PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL ANTARA

Download PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL. ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT. JANTUNG NON KORONER...

0 downloads 322 Views 713KB Size
PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG NON KORONER PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

DYAH OKTIVA FURI EKASARI J310 090 050

PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ii

PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG NON KORONER PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA Dyah oktiva furi ekasari Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102 Telp: 0271-717417 ext 453 (office) Abstract Background : Coronary heart disease is the primary cause of death in the world. The survey indicated that the heart disease and blood vessel show the highest cause of death are 26.3%. Objective : The purpose of the research was to determine the difference of carbohydrates, proteins, fats, and cholesterols intake between the patients of coronary and non-coronary heart diseases. Method : The design of the study was observational with cross sectional. The research was conducted for a month. The samples were evaluated in the study as much as 20 respondents of each kind of heart disease. The weight and height of samples have been assessed to find out their nutritional status. The carbohydrate, protein, fat, and cholesterol intake were determined using recall. Independent sample t-test was used in statistical analysis. Results : The result showed that most of respondents was more than 40 years (92.5%). Mostly education of respondents was high school (27.5%). The housewife was most of the respondent profession (25%). The HHD displayed the highest of coronary heart diseases, with precentage 27.5% of respondents. AP gave the same level with HHD, with precentage 27.5%. Based on stat analysis it was foud that there are no significant differences of carbohydrates, proteins, fat and cholesterols intake between the coronary and non-coronary heart diseases (p=0.101, p=0.070, p=0.670, p=0,460). Conclusions : There are no significant differences of carbohydrates, proteins, fat and cholesterols intake between the coronary and non-coronary heart diseases. Keywords : Coronary heart disease, non-coronary heart disease, carbohydrate, protein, fat and cholesterol. Bibliography : 13 : 1990 – 2009.

iii

PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner (PJK)

Penyakit

jantung

koroner

penyebab kematian nomor satu di

adalah penyakit jantung yang terjadi

dunia.

menduduki

karena rusaknya dinding pembuluh

peringkat ketiga (berdasarkan survei

darah karena beberapa faktor seperti

pada

Survei

radikal bebas yang terkandung dalam

2001

rokok dan populasi, kolesterol tinggi,

Sebelumnya

tahun

2006).

Kesehatan

Hasil

Nasional

menyatakan bahwa kematian karena

hipertensi,

penyakit jantung dan pembuluh darah

merokok, dan sebagainya. Penyakit

menduduki

yaitu

jantung hipertensi adalah penyakit

dari

jantung akibat dari tekanan darah

kematian karena penyakit infeksi yang

tinggi dan kelainan metabolisme yang

menduduki peringkat kedua (22,9%)

sering menyertai seperti gula darah

dari seluruh kematian (Tim Surkenas,

yang

2002).

Rata-rata

kasus

jantung

kolesterol

koroner

di

Tengah

adalah

rematik adalah penyakit jantung yang

sebesar

angka

26,3%,

tertinggi

lebih

Jawa

tinggi

diabetes,

tinggi,

asam

tinggi.

urat,

Penyakit

serta jantung

525,62 kasus (Himpunan Mahasiswa

disebabkan

Epidemiologi

2008).

streptokokus pada saluran napas.

Menurut American Heart Association

Penyakit jantung paru adalah penyakit

(AHA),

dibagi

kelainan jantung akibat kelainan paru-

menjadi tiga golongan besar, antara

paru kronis seperti bronkitis kronis,

lain:faktor risiko utama (mayor risk

asma, emfisema (Maryono, 2008).

factor) seperti kolesterol darah yang

Penyakit

abnormal, hipertensi dan merokok.

penyakit jantung yang diderita janin

Faktor

sejak

FKM

faktor

risiko

risiko

(contributing

Unhas,

risk

dapat

tidak factor)

langsung

oleh

kebiasaan

jantung

usia

3

infeksi

kuman

bawaan

bulan

di

adalah

dalam

seperti

kandungan. Penyakit jantung bawaan

diabetes melitus, kegemukan, tidak

digolongkan menjadi 2 yaitu penyakit

aktif dan stres. Faktor risiko alami

jantung cianosis (biru pada kulit) dan

seperti keturunan, jenis kelamin dan

penyakit

usia (Soeharto, 2001).

(Soemantri, 2013).

jantung

acyanotic

1

Gejala

utamanya

jantung

Sebagai

variabel

karbohidrat,

bebasnya

koroner yang sering adalah kematian

Intake

mendadak (sudden death ) sebanyak

intake

35-40% kasus. Gejala lainnya (60%)

Sedangkan

sakit di dada seperti ditekan, rasa

terikatnya penyakit jantung koroner

sakit menjalar ke lengan kiri, leher

dan penyakit jantung non koroner.

lemak,

intake

protein,

intake

kolesterol.

sebagai

variabel

seperti dicekik, banyak keringat, nadi yang lemah atau cepat. Gejala untuk

METODE PENELITIAN

orang Indonesia mirip masuk angin

Penelitian

ini

merupakan

yakni sakit di ulu hati kadang-kadang

penelitian

diiringi

disertai

rancangan Cross Sectional yaitu suatu

dengan denyut nadi yang lemah,

penelitian untuk mempelajari dinamika

cepat dan banyak keringat (Maryono,

korelasi

2008).

dengan efek, dengan cara pendekatan

kembung,

tetapi

Tindakan

observasi

antara

dengan

faktor-faktor

risiko

pencegahan

observasi atau pengumpulan data

penyakit jantung antara lain hindari

sekaligus pada suatu saat atau point

obesitas, berhenti merokok, kurangi

time approach.

atau stop minum alkohol, olahraga

Lokasi penelitian ini di RSUD

teratur, minum obat dan pola makan

Dr. Moewardi. Penelitian dilakukan

sehat (diit). Rekomendasi diit untuk

selama 1 bulan yang di mulai pada

mencegah

bulan Maret-April tahun 2013.

penyakit

kardiovaskuler

adalah mempertahankan berat badan

Adapun beberapa alasan yang

yang ideal, mengurangi konsumsi total

mendasari

lemak, mengurangi konsumsi garam.

Moewardi sebagai lokasi penelitian

Kepentingan

adalah sebagai berikut:

yang

lain

unsur-unsur yang

makanan

mencakup

serat

a.

pemilihan

Rumah

RSUD

Sakit merupakan

Dr

PKU

makanan, protein hewani dan gula

Muhammadiyah

rumah

menjadi masalah yang diperdebatkan

sakit kelas A dan juga menjadi rumah

(Beck, 2011).

sakit pendidikan (teaching hospital) bagi calon dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

2

dan

Program

Pendidikan

Dokter

penyakit sekarang, riwayat penyakit

Spesialis.

keluarga.

b.

Analisis Bivariat sebelum dilakukan uji

Jumlah pasien memadai untuk

dilakukannya

ini

perbedaan dilakukan uji kenormalan

diketahui dari data sekunder yang

data dengan menggunakan uji One-

diambil dari buku daftar pasien rawat

Sample Kolmogorov-Smirnov. Untuk

jalan setiap harinya.

mengetahui perbedaan uji statistik

c.

penelitian.

Waktu

Hal

penelitian

adalah

bulan Maret sampai April 2013.

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji T-test Independen.

Populasi dalam penelitian ini

Jika p < 0,05 maka Ho ditolak yang

adalah laki-laki atau perempuan yang

berarti ada perbedaan sedangkan jika

menderita penyakit jantung koroner

p> 0,05 maka Ho diterima yang berarti

dan penyakit jantung non koroner

tidak

pasien rawat jalan di RSUD Dr.

kenormalan

Moewardi

semua data berdistribusi normal.

dengan

kriteria sebagai

ada

perbedaan.

Hasil

menyatakan

uji

bahwa

berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria Inklusi :

A. Karakterisitik Sampel a. Penderita penyakit jantung koroner dan penyakit jantung non koroner pasien

rawat

jalan

di

RS.MOEWARDI.

mempunyai data lengkap. d. Bersedia menjadi responden .

frekuensi

Univariat

pendidikan,

tabel

yang

atau

perempuan

yang

menderita penyakit jantung koroner

meliputi

pekerjaan,

pasien rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi

c. Bisa berkomunikasi dengan baik.

menggunakan

laki-laki

dan penyakit jantung non koroner

b. Penderita penyakit jantung yang

Analisis

Subyek penelitian ini adalah

inklusi.

yang memenuhi kriteria

Jumlah

subyek

penelitian

adalah 40 pasien. Sebagian besar

dengan distribusi umur, riwayat

subyek

penelitian

adalah

pasien

(>40th)

penelitian

menurut

jenis

pekerjaannya sebagian besar adalah ibu

rumah

tangga

dan

sebagian

kecilnya adalah TNI/POLRI

3

Pendidikan SMA

dan

sebagian

sebagian

besar

substitusi

SMP.

kejadian koroner. Berbeda dengan

kecil

karbohidrat

Riwayat penyakit sekarang sebagian

penelitian

besar HHD dan AP, sebagian kecilnya

mempunyai

adalah bawaan/TF. Riwayat penyakit

penyakit

keluarga

intake karbohidrat.

sebagian

besar

tidak

Simin

dan

risiko

(2000)

yang

perbedaan

jantung

antara

koroner

dengan

mempunyai riwayat penyakit keluarga.

Penelitian Garcia (1980) et al

B. Perbedaan Intake Karbohidrat pada

diukur diet dasar dengan recall 24 jam

Penderita

Penyakit

Jantung

antara 8218 pria dan menemukan

Koroner dan Penyakit Jantung Non

hubungan

Koroner.

antara

a. Tabel 1 Hasil Uji Beda Intake Karbohidrat

penyakit

Intake karbohidrat Maksimal Minimal Mean

terbalik

asupan

yang

signifikan

karbohidrat

jantung koroner.

dan

Namun,

temuan ini mungkin dihasilkan dari kurangnya penyesuaian untuk total

PJ non K 478.8 g 620.86 g 71.43 g 85.03 g 295.236 360.49

PJK

energi intake. Seperti penyesuaian yang penting karena variasi total

Std. Deviasi

111.97

132.86

asupan energi sangat ditentukan oleh

Nilai p

0,101

0,101

aktivitas fisik, yang dikenal faktor protektif terhadap penyakit.

Berdasarkan

uji

statistik

menghasilkan nilai p sebesar 0.101 karena nilai tersebut lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada perbedaan varian. Oleh karena itu Ho diterima, berarti

kesimpulannya

tidak

ada

perbedaan intake karbohidrat antara penyakit jantung koroner dan penyakit

b. Tabel 2 Hasil Uji Beda Intake Protein Intake Protein Maksimal Minimal Mean Std. Deviasi Nilai p

PJK

PJ non K

73.73 g 22.53 g 44.425

80.50 g 34.05 g 52.738

13.8

14.35

0,070

0,070

jantung non koroner. Penelitian ada

hubungan

signifikan

Marianne langsung

antara

(2009) yang

keseluruhan

Berdasarkan

uji

statistik

menghasilkan nilai p sebesar 0.070 karena nilai tersebut lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada perbedaan 4

varian. Oleh karena itu Ho diterima, berarti

kesimpulannya

perbedaan

intake

tidak

protein

ada antara

penyakit jantung koroner dan penyakit jantung non koroner. Penelitian mengatakan

Nisa

bila

c. Tabel 3

(1990)

dibandingkan

dengan konsumsi terhadap zat gizi

Hasil Uji Beda Intake Lemak Intake Lemak Maksimal Minimal Mean Std. Deviasi Nilai p

PJK

PJ non K

62.93 g 25.53 g 40.19

80.36 g 24.73 g 38.38

12.54

14.09

0,670

0,670

protein presentase konsumsi lemak terhadap

total

kalori

lebih

Berdasarkan

tinggi

uji

statistik

karena lemak menghasilkan kalori

menghasilkan nilai p sebesar 0.670

lebih

dengan

karena nilai tersebut lebih besar dari

protein. Berbeda dengan penelitian ini

0,05 berarti tidak ada perbedaan

yang membedakan penyakit jantung

varian. Oleh karena itu Ho diterima,

koroner dengan penyakit jantung non

berarti kesimpulannya tidak

koroner untuk penyakit jantung non

perbedaan

koroner

lebih

penyakit jantung koroner dan penyakit

dengan

penyakit

besar

Penelitian dengan intake

dibandingkan

tinggi

Nisa pasti

dibandingkan

jantung

protein

lemak

antara

jantung non koroner.

dijelaskan

Penelitian yang dilakukan oleh

perbedaan

Guallar (2007) terhadap 33542 orang

belum adanya

koroner.

intake

ada

dengan

penyakit

Spanyol

berumur

29-69

jantung koroner, tetapi ada hubungan

menunjukkan

antara

dengan

gorengan berhubungan positif dengan

penyakit

obesitas umum dan obesitas sentral

asupan

kolesterol

darah

makanan pada

(2012)

secara

makanan

karena dapat menghasilkan asupan

jantung koroner. Penelitian

bahwa

tahun

Citrakesumasari tidak

langsung

energi

yang

menyatakan

tinggi. bahwa

menjelaskan bahwa asupan protein

makanan

dapat

dengan

obesitas

namun

tidak

mempengaruhi

atau

hubungan dengan terjadinya PJK.

ada

Huot

berlemak

(2004)

konsumsi berhubungan

pada pada

laki-laki,

perempuan.

Konsumsi makanan berlemak dapat

5

meningkatkan lingkar perut dan berat

penyakit jantung koroner lebih besar,

tubuh (Drapeau et al 2004). Obesitas

nilai mean penyakit jantung koroner

merupakan

dapat

lebih besar dan nilai standar deviasi

jantung

penyakit jantung non koroner yang

faktor

menimbulkan

yang

penyakit

koroner.

lebih besar. Oleh karena itu Ho

Penelitian Nisa (1990) Hasil

diterima, berarti kesimpulannya tidak

uji-t terdapat konsumsi lemak pada

ada

responden penyakit jantung koroner

antara penyakit jantung koroner dan

didapatkan hasil yang berbeda nyata

penyakit jantung non koroner. Secara

(p<0,01),

meneliti

statistik asupan kolesterol tidak ada

kadar

perbedaan dikarenakan semua pasien

konsumsi

penelitian lemak

ini antara

perbedaan

kolesterol

kolesterol normal dan kadar kolesterol

sudah

tinggi. Penelitian tersebut mengatakan

mengurangi

atau

bahwa ada hubungan berarti ada

konsumsi

makanan

perbedaan antara penyakit jantung

mengandung kolesterol tinggi.

koroner dengan asupan lemak.

diberi

intake

pengetahuan

Penelitian

d. Tabel 4

untuk

membatasi

Nisa

yang

mengatakan

bahwa ada hubungan berarti ada

Hasil Uji Beda Intake Kolesterol

perbedaan antara penyakit jantung

Intake Kolesterol Maksimal Minimal Mean Std. Deviasi Nilai p

koroner

PJK

PJ non K

361.60 g 5.80 g 174.85

427.23 g 5.46 g 149.22

103.8

115.426

0,460

0,460

Berdasarkan

uji

dengan

asupan

lemak,

sehingga berbeda dengan penelitian ini mungkin dikarenakan faktor lain dengan kebiasaan makan pasien yang berbeda. Responden

statistik

menghasilkan nilai p sebesar 0.460 karena nilai tersebut lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada perbedaan varian. Hasil uji beda intake kolesterol nilai maksimal penyakit jantung non koroner lebih besar, nilai minimal

masih

mengkonsumsi

makanan

mengandung

lemak

yang namun

frekuensinya kecil yaitu hanya satu kali dalam sebulan. Hal ini diduga disebabkan

oleh

mengetahui

larangan

mengkonsumsi

contoh

sudah

untuk

bahan

tidak

pangan

6

tersebut

dan

mengkonsumsinya

harinya

hanya dalam acara tertentu misalnya saat

resepsi.

Hal

ini

diduga

tinggi

dan

memilih

pengolahan

makanan yang lebih sehat seperti direbus atau dipepes.

3

hari

lamanya.

PENUTUP

disebabkan oleh contoh yang sudah mengurangi makanan yang berlemak

selama

Berdasarkan analisis penelitian pada bab sebelumnya, maka peneliti merumuskan kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan a.

C. Keterbatasan Penelitian

Karakteristik

responden

Keterbatasan pada penelitian ini

sebagian

besar

responden

adalah :

berumur > 40 tahun (92.5 %), tidak

responden berpendidikan SMA

secara

11 orang sebesar (27,5 %),

mendalam faktor risiko lain

responden bekerja sebagai ibu

seperti

rumah tangga 10 orang sebesar

1. Penelitian

ini

menganalisis

kebiasaan

merokok,

minum alkohol, aktifitas dan

(25%),

gen

responden

diagnosis

Hypertension

Heart

yang

juga

dapat

mempengaruhi

penyakit

dan

jantung. 2. Penelitian

ini

tidak

memperhatikan terapi obat dan terapi gizi yang diberikan pada sampel penelitian. 3. Penelitian

ini

mempunyai

keterbatasan waktu dan tidak bisa

secara

mengetahui

langsung

asupan

sebagian

AP(Angina

besar HHD(

Disease)

Pectoris)

11

orang sebesar (27.5%). b. Tidak ada perbedaan yang signifikan intake karbohidrat (p = 0.101) antara penyakit jantung koroner dan penyakit jantung non koroner.

makan

c. Tidak ada perbedaan yang

pasien hanya dengan cara

signifikan intake protein (p =

menelfon

0.070) antara penyakit jantung

atau

sms

setiap

7

koroner dan penyakit jantung

koroner

non koroner.

jantung non koroner yang

d. Tidak ada perbedaan yang signifikan intake lemak (p = 0.670) antara penyakit jantung koroner dan penyakit jantung non koroner. e. Tidak ada perbedaan yang signifikan intake kolesterol (p = 0.460) antara penyakit jantung koroner dan penyakit jantung

terutama

dan

penyakit

tentang

pola

makan yang baik (tentang gizi). DAFTAR PUSTAKA Ayu. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenu, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarat Nasional No 4 Februari.

non koroner. B. Saran 1. Bagi penderita

penyakit

jantung

koroner

dan

penyakit

jantung

non

koroner. 2. Penderita PJK dan non koroner

diharapkan

menjaga pola makan dan

Drapeau V et al. 2004. Modifications in food-group consumption are related to long-term body weight changes. Am J Clin Nutr . 80:29-37. Garcia Palmieri et al : Relation Ship of Dietary Intake to Subsequent Coronary Heart Disease Incidence : The Puerto Rico Heart Health Program Am J. Clin Nutrition : 1980:33;1818 – 1827.

selalu rutin cek kesehatan setiap sebulan sekali. 3. Bagi peneliti selanjutnya Untuk

penelitian

lanjut

lebih

disarankan

mempertimbangkan faktorfaktor

risiko

berkaitan

lain

Guallar - Castillon et al. 2007. Intake of fried foods is associated with obesity in the cohort of Spanish adults from the European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition. Am J Clin Nutr 86:198 – 205.

yang

dengan

Himpunan Mahasiswa Epidemiologi FKM UH. 2007. Epidemiologi

terjadinya penyakit jantung

8

rokok. Huot et al., 2004. Correlates of diet quality in the Quebec population Public Health Nutr. Dec; 7(8):1009-16 Marianne U Jakobsen, Eilis J O’Reilly, Berit L Heitmann, Mark A Pereira, Katarina Ba¨lter, Gary E Fraser, Uri Goldbourt, Go¨ran Hallmans, Paul Knekt, Simin Liu, Pirjo Pietinen, Donna Spiegelman, June Stevens, Jarmo Virtamo, Walter C Willett, and Alberto Ascherio. 2009. Major types of dietary fat and risk of coronary heart disease: a pooled analysis of 11 cohort studies1–3. Am J Clin Nutr 2009;89:1425–32. Maryono. 2002. Mitos dan fakta seputar penyakit jantung. Buana IImu Populer. Jakarta.

di kotamadya Padang Sumatera Barat). Simin Liu, Walter C Willett, Meir J Stampfer, Frank B Hu, Mary Franz, Laura Sampson, Charles H Hennekens, and JoAnn E Manson. 2000. A prospective study of dietary glycemic load, carbohydrate intake, and risk of coronary heart disease in US women1–3. Am J Clin Nutr.71:1455–61. Soeharto, I. 2001. Pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner. PT Gramedia. Jakarta Tim

Surkesnas. 2002. Survei Kesehatan Nasional, 2001. Laporan Studi Mortalitas 2001 : Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Nisa.1990. Hubungan Konsumsi Makanan dengan Kadar Kolesterol Darah (studi khusus di Rumah Sakit Khusus Jantung

9