengan
dipisahkan dan terkadang disebut three-time-
menyamakan proses variabel sama dengan set
control: yaitu nilai proportional, integral dan
point sehingga kestabilan pengontrolan dapat
derivative,
tercapai. Meskipun PID merupakan sistem
waktunya. Nilai P dihasilkan dari nilai error
pengontrolan yang paling unggul, namun ketiga
yang masuk dalam sensor, kemudian nilai I
parameter P, I dan D satu sama lain memiliki
merupakan akumulasi dari error sebelumnya,
kekurangan
saling
kemudian D akan memprediksi kesalahan
mempengaruhi dan dapat juga berdiri sendiri
selanjutnya. Seperti ditunjukkan di Gambar 2
ataupun
dan Gambar 3, aksi pengontrolan ini yang paling
dan
kelebihan,
gabungan
dapat
ketiganya
sehingga
mendapatkan sinyal keluaran untuk sistem yang diinginkan
(4)
, mengingat komponen dari sebuah
kontroler merupakan gabungan dari detektor kesalahan serta penguat sebagai penggerak
(5)
sering
yang
digunakan
pressurizer
dapat
dalam
terutama
diketahui
kapan
pengontrolan
untuk
di
pengontrolan
tekanan. Sedangkan untuk pengontrolan level,
.
Gambar 3. Diagram Pengontrolan Pressurizer dengan PI
Gambar 4. Contoh set point level pressurizer sebagai fungsi suhu rerata pendingin primer di PWR Vol.17 No. 3 Agustus 2013
133
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
aplikasi di PWR sebenarnya cukup dipenuhi dengan PI saja. Jika kendali proporsionalnya saja
akan
menghasilkan
keluaran
yang
dengan:
πππΌπ· (k) = Kp Ζ π +
1 ππ
π π=1 Ζ
π ππ + ππ
Ζ π βΖ πβ1 ππ
bersesuaian dengan nilai ralatnya, dan selanjut
(2)
nya dikalikan dengn gain proporsional Kp
dimana Ts adalah periode sampling sedangkan k
untuk mendapatkan respon proporsionalnya.
adalah langkahnya.
Sedangkan jika dikombinasikan dengan Integral (I) menjadi PI maka akan menghasilkan nilai yang
proporsional
tidak
hanya
terhadap
magnitude ralatnya akan tetapi sampai seberapa lama ralatnya. Kp, Ki dan Kd
yang baik maka kombinasi P, I dan D harus dilakukan percobaan membuat diagram blok sistem dengan cara
(6)
:
untuk aplikasi di pressurizer adalah Fuzzy Logic, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari berdasarkan benar atau salah, hitam atau putih, 1 atau 0, maka pada logika fuzzy melihatnya dengan tingkat kebenaran. Logika Fuzzy dapat menempatkan suatu nilai diantara 0 dan 1, bisa
1. Memahami sistem.
menilai abu-abu diantara hitam dan putih (7).
2. Mencari sistem dinamik dan persamaan diferensial.
Secara linguistik, konsep ini menyebutkan yang tidak pasti seperti "bisa" ataupun "bolehβ.
3. Fungsi alih sistem.
Logika
4. Menentukan konstanta Kp, Ki dan Kd.
ini
berhubungan
dengan
set
fuzzy dan teori kemungkinan. Contoh dari
5. Menggabungkan fungsi alih dengan aksi pengontrolan.
pengembangan logika fuzzy yang diharapkan dari
6. Menguji sistem dengan sinyal masukan pada fungsi alih.
suatu
komputer
dapat
melaksanakan
pekerjaan manusia, dalam hal ini menggantikan pekerjaan seorang operator dengan meniru
7. Menggambar tanggapan sistem.
kercerdasan yang dimiliki manusia.
Definisi ΖPID(t) sebagai hasil kendali output, sebagai standar
algoritma PID
adalah: ΖPID = Kp π π‘ +
Metode pengontrolan lainnya yang diteliti
logika boolean. Logika secara klasik menilai
Untuk mendapatkan hasil
sedangkan
Fuzzy Logic
Logika fuzzy diharapkan dapat membuat keputusan seperti yang dilakukan manusia dengan menafsirkan data yang diberikan untuk
1 π‘ π Ξ€π 0
π ππ‘
π‘ ππ‘ + Ξ€π π π‘
dimana Kp adalah gain proportional, waktu integral,
d
(1)
kemudian dapat mencari solusi yang tepat. Oleh karena
adalah
adalah waktu derivatif, Ξ΅
itu,
membangun
tidak model
ada
kebutuhan matematis
untuk akurat
dikendalikan objek ketika merancang model.
menunjukkan ralat (Ξ΅ = setpoint β variabel
Keuntungan menggunakan logika fuzzy karena
terukur), dan t adalah variabel waktu. Bentuk
desain yang lebih sederhana serta lebih mudah
diskrit dari algoritma PID dapat didekati
diterapkan.
134
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Gambar. 5. Kombinasi logika fuzzy dengan kontrol PI(8)
Gambar 6. Aplikasi logika fuzzy dengan kontrol PI dan PD(8) Aplikasi logika fuzzy di pembangkit daya
Penelitian metoda ini sebenarnya diaplikasikan
relatif cukup luas, namun masih terbatas dalam
pada kontrol tekanan pressurizer, namun dapat
penelitian dan pemodelan. Beberapa penelitian
juga diaplikasikan pada pengontrolan level
mengkombinasikan kelebihan dan kekurangan
permukaan air di pressurizer dengan sedikit
logika fuzzy dengan pengontrolan konvensional
penyesuaian.
seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.
CMAC ( Cerebellar Model Articulation troller )
Gambar 5 dan 6 menunjukkan bahwa logika
Con-
fuzzy digunakan untuk mengatur secara dinamis
Penelitian lainnya menggunakan Cerebellar
parameter Kp sekaligus waktu integralnya T i
Model Articulation Controller (CMAC) sebagai
berdasarkan ralat atau error hasil pengukuran
salah satu pengontrolan cerdas karena diklaim
level dengan set point level air pendingin
prinsipnya yang meniru pola pikir manusia
sebagai fungsi suhu pendingin. Aplikasi yang
untuk dan dapat memberikan keputusan dengan
sama dari logika fuzzy juga diaplikasikan untuk
respon yang cepat. Cepatnya respon yang
mencari parameter waktu differential Td yang
ditunjukkan karena CMAC tidak menggunakan
diaplikasikan secara terpisah (PD) dan (PI), dan
perhitungan
tidak
dinamika
sekaligus
kompleksitas dimensi
(PID)
untuk
perhitungan
logika
fuzzy yang
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
menghindari
dan
komputasi
terlalu
besar.
numerik kontrol
dalam yang
menganalisis
terjadi
namun
menggunakan metode look up table dengan membaca memori basis data tertentu (9).
135
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Penelitian ini juga menunjukkan hasil lebih baik dibanding
PID
terutama
karena
mampu
memberikan pendekatan non-linier yang lebih
connection-links (sinapsis). 3. Setiap sinapsis mempunyai bobot tertentu, tergantung tipe ANN.
baik. Jika digunakan untuk mengontrol level air
4. Setiap neuron menggunakan fungsi aktivasi
pada reaktor nuklir, CMAC dapat digabungkan
yang merupakan penjumlahan dari sinyal-
dengan PID konvensional seperti terlihat di
sinyal input untuk menentukan sinyal-sinyal
Gambar 7.
output.
Terlihat di Gambar 7, CMAC pada dasarnya
Dikatakan juga bahwa ANN merupakan
adalah jaringan saraf tiruan yang memetakan
model regresi non linear yang kompleksitas
relasi antara input dan output lewat mode
modelnya dapat diubah hanya pada satu lapisan
pengalamatan tertentu dengan aturan-aturan
input dan satu lapisan output ketika level
pembelajaran
kompleksitas tersebut dalam posisi rendah
berdasarkan kondisi keluaran
(9)
.
kendali. Dengan kata lain, aturan pembelajaran
ANN bisa mengubah kompleksitas jaringan
(Learning Rule) digunakan untuk menghasilkan
yang dapat mengakomodasi efek non-linear. Hal
ralat terkecil antara kendali PID dan keluaran
ini dilakukan dengan menambahkan satu atau
CMAC.
lebih hidden layer pada jaringan.
Artificial Neural Network (ANNs) Wutsqa (2006) dalam dalam teorinya tentang ANN yang terbentuk dari pengembangan model matematika yang mensimulasikan teknologi intelegensi manusia dengan dasar-dasar berikut (9)
ANN
juga
aplikasikan
di
pressurizer
pembangkit daya PWR baik pada pemodelan tekanannya maupun kontrol levelnya. Gambar 8 mengilustrasikan model pressurizer dengan menggunakan berbagai masukan parameter data operasinya, seperti suhu baik di sisi cold leg
:
1. Proses informasi terjadi pada banyak elemen sederhana yang disebut neuron. 2. Sinyal-sinyal dikirim antar neuron melalui
maupun hot leg, level air, daya reaktor, heater dan spray sebagai fungsi waktu dan suhu. ANN pressurizer
model
ini
diimplementasikan
dengan memanfaatkan 8000 pola data latihan
Gambar.7. Struktur Penggabungan CMAC dengan PID
136
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Gambar. 8. Arsitektur ANN pada model pressurizer (10) dari berbagai kasus, dengan arsitektur 19-13-1
sebelumnya, yaitu bagaimana cara mengotomasi
(19 input, 13 hidden layer dan 1 output). Metoda
pemetaan perilaku PID dalam mengendalikan
latih yang digunakan adalah Conjugate Gradient
level pressurizer melalui penentuan parameter-
Algorithm (CGA) yang mendasarkan iterasinya
parameternya secara lebih akurat dan kontinyu.
pada
Dengan
pada
pola-pola
gabungan
sehingga
kata
lain
pembebanan
pelatihan tidak harus dilakukan pada seluruh
pembelajarannya
data. Metoda ini diklaim lebih cepat konvergen
keluaran sehingga didapat parameter persamaan
dibanding pelatihan dengan backpropagation
proporsional, integral dan differensial. Dengan
konvensional dan menghemat sumber daya
demikian, kesulitan
komputasi karena pelatihan tidak harus kontinyu
berbagai kondisi operasi dapat diatasi dengan
dilakukan. Sedangkan untuk aplikasi kontrol
pembelajaran mandiri dari kondisi sebuah sistem
menggunakan ANN dijelaskan pada Gambar 9.
dengan jaringan saraf tiruan ini.
Gambar 9 mengilustrasikan salah satu aplikasi ANN pada pengontrolan level di PWR
ditentukan
matriks
dari
PID dalam
perilaku
mengatasi
METODOLOGI Dengan
membandingkan
model sistem
dengan menggunakan algoritma Radial Basis
pengontrolan PID, pengontrolan CMAC, Fuzzy
Function (RBF). Ide dasar dari aplikasi ANN
Logic dan ANN yang ada pada makalah-
sama
makalah yang diambil dalam referensi daftar,
dengan
implementasi
logika
fuzzy
Gambar. 9. Metode pengontrolan level dengan ANN-RBF pada model pressurizer(11) Vol.17 No. 3 Agustus 2013
137
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
dicari masing-masing kelemahan dan kelebihan
Sedangkan
sistem pengontrolannya dengan me-list-kannya
biasanya dapat diatasi dengan fine tuning
dalam bentuk tabel perbandingan. Selanjutnya
parameternya sehingga didapat performa terbaik
dievaluasi dan dibahas dalam Bab Hasil dan
dari sistem kontrol ini.
Pembahasan, serta menarik kesimpulan tentang
berbagai
tantangan
yang
ada
Terlepas dari kehandalan kendali PID pada
model sistem pengontrolan yang lebih tepat dan
aplikasi pengontrolan
akurat untuk digunakan dalam pengontrolan
macam kendali lainnya terus dikembangkan
pressurizer.
untuk memperbaiki unjuk kerja yang ada.
perbandingan
berbagai
metoda
pengontrolan yang sudah didiskusikan di bagian dasar teori ditunjukkan di Tabel 1. Perbandingan ini meliputi beberapa faktor dan parameter diantaranya kompleksitas perhitungan, respon terhadap
gangguan,
kemampuan
analisis
dinamis dan aplikasi kendalinya pada water level pressurizer. Tabel beberapa
1
menunjukkan
metode
perbandingan
pengontrolan
pressurizer
ditinjau dari beberapa aspek penting untuk implementasinya di pembangkit daya PWR. Dari berbagai referensi yang ada terlihat bahwa kontrol PID konvensional adalah metode yang satu-satunya ditelah diterapkan di pressurizer PWR dengan keterbatasannya yang ada. Hal ini mungkin
karena
kehandalannya
yang
berdasarkan pada persamaan analitis numerik sederhana
sehingga
diimplementasikan
pada
lebih perangkat
mudah keras
berbasis kendali sistem digital maupun kendali sistem analog. Sebagai catatan algoritma PID sudah dapat diimplementasikan secara langsung pada sistem digital yang biasa dipakai di PWR baik pada programmable logic controller PLC maupun field programmable gate array FPGA.
138
berbagai
Namun, dari literatur yang ada sedikit sekali
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
pressurizer,
informasi yang menyebutkan aplikasinya secara mandiri. Baik logika fuzzy, maupun jaringan saraf tiruan atau ANN biasanya dikombinasikan untuk menunjang kinerja kontrol PID. Sebagai contoh, gabungan pengontrolan PID dengan ANN-RBF menghasilkan respon yang lebih cepat, mampu memulihkan stabilitas sistem dengan
cepat,
sekaligus
tahan
terhadap
gangguan(1). Hal yang sama juga ditunjukkan pada hasil penelitian terhadap kombinasi ANNCMAC. Namun penelitian CMAC ini walaupun mengklaim respon waktu yang cepat terhadap dinamika masukan fungsi step namun respon ini tidak dapat dibedakan, seperti tampak
pada
grafik yang diberikan dengan masukan PID. Berbeda dengan kombinasi pengontrolan PID dan ANN, kombinasi pengontrolan PID dan logika fuzzy lebih membutuhkan kehati-hatian dalam
implementasinya.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa kelebihan dan kekurangan PID dan logika fuzzy bisa saling menghilangkan dan tidak memberikan peningkatan performa yang signifikan. Untuk mengatasi ini sebuah penelitian
mengusulkan
pengaturan
kasar
(coarse adjustment) dilakukan dulu oleh fuzzy kemudian diikuti dengan pengaturan kontrol secara
halus (fine adjustment) dengan PID. Vol.17 No. 3 Agustus 2013
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Tabel 1. Perbandingan beberapa metode pengotrolan level di pressurizer Parameter Perbandingan Respon waktu
PID
FUZZY LOGIC
CMAC-ANN
RBF-ANN
Kurang stabil apabila makin banyak masukan datanya. Overshoot sangat tergantung dari parameter proporsional, differensial dan integral.
Tidak disebutkan dalam penelitian namun kurang baik dibanding PID.
Aplikasi CMAC secara langsung tidak tersedia. Gabungan CMAC dg PID mengurangi overshoot dan mempercepat respon waktu.
Aplikasi ANN-RBF secara langsung tidak tersedia. Gabungan PID yang di-tune dengan RBF lebih baik dalam mengurangi overshoot dan mempercepat respon waktu dibanding kombinasi PID CMAC.
Respon terhadap gangguan
Dengan kondisi normal, kalah jika dibandingkan dengan gabungan PID dengan CMAC.
Lebih sensitif terhadap noise dibanding PID, sehingga mempengaruhi stabilitas pengontrolan (2).
Lebih tahan terhadap gangguan dibandingkan PID (1)
Gabungannya dengan PID akan lebih tahan terhadap gangguan (2)
Perhitungan
Analisis numerik sederhana karena strukturnya juga yang sederhana, namun bisa merepresentasikan fenomena fisis.
ο· Model matematika kontrol tidak diperlukan ο· Semakin banyak variabel input semakin meningkatkan kompleksitas membership rule table. ο· Tuning Fuzzy
ο· Jaringan saraf tiruan, fenomena fisik tidak dapat direpresentasikan (black box). ο· Terlalu banyak neuron akan memberatkan dan mempengaruhi perhitungan (8) ο· Akurasi tergantung data look-up table dan pembelajaran terhadapnya.
ο· Jaringan saraf tiruan, (black box). ο· Kecepatan perhitungan sangat tergantung jumlah layer, jumlah neuron dan metode pelatihannya (8). ο· Kemampuan self learning
Analisis Dinamika
Sangat tergantung dari pengesetan parameter PID (Kp, Ki, Kd)
Cenderung tidak stabil dan efek kontrol tidak sempurna pada pengontrolan fuzzy dua dimensi (8).
Cocok untuk kondisi nonlinier, dinamis dan real time (8)
Dapat memecahkan kondisi nonlinear
Aplikasi pada system endali Water Level
Sudah diaplikasikan pada reaktor PWR
Terbatas pada simulasi (8).
ο· Pengontrolan CMAC sangat baik apabila menambahkan PID Controller (10). ο· Sebatas simulasi
ο· Sangat baik dengan menambahkan PID Controller (8) ο· Terbatas pada simulasi
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
139
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
Hal ini memberikan efek yang lebih baik pada
diperbaiki
pengurangan overshoot Ξ΄ berkurang sebesar
kecerdasan buatan terutama untuk menentukan
1,4%, dan waktu untuk mencapai puncak
parameter PID secara lebih akurat dan kontinyu.
pertama (Ts) berkurang 53%, dan waktu
Akan tetapi penambahan ini harus dilakukan
penetapan (settling time). Disamping hasil yang
dengan hati-hati dan melibatkan riset yang
cukup baik ini, satu hal lain yang patut menjadi
mendalam, karena pengalaman menunjukkan,
perhatian dalam aplikasi kombinasi ini adalah
penambahan metode ini boleh jadi malah akan
munculnya noise karena fungsi derifatif PID dan
menurunkan performa PID seperti munculnya
korelasinya dengan metode fuzzy. Belum ada
penambahan noise, lambatnya waktu naik
hasil penelitian yang menjelaskan secara detil
karena ketidak mampuan sistem cerdas dalam
tentang hal ini serta dampaknya bagi sistem
merespon, atau detrimental faktor
keselamatan pada umumnya.
karena cacat bawaan dari metode kecerdasan
KESIMPULAN Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa
dengan
penambahan
metode
lainnya
buatan.
DAFTAR PUSTAKA
meskipun PID membawa kelemahan karena
1. Maloy, J. D, Bingham, B. E, Control System
karakteristiknya yang saling mempengaruhi
and Methods for Pressurized Water Reactor
antara parameter Proporsional, Integral dan
(PWR) and PWR Systems Including Same,
Diferensialnya, namun karena sederhana akan
Patent Application Publication
No. US
lebih memudahkan dalam aplikasi sekaligus
012/0155594 A1, United States,
Jun. 21,
menjamin kehandalannya. Kelemahan ini bisa
2012.
Gambar 11. Hasil perbandingan respon metode PID konvensional serta gabungan PID dan ANNRBF beserta kemampuannya mengatasi gangguannya. 140
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103
2. Oka, Y., Suzuki, K., Nuclear
Reactor
Kinetics and Plant Control, Springer, 2008. 3. Firmansyah, D.E.,
PID, http://dhikblog.
10. Jinming Y., et.al, Research on Pressurizer Water Level Control of Nuclear Reactor Based on CMAC and PID Controller,
blogspot.com/2013/10/control-pid-
Department
proportional-integral.html.
Automation, Shanghai University of Electric
4. Ali, M., Pembelajaran perancangan Sistem Kontrol PID dengan Software MATLAB,
of
Electric
Power
and
Power, Shanghai, China. 11. Jian-Hua Ye, Jin-Ming Yi, Hua-yan Ji,
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 1, No. 1, , hlm.
Research
1 β 8, Oktober 2004.
Control of Nuclear Reactor Based on RBF
5. Chairuzzani, R., Ariyanto, M., Pengenalan
Neural
on
Pressurizer
Network
and
Water
PID
Level
Controller,
Metode Ziegler-Nichols pada Perancangan
Proceedings of the Ninth International Con-
Kontroler
ference on Machine Learning and Cybernet-
pada
PID,
http://
elektroindonesia.com, edisi ke 12, Maret, 1998
12. Duo Zhang Guo, Hong Yang Xu, Research
6. Mustaghifiri,
Integrator
ics, Qingdao, 11-14 July 2010.
A.,
Modul
Diferensiator,
Proportional
on Pressurizer Water Level Control of
http://blogeviri.
Pressurized Water Reactor Nuclear Power
blogspot.com/2010/07/modul-proportional-
Station, School of Electric and Automatic
integrator.html
Engineering, Shanghai University of electric
7. Nasution, H., Implementasi Logika Fuzzy
power, Shanghai, 2009.
pada Sistem Kecerdasan Buatan, Jurnal ELKHA Vol.4, No 2, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, Oktober 2012 8. Olieveira, M. V. , Almeida, J. C. S., Application
of
artificial
intelligence
techniques in modeling and control of a nuclear power plant pressurizer system, Divisão de Instrumentação e Confiabilidade Humana, Instituto de Engenharia Nuclear. 9. Wahyuni,
D.A.S.,
Network,
Pengertian
Artificial
http://jaimelesstatistiques.
blogspot.com/2011/01/pengertian-artificialneural-network.html
Vol.17 No. 3 Agustus 2013
141